Rayakan Ulang Tahun Ke-75, JBL Menghadirkan 7 TWS Baru di Indonesia

JBL merayakan ulang tahunnya yang ke-75, brand audio yang dimiliki oleh Harman, anak perusahaan dari Samsung Electronics itu juga menghadirkan tujuh model True Wireless Stereo (TWS) baru di Indonesia. Dengan kampanye ‘Our Heritage. Your Sound’, JBL mengajak setiap orang untuk menikmati hidup dan tenggelam di dalamnya.

Kenapa JBL menggempur pasar TWS yang sudah sangat ramai? Selain karena permintaan TWS yang meningkat, JBL menjelaskan bahwa TWS merupakan salah satu perangkat yang paling dibutuhkan oleh konsumen saat ini, termasuk untuk menunjang dalam bekerja dan belajar.

Tujuh model TWS dari JBL pun hadir dalam desain, fitur, dan harga yang bervariasi. Tujuannya untuk memberikan kenyamanan, karena bentuk kuping seseorang dan penggunaannya berbeda-beda, dan konsumen juga dapat menyesuaikan TWS yang dipilih sesuai budget. Mari tengok satu per satu.

JBL TOUR PRO+

Mari mulai dari JBL TOUR PRO+, TWS ini dirancang untuk pebisnis profesional yang ingin meningkatkan produktivitas mereka. Secara fisik, ia tampil elegan dengan bodi ramping dalam balutan warna hitam.

TWS ini mengemas fitur unggulan seperti Adaptive Noise Cancellation (ANC), Adaptive Ambient Aware, dan teknologi TalkThru. Ia membawa sepasang dynamic driver 6.8mm dengan teknologi JBL Pro Sound dan 3-mic beamforming array untuk menyajikan suara yang jernih.

Pengguna dapat menerima panggilan kerja tanpa gangguan dan dapat tetap terhubung dengan lingkungan sekitar dengan menyesuaikan tingkat kebisingan latar belakang. Selain itu, TWS ini mendukung voice assistant Google bawaan yang memungkinkan akses handsfree, fungsi Fast Pair, serta fitur Dual Connect and Sync yang membuat panggilan konferensi saat bepergian menjadi sangat mudah.

JBL TOUR Pro+ TWS juga menawarkan daya tahan baterai lebih dari 30 jam, total termasuk dengan charging case. Kalau untuk per earbud-nya sendiri, dapat bertahan hingga 8 jam tanpa ANC dan 6 jam dengan ANC, pengisiannya sudah didukung Qi-wireless charging.

JBL LIVE PRO+ Rp3.449.000

Kalau yang ini punya desain yang sangat trendi dan modis, namun menghadirkan pengalaman True Wireless yang nyata dengan dynamic driver 11mm dan JBL Signature Sound. Ia juga dilengkapi dengan fitur-fitur premium seperti Adaptive Noise Cancellation dengan Smart Ambient.

JBL Live Pro+ juga memudahkan untuk beralih antara lagu favorit ke panggilan grup dengan satu ketukan sederhana pada earbud. Mikrofon dual beamforming dan ANC membuat hasil suara lebih jelas sehingga pengguna tetap terhubung dengan nyaman. Didukung kemampuan daya hingga total 28 jam dengan charging case, 7 jam tanpa ANC dan 6 ANC dengan ANC per earbud, dan mendukung Qi-wireless charging.

JBL REFLECT MINI NC Rp2.999.000

Berikutnya JBL REFLECT MINI NC, ia diciptakan untuk para penggemar olahraga termasuk yoga, lari atau barre dan untuk mereka yang aktif. TWS ini juga mengemas Adaptive Noise Cancellation dengan Smart Ambient, pengguna dapat sepenuhnya fokus pada target olahraga dan menepis semua gangguan sambil tetap terhubung pada lingkungan sekitar dengan aman.

TWS ini dilengkapi dengan stabilisator sirip telinga dalam tiga ukuran yang dapat dipilih sesuai kebutuhan agar headphone tidak longgar. Bodinya tahan air dan keringat dengan sertifikasi IP67 dan memiliki daya 21 jam dengan charging case atau 6 jam dengan ANC aktif per earbud.

JBL WAVE 200TWS

Ini model TWS yang lebih sederhana dari JBL, ia tidak dibekali dengan fitur Adaptive Noise Cancellation. Namun tetap menawarkan pengalaman audio yang mengesankan berkat teknologi JBL Deep Bass Sound.

Rancangan earbud yang ergonomis membuat pengguna dapat mendengarkan musik, menerima panggilan, dan mengakses voice assistant dengan satu sentuhan. Dilengkapi dengan daya 20 jam dengan charging case atau 5 jam per earbud.

JBL ENDURANCE PEAK 2 Rp2.699.000

JBL Endurance Peak 2 juga dirancang untuk mereka yang gemar olahraga, terutama olahraga air seperti berenang. Ia memiliki desain PowerHook, kawat pengaitnya dapat disesuaikan sehingga lebih pas dan aman ditelinga.

Ia siap menemani penggemar olahraga di alam bebas dengan daya 30 jam dan tahan segala cuaca karena telah memiliki desain tahan air dengan sertifikasi IPX7. Keunggulan lain dari JBL Endurance Peak 2 adalah Pure Bass Sound, hand-free stereo call, dan akses voice assistant. Serta, dilengkapi fitur dual connect akan memberikan kenyamanan lebih karena kedua earbud dapat menerima panggilan telepon.

JBL Tune 115TWS Rp1.299.000 dan JBL Tune 225TWS Rp2.699.000

Produk True Wireless dengan nama JBL Tune hadir dengan 2 seri, seri pertama adalah JBL Tune 115TWS. Dilengkapi dengan daya baterai selama 21 jam termasuk dengan charging case, akses voice assistant, dan fitur dual connect untuk kenyamanan menggunakan earbud baik di kedua telinga atau salah satu saja.

