Grab Ventures Velocity (GVV) dan BRI Ventures, Pacu Industri Startup Lokal dengan Program Akselerator

Grab bersama dengan BRI Ventures telah meluncurkan program Grab Ventures Velocity Batch 4 x Sembrani Wira dengan tema Scaling Up Together: Empowering Startup, Supporting Microentrepreneurs. Program akselerator ini bertujuan untuk mendukung pengembangan industri startup di Indonesia.

Dengan beberapa agenda penting dalam program akselerator ini seperti workshop, mentorship, program uji coba, serta Impact Day, Grab Ventures Velocity yang sudah hadir dari tahun 2018, telah melahirkan beberapa startup sukses. Selain itu, BRI Ventures juga memiliki program akselerator yang bernama Sembrani Wira dan sudah meluluskan delapan startup dari program tersebut.

Tidak hanya memberikan dukungan terhadap perusahaan rintisan berbasis digital di Indonesia, kolaborasi ini juga akan menguatkan ekosistem UMKM dan sejalan dengan usaha pemerintah dalam mengakselerasi ekonomi digital di indonesia dengan mendorong digitalisasi UMKM.

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak webinar #SelasaStartup bersama Grab dan BRI Ventures tentang bagaimana program akselerator dapat memacu industri startup digital lokal di Indonesia.

Grab dan Sembrani Wira Buka Program Akselerator Batch 4, Incar Startup Pemberdayaan UMKM

Grab dan Sembrani Wira, program akselerator dari BRI Ventures, kembali bekerja sama untuk membuka Grab Velocity Ventures (GVV) Batch 4. Tema yang diusung tak jauh berbeda dengan batch sebelumnya, yakni menyasar startup yang fokus pada pemberdayaan UMKM.

Namun kriteria startup yang dibidik kali ini lebih spesifik, memiliki model bisnis yang mampu menyediakan layanan bagi UMKM, contohnya point of sale (POS), customer relationship management, e-commerce enablement, software as a service (SaaS), dan model bisnis lainnya yang relevan.

“Tahun ini kami akan kembali fokus pada pemberdayaan UMKM. Kenapa UMKM? Sebab menurut data UNDP 2020 menyampaikan sebelum pandemi hanya 20% UMKM yang sudah memiliki kehadiran online, tapi sejak pandemi meningkat hingga 44%. Masuk ke ranah digital telah membantu banyak UMKM mempertahankan bisnis dan karyawan mereka,” ucap Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam konferensi pers virtual, Rabu (9/6).

Menurutnya, UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian negara. Bila dibantu dengan solusi digital yang dapat, UMKM dapat terbantu untuk lebih cepat beradaptasi dengan kondisi sekarang ini dan pada akhirnya memainkan peran penting buat negara.

CEO BRI Ventures Nicko Widjaja menambahkan, salah satu alasan Sembrani Wira turut serta dalam batch kali ini karena ia percaya setiap krisis pasti akan menciptakan perusahaan-perusahaan yang tangguh. Berkaca dari krisis yang terjadi krisis finansial di 2008, misalnya bermunculan perusahaan dengan konsep sharing economy seperti Airbnb dan Uber. “Secara pattern krisis selalu mendatangkan perusahaan yang lebih tangguh,” kata Nicko.

Neneng kembali melanjutkan, kriteria lainnya yang dicari oleh Grab pada batch ini adalah startup tersebut sudah mendapatkan pendanaan dari investor (post-seed); sudah berjalan dan memiliki model bisnis yang jelas (past proof of concept); dan memiliki produk atau jasa yang mampu untuk terus berkembang (scalable product of service).

Batch ini nantinya akan berjalan antara 12-16 minggu. Dalam rangkaian program akan diisi dengan kegiatan workshop dari berbagai industri untuk membawakan topik yang relevan buat startup; sesi mentoring 1:1 bersama para ahli di bidangnya, networking untuk bertemu dan menjalin hubungan dengan para startup founders, alumni, dan tim & partners dari Grab dan BRI Ventures.

Kemudian, pilot program sebuah kesempatan untuk menghubungkan usaha startup ke basis pelanggan dan pengguna Grab selama 8 minggu; dan partnership & investment possibility dari Grab dan/atau BRI Ventures. Pendaftaran batch 4 mulai dibuka pada hari ini sampai 27 Juni 2021.

