GPU FengHua buatan Xingdong Tantang NVIDIA dan AMD Radeon

Selama ini, pasar discrete GPU dikuasai oleh 2 merek, yaitu NVIDIA dan AMD Radeon. Sudah lama sekali produsen GPU seperti S3, Matrox, dan SiS XGI tidak lagi bermain pada pasar ini. Pemain seperti Intel juga nantinya akan mengeluarkan discrete GPU. Yang saat ini sudah meluncurkan GPU discrete-nya adalah perusahaan asal Tiongkok, yaitu Xingdong dengan Fenghua.

Kita mungkin belum pernah mendengar perusahaan bernama Xingdong. Xingdong bekerja sama dengan perusahaan bernama Innosilicon dalam mendesain GPU bernama Fenghua No. 1. Innosilicon sendiri dikenal sebagai produsen cip mesin mining untuk cryptocurrency, ASIC. Tidak main-main, spesifikasi yang dimiliki oleh Fenghua No. 1 ini  pun bisa dikatakan cukup tinggi.

Fenghua No.1 merupakan GPU dengan multi chip yang menggunakan memori berbasis GDDR6X. GPU ini bahkan sudah mendukung beberapa API modern seperti DirectX, Vulkan, OpenGL, OpenCL, dan juga OpenGL ES. GPU ini juga nantinya menggunakan interface PCIe Gen 4 dan memiliki konektor seperti DisplayPort, eDP 1.4, serta HDMI 2.1. GPU ini juga dirancang untuk dapat bekerja pada beberapa sistem operasi seperti Windows, Linux, serta Android.

Kinerja dari Fenghua No. 1 memang belum muncul di dunia maya. Walaupun begitu, Xingdong mengatakan bahwa GPU ini nantinya memang ditujukan untuk PC desktop, cloud gaming, cloud gaming untuk smartphone, serta workstation. Kinerjanya tentu akan lebih kencang karena Fenghua No. 1 nantinya bakal bisa melakukan rendering dengan multi-GPU, yang kemungkinan akan mirip dengan SLI atau CrossFireX.

Apakah nantinya GPU Fenghua akan menjadi penantang NVIDIA GeForce dan AMD Radeon di pasaran, tentunya belum diketahui. Jika memang GPU ini dijual diluar negara Tiongkok, tentunya akan menjadi sebuah solusi pilihan untuk membeli sebuah GPU. Apalagi, saat ini masih terjadi kelangkaan chip yang membuat harga GPU NVIDIA dan AMD menjadi lebih tinggi.

GPU Fenghua juga kemungkinan menjadi sebuah angin segar untuk mereka yang melakukan mining. Hal tersebut dikarenakan GPU ini juga didesain oleh Innosilicon. Innosilicon sendiri memiliki banyak mesin yang digunakan untuk melakukan mining Ethereum, seperti Innosilicon A10 Pro yang secara teoritis dapat melakukan penambangan dengan kecepatan 500MHs dan menggunakan daya kurang dari 1000W.

Sumber: TomsHardware

Nvidia Rilis GPU Flagship Baru RTX 3080 Ti, RTX 3070 Ti akan Menyusul

Meskipun masih dihantui dengan keterbatasan stok karena pandemi, mining, dan juga para penimbun. NVIDIA tetap berusaha untuk menghadirkan produk barunya di 2021 ini lewat RTX 3080 Ti dan juga RTX 3070 Ti.

Varian terbaru yang lebih kencang ini diumumkan pada gelaran event virtual Computex 2021. Dua kartu grafis ultra high-end tersebut diluncurkan untuk mengisi celah di antara jajaran kartu grafis RTX 30 series mereka sebelumnya.

RTX 3080 Ti (Image credit: NVIDIA)

RTX 3080 Ti memiliki tampilan dan bahkan spesifikasi yang mendekati kakak tertingginya yaitu RTX 3090. NVIDIA melakukan peningkatan di hampir seluruh komponen untuk RTX 3080 Ti yang membuatnya jauh meninggalkan RTX 3080. Satu-satunya yang diturunkan pada RTX 3080 Ti dari pendahulunya adalah kecepatan clock (base/boost) yang kini menjadi 1,37Ghz/1,67Ghz dari sebelumnya 1,44Ghz/1,71 Ghz.

Sesaat setelah dirilis pada 3 Juni lalu, para tech reviewer langsung memberikan pendapatnya tentang pengujian mereka terhadap RTX 3080 Ti. Mayoritas mereka mengaku kecewa dengan GPU baru ini. Selain karena masalah performanya yang ternyata tak signifikan di atas RTX 3080, para reviewer juga mempertanyakan keputusan NVIDIA untuk merilis varian terbaru dari GPU flagship mereka dengan harga yang jauh lebih mahal ketimbang memenuhi permintaan para gamer terhadap kartu grafis gaming yang sudah ada.

Gamer Nexus bahkan mengatakan dalam video-nya bahwa RTX 3080 Ti ini adalah buang-buang uang karena mereka merasa bahwa GPU ini seakan memaksa para gamer untuk membeli kartu grafis yang lebih mahal dengan peningkatan yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan terutama untuk gaming. Hardware Canucks juga menyebutkan bahwa selama NVIDIA belum mampu menyetabilkan stoknya di pasaran, RTX 3080 Ti tetap akan menjadi sasaran empuk dari para penimbun yang akan menaikkan harganya gila-gilaan.

