Enam Startup AI Tahap Awal Unjuk Gigi di Demo Day DSLaunchpad AI 2024

DSLaunchpad AI merupakan program inkubator startup tahap awal yang fokus mengembangkan solusi dengan kecerdasan buatan (AI) sebagai salah salah satu fondasinya. Program ini terdiri dari akvitias pembelajaran, penugasan, hingga mentoring yang berlangsung intensif selama 4 minggu; dan ditutup dengan Demo Day sebagai sesi presentasi lulusan terbaik dari program ini.

DSLaunchpad AI diinisiasi oleh firma konsultan Discovery/Shift dan modal ventura DS/X Ventures yang merupakan bagian dari DailySocial Group.

Sejak pendaftaran dibuka pada awal Juli 2024 s/d pertengahan Agustus 2024, DSLaunchpad AI mendapatkan 159 startup pendaftar. Dari jumlah tersebut lalu tim DS/X Ventures melakukan kurasi menjadi TOP22 Startup yang mendapatkan pembinaan 1-on-1 dengan para supermentors. Hingga mengerucutkannya menjadi TOP6 untuk mengikuti Demo Day di hadapan puluhan investor (VCs, CVCs, Angels) dan korporasi.

“Tahun ini benar-benar luar biasa! Melihat para talenta AI Indonesia melampaui ekspektasi dengan ide-ide brilian dan inovasi yang berani membuat kami semakin bersemangat. Terima kasih tak terhingga kepada para mitra dan mentor yang luar biasa – dukungan kalian telah membuka jalan bagi masa depan AI yang penuh potensi di Indonesia. Kita baru saja memulai, dan perjalanan ini akan semakin menginspirasi!” ujar Managing Partner Discovery/Shift, Rama Mamuaya.

Mentor dan Benefit

Selama 4 minggu, para startup mendapatkan sesi mentoring secara intensif. Demi meningkatkan fleksibilitas, di tengah kesibukan para founder dalam menggarap startupnya, sesi ini dilakukan secara online di malam hari. Para founder terpilih disuguhkan materi dan pembinaan langsung dari pada mentor meliputi:

Nama Perusahaan Materi
On Lee CTO GDP Venture, CEO & CTO GDP Labs AI Fundamental
Andrias Ekoyuono Chief of AI & Corporate Strategy Kumparan Ideation and Problem Identification
Risman Adnan Director of Digital Techology Kalbe Digital Lab Market Research & Validation
Hokiman Kurniawan Co-Founder & CEO Meeting.ai Product Development Planning
Irzan Raditya Co-Founder & CEO Kata.ai Business Model Development
Gani Putra Lie Head of Investment MDI Ventures Financial Planning and Fundraising
Ananda Budi Sr. Architect Solution Alibaba Cloud Indonesia AI Technical Workshop
Michael Cleavant Head of Investment DS/X Ventures Pitching Preparation for Early-Stage Startup

Selain itu, para peserta juga mendapatkan perks tambahan atas keterlibatan Alibaba Cloud Indonesia dalam mendukung program DSLaunchpad AI. Yakni para peserta mendapatkan akses eksklusif ke program Alibaba Cloud Catalyst, yang memungkinkan setiap startup mendapatkan benefit cloud credit senilai $1000 (atau setara Rp15,5 juta) untuk kebutuhan pengembangan dan R&D, juga akses ke ekosistem startup Alibaba Cloud.

Untuk peserta terbaik, Alibaba Cloud juga akan memberikan credit cloud tambahan senilai $20.000 atau setara dengan kredit senilai Rp231 juta.

 TOP6 Startup

Setelah tahapan inkubasi, dipilih 6 startup terbaik yang akan mempresentasikan startup mereka di hadapan investor dan korporasi. Demo Day ini bertujuan untuk membuka potensi kolaborasi dan sinergi antara startup terpilih dengan para stakeholder di jaringan DailySocial.

Berikut daftar 6 startup AI yang terpilih masuk ke sesi Demo Day:

Startup Deskripsi
InLive Inlive adalah SaaS telekonferensi yang membantu pengembang atau perusahaan mengembangkan aplikasi telekonferensi kustom mereka dalam hitungan minggu, bukan bulan, dengan menggunakan API cloud yang mereka miliki.
Ternakin Ternakin adalah operator peternakan ikan yang bermitra dengan petani, memanfaatkan IoT dan AI untuk mengoptimalkan operasional peternakan dan meningkatkan transparansi. Pendekatan Ternakin memberdayakan petani untuk meningkatkan produktivitas sambil memastikan praktik budidaya perikanan yang berkelanjutan.
Mulai.com Mulai.com adalah Platform Anti Kejahatan Keuangan terpusat tanpa kode (no-code) untuk fintech dan bank dalam memerangi kejahatan keuangan seperti Pencucian Uang dan Penipuan di ruang Fiat & Kripto.
TalentMarket Talent Market adalah mesin pencari berbasis AI untuk menemukan talenta global yang telah diverifikasi serta peluang kerja.
Diva Diva, sebuah platform automasi proses bisnis tanpa kode (no-code), bertujuan untuk mengakhiri tugas-tugas berulang bagi operator, agen, dan proses manual lainnya. Platform ini akan membuka peluang untuk fokus pada hal-hal yang penting dan meningkatkan produktivitas serta profitabilitas guna mendorong pendapatan sambil mengurangi biaya.
Paperless Hospital PaperlessHospital adalah startup yang berfokus pada solusi juru tulis medis bertenaga AI untuk rumah sakit. Teknologi mereka mengotomatiskan proses dokumentasi, memungkinkan dokter untuk lebih banyak menghabiskan waktu merawat pasien sambil memastikan catatan medis yang akurat dan efisien. Startup ini membantu penyedia layanan kesehatan mengurangi beban administratif dan meningkatkan alur kerja secara keseluruhan.

