IKEA Kini Luncurkan Koleksi Furnitur Gaming

Perusahaan furnitur asal Swedia IKEA akhirnya kini melebarkan sayapnya ke ranah gaming. Terlepas dari kebiasaan para gamer yang menjadikan furnitur IKEA sebagai pilihan untuk membangun set yang minimalis, kini IKEA malah berkolaborasi dengan divisi gaming dari ASUS yaitu Republic of Gamer (ROG).

Direktur Bisnis Global Workspace IKEA, Ewa Rychert percaya bahwa kolaborasi ini akan berhasil karena ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuat pengalaman gaming dapat diakses oleh lebih banyak gamer.

“Sekarang, kami (IKEA) mengambil langkah pertama untuk masuk ke dalam pasar gaming, dan kami melakukannya dengan menghadirkan produk-produk game yang terjangkau namun tetap memiliki performa tinggi dan solusi lengkap yang kami harapkan dapat merefleksikan kepribadian dan juga selera dari para gamer.” Ujar Rychert.

Kategori furnitur gaming di IKEA. Sumber: IKEA

IKEA bahkan tidak hanya sekadar melabeli produk-produk mereka sebagai produk gaming, namun juga telah melakukan riset selama dua tahun untuk mempelajari kebiasaan para gamer. Perusahaan furnitur terbesar di dunia ini mengirimkan karyawannya untuk datang ke event esports dan bahkan mendatangi kamar para gamer untuk mengetahui perilau para gamer di ruangannya.

Koleksi furnitur gaming ini direncanakan untuk dirilis pada bulan Oktober mendatang tersebut mencakup banyak benda mulai dari meja gaming, kursi gaming, CPU stand, hingga beragam aksesoris unik seperti bantal bertema gaming.

Nantinya, akan ada lebih dari 30 produk yang masuk ke dalam koleksi IKEA x ROG ini. Dan tidak semua barang di dalam koleksi ini adalah produk baru yang dibuat khusus. Produk-produk seperti kursi, meja, dan juga rak merupakan produk lama IKEA yang mendapat sedikit sentuhan warna dan corak baru untuk membuatnya terlihat ‘gaming’.

Image Credit: IKEA

Koleksi gaming IKEA ini juga datang dalam dua warna yaitu hitam-merah yang juga merupakan warna khas dari brand ROG dan warna putih, yang mungkin bagi sebagain besar gamer akan terasa sama dengan furnitur standarnya.

Mayoritas furnitur IKEA x ROG ini juga berfokus kepada para gamer PC. Sehingga bagi para gamer konsol yang mungkin menginginkan sofa gaming atau meja TV gaming dan sejenisnya sepertinya harus bersabar dahulu. Apalagi IKEA juga telah mengatakan bahwa ini hanyalah langkah awal dari mereka untuk masuk ke dalam pasar gaming.

Ikea Starkvind Adalah Air Purifier yang Berkamuflase Sebagai Meja

Siapa yang tidak kenal dengan Ikea? Sebagian mengenalnya sebagai salah satu produsen furnitur terbesar di dunia, sebagian lain mengenalnya sebagai toko mebel dengan kantin yang menggugah selera. Lalu ada juga orang-orang seperti kita, yang mengenal Ikea sebagai sekumpulan desainer yang sangat pandai menyamarkan produk teknologi sebagai perabot rumah tangga sehari-hari.

Ikea memang belum terlalu lama melakukan hal ini, tapi sejauh ini mereka sudah menghasilkan tiga ‘gadget siluman’. Ketiganya merupakan speaker yang masing-masing menyamar sebagai rak dinding, lampu meja, dan lukisan. Sekarang, tim desainer Ikea melirik kategori produk elektronik lain yang mendapat sorotan ekstra semenjak pandemi berlangsung, yakni air purifier.

Seperti yang bisa kita lihat pada gambar di atas, meja tersebut punya ‘laci’ aneh dengan lubang-lubang di sekujur permukaannya. Tentu saja itu bukan laci benaran, melainkan rangka bodi mesin pemurni udara. Namanya produk elektronik, tentu harus ada sumber listrik yang menenagainya, dan di sini Ikea telah menyembunyikan kabelnya di sepanjang salah satu kaki mejanya supaya terlihat lebih estetis.

Tidak bisa dipungkiri estetika memang menjadi bahan jualan utama perangkat bernama Ikea Starkvind ini, terutama mengingat sebagian besar air purifier yang tersedia di pasaran — yang kebanyakan hanya berbentuk balok atau silinder dengan jaring-jaring di bagian depan dan atasnya — bukanlah objek terindah yang bisa kita jumpai di rumah.

