Indosat Ooredoo Business Resmikan Platform IoT Manajemen Armada NextFleet

Indosat Ooredoo Business resmikan peluncuran platform internet of things (IoT) NextFleet sebagai solusi manajemen armada demi memudahkan korporasi untuk mengomptimalkan proses distribusi jadi lebih akurat dan aktual dengan menggunakan aplikasi mobile dan perangkat IoT.

NextFleet merupakan pengembangan produk vertikal lapis kedua dari platform IoT sebelumnya, yaitu NexThing, yang sudah lebih dulu diluncurkan pada akhir 2015. Peluncuran ini sekaligus menandakan ambisi Indosat Ooredoo untuk menjadi IoT platform leader di Indonesia pada tiga tahun mendatang.

“Dalam tiga tahun ke depan, kami akan memperkuat posisi sebagai preferred digital partner di Indonesia. Ini sudah kami lakukan sejak dua tahun lalu lewat peluncuran NexThing dengan fokus lebih ke smart city. Untuk vertikal produk kedua dari NexThing adalah NextFleet untuk solusi transportasi, logistik, dan distribusi. Ke depannya akan ada vertikal produk lainnya yang siap kami hadirkan,” terang Division Head of IoT & Vertical Apps Solutions Indosat Ooredoo Hendra Sumiarsa, Senin (7/8).

Kehadiran NextFleet, sambungnya, menjadi solusi yang ingin dihadirkan Indosat dalam mengatasi permasalahan tingginya ongkos logistik di Indonesia. Indosat melihat tingginya ongkos disebabkan 60% di antaranya dikontribusikan oleh transportasi. Selain itu, utilitas armada yang rendah karena sebanyak 50% kendaraan dalam perjalanan pulang berada dalam kondisi yang kosong.

Solusi yang dihadirkan pemain lainnya untuk mengatasi masalah tersebut diklaim kurang menjawab keadaan, lantaran fitur yang dihadirkan hanya sekadar GPS untuk melacak keberadaan barang.

Hendra mengklaim NextFleet sebagai solusi manajemen secara menyeluruh untuk konsumen karena adanya fitur aplikasi berbeda untuk tiga pihak yang terlibat dalam proses supply chain armada distribusi logistik. Mulai dari fleet manager, pengemudi, dan pelanggan. Ketiganya disebut sebagai Three Persona.

Three Persona menyebabkan ketiga pihak saling terintegrasi karena di dalam masing-masing aplikasi memiliki fitur yang berbeda dan dapat berbagi data. Hal ini memudahkan terjadinya kolaborasi dalam memantau armada dan proses distribusinya.

Kelebihan lainnya adalah Multi Point Destination dengan kemampuan melakukan aktivitas distribusi ke beberapa lokasi, memonitor posisi dan aktivitas secara aktual, dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.

“Di samping itu, NextFleet juga menggunakan teknologi yang sudah kami kembangkan sebelumnya yakni Vehicle Telematics. NextFleet ini diperuntukkan untuk perusahaan yang bergerak di sektor logistik, supply chain, manufaktur, transportasi, dan ritel.”

Dapat dioperasikan di luar jaringan Indosat

Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo Herfini Haryono menambahkan NextFleet menggunakan konsep telco agnostic, yang berarti dapat dijalankan di luar jaringan Indosat. Tidak mewajibkan konsumen untuk menjadi pelanggan Indosat terlebih dahulu dalam menikmati produknya.

Terlebih, dalam menghadirkan produk untuk korporasi konsep ini harus dipakai tidak lagi melihat operatornya. Selain itu, dapat mengurasi potensi terjadinya blank spot untuk daerah tertentu. Lantaran, masih ditemuinya jaringan Indosat yang masih lemah untuk beberapa titik, terutama di pedalaman.

“Meski telco agnostic, kami juga adakan versi bundling-nya, sehingga penggunaan paling ekonomis bila sekaligus menjadi pelanggan Indosat. Akan tetapi sebelumnya kami sudah bekerja sama dengan operator lainnya untuk produk korporasi dapat menggunakan dual SIM,,” terang Herfini.

Terkait efisiensi yang dapat dirasakan konsumen lewat NextFleet, Herfini memprediksi bahwa konsumen akan mendapat tambahan hemat antara 15%-20% dari produk ini.