Produk JBL seri Tune 225TWS adalah bagian dari lini Tune yang menjadi favorit pengguna. Ia memiliki daya tahan baterai 21 jam dengan charging case, Google fast pair, hingga fitur dual connect. Tune 225TWS hadir semakin eksklusif dengan produk limited edition berwarna hitam atau orange.

Ketersediaan

Dalam sesi tanya jawab, JBL menjawab pernyataan terkait isu produk JBL KW yang cukup marak di pasaran. Solusinya ialah pastikan membeli produk JBL di JBL Online Store, toko retail resmi, dan toko resmi JBL di e-commerce. Jangan tergoda dengan harga yang kelewat murah. Ketika melakukan pembelian secara offline, pastikan terdapat stiker dengan label garansi satu tahun dari IMS pada kemasannya.

TWS baru JBL seperti JBL CLUB PRO+ TWS, JBL Live Pro+ TWS, JBL Live Free NC+ TWS, JBL Reflect Mini NC, dan JBL Wave 100TWS tersedia di JBL Online Store, toko resmi JBL di e-commerce berikut: Blibli, Lazada, Shopee, Tokopedia, Zalora, dan semua toko retail resmi JBL di Indonesia. JBL TOUR Pro+ TWS tersedia di semua toko retail resmi dan di JBL Online Store hanya dalam periode November – Desember 2021.

Sony Luncurkan TWS dengan Harga Bersahabat dan Headphone ANC Buat Para Basshead

Dengan banderol 4 juta rupiah, TWS Sony WF-1000XM4 jelas bukan untuk semua orang. Sony sadar betul akan hal itu, dan untuk menjangkau kalangan konsumen yang lebih luas, mereka sudah menyiapkan TWS lain bernama WF-C500.

Saya tahu cara Sony menamakan produknya memang agak membingungkan, tapi yang pasti WF-C500 bakal menggantikan posisi WF-XB700 sebagai TWS termurahnya. Sebagai konteks, WF-XB700 dibanderol $130 saat pertama diluncurkan setahun lalu, sementara WF-C500 dihargai cuma $100 saja.

Apa yang membedakan WF-C500 dari TWS high-end macam WF-1000XM4 tadi? Yang paling kentara adalah perihal active noise cancellation (ANC). WF-C500 tidak dibekali ANC dan sepenuhnya mengandalkan isolasi suara secara pasif. Cukup disayangkan memang, apalagi mengingat sudah banyak pabrikan yang mampu menawarkan TWS ANC di rentang harga yang sama atau bahkan lebih murah.

Terlepas dari itu, WF-C500 menawarkan dua fitur khas Sony: DSEE (Digital Sound Enhancement Engine) dan 360 Reality Audio. DSEE berfungsi untuk mengembalikan sejumlah detail yang hilang akibat proses kompresi ketika musik di-stream via Bluetooth, sementara 360 Reality Audio bakal menyajikan sensasi immersive pada koleksi konten yang kompatibel di sejumlah layanan streaming.

Untuk desainnya, tampak bahwa WF-C500 banyak terinspirasi oleh WF-1000XM4. Bentuknya ringkas dan ringan, dengan bobot tidak lebih dari 5,4 gram per earpiece. Di dalamnya, tertanam dynamic driver berdiameter 5,8 mm.

Pengoperasiannya mengandalkan tombol di dinding luar masing-masing earpiece. WF-C500 tercatat mengantongi sertifikasi IPX4, yang berarti keringat dan cipratan air tak akan jadi masalah besar buatnya.

Dalam sekali pengisian, baterai WF-C500 bisa tahan sampai 10 jam pemakaian, atau 20 jam kalau digabung dengan daya milik charging case-nya. Selain warna hitam, Sony WF-C500 juga akan tersedia dalam warna putih, hijau, dan oranye.

Sony WH-XB910N

Dalam kesempatan yang sama, Sony turut mengumumkan WH-XB910N, penerus langsung dari WH-XB900N. Label “XB” pada namanya merujuk pada fitur “Extra Bass”, cocok buat mereka yang suka dengan dentuman bass yang mantap.

Dibanding pendahulunya, WH-XB910N menjanjikan kinerja ANC yang lebih prima berkat penerapan teknologi Dual Noise Sensor. Dengan mengklik satu tombol, fitur ANC ini dapat diganti menjadi ambient mode, yang sekarang diklaim bisa menghasilkan suara yang lebih natural. Alternatifnya, ada fitur Adaptive Sound Control yang akan menyesuaikan pengaturan ambient mode secara otomatis berdasarkan lokasi dan aktivitas pengguna.

Sony juga melihat potensi headphone over-ear ini untuk kebutuhan WFH, terutama berkat teknologi Precise Voice Pickup yang diyakini mampu menangkap suara pengguna dengan jernih. Dukungan multi-point pairing juga bakal sangat membantu, sebab WH-XB910N jadi bisa dihubungkan ke dua perangkat Bluetooth yang berbeda secara bersamaan.

WH-XB910N mengemas driver berukuran 40 mm pada masing-masing earcup-nya. Sisi luar earcup-nya merupakan panel sentuh yang mendukung berbagai gestur pengoperasian. Untuk memudahkan penyimpanan, earcup-nya juga bisa dilipat ke arah dalam.

Dalam sekali charge, headphone dengan bobot 252 gram ini mampu bertahan selama 30 jam penggunaan. Itu dengan ANC menyala; kalau dimatikan, daya tahan baterainya malah diklaim bisa mencapai angka 50 jam.

Di Amerika Serikat, Sony WH-XB910N dijual seharga $250, sama persis versi sebelumnya. Pilihan warna yang tersedia mencakup hitam, biru, dan abu-abu.

Sumber: Engadget.

Boss Waza-Air Bass Adalah Headphone Nirkabel Sekaligus Amplifier Gitar Bas Elektrik

Sekitar dua tahun silam, produsen pedal gitar elektrik asal Jepang, Boss, meluncurkan amplifier gitar nirkabel yang sangat unik. Unik karena bentuknya sama sekali tidak menyerupai amplifier pada umumnya, melainkan berupa sebuah headphone wireless.