Sebagai sebuah meja, Starkvind tentu punya kans lebih besar untuk diposisikan lebih ke tengah di dalam suatu ruangan, sehingga pada akhirnya ia bisa bekerja dengan lebih baik ketimbang jika ditempatkan di sudut ruangan. Menurut Ikea, Starkvind ideal untuk ruangan dengan ukuran maksimum 20 m².

Dalam menjalankan tugasnya sebagai mesin pemurni udara, Starkvind mengandalkan sistem filtrasi tiga tahap. Yang pertama menyaring partikel besar seperti debu dan rambut. Selanjutnya, giliran partikel dengan ukuran 0,1-2,5 mikrometer yang disaring dengan tingkat efisiensi 99,5%. Tidak ketinggalan adalah filter khusus untuk menyerap berbagai macam gas berbayaha maupun bau-bauan yang tidak sedap.

Kecepatan kipasnya dapat diatur secara manual dalam lima tingkatan yang berbeda, atau bisa juga secara otomatis dengan memilih tiga mode yang tersedia, yaitu normal, boost, dan standby. Tingkat kebisingannya berada di kisaran 24 sampai 53 desibel, tergantung seberapa cepat putaran kipasnya.

Starkvind juga dirancang agar kompatibel dengan ekosistem smart home Ikea Tradfri. Jadi selain secara manual, pengguna juga dapat mengoperasikannya menggunakan aplikasi Ikea Home, termasuk halnya mengatur jadwal maupun memonitor kualitas udara di dalam ruangan, dengan catatan mereka sudah punya smart home hub Tradfri Gateway.

Ikea Starkvind model standalone / Ikea

Ikea menawarkan dua kombinasi warna untuk Starkvind, dan mereka berencana menjual produk ini di Amerika Serikat mulai bulan Oktober 2021 dengan harga $189. Alternatifnya, konsumen juga bisa memilih model lain Starkvind yang bukan berupa meja. Model standalone ini dihargai $129, dan bentuknya cukup standar dengan balutan kain di sekujur permukaannya.

Starkvind bukanlah air purifier pertama Ikea. Sebelumnya mereka sudah lebih dulu menjajakan mesin pemurni udara bernama Fornuftig. Bentuknya cukup standar, dan harganya pun jauh lebih murah.

Sumber: SlashGear dan Ikea.

Ikea dan Sonos Samarkan Speaker Nirkabel Sebagai Sebuah Lukisan

Dua tahun lalu, Ikea dan Sonos menyingkap hasil kolaborasinya berupa speaker yang merangkap peran sebagai rak buku dan lampu meja. Ide menyamarkan perangkat audio sebagai perabot rumah itu masih terus dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut. Yang terbaru, kemitraan kedua perusahaan melahirkan sebuah speaker nirkabel yang menyamar sebagai lukisan.

Ikea dan Sonos menjuluki produk ini dengan nama “Symfonisk Picture Frame WiFi Speaker”. Namun sebenarnya akan lebih akurat jika ia dikategorikan sebagai lukisan ketimbang bingkai foto, sebab kita tidak bisa menyelipkan foto atau gambar milik kita sendiri. Beruntung panel depannya masih bisa dilepas dan diganti dengan yang lain, yang akan Ikea jual secara terpisah seharga $20 per panel.

Saat panel depannya dilepas, kita pun bisa langsung melihat jeroan speaker-nya, yang sayangnya belum dijabarkan secara merinci oleh Ikea maupun Sonos. Perangkat ini dapat digantungkan ke tembok dalam posisi horizontal maupun vertikal, dan sisi belakangnya dilengkapi banyak celah untuk membelok-belokkan kabel penyalur dayanya.

Alternatifnya, perangkat juga dapat diberdirikan sendiri di atas lantai atau meja berkat kaki-kaki kecil yang dapat dilipat ke dalam maupun ke luar. Selain supaya perangkat dapat berdiri dengan stabil, kaki-kaki tersebut juga berfungsi untuk meredam getaran, sehingga pada akhirnya suara bass bisa terdengar lebih bulat. Ikea tampaknya benar-benar memanfaatkan pengalaman panjangnya di dunia desain produk dalam mengembangkan perangkat ini.