Secara total GVV telah membina 20 startup, 15 di antaranya datang dari Indonesia. Beberapa namanya adalah Tanihub, Sayurbox, Qoala, Porter, Eragano, Pergiumroh, BookMyShow, Tamasia, Sejasa.com, Minutes, Luna, Printerous, KliknClean, GetCraft, dan Workmate.

Adapun Sembrani Wira sendiri baru membuka batch perdananya di tahun ini. Mereka membina delapan startup, di antaranya adalah Gredu, Brick, GajiGesa, MYCL, Minapoli, Tumbasin, Biteship, dan CookLab.

Grab Umumkan Lima Startup Finalis Grab Ventures Velocity Angkatan Ketiga

Grab mengumumkan lima finalis startup terpilih dalam program Grab Ventures Velocity (GVV) Angkatan 3. Mereka ialah Luna POS, KliknClean, Printerous, GetCraft, dan Workmate.

Pada angkatan ini, Grab menyesuaikan fokusnya ke satu jalur, yakni Program Dukungan Usaha Kuliner dari tema besar “Memberdayakan Pengusaha Mikro” dan memilih startup yang dapat mendukung operasional usaha kuliner dan mempertahankan bisnisnya dengan teknologi.

Penyesuaian ini diambil karena kondisi terkini, sekitar 80% startup di Asia dan 60% usaha kuliner di Indonesia terkena dampak negatif dari pandemi. Awalnya, Grab mengangkat tema pemberdayaan UKM, tepatnya warung makan dan logistik B2B.

Pengumuman ini turut dihadiri oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, serta jajaran manajemen Grab Indonesia, melalui video conference yang digelar pada hari ini, (15/5).

Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, di tengah pandemi perusahaan memahami bahwa startup juga menghadapi dampak yang tidak terduga. Melalui bimbingan GVV Angkatan 3, mereka berupaya untuk membina startup agar dapat bertahan dan bangun fondasi bisnis yang kuat seperti saat ini.

Grab Ventures Velocity Angkatan
Acara pengumuman finalis Grab Ventures Velocity Angkatan 3 yang diadakan secara online / Grab

“Lewat program GVV kami berupaya agar startup punya bisnis yang kuat dan memberikan dampak positif buat UKM lewat teknologi,” ujarnya.

Dia menuturkan, kelima startup yang terpilih setelah melewati tahapan seleksi. Grab menerima pengajuan lebih dari 100 startup pada angkatan ini. Kelimanya ini adalah ahli di berbagai sektor, seperti manajemen keuangan, solusi kebersihan, branding, pemasaran, dan solusi tenaga kerja yang bermanfaat dalam mendukung UKM di bidang kuliner.

Kelima startup, dalam 16 minggu ke depan akan memperoleh bimbingan yang dapat memperkuat model bisnis mereka di tengah pandemi. Seluruh proses akan dilakukan secara online. Selama program berlangsung, startup akan menguji layanan mereka ke basis merchant GrabFood.

Adapun saat ini Grab memiliki lebih dari 400 merchant GrabFood. Merchant yang tertarik dapat mendaftarkan diri kepada Grab yang kemudian akan disambungkan kepada layanan dari startup tersebut. Layanan yang ditawarkan harapannya dapat membantu mereka meningkatkan kinerja, sekaligus mengurangi biaya operasional.

Menjelang program berakhir, startup akan melakukan pitching kepada Grab. Mereka yang berhasil akan mendapat kesempatan untuk berkolaborasi bersama Grab dalam bentuk kemitraan komersial.

“Objektif kami mengadakan GVV bukan mencari startup yang kita danai. Kami tidak memberikan funding, melainkan meningkatkan founder capability. Setelah berhasil, mereka bisa menjadi partner dengan kami secara komersial dan masuk ke platform kami.”

Lima startup finalis GVV Angkatan 3

1. Luna POS: menyediakan solusi kasir, manajemen inventaris, dan akunting berbasis cloud untuk UKM di Indonesia. Melalui solusi ini, Luna POS membantu usaha kuliner untuk mengurangi waktu yang dialokasikan untuk pekerjaan admnistrasi dan dapat fokus pada inti bisnis mereka.