DSLaunchpad AI berharap dengan adanya rangkaian program ini dapat meluluskan startup AI tahap awal yang siap terap di pasar, di tengah kebutuhan pasar AI yang terus meningkat di Indonesia maupun dunia.

Mengundang Inovator AI Indonesia untuk Bergabung DSLaunchpad

Pendaftaran DSLaunchpad AI sudah mulai dibuka sejak awal Juli 2024 ini. Program memberikan kesempatan kepada founder startup tahap awal yang fokus mengembangkan solusi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mematangkan ide dan model bisnisnya.

DSLaunchpad AI terdiri dari program inkubasi berdurasi 6 minggu dengan kurikulum yang didesain khusus untuk startup AI. Para founder akan belajar langsung dari para pakar industri dari berbagai bidang, membawakan materi pengembangan produk, pemasaran, sampai penggalangan dana.

Kriteria peserta

Program ini pada dasarnya didesain untuk startup tahap awal, dengan kriteria dasar sebagai berikut:

  • Startup bootstrapping atau telah didanai investor di bawah $500 ribu.
  • Memiliki founder minimal 1 warga negara Indonesia.
  • Jumlah karyawan yang dimiliki maksimal 10 orang atau usia startup belum melebihi satu tahun.
  • Terbuka untuk lintas industri (sector agnostic).
  • Startup atau produk harus memanfaatkan satu atau lebih teknologi berikut: Machine Learning, Deep Learning, Robotics, Computer Vision, atau Generative AI.

Keunggulan program

Selain program inkubasi bisnis, DSLaunchpad AI turut menawarkan jaringan kuat di ekosistem yang akan sangat berguna untuk pengembangan startup. Dalam sesi Demo Day di akhir periode acara, para founder akan diberikan kesempatan untuk melakukan pitching ke jaringan investor dan juga konsorsium angel investor yang dimiliki DS/X Ventures di Asia Tenggara.

Setiap founder juga akan mendapatkan sesi mentoring 1-on-1 dengan high-level mentors yang sudah disiapkan, seperti CTO GDP Venture On Lee, Direktur Teknologi Digital Kalbe Risman Adnan, Chief of AI & Strategi Andrias Ekoyuono, dan masih banyak lagi.

Pendaftaran akan dibuka sampai 31 Juli 2024. Informasi lebih lanjut dan registrasi, kunjungi laman resmi DSLaunchpad AI: https://discoveryshift.com/dslaunchpad-ai/

Program Inkubator Telkomsel Ventures Umumkan Tujuh Startup Terpilih

Telkomsel Ventures memperkenalkan tujuh startup yang terpilih untuk mengikuti program akselerator TINC Batch 9. Program pembinaan 6 bulan ini akan menampilkan startup Indonesia yang menciptakan solusi inovatif di bidang kesehatan, keuangan, iklim, pemasaran, dan rumah pintar.

Program TINC Batch 9 mengusung tema “Solusi B2B & Teknologi Terbaru”. Ketujuh startup yang terpilih menunjukkan sinergi yang signifikan dengan inisiatif utama Telkomsel dalam mempromosikan perkembangan ekonomi digital Indonesia serta mendorong inisiatif inklusi dan keberlanjutan. Mereka dipilih dari lebih dari 100 pelamar yang memenuhi syarat melalui proses seleksi yang sangat kompetitif.

Berikut tujuh startup yang akan berpartisipasi dalam TINC Batch #9:

  1. PrimaKu: Platform kesehatan anak pertama di Indonesia yang memberikan pemantauan perkembangan anak yang intuitif, didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
  2. Finfra: Menyediakan infrastruktur untuk mengintegrasikan layanan keuangan, memungkinkan perusahaan di Asia Tenggara menjadi pionir fintech.
  3. Rey: Perusahaan insurtech yang menawarkan layanan berbasis langganan yang mengintegrasikan asuransi, kesehatan, dan data rekam medis untuk memberikan perawatan yang dipersonalisasi.
  4. Skorlife: Aplikasi yang membantu pengguna mengelola skor kredit dan kesehatan finansial mereka.
  5. CarbonEthics: Impact enterprise yang didedikasikan untuk restorasi iklim melalui rehabilitasi karbon biru dan solusi iklim alami.
  6. Peacom: Platform otomatisasi pemasaran dan penjualan percakapan multisaluran di Indonesia.
  7. myECO: Inovator teknologi rumah pintar yang menawarkan solusi berbasis IoT untuk konservasi listrik, membantu rumah tangga mengurangi konsumsi energi.