Untuk mengoperasikan speaker, pengguna dapat memakai aplikasi Sonos di smartphone, atau bisa juga dengan mengklik tombol-tombol yang berada di sisi kiri untuk mengatur volume maupun playback. Seperti halnya produk Sonos lain, perangkat ini juga bisa diikutkan ke dalam setup multi-room. Pengguna perangkat iOS maupun macOS juga dapat meneruskan audio secara nirkabel ke speaker ini dengan memanfaatkan protokol AirPlay 2.

Dijual seharga $199, speaker jadi-jadian ini semestinya bisa menjadi alternatif yang menarik bagi mereka yang ingin mempunyai speaker nirkabel sekaligus menghiasi kediamannya dengan sebuah karya seni. Belum diketahui kapan perangkat ini bakal mendarat di Indonesia, namun pemasarannya di Amerika Serikat bakal berlangsung mulai pertengahan bulan Juli.

Sumber: The Verge dan Ikea.

IKEA Gandeng ROG untuk Buat Furnitur Gaming

IKEA bekerja sama dengan ASUS ROG untuk membuat furnitur gaming berharga terjangkau. Tidak tanggung-tanggung, mereka akan menyiapkan 30 produk gaming sekaligus. Furnitur tersebut akan diluncurkan di Tiongkok pada Februari 2021 dan di seluruh dunia pada Oktober 2021. Sayangnya, masih belum diketahui produk apa saja yang akan dihasilkan oleh kolaborasi antara IKEA dan ROG. Kemungkinan besar, meja dan kursi gaming akan menjadi bagian dari jajaran produk gaming terbaru dari IKEA.

Menurut informasi dari IKEA, mereka akan mendesain furnitur gaming ini di IKEA Product Development Center yang terletak di Shanghai, Tiongkok. Melalui kerja sama dengan ROG, mereka ingin menggabungkan pengalaman mereka dalam membuat furnitur dengan keahlian ROG dalam membuat perangkat game. Selain dengan desainer ROG, para desainer IKEA juga akan berdiskusi dengan atlet esports dan gamer. Tujuannya, untuk memastikan bahwa produk yang mereka buat memang sesuai dengan kebutuhan para gamer.

ikea rog furnitur gaming
Chariot Core Gaming Chair, salah satu kursi gaming buatan ROG.

“Ada beberapa stigma negatif tentang industri gaming, seperti semua game selalu identik dengan kekerasan, bahwa para gamer tidak suka bersosialisasi, dan bermain game merupakan hobi untuk laki-laki saja,” ujar Ewa Rychert, Global Business Leader of Workspace, IKEA, seperti dikutip dari Geek Culture.

Lebih lanjut, Rychert berkata, “Padahal, gaming merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang dari berbagai demografi. Bermain game juga bisa meningkatkan kesehatan mental seseorang. Kami harap, dengan menyediakan produk khusus gaming, kami akan dapat membantu konsumen untuk bisa mendapatkan manfaat dari bermain game di rumah.”

Pesatnya pertumbuhan industri esports memunculkan berbagai produk baru di dunia gaming, termasuk kursi gaming. Hal ini mendorong berbagai perusahaan untuk membuat kursi gaming, termasuk perusahaan furnitur.

Faktanya, IKEA bukanlah perusahaan furnitur pertama yang tertarik untuk menyediakan kursi gaming. Sebelum ini, Herman Miller, produsen furnitur kantor asal Amerika Serikat yang telah berumur lebih dari 100 tahun, juga membuat kursi gaming mereka sendiri. Untuk membuat kursi gaming tersebut, Herman Miller menggandeng perusahaan pembuat aksesori gaming, Logitech G.

IKEA Kian Serius Mengembangkan Ekosistem Rumah Pintar

Namanya kerap diasosiasikan dengan aksesori dan perabotan rumah siap rakit, sudah lebih dari satu dekade IKEA mengamankan gelar sebagai perusahaan retail furnitur terbesar di dunia. Dan sejak beberapa tahun lalu, brand asal Swedia ini berupaya untuk mengintegrasikan teknologi ke produk serta layanannya, dari mulai virtual maupun augmented reality, 3D printing, hingga melangsungkan kolaborasi bersama Sonos belum lama ini.

Tentu saja ranah smart home juga tidak luput dari perhatian IKEA. Di tahun 2012, mereka memulai proyek pengembangan rumah pintar dengan tujuan untuk membenamkan elemen digital dan teknologi ke solusi serta produk-produknya. Kali ini, perusahaan memutuskan untuk melakukan investasi lebih besar melalui penetapan IKEA Home Smart sebagai unit bisnis mandiri di bawah IKEA Sweden. Lewat langkah tersebut, IKEA ingin menggarap ekosistem smart home secara lebih menyeluruh.

