[Review] Vivo X70 Pro: Gunakan Mediatek Dimensity 1200 dengan Desain Cantik dan Kamera Zeiss Memukau

Setelah sukses dengan smartphone Vivo X60 Pro, tentu saja produsen smartphone asal Tiongkok ini harus mempertahankan posisinya. Oleh karena itu, Vivo saat ini sudah meluncurkan sang penerus dari perangkat yang menggunakan kamera dengan lensa Zeiss. Smartphone penerus tersebut memiliki nama Vivo X70 Pro, yang saat ini sudah saya gunakan selama hampir 1 bulan penuh.

Dibandingkan dengan perangkat sebelumnya, Vivo menambahkan 1 lapisan lagi pada kamera X70 Pro, Lapisan tersebut bernama Zeiss T*lens coating yang akan mengurangi pantulan atau efek cahaya yang tidak diinginkan dalam foto. Lapisan ini telah digunakan pada Vivo X60 Pro+ yang tidak masuk ke wilayah Indonesia. Pada perangkat yang satu ini, Vivo juga masih mempertahankan fitur yang menstabilkan gambar yang disebut Gimbal.

Vivo juga mengganti produsen SoC pada X70 Pro. Pada X60 Pro, Vivo menggunakan Snapdragon 870 yang digantikan dengan Mediatek Dimensity 1200 pada X70 Pro. Kedua chipset memang sama-sama memiliki kinerja yang tinggi. Untuk spesifikasi lengkap dari X70 Pro yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut ini

SoC Mediatek Dimensity 1200 MT6893
CPU 1 x 3.0 GHz Cortex-A78 + 3 x 2.6 GHz Cortex-A78 + 4 x 2.0 GHz Cortex-A55
GPU Mali-G77 MC9
RAM 12 GB LPDDR4x + 4 GB Memory Expansion
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6,56 inci 2376 x 1080 120Hz AMOLED
Dimensi 158.3 x 73.2 x 8 mm
Bobot 183 gram
Baterai 4400 mAh 44 watt charger
Kamera 50 MP / 12.5 MP utama, 12 MP Zoom 2x, 8 MP Periscope 5x, 12 MP Ultrawide, 32 MP Selfie
OS Android 11 FunTouch OS 12

Untuk hasil pemindaian dengan menggunakan software CPU-Z serta SensorBox bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Baterai yang terpasang pada smartphone ini memiliki kapasitas yang sedikit lebih besar dari sang pendahulunya, yaitu 4400 mAh. Uniknya, pengisian daya dari Vivo memakan daya 44 watt. Hal ini tentunya cukup berbeda dengan standar yang ada seperti 30 watt atau 65 watt. Walaupun begitu, pengisian daya seperti ini tentu saja membuat waktu tunggu menjadi lebih cepat.

Unboxing

Seperti inilah yang akan ditemukan pada paket penjualan dari Vivo X70 Pro. Vivo juga sudah menyertakan charger yang dapat mengisi dengan cepat, yaitu 44 watt.

Desain

Desain bagian belakang dari Vivo X70 Pro memang hampir mirip dengan X60 Pro. Yang membedakan adalah area kamera yang ada di sebelah kiri atasnya. Untuk logo Vivo-nya sendiri, masih terletak pada kiri bawah. Warna yang saya dapatkan memiliki nama Aurora Dawn.

Layar Vivo X70 Pro memiliki resolusi 2376×1080 pada layar dengan dimensi 6,56 inci ini serta memiliki refresh rate 120 Hz yang sangat smooth saat digeser. Smartphone ini sudah menggunakan layar dengan jenis Super AMOLED namun tidak jelas apakah dilindungi dengan Gorilla Glass. Walaupun begitu, Vivo X70 Pro sudah terlapisi dengan lapisan hydrogel sehingga aman dari goresan dan benturan ringan.

Pada sisi belakangnya, terdapat ruang kotak yang berisikan kamera dengan LED Flash. Kamera utama dengan 50 MP berada pada bagian atas, kamera zoom 2x ada dibawahnya, dan kamera periscope ada pada sisi bawah dengan dimensi kotak. Di sebelah kirinya merupakan kamera ultrawide.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah dan microphone. Volume naik dan turun serta tombol power diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker, microphone utama dan slot nano SIM. Anda tidak akan menemukan slot microSD dan juga port audio 3.5 mm pada perangkat ini.

Perangkat Vivo X70 Pro yang saya uji sudah menggunakan FunTouch OS versi 12. Basis sistem operasi yang digunakan masih memakai Android 11. Antar muka yang digunakan pada Funtouch OS masih memiliki app drawer sehingga Anda akan menemukan semua aplikasi di sana. Homescreen-nya juga memiliki beberapa gesture seperti swipe up untuk membuka app drawer dan swipe down untuk membuka fungsi search.

Fungsi Extended RAM juga sudah terpasang secara default pada perangkat ini. Pada Vivo X70 Pro, fungsi Extended RAM akan menambah ruang cache sebesar 4 GB. Ruang ini diambil langsung dari penyimpanan internal yang sudah menggunakan teknologi UFS 3.1. Hal ini akan mengurangi isi RAM sehingga perangkat terasa memiliki RAM sebesar 16 GB.

Jaringan

Vivo X70 Pro menggunakan chipset Dimensity 1200 yang memang ditujukan untuk perangkat flagship. Oleh karena itu, perangkat ini sudah menggunakan modem yang sudah mendukung teknologi terkini, seperti Carrier Aggregation untuk 4G maupun 5G. Modem yang digunakan oleh Dimensity 1200 juga sudah mendukung semua jaringan yang ada saat ini.

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 12, 17, 18, 19, 20, 26, 28, 38, 39, 40, dan 41 untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk jaringan 5G, Vivo X70 Pro sudah mendukung bandwidth n1, n3, n5, n8, n28, n41, n77, n78, dan n79. Di atas kertas, Vivo X70 Pro memang belum mendukung n40. Namun, Vivo berjanji bakal membuka kanal n40 agar dapat terhubung dengan jaringan Telkomsel.

Dimensity 1200 mendukung fungsi Smart 5G Power Saving. Teknologi ini secara cerdas akan mengidentifikasi kekuatan sinyal di sekitarnya dan beralih antara 4G dan 5G tanpa jeda waktu peralihan. Hal tersebut akan menghasilkan konsumsi daya yang 30% lebih rendah dibandingkan dengan smartphone tanpa fitur Smart 5G.

