Cara Menjual Ebook di Google Play Store

Di era digital ini, berjualan eBook telah menjadi salah satu cara yang efektif bagi penulis untuk menjangkau pembaca di seluruh dunia. Google Play, sebagai salah satu platform distribusi terkemuka, memberikan peluang besar bagi para penulis untuk mengoptimalkan potensi penjualan mereka melalui Google Play Book.

Artikel ini akan memberikan panduan bagi para penulis yang ingin memanfaatkan pasar digital secara maksimal dengan membahas langkah-langkah praktis dan strategis untuk memulai berjualan eBook di Google Play.

Peluang Menjual eBook di Google Play

Google Play menyediakan sebuah platform yang ramah pengguna dan tanpa biaya untuk menjual eBook. Penerbit dan pengarang dapat bergabung dengan Program Partner Google Buku dengan menyediakan file buku dalam format .pdf atau .epub.

Melalui Pusat Partner Google Play Buku, Anda dapat mengelola setelan buku, menentukan harga jual, dan memilih negara tempat penjualan dilakukan. Sementara itu, Google akan bertanggung jawab atas hosting, penjualan, dan distribusi buku Anda melalui Google Play.

Anda dapat memantau performa buku melalui laporan terperinci terkait pratinjau, penghasilan, dan penjualan sambil tetap menerima sebagian besar pendapatan dari setiap transaksi. Sementara itu, pembeli akan dengan mudah menemukan dan membeli buku Anda melalui Google Play Store atau dengan mengikuti link pratinjau di Google Buku.

Cara Menjual eBook di Google Play

Dirangkum dari laman Support Google, berikut langkah-langkah untuk mulai menjual eBook di Google Play:

  • Masuk menggunakan akun Google Anda yang sudah ada atau buat akun baru jika belum memiliki.
  • Jika membuat akun baru, aturlah profil pembayaran saat mendaftar dengan menambahkan metode pembayaran di kotak pop-up. Jika menggunakan akun yang sudah ada, buka Pusat Pembayaran dan tambahkan profil pembayaran di bagian Profil Pembayaran.
  • Tentukan wilayah penjualan dengan memilih daftar negara atau wilayah tempat konfigurasi akan diterapkan. Wilayah yang dipilih akan menjadi wilayah penjualan buku Anda.
  • Lengkapi informasi buku, termasuk ISBN (jika ada), genre, dan sampul buku. Berikan detail bibliografi umum untuk memudahkan pembaca menemukan buku Anda.
  • Unggah file konten buku dalam format .pdf atau .epub. Disarankan untuk mengirimkan kedua format untuk memberikan lebih banyak pilihan pembaca.
  • Masukkan harga buku yang diinginkan.
  • Pada tab Setelan, sesuaikan cara buku ditampilkan dan didistribusikan. Setelan tambahan ini memungkinkan penyesuaian lebih lanjut sesuai preferensi Anda.
  • Setelah semua informasi dan setelan buku siap, klik opsi “Siap diublikasikan” lalu klik “Publikasikan ke Google Play dan Google Buku”.
  • Terakhir, pastikan untuk menambahkan detail rekening bank agar Google dapat mentransfer pembayaran hasil penjualan buku ke akun Anda.

Mengambil langkah untuk merambah dunia berjualan eBook di Google Play bukan hanya tentang menghasilkan pendapatan, tetapi juga memperluas jangkauan pembaca. Jangan ragu untuk menjelajahi peluang, mengasah keterampilan pemasaran digital, dan terus berinovasi agar bisa bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Selamat mencoba!

GoPay Dipilih Pengguna Jadi Aplikasi Terbaik Tahun Ini di Google Play

GoPay meraih dua penghargaan bergengsi dalam ajang Google Play Best of 2023 Award. Dalam periode voting selama dua minggu, pada 1-14 November 2023, pengguna Google Play menetapkan GoPay sebagai “Aplikasi Terbaik” dan “Aplikasi Harian Terbaik”

Hans Patuwo, Presiden Fintech Unit GoTo mengatakan, “Kami berterima kasih atas pilihan pengguna sehingga dalam GoPay berhasil meraih Play Best of 2023 Award untuk kategori Aplikasi Terbaik dan Aplikasi Harian Terbaik di Google Play Best of 2023 Award.”

Hans mengungkapkan aplikasi GoPay dibuat dengan memperhatikan pada apa yang betul-betul dibutuhkan pengguna, termasuk memastikan aplikasi itu simpel, mudah digunakan dan berukuran kecil supaya semua orang bisa mudah mengunduhnya. “Kami sangat senang bahwa kurang dari empat bulan, pengguna sudah mengandalkan aplikasi GoPay untuk kebutuhan finansial sehari-hari,” ujar Hans.

