Andalkan Teknologi Projection Mapping, Lightform Ingin Suguhkan Augmented Reality Tanpa Headset

Virtual reality dan augmented reality adalah medium konten masa depan. Namun sampai sekarang kendalanya masih seputar keterbatasan akses. Terbatas bukan dalam artian harga perangkat yang masih mahal, tapi lebih ke bagaimana cara menikmati konten itu bersama-sama.

Ambil contoh Microsoft HoloLens. Fungsi utama headset ini adalah melebur objek virtual dengan dunia nyata secara interaktif, akan tetapi cuma pengguna headset-nya saja yang bisa melihat sekaligus berinteraksi. Mungkinkah hal ini terwujud tanpa melibatkan headset? Mungkin saja.

Pada kenyataannya, Microsoft sendiri punya proyek riset bernama Illumiroom. Illumiroom menerapkan teknologi projection mapping, atau yang juga dikenal dengan istilah projection augmented reality, dimana sederhananya kita jadi bisa melihat konten AR tanpa perlu memakai headset.

Illumiroom melibatkan Kinect yang berperan memetakan bentuk ruangan beserta objek di dalamnya, sehingga akhirnya proyektor dapat memproyeksikan cahaya tidak cuma ke layar saja, dan konten digital bisa langsung kita nikmati.

Contoh penggunaan Lightform pada suatu kafe / Lightform
Contoh penggunaan Lightform pada suatu kafe / Lightform

Teknologi serupa juga sedang dimatangkan oleh sebuah startup bernama Lightform. Selama tiga tahun terakhir, mereka beroperasi tanpa sedikit pun ada publikasi tentangnya. Dan ternyata, CEO sekaligus pendirinya adalah salah satu peniliti senior dalam proyek Illumiroom tadi.

Apa yang hendak Lightform capai sejatinya adalah projection mapping untuk berbagai keperluan, tidak cuma dalam konteks gaming saja seperti Illumiroom. Mereka ingin menyederhanakan prosesnya sehingga satu orang saja bisa melewati proses mapping, kreasi konten sekaligus instalasi tanpa bantuan teknisi berpengalaman.

Contoh pengguna Lightform untuk display produk di toko retail / Lightform
Contoh pengguna Lightform untuk display produk di toko retail / Lightform

Secara fisik Lightform sendiri berbentuk balok kecil yang bisa disambungkan dengan proyektor apapun. Berbekal computer vision, Lighform dapat memindai kondisi di sekitarnya secara 3D, lalu meneruskan datanya ke aplikasi pendampingnya di komputer secara wireless.

Lightform rencananya akan membuka pre-order pada musim panas, namun sejauh ini belum ada informasi mengenai harga maupun estimasi perilisannya. Secara garis besar, produk ini memang bukan untuk konsumen secara umum, tapi nantinya kita juga dapat menikmati hasilnya di kafe-kafe, museum, resepsi pernikahan atau bahkan institusi pendidikan.

Sumber: UploadVR dan Lightform.

Melalui RoomAlive, Microsoft Bereksperimen Dengan Konsep Gaming Room Masa Depan

Sewaktu Microsoft memamerkan ide IllumiRoom dalam Consumer Electronics Show tahu lalu, banyak orang menyangka teknologi tersebut akan mereka benamkan di Xbox One. Ternyata tidak, Microsoft mengaku mereka hanya melakukan riset dan teknologinya terlalu mahal untuk dibundel bersama home console terbaru itu. Continue reading Melalui RoomAlive, Microsoft Bereksperimen Dengan Konsep Gaming Room Masa Depan

Demo Illumiroom dari Microsoft, Akan Hadir Juli?

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, Illumiroom yang diperkenalkan pada event akbar CES 2013 Januari lalu menghantarkan kita pada pengenalan masa depan gaming experience khususnya pada gaming console besutan Microsoft, Xbox.

Pengembangan riset dari Microsoft ini benar-benar sebuah teknologi yang mengagumkan dimana nantinya player akan merasakan pengalaman virtualisasi pada permainan dari konsol Xbox. Namun sayangnya, informasi  atas teknologi canggih ini masih simpang siur, setelah video teaser-nya diperkenalkan di Youtube Illumiroom beberapa waktu lalu, seolah-olah teknologi ini masih menjadi “senjata rahasia” Microsoft yang disimpan rapat-rapat untuk bersaing dengan kompetitornya.

Namun kini muncul angin segar atas perkembangan Illumiroom. Microsoft Researcher’s Hrvoje Benko dan Brett Jones dalam suatu kesempatan wawancara menyatakan  bahwa teknologi yang diusung Illumiroom sebenarnya sudah dalam kondisi yang siap digunakan namun mereka tak akan atau belum berencana mendemonstrasikannya kepada publik setidaknya sampai bulan Juli tahun ini. Kabar ini tampaknya akan justru menimbulkan rasa penasaran yang semakin besar terhadap Illumiroom.

Teknologi Illumiroom ini sendiri sebenarnya merupakan pengembangan dari teknologi Kinect yang telah lebih dahulu “menghebohkan” dunia jagat raya gaming dengan teknologi motion sensor yang dapat memindai gerak tubuh player sebagai kontrol utama dalam video game. Illumiroom berfungsi sama namun jauh lebih baik menghadirkan virtualisasi dalam pengalaman bermain video game.

Beberapa waktu lalu, Microsoft melalui beberapa tim peneliti dan pengembangnya telah memperkenalkan cara kerja dari Illumiroom ini. Pada intinya yang memegang peranan penting ini adalah Sensor Kinect generasi terbaru yang bekerja memindai sensor gerak dan ruangan yang nantinya diproyeksikan langsung lewat proyektor high definition Illumiroom tersebut.

Proyektor canggih ini akan bertugas menampilkan tampilan wide screen dari game yang sedang dimainkan untuk diproyeksikan ke seluruh bidang dari ruang bermain player. Teknologi next gen ini menggunakan metode terbaru yang dikenal dengan nama “Radiometric Compensation”. Implementasi teknologi terbaru yang ditawarkan ini adalah menghadirkan suasana video game tersebut secara real time dan virtualisasi yang diwujudkan via proyektor canggih tersebut ke dalam ruang bermain Anda.

Seperti itulah kira-kira gambaran nantinya “gebrakan” yang akan diusung oleh Microsoft melalui Illumiroom. Stay tuned di Trenologi untuk update terbarunya.

Sumber: Engadget.