Kamera: 50 MP Sony IMX 766

Biasanya, smartphone dengan kamera 50 MP didominasi dengan sensor buatan Samsung. Akan tetapi berbeda dengan Vivo yang menggunakan Sony IMX 766. Kamera zoom 2x yang terpasang menggunakan sensor Sony IMX 663 dan zoom 5x nya menggunakan sensor OmniVision OV08A10. Untuk kamera wideangle menggunakan sensor buatan Samsung, yaitu S5K3L6.

Kamera utamanya akan menghasilkan gambar 12,5 MP saat algoritma quad bayer digunakan. Kamera ini juga menghasilkan gambar yang cukup memukau, di mana minim noise dan cukup tajam. Warna yang dihasilkan juga kaya dan memiliki dynamic range yang baik. Kamera ini juga terbukti bagus saat digunakan dengan mode malam yang sangat minim cahaya.

Kamera zoom juga memiliki profile yang cukup mirip. Hanya saja, tingkat ketajamannya memang menurun walaupun tidak menjadi masalah yang berarti. Hasil antara 2x dan 5x memang cukup mirip.

Kamera wideangle mungkin merupakan yang memiliki hasil paling bawah, walaupun tidak buruk. Perbandingannya cukup terlihat pada tingkat ketajaman dan warna yang dihasilkan. Akan tetapi, hasilnya memang cukup baik untuk mengambil gambar sehari-hari

Hasil kamera makro pada Vivo X70 Pro patut diacungi jempol. Fungsi makro pada Vivo X70 Pro menggunakan kamera wideangle dan memiliki fungsi AF. Hasil tangkapannya cukup tajam untuk ukuran kamera makro smartphone.

Kamera selfie pada smartphone ini juga dapat mengambil gambar yang bagus. Namun, mungkin untuk Anda yang kurang suka dengan fitur beautify akan cukup terganggu dengan hasil muka yang cukup licin, walaupun sudah mematikan fungsi tersebut. Akan tetapi, hasilnya memang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengambil momen sehari-hari.

Pengujian

Vivo X70 Pro menggunakan chipset baru dari Mediatek, yaitu Dimensity 1200. Dengan seri 1xxx, chipset ini memang didesain untuk digunakan pada perangkat high end sehingga akan memiliki kinerja yang cukup tinggi. SoC ini menggunakan 3 buah cluster yaitu Cortex A78 dengan kecepatan 3 GHz pada cluster Prime, 3 inti prosesor Cortex A78 pada cluster performa berkecepatan 2,6 GHz, dan 4 inti prosesor Cortex A55 pada cluster efisiensi berkecepatan 2 GHz. GPU yang digunakan adalah Mali-G77 MC9.

Untuk menguji seberapa kencang Dimensity 1200 dalam penggunaan sehari-hari, saya memakai dua skenario. Skenario pertama tentu saja bermain game-game yang ada pada Google Play. Skenario kedua menggunakan perangkat ini untuk penggunaan sehari-hari. Perangkat ini sudah saya gunakan sekitar 1 bulan penuh.

Bermain game

Jika berbicara mengenai bermain, tentu saja Dimensity 1200 sudah lebih dari cukup. Apalagi dengan hadirnya Prime core membuatnya akan lebih kencang pada aplikasi yang hanya membutuhkan 1 inti prosesor saja. Untuk aplikasi yang membutuhkan resource tinggi, inti prosesor yang memiliki clock tinggi juga sudah sanggup untuk memprosesnya. Hal tersebut terutama untuk bermain game.

Sayangnya, pada pengujian kali ini saya tidak bisa menampilkan framerate dari setiap game. Hal tersebut dikarenakan aplikasi GameBench gagal dijalankan pada Vivo X70 Pro. Activator untuk membuat GameBench bisa terverifikasi akan terhenti.

Saya memainkan beberapa game yang diantaranya adalah Genshin Impact, Battlefield, Pokemon Unite, dan PUBG. Sangat disayangkan bahwa PUBG Mobile hanya mampu dimainkan paling cepat pada smooth extreme. Jadi, perangkat ini belum didukung untuk bermain pada 90 fps.

Untuk game lainnya selain Genshin Impact, saya tidak menemukan lag saat bermain. Hal tersebut bisa berarti bahwa semua game tersebut bisa berjalan pada 60 fps. Genshin Impact pun juga dapat dimainkan tanpa terasa lag pada profile highest 60 fps. Walaupun sepertinya game tidak berjalan seara konstan di 60 fps, tetapi sepertinya game ini tidak pernah kurang dari 50 fps saat dimainkan.

Bekerja dan Hiburan

Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome adalah aplikasi yang sudah pasti saya gunakan tiap hari. Tentu saja, perangkat ini tidak memiliki masalah saat menjalankan semuanya. Bahkan beberapa kali saya menemukan bahwa sebagian dari aplikasi tersebut masih tetap terbuka di background saat sudah ditutup dan beralih ke aplikasi lainnya. Mungkin hal tersebut efek dari menggunakan RAM 12 GB ditambah 4 GB extended.

Netflix dan Disney+ pun tidak luput dari aplikasi yang saya gunakan untuk menonton. Tidak ada masalah sama sekali pada saat menggunakan ke 2 aplikasi tersebut untuk menonton. Sayang memang, speaker yang ada di Vivo X70 Pro hanya satu, sehingga mengurangi kenyamanan saat menonton dan mendengarkan musik.

Benchmarking

Oleh karena Vivo X70 Pro menggunakan cip Mediatek tertinggi yang ada saat ini, saya penasaran untuk membandingkannya dengan cip lainnya. Oleh karena itu, Dimensity 1100 serta Snapdragon 870 dan 860 saya hadirkan sebagai pembanding. Berikut adalah hasilnya

Walaupun menggunakan cip dengan performa tinggi, namun sepertinya Vivo memilih untuk sedikit menurunkan kinerjanya. Mungkin hal tersebut dilakukan untuk mengurangi panas yang dihasilkan. Kinerjanya sendiri masih sering tercatat berada di bawah Dimensity 1100.

Uji baterai: 4400 mAh

Untuk menguji baterai dengan kapasitas 4400 mAh memang membutuhkan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Vivo X70 Pro dapat bertahan hingga 20 jam 5 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 44 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 60 menit.