IKEA 1

Lewat rilis pers, Björn Block yang ditunjuk untuk mengepalai divisi IKEA Home Smart menjelaskan bahwa pembentukan unit ini merupakan strategi perusahaan mengeksplorasi solusi melampaui penyediaan perabotan rumah tangga tradisional. Pada akhirnya, arahan tersebut diharapkan dapat memberikan konsumen produk-produk yang membuat kehidupan mereka jadi lebih baik, sembari mengajak pelanggan untuk ‘terus bergerak maju’.

Sejak dicetus, IKEA Home Smart memang punya misi untuk memperkaya segala aspek yang brand tawarkan. Awalnya, sang perusahaan furnitur melakukannya dengan meluncurkan perangkat-perangkat seperti pencahayaan pintar, unit wireless charging, serta sistem audio pintar yang dikerjakan secara kolaboratif bersama Sonos. Selain itu, IKEA juga pernah menciptakan sistem ramah lingkungan serta aplikasi pengaturan lampu pintar (tadinya dinamai  Trådfri seperti bohlam pintar, kemudian diubah jadi IKEA Home smart app).

IKEA 3
Björn Block.

Peter van der Poel selaku manager IKEA Range & Supply menyampaikan, Home Smart merupakan unit bisnis baru terbesar yang mereka dirikan sejak diperkenalkannya IKEA Children. Pembentukan Home Smart juga dianggap sebagai kelanjutan dari kolaborasi IKEA dengan perusahaan-perusahaan teknologi. Ke depannya, IKEA bercita-cita buat membuka kesempatan baru melalui perangkat-perangkat yang saling terhubung dalam satu ekosistem.

Pada akhirnya, Home Smart akan menjadi ujung tombak transformasi digital bagi seluruh lini bisnis IKEA. Ia dipercaya dapat menyempurnakan solusi yang sudah ada serta menciptakan peluang baru, terutama lewat bermacam-macam produk pintar.

IKEA 2

“Dan semua ini hanyalah sebuah permulaan,” kata Björn Block menutup pernyataannya.

Anda mungkin sudah tahu bahwa IKEA bukan satu-satunya perusahaan yang berkomitmen menyeriusi smart home. Sebelumnya, sejumlah raksasa teknologi dan elektronik telah cukup lama mendalami segmen ini, misalnya seperti Apple, Google sampai Xiaomi.

Kolaborasi Ikea dan Sonos Lahirkan Dua Speaker yang Menyamar Sebagai Perabot Rumah

Kita sudah melihat penampakan final dari speaker bikinan Ikea dan Sonos, namun hingga kini masih banyak yang bertanya-tanya apakah Ikea dan Sonos hanya menyiapkan satu model itu saja. Pertanyaan tersebut akhirnya terjawab berkat partisipasi Ikea dalam pameran desain Salone del Mobile di Itali.

Di ajang tersebut, Ikea tak hanya memamerkan speaker Symfonisk yang bisa merangkap fungsi sebagai rak (dengan beban maksimum hingga 3 kg), tapi juga speaker lain yang menyamar sebagai lampu meja. Ya, seperti yang bisa kita lihat pada gambar di atas, separuh bagian ke bawah dari lampu tersebut adalah speaker, dan tentu saja jeroannya diracik oleh Sonos.

Ikea Symfonisk

Sonos mengklaim performa audio speaker berwujud lampu meja ini tak kalah dari speaker termurah mereka saat ini, Sonos Play:1. Kontrolnya terbilang sederhana, hanya mengandalkan satu buah kenop saja, dan itu pun juga cuma untuk menyala-matikan perangkat.

Selebihnya, pengguna perlu memanfaatkan aplikasi pendamping Sonos di smartphone. Dari situ juga bisa disimpulkan bahwa kedua speaker Symfonisk ini kompatibel dengan speakerspeaker Sonos lain sehingga dapat disertakan ke dalam setup multi-room.

Ikea Symfonisk

Dukungan Alexa turut tersedia, tapi sayangnya pengguna harus menggunakan ponsel sebagai perantaranya mengingat kedua speaker ini tidak dilengkapi mikrofon internal. Terlepas dari itu, teknologi Sonos TruePlay yang mampu mengoptimalkan reproduksi suara berdasarkan kondisi ruangan, tetap tersedia dengan memanfaatkan bantuan mikrofon pada smartphone yang terhubung.

