Kolaborasi Free Fire dan Street Fighter V Telah Dimulai, Fnatic Maju ke The International 10

Ada beberapa berita menarik di dunia esports pada minggu lalu. Salah satunya, event kolaborasi antara Free Fire dan Street Fighter V telah resmi dimulai. Selain itu, Fnatic melaju ke The International setelah mengalahkan TNC Predator di babak kualifikasi Asia Tenggara. Pemain Counter-Strike: Global Offensive asal Malaysia, Andrew “kaze” Khong juga akan ikut bertanding di IEM Cologne.

Event Kolaborasi Free Fire dengan Street Fighter V Telah Dimulai

Kolaborasi antara Free Fire dengan Street Fighter V resmi dimulai pada akhir pekan lalu. Melalui event bernama Free Fighter ini, Garena menyediakan sejumlah item baru, termasuk outfit Chun-Li dan Ryu, skin granat Hadouken, dan pistol AWM. Tak hanya itu, Garena juga menambahkan emote baru, berupa Hadouken. Kali ini bukanlah pertama kalinya Garena mengadakan kolaborasi dengan intellectual property lain. Menurut laporan Dot Esports, sebelum ini, Garena juga pernah menggandeng sejumlah IP populer lain, seperti Attack on Titan dan One-Punch Man. Mereka juga pernah berkolaborasi dengan pemain sepak bola Cristiano Ronaldo.

Smash Summit 11 Pecahkan Rekor Total Hadiah Terbesar

Smash Summit 11 menawarkan total hadiah sebesar US$98 ribu. Dengan ini, turnamen tersebut berhasil memecahkan rekor dan menjadi kompetisi Super Smash Bros. dengan total hadiah terbesar, lapor Dot Esports. Sebelum ini, rekor tersebut dipegang oleh Smash Summit 5 yang diadakan pada 2017 dengan total hadiah sebesar US$83,7 ribu. Dari total hadiah Summit 11, sekitar 90% berasal dari sumbangan fans.

Memang, Summit 11 punya sistem yang unik dalam menentukan peserta yang bisa ikut dalam turnamen tersebut, yaitu berdasarkan voting dari fans. Dalam turnamen kali ini, fans harus membeli merchandise atau berlangganan channel Twitch dari BTS Summit untuk bisa mendapatkan suara dan memilih pemain atau streamer favorit mereka. Sebagian pemasukan dari penjualan merchandise dan langganan Twitch itu lalu dimasukkan ke dalam total hadiah dari Summit 11.

Fnatic Bakal Melaju ke The International

Fnatic dipastikan akan tampil di The International 10 setelah mengalahkan TNC Predator di babak kualifikasi untuk kawasan Asia Tenggara. Di dua babak pertama, TNC Predator berhasil mengalahkan Fnatic. Pertandingan pertama antara kedua tim itu bahkan hanya berlangsung selama 36 menit, seperti yang Gosu Gamers sebutkan. Di pertandingan kedua, TNC Predator kembali berhasil mengalahkan Fnatic.

Fnatic dapat mengalahkan TNC pada pertandingan ketiga. Kemenangan tersebut menjadi titik balik dari perlawanan Fnatic. Pada pertandingan keempat, Fnatic juga berhasil menang dari TNC. Kemenangan tersebut tampaknya menghancurkan moral TNC. Selain itu, tim TNC juga terlihat sudah lelah karena mereka harus bertanding melawan BOOM Esports di babak final lower bracket. Alhasil, Fnatic keluar sebagai juara dengan skor 3-2.

Malaysia Esports League 2021 Bakal Digelar Pada 10 Juli 2021

Malaysia Esports League 2021 (MEL21) bakal dimulai 10 Juli sampai 10 September 2021. Turnamen tersebut menawarkan total hadiah sebesar RM200 ribu (sekitar Rp698 juta). Esports Integrated (ESI) mengungkap bahwa MEL21 diadakan dengan tujuan untuk menyediakan platform bagi semua pemain esports, mulai dari pemain amatir, semi-pro, sampai profesional. Kompetisi esports tersebut bakal diadakan secara online, sesuai dengan standard operating procedures (SOP)  dalam National Recovery Plan – Phase 1. MEL21 akan mengadu empat game, yaitu PUBG Mobile, Mobile Legends: Bang Bang, FIFA 21, dan Dota 2.

