Instagram Stories Makin Interaktif Berkat Stiker Add Yours

Dibandingkan Feed standar, Stories adalah medium yang lebih interaktif buat sebagian besar pengguna Instagram. Saling membalas via Stories merupakan hal yang sudah cukup umum dilakukan, tapi sekarang Instagram ingin memberikan wadah yang lebih sesuai lagi.

Mereka saat ini tengah menguji stiker Balasan Anda (Add Yours). Melalui stiker baru ini, pengguna dapat memulai percakapan bersama para pengikut dan pengguna Instagram lainnya di Stories. Skenario penggunaannya jelas bervariasi, mulai dari saling berbagi inspirasi gaya #OOTD, hingga tantangan untuk membagikan keseruan foto kegiatan akhir pekan.

Berikut adalah langkah-langkah untuk menggunakan stiker ini:

  • Pengguna dapat mengunjungi galeri stiker dan memilih Balasan Anda (Add Yours). Setelah itu, pengguna dapat mencantumkan topik yang ingin dijadikan bahan diskusi, atau bisa juga dengan menyentuh ikon bergambar dadu untuk melihat dan memilih inspirasi topik acak yang telah disediakan oleh Instagram.
  • Pengguna bakal menerima notifikasi setiap kali ada pengguna lain yang bergabung dalam topik yang diangkat (yang memberi balasan). Deretan respon dari para pengguna lainnya itu akan dikumpulkan dan dapat dilihat oleh siapapun (kecuali yang akunnya dibuat privat) dengan mengetuk stiker tersebut.
  • Ketika melihat stiker Balasan Anda (Add Yours) di Stories teman mereka, pengguna dapat ikut berpartisipasi dalam keseruan tantangan serta diskusi topik tersebut dengan mengklik tombol Balasan Anda (Add Yours). Sesudahnya, konten yang diunggah akan muncul di Stories mereka sendiri beserta laman stiker Add Yours teman mereka.
  • Bagi pengguna yang memiliki akun privat, topik diskusi Add Yours yang mereka angkat maupun respon yang mereka berikan hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang mengikuti mereka.

Menurut Instagram, stiker ini mereka rancang agar para pengguna dapat saling berbagi dan mengekspresikan opini beserta kreativitas mereka terhadap sebuah topik secara terbuka, seru, dan kasual melalui Stories. Ini sejalan dengan misi Instagram untuk menghubungkan pengguna dengan orang, hal-hal, minat, dan isu yang mereka sukai.

Stiker ini sekarang sedang diuji coba secara bertahap bagi pengguna Instagram di Indonesia dan Jepang.

Instagram Sedang Kembangkan Fitur Membership bernama Exclusive Stories

Instagram bukan lagi sebatas aplikasi berbagi foto. Pendapat itu datang langsung dari bos Instagram sendiri, Adam Mosseri. Menurutnya, Instagram saat ini tengah berfokus pada empat area: Creator, Video, Shopping dan Messaging.

Untuk mewadahi para kreator, Instagram sepertinya sedang menyiapkan semacam fitur membership bernama Exclusive Stories. Kabar ini pertama muncul dari seorang reverse engineer bernama Alessandro Paluzzi, dan kini telah dikonfirmasi langsung oleh Instagram kepada TechCrunch.

Menurut Instagram, screenshot dari fitur Exclusive Stories yang dibagikan Alessandro tersebut berasal dari prototipe internal yang sekarang sedang dalam proses pengembangan, tapi belum diuji secara publik. Sayangnya Instagram enggan mengungkap detail lebih lengkap mengenai fitur ini.

Tampilan prototipe fitur Exclusive Stories / Sumber: Alessandro Paluzzi

Cara kerja Exclusive Stories cukup mirip seperti fitur Super Follow di Twitter. Kreator pada dasarnya dapat mengunggah konten Story, lalu menandainya sebagai konten eksklusif yang hanya bisa dilihat oleh para member-nya. Agar bisa menjadi member, kemungkinan ada tarif berlangganan yang harus dibayarkan kepada sang kreator. Dengan kata lain, fitur ini bisa menjadi sumber pemasukan tambahan bagi kalangan kreator.

Konten Exclusive Stories itu akan ditandai dengan icon berwarna ungu. Tiap-tiap konten Exclusive Stories tidak bisa di-screenshot. Tentunya mekanisme ini dimaksudkan untuk melindungi eksklusivitas konten, sehingga para member tidak bisa seenaknya membagikan Exclusive Stories unggahan seorang kreator kepada teman-temannya yang belum menjadi member.