Verdict

Vivo lagi-lagi menawarkan sebuah smartphone flagship yang memiliki kamera bagus serta kinerja yang baik. Setelah sukses dengan seri X60 Pro-nya, mereka kembali hadirkan sang penerus. Dengan nama X70 Pro, Vivo menawarkan fitur-fitur yang lebih baik dari sang pendahulu dan tetap menyasar pada pasar premium.

Kinerja yang ditawarkan oleh Vivo X70 Pro memang bukan yang paling kencang yang ada di pasar saat ini. Namun, dengan Dimensity 1200 sudah sangat mumpuni untuk mengerjakan semua hal dan menjalankan aplikasi serta game yang ada pada Google Play Store. Kinerja ini dibarengi dengan daya tahan baterai yang cukup lama.

Kamera juga menjadi andalan dari X70 Pro untuk bersaing di pasar Indonesia. Dengan Sony IMX 766, membuat smartphone ini bisa menangkap momen dengan baik di segala cuaca. Selain bisa menangkap gambar dengan baik, video yang dihasilkan juga sangat bagus. Apalagi, dengan Gimbal OIS yang terpasang dapat menstabilkan pengambilan gambar tanpa buram.

Vivo menjual X70 Pro dengan RAM 12 GB serta penyimpanan internal 256 GB dengan harga Rp. 10.999.000. Dengan harga tersebut, tentu saja konsumen akan mendapatkan sebuah perangkat yang memiliki kamera apik dan mempunyai kinerja yang sangat baik. Smartphone ini juga cocok untuk mereka yang ingin memiliki kamera yang bisa dibawa setiap hari sebagai pengganti kamera saku.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan Dimensity 1200
  • Hasil kamera yang bagus
  • Pengisian baterai yang cepat dengan charger 44 watt
  • Layar 120 Hz yang cerah
  • Gimbal OIS sangat stabil
  • Walau baterai di bawah 5000 mAh, daya tahannya sangat baik

Slacks

  • Speaker-nya masih mono
  • Masih belum mengadopsi wireless charging
  • Layar tidak menggunakan kaca keras seperti Gorilla Glass

Gimbal Smartphone DJI OM 5 Resmi Hadir di Indonesia, Lebih Ringkas dan Bisa Diperpanjang

DJI telah memperkenalkan perangkat gimbal smartphone generasi terbarunya, DJI OM 5. Bersama Erajaya, hari ini DJI membuka pre-order untuk DJI OM 5 dengan harga Rp1.469.000 dan akan berlangsung hingga 23 September 2021.

Apa saja peningkatan yang dibawa oleh DJI OM 5 dibandingkan dengan pendahulunya (DJI OM 4)? Dari segi dimensi, ukuran DJI OM 5 jauh lebih ringkas, baik saat siap digunakan ataupun saat dilipat yakni 264.5×111.1×92.3 mm dan 174.7×74.6×37 mm saat terlipat.

Berat gimbal juga lebih ringan, dari 390 gram menjadi 292 gram, ditambah magnetic phone clamp 34 gram. Ia kompatibel dengan smartphone yang berbobot 230 ± 60 gram, dengan ketebalan 6.9-10 mm, dan lebar 67-84 mm.

Selain itu, DJI OM 5 kini memiliki extension rod bawaan yang bisa dipanjangkan hingga 215 mm. Ini fitur yang sangat berguna saat perekaman untuk mencoba gerakan yang lebih epic seperti di film.

Dari segi fitur, teknologi stabilisasi 3-axis DJI OM 5 mengalami peningkatan yang mana dapat menstabilkan dan mendukung smartphone yang lebih berat. Fitur ActiveTrack juga diperbarui ke versi 4.0 untuk pelacakan yang lebih akurat dengan gerakan lebih halus.

Gimbal ini juga mengemas lebih banyak mode pemotretan, selain story mode sekarang ada ShotGuides yang secara otomatis dapat mengenali scene, merekomendasikan template, dan membantu pengguna menguasai setiap bidikan.

Pre-order DJI OM 5 berlangsung hingga 23 September 2021 secara offline di 12 jaringan outlet Urban Republic, DJI Authorized Retail Store di Grand Indonesia, serta di outlet Erafone dan iBox Store tertentu. Pre-order juga dapat dilakukan secara online melalui platform eraspace.com, DJI official store di marketplace Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada dan JD.

Kami bangga dipercaya oleh DJI sebagai strategic partner-nya di Indonesia, dan pada kesempatan ini meluncurkan produk gimbal terbaru dengan kemampuan mumpuni dan teknologi terkini. Produk seperti seri DJI Osmo Mobile ini dapat membantu content creators profesional atau pengguna kasual untuk membuat konten gambar atau video dengan hasil yang berkualitas, bermodalkan smartphone mereka saja”, Djohan Sutanto, CEO Erajaya Active Lifestyle.

Erajaya selaku distributor tunggal produk DJI di Indonesia meyakini DJI OM 5 akan menjadi produk gimbal terfavorit di kelasnya dan akan meneruskan kisah sukses seri Osmo Mobile sebelumnya. Pelanggan dapat melihat dan mencoba produk DJI ini atau model lainnya di gerai eksklusif DJI di Grand Indonesia, lantai 3A,” tambahnya.

DJI OM 5 dibanderol seharga Rp 2.449.000, dan tersedia dalam dua pilhan warna, Sunset White dan Athens Gray. Harga tersebut sudah termasuk penyangga magnetik, tripod, kabel daya, tali pergelangan tangan, dan kantong penyimpanan. Pengambilan dan pengiriman unit pre-order DJI OM 5 akan dimulai pada tanggal 24 September 2021. Selama periode pre-order, pelanggan berkesempatan untuk mendapatkan cashback senilai Rp 150.000 dan cicilan 0% hingga 18 bulan dengan menggunakan Kartu Kredit Bank BCA dan Bank Mandiri di jaringan outlet Urban Republic dan DJI Authorized Retail Store.

Dengan iterasi penstabil ponsel pintar DJI OM selama bertahun-tahun, kami bertujuan untuk menurunkan ambang batas pemotretan berkualitas tinggi dan profesional dengan menawarkan pengguna alat bantu yang lebih terjangkau dan bermanfaat bagi kegiatan keseharian mereka,” ujar Paul Pan, Manajer Lini Produk Senior DJI.