2. KliknClean: menyediakan solusi pembersihan total bagi usaha kuliner untuk mempertahankan standar kebersihan, termasuk membersihkan dengan desinfektan, pengendalian hama, dan fogging dengan desinfektan untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri.

3. Printerous: memberikan solusi percetakan dalam memenuhi kebutuhan percetakan dan pengepakan bisnis makanan dan minuman, dan membuat desain khusus untuk memperkuat upaya branding seperti kemasan, kantong kertas, label stiker, menu, dan lain-lain.

4. GetCraft: menghubungkan para creator terpilih dan kualitas seperti influencer, fotografer, desainer, penulis, dan lain-lain dengan usaha kuliner yang ingin membuat strategi pemasaran serta mempromosikan bisnisnya. Startup ini juga memberikan akses ke artikel, riset terbaru, webinar, dan pelatihan yang menyajikan beragam konten edukatif untuk membuat strategi dan kampanye pemasaran yang terdepan.

5. Workmate: menyediakan solusi tenaga kerja digital yang memberikan usaha kuliner kemampuan untuk mengelola sumber daya dan manajemen tenaga kerja dalam satu platform.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner program Grab Ventures Velocity

Gaet Qoala, Grab Bereksperimen Rambah Insurtech

Grab resmi menambah layanan insurtech dengan menggaet Qoala, seiring upaya mengukuhkan posisinya sebagai super app. Qoala adalah salah satu peserta dari Grab Ventures Velocity (GVV) batch kedua.

Kompetitornya, Gojek, telah lebih dahulu merilis layanan insurtech “GoSure” melalui portofolio investasinya, PasarPolis.

Saat ini layanan insurtech baru tersedia dalam bentuk shuffle card di laman utama aplikasi Grab. Produk asuransi yang tersedia untuk saat ini hanya asuransi proteksi layar ponsel.

Tampilan Qoala dalam aplikasi Grab
Tampilan Qoala dalam aplikasi Grab

Untuk menggunakan fitur ini, pengguna Grab cukup memilih merek ponsel dan modelnya. Setelah itu, konsumen memilih masa perlindungan, bisa satu, tiga, atau enam bulan. Harga preminya bergantung tipe ponsel. Pembayaran sepenuhnya cashless menggunakan Ovo.

Klaim, jika ada, diajukan melalui situs Qoala. Perbaikan ponsel dilakukan di salah satu service center rekanan Qoala. Dalam kurun waktu tujuh hari, barang digaransi selesai diperbaiki dan siap digunakan kembali.

Sebelum menggandeng Qoala, Grab lebih dahulu melakukan uji coba serupa dengan SayurBox dalam bentuk shuffle card. BookMyShow dan Sejasa pun melalui fase serupa sebelum mereka menjadi layanan resmi Tickets dan Clean & Fix.

Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan menjelaskan, dalam proses uji coba seperti ini perusahaan sedang mempelajari sejauh apa relevansinya dengan kebutuhan pengguna. “Apabila ini proven, baru kita berani untuk perkenalkan sebagai real feature dan harapannya mereka bisa scale up bisnis lebih cepat,” katanya.

Beberapa peserta GVV tidak hanya melakukan uji coba layanan di layanan Grab, tapi juga di Kudo. Langkah ini bertujuan menyesuaikan dengan target pasar mereka, apakah cenderung B2B atau B2B2C, atau langung ke B2C. Bila B2C langsung diarahkan ke aplikasi Grab, sementara jika fokusnya ke konsumen bisnis diarahkan ke Kudo.

Di dalam aplikasi Kudo (kini bernama GrabKios) tersedia sejumlah tambahan produk, termasuk layanan nabung emas dan umroh sebagai hasil kolaborasi dengan Tamasia dan PergiUmroh.

Peserta GVV terdiri atas 10 startup, tujuh datang dari Indonesia, dua dari Singapura, dan satu dari Malaysia. Mereka adalah Eragano, PergiUmroh, Porter, Sayurbox, Tanihub, Tamasia, Qoala, Treedots, GLife, dan MyCash Online.