Kreator juga memiliki opsi untuk menyimpan Exclusive Stories sebagai Highlight, sehingga member-nya dapat mengakses deretan konten eksklusif sebelum-sebelumnya. Tentunya semua ini bisa berubah seiring fiturnya dikembangkan, tapi setidaknya kita sudah tahu garis besarnya seperti apa.

Apa yang Instagram kerjakan ini sejatinya sejalan dengan visi Facebook untuk memberikan wadah monetisasi yang lebih bervariasi kepada kreator. Facebook sendiri belum lama ini mengumumkan kehadiran podcast dan live audio room (kloningan Clubhouse) pada platform-nya, dan mereka juga baru saja meluncurkan sebuah platform paid newsletter bernama Bulletin.

Sumber: TechCrunch. Gambar header: Depositphotos.com.

Instagram Uji Tampilan Baru Fitur Stories di Versi Web-nya

Berbeda dari Facebook, Instagram adalah media sosial yang terlahir di platform mobile. Itulah mengapa sebagian besar fiturnya dirancang untuk skenario penggunaan di smartphone – percaya atau tidak, aplikasi Instagram bahkan hingga kini belum punya tampilan yang dioptimalkan untuk iPad.

Salah satu fitur Instagram yang mungkin paling pas untuk pengguna smartphone adalah Stories. Format video pendek yang disajikan dalam orientasi portrait tentu sangat ideal buat layar smartphone. Kendati demikian, tentu ada masanya di mana pengguna hanya bisa mengakses Instagram lewat laptop atau komputer, dan itulah mengapa Instagram juga punya web app versi desktop yang fungsional sejak lama.

Secara perlahan, Instagram terus menyempurnakan versi web-nya. Fitur-fitur yang tadinya cuma tersedia di aplikasi Instagram mulai dihadirkan di versi web-nya, seperti misalnya fitur DM maupun live stream.

Stories sendiri sebenarnya sudah bisa diakses pada Instagram versi web, hanya saja tampilannya jauh dari kata optimal, dengan sepotong konten yang mengisi hanya sepertiga bagian layar saja di tengah. Kabar baiknya, Instagram rupanya sedang menguji tampilan baru yang jauh lebih menarik sekaligus fungsional.

Pada tampilan barunya, Stories disajikan dalam bentuk carousel, di mana pengguna dapat melihat preview dari Story sebelum dan sesudah yang tengah ditampilkan. Cara menavigasikannya sendiri tidak berubah, pengguna dapat membiarkannya berjalan secara otomatis, atau mengkliknya satu per satu.

Berdasarkan keterangan dari Instagram yang diterima Engadget, fitur ini sudah mereka uji dengan sekelompok kecil pengguna sejak bulan lalu. Sayangnya mereka enggan menyebut apakah fiturnya bakal segera dihadirkan untuk publik secara luas. Perubahannya memang terkesan sepele, namun bisa sangat berarti bagi mereka yang memang rutin mengakses Instagram via browser komputer.

Sumber: Engadget. Gambar header: Depositphotos.com.

Instagram Rombak Aplikasi IGTV

Diluncurkan pada pertengahan tahun 2018, IGTV masih belum sepopuler Instagram Stories. Saya pribadi menganggap IGTV sebagai fitur yang otomatis aktif ketika hendak mengunggah video dengan durasi melebihi satu menit, terlepas dari visi Instagram untuk menjadikannya sebagai platform pesaing YouTube.

Namun Instagram sepertinya masih belum mau menyerah. Mereka telah memperbarui aplikasi terpisah IGTV dengan sejumlah fitur. Salah satunya adalah tab Discover yang diposisikan di tengah, yang akan menyuguhkan lebih banyak variasi video dari beragam kreator.

Sebelumnya, tanpa adanya Discover, IGTV cuma menampilkan video dari orang-orang yang kita follow sekaligus deretan video yang populer di platform tersebut. Perubahan ini semestinya bisa memudahkan kita menemukan lebih banyak konten menarik dari kalangan kreator.

Masih seputar aspek discovery, konten IGTV yang diunggah sebagai Story kini tidak lagi menampilkan gambar statis, melainkan klip video berdurasi 15 detik. Harapannya adalah pengguna jadi lebih tertarik mengklik dan menonton video lengkapnya ketimbang hanya disuguhi thumbnail begitu saja.

Buat para kreator, pembaruan IGTV ini pada dasarnya dapat membantu mereka mendapat lebih banyak exposure. Instagram juga tidak lupa menambahkan mode perekaman hands-free demi semakin memudahkan kreator.