Terkait jadwal perilisannya, Ikea masih berpegang pada janji awalnya di bulan Agustus. Beruntung banderol harganya tak perlu ditebak lagi, sebab Ikea sudah mengumumkannya secara resmi: $99 untuk Symfonisk bookshelf alias rak buku, dan $179 untuk yang berwujud lampu meja.

Sumber: Engadget dan Ikea.

Ikea Resmi Pamerkan Wujud Final Speaker Hasil Kolaborasinya dengan Sonos

Belum lama ini, Ikea mengumumkan bahwa speaker hasil kolaborasinya dengan Sonos bakal diluncurkan pada bulan Agustus nanti. Kendati demikian, Ikea sepertinya sudah tidak sabar memamerkan wujud perangkat tersebut ke hadapan publik.

Lewat sebuah siaran pers, Ikea mengumumkan bahwa tujuh produknya berhasil memenangkan gelar Red Dot Awards 2019 di bidang desain, dan salah satunya adalah speaker Symfonisk yang mereka kerjakan bersama Sonos.

Dibandingkan dengan prototipenya, versi final ini tentu tampak jauh lebih terpoles. Selain bisa diberdirikan, perangkat juga bisa ditanamkan ke tembok demi merangkap fungsi sebagai rak. Pada bagian atasnya, kita bisa melihat label kecil bertuliskan “Sonos” berdampingan dengan “Ikea”.

Sayangnya sejauh ini Ikea baru mengungkap wujudnya saja. Rincian spesifikasi maupun fiturnya sepertinya masih harus menunggu sampai jadwal peluncuran resminya di bulan Agustus nanti.

Ikea Symfonisk

Lebih lanjut, tidak ada yang tahu berapa model Symfonisk yang sudah mereka siapkan. Bisa jadi lebih dari satu, hanya saja kebetulan yang memenangkan penghargaan dari Red Dot cuma model yang satu ini.

Namun pada akhirnya hal yang paling dinantikan oleh konsumen dari kolaborasi Sonos dan Ikea ini adalah, bagaimana campur tangan Ikea bisa membuat produk Sonos lebih bersahabat dengan kantong. Anda yang pernah kepincut dengan speakerspeaker besutan Sonos pasti tahu semahal apa banderolnya.

Sebaliknya, Ikea selama ini terkenal dengan produk-produknya yang berharga terjangkau, dan untuk speaker ini, mereka juga sudah berencana untuk memasarkannya dalam harga yang terjangkau pula. Sebagai perbandingan, speaker Sonos termurah saat ini adalah Play:1 yang dijual seharga $149, sehingga semestinya banderol Symfonisk akan berada di bawahnya.

Sumber: The Verge.

Ikea Manfaatkan 3D Printer Demi Menjadikan Perabotnya Lebih Mudah Diakses Kaum Difabel

Hingga kini 3D printer masih banyak dianggap sebagai alat bantu untuk membuat prototipe dalam keperluan desain produk. Di luar itu, 3D printer mungkin lebih banyak digunakan untuk memenuhi hobi seseorang. Namun bagi Ikea, 3D printer bisa menjadi solusi atas suatu misi yang mulia.

Hal itu sedang dibuktikan oleh Ikea Israel, yang bekerja sama dengan organisasi nirlaba Milbat, dalam mewujudkan proyek bernama ThisAbles. Mungkin sebagian dari Anda sudah bisa menebak dari namanya kalau proyek ini ditujukan untuk membantu kaum difabel, dan memang seperti itulah tujuan akhir yang hendak dicapai Ikea Israel.

Ikea ThisAbles

Ide yang mereka gagaskan adalah bagaimana cara memudahkan konsumen difabel mengakses perabot-perabot rumahnya dengan memanfaatkan 3D printer. ThisAbles pada dasarnya mengemas koleksi aksesori atau komponen pelengkap suatu perabot yang dibuat menggunakan 3D printer.

Salah satu contohnya adalah sebuah saklar berukuran jauh lebih besar daripada biasanya. Kemudian ada pula gagang untuk tirai kamar mandi, serta kaki sofa ekstra panjang. Ketiganya dirancang untuk membantu mereka yang menderita celebral palsy, yang kemampuan motoriknya begitu terbatas, agar tidak kesusahan menyala-matikan lampu meja, membuka-menutup tirai kamar mandi, serta beranjak dari sofa.

Ikea ThisAbles

Total ada 13 aksesori yang dirancang Milbat menggunakan 3D printer untuk dipasangkan ke perabot-perabot Ikea. Kendati demikian, konsumen juga bisa melakukan pemesanan khusus apabila perabot non-Ikea yang mereka miliki tidak kompatibel dengan rancangan aksesori yang tersedia.