Sebagai tambahan informasi, pada bulan Agustus lalu, DJI telah meluncurkan seri DJI OM 4 SE secara global. DJI Osmo Mobile seri tersebut juga sudah mulai dapat dipesan melalui sistem pre-order di jaringan outlet Urban Republic dan DJI Authorized Retail Store.

Periode pre-order DJI OM 4 SE berlangsung hingga 12 September 2021 dengan jadwal pengambilan dan pengiriman unit pre-order yang dimulai pada tanggal 13 September 2021. Dibanderol dengan harga Rp1.469.000, setiap pemesanan DJI OM 4 SE pelanggan juga akan mendapatkan gratis Eraclub Gift Card senilai Rp 80.000 untuk pembelian produk DJI berikutnya.

Zhiyun Weebill 2 Adalah Handheld Gimbal Komplet dengan Layar Sentuh Terintegrasi

Nama Zhiyun tentu sudah tidak asing lagi di telinga kalangan videografer. Tidak hanya di kalangan pengguna amatir saja, deretan handheld gimbal bikinan Zhiyun juga populer di kalangan pengguna profesional. Yang terbaru, mereka punya gimbal menarik bernama Zhiyun Weebill 2.

Perangkat ini merupakan penerus dari Weebill-S yang diluncurkan di tahun 2019. Keduanya tentu memiliki sejumlah kemiripan, utamanya desain ringkas yang serupa, dengan rangka seberat 1,5 kilogram saja. Bobot itu tergolong ringan untuk sebuah gimbal yang mampu membopong kamera sekelas Canon EOS 5D Mark IV dengan mudah, lengkap beserta lensa Canon EF 24-70mm f/2.8 yang terpasang.

Selain DSLR, Weebill 2 tentu juga ideal disandingkan bersama kamera mirrorless, seperti misalnya Sony a7 III yang dipasangkan dengan lensa Sony FE 24-70mm f/2.8 GM. Berkat penggunaan sensor baru dan torsi motor yang telah disempurnakan, kinerjanya diklaim lebih responsif, lebih stabil, sekaligus lebih minim getaran dibanding pendahulunya.

Seperti pendahulunya, Weebill 2 juga menawarkan kemudahan untuk berganti mode menggenggam tanpa harus mengubah struktur rangkanya secara keseluruhan. Satu perbedaan terbesarnya adalah, Weebill 2 dibekali sebuah layar sentuh 2,88 inci terintegrasi yang dapat dilipat dan diputar. Selain untuk memudahkan pengaturan parameter, layar ini tentu juga dapat dimanfaatkan untuk memonitor hasil tangkapan kamera tanpa menginterupsi proses syuting.

Semua fitur yang ditawarkan Weebill 2, mulai dari one-touch smart follow, timelapse, sampai kendali gestur, dapat diakses melalui layar flip-out ini. Dengan kata lain, pengguna Weebill 2 tak lagi memerlukan bantuan aplikasi pendamping di smartphone seperti pada gimbal Zhiyun lainnya.

Sayang keberadaan layar sentuh dan peningkatan kinerja ini harus dibayar dengan penurunan daya tahan baterai. Dalam sekali charge, Weebill 2 bisa beroperasi sampai 9 jam nonstop. Bandingkan dengan pendahulunya yang memiliki daya tahan baterai sekitar 14 jam. Untungnya, waktu charging yang dibutuhkan Weebill 2 lebih singkat, dan ia juga dapat tetap berfungsi selagi dicolokkan ke power bank.

Zhiyun saat ini sudah memasarkan Weebill 2 dalam empat variasi bundel: Weebill 2 Standard seharga $549, Weebill 2 Combo seharga $649, Weebill 2 Pro seharga $899, dan Weebill 2 Pro+ seharga $1.099. Bundel termahalnya itu mencakup dua aksesori tambahan berupa Zhiyun MasterEye Visual Controller dan TransMount Image Transmitter AI.

Sumber: PetaPixel.

Meluncur 8 April, vivo Gelar Blind Pre Order X60 Series 5G

Bagi para penggemar mobile photography, kalian perlu bersiap-siap karena vivo telah mengkonfirmasi akan meluncurkan smartphone flagship seri X terbarunya yakni X60 Series 5G yang menggunakan ZEISS Camera System. Ya, kamera belakang pada vivo X60 Series 5G merupakan rancangan vivo dengan ZEISS yang merupakan produsen optik terkemuka asal Jerman.

Rencananya vivo X60 Series 5G akan resmi dirilis di Indonesia pada tanggal 8 April 2021 mendatang. Namun vivo telah membuka program Blind Pre-Order eskslusif di Blibli dari tanggal 4 sampai 7 April 2021.

Bila mengikuti program ini, konsumen bisa mendapatkan keuntungan eksklusif yang salah satunya adalah voucher belanja di Blibli hingga Rp800.000. Serta, mendapatkan berbagai hadiah lain seperti TWS Neo (khusus pemesanan untuk X60 Pro), Anker Bluetooth Speaker, e-voucher Rp150.000, dan kesempatan untuk mendapatkan member X-Club senilai Rp2.000.000.

Selain menggunakan ZEISS Camera System, vivo X60 Series juga mengusung rangkaian teknologi mobile photography terbaru. Termasuk teknologi Gimbal Stabilizations 2.0 pada vivo X60 Pro di kamera utamanya dan Extreme Night Vision 2.0. Juga sudah didukung dapur pacu Qualcomm Snapdragon 870 5G dengan kapabilitas siap 5G.

Pada seri vivo X60 Pro, kemampuan teknologi Gimbal Stabilization 2.0 yang telah disempurnakan sehingga memberikan hasil perekaman gambar yang lebih jelas, stabil, dan tetap tajam dalam kondisi perekaman gambar yang tidak ideal, misalnya saat guncangan. Hal ini akan memudahkan para pengguna untuk menciptakan kreasi gambar maupun video yang jauh lebih baik,” ujar Hadie Mandala, Product Manager vivo Indonesia.

vivo memadukan teknologi Gimbal Stabilization 2.0 dengan aperture besar f1,48, memungkinkan untuk mengambil cahaya 16% lebih banyak dari seri X pendahulunya. Serta, didukung dengan AI Noise Reduction untuk menghasilkan foto minim noise dalam kondisi minim cahaya dan fitur Pixel Shift Ultra HD Imaging untuk meningkatkan detail dan ketajaman gambar.