RTX 3070 Ti (Image credit: NVIDIA)

Di sisi lain, RTX 3070 TI juga mendapatkan peningkatan spesifikasi yang serupa, meskipun tidak sesignifikan RTX 3080 Ti. Sektor VRAM mendapat peningkatan generasi ke GDDR6X mengikuti kakaknya yang lebih tinggi. Meskipun besarnya masih sama dari versi non Ti yaitu 8GB. NVIDIA juga tetap memberikan peningkatan performa mulai dari CUDA cores hingga Clock (base/boost) yang bahkan membuat kebutuhan daya untuk kartu grafis baru ini menjadi 290W dari 220W di versi non Ti.

Image credit: NVIDIA

RTX 3070 Ti (Image credit: NVIDIA)RTX 3070 Ti dibanderol $599 (Rp 8,5 jutaan), naik sebesar $100 atau sekitar Rp1,5 jutaan dari versi non Ti-nya. Sedangkan RTX 3080 Ti dibanderol $1.199 (Rp 17 jutaan), jauh meninggalkan versi non Ti-nya yang dibanderol $699 (Rp10 jutaan).

Harga di atas adalah untuk varian Founder Edition dari NVIDIA, sedangkan untuk versi reference dari brand-brand lain tentu harganya akan bervariasi. RTX 3080 Ti sendiri kini sudah dirilis resmi ke pasaran, sedangkan RTX 3070 Ti akan dirilis nanti tanggal 10 Juni 2021.

GeForce Gigabyte Rainbow Six Siege Attack Siap Digelar Pekan Depan

Memasuki era new normal, esports nyatanya dapat beradaptasi dengan lebih baik dibandingkan industri lainnya. Dengan terbatasnya ruang gerak dan mobilitas manusia dalam jumlah besar, menjadikan peningkatan yang sangat signifikan pada aktivitas di dunia maya.

Tidak dapat dipungkiri kini esports menjadi salah satu pilihan teratas unutk dijadikan aktivitas yang produktif ataupun sekadar mengisi waktu luang selama periode pembatasan fisik. Sejauh ini terpantau juga secara perlahan tumbuh tren positif dari konsumsi konten esports sejak pembatasan fisik diberlakukan.

Adapun gelaran turnamen GeForce Gigabyte Rainbow Six Siege Attack digelar sebagai dukungan terhadap ekosistem esports di Indonesia. Dengan saling berkolaborasi dan menyelenggarakan turnamane ini, diharapkan komunitas gamers Rainbow Six Siege bisa mendapatkan tempat untuk saling bertanding dan mengasah kemampuan mereka.

via: Indoesports
via: Indoesports

Rencananya gelaran turnamen GeForce Gigabyte Rainbow Six Siege Attack akan berlangsung pada tanggal 4-6 September 2020. Tidak terlupa total prizepool hingga puluhan juta sudah dipersiapkan bagi tim yang keluar sebagai juara.

Setiap pemenang secara berturut-turut akan berhak atas pembagian hadiah sebagai berikut. Juara 1 akan mendapatkan hadiah sebesar 10 juta Rupiah, Runner-Up mendapatkan hadiah 7 juta Rupiah, dan Juara 3 berhak atas hadiah 3 juta Rupiah.

Periode pendaftaran sudah dibuka dari tanggal 20 Agustus hingga 2 September 2020. Persiapkan diri dan skuad andalan untuk bisa berlaga dalam gelaran turnamen ini.  Pastikan Anda melakukan pendaftaran hanya di laman resmi INDOESPORTS, sila klik tautan ini. Pendaftaran dapat dibuka bagi skuad maupun individu. tidak perlu khawatir, pendaftar individu nantinya akan dibuatkan skuad secara acak.

Gelaran GeForce Gigabyte Rainbow Six Siege Attack akan semakin terasa panas dan meriah dengan kehadiran Yudi “justincase” Anggi dan Wibi “8Ken” Irbawanto sebagai shoutcaster yang tidak asing lagi bagi komunitas gamers Rainbow Six Siege. Keduanya sudah kerap kali muncul memandu dan memberikan komentar serta analisisnya bagi game bergenre FPS.

Kehadiran NVIDIA iCafe sebagai gaming hub diharapkan dapat turut mendukung kemajuan DNA perkembangan esports dalam negeri dan menjadi wadah untuk mengembangkan potensi rookie gamers dan mengasah talenta-talenta esports Rainbow Six Siege lainnya supaya mampu berprestasi di level yang lebih tinggi lagi di masa depan.

GeForce GALAX PUBG Attack Wadahi Pemain PUBG yang Haus Akan Kompetisi

Belakangan, skena PUBG (Steam) lokal kembali berdenyut. Salah satunya setelah Bluehole mengumumkan PUBG Indonesia Series 2020, yang menjadi jalan bagi pejuang kompetitif PUBG lokal untuk menuju ke skena Asia Pasifik. Namun ternyata tidak hanya itu saja, ada juga turnamen PUBG lainnya yang akan mewadahi para pemain PUBG Indonesia yang haus akan kompetisi.

Diadakan oleh GeForce dan GALAX, turnamen bertajuk GeForce GALAX PUBG Attack ini memiliki total hadiah sebesar Rp35 juta rupiah untuk diperebutkan. Turnamen diselenggarakan mulai Mei hingga Juni 2020 mendatang. Fase pertama adalah fase pendaftaran. Dibuka sejak 26 Mei lalu, Anda yang tak sabar ingin berkompetisi bisa segera mendaftar, karena pendaftaran akan ditutup pada 15 Juni 2020 mendatang. Untuk mendaftar, Anda bisa pergi ke tautan: bit.ly/geforcegalaxattack.