Grab Resmikan Layanan “Clean & Fix” Bersama Sejasa

Grab dan Sejasa.com meresmikan layanan Clean & Fix untuk memesan jasa reparasi alat dan perawatan rumah di dalam aplikasi Grab. Layanan ini adalah realisasi Sejasa yang terpilih sebagai salah satu lulusan terbaik Grab Velocity Ventures batch pertama.

Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan mengatakan, Clean & Fix adalah hasil hipotesis yang dilakukan Grab setelah pilot project dengan Sejasa pada Desember 2018. Sebelum Clean & Fix resmi hadir, Grab memasukkan Sejasa dalam bentuk widget di laman utama aplikasi Grab.

Di situ, pengguna Grab bisa memesan layanan Sejasa lewat in-app Grab. Setelah pembelajaran selama empat minggu, untuk testing awal di Jabodetabek saja, terjadi peningkatan transaksi antara 50%-70%. Data-data yang masuk menjadi insight yang menguatkan Grab sampai akhirnya meresmikan Clean & Fix sebagai layanan berbentuk tile.

“Dari angka itu, artinya ada demand yang besar dan hipotesis kita proven. Memang ada gap waktu untuk persiapannya, dari akhirnya pada awal tahun ini sampai sekarang baru bisa diresmikan karena kita ingin persiapkan pengalaman yang lebih sempurna,” terang Ongki, Selasa (10/9).

Di layanan ini, Grab hanya fokus menyediakan jasa-jasa yang berhubungan dengan reparasi dan perawatan rumah yang ada di Sejasa. Sementara, Sejasa sendiri punya layanan lebih dari 100 jenis jasa dari 50 kategori, mulai dari kontraktor, desainer interior, tukang ledeng, hingga teknisi AC.

Pembeda lainnya terletak di metode pembayarannya yang sudah terhubung dengan Ovo ketika memesan lewat Grab. Sebelumnya, Sejasa hanya menyediakan pembayaran dengan uang tunai saja. Jaminan lainnya, Sejasa menjanjikan penyedia jasa terverifikasi, respons yang cepat kurang dari 1 jam, harga yang sudah terstandar, dan garansi layanan 30 hari.

Country Manager Sejasa Anthony Wijaya menambahkan untuk tahap awal Clean & Fix baru tersedia di area Jabodetabek dengan tiga layanan, yakni servis AC, mesin cuci, dan kulkas. Pada Oktober mendatang, area cakupan akan diperluas ke Bandung dan Surabaya.

“Kita mau arahkan mulai masuk ke layanan perawatan rumah untuk melengkapi scoop Clean & Fix. Dalam waktu dekat kita akan menambah jasa pertukangan, tukang ledeng, dan jasa cat rumah,” ujar Anthony.

Secara paralel, Clean & Fix tidak hanya hadir untuk pengguna Grab di Indonesia. Pihak Sejasa tengah mempersiapkan layanan ini untuk digulirkan ke negara lain tempat mereka beroperasi. Di Asia Tenggara, Sejasa berada di bawah naungan Recommend Group yang juga hadir di Malaysia (Recommend.my) dan Thailand (Helpdee.com).

“Mungkin dalam akhir tahun ini atau paling lambat tahun depan, Clean & Fix sudah bisa hadir di mana kami beroperasi atau Grab beroperasi,” tambah Co-Founder dan CEO Recommend Group Jes Min Lua.

Secara keseluruhan Sejasa mengklaim telah merangkul lebih dari 40 ribu penyedia jasa dan 500 ribu pelanggan. Hampir 70% dari total bisnis Sejasa datang dari Indonesia, begitupun untuk karyawan Sejasa.

Anthony menyebut masuknya Sejasa dalam ekosistem Grab diharapkan dapat mempercepat realisasi perusahaan yang ingin memberdayakan 100 ribu UMKM di Indonesia.

Perkembangan Grab Velocity Ventures Batch Kedua

Peresmian layanan sebenarnya merupakan bentuk komitmen Grab sebagai super app, dengan menyediakan API untuk para mitra startup yang ingin masuk ke dalam ekosistem Grab. Grab Velocity Ventures (GVV) itu sendiri adalah salah satu cara mencari mitra tersebut.