Di samping membelinya langsung lewat toko fisik Ikea, konsumen juga dapat memesannya secara online di situs Milbat. Namun yang lebih menarik lagi, konsumen yang mempunyai 3D printer dapat mengunduh blueprint-nya secara cuma-cuma dan mencetak barangnya sendiri.

Semoga saja cabang Ikea di negara-negara lainnya juga tertarik mewujudkan proyek mulai seperti ThisAbles ini.

Sumber: Washington Post.

Speaker Hasil Kolaborasi Ikea dan Sonos Bakal Diluncurkan Agustus 2019

Sudah setahun lebih berlalu sejak Ikea mengumumkan kemitraannya dengan Sonos. Keduanya sekarang sudah mulai gatal untuk menyingkap apa yang mereka kerjakan bersama selama ini, dan itu mereka tunjukkan lewat sebuah video teaser yang diunggah ke Vimeo.

Di akhir video tersebut, tampak bahwa Ikea berencana meluncurkannya pada bulan Agustus nanti. Sayang keduanya masih enggan mengungkap wujud akhir dari lini speaker bernama Ikea Symfonisk tersebut. Namun kita dapat mengira-ngira dari gambar di atas yang merupakan prototipe yang Ikea pamerkan tahun lalu.

Intinya, Ikea Symfonisk bakal secara pintar mengintegrasikan perangkat audio ke furniture, dan salah satu contohnya adalah speaker yang dapat difungsikan sebagai rak di dinding seperti di gambar itu. Lebih lanjut, aksesori pendukung berupa bracket untuk memasangkan speaker di bawah kabinet dapur Ikea juga semakin memperkuat visi yang mereka tetapkan.

Sejauh ini kita sudah bisa memastikan dua hal dari Ikea Symfonisk. Yang pertama, lini produk ini bakal terintegrasi sepenuhnya dengan lini perangkat smart home Ikea Tradfri. Yang kedua, banderol harganya semestinya lebih terjangkau ketimbang produk bikinan Sonos sendiri.

Terkait harga, Sonos sendiri sempat bilang bahwa kolaborasinya dengan Ikea berpotensi memperkenalkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki produk Sonos ke jutaan rumah tangga baru. Yang ingin mereka kejar adalah penetrasi pasar yang lebih luas, dan Ikea merupakan mitra yang tepat terkait hal ini.

Sumber: Variety dan The Verge.

Ikea Kini Punya Speaker Bluetooth, Juga Minimalis Seperti Produk Lainnya

Sebelum kita melihat hasil kerja sama Ikea dan Sonos – plus Teenage Engineering – perusahaan asal Swedia itu sudah punya kreasinya sendiri di bidang audio. Namanya Ikea Eneby, dan ia merupakan sebuah speaker Bluetooth yang berdesain stylish.

Tanpa harus terkejut, penampilannya terbilang minimalis, dan Ikea memang merancangnya untuk membaur dengan dekorasi rumah. Tersedia dalam dua ukuran, 8 x 8 atau 12 x 12 inci, Eneby bebas diletakkan di atas meja, baik dengan bantuan dudukan atau tidak, maupun digantung di tembok. Kalau mau, Anda juga bisa menyelipkannya ke dalam salah satu rak Ikea dan ukurannya dijamin pas.

Ikea Eneby

Satu-satunya input pengoperasian Eneby adalah sebuah kenop di bagian depannya, yang dapat digunakan untuk menyala-matikan speaker, atau menyesuaikan volume, bass maupun treble. Khusus varian 8 x 8 inci, ada sebuah handle di bagian atasnya, dan ia bisa dijadikan speaker portable dengan membeli baterai rechargeable secara terpisah yang berdaya tahan sekitar 10 jam.

Selain Bluetooth, Eneby juga mempunyai jack 3,5 mm standar andai diperlukan. Ikea tidak merincikan spesifikasi unit driver yang mereka gunakan, tapi toh yang lebih dicari di sini adalah desainnya yang menyatu dengan interior bergaya minimalis. Andai suaranya lumayan bagus, anggap saja itu sebagai bonus.

Ikea Eneby

Ikea bakal memasarkan Eneby mulai bulan April ini seharga $49 untuk varian yang kecil, dan $89 untuk yang besar. Sayang sejauh ini belum ada kejelasan apakah Ikea juga bakal membawanya ke cabangnya di Indonesia.

Sumber: Engadget.