Sumber: Rilis Resmi
Sumber: Official NVIDIA

Gelaran kompetisi ini juga dilakukan selaras dengan kampanye yang dilakukan oleh perusahaan pembuat kartu grafis asal Amerika Serikat tersebut. Dalam kampanye bertajuk “Frames Wins Game” turnamen ini ingin menyampaikan bahwa semakin besar jumlah frames per second dalam video game maka semakin besar kesempatan Anda menuju kemenangan.

Memang, korelasi antara besaran FPS dengan kemungkinan Anda untuk menang masih menjadi satu perdebatan tersendiri. Walau 144 fps sudah menjadi standar untuk pertandingan esports, namun pemain kasual cenderung masih mempertanyakan hal ini.

Jadi apakah semakin tinggi besaran FPS maka akan semakin cepat juga respon Anda? Mungkin Anda bisa menemukan jawabannya dari riset yang dilakukan oleh salah satu tech YouTuber ternama, Linus Tech Tips.

Pertandingan GeForce GALAX PUBG Attack akan berlangsung selama 3 hari, mulai dari 19 hingga 21 Juni 2020 mendatang, dan dilakukan secara online. Tanggal 19 dan 20 Juni merupakan pertandingan kualifikasi, ditutup dengan babak Grand Final yang diadakan pada 21 Juni 2020 mendatang.

Memperebutkan total hadiah sebesar Rp35 juta, GeForce GALAX PUBG Attack tak hanya memberikan hadiah uang tunai saja, tetapi juga berupa produk kartu grafis GALAX GeForce. Jadi bagi Anda yang kartu grafisnya sedikit ketinggalan zaman, memenangkan turnamen ini bisa jadi kesempata untuk upgrade PC gratisan. Berikut pembagian hadiah untuk GeForce GALAX PUBG Attack.

  • Juara Satu: Rp. 10.000.000 + GALAX GeForce RTX™ 2060 Super 1-CLICK OC
  • Peringkat 2: Rp. 5.000.000 + GALAX GeForce RTX™ 2060 1-CLICK OC
  • Peringkat 3: Rp. 3.000.000 + GALAX GeForce® GTX 1660 super EX 1-Click OC
  • Peringkat 4: Rp. 2.000.000 + Voucher Rp. 400.000 untuk pembelian VGA

Bagaimana? Apakah Anda sudah punya tim? Sudah latihan? Persiapkan diri untuk kompetisi ini, hitung-hitung sebagai pendinginan setelah PUBG Indonesia Series 2020.

[Review] Membandingkan Kinerja 3 Laptop Gaming Dell: G3, G5, dan G7

Memilih sebuah laptop untuk bermain game memang sepertinya mudah. Hal tersebut dikarenakan laptop gaming memiliki spesifikasi yang tinggi yang mampu menjalankan berbagai macam game. Sebuah vendor, seperti Dell, pun mengeluarkan berbagai macam model untuk menarik minat konsumennya. Tiga di antaranya adalah Dell G3, G5, dan G7.

Dell G3

Ketiga laptop gaming ini datang ke meja pengujian Dailysocial sekitar 2-3 minggu sebelum pemberlakuan PSBB. Sayang memang, hal tersebut membuat saya cukup kesulitan karena beberapa bahan benchmark ada di server kantor. Selain itu, ada beberapa hal yang membuat artikel ini bisa tayang dengan waktu yang cukup lama. Oke… cukup curhatnya…

Dell G7

Ketiga laptop yang datang menggunakan satu prosesor yang sama, yaitu Intel Core i7 9750H. Dimensi layar yang digunakan juga sama-sama 15 inci. Hal ini tentu saja sudah membuat nyaman orang yang ingin bermain game pada sebuah laptop. Yang membedakan adalah spesifikasi lainnya yang dipasang pada ketiga laptop ini seperti graphics card, RAM, dan lain sebagainya.

Spesifikasi lengkap dari ketiga laptop gaming tersebut adalah sebagai berikut:

G3 G5 G7
Prosesor Intel Core i7 9750H 6C 12T 2,6 GHz Turbo 4,6 GHz
GPU NVIDIA GeForce GTX 1660 Ti NVIDIA GeForce GTX 1650 NVIDIA GeForce RTX 2060
RAM 8 GB DDR4 2666 MHz Dual 8 GB DDR4 2666 MHz Dual 16 GB DDR4 2666 MHz Dual
Layar 15,6″ 1080p 15,6″ 1080P 15,6″ 1080P 144Hz
Storage 512 GB SSD 256 GB SSD + 1 TB HDD 256 GB SSD + 1 TB HDD
Port 1x HDMI 2.0
1x SuperSpeed USB 3.1
2x USB 2.0
1x USB-C DisplayPort
1x RJ45
1x Standard SD Card slot
1x Wedge Lock slot
1x Headphone/Mic
1x Power-in
1x HDMI 2.0
3x SuperSpeed USB 3.1 Gen 1
1x 2-in-1 SD Card slot
1x Wedge lock slot
1x Headphone/Mic
1x USB-C™ DisplayPort
1x RJ45
1x Mini DisplayPort
1x RJ-45 Gigabit Ethernet Port
1x HDMI 2.0
3x SuperSpeed USB 3.1 Gen 1
1x 2-in-1 SD Card slot,
1x USB-C DisplayPort
1x RJ45
1x USB-C DisplayPort / Thunderbolt2
1x Mini DisplayPort3
1x RJ-45 Gigabit Ethernet Port
1x Headphone Jack
Dimensi 365.5 x 254 x 21.6 mm 364.3 x 273.4 x 23.7 mm 364.3 x 273.4 x 19.9 mm
Bobot 2.34 kg 2.68 kg 2.498 kg

Dell G5

Berikut adalah hasil CPUZ dari Dell G3

Hasil CPUZ untuk Dell G5 adalah sebagai berikut

Dan terakhir, inilah hasil CPUZ dan GPUZ dari Dell G7:

Ketiga laptop ini memang sudah teruji mampu menjalankan game-game kelas atas yang beredar saat ini. Oleh karena ketiganya datang langsung ke meja pengujian tim DailySocial, saya pun ingin mengetahui seberapa kencang ketiganya. Oleh karena itu, saya membandingkan kinerja ketiganya.

