Alienware Sulap Kamar di Hotel Hilton Panama Menjadi Surganya para Gamer

Saya bukan gamer hardcore, tapi setiap hari saya selalu menghabiskan setidaknya satu sampai dua jam untuk bermain game. Satu-satunya saat di mana saya tidak bermain game sama sekali dalam sehari adalah ketika masa liburan tiba, dan saya bertamasya bersama keluarga.

Namun di luar sana, rupanya ada banyak orang yang benar-benar tidak bisa lepas dari jeratan game, bahkan selagi mereka melancong. Hal ini bisa dibuktikan dari kerja sama antara jaringan hotel Hilton dan Alienware (Dell): mereka menyulap satu kamar di Hilton Panama menjadi surganya para gamer.

Alienware Room Hilton Panama

Sederet perangkat gaming kelas sultan telah dijejalkan ke dalam kamar 2425 di hotel tersebut, ditata dengan rapi di satu zona khusus di samping sepasang ranjang besar. Bintang utamanya adalah desktop PC Alienware Aurora, dengan spesifikasi meliputi prosesor Intel Core i7-8700, GPU Nvidia GeForce GTX 1080 Ti dan RAM DDR4 32 GB.

PC tersebut menyambung ke TV OLED 4K berukuran 65 inci, serta sistem audio surround 5.1. Penggemar virtual reality pun tidak dilupakan, mengingat ada headset Oculus Rift yang juga menyambung ke PC tersebut. Kendati demikian, yang paling mengundang decak kagum adalah ‘singgasana’ yang berada tepat di depan setup ini.

Alienware Room Hilton Panama

Tentu saja ini bukan sembarang kursi, melainkan kursi simulator yang dirancang untuk memberikan sensasi immersive di sepanjang sesi gaming, terutama ketika bermain game VR. Bahannya terbuat dari perpaduan aluminium dan serat karbon, plus teknologi Outlast besutan NASA, yang pada dasarnya berfungsi untuk menyerap panas sehingga gamer bisa tetap duduk dengan nyaman di atasnya.

Di belakang kursi tersebut, ada setup lain yang terdiri dari laptop Alienware 15 dengan prosesor Core i7-7700HQ, GPU GTX 1070 dan RAM DDR4 32 GB, yang menyambung ke monitor curved 34 inci. Periferal pendukungnya tentu juga disuplai oleh Alienware, plus sepasang controller Xbox Elite.

Alienware Room Hilton Panama

Bagi yang berencana berkunjung ke Panama, kamar hotel kelas gamer hardcore ini sudah bisa dipesan sejak tanggal 19 April kemarin dengan tarif $349 per malam. Dari perspektif lain, ini merupakan salah satu contoh pemanfaatan gaming sebagai objek wisata – sekaligus materi promosi yang bombastis tentunya.

Sumber: HomeCrux dan Xataka.

Layanan Uber Bakal Semakin Terintegrasi ke Aplikasi Lain

Guna memberikan akses yang lebih mudah kepada para pelanggannya, Uber baru-baru ini memperkenalkan dua cara baru bagi developer untuk mengintegrasikan layanan Uber ke dalam aplikasinya masing-masing, yakni Ride Request Widget dan Trip Branding.

Ride Request Widget merupakan penyempurnaan dari fitur Ride Request Button yang sudah diperkenalkan lebih dulu di akhir tahun kemarin. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan Uber dari dalam aplikasi lain, tanpa mengutik aplikasi Uber itu sendiri sama sekali.

Jadi ketika sebuah aplikasi sudah mengintegrasikan Ride Request Widget, aplikasi tersebut akan menampilkan versi mini dari Uber, dimana pengguna bisa melakukan pemesanan hingga memilih jenis kendaraan yang diinginkan. Usai memesan, estimasi waktu penjemputan akan ditampilkan, kemudian berganti menjadi estimasi waktu tiba di lokasi saat pengguna sudah memasuki kendaraan yang dipesan.

Uber Ride Request Widget

Selain memudahkan, fitur ini sengaja dirancang untuk mengakomodasi pengguna yang kerap mendapati koneksi internet kurang memadai. Oleh karena itu, widget Uber dalam aplikasi lain ini tak akan menampilkan peta sama sekali, diganti menjadi sebuah grafik yang sederhana.

Lain halnya dengan Trip Branding, fitur ini didesain agar aplikasi Uber dapat terhubung ke penyedia layanan lain. Sejauh ini sudah ada tiga mitra yang digandeng Uber, yaitu Hilton, Zomato dan Citymapper.

