Hellblade Bawa Pulang Lebih Banyak Penghargaan dari Nintendo di BAFTA Games Awards 2018

British Academy Games Awards telah jadi bagian dari perhelatan BAFTA sejak tahun 2004. Acara ini digelar untuk menghargai pencapaian-pencapaian kreatif penting di industri gaming, biasanya dilaksanakan setelah ajang utama British Academy of Film and Television Arts usai. Dan di tanggal 12 April kemarin, ‘BAFTA Games Awards 2018’ baru saja dilangsungkan di London.

Seperti DICE Awards ataupun Golden Joystick Awards, di sana penyelenggara mengumumkan para pemenang setelah sebelumnya mereka menyingkap judul-judul yang jadi finalis. Walaupun kategori kemenangannya berbeda dari ajang pemberi penghargaan lain, satu aspek tetap sama: pasti ada pengungkapan permainan terbaik. Daftar lengkap BAFTA Games Awards 2018 bisa Anda simak di bawah:

 

Artistic Achievement: Hellblade: Senua’s Sacrifice (Ninja Theory)

Nominasi: Cuphead, Gorogoa, Horizon Zero Dawn, The Legend of Zelda: Breath of the Wild, Uncharted: The Lost Legacy

 

Audio Achievement: Hellblade: Senua’s Sacrifice (Ninja Theory)

Nominasi: Call of Duty: WWII, Destiny 2, Horizon Zero Dawn, Star Wars Battlefront II, Uncharted: The Lost Legacy

 

Best Game: What Remains of Edith Finch (Giant Sparrow)

Nominasi: Assassin’s Creed Origins, Hellblade: Senua’s Sacrifice, Horizon Zero Dawn, The Legend of Zelda: Breath of the Wild, Super Mario Odyssey

 

British Game: Hellblade: Senua’s Sacrifice (Ninja Theory)

Nominasi: Monument Valley 2, Reigns: Her Majesty, The Sexy Brutale, Sniper Elite 4, Total War: Warhammer II

 

Debut Game: Gorogoa (Buried Signal)

Nominasi: Cuphead, Hollow Knight, Night in the Woods, The Sexy Brutale, Slime Rancher

 

Evolving Games: Overwatch (Blizzard Entertainment)

Nominasi: Clash Royale, Final Fantasy XV, Fortnite, PlayerUnknown’s Battlegrounds, Tom Clancy’s Rainbow Six Siege

 

Family: Super Mario Odyssey (Nintendo EPD)

Nominasi: Just Dance 2018, Lego Worlds, Mario + Rabbids Kingdom Battle, Monument Valley 2, Snipperclips

 

Game Beyond Entertainment: Hellblade: Senua’s Sacrifice (Ninja Theory)

Nominasi: Bury Me, My Love, Last Day of June, Life Is Strange: Before the Storm, Night in the Woods, Sea Hero Quest VR

 

Game Design: Super Mario Odyssey (Nintendo EPD)

Nominasi: Assassin’s Creed Origins, Horizon Zero Dawn, The Legend of Zelda: Breath of the Wild, Nier: Automata, What Remains of Edith Finch

 

Game Innovation: The Legend of Zelda: Breath of the Wild (Nintendo EPD)

Nominasi: Gorogoa, Hellblade: Senua’s Sacrifice, Nier: Automata, Snipperclips, What Remains of Edith Finch

 

Mobile Game: Golf Clash (Playdemic)

Nominasi: Bury Me, My Lofe, Gorogoa, Kami 2, Monument Valley 2, Stranger Things: The Game

 

Multiplayer: Divinity: Original Sin II (Larian Studios)

Nominasi: Fortnite, Gang Beasts, PlayerUnkonwn’s Battlegrounds, Splatoon 2, Star Trek: Bridge Crew

 

Music: Cuphead (StudioMDHR)

Nominasi: Get Even, Hellblade: Senua’s Sacrifice, Horizon Zero Dawn, The Legend of Zelda: Breath of the Wild, What Remains of Edith Finch

 

Narrative: Night in the Woods (InfiniteFall)

Nominasi: Hellblade: Senua’s Sacrifice, Horizon Zero Dawn, Tacoma, What Remains of Edith Finch, Wolfenstein II: The New Colossus

 

Original Property: Horizon Zero Dawn (Guerrilla)

Nominasi: Cuphead, Gorogoa, Night in the Woods, PlayerUnknown’s Battlegrounds, What Remains of Edith Finch