Dell G7 Back

Sebagai informasi, Dell G3 merupakan laptop yang paling murah di antara ketiganya. Dell G3 3590 yang datang memiliki harga Rp. 16.999.000. Sedangkan Dell G5 5590 memiliki harga Rp. 18.999.000. Terakhir, Dell G7 7590 dijual dengan harga Rp. 29.699.000.

Ketiganya memang memiliki bobot yang berat, lebih dari 2 KG. Oleh karena itu, ketiga laptop ini memang tidak cocok untuk dibawa kemana-mana, kecuali ada suatu acara tertentu. Ketiganya juga lebih cocok untuk dijadikan sebagai komputer pengganti desktop.

Bising memang sudah menjadi bagian dari sebuah laptop gaming. Hal tersebut pun juga terjadi pada laptop Dell G3, G5, dan terutama G7. Memang lumrah, karena memang kinerja tinggi akan menghasilkan panas yang berlebih sehingga kipas akan berputar lebih kencang saat suhunya meningkat.

Kinerja

Tiba saatnya saya menyajikan data benchmarking dari ketiga laptop gaming yang saya uji. Dengan menggunakan prosesor Intel generasi ke 9, kinerjanya bisa dipastikan ada pada tingkat yang tinggi pada saat ini. Penggunaan enam inti dan dua belas thread pada Core i7 9750H memang akan membuat lancar setiap software yang dijalankan pada laptop-laptop ini.

Untuk pertama kali, mari kita uji bagaimana kinerja prosesor yang terpasang. Walaupun menggunakan prosesor yang sama, belum tentu kinerjanya akan sama antara satu dengan yang lainnya. Kinerjanya memang bakal terpaut sedikit, namun pendingin yang terpasang juga akan mempengaruhi kinerjanya.

Setelah melakukan pengujian selama tiga kali, entah mengapa kinerja prosesor yang dipasang pada Dell G5 memiliki kinerja paling rendah dalam perbandingan kali ini. Masih tergolong kencang, namun tidak sekencang G3 dan G7. Masih belum diketahui apakah memang unit yang saya dapatkan memiliki masalah pada sisi pendinginnya atau tidak.

Selanjutnya, mari kita lihat benchmark yang lebih condong pada pemakaian GPU

Jelas, G5 memang memiliki kinerja yang paling rendah di antara ketiganya karena menggunakan NVIDIA GeForce GTX 1650. Sedangkan G7 mengungguli ketiganya dengan RTX 2060. Namun, kinerja ketiganya memang sudah tergolong tinggi untuk sebuah laptop gaming.

Terakhir, saya mencoba bermain beberapa game yang menjadi basis pengujian laptop game. Bagi game yang tidak memiliki mesin pengukur frame rate, saya menggunakan MSI Afterburner untuk mengukurnya, terutama saat dijalankan pada mode Direct X 12. Berikut adalah hasilnya

Semua game dijalankan pada seting tertinggi dengan resolusi 1920×1080. Hasilnya, ketiga laptop bisa dengan nyaman memainkan game dengan resolusi tersebut. Namun, dapat dilihat lagi-lagi Dell G5 tidak mampu bersaing dengan dua saudaranya karena menggunakan NVIDIA GTX 1650 serta kinerja prosesor yang tidak sekencang G3 dan G7.

Baterai

Menguji baterai pada ketiga laptop ini masih menggunakan metode yang sama dengan pengujian laptop lainnya: menonton video. Saya menggunakan sebuah video MP4 yang di loop dari baterai 100% hingga laptop mati sendiri. Dan sedikit anomali terjadi di sini.

Saya menggunakan firmware paling akhir yang ada untuk ketiga laptop. Dan baterai pun secara default ada pada profile bernama Dell. Sepertinya profile yang satu ini tidak dapat diutak atik, sehingga walaupun saya set agar laptop tidak auto shutdown saat didiamkan beberapa saat, hal tersebut tidak berlaku. Laptop mati!

Workaround-nya adalah dengan memilih profile Balanced dan memilih never pada pilihan auto shutdown. Pengujian dilakukan selama tiga kali dari baterai penuh hingga mati.

Dell G3 mendapatkan daya tahan baterai hingga 2:02:16 jam. Sedangkan Dell G5 mendapatkan daya tahan baterai paling panjang, yaitu 2:33:31 jam. Dell G7 merupakan yang paling boros baterai, hanya mendapatkan 1:37:53 saja.

Verdict

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ketiga laptop Dell yang dipasarkan untuk para gamers ini memiliki kinerja yang tinggi. Menggunakannya untuk bermain game, melakukan rendering, serta bekerja memang membuat penggunanya menjadi nyaman karena tidak akan menemukan lag.

 

Dari hasil yang ada, secara pribadi, saya menemukan bahwa laptop gaming terbaik pada perbandingan kali ini adalah Dell G3. Laptop ini memang hanya menggunakan SSD 512 GB yang kecil, namun kinerja berbanding harganya memang paling baik di antara ketiganya.

Dell G7 merupakan yang terkencang dengan NVIDIA GeForce RTX 2060-nya. Namun, kinerja tersebut memang harus dibayar dengan harga yang cukup menjulang tinggi. Walaupun begitu, spesifikasi yang diberikan juga lebih baik dibandingkan G3 dan G5. Jadi, jika Anda membutuhkan kinerja yang ekstra tinggi, Dell G7 adalah pilihannya.