Timing dari update terhadap IGTV ini juga cukup pas, sebab ternyata kreator jadi lebih rajin mengunggah konten ke IGTV selama masa pandemi. Di kategori fashion dan kecantikan misalnya, Glossy melaporkan kenaikan aktivitas yang cukup signifikan dari berbagai brand dan influencer.

Mungkin ini waktunya untuk mengunduh aplikasi IGTV lagi?

Sumber: The Verge.

Facebook Uji Fitur Supaya Story di Facebook Bisa Ikut Diunggah ke Instagram Secara Otomatis

Instagram punya fitur Story, Facebook juga punya fitur Story. Keduanya saling berkaitan; saat hendak mengunggah Story di Instagram, kita bisa memilih opsi agar Story tersebut juga akan muncul di Facebook. Sayang ini tidak berlaku sebaliknya; Story yang diunggah ke Facebook tidak bisa diteruskan ke Instagram secara otomatis.

Kedengarannya janggal memang, akan tetapi Facebook menyadari apa yang salah. Baru-baru ini, mereka dilaporkan sedang menguji fitur agar Story yang diunggah ke Facebook bisa ikut muncul di Instagram secara otomatis.

Gambar di bawah ini adalah tampilan fiturnya, diambil oleh Jane Manchun Wong yang dikenal hobi mengorek barisan kode dalam aplikasi (reverse engineering) guna mencari fitur-fitur baru yang belum diumumkan. Jadi sesaat sebelum mengunggah Story ke Facebook, pengguna dapat membuka menu Privacy dan memilih opsi “Share Story to Instagram”.

Sumber gambar: Jane Manchun Wong
Sumber gambar: Jane Manchun Wong

Namun fitur cross-posting ini juga mendatangkan persoalan baru: kita bakal sering melihat Story yang sama (dari orang yang sama) sebanyak dua kali, sebab yang sudah kita tonton di Instagram akan muncul di Facebook dengan tanda belum ditonton, demikian pula sebaliknya. Satu-satunya solusi atas masalah ini adalah apabila Facebook juga menerapkan semacam sistem sinkronisasi.

Semoga saja Facebook bisa menghadirkan sinkronisasi data sebelum mereka meluncurkan fitur cross-posting Story ini secara resmi. Jadwal perilisannya belum ditetapkan, akan tetapi Facebook telah mengonfirmasi bahwa mereka memang sedang menguji fitur ini bersama sejumlah pengguna.

Sumber: TechCrunch.

Instagram Story Kini Dilengkapi Fungsi untuk Mengunggah Foto Kolase

Awalnya sebatas jiplakan fitur andalan Snapchat, Instagram Story kini telah berkembang pesat dengan segudang fungsi anyar yang ditambahkan. Salah satu yang terbaru adalah Layout, yang tengah Instagram luncurkan untuk semua pengguna secara global.

Berkat Layout, pengguna sekarang dapat mengunggah konten Story yang berisikan banyak foto sekaligus (kolase). Jumlah maksimalnya adalah enam foto di satu layar, dan ini tentunya bakal semakin mendorong jiwa kreatif para pengguna, seperti misalnya mengunggah foto bertema sebelum dan sesudah.

Mengunggah foto kolase ke Story sebenarnya bukan barang baru, akan tetapi sebelum ini pengguna wajib memanfaatkan bantuan aplikasi lain. Sekarang situasinya berbeda, mengingat Layout terintegrasi langsung sebagai salah satu opsi saat hendak mengunggah konten Story, persis seperti fungsi lain macam Boomerang.

Kehadiran fungsi Layout di Story mungkin menumbuhkan kesan bahwa Instagram memberikan terlalu banyak pilihan kepada para penggunanya, akan tetapi Story memang merupakan fitur yang paling banyak digunakan di Instagram. Per Januari 2019 kemarin, tercatat ada sekitar 500 juta orang yang menggunakan fitur Story secara aktif setiap harinya.

Konten yang diunggah ke Story juga sudah bukan sebatas foto atau video biasa saja. Deretan fungsi-fungsi baru yang Instagram tambahkan, terus memicu kreativitas para penggunanya, dan kehadiran Layout ini tadi akan terus mempertahankan trennya.

Sumber: The Verge.

Sticker Pertanyaan Instagram Kini Dapat Dijawab via Sesi Video Live

Menjelang pergantian tahun, Instagram menghadirkan tiga pembaruan yang cukup menarik untuk fitur Stories-nya. Yang paling menarik, seperti yang tertera pada gambar di atas, adalah fitur Q&A (tanya-jawab) secara live via bantuan sticker.