Pemain CS:GO Malaysia, Kaze, Bakal Bertanding di IEM Cologne

Andrew “kaze” Khong, pemain Counter-Strike: Global Offensive profesional asal Malaysia, telah mendarat di Jerman pada 30 Juni 2021 untuk ikut serta dalam Intel Extreme Masters Cologne 2021. Kaze, yang merupakan seorang AWPer, merupakan satu-satunya pemain asal Asia Tenggara yang bertanding di turnamen bergengsi tersebut. Saat ini, dia bermain bersama ViCi Gaming, tim asal Tiongkok.

Andrew “kaze” Khong. | Sumber: Instagram

Kaze mulai bermain CS:GO pada 2006 dan telah aktif di skena esports profesional selama 3 tahun terakhir. Pada 2014, dia menjadi pemain pengganti di tim asal Singapura. Dia kemudian menjadi bagian dari tim asal Malaysia, MVP.Karnal pada 2015. Keseluruhan tim tersebut kemudian diakuisisi oleh Dragoon Esports. Sukses membangun reputasi sebagai salah satu AWPer terbaik di Asia Tenggara, kaze mendapatkan tawaran untuk bermain di tim Tiongkok, menurut laporan IGN.

Overwatch League Diselidiki Divisi Antitrust Amerika Serikat

Divisi antitrust dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) tengah melakukan investigasi pada Overwatch League. Alasannya, karena liga tersebut membatasi besar gaji yang tim bisa berikan pada pemain. Menurut laporan Dot Esports, pada 2020, pengeluaran tim untuk gaji pemain tidak boleh melebihi US$1,6 juta. Memang, tidak ada peraturan eksplisit yang melarang tim untuk memberikan gaji tinggi pada pemain. Namun, jika total gaji pemain mencapai lebih dari US$1,6 juta, maka tim diharuskan untuk membayar “pajak barang mewah” pada Overwatch League.

Pajak tersebut ditentukan berdasarkan selisih antara total gaji tahunan seluruh pemain dalam sebuah tim dengan batas gaji maksimal yang ditetapkah oleh OWL. Jadi, jika gaji total seluruh pemain dari sebuah tim mencapai US$1,7 juta, maka tim harus memberikan US$100 ribu pada OWL sebagai pajak. Hal ini membuat OWL diselidiki karena dianggap membuat tim enggan untuk memberikan gaji besar pada para pemain. Pihak Activision Blizzard mengaku bahwa DOJ memang tengah melakukan penyelidikan dan mereka akan bekerja sama dengan badan pemerintah tersebut.

Indonesia Jadi Runner Up di FIFA eNations Online Qualifiers, Jepang Buka Esports Gym Pertama

Minggu lalu, muncul kabar baik untuk fans esports di Tanah Air. Perwakilan Indonesia yang berlaga di FIFA eNations Online Qualifiers berhasil meraih gelar runner up. Sementara di tingkat internasional, juga ada beberapa kabar menarik. Salah satunya, Intel dan ESL yang memutuskan untuk memperbarui kontrak kerja sama mereka pada tahun depan.

Jadi Runner Up di FIFA eNations Online Qualifiers, Indonesia Melaju ke FIFA eNations Cup 2021

Indonesia berhasil meraih gelar runner up dalam FIFA eNations Online Qualifiers 2021 Zona Asia dan Oceania. Dengan begitu, tim perwakilan Indonesia tetap mendapatkan tiket untuk berlaga di FIFA eNations Cup 2021 yang bakal diadakan pada 20-22 Agustus 2021 di Kopenhagen, Denmark.

Moehamad Zulisar dan Fahmi Husaeni sebagai perwakilan Indonesia. | Sumber: Antara

Dalam babak kualifikasi, Indonesia diwakili oleh Moehama Zulisar yang bertanding di PlayStation dan Fahmi Husaeni yang menggunakan Xbox. Keduanya berlaga di babak kualifikasi FIFA eNations Cup secara online di Hotel Ibis Slipi. Pada babak final, kedua perwakilan Indonesia harus bertanding melawan perwakilan Jepang. Moehamad Zulisar kalah dengan skor 1-2 sementara Fahmi Husaeni 1-3, menurut laporan Antara.