Dalam GVV batch pertama, Grab sudah lebih dahulu mengumumkan layanan pemesanan tiket bioskop dengan menggandeng BookMyShow. Resmi masuknya Sejasa ke dalam aplikasi Grab, menuntaskan perjalanan Grab untuk GVV pada batch ini.

Ongki menjelaskan, GVV sudah masuk batch kedua dan sekarang ini sudah mulai pilot project di ekosistem Grab, mengingat sudah mulai memasuki masa akhir program. Ada yang langsung masuk ke aplikasi Grab dan Kudo, tergantung fokus bisnis mereka.

Kalau lebih cenderung ke B2B atau B2B2C akan diarahkan ke Kudo, contohnya adalah Pergiumroh, Qoala, dan Tanihub. Sementara, peserta yang langsung B2C masuk Grab adalah Sayurbox dalam bentuk widget, persis seperti yang BookMyShow dan Sejasa lalui. Seluruh peserta sedang uji coba model bisnis mereka, apakah benar tidak ada permintaan, dan relevan dengan pengguna Grab.

“Persis seperti tahun lalu, semua peserta GVV sedang kita berikan kesempatan untuk pilot project di ekosistem Grab atau Kudo. Dari seluruh tes itu apakah hasilnya signifikan atau tidak. Apabila ini proven, baru kita berani untuk perkenalkan sebagai real feature dan harapannya mereka bisa scale up bisnis lebih cepat.”

Layanan lainnya yang bakal segera hadir dan menggandeng pihak ketiga adalah Health. Hanya saja, menurut Ongki, sedikit molor dari rencana peresmian jadi kuartal IV/2019. Awalnya direncanakan bakal hadir pada Agustus 2019.

Fitur yang disediakan untuk tahap pertama adalah telemedicine, memungkinkan pengguna untuk konsultasi secara online dengan dokter. Sayang, Ongki masih enggan membeberkan mitra yang bakal digaet untuk ini.

Grab sendiri telah bermitra dengan Kalbe dan Ping An untuk mendorong ketersediaan layanan kesehatan di platform-nya tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

10 Startup Peserta “Grab Ventures Velocity” Angkatan Kedua

Grab mengumumkan 10 startup terpilih sebagai peserta Grab Ventures Velocity (GVV) angkatan kedua. Program flagship ini memilih dua fokus tema, yakni pemberdayaan petani dan usaha kecil.

Dari 10 startup tersebut, 7 datang dari Indonesia, 2 di antaranya dari Singapura, dan sisanya dari Malaysia. Secara berurutan, mereka adalah Eragano, PergiUmroh, Porter, Sayurbox, Tanihub, Tamasia, Qoala, Treedots, GLife, dan MyCash Online. Diklaim ada 150 startup yang mengajukan, mayoritas datang dari Asia Tenggara tapi ada juga datang dari luar Asia Tenggara.

“Menjadi decacorn pertama di Asia Tenggara merupakan perjalanan yang sangat kami syukuri dan kali ini kami ingin berkontribusi kembali dan membagikan apa yang telah kami pelajari untuk juga berkontribusi pada kemajuan negara,” terang President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, kemarin (17/6).

Pada pengumuman ini, turut dihadiri Menteri Kominfo Rudiantara, Staf Ahli Kemenkeu, serta mitra eksklusif Grab (Ovo, Kudo, Microsoft, dll). Dalam sambutannya, Rudiantara memberikan dukungannya terhadap program ini. Menurutnya, secara bersama-sama dapat membangun Asia Tenggara yang lebih kuat sebagai rumah dan ekosistem bagi banyak startup.

“Melalui program GVV ini saya berharap agar startup Indonesia juga mampu berkompetisi secara global dan mengharumkan nama bangsa,” tambahnya.

Ridzki melanjutkan pemilihan tema ini dilatarbelakangi oleh komitmen keberlanjutan kepada pemerintah Indonesia untuk mengambil peran utama dalam mengembangkan ekosistem agritech, tidak hanya di Indonesia tapi juga di Asia Tenggara. Dua fokus ini secara tidak langsung juga berkaitan dengan fokus perusahaan yang ingin memberdayakan usaha kecil dan menengah.