Untuk perekaman videonya, vivo juga menyempurnakan dengan teknologi stabilisasi gambar 5-Axis VIS, yang dirancang untuk mengimbangi guncangan kamera saat pengambilan gambar video dalam kondisi saat bergerak. Dengan teknologi ini, hasil rekaman video akan lebih stabil dan membantu meningkatkan performa gimbal dengan dukungan 4 sumbu.

DJI Pocket 2 Resmi Diumumkan, Punya Sensor Lebih Besar dan Lensa Lebih Lebar

DJI telah meluncurkan penerus Osmo Pocket, kamera mini dengan gimbal 3-axis generasi keduanya diberi nama DJI Pocket 2 saja. Meski ukurannya tetap ringkas dengan berat hanya 117 gram, DJI berhasil meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan.

Ia mengusung sensor yang lebih besar berukuran 1/1.7 inci yang secara default menghasilkan bidikan 16MP dan hingga 64MP pada mode high-resolution. Memiliki aperture f1.8 dan lensa lebih lebar ekuivalen 20mm, jadi lebih ideal buat nge-vlog. Sebagai pembanding, pendahulunya memiliki sensor 1/2.3 inci beresolusi 12MP dengan lensa ekuivalen 26mm.

Untuk perekaman videonya, kemampuannya masih sama yaitu mendukung resolusi 4K hingga 60fps pada bitrate 100Mbps. Namun DJI telah menambahkan fitur video HDR dan kemampuan memperbesar gambar hingga 8x menggunakan mode high-resolution atau 4x lossless zoom pada mode 16MP dan 1080p.

Selain itu DJI juga telah meningkatkan sistem autofocus-nya, disebut Hybrid 2.0 AF. Fitur ini menggunakan kombinasi kontras dan deteksi fase, sehingga memungkinkan pelacakan subjek yang bergerak lebih cepat dan akurat.

DJI Pocket 2 2

Soal audio, DJI Pocket 2 mengemas sistem audio baru yang disebut DJI Matrix Stereo menggunakan susunan empat mikrofon. Dengan beberapa fitur audio termasuk Directional Audio untuk mengambil detail sebanyak mungkin, SoundTrack untuk menyesuaikan audio berdasarkan di mana kamera menghadap, dan Audio Zoom untuk mempersempit bidang suara saat menggunakan fitur zoom.

Fitur dan mode kamera pada DJI Osmo Pocket juga diwariskan ke DJI Pocket 2. Mulai dari mode Pro, ActiveTrack 3.0, Slow-motion 8x pada 1080p, Timelapse, Hyperlapse, Motionlapse, Panorama, Livestreaming, dan Story Mode. Fitur baru yang tersedia antara lain Fast Wake yang akan langsung mengaktifkan kamera, Drop Aware yang akan ‘mengambil tindakan pencegahan saat mendeteksi kamera jatuh’, dan Pause Recording.

Aksesori DJI Pocket 2

Dengan hardware baru, aksesori yang melengkapinya juga baru termasuk charging case, wireless microphone set, waterproof housing, control wheel yang lebih compact, extension rod, wide-angle lens attachment, dan wireless module. Semua fitur DJI Pocket 2 dapat dikontrol lewat smartphone Android dan iOS dengan aplikasi DJI Mimo.

Bagaimana tertarik dengan DJI Pocket 2? Kamera mungil ini tersedia dalam dua konfigurasi, DJI Pocket 2 dengan Mini Control Stick dan dudukan tripod dibanderol US$349 (sekitar Rp5,1 jutaan). Kemudian untuk DJI Pocket 2 Creator Combo yang mencakup Mini Control Sitck, dudukan tripod, wide-angle lens attachment, wireless microphone dengan windscreen, do-it-all handle, dan micro tripod dijual seharga US$499 (Rp7,3 juta).

Tahun lalu saya sendiri sempat keracunan DJI Osmo Pocket, dengan kamera seringkas ini saya berharap bisa menghasilkan footage sebanyak mungkin. Namun saya butuh beberapa aksesori yang harganya relatif cukup mahal untuk mengoptimalkannya dan karena sensornya kecil performa video low light-nya bikin frustasi. Dengan sensor lebih besar, performa low light DJI Pocket 2 seharusnya meningkat signifikan.

Sumber: DPreview

DJI Osmo Mobile 4 Andalkan Magnet Ketimbang Mekanisme Penjepit Tradisional

DJI baru saja meluncurkan Osmo Mobile 4 (OM 4), gimbal smartphone generasi terbaru yang membawa perubahan minor tapi cukup signifikan. Secara fisik, ia kelihatan nyaris identik dengan Osmo Mobile 3, dan perbedaan yang paling kentara terletak pada komponen penjepitnya.

Seperti yang bisa kita lihat, OM 4 tak lagi dibekali penjepit seperti pendahulunya. Sebagai gantinya, ia memanfaatkan magnet untuk menggotong smartphone. Untuk memasangkan smartphone ke OM 4, pengguna punya dua opsi. Opsi yang pertama mungkin adalah yang paling fleksibel, yakni dengan memakai aksesori penjepit yang porsi tengahnya dilengkapi magnet.

Opsi kedua adalah yang bersifat semi-permanen dan melibatkan aksesori ring holder, lagi-lagi dengan bantuan magnet di tengahnya. Kedua aksesori ini sudah termasuk dalam paket penjualan standar DJI OM 4. Kedengarannya memang sepele, akan tetapi mekanisme mounting baru ini bisa dipastikan jauh lebih memudahkan daripada model sebelumnya.

Selebihnya, OM 4 cukup mirip seperti OM 3. Desain foldable yang diperkenalkan tahun lalu tetap dipertahankan, malahan DJI mengklaim OM 4 sedikit lebih kecil dan lebih ringan lagi ketimbang pendahulunya, dan di saat yang sama punya komponen motor yang lebih baik.

Layout tombol beserta joystick-nya tidak diubah, dan daya tahan baterainya pun tetap hingga 15 jam pemakaian. Di saat darurat, OM 4 juga dapat dialihfungsikan menjadi power bank dadakan.