T1 Kerja Sama dengan Platform Data Gaming, OP.GG

Minggu lalu, organisasi esports asal Korea Selatan, T1 Entertainment & Sports, mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan platform data gaming, OP.GG. Sayangnya, mereka tidak mengungkap nilai dari kerja sama ini. Satu hal yang pasti, melalui kolaborasi ini, T1 dan OP.GG akan saling berbagi data dan informasi, memberikan dukungan teknis, serta membuat rencana karir yang optimal bagi para pemain setelah mereka pensiun, menurut laporan The Esports Observer. Selain data, OP.GG juga menyajikan berita pada gamers di Korea Selatan terkait League of Legends, Overwatch, dan PUBG. Mereka juga punya tim PUBG, yang bernama OP.GG Sports.

Jepang Buka Gym untuk Esports Pertama di Tokyo

Jepang membuka gym esports pertama di Tokyo. Gym yang dinamai “Esports Gym” itu akan dibuka pada 19 Mei 2021. Selain PC gaming, gym itu juga akan dilengkapi dengan lounge. Di gym tersebut, para pengunjung akan bisa memainkan beberapa game esports terpopuler di Jepang, termasuk Valorant dan League of Legends. Selain itu, para gamers bisa menyewa jasa pelatih profesional.

Esports Gym juga menawarkan jasa pelatih profesional. | Sumber: Nippon

Para gamers bisa membayar sekitar US$13 untuk menggunakan PC di Esports Gym selama 3 jam. Sama seperti gym lain, di gym esports ini, pemain juga bisa mendaftarkan diri sebagai anggota. Biaya bulanan untuk menjadi anggota di Esports Gym dihargai mulai dari US$50. Dengan menjadi anggota gym, para gamers berhak untuk menggunakan PC yang ada di sana setiap hari. Esports Gym juga menawarkan jasa pelatihan pada para gamers dengan harga US$25 per jam, lapor Insider.

ESL dan Intel Perbarui Kerja Sama, Bakal Investasikan US$100 Juta di Esports

ESL Gaming akan memperbarui kerja samanya dengan Intel pada 2022. Dengan ini, ESL dan Intel akan menyiapkan US$100 juta untuk diinvestasikan ke esports. Investasi tersebut diharapkan akan bisa menciptakan produk baru yang inovatif, baik untuk pemain maupun fans esports. Selain itu, semua turnamen Counter-Strike: Global Offensive yang tidak menjadi bagian dari ESL Pro Tour akan menggunakan nama Intel Extreme Master. Salah satunya adalah ESL One Cologne, yang namanya akan diubah menjadi Intel Extreme Masters Cologne, seperti yang disebutkan oleh Esports Insider.

Tumi Luncurkan Koleksi Tas dan Pakaian untuk Atlet Esports

Minggu lalu, Tumi meluncurkan koleksi tas dan aksesori untuk pemain esports profesional. Untuk membuat produk-produk tersebut, Tumi berkonsultasi dengan para developer game dan atlet esports. Harapannya, mereka dapat memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan para pemain profesional, lapor Asia Tatler.

Tumi meluncurkan koleksi tas dan aksesori untuk pemain esports. | Sumber; Tatler

Pada tahun lalu, Tumi juga telah menjajaki ranah esports dengan bekerja sama dengan One Esports, perusahaan data dan analitik esports. Tumi bukan merek fashion pertama yang tertarik untuk memasuki dunia competitive gaming. Sebelum ini, Louis Vuitton juga berkolaborasi dengan Riot Games. Mereka membuat travel case untuk trofi League of Legends World Championship dan meluncurkan koleksi pakaian bertema League of Legends.

Bagaimana Liga Sepak Bola Menginspirasi ESL

ESL merayakan ulang tahunnya yang ke-20 belum lama ini. Co-CEO dan Co-founder ESL, Ralf Reichert mengungkap bagaimana ESL mengadopsi sistem liga sepak bola ke kompetisi esports pada awal mereka berdiri. Sementara Co-CEO ESL, Craig Levine bercerita tentang dampak pandemi pada operasi ESL selama 2020.