Mengenai update dari batch pertama, Grab dalam waktu dekat akan segera menghadirkan layanan Sejasa dalam aplikasinya. Sebelumnya, layanan pesenan film dari BookMyShow berbentuk tile dinamai “Tiket” sudah resmi dihadirkan.

“Sejasa tahun ini akan datang ke aplikasi Grab dan bisa segera digunakan untuk jutaan pengguna Grab.”

Pada batch pertama yang digelar akhir tahun lalu, memilih tiga startup dari Indonesia dari lima peserta untuk dibantu scale up. Mereka adalah BookMyShow, Sejasa, dan Minutes. Pihak BookMyShow menyebut pada bulan pertama uji coba berlangsung, bisnisnya tumbuh hingga 70%.

Program GVV batch kedua

Head of Grab Ventures Chris Yeo menjelaskan, batch ini memiliki dua jalur, pemberdayaan petani dan usaha kecil. Keduanya direpresentasikan oleh ada lima startup. Jalur pertama ada GLife, Tanihub, Treedots, Sayurbox, dan Eragano. Jalur kedua ada PergiUmroh, Porter, Tamasia, Qoala, dan MyCash Online.

Bila dihitung keseluruhan, ada 30 ribu petani dan 5500 pengusaha kecil yang sudah terbantu dengan total GMV lebih dari US$110 juta. Prospek ke depannya, masih ada 35 juta petani di Indonesia saja yang bisa berpeluang terbantu oleh teknologi, potensi GMV-nya sekitar US$136 miliar. Lalu ada 46 juta pengusaha kecil di Indonesia yang siap terhubung dengan teknologi.

Pengangkatan tema untuk batch kali ini, juga dilatarbelakangi oleh beberapa pembelajaran yang diambil dari batch pertama. Chris menjelaskan dari pilot project, pihaknya mendapat proof of concept dari para peserta.

Ada data nyata yang berhasil diperlihatkan, semisal dari pencapaian BookMyShow pasca bergabung. Data tersebut dimanfaatkan untuk menggali lebih dalam sinergi yang bisa dilakukan kedua perusahaan agar tetap selaras dengan kebutuhan pengguna Grab.

“Tapi di sisi lain, pada batch pertama tidak ada tema spesifik yang diangkat. Makanya startup yang mendaftar itu dari berbagai sektor. Kali ini mau kita fokuskan agar lebih spesifik dan targeted,” terangnya.

Peserta batch kedua ini akan menguji proyek awal mereka dalam ekosistem Grab, menyesuaikan dengan layanan yang ditawarkan. Ada beberapa channel yang disediakan, melalui aplikasi Grab itu sendiri, basis merchant GrabFood, atau jaringan agen Kudo. Dibandingkan batch sebelumnya, hanya ada integrasi ke aplikasi Grab.

Akan tetapi, Chris mengaku pihaknya belum menetapkan ada berapa banyak startup yang bakal dipilih dan nominal investasi yang disiapkan. Dia hanya memastikan besaran nominal investasi yang disiapkan adalah post-seed stage. Berbeda dengan fokus Grab Ventures yang mengincar pendanaan ke startup mulai dari tahap seri B ke atas.

Seluruh peserta ini akan mengikuti pelatihan selama 16 minggu, diisi berbagai kegiatan dari mentoring hingga kelas bertema khusus. Pada akhir sesi, startup akan pitching di hadapan Grab. Mereka yang berhasil, akan mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan Grab dalam bentuk pendanaan atau kemitraan strategis.

Seluruh kegiatan program akan berlangsung di kawasan Digital Hub BSD City, sehubungan dengan kemitraan strategis antara perusahaan dengan Sinar Mas Land.

“Program ini banyak membahas soal isu dasar untuk bantu founder saat scale up. Dari situ, kami harapkan mereka bisa memberikan solusi yang lebih berani dan inovatif meski berangkat dari layanan marketplace.”

Chris juga menyebut pihaknya mulai mempersiapkan GVV batch ketiga, namun belum ditentukan tema apa yang akan dipilih. Kemungkinan besar akan digelar menjelang akhir tahun ini.