Jadi ketika seseorang menggunggah Story yang mengajak para follower-nya untuk bertanya, ia dapat menjawabnya via sesi live. Ia bebas memilih pertanyaan dari follower yang masuk untuk ditampilkan bersamaan dengan video live-nya, dan menjawabnya secara langsung pada saat itu juga.

Buat para follower yang hendak bertanya, mereka tinggal merespon Story seperti biasa. Lalu ketika jawabannya hendak disampaikan via sesi live, para follower akan melihat label “Q&A” pada barisan Stories-nya. Untuk kembali mengajukan pertanyaan lain, cukup respon kembali Story sebelumnya itu tadi.

Instagram countdown sticker

Fitur baru yang kedua adalah yang paling bisa ditebak, yakni sticker hitungan mundur untuk disematkan ke Story. Menariknya, semisal Anda membuat hitungan mundur untuk malam tahun baru, sticker-nya akan tetap tersedia dan siap digunakan lagi pada unggahan Story lainnya, dan hitungan mundurnya akan terus berlanjut sampai akhirnya selesai.

Fitur baru yang terakhir ditujukan buat pengguna di kawasan yang sudah kebagian jatah sticker musik. Mereka sekarang dapat merespon sticker pertanyaan dengan koleksi lagu pada perangkatnya. Sang pengunggah Story kemudian bisa melihat respon dari para follower yang berisi deretan lagu, kemudian memutarnya sekaligus mengunggahnya menjadi Story baru.

Sumber: Instagram.

Aplikasi Shazam untuk iOS Kini Bisa Bagikan Informasi Lagu ke Instagram Stories

Aplikasi Shazam sudah sepuluh tahun membantu pengguna mengidentifikasi lagu menarik yang didengar, memberikan opsi terbaik untuk menambahkan lagu-lagu berkualitas di luar koleksi pribadinya. Di bawah naungan baru, Shazam memperbaiki diri dengan memberikan opsi kepada pengguna untuk berbagi lagu ke Instagram Stories.

Diumumkan melalui akun Twitter, Shazam mengatakan mereka telah menambahkan tombol berbagi di dalam aplikasi yang mempercepat dan memudahkan pengguna untuk memposting foto dan informasi lagu yang ditemukan ke Instagram.

Integrasi Shazam ke Instagram Stories

Disebutkan lebih jauh bahwa fitur ini hanya tersedia untuk iOS terlebih dahulu dan akan segera hadir di perangkat Android dengan waktu yang belum disebutkan. Untuk memungkinkan fitur ini bekerja dengan baik, pengguna harus memperbarui kedua aplikasi, baik Shazam maupun Instagram.

Untuk menggunakan fitur ini, pengguna hanya perlu menemukan lagu dengan Shazam. Setelah aplikasi mengenali apa yang dicari dan menemukan hasilnya, mereka cukup menyentuh tombol bagikan. Dari sana pengguna dapat berbagi informasi dan foto lau ke Instagram Stories. Sebaliknya, di Instagram Stories nantinya akan muncul juga tombol “More on Shazam” yang bila diklik akan membawa pengguna ke halaman lagu di aplikasi Shazam.

Tak lama setelah digulirkan, Instagram Stories menjadi salah satu platform paling populer untuk berbagi dan melihat pembaruan di antara semua platform media sosial. Sejumlah integrasi juga sudah diluncurkan untuk membuat pengalaman Instagram Stories semakin menyenangkan. Integrasi baru ini diyakini akan membantu Shazam untuk tumbuh seiring dengan popularitas Instagram Stories.

Akuisisi Shazam diumumkan akhir tahun lalu, di mana Apple muncul sebagai nama yang membeli layanan itu seharga $400 juta. Namun, persetujuan akuisisi baru bisa terwujud beberapa bulan setelahnya, setelah Uni Eropa memberikan persetujuan.

Sumber berita 9to5Mac.

New York Public Library Luncurkan Novel Digital di Instagram

Sejak Instagram meluncurkan fitur Stories, saya melihat ada banyak pengguna yang tidak sadar bahwa dirinya telah bergelagat seperti blogger, menjabarkan cerita demi cerita dalam bentuk teks yang cukup panjang, hanya saja lewat medium yang berbeda. Pengguna lain rupanya tidak keberatan harus menahan jempolnya di layar untuk bisa membaca keseluruhan teksnya, dan akhirnya tren ini pun terus berlanjut hingga sekarang.

Kebiasaan baru pengguna internet ini rupanya memicu ide menarik bagi New York Public Library (NYPL). Bekerja sama dengan studio desain Mother in New York, NYPL meluncurkan proyek bernama Insta Novels. Sesuai namanya, Insta Novels adalah novel digital yang bisa kita baca lewat Instagram, tepatnya melalui fitur Stories.