Selama program enam bulan ini, para startup akan bekerja sama dengan unit bisnis Telkomsel untuk mengadaptasi dan mengintegrasikan produk serta solusi mereka ke dalam ekosistem Telkomsel. Mereka juga akan mengikuti serangkaian kegiatan dan acara yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi perusahaan, memperluas jaringan, dan membangun sinergi dengan Telkomsel, termasuk sesi mentoring, office hours, deep dives topik, pembagian materi, dan acara komunitas lainnya.

Demo Day TINC Batch 9 dijadwalkan berlangsung pada bulan Oktober di Jakarta serta sesi regional pada bulan Desember di Taiwan, di mana para startup akan mempresentasikan perusahaan mereka kepada sekelompok investor dan mitra bisnis potensial.

“Kami sangat bersemangat meluncurkan TINC Batch #9 dengan tujuh startup dinamis ini. Solusi B2B inovatif dan teknologi terbaru mereka mewakili masa depan ekosistem digital Indonesia. Kami berharap dapat bekerja bersama mereka dan Telkomsel untuk mempercepat pertumbuhan mereka dan memberikan dampak yang berarti bagi pelanggan dan mitra kami,” ujar CEO Telkomsel Ventures Mia Melinda.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Wahyoo Ventures Hadir untuk Dukung Pertumbuhan UMKM Kuliner

Wahyoo Group mengumumkan peluncuran Wahyoo Ventures, inisiatif terbaru untuk mendukung pertumbuhan UMKM kuliner di Indonesia.

Wahyoo Ventures akan menggelar program Sayembarasa Roadshow untuk mencari UMKM kuliner potensial memenangkan hadiah yang mereka sebut dengan “4M” (money, mentoring, management tools, dan market access). Pada tahun 2024, roadshow ini akan mengunjungi 6 kota meliputi Yogyakarta, Solo, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang, dengan tema “Unleashing F&B Potential.”

Grand launching Wahyoo Ventures ditandai dengan acara Sayembarasa Roadshow di Jakarta. Founder & CEO Wahyoo Group Peter Shearer menyatakan, “Wahyoo terus berinovasi dan berkomitmen membantu memajukan UMKM kuliner Indonesia agar mendunia. Wahyoo Ventures menjadi jembatan untuk mengembangkan UMKM lokal potensial.”

Wahyoo Ventures berkolaborasi dengan FoodStartup Indonesia dan mendapat dukungan dari Kemenparekraf dan Olsera Indonesia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno turut hadir dan mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini dapat mempercepat pembiayaan dan permodalan serta mendorong pelaku usaha kuliner untuk berinovasi, khususnya yang berbasis pada Sustainable Development Goals (SDGs).

Rangkaian acara Sayembarasa Roadshow akan mencakup seminar bisnis dan pitching forums, di mana UMKM kuliner dapat mempresentasikan produk mereka di depan para investor dan sesama pengusaha kuliner.

Pembicara utama dalam seminar ini antara lain Rian Ekky Pradipta, Chef Arnold Poernomo, Dewa Eka Prayoga, Donny Pramono, Tubagus Syailendra, Eko Goentoro O. W, Cikhita Sebayang, Bonnie Susilo, Vincent Kusuma, dan Hendra Kwik.

Pendaftaran Sayembarasa Roadshow telah dibuka sejak 19 April 2024 dan akan berlangsung dari 2 hingga 22 Mei 2024. Total 500 UMKM per kota akan dikurasi menjadi 100 UMKM terpilih untuk berkesempatan memenangkan hadiah 4M di setiap kota yang dikunjungi.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Potensi “Blue Economy” Besar, Inovator di ASEAN Ditantang untuk Berkontribusi

Dalam upaya menangani isu-isu lingkungan dan memperkuat ekonomi biru, ASEAN bersama dengan Jepang dan UNDP, resmi meluncurkan “ASEAN Blue Economy Innovation”.

Blue economy adalah pendekatan ekonomi yang memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif, termasuk industri seperti perikanan, pariwisata, energi terbarukan, dan transportasi maritim. Tujuannya adalah memastikan keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya laut dengan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Acara peluncuran yang diadakan di Sekretariat ASEAN di Jakarta ini menandai langkah maju dalam memanfaatkan potensi maritim regional yang luar biasa, yang diperkirakan mencapai nilai pasar hingga $2,5 triliun per tahun atau lima persen dari ekonomi global.

Proyek ini bertujuan untuk memfasilitasi inovasi dalam pengelolaan ekosistem laut dan air tawar, melalui tiga kegiatan utama: ASEAN Blue Innovation Challenge, Program Inkubasi, dan Temu Usaha (Business Matchmaking).

Sebanyak 60 inovator terpilih dari sepuluh negara ASEAN dan Timor Leste akan mendapatkan kesempatan untuk menerima dukungan finansial sebesar hingga $40,000.

Selain dukungan finansial, para inovator juga akan mendapat pendampingan selama enam bulan untuk mengembangkan dan mengkomersialkan solusi mereka. Proyek ini juga memberikan kesempatan bagi tim pemenang untuk mempresentasikan inovasi mereka kepada komunitas bisnis, investor, dan pemodal, yang membuka akses ke investasi di sektor ekonomi biru.

Dalam pidato pembukaannya, Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn menekankan bahwa inisiatif ini sangat strategis dalam mendukung pelaksanaan Kerangka Kerja Ekonomi Biru ASEAN.