Beberapa fitur pintar yang bisa diakses melalui aplikasi DJI Mimo juga telah disempurnakan, dan DJI tidak lupa untuk menambahkan sejumlah fitur baru pula. Salah satu yang mungkin menarik untuk dicoba adalah mode CloneMe Panorama, yang memungkinkan pengguna untuk menggandakan subjek foto (atau dirinya sendiri) dalam satu tangkapan gambar.

Di samping itu, DJI juga mengklaim bahwa OM 4 lebih cekatan soal tracking dibanding sebelumnya, terutama ketika diletakkan di atas permukaan datar – dengan bantuan tripod tentu saja, yang ternyata juga sudah masuk dalam paket penjualan. Membedakan subjek antara orang dewasa, anak-anak, maupun binatang peliharaan juga bisa dilakukan secara lebih baik oleh OM 4.

Di Amerika Serikat, DJI OM 4 saat ini sudah resmi dipasarkan seharga $149. Memang sedikit lebih mahal daripada harga OM 3 saat pertama kali dipasarkan, tapi sekali lagi aksesori-aksesori yang disertakan memang jauh lebih lengkap.

Sumber: DJI dan The Verge.

Zhiyun Umumkan Gimbal Crane 2S, Lebih Cepat dan Presisi

Penggunaan gimbal sangat membantu dalam produksi video, baik bagi filmmaker, videografer, maupun video content creator. Harga perangkat gimbal makin terjangkau dan juga semakin mudah digunakan, Zhiyun salah satu nama yang tak diragukan lagi kualitasnya.

Baru-baru ini Zhiyun telah mengumumkan handheld gimbal terbarunya, Crane 2S. Bila dibandingkan dengan pendahulunya (Crane 2), Crane 2S membawa banyak peningkatan termasuk motor gimbal yang lebih kuat dan kapasitas beban lebih banyak. Alhasil, Crane 2S dapat menangani setup kamera video lengkap dengan rig-nya seperti Black Magic BMPCC 6K, Panasonic S1H, Sony A9, Nikon D850, dan Canon EOS 1DX Mark II.

Untuk memberikan kinerja gimbal yang lebih cepat dan mulus, versi terbaru Algoritma Instune pada Crane 2S telah ditingkatkan. Zhiyun juga melengkapi Crane 2S dengan sistem FlexMount baru yang menyederhanakan proses setup sekaligus memastikan bahwa perlengkapan yang digunakan aman.

Sistem FlexMount ini menggabungkan mekanisme keamanan ganda dan memiliki kunci pengaman yang dapat disesuaikan oleh penggunanya. Bila ingin merekam video secara vertikal untuk kebutuhan media sosial, Crane 2S dilengkapi dengan quick release mount vertikal dan kenop pengamanan tambahan.

BMPCC-2x

Fitur lain dari desain gimbal termasuk mekanisme penguncian sumbu yang turut ditingkatkan, disebut Axis Locking Mechanism 2.0 yang juga memberi kemudahan dalam penyimpanan. Untuk menjaga agar bodi Crane 2S tetap ringan tapi kuat, pengangannya kini terbuat dari carbon fiber.

Terdapat enam mode gimbal pada Crane 2S, mencakup Pan Following, Locking, Following, Full-Range POV, Vortex, dan Go mode. Zhiyun juga menyertakan sejumlah fitur untuk membantu pembuatan video panorama, timelapse, motionlapse, dan long exposure timelapse. Crane 2S mendukung kontrol fokus digital dan manual melalui roda fokus bawaan pada gimbal itu sendiri, kecepatan dan presisinya juga telah ditingkatkan. Daftar lengkap kamera dan lensa yang kompatibel dapat dilihat di tautan ini.

Selain itu Crane 2S memiliki layar OLED 0,96 inci baru yang menampilkan pengaturan penting dan navigasi menu yang sederhana. Bila ingin menggunakan layar yang lebih besar, Crane 2S menyertakan slot khusus untuk memasang image transmitter. Juga ada Zhiyun TransMount Image Transmission System yang memungkinkan memasang monitor untuk live monitoring dan penggunaan berbagai aksesori seperti quick setup kits, monopod, servo zoom, focus motor, dan lainnya. Crane 2S menggunakan 3 baterai Li-ion (2600 mAh) yang dapat dilepas dan menyuguhkan waktu pengoperasion hingga 12 jam. Harganya untuk paket standar dibanderol US$599 atau sekitar Rp8,8 juta.

Sumber: DPreview

Vivo X50 dan X50 Pro Resmi Dipasarkan di Indonesia

Setelah lebih dulu meluncur di Tiongkok pada bulan Juni lalu, Vivo X50 Series akhirnya hadir secara resmi di Indonesia. Berbeda dari di Tiongkok, Vivo rupanya cuma menawarkan dua model saja di sini, yakni X50 dan X50 Pro. Untuk X50 Pro+, ada kemungkinan perangkat itu bakal menyusul ke depannya meski Vivo sendiri enggan memberikan kepastian.

Selain menghadirkan lineup yang berbeda, Vivo Indonesia rupanya juga sedikit memodifikasi spesifikasi X50. Versi Indonesianya memakai chipset Snapdragon 730, bukan 765G seperti X50 yang dijual di Tiongkok. Beruntung X50 Pro tidak ikut diubah dan masih tetap memakai chipset Snapdragon 765G.

Vivo X50 / Vivo
Vivo X50 / Vivo

Lebih lengkapnya mengenai spesifikasi Vivo X50 dan X50 Pro bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Vivo X50 Vivo X50 Pro
Layar AMOLED 6,56 inci, 1080p, 90 Hz dengan in-display fingerprint
Chipset Snapdragon 730 Snapdragon 765G
RAM 8 GB
Storage 128 GB 256 GB
Kamera depan 32 megapixel f/2.45
Kamera belakang
  • 48 megapixel f/1.6
  • ultra-wide 8 megapixel f/2.2
  • telephoto 13 megapixel f/2.46
  • macro 5 megapixel f/2.48
  • 48 megapixel f/1.6 dengan gimbal stabilization
  • ultra-wide + macro 8 megapixel f/2.2
  • telephoto 13 megapixel f/2.46
  • periscope 8 megapixel f/3.4
Baterai 4.200 mAh dengan dukungan Vivo FlashCharge 2.0 (33W) 4.315 mAh dengan dukungan Vivo FlashCharge 2.0 (33W)
OS Funtouch OS 10.5
Dimensi 159,5 x 75,4 x 7,55 mm 158,5 x 72,8 x 8,04 mm
Berat 173 gram 181,5 gram
Warna Glaze Black dan Frost Blue Alpha Grey
Harga Rp 6.999.000 Rp 9.999.000

X50 Pro pada dasarnya merupakan salah satu ponsel Snapdragon 765 pertama yang beredar di Indonesia secara resmi, dan menurut saya ini juga menjadi alasan mengapa harganya termasuk tinggi. Vivo menjual X50 Pro seharga Rp 9.999.000, sedangkan X50 biasa seharga Rp 6.999.000. Selisih tiga juta rupiah itu pada dasarnya merupakan penentu apakah konsumen bisa menikmati teknologi andalan yang Vivo siapkan, yaitu stabilisasi gimbal.