 

Performer: Melina Juergens – sebagai Senua di Hellblade: Senua’s Sacrifice

Nominasi: Abubakar Salim (Bayek – Assassin’s Creed Origins), Ashly Burch (Aloy – Horizon Zero Dawn), Claudia Black (Chloe Frazer – Uncharted: The Lost Legacy), Laura Bailey (Nadine Ross – Uncharted: The Lost Legacy), Valerie Rose Lohman (Edith Finch – What Remains of Edith Finch)

Berdasarkan daftar di atas, Hellblade memenangkan lima penghargaan, lebih banyak dari penghargaan yang diterima oleh Super Mario Odyssey dan Breath of the Wild. Hal ini sangat menarik mengingat game indie garapan Ninja Theory itu hanya dikerjakan oleh tim berisi sekitar 20 developer. Jika Anda belum sempat memainkannya, Hellblade: Senua’s Sacrifice cuma dijajakan seharga Rp 200 ribu di Steam.

Sumber: BAFTA.

10 Game Dengan Mode Single-Player Terbaik di Tahun 2017

Saat ini komponen online hampir tidak bisa dipisahkan dari penyajian game. Bahkan dalam permainan-permainan single-player sekalipun, pemain disarankan (atau bahkan diwajibkan) untuk mengakses fitur online. Tapi meski hal ini kadang jadi kendala buat gamer, beberapa permainan yang dirilis di 2017 membuktikan bahwa single-player tetap jadi mode favorit jutaan pemain.

Ada banyak game baru dengan mode campaign memukau yang dapat Anda nikmati sekarang – di antaranya Cuphead, Divinity Original Sin II hingga Injustice 2. Namun untuk mempersempit daftarnya, saya hanya menyertakan sepuluh judul yang didesain khusus buat menyuguhkan pengalaman single-player, dan multiplayer hanya disiapkan sebagai pelengkap.

 

Assassin’s Creed Origins

Daftar ini kita mulai dengan satu judul yang sedikit kontroversial terkait skandal user review palsu. Walaupun begitu, banyak gamer memuji Origins karena dibekali kebebasan bermain serta latar belakang era yang unik, bahkan disebut-sebut sebagai game Assassin’s Creed terbaik setelah Assassin’s Creed II dan Black Flag.

 

Hellblade: Senua’s Sacrifice

Hellbalde menjadi salah satu game indie yang sangat saya kagumi mengingat permainan berkualitas blockbuster ini hanya dikerjakan oleh tim berisi kurang lebih 20 orang. Grafisnya cantik dan setting Skandinavia-nya sangat menarik, tapi hal paling memesona dari Hellblade adalah desain suaranya.

 

Nioh

Seperti Hellbalde, Nioh mengombinasikan elemen sejarah dengan mitos (Jepang). Kesuksesannya di PlayStation 4 membuktkan bahwa ada banyak gamer yang menginginkan pengalaman ARPG menantang ala Dark Souls, dan juga mendorong publisher Koei Tecmo untuk mem-porting-nya ke Windows.

 

Night in the Woods

Di belakang visual 2D lucu ala Samurai Jack yang dipadu tema fabel, Night in the Woods membahas hal-hal serius seperti masalah depresi, kecemasan saat kita mulai beranjak dewasa, bahkan mampu menggambarkan pada pemain betapa sulitnya hidup di dearah pedesaan di Amerika.

 

Horizon Zero Dawn

Tak sedikit orang mengklaim Horizon Zero Dawn sebagai permainan action open-world terbaik di tahun ini. Ia memenangkan kategori Gold Prize di PlayStation Awards, menyabet dua penghargaan di Golden Joystick, dan terjual kurang lebih 3,4 juta kopi. Jangan kaget jika Sony punya agenda untuk menyiapkan sekuelnya.

 

Resident Evil 7: Biohazard

Di permainan ke-24 ini, Capcom mencoba mengembalikan Resident Evil sebagai rajanya survival horror melalui beberapa langkah unik: mengusung perspektif orang pertama (boleh jadi karena respons positif gamer terhadap playable trailer Silent Hills), menyajikan tingkat kesulitan cukup tinggi, dan memperkenalkan tokoh-tokoh yang betul-betul baru.

 

Nier: Automata

Nier: Automata memberikan pengalaman bermain yang berbeda dibanding action-RPG lain. Setelah menyelesaikan sesi intro berformula arcade-nya, dunia open-world terhidang buat Anda. Permainan ini menguji kemampuan Anda dalam medan tempur ala bullet hell, dan yang paling mengejutkan, jalan ceritanya sanggup menyentuh hati.