“Ini adalah langkah maju bagi ASEAN untuk memanfaatkan ekonomi biru demi pembangunan regional yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar Kim.

Pendaftaran untuk ASEAN Blue Innovation Challenge masih akan dibuka hingga akhir Mei 2024. Inisiatif ini tidak hanya diharapkan untuk memperkuat kerja sama regional dan integrasi ekonomi, tetapi juga untuk menjadi katalis dalam upaya konservasi laut di kawasan Asia Tenggara.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

LLV Launchpad: Wadah Baru bagi Startup Global untuk Berkembang di Indonesia

Dalam upaya mendukung pertumbuhan startup di Indonesia secara berkelanjutan, Living Lab Ventures (LLV), unit ventura dari Sinar Mas Land, resmi meluncurkan “LLV Launchpad”. Inisiatif ini dirancang sebagai pusat inkubasi yang memberikan kesempatan bagi para pengusaha global untuk masuk dan berkembang di pasar Indonesia.

LLV Launchpad berlokasi di BSD City, yang merupakan pusat dinamis dari berbagai kegiatan teknologi dan inovasi. Melalui program ini, startup tidak hanya mendapatkan akses langsung ke pasar lokal, tetapi juga dapat mengambil keuntungan dari dukungan dan sumber daya yang disesuaikan untuk mempercepat pertumbuhan mereka.

Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani, menegaskan bahwa banyak startup lokal telah merasakan manfaat dari dukungan LLV, dan kini pihaknya ingin membuka kesempatan yang sama bagi startup global.

“Kami berharap dapat membawa lebih banyak inovasi dan mendorong perkembangan entrepreneurship di Indonesia melalui LLV Launchpad,” ujar Gani.

Partner Living Lab Ventures Bayu Seto turut menambahkan bahwa LLV percaya pada kekuatan transformasi startup dalam mendorong inovasi.

“LLV Launchpad akan memungkinkan startup global untuk mengakses pasar potensial, mendapatkan bimbingan dari para ahli lokal, dan memanfaatkan sumber daya untuk berkembang di lingkungan yang kompetitif,” tutur Seto.

Program ini menawarkan berbagai manfaat, seperti eksposur langsung ke pasar Indonesia, peluang pendanaan dan investasi, serta kemungkinan untuk berkolaborasi dalam ekosistem Sinar Mas Land. Startup yang tergabung dalam LLV Launchpad juga dapat menikmati lingkungan kolaboratif yang dibangun untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi bersama.

Dengan peluncuran LLV Launchpad, Living Lab Ventures tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam ekosistem startup Indonesia tetapi juga membuka pintu bagi inovasi global untuk berkembang di Asia Tenggara.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Stanford Buka Program Pelatihan Khusus CEO di Indonesia

Stanford Seed, program inisiasi dari Stanford Graduate School of Business (GSB) mengumumkan perluasan program pelatihan kepemimpinan di Indonesia, Seed Transformation. Inisiatif ini pertama kali dijalankan di kawasan Afrika dan Asia Selatan.

Seed Transformation adalah program pelatihan kepemimpinan yang dirancang selama 10 bulan untuk CEO dan pendiri bisnis bersama dengan tim manajemennya untuk melihat peluang pertumbuhan dan merumuskan rencana strategis untuk perkembangan bisnis mereka.

Melalui program tersebut, Stanford Seed membantu dan mendukung para CEO untuk meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Direktur Eksekutif Stanford Seed Darius Teter menyampaikan, Indonesia memiliki populasi besar, tata kelola pemerintahan yang mendukung pertumbuhan usaha, dan jumlah perusahaan lokal yang masif untuk pertumbuhan eksponensial ke depannya. Hal tersebut menjadi latar belakang yang bagi Stanford Seed untuk memperluas kehadirannya di negara lain.

“Ketika menentukan negara-negara untuk program ini, kami selalu mempertimbangkan faktor-faktor berikut dengan cermat, di mana kami selalu bertanya pada diri kami: Di negara mana kami bisa bekerja sama dengan para pelaku usaha beserta tim manajemen yang memiliki dedikasi tinggi dan siap untuk membuat dampak yang berarti bagi masyarakat?,” ujar Teter dalam keterangan resmi, Senin (22/4).

Dia mengungkapkan, dalam rekam jejak sebelumnya, pasca-peserta mengikuti program Stanford Seed, pendapatannya meningkat 75%. Sekitar 39% di antaranya menjalin kemitraan bisnis dengan peserta lain dan 34% peserta lainnya berhasil memperluas usahanya ke pasar baru. Tak hanya itu, peserta berhasil mengumpulkan modal sebesar lebih dari $1.025 miliar (sekitar Rp16 triliun).

Seed mengundang sebanyak 45 CEO dan pendiri bisnis lokal untuk berpartisipasi. Jelang pendaftaran program, akan diadakan sesi informasi tatap muka yang memungkinkan calon peserta untuk bertanya langsung. Sesi ini bakal diselenggarakan di empat kota: Medan (24 April), Jakarta (26 April), Surabaya (29 April), dan Bali (30 April). Reservasi sudah dibuka melalui tautan berikut.