“Kami berterima kasih kepada jutaan pengguna yang telah mengunduh dan memberikan kepercayaan kepada aplikasi GoPay untuk segala kebutuhan finansial. Pada 2024, kami akan memperkenalkan lebih banyak lagi fitur di aplikasi GoPay, sejalan dengan misi kami membantu semua orang untuk memperbaiki neraca keuangan mereka melalui layanan finansial yang simpel, aman dan bertanggung jawab,” lanjutnya.

Tak hanya sekadar alat pembayaran, GoPay juga mengintegrasikan fungsi transfer, menabung, dan bahkan meminjam di satu aplikasi. Hal ini menjadi langkah inovatif GoPay untuk merangkul lebih banyak konsumen di luar ekosistem Gojek dan Tokopedia.

Adapun fokus utama GoPay adalah memberikan kemudahan finansial, seperti transfer gratis ke berbagai bank, pembayaran paket pulsa, hingga tagihan, semua dapat dilakukan dengan lebih terjangkau.

Hingga saat ini, aplikasi GoPay telah diunduh jutaan kali. Menariknya, sekitar 50% dari pengguna yang bertransaksi melalui GoPay adalah pengguna baru atau yang kembali aktif. Sekitar satu per empat di antaranya juga bertransaksi di platform Gojek atau Tokopedia.

GoPay tidak hanya berfokus pada pembayaran belanja online. Pengguna dapat membayar tagihan PLN, PDAM, BPJS, serta layanan publik seperti PBB, PKB, pajak daerah, dan Pegadaian. Selain itu, GoPay mempermudah pembayaran voucher gim, langganan aplikasi hiburan di Google Play, hingga layanan premium seperti YouTube, Netflix dan Spotify.

Bagi yang belum menjajal GoPay, Anda dapat mengunduh aplikasinya di sini.

OVO Jadi Opsi Pembayaran di Google Play; Hadirkan Fitur Tarik Tunai di Jaringan ATM BCA

Aplikasi e-money OVO kini bisa digunakan untuk melakukan pembayaran atau pembelian item di Google Play. Pengguna kini dapat menemui opsi “Add OVO” di bagian metode pembayaran. Sebelumnya e-money lokal lain yang juga sudah masuk ke ekosistem Google Play adalah Gopay (sejak 2019), DANA (2021), ShopeePay (2021), dan DOKU (2021).

Mereka berbondong-bondong hadir sebagai layanan pembayaran di Google Play bukan tanpa alasan. Perputaran uang di sana sangat besar, jika membuka di laporan keuangan Alphabet Inc. per Q3 2021 ini Google Services (termasuk di dalamnya Google Play) menghasilkan revenue $59,8 miliar.

Terlebih di era esports seperti saat ini, komoditas aset digital dalam game juga menjadi salah satu barang paling banyak ditransaksikan. Menurut data Sensor Tower, tahun ini Moonton telah menghasilkan $69,2 juta transaksi hanya dari Mobile Legend di Indonesia.

Di samping itu, e-money menjadi sistem pembayaran alternatif di tengah kecilnya penetrasi kartu debit/kredit di Indonesia [yang digunakan untuk pembayaran di layanan digital]. Di samping itu, sebenarnya Google juga sudah bekerja sama dengan operator telekomunikasi lokal sejak lama untuk memungkinkan pengguna melakukan pembayaran aplikasi lewat skema potong pulsa.

Sebagai e-money pertama yang mengintegrasikan sistem pembayaran ke Google Play, Gopay telah mengalami peningkatan transaksi secara pesat di tahun lalu. Dari data internal Gojek sepanjang Maret-Mei 2020 memperlihatkan Gopay banyak dipakai untuk pembelian kupon game dengan kenaikan 3x lipat. Aplikasi Free Fire, Mobile Legends, dan PUBG Mobile menjadi yang terfavorit berdasarkan jumlah pembayaran.

Hadirkan opsi tarik tunai di ATM BCA

Hari ini (16/12) OVO juga meluncurkan fitur tarik tunai OVO Cash yang dapat dilakukan di 17 ribu jaringan ATM milik Bank Central Asia (BCA) seluruh Indonesia. Sebelumnya Gopay juga melakukan integrasi yang sama, memungkinkan penggunanya untuk melakukan penarikan tunai saldo melalui jaringan ATM BCA.