“Dari layanan machine-to-machine (M2M), konsumen sudah bisa merasakan efisiensi. Akan tetapi dengan NextFleet, kira-kira mereka akan dapat tambahan efisiensi antara 15%-20%,” pungkasnya.

Indosat Ooredoo Business Resmi Luncurkan NEXThing

Indosat Ooredoo Business baru saja meluncurkan platform IoT terintergrasi yang dinamai NEXThing. Platform ini diperkenalkan di sela-sela acara Indosat Ooredoo ICT Conference 2016 “Executing Digital Transformation in a Business Disruption Era”. Hadirnya NEXThing diharapkan bisa menjadi solusi untuk terciptanya ekosistem bisnis digital dan ICT spesifik untuk industri.

Disampaikan President Director dan CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli, NEXThing merupakan bagian dari visi dari Indosat Ooredoo dalam hal memuluskan langkah bisnis untuk bertransformasi ke ekosistem digital.

“Visi tiga tahun kami adalah menjadi mitra solusi digital yang menghubungkan bisnis di Indonesia. Dengan visi ini, kami berkomitmen untuk terus mendengarkan pelanggan bisnis kami, lebih memahami kebutuhan dan hal kritikal dalam bisnisnya sehingga kami dapat lebih mendukung pelanggan untuk mencapai organisasi yang ‘digitally transformed.’ Kami memiliki sumber daya dan pengalaman untuk membantu pelanggan bisnis dalam merancang, membangun dan menjalankan solusi yang tepat,” terang Rusli.

Indosat Ooredoo Business percaya bahwa solusi Internet of Things (IoT) memungkinkan pengumpulan data dari berbagai jenis perangkat industri yang terhubung ke aplikasi bisnis sehingga mampu menjadikan operasi bisnis yang lebih cepat dan transparan. Selain itu NEXThing ini juga disiapkan untuk mampu menghubungkan berbagai aplikasi bisnis dalam sesuatu ekosistem bisnis yang di dalamnya antar aplikasi dapat berinteraksi dan bertukar data sehingga menciptakan peluang bisnis baru.

Dalam pengembangannya Indosat Ooredoo menggandeng beberapa mitra teknologi baik global maupun lokal. Salah satu di antaranya adalah IBM. Kerja sama dengan IBM ini dikhususkan dalam hal pengembangan platform IoT bagi pasar Indonesia.

“Kami bangga menjadi operator digital telco pertama yang meluncurkan platform IoT yang lengkap dan terintegrasi di Indonesia. Dengan ditandatanganinya MoU untuk mengembangkan platform IOT ini, posisi kami akan jauh lebih kuat sehingga kami yakin untuk menjadi mitra pelanggan bisnis dalam menyediakan solusi ICT yang lengkap terutama mendukung transformasi digital. Seluruh solusi ICT ini dibangun di atas infrastruktur digital seperti connectivity (datacom), data center dan managed services yang telah dikenal andal selama bertahun-tahun,” ungkap Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo  Herfini Haryono.

Selain meluncurkan platform NEXThing, Indosat Ooredoo Business kini juga menghadirkan solusi spesifik untuk industri tertentu seperti Solusi Digital Branch untuk industri perbankan, Digital Store untuk retail dan perdagangan, Digital Logistic untuk industri manufaktur, Workforce Solution untuk industri oil & gas dan mining, dan solusi smart city, Kota Digital Indonesia.

Indosat Ooredoo dan Lintasarta Berkomitmen Pada Pengembangan Smart City dengan Solusi City Care

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, Indosat Ooredoo dan Linstasarta tidak mau ketinggalan meramaikan teknologi Internet of Things (IoT) dengan sejumlah solusi yang dihadirkan dalam rangka membantu percepatan semangat smart city di Indonesia. Dalam ajang Indonesia Smart City Forum yang digelar kemarin, tanggal 2-3 September 2016 di Bandung, Indosat Ooredoo dan Lintasarta kembali menegaskan komitmen mereka dalam penerapan smart city di Indonesia.