Program Seed Transformation

Lebih jauh dijelaskan, program Seed Transformation adalah program pelatihan kepemimpinan dari Stanford Seed yang dirancang selama 10 bulan. Program terbuka untuk perusahaan lokal yang memiliki pendapatan mulai dari $300 ribu-$15 juta (sekitar Rp4,8 miliar-Rp243,9 miliar). Berikut informasi lainnya:

  1. Tenggat waktu pendaftaran: 7 Juni 2024.
  2. Pendaftaran online: situs Stanford Seed.
  3. Durasi program: Januari-November 2025.
  4. Format: paruh waktu, gabungan sesi kelas tatap muka dan daring.
  5. Sesi tatap muka: dua kali per minggu, diadakan di Jakarta dan/atau Bali.
  6. Lokakarya perusahaan dua hari di perusahaan terkait bersama tim manajemen perusahaan.
  7. Pembelajaran daring: jadwal fleksibel dan menyesuaikan dengan CEO (5-8 jam/minggu) dan tim manajemen (2-4 jam/minggu).
  8. Biaya program: $6 ribu* (mayoritas disubsidi oleh donatur Seed).
  9. Beasiswa: berlaku untuk perusahaan kecil, pendiri dari kalangan perempuan, dan wirausahawan sosial untuk maju ke tahap wawancara.
  10. Program disampaikan dalam bahasa Inggris untuk CEO, sementara materi untuk anggota tim lainnya disampaikan dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris.

Benefit lain yang ditawarkan:

  1. Menggunakan kurikulum kelas dunia dari Stanford GSB untuk mengembangkan bisnis.
  2. Melibatkan hingga lima anggota tim manajemen perusahaan untuk pengembangan yang komprehensif.
  3. Membuat growth action plan yang rinci.
  4. Berkolaborasi dengan penasihat bisnis yang berdedikasi.
  5. Memeroleh sertifikat dari Stanford Graduate School of Business.
  6. Bergabung dalam jaringan Seed Transformation yang beranggotakan lebih dari 1.000 CEO/pendiri dari 30 negara di dunia.
  7. Mendapatkan akses ke pelatih Seed, konsultan, dan mahasiswa magang Stanford.

Antler Kucurkan Pendanaan Pre-Seed Rp75 Miliar ke 37 Startup

Antler mengumumkan putaran investasi pre-seed senilai $5,1 juta (setara dengan Rp75 miliar) kepada 37 startup di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Portofolio binaan Antler mencakup 19 sektor, mulai dari AI, SaaS, fintech, hingga healthtech. Ada 7 startup Indonesia yang mendapatkan pendanaan ini, 6 di antaranya lulusan program residensi dan 1 di antaranya adalah startup yang mendapatkan pendanaan eksternal.

Investasi ini juga menandai komitmen awal dan jejak Antler di Malaysia, sebagai bagian dari kemitraan strategisnya dengan lembaga Dana Kekayaan Negara Khazanah.

Antler juga mengklaim, ini merupakan transaksi investasi pre-seed tertinggi dalam satu putaran pendanaan di Asia Tenggara, menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung generasi entrepreneur digital di kawasan ini.

Co-founder & Managing Partner Asia Antler Jussi Salovaara mengakui bahwa masih banyak startup tahap awal yang potensial di Asia Tenggara. Hal ini membuat Antler tetap konsisten berinvestasi pada pendanaan di tahap awal, terutama pada startup yang bergerak di bidang AI bervertikalisasi (verticalized AI) dan industri 4.0.

“Melalui pendanaan ini, kami berupaya untuk membantu para founder membangun fondasi yang kuat untuk model bisnis berkelanjutan, dan mendorong inovasi jangka panjang dalam ekosistem teknologi global yang lebih luas,” ujar Jussi.

Hipotesis di bidang AI

Perkembangan AI akan memasuki babak baru di tahun 2024, terutama karena solusi AI akan terus disempurnakan dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik di masing-masing industri. Kita akan melihat pergeseran bisnis yang lebih besar ke arah verticalized AI, terutama di bidang media, manajemen pelanggan, dan integrasi Large Language Model (LLM). Sekitar 34% startup di portofolio investasi Antler di putaran ini telah memanfaatkan kekuatan verticalized AI.

Adapun startup Indonesia yang turut diinvestasi atas dasar hipotesis ini adalah Lunash, yakni solusi berbasis AI untuk meningkatkan kinerja penagihan utang dari hulu ke hilir, mulai dari sebelum kredit macet hingga pemulihan.

Tim pengembang Lunash / Antler

Hipotesis di bidang industri 4.0

Selain AI, Antler juga berfokus pada bisnis industri 4.0. Hipotesisnya, walaupun era Industri 3.0 awalnya didorong oleh sektor manufaktur, teknologi peninggalannya kini memiliki potensi besar untuk mentransformasi perubahan di semua sektor industri.

Prinsip-prinsip utamanya, seperti keterhubungan, pembuatan keputusan berbasis data, dan automasi kini banyak digunakan di sektor nondigital seperti konstruksi, transportasi, dan layanan kesehatan. Sekitar 34% startup di portofolio investasi Antler di putaran ini bergerak di Industri 4.0.