Produk bernama Boss Waza-Air itu sepertinya menuai respon yang cukup positif. Buktinya, anak perusahaan Roland tersebut baru saja memperkenalkan Boss Waza-Air Bass. Sesuai tebakan, ini adalah produk yang serupa, tapi yang ditujukan buat para pemain gitar bas elektrik.

Otomatis cara kerja perangkatnya masih sama: tancapkan unit transmitter 2,4 GHz ke gitar bas, maka suara yang dihasilkan dapat langsung pengguna dengarkan melalui headphone secara wireless dengan latensi yang amat rendah. Juga masih dipertahankan adalah gyroscope untuk melacak posisi kepala pengguna dan mewujudkan efek suara spasial (3D audio).

Seperti halnya Waza-Air, kapabilitas Waza-Air Bass baru bisa maksimal jika ditandemkan dengan aplikasi Boss Tone Studio di smartphone atau tablet (iOS dan Android). Lewat aplikasi ini, pengguna dapat memilih dari lima tipe amp yang tersedia, serta lebih dari 30 efek suara yang dioptimalkan untuk gitar bas.

Aplikasi turut menawarkan 10 drum pattern yang berbeda untuk mendampingi sesi slapping pengguna, atau bisa juga dengan diiringi oleh metronom yang mempunyai 32 variasi ritme. Alternatifnya, berhubung Waza-Air juga dapat difungsikan sebagai headphone Bluetooth, pengguna pun juga bisa jamming bersama lagu-lagu favoritnya di smartphone.

Waza-Air Bass menyalurkan semua itu ke telinga via sepasang driver berdiameter 50 mm. Earcup-nya yang besar (over-ear), plus headband yang lebar dimaksudkan supaya pengguna betah berlama-lama memakainya. Maksimum sampai 5 jam sebelum baterainya harus diisi ulang. Saat sedang tidak digunakan, earcup-nya dapat dilipat ke dalam untuk memudahkan penyimpanan.

Di Amerika Serikat, Boss Waza-Air Bass sudah dipasarkan seharga $450, atau $50 lebih mahal daripada versi yang diperuntukkan gitar biasa.

Sumber: MusicRadar.

Bose QuietComfort 45 Disingkap, Kini dengan ANC yang Lebih Efektif Mengeliminasi Suara Obrolan

Bose punya headphone nirkabel baru. Namanya QuietComfort 45, dan ia merupakan penerus langsung dari salah satu headphone nirkabel terpopuler Bose, QuietComfort 35 II. Apa saja pembaruan yang dihadirkan? Kalau cuma melihat kulit luarnya, kita rupanya tidak akan menjumpai begitu banyak perubahan.

Secara keseluruhan, desain Bose QC45 tampak sangat mirip dengan pendahulunya. Konstruksinya masih mengandalkan bahan plastik, tapi itu berarti bobotnya tetap enteng di angka 238 gram. Juga tidak berubah adalah mekanisme lipat pada earcup-nya, sangat memudahkan untuk disimpan dan dibawa-bawa.

Masih soal desainnya, Bose bilang bahwa mereka telah menyingkirkan jahitan dan lipatan-lipatan kecil pada bagian yang terbuat dari material lembut, serta mengganti celah-celah di antara berbagai komponen dengan transisi yang lembut. Desain QC45 lebih refined, mungkin begitu maksud yang hendak disampaikan Bose.

Beralih ke kinerja audio, Bose sama sekali tidak menyinggung adanya perubahan, sehingga bisa kita asumsikan kualitas suara QC45 sama baiknya seperti QC35 II. Yang disempurnakan justru adalah kinerja fitur active noise cancelling-nya (ANC).

Bose memang tidak menjelaskan secara mendetail apa saja yang diubah dari sistem ANC-nya, tapi yang pasti QC45 mampu mengeliminasi suara di frekuensi menengah (mid-range) secara lebih efektif. Di frekuensi ini, suara yang paling umum adalah suara obrolan manusia. Artinya, QC45 lebih bisa diandalkan di tempat-tempat seperti kereta komuter, kantor, maupun kafe.

Tidak seperti Bose Noise Cancelling Headphones 700, intensitas ANC di QC45 tidak dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Pengguna QC45 hanya bisa memilih antara mode Quiet dan Aware, yang cara kerjanya bertolak belakang: Quiet akan mengeliminasi suara di sekitar pengguna, sedangkan Aware justru membiarkan suara-suara dari luar masuk. Di headphone lain, mode Aware ini biasa dikenal dengan istilah transparency atau ambient mode.

Selain kinerja ANC, penyempurnaan lain yang QC45 bawa mencakup mic yang lebih andal, Bluetooth 5.1 dengan dukungan multipoint pairing (bisa dihubungkan ke dua perangkat secara bersamaan), dan port USB-C untuk charging.

Dalam sekali pengisian, QC45 diklaim mampu bertahan sampai 24 jam pemakaian. Cukup lumayan meski masih kalah dari Sony WH-1000XM4 (30 jam). Untuk mengisi baterainya sampai penuh, pengguna QC45 butuh meluangkan waktu sekitar dua jam. Namun seandainya terburu-buru, charging selama 15 menit saja sudah bisa memberikan daya yang cukup untuk pemakaian selama 3 jam.

Di Amerika Serikat, Bose QuietComfort 45 saat ini telah dipasarkan seharga $330. Pilihan warna yang tersedia ada dua, yakni hitam dan putih, semuanya dengan finish matte.

Sumber: CNET dan Bose.

Cuma 850 Ribuan, Audio-Technica ATH-S220BT Adalah Headphone Bluetooth Terjangkau yang Kaya Fitur

Audio-Technica punya headphone Bluetooth baru. Namanya ATH-S220BT, dan sepintas ia kelihatan biasa saja. Harga jualnya pun cuma $59, semakin mengindikasikan bahwa tidak ada hal istimewa yang bisa kita dapatkan darinya.