 

Wolfenstein II: The New Colossus

Ketika mayoritas FPS ‘diharuskan’ untuk menyuguhkan mode mulitplayer, The New Colossus tak ragu menghidangkan mode single-player tulen. Konten gameplay-nya seru dan seimbang, level bisa diselesaikan dengan cara apapun yang Anda inginkan, lalu narasinya juga diwarnai oleh humor serta kisah tragis.

 

The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Satu dari banyak alasan mengapa orang membeli Nintendo Switch. Ada sejumlah mekanisme permainan baru yang Nintendo perkenalkan di sana: struktur open-world, pemanfaatan sistem fisik sebagai bagian dari puzzle, visual high-definition, kemudian developer tak lupa melengkapinya dengan voice acting (kecuali Link karena Nintendo ingin ia jadi perwakilan Anda di dalam game).

 

Super Mario Odyssey

Berbeda dari Super Mario 3D World yang lebih casual, Odyssey didesain dari awal untuk memuaskan fans utama franchise ini. Gameplay modern penuh kejutan yang dipadu pesona klasik Mario membuat Odyssey begitu dicintai gamer dan media, mengangkatnya menjadi salah satu permainan dengan skor rata-rata tertinggi sepanjang masa.

Honorable mention: What Remains of Edith Finch, XCOM 2: War of the Chosen, Hollow Knight, Nex Machina, Uncharted: The Lost Legacy, dan South Park: The Fractured But Whole.

10 Game Indie Terbaik di 2017 yang Sudah Bisa Anda Mainkan

Di era console generasi kedelapan ini, kualitas game indie semakin melesat tinggi hingga mereka jadi sulit dibedakan dari judul-judul ciptaan studio ternama. Istilah indie umumnya berikan pada permainan ‘kecil’ yang dikerjakan oleh tim kecil, tapi saya kurang setuju pada definisi ini, karena status independen menandai kebebasan berkarya tanpa campur tangan pihak ketiga.

2017 merupakan momen pencapaian penting karena beberapa permainan indie yang dirilis di tahun ini sangat cemerlang, hingga mungkin Anda tidak percaya game tersebut sebenarnya tak memperoleh dukungan finansial dari perusahaan ternama. Satu petunjuk kecil yang bisa dijadikan acuan adalah metode perilisan – biasanya dipasarkan secara digital – dan harga yang tak terlalu mahal.

Dan lewat artikel ini, saya mencoba mengumpulkan 10 game independen terbaik di 2017 yang wajib Anda mainkan.

 

The Sexy Brutale

Terlepas dari judulnya, The Sexy Brutale tidak mengangkat tema ‘dewasa’. Permainan menyuguhkan gameplay puzzle, menantang Anda menemukan pelaku pembunuhan di pesta dansa, dengan satu twist unik: pesta tersebut terjebak dalam siklus pengulangan waktu.

 

Cuphead

Cuphead adalah permainan action platformer run and gun yang dikemas dalam visual ala kartun tahun 1930-an. Terlepas dari penampilan lucunya, permainan ini sangat menantang namun juga adiktif. Tak sedikit gamer menyebutnya sebagai versi 2D dari Dark Souls.

 

Nex Machina

Nex Machina dipuji karena berhasil mengemas serunya genre shoot ’em up berperspektif top-down dalam visual platform game current-gen yang cantik. Kabarnya, pengembangan Nex Machina turut dipandu oleh desainer game arcade legendaris, Eugene Jarvis.

 

Little Nightmares

Horor sudah sering menjadi tema utama permainan indie, tapi ada banyak hal yang membuat Little Nightmares istimewa: art direction, penyajian audio, atmosfer permainan, serta keunikannya menghidupkan ketakukan yang boleh jadi pernah Anda rasakan waktu kecil.

 

Pyre

Merupakan perpaduan unik antara action-RPG, permainan sport, dan visual novel karya tim pencipta Bastion dan Transistor. Dalam match, gamer ditantang untuk berpikir cepat dan mengeksekusi keputusan secara tepat agar timnya berhasil mematikan ‘api unggun’ lawan.

 

Night in the Woods

Night in the Woods fokus pada aspek penyajian cerita serta eksplorasi, mengambil latar belakang fantasi yang unik dengan visual 2D menawan. Di sana Anda akan memandu tokoh utama bernama Mae, seekor kucing remaja untuk bertualang di kampung halamannya.