Indosat Ooredoo dan Lintasarta memperkenalkan City Care, sebuah platform smart city yang diklaim akan memberikan kemudahan bagi pemerintah kota untuk mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai aplikasi layanan kota dengan konsep open platform dan open data model. Selain itu dengan adanya open community ini nantinya pemerintah kota dapat mendorong partisipasi aktif para pengembang lokal atau putra daerah untuk membangun aplikasi kota dan mengintegrasikannya ke dalam City Care dari Indosat Ooredoo dan Lintasarta.

Disampaikan Direktur dan Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo Herfini Haryono, Indosat Ooredoo dan Lintasarta melihat bahwa kebutuhan solusi smart city tidak bisa hanya dipenuhi oleh satu pengembang saja, oleh karena itu Indosat Ooredoo dan Lintasarta menhadirkan sebuah platform yang bersifat open yang dapat diaplikasikan dan dikembangkan secara bersama-sama dengan pengembang solusi yang lain. Herfini juga berharap dengan adanya open platform ini mampu membantu percepatan implementasi dan pengembangan solusi smart city yang berkesinambungan dapat terjadi.

Hal yang kurang lebih sama juga disampaikan oleh President Direktur Lintasarta Arya Damar. Arya memastikan nantinya aplikasi-aplikasi di dalam sistem dapat direplikasi dan dibagikan kepada pemerintah daerah lainnya sehingga tidak perlu membuat aplikasi baru untuk setiap daerah.

“Hal ini akan mendukung percepatan implementasi smart city di berbagai daerah di seluruh Indonesia, sehingga dari berbagai smart city akan menjadi smart nation,” ujarnya.

Sejauh ini Lintasarta juga memiliki sejumlah solusi lain yang mendukung penerapan smart city, di antaranya adalah Intelligence Command Center (ICC) dan Intelligence Video Analytics (IVA). ICC merupakan ruang kendali terpadu yang menampilkan informasi dari berbagai aplikasi di internal SKPD. serta masukan langsung dari masyarakat (melalui sosial media, call center, dan aplikasi tanggap darurat).

Sementara untuk  solusi Intelligence Video Analytics (IVA) memaksimalkan infrastruktur IT daerah seperti CCTV untuk fungsi pengawasan serta penegakan hukum di lingkungan masyarakat melalui komponen intelligence computing. Solusi-solusi di atas dapat mendukung pemimpin daerah cepat dalam mengambil sebuah keputusan dalam rangka percepatan pembangunan daerah.

“Komitmen Indosat Ooredoo dan Lintasarta adalah untuk menjadi yang terdepan dalam memberikan solusi ICT bagi masyarakat Indonesia dalam mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Dengan implementasi Smart City yang kami tawarkan dapat mendukung terciptanya kota pintar yang memberikan layanan publik yang lebih cepat, transparan, berintegrasi, dan mendukung gaya hidup yang ‘Go Digital’,” tutup Herfini.

Indosat Ooredoo dan Lintasarta Resmikan Disaster Recovery Center 3 Di Jatiluhur

Hari ini Indosat Ooredoo bersama dengan Lintasarta secara resmi meluncurkan Disaster Recovery Center (DRC) 3 di kawasan Jatiluhur, Purwakarta. DRC 3 yang memiliki kapasitas luas total mencapai 6.000 disuplai oleh dua sumber listrik dari dua provider berbeda, yakni, PLN dan Jasa Tirta II dalam rangka untuk meningkatkan availabilitas layanan yang diberikan. Selain itu, DRC 3 ini juga telah lulus sertifikasi Tier III dari Uptime Institure yang menandakan layanan ini siap digunakan sebagai penunjang business continuity perusahaan.

Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo Herfini Haryono mengatakan pembangunan DRC 3 ini menunjukkan bahwa Indosat Ooredoo bersama Linstasarta menjadi pemain utama solusi Data Center dengan pengalaman, kapasitas, dan keandalan melalui teknologi, jaringan luas, dan sumber daya manusia yang berkualitas.

“Pasar Data Center akan terus mencatat pertumbuhan besar dalam dua tahun ke depan, salah satunya didorong keberadaan PP Nomor 82 Tahun 2012, dan kami telah siap menangkap peluang tersebut. DRC 3 yang berada di Jatiluhur menjadi alternatif pilihan terbaik bagi pelaku industri dengan lokasi yang sangat strategis yang memiliki profil risiko bencana yang amat rendah dan berbeda dibandingkan di Jakarta. Jatiluhur juga merupakan hub utama untuk jaringan komunikasi dari Indosat Ooredoo dan Lintasarta,” ujar Herfini.