Dell G5 merupakan yang memiliki kinerja tinggi, namun masih di bawah kedua saudaranya yang ikut dalam perbandingan kali ini. Akan tetapi, laptop yang satu ini memiliki port dan storage yang lebih besar dibandingkan G3, membuatnya memiliki harga yang pantas. Jadi jika Anda membutuhkan penyimpanan yang lebih besar serta ports yang lebih lengkap, Dell G5 adalah pilihannya.

Gamer Hardcore? Ini Dia Kartu Grafis Nvidia GeForce RTX Edisi Cyberpunk 2077

Bukan hal baru bagi developer game dan vendor hardware untuk berkolaborasi dalam menciptakan produk edisi terbatas. Produsen console berkali-kali melakukannya: Sony lewat PlayStation 4 versi God of War, Marvel’s Spider-Man dan Death Stranding. Sementara itu, Microsoft punya Xbox One X bertema Gears 5, controller Xbox berpermukaan rumput edisi FIFA hingga gamepad anti-minyak PlayerUnknown’s Battlegrounds.

Di segmen PC sendiri, edisi terbatas lebih sering ditemukan pada gaming gear dan aksesori ketimbang hardware. Nvidia ialah satu dari sedikit nama yang menyediakan komponen bertema spesial. Di tahun 2017 menjelang perilisan Star Wars: Battlefront II, perusahaan teknologi grafis itu meluncurkan GPU Titan Xp dengan desain ala Jedi dan Imperial. Dan setelah sempat di-tease sebelumnya, Nvidia resmi menyingkap kartu grafis GeForce edisi Cyberpunk 2077.

GeForce RTX 2080 Ti Cyberpunk 2077 Edition 1

Tema game Cyberpunk 2077 diterapkan pada unit RTX 2080 Ti. Nvidia mengganti warna hitam dan abu-abu metalik di Founders Edition dengan kuning-hitam, lalu membubuhkan logo permainan di sisi atas. Nvidia juga mengubah cahaya LED hijau di tulisan GeForce RTX menjadi biru muda. Selain garis-garis dan decal futuristis, wujud kartu grafis secara keseluruhan tidak berbeda jauh versi Founder. GPU tetap memanfaatkan sepasang kipas untuk menjinakkan panas.

GeForce RTX 2080 Ti memang bukan hardware murah, tapi bahkan seandainya uang bukan masalah bagi Anda, GPU edisi Cyberpunk 2077 ini tidak dijual. Untuk memilikinya, Anda harus mengikuti program undian/sweepstakes – dengan me-retweet video yang di-posting Nvidia di Twitter kemudian men-tag seorang kawan yang ‘juga bersemangat menanti Cyberpunk 2077 seperti Anda’. Jika beruntung, Anda berdua masing-masing akan mendapatkan GPU istimewa tersebut.


Nvidia hanya memproduksi 200 buah GeForce RTX 2080 Ti Cyberpunk 2077 Edition, dan 77 unit disiapkan buat dibagikan ke komunitas gamer PC. Program sweepstakes akan berlangsung hingga tanggal 28 Februari 2020. Mungkin satu hal yang mengecewakan adalah, Nvidia memberi nama yang panjang dan kurang atraktif bagi GPU edisi terbatas ini. Padahal, sangat keren (dan lebih mudah diingat) jika mereka memanggilnya GeForce RTX 2077.

Awalnya dijadwalkan untuk dirilis di bulan April besok, peluncuran Cyberpunk 2077 diundur ke September 2020 karena CD Projekt Red membutuhkan lebih banyak waktu buat memoles dan melakukan sejumlah pengujian. Saat ini developer tengah mencurahkan perhatian mereka untuk menyempurnakan konten single-player. Mode multiplayer rencananya baru akan tiba secepat-cepatnya di tahun 2022.

GeForce RTX 2080 Ti Cyberpunk 2077 Edition 2

Selain Windows PC, Cyberpunk 2077 juga akan tersedia di Xbox One dan PlayStation 4. Sejauh ini CD Projekt Red belum mengonfirmasi keberadaan dari versi PS5 serta Xbox Series X-nya, namun kita tahu mereka didukung fitur backward compatibility, jadi ada kemungkinan game tetap bisa dijalankan di dua console next-gen tersebut.

Via PC Gamer.

Lepas Status Beta, GeForce Now Resmi Meluncur dan Siap Menyaingi Stadia

Dahulu dikenal sebagai Nvidia Grid, GeForce Now merupakan upaya sang rakasasa teknologi grafis dalam menyediakan platform cloud gaming. Di masa uji coba beta yang dimulai pada tahun 2013, Nvidia telah melakukan berbagai eksperimen, misalnya lewat pengadaan fitur ‘buy and play‘ serta virtual desktop. Selama beta berlangsung, GeForce Now bisa diakses dari Windows, Mac serta perangkat Shield (Portable, Tablet dan Console).

Tujuh tahun berselang, pagi ini GeForce Now resmi melepaskankan status beta-nya dan meluncur secara lebih luas. Kehadirannya tentu saja akan meramaikan ranah gaming on demand, tapi perlu ditekankan bahwa metode penyajiannya cukup berbeda dari Stadia. GeForce Now tidak mencoba menawarkan pengalaman gaming ala console, namun menjanjikan kemudahan akses ke konten-konten di platform yang sudah ada – mirip Skyegrid atau Shadow.