NYPL Insta Novels

Insta Novels pertama yang diterbitkan adalah karya klasik “Alice’s Adventure in Wonderland” (lainnya akan menyusul). NYPL tidak asal mengetikkan caption yang berisikan teks dari novel tersebut, tetapi mereka telah merancang layout yang mudah dibaca – bahkan ada space kecil di ujung kanan bawah bertuliskan “Thumb here” yang disiapkan buat pengguna meletakkan jempolnya selagi membaca halaman demi halaman.

Tak hanya itu, setiap Insta Novels juga akan disisipi ilustrasi yang menarik, bahkan juga video. Cover depannya pun sungguh menggugah dan langsung kelihatan bahwa ini bukan proyek asal-asalan, melainkan merupakan bentuk upaya NYPL untuk mendorong kebiasaan membaca generasi digital.

Berhubung Story hanya bertahan selama 24 jam, NYPL pun telah menyematkan Insta Novels ini pada seksi “Highlights” di profil Instagram mereka, sehingga semua orang dapat mengaksesnya kapan saja mereka mau. Dengan begitu, akun Instagram NYPL sejatinya telah beralih fungsi menjadi rak buku digital buat seluruh pengguna Instagram.

NYPL Insta Novels

Yang mungkin menjadi pertanyaan, mengapa harus Instagram Stories? Sederhana saja, sebab setiap harinya ada sekitar 400 juta orang yang aktif di Stories. Ibaratnya seperti membuka perpustakaan di lokasi umum yang ramai pengunjung.

Bukankah NYPL punya aplikasi e-reader sendiri bernama SimplyE? Betul, dan Insta Novels ini pada dasarnya dibuat untuk memicu ketertarikan pengguna baru, sehingga mereka nantinya juga bisa ikut menjadi pengguna SimplyE (ketika ‘rasa haus’ mereka akan buku-buku digital sudah semakin kuat).

Inisiatif ini bisa dikatakan cukup berhasil. Sejak Insta Novels diluncurkan beberapa hari yang lalu, follower akun NYPL sudah bertambah sekitar 7.100 orang, atau 56 kali lebih banyak daripada pertumbuhan follower mereka biasanya. Buat yang tertarik, langsung saja buka @nypl dan lihat bagian Highlights-nya untuk mulai membaca.

Sumber: Fast Company dan NYPL.

Pengguna Instagram Kini Dapat Menyelipkan Soundtrack ke Stories-nya

Sepertinya tidak ada hari tanpa berita baru mengenai Instagram. Beberapa bulan lalu, beredar kabar bahwa Instagram sedang menggodok fitur yang memungkinkan pengguna untuk menambahkan musik ke Stories. Fitur tersebut sudah resmi dirilis sekarang, meski belum secara global.

Jadi pada deretan sticker yang tersedia untuk Stories, pengguna kini dapat memilih yang berlabel “Music”, lalu memilih satu dari ribuan lagu yang tersedia. Mencari lagu yang spesifik bisa dilakukan, demikian pula menyortirnya berdasarkan genre, mood atau yang sedang populer.

Usai memilih lagu, pengguna dapat menentukan bagian lagunya yang hendak dijadikan soundtrack pada Stories-nya. Di hasil jadinya, tampak sticker yang menunjukkan judul lagu beserta musisi yang membawakannya. Instagram pun juga memastikan bahwa para musisi bakal mendapatkan hak royaltinya.

Instagram Stories music sticker

Cara lain, pengguna juga bisa memilih lagu sebelum merekam video. Anda bisa bayangkan fitur ini bakal sering dipakai untuk lip sync, namun sayang untuk sementara fiturnya baru bisa dinikmati para pengguna perangkat iOS saja, sedangkan versi Android-nya baru akan menyusul dalam waktu dekat.

Instagram bilang bahwa mereka bakal terus menambah koleksi lagunya setiap hari. Fitur ini sekarang sudah tersedia di Instagram versi 51, tapi baru di 7 negara saja: Amerika Serikat, Inggris Raya, Perancis, Jerman, Swedia, Australia dan Selandia Baru.

Di samping itu, Instagram juga sempat mengumumkan bahwa pengguna aktif Stories kini mencapai 400 juta orang setiap harinya, naik dari 300 juta di bulan November lalu. Sebagai perbandingan, Instagram sendiri punya 1 miliar pengguna aktif setiap bulannya.

Sumber: Instagram dan TechCrunch.