Namun asumsi tersebut salah besar. Setidaknya di atas kertas, value for money yang ditawarkan headphone ini termasuk tinggi. Kita mulai dari konektivitasnya terlebih dulu. S220BT mendukung fitur multipoint pairing, memungkinkannya untuk terhubung via Bluetooth ke dua perangkat yang berbeda secara bersamaan, semisal laptop dan smartphone. Dengan begitu, pengguna bisa mengganti sumber audio dari satu perangkat ke yang lain tanpa harus mengulangi proses pairing.

Multipoint pairing bukanlah fitur yang benar-benar baru di dunia headphone, tapi fitur ini masih tergolong langka sampai sekarang, bahkan pada headphone nirkabel berharga premium sekalipun. Pada kenyataannya, fitur ini juga menjadi salah satu highlight dari ATH-M50xBT2, headphone Bluetooth unggulan Audio-Technica yang juga baru dirilis belum lama ini.

Masih soal konektivitas, S220BT juga mendukung fitur Fast Pair bila digunakan bersama perangkat Android yang kompatibel. Ia juga dilengkapi mode low latency untuk menyinkronkan jalannya audio dan video saat dipakai menonton atau bermain game.

Keunggulan berikutnya adalah daya tahan baterai hingga 60 jam pemakaian dalam sekali pengisian. Charging-nya pun sudah menggunakan USB-C, dan pengguna bisa mendapatkan daya yang cukup untuk pemakaian selama 3,5 jam hanya dengan mengisi ulang headphone selama 10 menit. Kalau benar-benar kepepet, S220BT juga bisa dihubungkan via kabel 3,5 mm standar.

Dengan baterai sekuat itu, wajar apabila kita berasumsi headphone ini berat. Sekali lagi Audio-Technica membuktikan bahwa kita salah, sebab bobotnya tidak lebih dari 180 gram. Rahasianya mungkin terletak pada ukuran earcup-nya yang agak kecil, sebab secara teknis S220BT memang masuk kategori on-ear ketimbang over-ear. Jadi kalau Anda terbiasa dengan headphone yang sepenuhnya membungkus daun telinga, S220BT bukan untuk Anda.

Di balik masing-masing earcup-nya, bernaung driver berdiameter 40 mm dengan respon frekuensi 5 – 32.000 Hz. Sebagai headphone Bluetooth, tidak afdal rasanya kalau ia tidak mengemas mikrofon terintegrasi dan sejumlah tombol kontrol.

Sekali lagi, semua itu bisa didapat di harga $59 saja, atau kurang lebih sekitar 850 ribuan rupiah. Selain warna hitam dan putih, tersedia pula kombinasi warna biru dan krem. Semoga saja Audio-Technica ATH-S220BT bisa cepat tersedia di Indonesia.

Sumber: Engadget dan Audio-Technica.

Audio-Technica ATH-M50xBT2 Hadirkan Multi-Point Pairing dan Sederet Fitur Praktis Lainnya

Tiga tahun lalu, Audio-Technica merilis ATH-M50xBT, versi nirkabel dari salah satu headphone terlaris yang pernah dibuatnya. Sekarang, Audio-Technica memutuskan untuk memperbarui headphone wireless tersebut dengan sejumlah fitur modern yang sesuai dengan ekspektasi konsumen di tahun 2021.

Sebelum masuk ke perbedaannya, mari kita bahas apa saja yang tidak berubah terlebih dulu. ATH-M50xBT2 mempertahankan dua hal yang sudah menjadi nyawa seri ATH-M50 selama lebih dari satu dekade, yakni desain yang nyaman sekaligus kokoh, serta karakter suara yang cukup berimbang di semua rentang frekuensi.

Kinerja audionya yang mumpuni ini berasal dari sepasang driver 45 mm yang sama seperti yang terdapat pada pendahulunya. Juga tidak berubah adalah kedua earcup-nya yang dapat dilipat 90° dan diletakkan rata di bagian atas dada ketika sedang tidak digunakan.

Masuk ke bagian-bagian yang baru, kita mulai dari fitur multi-point pairing, yang memungkinkan M50xBT2 untuk dihubungkan via Bluetooth ke dua perangkat yang berbeda secara bersamaan, semisal laptop dan smartphone. Jadi ketika ada panggilan telepon yang masuk ke ponsel selagi mendengarkan musik dari laptop, pengguna tinggal beralih dari satu perangkat ke yang lain tanpa perlu mengulangi proses pairing.

Bicara soal panggilan telepon, Audio-Technica percaya M50xBT2 dapat menangkap suara pengguna secara lebih jernih berkat pengguna sepasang mikrofon berteknologi beamforming. Pengguna kini juga dapat memanggil Amazon Alexa di samping Google Assistant beserta Siri, dan fitur Fast Pair pun turut tersedia pada perangkat Android yang kompatibel.

M50xBT2 juga dilengkapi mode low-latency yang ideal dipakai selagi bermain game atau menonton. Codec yang didukung mencakup SBC, AAC, dan LDAC. Entah kenapa aptX tidak disebut, padahal pendahulunya kompatibel dengan codec milik Qualcomm tersebut. Buat yang tertarik mengubah karakter suaranya, mereka dapat mengutak-atik equalizer via aplikasi A-T Connect di smartphone, dan pengaturannya bakal disimpan di headphone-nya itu sendiri.

Dalam kondisi baterai terisi penuh, M50xBT2 mampu beroperasi selama 50 jam nonstop, naik 10 jam dibanding pendahulunya. Pembaruan yang terakhir adalah port USB-C, yang pada akhirnya juga mendatangkan dukungan fitur fast charging; pengisian selama 10 menit sudah cukup untuk menenagai headphone selama 3 jam pemakaian.

Deretan pembaruan yang diterapkan mungkin terdengar sepele, tapi yang pasti cukup signifikan dampaknya pada penggunaan sehari-hari, terutama dari segi kepraktisan. Satu-satunya standar 2021 yang tidak tersedia di Audio-Technica ATH-M50xBT2 adalah ANC (active noise cancellation). Namun itu tidak masalah kalau melihat harga jualnya yang masih sama: $199.