GeForce Now 1

Nvidia menghidangkan GeForce Now dalam dua tingkatan, yaitu gratis dan berbayar bertajuk Founder. Untuk menggunakannya, kita harus mendaftar (tidak dipungut biaya) dan memiliki game-nya terlebih dulu, bisa dibeli dari Steam, Epic Games Store atau Battle.net. Opsi gratis cocok buat mencoba, sedangkan keanggotaan premium menyuguhkan teknologi eksklusif yang belum pernah ada di layanan cloud gaming sebelumnya.

Pengguna GeForce Now gratis dipersilakan menikmati video game via cloud selama satu jam. Setelah waktu tersebut habis, kita diharuskan buat memulai sesi dari awal. Anda bisa segera bermain lagi, namun jika ada banyak orang yang menggunakan layanan ini, Anda perlu mengantre. Tentu saja, sejumlah fitur premium tidak hadir di versi gratis tersebut.

GeForce Now 2

Dengan menjadi pelanggan Founder, Anda dihidangkan teknologi ray tracing tanpa perlu memiliki PC berkartu grafis GeForce RTX serta mendapatkan sesi bermain selama enam jam. Beberapa judul yang telah didukung ray tracing di GeForce Now meliputi Wolfenstein: Youngblood, Call of Duty: Modern Warfare, Metro Exodus, dan Deliver Us the Moon. Menariknya lagi, biaya berlangganan GeForce Now juga sangat terjangkau, hanya US$ 5 per bulan selama setahun plus gratis di tiga bulan pertama (ada kemungkinan Nvidia akan mengubah harganya di waktu ke depan).

Kapabilitas lain yang membuat GeForce Now lebih unggul dibanding Stadia adalah, kita tak perlu membeli game lagi jika sudah memilikinya. Pengguna hanya tinggal menyambungkan akun Steam atau Epic Store mereka. Saat ini, GeForce Now mendukung lebih dari 100 permainan, minus beberapa judul semisal Control dan Red Dead Redemption 2. Nvidia juga berencana untuk memperluas dukungan platform sehingga layanan dapat digunakan via Chromebook.

Satu hal yang perlu digarisbawahi ialah, GeForce Now belum tersedia merata di seluruh dunia. Pengguna harus bertempat tinggal di dekat data center agar layanan dapat tersaji lancar. Perusahaan kabarnya memiliki sembilan data center di Amerika Serikat, lima di Eropa, dua di Jepang dan satu di Korea Selatan. Selain itu, kita membutuhkan internet berkecepatan minimal 15Mbps, dengan rekomendasi 25Mbps dan jaringan wireless 5GHz.

Via PC Gamer & TechCrunch.

[Review] ASUS Vivobook Pro F570Z: Laptop Kencang AMD Ryzen dan NVIDIA

Jika kita membeli sebuah laptop, biasanya spesifikasi prosesor dan kartu grafis yang terpasang adalah antara Intel dengan NVIDIA Geforce, Intel dengan AMD Radeon, atau APU AMD dengan Radeon. Sangat jarang kita akan melihat laptop dengan prosesor AMD dipasangkan dengan kartu grafis dari NVIDIA. Tapi di tahun 2019 ini, semua itu sepertinya akan berubah, seperti sebuah laptop dari ASUS ini.

ASUS VivoBook Pro F570Z

ASUS belum lama ini meluncurkan laptop dengan nama Vivobook Pro F570Z. Laptop ini menggunakan prosesor Ryzen 5 yang saat ini sudah umum digunakan pada laptop-laptop mainstream. Akan tetapi, kartu grafis yang digunakan bukanlah AMD Radeon seperti hampir semua laptop dengan prosesor AMD. ASUS pun memasangkan kartu grafis NVIDIA Geforce pada laptop ini.

Penggabungan Ryzen dengan GeForce merupakan yang pertama kali dilakukan oleh ASUS. ASUS sendiri mengklaim bahwa mereka akan dapat memberikan kinerja ekstra dengan “ramuan” terbaru mereka ini. Walaupun begitu, laptop dengan penggabungan Ryzen+GeForce ini tidak ASUS masukkan ke dalam lini gaming mereka.

Spesifikasi lengkap dari laptop ASUS Vivobook Pro F570z adalah sebagai berikut

Prosesor Ryzen 5 2500u
GPU AMD VEGA 8 / NVIDIA GeForce GTX 1050
RAM 8 GB DDR4 2400MHz Single Channel
Storage HDD Toshiba 1 TB
Layar 15,6 inci 1920×1080
OS Windows 10
Bobot 1.96 KG
Dimensi 374 x 256 x 21.9 mm
Baterai 3 cell 48 Wh

Satu yang cukup disayangkan pada spesifikasi yang diberikan adalah pemasangan RAM dengan mode single channel. Hal ini tentu saja mengurangi kinerja dari kedua kartu grafis yang ada. Hal tersebut juga mungkin sengaja dilakukan oleh ASUS mengingat laptop yang satu ini tidak termasuk dalam lini gaming.

Spesifikasi menurut CPU-Z dan GPU-Z adalah sebagai berikut

Desain

Tidak seperti kebanyakan VivoBook yang dikeluarkan oleh ASUS, F570Z ini sepertinya didesain dengan bentuk yang menarik untuk para gamer. Bagian atas dari F570z memiliki garis-garis lekukan yang mirip dengan seri gaming mereka. Dengan warna yang disebut “Reaper Black“, membuat laptop ini terkesan cukup “gahar”.