Di samping itu President Director Lintasarta Arya Damar mengungkapkan pihaknya akan terus melakukan pembangunan Data Center atau DRC baru dengan standar tinggi untuk memenuhi kebutuhan pelaku industri serta pertumbuhan pasar data center.

“DRC 3 di Jatiluhur memenuhi kebutuhan data center perusahaan yang handal dengan memiliki dua sumber power serta desain dan konstruksi mengikuti standar internasional sehingga mampu mengirimkan SLA yang tinggi ke pelanggan,” terang Arya.

DRC 3 ini disiapkan dengan membawa sejumlah keunggulan, di antaranya adalah solusi total data center yang menyediakan layanan colocation, network, dan managed service dengan model bisnis sewa. Solusi ini diklaim mampu membuat para pelaku industri beralih dari capital expenditure (capex) menjadi operational expenditure (opex).

Selain itu kelebihan lain dari DRC 3 adalah working area yang luas dan nyaman baik untuk kebutuhan Disaster Recovery Procedure (DRP) maupun aktivitas IT pelanggan. DRC 3 ini juga disebutkan telah didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang tersertifikasi standar internasional dari Uptime Institute seperti Accredited Tier Designer di bagian design/build, Accredited Tier Specialist di bagian operations.

Dalam rilis pers DRC 3 ini juga disebutkan telah mengantongi sejumlah sertifikat, mulai dari kategori standar Telecommunications Industry, bisnis proses hingga standar keamanan informasi.

“Dalam hal ini, pelaku industri bukan hanya memiliki opsi penempatan data center lebih banyak namun juga comply terhadap standar keamanan internasional yang ditetapkan,” tutup Herfini Haryono.

Indosat Ooreedoo Hadirkan eMagic, Layanan Bisnis Berbasis IoT

Divisi bisnis Indosat Ooreedoo resmi meluncurkan eMagic (Enhance Managed IoT Connectivity), sebuah solusi M2M (Machine-to-Machine) terbaru yang dirancang untuk memudahkan pelanggan dalam menghubungkan dan mengelola perangkat dengan layanan full managed. Layanan full managed sendiri memungkinkan pengguna tidak direpotkan dengan aktivitas instalasi, operasi dan pemeliharaan. Biaya lebih efisien dan perangkat dapat beroperasi optimal menjadikan pelanggan dapat lebih fokus pada bisnis.

eMagic dapat diterapkan pada berbagai industri seperti ATM, EDC pada perbankan, gateway untuk sensor pada perusahaan oil and gas, broadcasting, retail dengan live streaming, advertising dan small branches office, dan industri lain yang membutuhkan komunikasi data yang handal dan aman.

Dalam peluncurannya, Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo Herfini Haryono mengatakan:

“Layanan eMagic ini hadir untuk memberikan kesempatan pelaku usaha untuk lebih berkonsentrasi terhadap core bisnisnya dan tidak direpotkan oleh masalah konektivitas. Bisnis pun dapat menjadi lebih mudah, efisien, dan tingkat keamanan yang baik. Dengan konsep full managed services, pelanggan tidak akan direpotkan dalam hal instalasi, operasi dan pemeliharaan konektivitas.”

Pentingnya pertumbuhan bisnis untuk kelangsungan usaha membuat setiap pelakunya meningkatkan efisiensi biaya dan melayani pelanggan dengan lebih baik. Internet of Thing (IoT) menjadi solusi yang diyakini bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk menciptakan inovasi bagi perusahaannya, sebagai sumber energi baru untuk pertumbuhan di tengah dunia digital saat ini.

Dengan pemanfaatan teknologi digital dan konektivitas yang handal maka IoT dapat menciptakan peluang serta dampak yang positif bagi pebisnis maupun perusahaan.

“Kami ingin menjadi mitra yang tepat bagi para pelanggan bisnis atau pelaku usaha yang ingin mengimplementasikan teknologi dalam upaya mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, mengeksplorasi berbagai peluang usaha, membantu transformasi digital perusahaan sambil tentunya menghadirkan pengalaman terbaik bagi para pelanggan mereka,” pungkas Herfini.