Sumber: Audio-Technica.

[Review] OPPO Enco Air: TWS Suara Bagus, Cocok untuk Mendengar Musik, Bermain dan Olah Raga

Saat ini, mendengarkan musik mungkin sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi para remaja dan pekerja. Tidak heran jika pasar perangkat audio seperti earphone dan True Wireless Stereo meningkat permintaannya di Indonesia. Untuk ikut meramaikan pasar audio, OPPO juga telah mengeluarkan sebuah TWS baru. Nama dari TWS tersebut adalah OPPO Enco Air.

Terus terang, Enco Air adalah TWS pertama yang saya uji dari OPPO. TWS ini juga memiliki model open-ear yang tentu saja tidak akan masuk sepenuhnya ke dalam lubang telinga. Walaupun begitu, OPPO mempersenjatai perangkat ini dengan menggunakan driver sebesar 12 mm agar semakin banyak detail suara yang bisa terhantar ke dalam lubang telinga.

OPPO juga memberikan latensi yang cukup kecil pada TWS terbarunya ini. Hanya dengan latensi 80 ms akan membuat suara dari game akan terasa seperti tidak ada jeda. Selain itu, OPPO juga membuat baterai pada perangkat yang satu ini bisa bertahan lebih panjang. Jadi, TWS ini akan cocok digunakan dalam waktu satu hari penuh.

Spesifikasi dari OPPO Enco Air yang datang ke Dailysocial adalah sebagai berikut

Bobot 3,75 gram per earbuds, 40,4 gram case
Warna Putih
Versi Bluetooth 5.2
Ukuran Driver ⌀12 mm dynamic
Dimensi 60.0 x 53.2 x 23.5 mm (case), 35.8 x 18.9 x 17.7 mm (buds)
Kapasitas Baterai 440 mAh (case), 25 mAh (buds)

Unboxing

Isi dari paket penjualan OPPO Enco Air bisa dilihat pada gambar berikut ini

Desain

Untuk seri Enco Air, OPPO memilih model open ear. Hal ini tentu saja membuat semua suara yang dikeluarkan dari driver-nya tidak akan masuk secara keseluruhan. Model seperti ini akan menggantung pada daun telinga sang penggunanya. Namun jangan khawatir, OPPO sudah mendesainnya agar tidak mudah jatuh dari telinga.

OPPO menggunakan bahan plastik polikarbonat pada perangkat TWS yang satu ini. Tenang saja, build pada TWS ini termasuk dengan charging shell-nya terasa sangat kokoh. Jadi, tidak perlu khawatir charging shell-nya akan remuk saat ditaruh pada kantong belakang celana Anda dan tertimpa saat duduk. Earbuds-nya sendiri juga terasa kokoh sehingga terasa aman saat terjatuh.

Pada setiap earbuds-nya terdapat sebuah speaker, microphone, serta beberapa sensor. Pada ujung bagian atas dari batangnya, terdapat sensor sentuh yang bisa diubah fungsinya melalui aplikasi HeyMelody. Secara standar, fungsinya hanya akan menaik/turunkan volume, skip lagu, dan memanggil voice assistant. Anda harus mengubah sendiri agar bisa langsung mengubahnya ke mode gaming.

Dengan menggunakan model open ear, tentu saja sebuah driver berukuran besar dibutuhkan untuk menghantarkan suara. OPPO pun menggunakan driver dengan dimensi 12 mm yang tentu saja besar di kelasnya. Hal tersebut juga menandakan bahwa TWS ini akan memiliki suara bass yang cukup baik.

Bagi Anda yang gemar berolah raga juga akan menyukai OPPO Enco Air. Hal tersebut dikarenakan TWS ini sudah memiliki sertifikasi IPX4 yang tahan terhadap air dan debu. Jadi saat Anda sedang berkeringat, tidak lagi harus memikirkan apakah akan merusak TWS ini atau tidak. Saat terjatuh ke tanah, Anda juga tidak perlu khawatir karena debunya tidak akan merusak perangkat ini.

Case dari OPPO Enco Air yang memiliki desain semi transparan ini memiliki baterai yang juga cukup besar, yaitu 440 mAh. Setiap earbuds-nya sudah terpasang baterai sebesar 25 mAh yang mampu bertahan hingga 4 jam. OPPO menjanjikan bahwa dengan kombinasi baterai yang ada, perangkat ini bisa digunakan hingga 24 jam. Untuk mengisi baterai ke charging case, OPPO memilih port USB-C yang bisa digunakan untuk mengisi secara cepat.

Menggunakan OPPO Enco Air

Saat pertama kali menerima perangkat yang satu ini, saya cukup skeptis bahwa model open ear-nya tidak akan cocok dengan bentuk telinga saya. Bagaimana tidak, beberapa perangkat TWS dengan model yang sama selalu saja bergeser keluar sehingga suaranya tidak akan masuk dengan penuh ke rongga telinga dan mengurangi bass-nya. Namun hal tersebut berubah saat saya menggunakannya pertama kali sekitar 2 minggu sebelum artikel ini diterbitkan.

Ada yang berbeda dengan OPPO Enco Air, di mana OPPO berhasil membuatnya tidak tergeser jauh dari rongga telinga. Cukup mengejutkan juga mengingat sampai saat ini model TWS open ear belum banyak yang membuat saya kagum. Walaupun begitu, saat tidak pas, memang membuat suara yang dihasilkan mirip dengan beberapa TWS yang pernah saya uji. Hal tersebut membuat suara bass-nya hilang.

Perangkat ini saya pasangkan ke sebuah smartphone dan terpasang dengan codec AAC (Advanced Audio Coding). Suara yang dihasilkan memang terdengar lebih baik dibandingkan dengan SBC (Sub Band Codec). Proses pairing dari OPPO Enco Air pun sangat mudah dan tidak memerlukan tombol apa pun pada sisi case-nya. Tinggal buka case-nya dan hubungkan pada perangkat yang diinginkan.