Fisik X50 Pro juga lebih elegan berkat sisi-sisi yang melengkung / Vivo
Fisik X50 Pro juga lebih elegan berkat sisi-sisi yang melengkung / Vivo

Saa kita lihat kamera belakangnya, bulatan paling besar di atas itu adalah kamera utama yang dilengkapi teknologi stabilisasi gimbal. Istimewanya, meski mengemas komponen gimbal, tebal X50 Pro masih berada di kisaran 8,04 mm, dan bobotnya pun tidak lebih dari 181,5 gram.

Vivo cukup bangga dengan pencapaian ini, sebab selama mengembangkan teknologi gimbal miniatur ini, mereka sempat menemukan tantangan yang cukup sulit: ukuran komponen gimbalnya terlalu besar dan tebal, sehingga pada akhirnya cuma menyisakan ruang untuk mengakomodasi baterai berkapasitas 3.700 mAh.

Tidak puas dengan versi awalnya, tim R&D Vivo terus mematangkan teknologinya sampai menjadi seperti yang tertanam di X50 Pro sekarang. Vivo bilang ukuran gimbalnya menyusut hingga 40% jika dibandingkan versi awalnya, dan pada akhirnya mereka bisa menyematkan baterai berkapasitas lebih besar pada X50 Pro.

Vivo X50 Pro

Teknologi gimbal ini terlahir dari visi Vivo untuk menyederhanakan sistem kamera smartphone di saat pabrikan lainnya berlomba-lomba menanamkan lebih banyak modul kamera dan meningkatkan resolusinya. Kepada Hadie Mandala, Product Manager Vivo Indonesia, saya sempat bertanya mengapa Vivo tidak mengambil jalur software saja seperti yang dilakukan oleh produsen action cam macam GoPro atau Insta360 kalau memang tujuannya untuk menyederhanakan.

Menurutnya, Vivo percaya diri kinerja teknologi gimbalnya jauh lebih superior ketimbang OIS maupun EIS. Cara membandingkannya pun cukup gampang: stabilisasi gimbal mampu meng-cover keseluruhan frame, sedangkan OIS dan EIS umumnya cuma porsi tengah gambar saja. Jadi pada foto-foto yang ditangkap menggunakan kamera X50 Pro, bagian-bagian ujung pun akan tetap terlihat tajam, dan ini sulit dicapai dengan OIS.

Dalam pengambilan video, stabilisasi gimbal ini berarti kamera dapat mengompensasi gerakan di 5 poros yang berbeda. Namun perlu dicatat, stabilisasi gimbal ini cuma bisa digunakan untuk perekaman dalam resolusi 1080p 30 fps atau di bawahnya. Saat dipakai merekam video 4K 30 fps, stabilisasi gimbalnya otomatis nonaktif.

Vivo X50 Pro

Secara teknis, kamera utamanya ini memakai sensor Sony IMX598 yang telah dimodifikasi dengan filter warna khusus, didampingi oleh lensa f/1.6. Kelebihan lain yang X50 Pro tawarkan adalah kamera tipe periskop dengan optical zoom hingga 5x. Bedanya cukup jauh jika dibandingkan X50 biasa yang hanya mengemas kamera telephoto standar dengan 2x optical zoom.

Fitur unik lain yang Vivo banggakan dari duo X50 ini adalah NFC yang multifungsi. Dalam presentasinya, Hadie menjelaskan bagaimana fitur ini bisa sangat membantu dia yang sering lupa membawa kartu akses untuk masuk ke kantor. Sebagai gantinya, kartu akses itu bisa lebih dulu ditempelkan ke smartphone agar datanya tersimpan, dan selanjutnya smartphone bisa menggantikan peran kartu akses tersebut.

Vivo TWS Neo

Dalam kesempatan yang sama, Vivo turut memperkenalkan true wireless earphone terbarunya, Vivo TWS Neo. Wujudnya lagi-lagi mengingatkan saya pada AirPods, akan tetapi di dalamnya bernaung unit driver yang cukup besar di angka 14,2 mm.

Perangkat ini mengandalkan konektivitas Bluetooth 5.2 dengan dukungan aptX Adaptive, dan Vivo menjanjikan latency yang rendah di angka 88 milidetik. Vivo menjualnya seharga Rp 1.099.000, akan tetapi khusus tanggal 16 Juli ini, ada program flash sale yang menawarkan TWS Neo di harga Rp 899.000 saja.

Kalau ingin lebih menghemat lagi, konsumen sebenarnya bisa melakukan pre-order X50 atau X50 Pro sebelum tanggal 24 Juli untuk mendapatkan sejumlah bonus, termasuk halnya Vivo TWS Neo itu sendiri. Penawaran ini berlaku untuk pre-order yang dilakukan secara online maupun offline.

Vivo X50 Series

Rekomendasi Gimbal Smartphone Untuk Content Creator

Kemampuan perekam video di smartphone terus meningkat. Rata-rata smartphone flagship saat ini sanggup merekam video 4K 60fps, bahkan sampai 8K 24fps di Samsung Galaxy S20+ dan S20 Ultra.

Fitur videonya juga makin berlimpah, mulai dari dukungan stabilisasi video dan dukungan lensa yang berbeda dari ultra wide hingga telephoto. Hal ini memungkinkan kita mengambil video long shot hingga closeup.