Presdir OVO Karaniya Dharmasaputra memaparkan bahwa sinergi ini berangkat dari kesamaan visi kedua perusahaan untuk memperluas layanan keuangan modern, aman serta inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pengguna OVO dapat menarik saldo dengan jumlah minimal penarikan sebesar 50 ribu Rupiah dan maksimal 10 juta Rupiah per hari. Fitur ini dapat digunakan setiap hari oleh pengguna OVO dan akan dikenakan biaya admin sebesar 5 ribu Rupiah untuk setiap penarikan.

Hadirnya fitur ini diperkuat dengan analisa dari Boston Consulting Group yang menyebutkan bahwa layanan pembayaran digital seperti OVO digunakan sebanyak 26 persen golongan masyarakat yang tidak memiliki rekening bank (unbanked) dan 14 persen golongan masyarakat yang memiliki rekening bank tetapi masih menghadapi keterbatasan akses (underbanked), sebagai alat pembayaran yang nyaman, aman dan mampu mendukung kegiatan sehari-hari mereka.

Tingkatkan integrasi dengan bank

Sebelumnya, awal Desember 2021 ini OVO juga baru meresmikan kerja samanya dengan BRI untuk meluncurkan kartu kredit co-brand OVO U Card. Perluasan ekosistem melalui kemitraan strategis memang tengah menjadi langkah penting yang digencarkan semua pelaku industri fintech. Terlebih perbankan juga mulai menempatkan posisinya sebagai enabler, untuk memberdayakan pemain seperti OVO dengan layanan yang lebih luas – melalui Bank as a Services atau embedded finance.

Model kerja sama ini menjadi simbiosis mutualisme. Dari sisi platform, benefit yang didapatkan jelas pada perluasan akses layanan finansial. Sementara bagi bank, memungkinkan mereka untuk meningkatkan transaksi dari segmen pengguna baru yang mungkin sebelumnya tidak terlayani. Di samping itu konsep data sharing di level backend juga akan meningkatkan kapabilitas analisis dan skoring yang dimiliki masing-masing platform, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih personalized kepada nasabah dan calon nasabah.

Application Information Will Show Up Here

Pokemon Unite Rebut Gelar Game Android Terbaik 2021 Versi AS, Versi Indonesia Dimenangkan Ragnarok X

Melanjutkan tradisi tahunan, Google mengumumkan para pemenang dari ajang penghargaan Google Play’s Best of 2021. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, yang masuk nominasi bukan cuma deretan game dan aplikasi smartphone saja, melainkan juga yang dibuat untuk tablet, smartwatch maupun smart TV.

Untuk kategori game Android terbaik 2021, titel juaranya jatuh pada Pokémon Unite. MOBA versi Pokémon ini berhasil merebut gelar yang sebelumnya dipegang oleh Genshin Impact (2020), Call of Duty: Mobile (2019), dan PUBG Mobile (2018). Menurut Google, Pokémon Unite layak menjadi pemenang berkat gameplay-nya yang dinamis dan pengalaman lintas platform yang ditawarkan.

Dirilis di Nintendo Switch pada bulan Juli 2021, kemudian di Android dan iOS pada bulan September 2021, Pokémon Unite memang terbukti sangat populer. Per Oktober 2021, game tersebut tercatat sudah diunduh lebih dari 25 juta kali di semua platform. Pencapaian ini rupanya di luar ekspektasi tim pengembangnya, seperti diakui oleh Masaaki Hoshino selaku produser dari Pokémon Unite. “Saya ragu game-nya bakal diterima dengan baik oleh pemain di seluruh dunia,” ucapnya.

Itu versi Amerika Serikat. Kalau untuk versi Indonesia, titel game terbaik 2021 rupanya dimenangkan oleh Ragnarok X: Next Generation. Well, tampaknya gamer Indonesia memang masih sangat suka dengan genre MMORPG, dan menurut saya kesulitan bersosialisasi selama masa pandemi turut berkontribusi atas popularitas genre tersebut.

Ragnarok X: Next Generation / Nuverse

Sementara itu, untuk kategori User’s Choice Game yang penilaiannya didasarkan pada pemungutan suara pengguna, gelar juaranya jatuh pada Garena Free Fire MAX, baik untuk versi AS maupun Indonesia.

Beralih ke aplikasi non-gaming, kategori aplikasi terbaik 2021 versi AS dimenangkan oleh aplikasi relaksasi Balance, sedangkan kategori User’s Choice App dimenangkan oleh aplikasi streaming Paramount+.

Di Indonesia, yang terpilih sebagai aplikasi terbaik 2021 adalah SejutaCita yang berfokus pada pengembangan diri dan karier. Lalu untuk kategori User’s Choice App versi Indonesia dimenangkan oleh aplikasi toko online Tokko.