Bagaimana cara kerja dari fitur Trip Branding ini? Dalam kasus Hilton, konsumen akan dibantu melakukan pemesanan layanan Uber lewat situs atau aplikasinya. Setelahnya, selagi konsumen memantau perjalanannya dalam aplikasi Uber, akan muncul link di bagian bawah yang bakal menampilkan detail merinci dari reservasi kamar hotel yang sudah dilakukan.

Uber Trip Branding

Untuk Zomato, tahap-tahapnya juga serupa, tapi link di aplikasi Uber tadi akan menampilkan daftar menu dari restoran yang dituju, sehingga pengguna pun bisa langsung merencanakan apa yang hendak disantap setibanya di lokasi.

Untuk Citymapper, fitur Trip Branding memungkinkan pengguna Uber untuk melihat informasi transportasi umum lain setibanya di lokasi. Semuanya bisa dinikmati hanya dengan satu tap pada link unik tersebut, dan ini baru contoh dari tiga mitra Uber yang sudah bergabung – masih ada partner lain yang bakal ikut berpartisipasi.

Baik Ride Request Widget maupun Trip Branding tentunya membutuhkan partisipasi langsung dari pihak developer aplikasi terkait. Namun sebagai konsumen pastinya kita nanti bakal mendapatkan pengalaman yang lebih sempurna: sanggup memesan Uber dari aplikasi lain, sekaligus memeriksa informasi merinci layanan-layanan lain dari aplikasi Uber sendiri.

Sumber: Engadget dan Uber 1, 2.

Hotel Hilton Gunakan Robot Bernama Connie Sebagai Penerima Tamu

Umumnya riset di bidang robotik tidak difokuskan pada satu fungsi tertentu, melainkan sebuah upaya eksplorasi menciptakan desain robot baru. Salah satu keuntungan hidup di abad ke-21 ini adalah kita telah melihat banyak sekali tipe robot dipamerkan. Tapi berbeda dari beberapa model eksperimental, Hilton memutuskan untuk menggunakan robot buat keperluan lebih praktis.

Pada hari Rabu kemarin, Hilton Worldwide mengumumkan kolaborasi bersama IBM demi mengerjakan proyek Connie. Ia merupakan robot bertenaga sistem komputer Watson pertama yang ditugaskan sebagai penerima tamu. Selain menyambut para pengunjung, Connie juga ditugaskan untuk menyajikan informasi mengenai lokasi-lokasi menarik, merekomendasikan restoran, serta menjelaskan fitur dan fasilitas hotel.

Sebagai langkah awal, perusahaan rakasasa dari Amerika Serikat itu menempatkan Connie di Hilton McLean Virgina. Di sana, sang robot sudah mulai belajar berinteraksi dengan para tamu dan merespons pertanyaan mereka secara ramah serta informatif. Connie memanfaatkan kombinasi dari sejumlah API (application program interface) Watson, termasuk Dialog, Speech to Text, Natural Language Classifier dan lain-lain.

Berkat perpaduan semua itu, Connie sanggup menyapa tamu serta menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Kemudian dengan mengakses WayBlazer, robot juga bisa menyarankan tempat-tempat wisata di area sekitar hotel. Watson sendiri adalah sistem komputer yang dapat menanggapi pertanyaan melalui ‘bahasa natural’, awalnya dikembangkan buat menaklukkan acara kuis Jeopardy! dan baru pada tahun 2013 ia diaplikasikan ke bidang komersial.

Lewat interaksi dengan user, Connie akan lebih banyak belajar dan beradaptasi; dari sana meningkat pula kapabilitas rekomendasinya. Menurut CTO IBM Rob High, proyek Connie mewakilkan sebuah perubahan dalam interaksi antara manusia dan mesin, ditopang oleh Watson. Terlepas dari itu, Connie tidak digunakan untuk menggantikan staf hotel, namun sebagai cara memudahkan pengunjung memperoleh informasi yang mereka butuhkan.

“Kami fokus untuk menyajikan pengalaman baru dalam pelayanan perhotelan – jadi lebih pintar, mudah dan menyenangkan,” tutur vice president Hilton Worldwide Jonathan Wilson di press release. “Dengan menggandeng partner seperti IBM Watson, kami membuat para pengunjung terpesona melalui metode yang tidak diduga.”

Connie diambil dari nama sang pendiri, Conrad Hilton. Menurut Hilton Worldwide, ia merupakan salah satu inovasi yang mereka terapkan ke bidang perhotelan, setelah sebelumnya memperkenalkan check-in Room Selection, Digital Key, serta program partnership dengan Uber dan Tesla.

Via Ars Technica. Sumber: PR Newswire.