Saat menguji, saya juga melakukan pemasangan aplikasi Hey Melody. Saat dijalankan, aplikasi yang satu ini langsung mendeteksi firmware terbaru untuk Enco Air. Tentunya, saya langsung melakukan upgrade firmware agar terhindar dari segala bug yang mungkin muncul.

Saat mendengarkan musik FLAC dan mendekatkan eartips ke rongga telinga, saya bisa merasakan bass yang dalam. Hal tersebut diimbangi dengan suara vokal yang lantang. Suara high terdengar cukup tajam dan seringkali sedikit menusuk. Namun, suara yang dihasilkan secara keseluruhan membuat saya tidak ingin berhenti mendengarkan musik.

Hal tersebut tentu saja berubah pada saat Enco Air sedikit tergeser keluar. Bass yang dikeluarkan memang sedikit menghilang. Sayangnya, suara high yang dihasilkan cukup menusuk ditelinga sehingga posisinya harus diubah dengan benar. Hal ini bisa diselamatkan dengan meningkatkan bass dari equalizer. Untungnya, OPPO Enco Air jarang tergeser terlalu jauh dari rongga telinga karena cukup pas dengan bentuk kuping saya.

Selain untuk mendengarkan musik, saya juga menggunakannya untuk bermain game. Saya beberapa hari menggunakan OPPO Enco Air untuk bermain game Valorant. Hasilnya dengan menyalakan game mode, suara yang dihasilkan hampir tidak memiliki lag sama sekali. Suara yang dihasilkan juga sangat detail untuk mendengarkan langkah kaki musuh serta arah desingan peluru.

Saya juga mencoba menggunakannya untuk melakukan panggilan via Whatsapp dan Telegram. Suara lawan bicara bisa terdengar dengan baik dan lantang. Sebaliknya, microphone-nya juga menghasilkan suara yang bagus untuk terdengar oleh lawan bicara. Pada saat melakukan panggilan inilah fitur noise cancellation dari OPPO Enco Air berfungsi.

Untuk menguji baterai, saya menggunakan OPPO Enco Air saat bermain game tanpa menggunakan mode gaming. Benar saja, perangkat ini akan bertahan hingga kurang lebih empat jam. Kemungkinan, pada saat mode game dinyalakan bakal membuatnya lebih boros lagi.

Untuk mengisi baterainya, saya langsung memasukkan earbuds ke charging case-nya. Untuk terisi secara penuh, OPPO Enco Air membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Waktu yang sama juga tercapai jika saya melakukan isi ulang langsung dengan menancapkan USB-C. Jadi, perangkat ini bisa menemani saya seharian saat sedang bekerja mau pun bermain game.

Verdict

Kebiasaan orang untuk mendengarkan musik tentu menjadi sebuah kesempatan bagi vendor untuk menawarkan produknya. Apalagi, saat ini tren perangkat audio nirkabel sedang naik daun karena tidak ribet dengan kabel yang menggantung. OPPO juga memiliki perangkat mendengarkan musik tanpa kabel sama sekali. Yang terbaru adalah OPPO Enco Air.

Saat mendengarkan dengan OPPO Enco Air, kuping saya terasa cukup nyaman. Saat posisinya benar-benar pas, kualitas suara yang dihasilkan memang terdengar bagus. Namun, akan ada saatnya di mana posisi dari TWS ini tidak pas sehingga kualitas suaranya akan berkurang. Dan memang disayangkan perangkat ini tidak memiliki ANC untuk mendengarkan lagu dan hanya ada noise cancellation untuk panggilan suara.

OPPO juga mempersenjatai Enco Air dengan daya tahan baterai yang cukup panjang. Selain itu, mereka yang gemar bermain game FPS juga bisa menggunakan TWS ini karena memiliki mode game. Untuk yang gemar berolah raga juga tidak perlu khawatir TWS ini akan rusak karena keringat karena sudah memiliki sertifikasi IPX4.

Ternyata, dengan kualitas suara yang baik serta fitur gaming tidak membuatnya dijual sangat mahal oleh OPPO. Konsumen bisa mendapatkan TWS OPPO Enco Air hanya dengan harga Rp. 999.000 saja. Untuk membelinya, konsumen bisa langsung mendatangi jalur distribusi OPPO secara online seperti OPPO Store dan official store pada beberapa ecommerce.

Sparks

  • Suara bass dan mid yang bagus serta detail
  • Latensi rendah dengan menggunakan mode game
  • Daya tahan baterai yang cukup lama
  • Aplikasi Hey Melody yang mampu meningkatkan firmware
  • Tahan terhadap air keringat serta debu
  • Noise Cancellation saat sedang melakukan panggilan suara

Slacks

  • Suara bass berkurang saat posisi tergeser menjauhi rongga telinga
  • Tidak ada Active Noise Cancelling untuk mendengarkan musik

Yamaha YH-L700A Adalah Headphone Nirkabel Premium dengan ANC dan 3D Audio

Dewasa ini, headphone nirkabel tidak bisa hanya mengandalkan kualitas suara dan desain semata. Fitur ekstra macam active noise cancellation (ANC) perlahan juga mulai menjadi standar wajib yang harus dipenuhi, dan tidak jarang pabrikan turut menyematkan fitur lain yang tak kalah inovatif, seperti misalnya 3D audio berbasis head tracking.

Dua fitur inilah yang menjadi nilai jual utama headphone terbaru Yamaha, YH-L700A. Perangkat tak hanya dibekali fitur ANC yang efektif meredam suara di sekitar tanpa memengaruhi kualitas suara yang dihasilkan, melainkan juga kemampuan untuk mendeteksi pergerakan kepala penggunanya. Sederhananya, efek 3D audio yang dihasilkan bisa terkesan lebih immersive karena akan selalu disesuaikan dengan orientasi kepala pengguna secara real-time.