Daftar lengkap pemenangnya bisa langsung dicek di situs Google Play, termasuk game yang memenangkan kategori-kategori yang lebih spesifik seperti Best Game Changers dan Best Indies, maupun Best Hidden Gems dan Best Everyday Essentials untuk aplikasi non-gaming. Untuk versi AS, Anda bisa lihat langsung daftar pemenangnya di blog Google.

Sumber: Digital Trends.

Program Reward Google Play Points Resmi Hadir di Indonesia

Google mengumumkan kehadiran program Google Play Points secara resmi di Indonesia pada tanggal 5 November 2021 kemarin. Sebelumnya sudah hadir lebih dulu di beberapa negara lain, program ini dirancang untuk memberikan poin dan reward kepada pengguna perangkat Android atas berbagai aktivitas mereka di Google Play.

Program ini dapat diikuti tanpa biaya, dan pengguna dapat mengumpulkan Play Points dari pembelian aplikasi, film, buku, pembayaran subscription, in-app purchase, dan lain sebagainya. Selama masih dalam konteks Google Play, pada dasarnya semua transaksi dapat dikonversikan menjadi Play Points.

Di awal, peserta program bakal mendapatkan 1 poin di setiap kelipatan Rp1.500. Jadi semisal Anda membeli 250 Diamond di Mobile Legends seharga Rp75.000 (lewat store bawaan game-nya langsung), maka Anda bakal langsung menerima 50 Google Play Points.

Poin tersebut kemudian bisa ditukarkan dengan beragam reward; bisa berupa in-app atau in-game item, bisa berupa kupon diskon untuk membeli in-app atau in-game item, atau bisa juga berupa saldo Google Play Credit.

Seiring poinnya terakumulasi, jumlah poin yang didapat dari setiap transaksi juga bakal bertambah. Pasalnya, pengguna bisa mencapai empat tingkatan (tier) di program ini. Berikut rincian dari masing-masing tier:

  • Bronze: Tier pertama untuk semua peserta program Google Play Points. Tier ini memberikan 1 poin di setiap kelipatan Rp1.500, beserta kesempatan untuk mendapat hingga 4x lebih banyak poin di game, atau hingga 2x dari menyewa film dan buku dalam event bulanan.
  • Silver: Jika mengumpulkan setidaknya 300 poin dalam tempo satu tahun, maka pengguna akan naik ke tier yang kedua. Di sini mereka bakal mendapatkan 1,1 poin untuk setiap kelipatan Rp1.500 (bonus 10%), lalu kesempatan untuk mendapat hingga 4x lebih banyak poin di game, atau hingga 3x dari menyewa film dan buku dalam event bulanan. Mereka juga bisa mendapat hadiah langsung setiap minggunya dalam bentuk poin (sampai 100 poin).
  • Gold: Jika mengumpulkan paling tidak 1.000 poin dalam tempo setahun, maka pengguna akan naik ke tier yang ketiga. Nilai konversinya naik menjadi 1,2 poin untuk setiap kelipatan Rp1.500 (bonus 20%), dan hadiah mingguannya juga naik menjadi up to 200 poin. Kesempatan untuk mendapat hingga 4x lebih banyak poin di game masih ada, tapi tier Gold juga bisa menerima sampai 4x dari menyewa film dan buku selama event bulanan.
  • Platinum: Saat akumulasi poin dalam setahun mencapai 5.000 poin, maka pengguna akan mencapai tier yang teratas. Di tier ini, setiap kelipatan Rp1.500 akan menghasilkan 1,4 poin (bonus 40%), dan hadiah langsungnya bisa mencapai 500 poin per minggu. Pengguna di tier ini juga berkesempatan mendapatkan hingga 4x lebih banyak poin di game, atau sampai 5x dari menyewa film dan buku selama event bulanan, tidak ketinggalan pula respon tercepat dari tim support apabila membutuhkan.

Muriel Makarim, Head of Brand & Reputation, Google Indonesia, menjelaskan, “Kami ingin memberikan masyarakat Indonesia sebuah program yang dapat mengikuti peningkatan minat mereka terhadap berbagai aplikasi seluler. Orang di Indonesia makin banyak mencari hiburan baru, terutama terkait game, dan mereka ingin terus dihibur, aktif, dan berinteraksi dengan aplikasi. Kami ingin memberikan reward atas engagement itu dengan Google Play Points dan memberi mereka pengalaman yang menyenangkan.”

Ditanya mengenai tarif top up Google Play yang lebih mahal jika dibandingkan dengan berbagai layanan pihak ketiga, Muriel berdalih bahwa memberikan pengalaman yang terbaik kepada konsumen itu tidak selalu lewat harga yang murah, melainkan bisa juga dengan cara [top up] yang seamless.