Adapun sejumlah startup lokal di bidang ini yang diinvestasi Antler adalah DASH, AssetFindr, Konstruksi.AI, Ternakin, dan YOBO. Berikut masing-masing deskripsi startup tersebut:

  • DASH: Solusi logistik ramah-lingkungan untuk pelaku bisnis, menawarkan penyewaan kendaraan listrik untuk membangun armada kendaraan listrik terbesar di Indonesia untuk layanan pengiriman on-demand.
  • AssetFindr: Ekosistem pemeliharaan aset menyeluruh yang menyediakan real-time insight, manajemen risiko tingkat lanjut, dan pengambilan keputusan berdasarkan data.
  • Konstruksi.AI: Solusi SaaS bagi perusahaan konstruksi dan kontraktor untuk membuat sistem alur kerja dokumen yang efisien dan quality control secara real-time.
  • Ternakin: Solusi IoT bagi petani ikan untuk meningkatkan produktivitas dengan mengoptimalkan pemanfaatan kolam dan meningkatkan efisiensi pengadaan stok.
  • YOBO: Solusi CRM Penjualan dan otomatisasi penjualan yang dapat mengidentifikasi pelanggan bernilai tinggi. Khusus YOBO, ini adalah pendanaan eksternal diberikan ke Antler — startup ini tidak mengikuti Residency Program dari Antler.

Hipotesis untuk solusi hiperlokal

Selanjutnya, Antler juga fokus berinvestasi di startup Asia Tenggara yang membangun solusi hiperlokal dengan skalabilitas global. Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi digital global mencapai $17,5 triliun pada tahun 2025, gelombang baru startup mulai bermunculan di Asia Tenggara.

Startup-startup ini mengembangkan produk digital yang memenuhi kebutuhan hiperlokal di Asia Tenggara – sambil tetap mempertahankan potensi untuk berekspansi ke pasar global. Ada banyak peluang pertumbuhan di sektor seperti fintech, komunikasi, operasional bisnis, dan sebagainya. Berbagai solusi yang relevan dengan keadaan lokal namun dapat diekspansi ke masyarakat global pun sedang dikembangkan.

Founder SPUN / Antler

Salah satu startup Indonesia di bidang ini yang turut diinvestasi adalah SPUN. Mereka mengembangkan platform pembuatan dan pengelolaan izin untuk wisatawan non-wisata, memanfaatkan AI dan otomatisasi untuk menyederhanakan dan mempercepat proses perizinan untuk kebutuhan profesional di seluruh dunia.

“Dinamika pasar Indonesia yang unik menawarkan peluang besar bagi para pelaku startup. Itulah mengapa kami di Antler berkomitmen untuk mengumpulkan talenta-talenta terbaik bangsa untuk membangun karya yang hebat. Kami bekerja sama dengan para founder yang tidak hanya didorong oleh modal (capital), tetapi juga berambisi kuat untuk menjadi bagian dari komunitas inovator dan orang-orang dengan visi yang sama – yang akan menciptakan perbedaan nyata, baik secara lokal maupun global,” kata Partner Antler Indonesia Agung Bezharie.

Pendekatan PLN Jalin Sinergi dengan Ekosistem Startup

Sebagai perusahaan milik negara, PLN juga berupaya untuk meningkatkan layanan dan bisnisnya, salah satunya lewat transformasi digital. Berbagai strategi terus diracik, termasuk dengan menjalin sinergi dengan ekosistem startup di Indonesia. Program yang baru-baru ini dilangsungkan untuk merealisasikan strategi tersebut adalah PLN Connext.

Connext merupakan rangkaian program inkubasi (untuk startup tahap awal) dan kolaborasi (untuk tahap lanjut) yang fokus pada startup yang memiliki keterikatan dengan bisnis kelistrikan — baik secara langsung maupun tidak langsung. Proposisi nilai yang ditawarkan adalah terbukanya akses pasar, mentoring dengan profesional, dan product co-creation untuk para calon founder.

PLN telah meneken MoU dengan 6 startup lulusannya untuk bersama-sama mengembangkan bisnis, yakni dengan Fresh Factory, Amoda, Kanggo, Imajin, Nodeflux, dan Rekosistem.

Dalam sambutannya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, “Melalui program Connext, kami menyampaikan dukungan penuh kepada startup terpilih yang akan belajar dan bergabung dengan ekosistem PLN. Ini merupakan bentuk kolaborasi PLN dengan startup yang bertujuan mengubah tantangan global terkait disrupsi teknologi menjadi peluang,” ungkapnya.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang bagaimana strategi sinergi PLN dengan ekosistem startup dan program Connext, DailySocial.id berkesempatan untuk berbincang dengan tim dari PLN.

Butuh lebih dari sekadar kolaborasi

Prosesi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) PLN dengan enam startup Indonesia terpilih dari Connext / PLN
Prosesi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) PLN dengan enam startup Indonesia terpilih dari Connext / PLN

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam sinergi adalah agar startup terkait bisa bergabung dengan ekosistem PLN dan menjalankan bisnis bersama. Khususnya dalam rangka mendukung pengembangan teknologi dan model bisnis yang lebih inovatif, serta berkelanjutan dalam sektor energi kelistrikan.