Teknologi 3D audio atau spatial audio berbasis head tracking bukanlah hal yang benar-benar baru. Produsen headphone Audeze bahkan sudah mengimplementasikannya sejak tahun 2018 pada sebuah headset gaming bernama Mobius, dan belum lama ini, Apple menyingkap AirPods Max yang juga mengunggulkan fitur serupa. Seperti yang kita tahu, Apple cukup sering memopulerkan suatu tren teknologi, dan sepertinya 3D audio bakal jadi yang selanjutnya.

Fitur lain yang ditawarkan YH-L700A mencakup Listening Optimizer, yang memanfaatkan mikrofon di bagian dalam earcup untuk mengukur seberapa kedap perangkat membungkus telinga. Dengan kata lain, optimasinya bakal berbeda untuk setiap pengguna karena bentuk telinga mereka berbeda satu dengan yang lainnya.

Selanjutnya ada fitur Listening Care, yang pada dasarnya bakal menjaga konsistensi dynamic range yang dihasilkan di volume apapun. Harapannya adalah supaya pengguna tidak harus menyetel musik dalam volume yang keras untuk bisa mendengarkan seluruh detail suara dengan baik.

Seperti halnya headphone modern lain yang dibekali ANC, Yamaha YH-L700A juga dilengkapi fitur ambient mode agar pengguna dapat mendengarkan suara di sekitarnya tanpa perlu melepas headphone saat dibutuhkan. Semua fitur ini dapat diakses melalui aplikasi pendamping yang tersedia di platform Android maupun iOS.

Perihal baterai, Yamaha mengklaim daya tahan baterai hingga 34 jam nonstop dengan fitur ANC aktif. Angka tersebut cukup impresif dan selevel dengan yang ditawarkan Bang & Olufsen Beoplay HX. Yang jadi problem adalah ketika fitur 3D audio-nya diaktifkan, sebab daya tahan maksimumnya bakal langsung turun menjadi 11 jam saja.

Seperti yang sudah bisa diprediksi, semua fitur ini harus ditebus dengan modal yang tidak murah. Di Australia, Yamaha YH-L700A dijual seharga AU$700, atau kurang lebih sekitar 7,5 jutaan rupiah. Harga tersebut membuatnya berada jauh di atas level headphone ANC populer macam Sony WH-1000XM4, dan sudah mendekati level AirPods Max.

Sumber: What Hi-Fi.

Sony Luncurkan WF-1000XM4 di Indonesia, TWS Premium dengan Noise Cancelling dan Berfitur Melimpah

True wireless earbuds atau biasa disingkat TWS merupakan perangkat yang wajib dimiliki oleh pengguna smartphone. Karena menurut saya, pertama penggunaannya praktis dan kedua sangat fungsional ideal digunakan untuk segala aktivitas.

Selain untuk menikmati musik, saya biasanya mengenakan TWS untuk mendengarkan podcast. Buat saya, hal ini sebuah terobosan karena memungkinkan saya tetap dapat belajar atau memperbarui informasi di tengah kesibukan bekerja.

Bicara soal TWS, ada begitu banyak pilihan di pasaran dengan rentang harga bervariasi, Anda bisa memilih sesuai budget. Namun bila yang Anda butuhkan adalah TWS premium dengan noise cancelling terdepan dalam industri, TWS terbaru Sony mungkin yang Anda cari.

Ya, hari ini Sony telah meluncurkan perangkat TWS terbarunya WF-1000XM4 di Indonesia. Headphone nirkabel dengan noise cancelling yang lebih kuat ini dibanderol dengan harga Rp3.999.000.

Tersedia di Tanah Air pada bulan Agustus 2021 dalam opsi warna hitam dan silver, pemesanan secara pre-order dapat dilakukan mulai tanggal 1 hingga 25 Juli 2021 di seluruh Sony Authorized Dealer baik online maupun offline. Konsumen akan mendapatkan special bundling berupa pengisi daya nirkabel jika melakukan pembelian dalam masa pre-order.

Headphone selalu menjadi sahabat yang setia dalam menemani kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, bepergian, bersantai dan masih banyak lagi. Ditambah lagi, di masa pandemi yang menerapkan work from home, masyarakat sering melakukan meeting seharian secara virtual. Untuk menunjang kegiatan masyarakat, Sony menghadirkan headphone WF-1000XM4 dengan noise cancelling terdepan di industri,” ujar Kazuteru Makiyama, President Director PT Sony Indonesia.

Headphone WF-1000XM4 didukung dengan Integrated Processor V1, mikrofon berperforma tinggi dengan sensor kebisingan ganda, desain baru pada unit driver 6mm, mode Automatic Wind Noise Reduction, serta peningkatan kualitas pada fitur-fitur lainnya, sehingga cocok digunakan saat work from home. Headphone WF-1000XM4 diharapkan dapat menjadi sahabat setia yang selalu menemani pengguna dalam menjalani hari-hari yang produktif,” tambahnya.

Dibanding pendahulunya, WF-1000XM4 telah didesain ulang dan 10% lebih kecil tanpa mengorbankan kualitas suara atau masa pakai baterai. Bobotnya juga lebih ringan dengan tempat pengisi daya berukuran 40% lebih kecil.

Bodi earbud-nya dilengkapi sertifikasi IPX4, untuk ketahanan terhadap percikan air dan keringat. Serta, memiliki fitur pengaturan kontrol sentuh yang intuitif untuk mengontrol dengan cepat seperti mengaktifkan noise cancellation, ambient sound, mode quick attention atau sekadar melewati, menjeda, dan memutar lagu.

Untuk ketahanan baterainya, WF-1000XM4 dapat digunakan seharian selama 24 jam yang terdiri dari 8 jam dari headphone dan tambahan 16 jam lagi dari tempat pengisian daya. Bila TWS kehabisan baterai, berkat fitur pengisian daya cepat, cukup mengisi 5 menit  dapat memberikan waktu putar musik hingga 60 menit.