 

What Remains of Edith Finch

Yang membuat What Remains of Edith Finch istimewa adalah komitmen developer Giant Sparrow menitikberatkan perhatian mereka pada aspek narasi. Game menyampaikan cerita lebih efektif dari film, tanpa membuatnya menjemukan seperti ‘walking simulator‘ standar.

 

Hellblade: Senua’s Sacrifice

Setelah menamatkannya, Anda mungkin akan terkagum-kagum ketika tahu bahwa Hellblade hanya dikerjakan oleh tim berisi 20 orang developer. Pujian terbesar boleh kita tujukan pada Melina Juergens, video editor Ninja Throry sekaligus aktris brilian di belakang karakter Senua.

 

Divinity: Original Sin II

Tak hanya menciptakan permainan role-playing yang jauh lebih baik dari pendahulunya, kreasi anyar Larian Studios ini menjadi kandidat terkuat Game of the Year 2017 di PC, juga disebut-sebut sebagai salah satu RPG terbaik sepanjang masa berkat aspek kompleksitas gameplay-nya.

 

PlayerUnknown’s Battlegrounds

Siapa sangka permainan yang masih berada di tahap early access dengan menyuguhkan formula sederhana ini bisa merebut singgasana Dota 2 sebagai juduk favorit jutaan gamer di Steam. Rencananya, versi retail PUBG akan dilepas di bulan Desember 2017.

Game-Game Horor Baru yang Siap ‘Menghantui’ Malam Halloween Anda

Konten bertema Halloween adalah tema ‘wajib’ yang disiapkan para developer game menjelang momen All Hallows’ Eve di peghujung bulan Oktober. Anda bisa menemukannya di World of Warcraft, The Elder Scrolls Online, Guild Wars 2, hingga Overwatch dan Call of Duty: Infinite Warfare. Namun dapat Anda lihat sendiri, judul-judul tersebut sama sekali bukanlah game horor.

Jika kebetulan sedang mencari game-game baru buat menguji nyali sembari merayakan ‘semangat Halloween sesungguhnya’, maka Anda telah datang di artikel yang tepat. Di sini, saya menyiapkan daftar permainan seram yang harus Anda mainkan. Judul-judul ini tak selalu menyajikan hantu ataupun mayat hidup, tapi konten serta keunikannya sanggup menanamkan rasa takut di hati Anda. Ayo disimak:

 

Observer

Seperti Soma dan Bioshock, Observer adalah sebuah twist di genre fiksi ilmiah. Game mengambil latar belakang di masa depan, di era ketika para penegak hukum bisa menanamkan teror di benak para kriminal dan tersangka. Metode ini efektif buat mencari petunjuk, namun masalahnya, juga memengaruhi realita dan kewarasan karakter yang Anda mainkan.

 

Friday the 13th: The Game

Jika tema horor slasher merupakan kegemaran Anda, maka Friday the 13th: The Game wajib dimainkan. Game menghidangkan mode multiplayer asimetris: satu pemain berperan jadi Jason Voorhees, dan tujuh gamer lain akan mencoba mengalahkannya sembari bertahan hidup. Jason bisa dikalahkan, tapi ada sejumlah kondisi istimewa yang harus terpenuhi.

 

Outlast 2

Permainan ini kembali menyuguhkan gaya ‘found footage‘ seperti pendahulunya, dan meskipun memperkenalkan karakter baru bernama Blake Langermann, Anda tetap tidak dapat memberikan perlawanan kecuali dalam adegan-adegan tertentu. Untuk bertahan hidup dari monster-monster mengerikan, Langermann cuma bisa bersembunyi atau melarikan diri.

 

The Evil Within 2

Game kedua franchise baru arahan Shinji Mikami ini meneruskan upaya Detektif Sebastian Castellano menyelamatkan putrinya dari dunia STEM. The Evil Within 2 menyajikan peta yang lebih luas serta kebebasan untuk melewatinya melalui cara berbeda. Permainan juga menyediakan sistem crafting, memungkinkan kita meramu amunisi dari item-item yang sudah dikumpulkan.

 

Hellblade: Senua’s Sacrifice

Meski pada dasarnya Hellblade bukanlah game horor dengan pendekatan tradisional, namun desain audio jenius yang digarap mendekati gejala schizophrenia membuat pengalaman bermainnya terasa menakjubkan sekaligus mengerikan. Suara-suara yang ada di kepala sang tokoh utama akan membuat Anda bertanya-tanya: apakah perjalan ke neraka di sana betul-betul terjadi, atau hanya dalam imajinasi Senua?