ASUS VivoBook Pro F570Z - Sebelah Kiri

Saat bagian atasnya dibuka, akan terlihat sebuah desain keyboard chiclet penuh pada laptop ini. Hal itu berarti Anda akan menemukan tombol numerik pada bagian kanannya. Papan ketik ini juga dilengkapi dengan LED backlit yang akan menyala saat dibutuhkan. Di bagian bawah keyboard-nya terdapat ruang palm rest yang cukup lebar.

Keyboard

Pada bagian tengah dari palm rest tersebut terdapat sebuah touch pad yang digunakan untuk menggantikan mouseTouch pad  ini sendiri juga memiliki beberapa fungsi gesture yang bisa diaplikasikan layaknya menggunakan layar sentuh. Pada bagian kanan atas dari touch pad ini terdapat sebuah pemindai sidik jari untuk sistem keamanan yang lebih baik.

ASUS VivoBook Pro F570Z - Sebelah Kanan

Vivobook Pro F570Z menggunakan layar dengan dimensi 15,6 inci yang cocok untuk bermain game dan melakukan editing. Resolusi yang dimiliki laptop ini adalah 1920 x 1080. Dengan layar bertipe TN (Twisted Nematic), ASUS mengklaim bahwa F570z memiliki color gamut 45% NTSC.

Untuk slot ekspansi pada sisi kanan terdapat sebuah slot MicroSD, slot USB Type-C, HDMI, USB 3.1 Gen 1, Gigabit Ethernet, dan slot daya untuk mengisi baterai. Untuk bagian kirinya akan ditemukan dua slot USB 2.0 dan audio 3.55 mm.

Pengujian

ASUS menjual Vivobook F570Z dengan dua jenis prosesor: Ryzen 7 2700U dan Ryzen 5 2500U. Unit yang kami dapatkan menggunakan Ryzen 5 2500U dengan grafis terintegrasi VEGA 8. Untuk kartu grafis terpisahnya, laptop ini menggunakan NVIDIA GeForce 1050 yang cukup bertenaga.

Sayangnya, konfigurasi RAM single channel akan memangkas kinerja dari GeForce 1050. Oleh karena itu, kami belum bisa mendapatkan kinerja terbaik dalam bermain game dengan resolusi 1080p. Jadi, jangan berharap untuk mendapatkan seting game terbaik pada resolusi ini. Oleh karena itu, bereksperimenlah lebih jauh untuk menemukan seting terbaik dari laptop ini pada game-game kesukaan Anda.

Berikut ini adalah hasil benchmark sintetis dengan menggunakan beberapa software.

Tidak lupa kami menggunakan beberapa game yang kami pasang pada resolusi 1080p. Shadow of Tomb Raider tidak dapat kami jalankan pada resolusi 1080p walau dengan resolusi rendah. Lainnya kami pasang dalam preset medium. Dan untuk GTA V, kami berhasil memasangnya dalam preset Very high.

ASUS F570z - benchmark Game 1080

Kami pun menguji ketahanan baterai dengan menggunakan sebuah video MP4 dengan resolusi 1080p yang kami putar berulang-ulang. Dan kami mendapatkan daya tahan baterai selama 5 jam 2 menit. Hal ini menandakan bahwa ASUS Vivobook Pro F570Z dapat dipakai dalam waktu yang cukup lama.

Verdict

Seiring dengan matangnya arsitektur yang AMD miliki, membuat Ryzen akhirnya dilirik oleh banyak orang. Akan tetapi, layanan grafis dari NVIDIA juga tidak kalah menariknya untuk dimiliki oleh para gamer on budget maupun editor foto dan video. Di sinilah ASUS tawarkan sebuah laptop yang tidak hanya menggunakan Ryzen 5 2500U, tetapi juga menggunakan NVIDIA GeForce 1050.

Penggabungan kedua merek besar itu berbuah kinerja yang sungguh tidak bisa dipandang sebelah mata. Walaupun sangat disayangkan, RAM yang terpasang hanya menggunakan mode single channel. Akan lebih baik jika pengguna menambahkan satu keping lagi untuk mengoptimalkan kinerja yang dimiliki.

Desain yang dimiliki oleh laptop ini juga patut diperhitungkan. Para editor dan gamer biasanya akan mencari sebuah notebook yang memiliki keyboard lengkap dengan numpad.  Hal ini juga yang ditawarkan ASUS pada F570z-nya.

ASUS menjual laptop ini dengan harga Rp. 11.799.000. Untuk sebuah laptop mainstream, harga tersebut cukup tanggung dan sedikit mahal. Menambah sedikit, Anda bisa mendapatkan seri TUF dari ASUS yang memiliki spesifikasi lebih baik. Sedangkan laptop yang hanya menggunakan Ryzen 5 2500U pun harganya cukup jauh di bawah Rp. 11 jutaan.

Sparks

  • Desain untuk gamer
  • Responsif
  • Dimensi cukup tipis
  • Kinerja baik
  • Daya tahan baterai cukup baik

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Belum menggunakan SSD
  • RAM Single Channel

Nvidia Luncurkan Lini GPU RTX Super, Hadirkan Peningkatan Performa dalam Harga yang Sama

Belum ada satu tahun sejak Nvidia mengumumkan lini GPU GeForce RTX, akan tetapi mereka merasa sudah waktunya untuk melakukan penyegaran. Saya bilang penyegaran karena yang kita temui bukanlah seri RTX kepala 3, melainkan masih RTX kepala 2, tapi yang sudah diimbuhi embel-embel “Super”.

Sejauh ini yang diperkenalkan baru tiga model: RTX 2060 Super, RTX 2070 Super, dan RTX 2080 Super. Dua yang terakhir secara resmi menggantikan pendahulunya yang non-Super, sedangkan RTX 2060 non-Super masih akan tetap dipasarkan dengan harga yang lebih murah ($349).