Program Google Play Points ini pada dasarnya juga bisa dilihat sebagai respon Google terhadap kondisi tersebut. Kalau kita gunakan Mobile Legends lagi sebagai contoh, jadi meskipun jumlah Diamond yang didapat lebih sedikit jika top up langsung via Google Play, pengguna akan mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan beragam reward itu tadi.

Google mengajak lebih dari 25 developer untuk ikut meramaikan program Google Play Points di Indonesia, termasuk halnya developer lokal macam Agate. Arief Widhiyasa, CEO sekaligus co-founder Agate, optimistis bahwa program ini bisa jadi cara yang bagus bagi developer untuk berinteraksi dengan para pemainnya dan memotivasi mereka untuk terus bermain.

Untuk mengikuti program Google Play Points, pengguna hanya perlu mencantumkan metode pembayaran pada akunnya, lalu buka menu profil pada aplikasi Play Store di perangkat Android. Supaya lebih menarik perhatian, semua anggota baru berhak mendapatkan tiga kali lebih banyak poin di setiap pembelian selama satu minggu pertama.

Google Play Tambah DOKU Sebagai Opsi Pembayaran

DOKU mengumumkan kehadiran di Google Play sebagai tambahan opsi pembayaran teranyar, melengkapi pemain e-money lainnya yang sudah lebih dulu hadir, yakni Gopay dan ShopeePay. Ke depannya DOKU akan terus melengkapi jenis metode pembayaran dalam Google Play, sehingga konten digital berbayar yang ada di dalamnya dapat diperoleh dengan mudah.

“Saat ini mobile commerce dengan metode in-app payment menjadi semakin populer dan banyak dipilih konsumen karena lebih praktis dan nyaman, terutama bagi generasi muda yang kesehariannya sangat bergantung dengan smartphone mereka,” ucap Chief of International Partnership DOKU Alison Jap dalam keterangan resmi, Selasa (15/6).

Adapun cara mengaktifkan DOKU e-Wallet dalam Google Play terbilang cukup mudah. Pertama, pengguna pilih menu Payments & Subscription. Kedua, pilih menu Payment Methods. Terakhir, menambahkan DOKU sebagai metode pembayaran.

Mengutip dari sebuah riset yang dikeluarkan oleh JP Morgan ‘2020 Payment Trends Report’ untuk pasar Indonesia terungkap bahwa digital wallet adalah metode pembayaran dengan tingkat kepopuleran yang cepat melesat. Pada 2019, penggunaan digital wallet sebesar 16% dibandingkan opsi lainnya. Diprediksi pada 2023 mendatang akan meningkat hingga 23%.

Lebih lanjut, riset tersebut juga menyatakan pada 2019 mobile commerce dengan metode in-app payment lebih digemari oleh konsumen (69%) daripada pembayaran melalui browser (31%).

Sejak resmi diluncurkan pada 2013, DOKU e-Wallet fokus pada pertumbuhan organik yang konsisten dengan segmentasi profil pengguna yang lebih matang. Diklaim penggunanya saat ini sebanyak 3,7 juta orang dengan nilai rata-rata transaksi Rp300 ribu-Rp400 ribu.

Para pengguna mayoritas menggunakan fitur pembayaran tagihan, pulsa, token listrik, iuran BPJS secara autodebet, transfer dana, dan belanja online. Tak hanya itu, DOKU e-Wallet sudah dilengkapi dengan fitur scan QRIS yang mempermudah pengguna ketika melakukan pembayaran baik online maupun onsite.

Sebelumnya DOKU e-Wallet mengumumkan penambahan fitur ‘Bayar di Toko’ yang dapat digunakan di gerai Alfamart dan Indomaret pada tahun lalu.

Secara perusahaan, DOKU memiliki tiga pilar bisnis, yakni DOKU e-Wallet, remitansi & disbursement, dan payment gateway. Bisnis yang terakhir ini adalah bisnis utama DOKU yang berkontribusi sebanyak 70% secara pendapatan. Pada April kemarin, perusahaan memutuskan untuk melakukan rebranding bisnis payment gateway-nya menjadi Jokul (kata slang pada tahun 90-an yang memiliki arti “jualan”).

Application Information Will Show Up Here

ShopeePay Kini Menjadi Pilihan Metode Pembayaran di Google Play

Penyedia layanan pembayaran digital dibawah Sea Group, ShopeePay, mengumumkan integrasi dengan Google Play Store untuk mendukung tren pertumbuhan penggunaan layanan digital di Indonesia. ShopeePay kini bisa digunakan untuk transaksi berbagai kebutuhan gaya hidup digital seperti pembelian aplikasi, top up game, hingga berlangganan layanan Video on Demand (VOD).

Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari mengungkapkan, “Kerja sama ini merupakan pencapaian inovasi terbaru dari ShopeePay dalam menyediakan solusi pembayaran digital yang terintegrasi, khususnya di platform kelas dunia seperti Google Play Store. [..] Dengan penawaran yang memuaskan dan akses yang tak terbatas akan transaksi pembayaran digital di dalam Google Play Store, kami harap kolaborasi ini dapat semakin mendorong antusiasme masyarakat terhadap transaksi digital.”

Pengguna hanya perlu menambahkan ShopeePay di menu metode pembayaran lalu memasukan pin ShopeePay atau konfirmasi melalui sidik jari/Face ID. Setelah berhasil diaktivasi, pengguna bisa mulai melakukan pembelian aplikasi di dalam Google Play.

Sebelumnya, GoPay sudah lebih dulu masuk sebagai metode pembayaran di Google Play sejak tahun 2019. Dengan strategi yang tidak jauh berbeda, kedua platform ini menawarkan nilai tambah berupa cashback yang bisa digunakan user untuk pembelian in-app dan aplikasi premium.

Selain menggunakan saldo Google Play, transaksi juga bisa melalui kartu Kredit/Debit serta tagihan ponsel. Namun, dilansir dalam rilisan pers Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat, untuk setiap pembelian aplikasi Google Play akan dikenakan tambahan pajak 10% dan biaya jasa sekitar 2%. Artinya, pengguna harus menyediakan saldo pulsa yang mencukupi sebelum bertransaksi di Google Play.

Peta pembayaran digital di Indonesia

Riset “Digital 2021” yang dikeluarkan We Are Social dan HootSuite mengungkapkan peningkatan jumlah masyarakat yang mengonsumsi layanan digital di Indonesia. Sebanyak 86,2% pengguna internet mengaku menggunakan aplikasi hiburan dan video, meningkat dari 83% di tahun sebelumnya. 60,4% mengaku menggunakan aplikasi mobile game, meningkat dari 59% di tahun sebelumnya.

Peningkatan tren ini mendorong integrasi ShopeePay dan Google Play Store untuk menyediakan akses pembayaran yang lebih aman dan menyeluruh, khususnya bagi pengguna Android yang mendominasi lebih dari 90% pasar smartphone di Indonesia.

Kehadiran teknologi dan digitalisasi di Indonesia mampu mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan alat pembayaran. Diakselerasi pandemi Covid-19, penggunaan uang tunai kini kian beralih menjadi pembayaran via digital.

Hasil survei konsumen secara online yang dilakukan oleh Snapcart selama kuartal pertama tahun 2021 menunjukkan ShopeePay sebagai platform pembayaran digital yang paling banyak digunakan (76%), disusul GoPay (57%), Ovo (54%), Dana (49%), dan LinkAja (21%).

Application Information Will Show Up Here

Observing Gopay’s Current Progressive Steps

Gopay’s domination in Indonesia is nothing. Quoting from various surveys, one of which is from the latest iPrice report, in the second quarter of 2020, Gopay has the highest number of monthly active users and total downloads from its closest competitors, Ovo, Dana, and LinkAja.

It was also stated that Gopay was named the first e-wallet that new users (60%) would choose when making transactions for the first time. In addition, they have the highest number of organic users (54%), even though there are no promos or cashbacks offered, users will still use Gopay as their transaction tool.

The secret of the kitchen that causes this condition is the various partners that provide payment channels, both online and offline, which Gojek formed as the parent of Gopay. This ecosystem forms a new habit for consumers to use Gopay as a daily payment method from the first time they wake up, until they go to sleep again.

When that happens, loyalty is formed. Even if Gopay does not provide discounts, it will not affect user loyalty.

Head of Corporate Communications GoPay Winny Triswandhani explained that the total number of Gopay merchants currently has reached more than 500 thousand merchants, around 95% of which are micro and small merchants. This figure is not only merchants acquired directly by Gopay, including merchants who accept Gopay as a payment tool from GoFood and Midtrans.

“Once Gopay can be accepted outside the ecosystem, we invest a lot of resources, including field labor for the acquisition of small traders. From the start it wasn’t easy, from two years ago the struggle for their education was more difficult than the tech savvy merchants, “he explained to DailySocial.

He continued, “But we know they are the ones who need cashless payments the most because from there they can build credit history, clean books, and these transactions can lead them to grow, for example when applying for KUR.”

Even during this pandemic, since March until now there has been a rapid increase in offline merchants joining, reaching more than 120 thousand new merchants. The triggering factor was a shift in consumer shopping from offline to online, which eventually led merchants to follow this trend.