Nah untuk mendapatkan movement video seperti panning, tilting, dolly, dan follow yang mulus, kita butuh bantuan gimbal. Kabar baiknya, harga gimbal untuk smartphone terbilang terjangkau yakni sejutaan. Berikut rekomendasi gimbal smartphone versi saya:

Zhiyun Smooth Q2 Rp1.599.000

Zhiyun-Tech-Smooth-Q2

Pertama adalah Zhiyun Smooth Q2, 3-axis gimbal ini dimensinya sangat ringkas. Panjang grip-nya 12cm dan seluruh panjang gimbal hanya 20cm, body-nya sebagian besar terbuat dari materi aluminium dengan bobot 430 gram dan dapat menampung hingga 260 gram.

Jangan lupa untuk menginstal aplikasi ZY Play di smartphone. Sejumlah fitur unggulannya antara lain object tracking, time-lapse, hyperlapse, panorama, dan mode 360-degree POV. Selain itu, gimbal ini mengemas baterai 4.500 mAh yang sanggup bertahan hingga 17 jam. Yang terbaru, mereka juga telah mengumumkan Smooth X yang bisa dilipat tapi khusus perangkat iPhone.

DJI Osmo Mobile 3 Basic Rp1.499.000 dan Combo Rp1.749.000

DJI Osmo Mobile 3

Dibanding pendahulunya, dimensi DJI Osmo Mobile 3 sudah jauh lebih ringkas karena dapat ditekuk saat tidak digunakan. Saat ditekuk, dimensinya hanya 157×130×46 mm sehingga mudah disimpan dan dibawa bepergian.

3-axis gimbal untuk smartphone ini mengusung teknologi SmoothTrack yang secara efektif meredam gerakan kecil dan guncangan. Prosesnya setup-nya mudah dan tidak butuh waktu lama untuk balancing.

Jangan lupa untuk download aplikasi DJI Mimo dan aktifkan koneksi Bluetooth, smartphone akan langsung mendeteksi stabilizer tersebut. Lewat aplikasi ini, Anda bisa mengakses berbagai fitur seperti activetrack, panorama, long exposure, live stream, dan motion time lapse.

Kita bisa dengan mudah untuk beralih ke mode landscape ke vertical atau portrait, caranya dengan menekan tombol mode (M) dua kali. Terus ada standby mode, tidak perlu copot pasang saat ingin menyimpannya sebentar.

Feiyu Vimble 2S Rp1.099.000

Feiyu Vimble 2S

Keunikan dari 3-axis gimbal besutan Feiyutech ini ialah fungsinya yang bisa menjadi selfie stick atau tongsis. Walaupun tidak terlalu panjang, yaitu 18cm tapi bila dipadukan dengan mode wide angle dan pedestal movement, tentunya bisa menghasilkan footage yang terlihat epic dan bisa memasukkan banyak sekali orang dalam satu frame.

Fitur lain yang ditawarkan oleh Feiyu Vimble 2S adalah ialah face tracking, object tracking, mode POV 360 derajat, panorama, dan hyperlapse. Di pasaran, Feiyu Vimble 2S dibanderol Rp1.099.000 dan pendahulunya Vimble 2 dibanderol Rp850.000. Feiyu juga menyediakan Vimble 2S versi untuk action camera yang disebut Vimble 2A.

Moza Mini S – Rp899.000

Moza Mini S

Meski harganya paling terjangkau dan dirancang untuk pemula. Moza Mini-S menawarkan fitur yang cukup lengkap. 3-axis gimbal ini punya body yang ringkas dan dapat dilipat saat tidak digunakan, fleksibilitas kontrol manual dan mudah digunakan.

Meski begitu, daya tahan baterainya memang tidak sebagus yang lain. Hanya bertahan lima jam, tapi harusnya sudah lebih dari cukup untuk menemani satu sesi syuting. Fitur yang dibawa antara lain timelapse, vertigo, portrait mode, hyperlapse, dan slow-motion.

Verdict

Apakah kita butuh 3-axis gimbal? Ya, terutama bila Anda sedang merintis menjadi seorang video content creator menggunakan smartphone sebagai senjata utama. Perangkat gimbal ini meruapakan alat bantu, untuk meningkatkan kualitas visual Anda dan memungkin membuat konten video secara lebih kreatif.

Feiyu Pocket Adalah Alternatif yang Lebih Terjangkau dari DJI Osmo Pocket

Bukan, gambar di atas bukanlah DJI Osmo Pocket, kamera 4K imut-imut yang duduk di atas gimbal 3-axis. Yang terpampang di atas adalah Feiyu Pocket, jiplakan Osmo Pocket yang berharga lebih terjangkau garapan FeiyuTech.

FeiyuTech bukanlah nama yang asing di industri teknologi, terutama bagi yang pernah berburu stabilizer atau gimbal kamera/smartphone. Terlepas dari itu, tidak bisa dipungkiri perangkat ini memang kelihatan seperti kembaran DJI Osmo Pocket.

Meski demikian, ada dua perbedaan fisik yang langsung kelihatan. Feiyu Pocket tidak dilengkapi konektor USB yang dapat dipakai untuk menyambungkan smartphone secara langsung. Layar milik Feiyu Pocket juga sedikit lebih besar ketimbang milik Osmo Pocket, 1,3 inci dibanding 1 inci.

Feiyu Pocket

Perbedaan antara keduanya semakin kentara saat membahas spesifikasinya. Feiyu Pocket menggunakan sensor CMOS yang berukuran lebih kecil (1/2,5 inci), sedangkan lensanya punya sudut pandang yang lebih luas (120°) meski bukaannya lebih kecil (f/2.8). Seperti Osmo Pocket, Feiyu Pocket siap merekam video dalam resolusi maksimum 4K 60 fps, akan tetapi foto yang dapat dihasilkan cuma beresolusi 8,5 megapixel.

Kamera tersebut terpasang pada gimbal 3-axis, yang akan bekerja secara tandem dengan sistem electronic stabilization demi meredam guncangan secara lebih efektif lagi. Dalam sekali charge, baterai Feiyu Pocket sanggup bertahan selama 3,5 jam ketika dipakai untuk merekam video 4K 30 fps, atau sampai 4,5 jam untuk video 1080p 60 fps.

Feiyu Pocket bukanlah rival langsung DJI Osmo Pocket, tapi lebih pantas dilihat sebagai alternatif serupa yang lebih murah. Perangkat ini sekarang sudah dipasarkan seharga $249, sekitar $120 lebih terjangkau daripada DJI Osmo Pocket.

Sumber: DPReview.