Saat tempat pengisian daya turun di bawah 30%, aplikasi Sony Headphones Connect di smartphone akan mengingatkan pengguna untuk mengisi ulang. Karena didukung teknologi pengisian daya nirkabel Qi, kita dapat mengisi daya headphone dan tempat pengisian daya menggunakan fitur berbagi baterai dengan smartphone berteknologi Qi.

Kunci utama TWS WF-1000XM4 ialah Integrated Processor V1 dengan desain baru yang meningkatkan kemampuan noise cancellation secara signifikan, chip baru ini mengintegrasikan prosesor ANC dan SoC Bluetooth. Memiliki sirkuit konversi Digital ke Analog baru, amplifier, dan DSEE Extreme (Digital Sound Enhancement Engine) yang meningkatkan kualitas berkas musik digital yang terkompresi secara real time dan menggunakan Edge-AI untuk mereproduksi frekuensi yang hilang.

Lebih lanjut, WF-1000XM4 didukung dengan mikrofon berperforma tinggi dengan sensor kebisingan ganda. Unit driver 6mm punya desain baru dengan peningkatan 20% pada volume magnet. Peningkatan volume magnet dan diafragma yang sesuai akan memberikan peningkatan kinerja dalam frekuensi rendah.

WF-1000XM4 juga sudah dilengkapi LDAC, teknologi coding audio Sony. LDAC mengirimkan data tiga kali lebih banyak (pada kecepatan transfer maksimum 990 kbps) dari audio Bluetooth konvensional, sehingga memungkinkan pengguna menikmati konten Audio Resolusi Tinggi semirip mungkin dengan headphone kabel.

Meski noise cancelling merupakan fitur yang sangat inovatif, tetapi pada praktiknya pengguna harus memanfaatkannya secara bijak. Oleh sebab itu, Sony telah menyematkan serangkaian fitur cerdas untuk kenyamanan dan sekaligus keamanan.

Mulai dari Speak-to-Chat yang memungkinkan pengguna melakukan percakapan singkat tanpa melepas earbud. Berkat Precise Voice Pickup Technology, pengguna WF-1000XM4 dipastikan mendapatkan pengalaman panggilan hands-free lebih baik.

Kemudian ada mode ‘Quick Attention’ yang memungkinkan pengguna untuk mendengarkan pengumuman atau berbicara singkat. Pengguna dapat mengaktifkan mode ini dengan meletakkan jari di atas earbud kiri untuk langsung menurunkan volume dan membiarkan suara sekitar masuk.

Lalu, ada Adaptive Sound Control yang mendeteksi keberadaan dan aktivitas pengguna. Misalnya bepergian, berjalan atau menunggu, lalu menyesuaikan pengaturan suara sekitar untuk pengalaman mendengarkan yang ideal.

Selain itu, WF-1000XM4 mendukung fitur Fast Pair baru dari Google. Dalam satu ketukan, WF-1000XM4 memungkinkan koneksi Bluetooth yang cepat dengan perangkat Android dan memungkinkan menemukan lokasi TWS. Bagi pengguna laptop, WF-1000XM4 juga dilengkapi dengan Microsoft Swift Pair yang memudahkan untuk terhubung dengan perangkat Windows 10.

Razer Opus X Adalah Headphone Seharga $100 dengan ANC dan Gaming Mode

Razer punya headphone nirkabel baru yang cukup menarik. Namanya Opus X, dan ia ditujukan untuk semua konsumen ketimbang hanya menyasar kalangan gamer saja. Kendati demikian, perangkat ini masih sangat ideal seandainya hendak dipakai selama sesi gaming.

Secara mendasar, Opus X merupakan versi lebih terjangkau dari Razer Opus yang diluncurkan tahun lalu. Harga kedua perangkat terpaut sekitar $50, tapi menariknya, perbedaan di antara keduanya tergolong cukup minimal.

Dari segi desain, Opus X tampak sangat mirip dengan Opus, hanya saja ia hadir dalam tiga pilihan warna yang jauh lebih mencolok. Ketimbang mengandalkan kontrol sentuh, Razer lagi-lagi lebih memilih menyematkan sejumlah tombol fisik. Pada Opus X, semua tombolnya diposisikan di earcup sebelah kanan.

Kesamaan selanjutnya adalah integrasi fitur active noise cancellation (ANC) sekaligus mode ambient. Cara mengaktifkan ANC atau mode ambient-nya agak berbeda di sini. Ketimbang mengandalkan tombol khusus untuk masing-masing mode, pengguna Opus X dapat mengklik tombol power untuk berganti-ganti antara ANC dan mode ambient.

Beralih ke perbedaannya, ada tiga yang termasuk cukup signifikan. Yang paling utama, Opus X tidak mengemas sertifikasi THX seperti kakaknya yang lebih mahal. Selanjutnya, Opus X juga tidak dilengkapi fitur auto-pause dan auto-play, yang akan aktif dengan sendirinya ketika perangkat dilepas atau dikenakan kembali. Terakhir, Opus X hanya dilengkapi Bluetooth 5.0 dan USB-C, tidak ada jack 3,5 mm sama sekali.

Relevansinya di kalangan gamer diwujudkan oleh fitur Gaming Mode, yang dapat diaktifkan dengan mengklik dan menahan tombol multifungsinya. Selagi aktif, latensi koneksi Bluetooth-nya akan ditekan sampai serendah 60 milidetik, sama seperti yang ditawarkan oleh seri TWS Razer HammerHead.

Terkait daya tahan baterai, Opus X justru lebih unggul ketimbang kakaknya. Ia bisa beroperasi selama 30 jam nonstop dalam sekali pengisian, atau malah sampai 40 jam kalau fitur ANC-nya dimatikan. Saat perangkat sedang tidak digunakan, earcup-nya bisa diputar 90°.

Di Amerika Serikat, Razer Opus X saat ini sudah dijual dengan harga $100, cukup terjangkau untuk ukuran headphone yang dibekali ANC serta mode khusus gaming untuk memangkas latensi.

Sumber: The Verge.