In accommodating the booming needs of these offline merchants, Gojek created a Gojek with Gojek landing page. There the company combines a variety of business start-up solutions that enter its ecosystem for merchants, from starting up to being established.

Gojek prepares GoFood and GoBiz partner registration solutions, digital payment arrangements for outlets, sites / applications, social commerce, and loan capital. All these solutions certainly involve Gopay as the main umbrella.

Merchants only need to answer short questions asked about the type of business and their monthly sales turnover. Later the survey will direct the right payment solution according to the business conditions.

“For example, for merchants selling on social commerce, you can use Selly. It is a keyboard application that can accommodate answer templates, can create invoices, and has been facilitated with digital payment methods and QRIS. Now people are aware that online stalls are now mandatory and are no longer nice to have. ”

Payment through digital app

One thing that makes Gopay something of a breakthrough is its presence on Google Play as a payment option for buying apps, games, and making in-app purchases since last year. Previously, payments on Google Play could only be made by credit or debit card, Google Play Credit, and through credit deduction.

“Basically, all applications on Google Play can use Gopay for payments. We know the credit card penetration here is very low. We always see consumer behavior when transacting online [in developing innovations]. Digital payments through applications are now much the same as gaming, “said Winny.

Winny did not specify how the current transaction contribution compared to transactions at merchants. However, looking at other sources, in March, GoPay Senior Vice President Product Marketing Timothius Martin said that Gopay’s transactions on Google Play have tripled since six months. Contribution is equal from game and non-game applications.

“This year, even though it has increased threefold, it has been balanced. The contribution is 50% in games, 50% in non-games. In non-games, Gopay has lifestyle and entertainment for streaming, ”said Timo.

From Gojek’s internal data throughout March-May 2020, it shows that Gopay is widely used to purchase game coupons with a 3x increase. The Free Fire, Mobile Legends, and PUBG Mobile applications are favorite games based on the number of top-up game payments with Gopay.

The latest development that the company has made is integrated payment for subscription packages on Spotify and YouTube (Premium and Music). A number of other well-known non-game applications that are now connected to Gopay are HBO Go, WeTV, Iqiyi, Viu, Imo, Inshot, Google Drive, VSCO, LINE, Kakaopage, VivaVideo, Joox, Tinder, Catchplay, Vidio, and many more.

Not only on Google Play, Gopay is also available as a payment method for digital products on the Galaxy Store, a digital app store for Samsung devices. Regarding the plan whether it will be coming to the App Store soon, Winny only said that the company always strives to meet every user’s need, whatever the form.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Melihat Gerak Progresif Gopay Saat Ini

Dominasi Gopay di Indonesia memang tidak perlu diragukan lagi. Mengutip dari berbagai survei, salah satunya dari laporan termutakhir iPrice, pada kuartal II 2020 menyebutkan Gopay memiliki jumlah pengguna aktif bulanan dan total unduhan terbanyak dari kompetitor terdekatnya, Ovo, Dana, dan LinkAja.

Disebutkan juga, Gopay dinobatkan sebagai e-wallet pertama yang akan dipilih pengguna baru (60%) saat pertama kali bertransaksi. Selain itu, mereka memiliki jumlah pengguna organik terbanyak (54%), walaupun sudah tidak ada promo atau cashback yang ditawarkan pengguna akan tetap menggunakan Gopay sebagai alat transaksi mereka.

Rahasia dapur yang menyebabkan kondisi demikian adalah beragam mitra yang menyediakan channel pembayaran, baik online dan offline, yang dibentuk Gojek sebagai induk dari Gopay. Ekosistem tersebut membentuk suatu kebiasaan baru bagi konsumen untuk menggunakan Gopay sebagai metode pembayaran sehari-hari dari awal mereka bangun tidur, sampai tidur lagi.

Ketika itu terjadi, maka loyalitas terbentuk. Sekalipun Gopay tidak memberikan diskon sama sekali tidak akan mempengaruhi loyalitas pengguna.

Head of Corporate Communications GoPay Winny Triswandhani menerangkan, total merchant Gopay saat ini telah mencapai lebih dari 500 ribu merchant, sekitar 95% di antaranya adalah merchant mikro dan kecil. Angka ini bukan merchant yang diakuisisi langsung oleh Gopay saja, termasuk juga merchant yang menerima Gopay sebagai alat pembayaran dari GoFood dan Midtrans.

“Begitu Gopay bisa diterima di luar ekosistem, kita banyak investasi resources termasuk tenaga kerja lapangan untuk akuisisi pedagang kecil. Dari awal itu enggak mudah, dari dua tahun lalu perjuangan untuk edukasi mereka lebih susah daripada merchant yang sudah tech savvy,” paparnya kepada DailySocial.