“Untuk menghadirkan sebuah langkah progresif perseroan demi mencapai ekosistem bisnis berkesinambungan, dibutuhkan lebih dari sekadar kolaborasi. Sehingga, penting bagi PLN untuk bisa memfasilitasi para startup dengan dukungan yang lebih spesifik dan terstruktur, sesuai dengan level dan kebutuhan dari startup itu sendiri,” ujar tim PLN kepada DailySocial.id.

Justifikasi terhadap pemilihan 6 startup di atas, perseroan melihat adanya peluang sinergi demi meningkatkan value di bidang lingkungan, sosial, dan keterlibatan aktif masyarakat.

“Kami menghargai keunikan dari keenam startup dari industri berbeda dalam program Connext by PLN. Kami percaya bahwa setiap industri memiliki peran dan tempat dalam ekosistem kami, sejalan dengan nilai-nilai PLN seperti inovasi dan keberlanjutan dan semuanya memiliki potensi untuk berkolaborasi dan mendukung visi kami.”

Terkait kolaborasi, diakui bahwa terkadang jalannya tidak mulus. “Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam hal penyesuaian budaya kerja, namun PLN senantiasa berupaya untuk bisa menciptakan proses yang agile dan membangun hubungan yang produktif serta kinerja yang efektif dengan para startup,” imbuh mereka.

Transformasi digital PLN

Transformasi digital yang dilakukan PT PLN selama tiga tahun terakhir diklaim menjadi titik perubahan besar. Perseroan melakukan digitalisasi pembangkit, digitalisasi transmisi dan distribusi, digitalisasi sistem keuangan, sistem pengadaan, sistem pembayaran, sampai digitalisasi sistem pelayanan pelanggan.

Kepemimpinan yang ada berambisi membuat agar PLN mampu beradaptasi terhadap perubahan zaman dan disrupsi teknologi melalui digitalisasi. “Hari ini, sistem pelayanan pelanggan jadi jauh lebih cepat, jadi jauh lebih memuaskan. Sistem keuangan dan sistem pengadaan menjadi lebih efisien. Sistem operasional kelistrikan menjadi lebih andal,” ujar tim PLN menjelaskan.

Salah satu hasil dari transformasi yang  cukup dibanggakan adalah lahirnya aplikasi New PLN Mobile. Dulu, aplikasi ini dipasang hanya oleh 500 ribu pengguna. Ironisnya, setelah diunduh aplikasi tersebut kemudian di-uninstall oleh 450 ribu penggunanya, menandakan tingkat retensi yang sangat buruk. Rating-nya pun rendah, hanya mendapatkan 2,5 dari skala 5, dengan kolom komentar banyak diisi kekecewaan pelanggan.

Atas pengalaman tersebut, perusahaan mencoba mengalibrasi ulang strategi mereka dalam layanan digital. “PLN Mobile bukan sekedar aplikasi saja, kini menjadi one stop services kebutuhan masyarakat mulai dari layanan kelistrikan, layanan kendaraan listrik, hingga layanan internet. Lewat PLN Mobile, masyarakat makin efisien waktu dan mampu mendapatkan layanan tercepat dari PLN.”

Dalam waktu 3 tahun, PLN Mobile kini telah diunduh lebih dari 40 juta pengguna, dengan skor rating mencapai 4,9.

Selain di bagian pelayanan pelanggan, sejumlah upaya transformasi juga dilakukan, di atarnya:

Area Transformasi Strategi Contoh Dampak
Lini Energi Primer Menata ulang seluruh proses bisnis pengadaan. Tahun 2022 ketika ada krisis batu bara nasional, PLN terkena dampaknya. Hari ini, seluruh pembangkit PLN memiliki stok rata-rata untuk 20 hari ke depan, jauh di atas batas aman. Menjadi security of supply terbaik sepanjang sejarah PLN.
Lini jaringan transmisi dan distribusi Membangun sistem operasi yang andal. Tahun 2019 terjadi black-out yang menyebabkan seluruh sistem kelistrikan di Jawa padam. PLN membangun corrective action, dari yang dulunya monitoring dilakukan secara manual, kini jaringan dapat dipantau secara digital melalui sebuah dasbor. Sehingga, di mana pun ada gangguan, sistem secara langsung dapat mendeteksi dan melakukan penanganan gangguan.

Terus mengupayakan sinergi dengan startup

PLN tidak memungkiri, bahwa ekosistem startup di Indonesia nyata-nyata membuat perubahan masif dalam transformasi digital. Implikasinya, generasi selanjutnya (milenial dan gen-Z) menjadi sangat terbiasa menjalani kehidupan dengan berbagai produk digital. Memaksa berbagai perusahaan untuk turut beradaptasi dengan tren pasar ini.

Connext pun akan berlanjut ke batch berikutnya, sembari PLN mencoba memformulasikan program yang tepat untuk memupuk kolaborasi dengan ekosistem.

“Hari ini kita mengetahui bahwa kehadiran AI terus memberikan gebrakan dan inovasi baru bagaimana kita melakukan hal dengan cara yang berbeda dengan lebih efisien, efektif, dan cepat. Kita bersama mengetahui peranan penting startup dalam kebangkitan transformasi digital di Indonesia dan ini akan terus berlanjut. Untuk itu kami mengajak startup Indonesia untuk bergabung dan berkolaborasi dengan PLN di kemudian hari,” tutup mereka.