 

Resident Evil 7: Biohazard

Merupakan game wajib bagi para fans seri ini, dan juga pecinta horor pada umumnya. Resident Evil 7 ialah upaya Capcom mengambalikan  franchise  tersebut ke arahan survival horror, dengan memangkas porsi action-nya secara signifikan. Hasilnya sangat memuaskan. Permainan menyuguhkan gameplay yang sangat menantang, adegan-adegan tak terlupakan, tanpa membuatnya jadi terlalu sulit untuk dimainkan.

Happy Halloween!

[Game Playlist] Hellblade Ialah Game Paling Unik dan Paling Esensial di Tahun 2017

Tema psikosis – atau gangguan kejiwaan – sering diadopsi di permainan-permainan video bertema horor. Call of Cthulhu, Amnesia, Eternal Darkness merupakan beberapa judul yang memanfaat-kannya. Namun baru Ninja Theory yang mencoba menggali tema itu lebih jauh dan menjadikan-nya elemen penting dalam gameplay melalui permainan anyar mereka, Hellblade.

Hellblade 11

Hellblade 13

Dideskripsikan sebagai ‘game independen AAA’, pengembangan Hellblade: Senua’s Sacrifice dilakukan oleh tim pencipta Heavenly Sword dan DmC: Devil May Cry itu bersama dengan para ahli saraf dan penderita psikosis. Untuk pertama kalinya, fenomena schizophrenia diimplementasikan pada desain suara untuk membangun horor lewat audio. Hasilnya adalah pengalaman gaming yang tak ada duanya.

Hellblade 8

Hellblade 10

Keunikan Hellblade segera Anda rasakan begitu permainan dimulai. Seorang wanita menarasikan perjalanan sang karakter utama, Senua, dan menceritakan niatnya untuk menyusup ke neraka demi menghidupkan kembali orang yang ia sayangi. Tak butuh waktu lama bagi Anda buat mengetahui bahwa narator tersebut ialah satu dari banyak suara yang mengisi kepala Senua.

Hellblade 14

Hellblade 12

Audio dan voice acting merupakan bagian terbaik di Hellblade. Suara-suara tersebut mengiringi, mengomentari, bahkan menghakimi setiap tindakan Senua. Contohnya ketika Senua turun ke lokasi di mana ia tidak bisa kembali, satu suara akan menertawakannya. Di sisi lain, suara-suara itu juga dapat membantunya dalam pertempuran, akan memperingatkan sewaktu musuh mencoba menyerang dari belakang.

Hellblade 4

Hellblade 5

Hal kedua yang jadi andalan Ninja Theory adalah segi visual dan setting permainan. Developer memanfaatkan teknologi motion capture canggih demi menciptakan wajah digital dan merekam gerakan serealistis mungkin. Melina Juergens diberikan kepercayaan untuk memerankan Senua, meski ia sebetulnya merupakan seorang video editor di Ninja Theory. Developer memanfaatkan Unreal Engine 4, lalu menggarap visualnya sebaik mungkin demi memastikan grafis permainan ini tampil sangat cantik.

Hellblade 6

Hellblade 3

Hellblade mengangkat latar belakang mitologi Norse serta Celtic – Senua sendiri ialah anggota dari suku Pict. Di sana, Anda akan berhadapan dengan makhluk-makhluk mitos dan dewa seperti Valravn, Surt (Surtr) hingga Fenrir. Musuh-musuh ‘standar’ Anda bukanlah manusia. Mereka umumnya muncul tiba-tiba dan menyerang secara berkelompok. Senua cuma dibekali satu bilah pedang, dan kemahiran Anda dalam menyerang, menghindar serta menangkis sangat krusial untuk menjaga sang protagonis tetap hidup.

Hellblade 7

Hellblade 2

Kelemahan terbesar dari Hellblade adalah penggunaan formula pertempuran yang repetitif. Butuh beberapa kali pertemuan saja bagi saya untuk membaca gerakan lawan, dan menggunakan taktik serupa berkali-kali buat mengalahkan mereka. Untungnya, sesi pertarungan dengan boss jauh lebih unik.