Dia melanjutkan, “Tapi kami tahu mereka itu yang paling butuh pembayaran cashless karena dari situ mereka bisa bangun kredit histori, pembukuan rapi, dan transaksi-transaksi ini bisa membawa mereka berkembang, misalnya saat mengajukan KUR.”

Pun selama pandemi ini sejak Maret hingga kini terjadi peningkatan pesat merchant offline yang bergabung mencapai lebih dari 120 ribu merchant baru. Faktor pemicunya karena ada pergeseran cara belanja konsumen dari offline ke online, yang akhirnya menggiring para merchant untuk mengikuti tren tersebut.

Dalam mengakomodasi membludaknya kebutuhan para merchant offline ini, Gojek membuat landing page Melaju Bersama Gojek. Di sana perusahaan menggabungkan beragam solusi memulai usaha yang masuk ke dalam ekosistemnya untuk merchant, dari skala baru memulai hingga sudah mapan.

Gojek menyiapkan solusi pendaftaran mitra GoFood dan GoBiz, pengaturan pembayaran digital untuk outlet, situs/aplikasi, social commerce, hingga modal pinjaman. Seluruh solusi tersebut tentunya melibatkan Gopay sebagai payung utamanya.

Merchant cukup menjawab pertanyaan-pertanyaan singkat yang diajukan, terkait jenis bisnis dan omzet penjualan bulanannya. Nanti survei tersebut akan mengarahkan solusi pembayaran yang tepat sesuai dengan kondisi bisnisnya.

“Misal untuk merchant yang berjualan di social commerce, bisa menggunakan Selly. Ia itu aplikasi keyboard yang bisa mengakomodasi template jawaban, bisa buat invoice, dan sudah difasilitasi dengan metode pembayan digital dan QRIS. Sekarang orang sudah sadar bahwa lapak online itu sekarang sudah wajib dan bukan nice to have lagi.”

Pembayaran di aplikasi digital

Satu hal yang membuat Gopay menjadi sesuatu yang breakthrough adalah kehadirannya di Google Play sebagai opsi pembayaran untuk membeli aplikasi, game, dan melakukan in-app purchase sejak tahun lalu. Pembayaran di Google Play sebelumnya hanya dapat dilakukan dengan kartu kredit atau debit, Google Play Credit, serta melalui pemotongan pulsa.

“Pada dasarnya semua aplikasi yang ada di Google Play sudah bisa menggunakan Gopay untuk pembayarannya. Kita tahu penetrasi kartu kredit di sini sangat rendah. Kita selalu melihat perilaku konsumen saat bertransaksi secara online [dalam mengembangkan inovasi]. Pembayaran digital lewat aplikasi kini memang jauh meningkat sama seperti gaming,” papar Winny.

Winny tidak merinci bagaimana kontribusi transaksinya saat ini dibandingkan transaksi di merchant. Namun melihat dari sumber lain, pada Maret kemarin Senior Vice President Product Marketing GoPay Timothius Martin menyebutkan transaksi Gopay di Google Play naik tiga kali lipat sejak enam bulan. Kontribusinya imbang dari aplikasi game dan non-game.

“Tahun ini walaupun sudah naik tiga kali lipat, itu sudah seimbang. Kontribusinya 50% di game, 50% lagi non-game. Non-game kan di Gopay ada lifestyle dan entertainment digunakan untuk streaming,” kata Timo.

Dari data internal Gojek sepanjang Maret-Mei 2020 memperlihatkan Gopay banyak dipakai untuk pembelian kupon games dengan kenaikan 3x lipat. Aplikasi Free Fire, Mobile Legends, dan PUBG Mobile menjadi games favorit berdasarkan jumlah pembayaran top-up games dengan Gopay.

Perkembangan terbaru yang dilakukan perusahaan adalah terintegrasi untuk pembayaran paket berlangganan di Spotify dan YouTube (Premium dan Music). Sejumlah aplikasi terkenal non game lainnya yang kini sudah terhubung dengan Gopay adalah HBO Go, WeTV, Iqiyi, Viu, Imo, Inshot, Google Drive, VSCO, LINE, Kakaopage, VivaVideo, Joox, Tinder, Catchplay, Vidio, dan masih banyak lagi.

Tak hanya di Google Play, Gopay juga sudah hadir sebagai metode pembayaran produk digital yang ada di Galaxy Store, toko aplikasi digital untuk perangkat Samsung. Terkait rencana apakah akan segera hadir di App Store, Winny hanya menuturkan bahwa perusahaan selalu berupaya memenuhi setiap kebutuhan pengguna apa pun itu bentuknya.

Application Information Will Show Up Here