Dibandingkan dengan pendahulunya, lini RTX Super ini disebut menghadirkan peningkatan performa sebanyak 25% secara rata-rata. Memang tidak terlampau signifikan, dan itulah mengapa nomor modelnya juga belum berubah.

RTX 2070 Super

Secara teknis, ketiga model Super ini mengusung jumlah CUDA core dan texture unit yang lebih banyak ketimbang sebelumnya. Base clock dan boost clock-nya pun juga ikut naik. Khusus untuk RTX 2060 Super, ada peningkatan di sektor memory yang cukup melimpah: kapasitasnya naik dari 6 GB menjadi 8 GB, bus width-nya menjadi 256-bit, bandwith-nya menjadi 448 GB/s, dan kecepatannya menjadi 14 GHz.

Mungkin ini yang menjadi alasan mengapa Nvidia memutuskan untuk masih menjual RTX 2060 non-Super, sebab peningkatan yang dibawa varian Super-nya cukup drastis, setidaknya di atas kertas. Satu hal yang tak boleh dilupakan, peningkatan performa ini juga berarti ada penurunan efisiensi. Meski tidak terlalu besar, setidaknya konsumen harus tetap jeli, terutama yang kapasitas PSU-nya memang cukup terbatas.

RTX 2080 Super

Terlepas dari itu, kekurangan lini RTX Super ini masih sama seperti sebelumnya, yakni minimnya jumlah game yang tergolong “RTX-ready“, setidaknya untuk sekarang. Semuanya hanya masalah waktu, tapi ini tentu bisa mempengaruhi niat konsumen untuk meng-upgrade GPU.

Rencananya, RTX 2060 Super dan RTX 2070 Super bakal dipasarkan mulai 9 Juli mendatang dengan harga yang sama seperti sebelumnya, masing-masing di angka $399 dan $499. RTX 2080 baru akan menyusul pada tanggal 23 Juli dengan banderol $699.

Sumber: Ars Technica dan Nvidia.

Teknologi Ray Tracing Akan Hadir di Kartu Grafis GeForce GTX

Deep learning super-sampling dan real-time ray tracing merupakan dua dari deretan fitur yang menjadi daya tarik utama kartu grafis anyar Nvidia, GeForce RTX. DLSS ialah teknologi berbasis AI, difokuskan buat mendongrak frame rate. Ray tracing sendiri dihadirkan untuk meningkatkan kualitas grafis, terutama dari aspek bayangan dan pencahayaan. Bagi gamer, bagian inilah yang paling mencuri perhatian.

Pertanyaan yang sering terdengar dari pengguna GPU Nvidia generasi sebelumnya adalah, apakah ray tracing merupakan alasan kuat untuk beralih ke RTX? Sebuah jawaban yang tak diduga tersingkap di Game Developers Conference 2019. Di sana, Nvidia mengumumkan bahwa fitur ray tracing akan dihadirkan buat GeForce GTX sehingga pemiliknya bisa mencicipi kecanggihan teknologi grafis itu dan (mungkin) dapat lebih memahami mengapa RTX dibanderol di harga tinggi.

Dalam waktu dekat, ray tracing akan mendarat via Game Ready Driver, di kartu grafis GTX kelas menengah hingga model-model yang lebih canggih – baik varian desktop, laptop ataupun Max-Q. Daftarnya meliputi GTX 1060 6GB sampai GTX 1080 Ti, termasuk GTX 1660 dan 1660 Ti. Kedua model tersebut ialah GPU berarsitektur Turing yang lebih terjangkau, tapi awalnya tidak dibekali real-time ray tracing.

Di GDC 2019, product management director GeForce Justin Walker menjelaskan keinginan mereka agar puluhan juta konsumen bisa menjajal ray tracing  hingga tingkatan tertentu. Langkah ini mendapatkan lampu hijau dari Epic Games dan Unity Technologies sebagai dua nama besar di ranah pengembangan engine game. Dan dengan dapat diaksesnya ray tracing di GTX, Nvidia sepertinya ingin agar ada lebih banyak developer mendukung DXR (DirectX Raytracing).

Ray Tracing GTX 3

Meski terdengar menggembirakan, kita perlu menggarisbawahi kalimat ‘hingga tingkat tertentu’ tadi. Tentu saja hanya RTX yang mampu menghidangkan ray tracing paling optimal. Bahkan GTX 1080 Ti tetap akan kewalahan tanpa adanya RT dan tensor core. Di uji coba internal Nvidia, kartu grafis Pascal top-end kelas konsumen itu cuma bisa menyuguhkan 18-frame rate per detik saat Metro Exodus dijalankan di resolusi 1440p dengan ray tracing menyala.

Ray Tracing GTX 2

Perlu diketahui pula bahwa penerapan ray tracing di tiap permainan berbeda-beda. Di Metro Exodus, fitur grafis ini dimanfaatkan buat menciptakan efek ‘global illumination‘ yang mensimulasikan pencahayaan seperti aslinya. Ia adalah satu dari sejumput game yang menunjukkan pada dunia potensi dari teknologi tersebut. Sedangkan di Battlefield V, ray tracing hanya dititikberatkan pada aspek bayangan dan pantulan objek. Itu artinya secara teori, GeForce GTX dapat menangani ray tracing di Battlefield V lebih baik dibanding Metro Exodus.

Ray Tracing GTX 1

Nvidia belum menyampaikan secara spesifik tanggal pelepasan ray tracing di GeForce GTX, tetapi berdasarkan informasi dari Polygon, ada dugaan kuat driver anyar mereka akan dirilis pada bulan April besok.

Sumber tambahan: Engadget.