Hellblade 16

Hellblade 15

Keputusan Ninja Theory dalam memanfaatkan audio untuk memberi petunjuk lagi-lagi patut diacungi jempol. Seperti ketika memperingatkan Senua buat menghindar serangan musuh, suara-suara di kepalanya terkadang memberi tahunya agar ‘fokus’. Saat bertarung melawan Valravn, saya kira peringatan ini hanya bersifat simbolis. Ternyata, saya harus menekan tombol fokus (‘E’ di PC) untuk mengembalikan Valravn ke dimensi manusia supaya bisa diserang.

Hellblade 9

Hellblade 17

Saya sangat merekomendasikan Hellblade: Senua’s Sacrifice bagi siapapun yang menyukai permainan-permainan action third-person. Alasannya bukan hanya karena menghidangkan gameplay yang unik. Untuk sebuah game baru dengan waktu bermain delapan jam lebih, Hellblade juga dibanderol di harga sangat terjangkau, cuma Rp 200 ribu di Steam.

Hellblade

Game Playlist adalah artikel gaming kolaborasi MSI dengan DailySocial.

Game dimainkan dari unit notebook MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii, ditenagai prosesor Intel Core i7-6700HQ 2,6GHz, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1070, RAM 16GB, penyimpanan berbasis SSD 256GB dan HDD 1TB, serta dilengkapi teknologi eye-tracking Tobii Technology.

GOG Summer Sale 2017 Dimulai, Ada Diskon Game Sampai 90 Persen

Steam Summer Sale sudah bisa dipastikan akan kembali hadir. Dari bocoran terakhir, progam itu dimulai di minggu ketiga bulan Juni hingga awal bulan Juli. Namun dari pada menunggu, GOG punya alternatif yang tidak kalah menjanjian. Penawaran-penawaran di platform distribusi ini sangat menarik karena permainan-permainan yang Anda beli di sana bebas dari DRM.

Kemarin, GOG Limited kembali melangsungkan GOG Summer Sale. Layanan yang awalnya fokus menjual game-game klasik itu menyajikan proram potongan harga hingga 90 persen untuk 1.500 judul lebih. Tentu saja Good Old Games kini tak hanya menjual permainan-permainan lawas. Sebaliknya, silakan buka halaman utama GOG, dan Anda akan segera disodorkan game-game seperti Little Nightmares, Master of Orion hingga The Witcher 3: Wild Hunt.

Seperti biasa, GOG Summer Sale dibagi dalam beberapa kategori. Di bagian atas ada Today’s Highlights, berisi promo terbaik di hari itu. Saat artikel ini ditulis, The Witcher 3 edisi Game of the Year hanya dijual US$ 25 (dari US$ 50), Pillars of Eternity Hero Edition (sudah termasuk expansion pack) dibanderol US$ 18, lalu Master of Orion juga mendapatkan diskon 50 persen dan dijual cuma US$ 15.

GOG Summer Sale 2017 1

Hampir bersamaan dengan dimulainya GOG Summer Sale, permainan Dragon’s Dogma: Dark Arisen buat pertama kalinya hadir di GOG, dan Anda bisa membelinya seharga cuma US$ 12.

Di bagian bawah, Anda disugukan Today’s Recommended Collections dan All Collections. Masing-masing kolom menawarkan kategori berbeda; ada RPG, action, petualangan, strategi, horor, hingga puzzle. Beberapa game juga masuk ke ketegori unik seperti ‘thinking‘ (misalnya X-Com, Shadow Tactics dan Age of Wonders 3) serta ‘pilihan favorit Destructoid’ (di antaranya Ori and the Blind Forest: Definitive Edition, Firewatch hingga The Witness).

Harga terbaik bisa Anda dapatkan dengan scroll lebih jauh ke bawah hingga menemukan Daily Deals. Di sana, Anda akan menemukan harga paling murah: Mirror’s Edge US$ 4, Grim Dawn US$ 12,5, Torment: Tides of Numenera US$ 31,5. Anda sudah punya The Witcher 3 tapi belum memainkan dua expansion pack-nya? Expansion pass hanya dijual US$ 12,5.

Menariknya lagi, via GOG Anda juga bisa melakukan pre-order permainan baru garapan Ninja Theory, yakni Hellblade: Senua’s Sacrifice. Game ini sangat unik karena dikembangkan dengan gaya blockbuster tapi didistribusikan ala independen. Ninja Theory sendiri adalah studio asal Inggris pencipta Heavenly Sword, Enslaved: Odyssey to the West, dan DmC: Devil May Cry.