Menurut laporan keuangan perusahaan, kinerja bisnis pada H1 2023 ini mengalami pertumbuhan. PLN mengantongi laba berjalan hingga Rp25,92 triliun, melonjak 49% dari periode yang sama di tahun lalu. Demi meningkatkan capaian di tahun berikutnya, di luar layanan utamanya soal kelistrikan, PLN terus mengeksplorasi bisnis pendukung lainnya. Mereka menyebutnya dengan “Beyon kWh”.

Salah satu unit bisnis yang sedang hangat digarap adalah ICONNET, layanan internet rumahan bagi pelanggan PLN. Hingga akhir 2022, perseroan mencatat populasi penggunanya sudah mencapai hampir 500 ribu. Dengan menggandeng startup, harapannya ke depan lini digital juga akan diperluas sehingga bisa menghadirkan fitur dan produk baru bagi pelanggan mereka.

Disclosure: Kristin Siagian berpartisipasi dalam proses wawancara di artikel ini

Application Information Will Show Up Here

Report: Dampak Program Inkubator dan Akselerator untuk Startup Indonesia

Ada sejumlah cara yang dapat dipilih founder untuk memvalidasi dan membesarkan bisnis startup yang didirikan. Salah satu medium yang secara signifikan dapat membantu startup bertumbuh adalah program inkubator dan akselerator. Airbnb, Stripe, Ajaib, eFishery, Fazz, Privy, Xendit adalah sedikit dari ratusan startup tahap akhir yang dulunya merupakan lulusan program inkubator dan akselerator.

Melalui laporan bertajuk “Tinc Impact Report 2023”, Tinc selaku program akselerator startup milik Telkomsel bersama dengan DS/Innovate merangkum tren perkembangan program inkubator dan akselerator di Indonesia. Laporan ini turut melibatkan survei dan wawancara ke stakeholder terkait –termasuk founders, mentors, dan organizers—guna mendapatkan gambaran menyeluruh terkait sejauh mana program tersebut memberikan dampak terhadap founder dan bisnisnya.

Laporan ini terdiri dari 5 pembahasan utama, sebagai berikut:

  1. Tren digitalisasi dan startup di dunia dan Indonesia; mendalami tentang perjalanan penetrasi teknologi digital dalam satu dekade terakhir. Salah satu data yang diungkapkan, bahwa fintech masih menjadi salah satu sektor yang paling menarik dieksplorasi, dibuktikan dengan gelontoran investasi yang cukup besar di sini. Ada lebih dari 250 startup fintech yang sudah menjadi unicorn di dunia, mengumpulkan total pendanaan hampir $40 miliar dalam kurun 2021-2022.
  2. Memahami ekosistem startup builder, program inkubator dan akselerator; mendefinisikan konsep dasar dari program inkubator dan akselerator, juga manfaat dan kurikulum yang diberikan masing-masing sesuai dengan stage-nya.
  3. Perkembangan program inkubator dan akselerator di Indonesia; menjabarkan tentang aneka program inkubator dan askelerator yang telah berjalan di Indonesia, juga dikategorikan berdasarkan sejumlah variabel pembeda, digambarkan pada grafik berikut ini:
  4. Perspektif stakeholder terhadap program inkubator dan akselerator; hasil survei dan wawancara terhadap berbagai pihak yang terlibat langsung dalam program tersebut di Indonesia. Salah satu temuan menariknya adalah 90% founder peserta survei telah memiliki pemahaman terkait program inkubator dan akselerator; 82% di antaranya memiliki rencana untuk bergabung ke salah satu programnya. Kemudian dari sejumlah responden yang pernah mengikuti inkubator/akselerator mengatakan ada tiga hal yang paling dirasakan dampaknya setelah lulus dari program terkait; pertama mendapatkan peningkatan kompetensi (85%), kedua mendapatkan perluasan jaringan (85%), dan ketiga meningkatkan kepercayaan diri (65%).
  5. Proposisi nilai Tinc sebagai program akselerator startup berdampak di Indonesia; membedah tentang program, fasilitas, hingga pembeda yang ditawarkan Tinc kepada para founder. Hingga kini Tinc telah mengakselerasi 34 startup dari 19 vertikal bisnis yang berbeda. Menariknya sudah ada 28 use cases kolaborasi antara startup binaan dengan perusahaan induk, yakni Telkomsel yang tentunya membuka peluang pertumbuhan besar, mengingat perusahaan telekomunikasi ini sudah memiliki basis pengguna dan sub-bisnis yang sangat luas.

Tentu masih banyak data-data dan temuan menarik yang diungkap ke dalam laporan – termasuk hal-hal yang masih perlu ditingkatkan dari inkubator/akselerator hingga program populer yang saat ini banyak diminati oleh founder di Indonesia. Selengkapnya dapat diunduh melalui tautan berikut ini: klik di sini.

Harapannya laporan ini dapat memperluas perspektif para pelaku di ekosistem startup Indonesia tentang program inkubator dan akselerator, sekaligus menjadi bahan untuk mengimprovisasi program-program yang ada sebelumnya sehingga dapat memberikan dampak yang lebih baik dan lebih luas.

Disclosure: DS/Innovate bersama Tinc dari Telkomsel memproduksi laporan ini