 

Sekilas Sejarah ESL

ESL (Electronic Sports League) berdiri pada 2000. Sebelum itu, mereka dikenal dengan nama Deutsche Clanliga, yang didirikan pada 1997. Dalam acara perayaan ulang tahun ESL yang ke-20, Ralf Reichert dan Alexander Müller menjelaskan tentang awal mula ESL. Müller merupakan pendiri dari SK Gaming, organisasi esports asal Jerman. Dia pernah bekerja di ESL sebelum memutuskan untuk mengundurkan diri 15 tahun lalu dan fokus mengembangkan SK Gaming.

Reichert dan Müller punya satu kesamaan: keduanya sama-sama mencintai olahraga tradisional. Jadi, tidak heran jika pada awalnya, format turnamen esports yang digelar oleh ESL didasarkan pada liga sepak bola.

Turnamen ESL pada awalnya mengacu pada liga sepak bola. | Sumber: Deposit Photos
Turnamen ESL pada awalnya mengacu pada liga sepak bola. | Sumber: Deposit Photos

“Kami selalu menonton liga olahraga terbesar di dunia, tidak hanya Bundesliga atau Champions League,” kata Müller, seperti dikutip dari Sports Business. “Kami mencari hal-hal yang kami anggap menarik di olahraga tradisional dan mencoba mengimplementasikannya ke esports. Meskipun saya sudah lama mengundurkan diri dari ESL, Anda bisa melihat DNA itu sampai saat ini.”

ESL Pro Series menjadi liga esports major pertama dari ESL. Kompetisi tersebut merupakan liga lokal Jerman. ESL kemudian membawa format ini ke negara-negara Eropa lain, seperti Prancis, Italia, Spanyol, Polandia, dan negara-negara Baltik. Sayangnya, liga lokal itu tidak bertahan lama.

“Sekarang, kami tahu bahwa model kompetisi esports terbaik adalah gabungan antara liga sepak bola dan turnamen tenis,” kata Reichert. “Tapi ketika itu, kami tidak tahu akan hal ini. Kami membuat banyak kesalahan.”

 

Dukungan dari Intel

Sekarang, sudah banyak merek non-endemik yang menjadi sponsor esports. Namun, tren ini baru muncul pada tahun 2010-an. Sebelum itu, kebanyakan sponsor esports merupakan perusahaan endemik, seperti Intel. Mengingat jumlah sponsor terbatas, jadi tidak heran jika para pelaku industri esports berusaha keras untuk memenangkan hati sponsor. Bagi ESL, hal ini berarti mereka harus menawarkan sesuatu yang unik pada Intel.

“Kami tidak meminta Intel untuk menjadi sponsor kami. Kami berkata pada mereka, ‘Ayo, sama-sama, kita buat sesuatu untuk mengubah dunia. Mari kita bawa subkultur ini ke panggung terbesar dunia,'” kata Reichert. “Sekarang, sponsorship dengan tujuan yang spesifik adalah hal yang biasa. Sementara kami telah melakukan itu sejak 15-20 tahun lalu.”

Intel adalah salah satu sponsor terpenting ESL. Mereka telah menjadi sponsor dari Intel Extreme Masters sejak 2007. Tak hanya itu, kerja sama dengan Intel juga memungkinkan ESL untuk menyelenggarakan liga lokal serta turnamen global.

Intel Extreme Masters jadi pertandingan global mengadu tim-tim terbaik.
Intel Extreme Masters jadi pertandingan global mengadu tim-tim terbaik.

Berbeda dengan ESL Pro Series, cakupan Intel Extreme Masters tidak dibatasi pada satu negara. ESL membuat IEM dengan tujuan untuk menjadikannya sebagai kompetisi paling bergengsi di Eropa. Memang, Reichert mengungkap, konsep IEM didasarkan pada Champions League, yaitu mengadu tim-tim lokal ke tingkat yang lebih tinggi.

Lebih lanjut Müller menjelaskan, dengan mengadu tim-tim esports terbaik di IEM, ESL berharap mereka akan bisa menyajikan konten esports yang disukai banyak orang. Champions League bukanlah satu-satunya kompetisi olahraga tradisional yang menginsipirasi ESL. Faktanya, Intel Friday Night Game juga didasarkan pada acara olahraga tradisional lain, yaitu Monday Night Football dari NFL, kompetisi american football.

Dalam menyelenggarakan IEM dan Friday Night Game, ESL bekerja sama erat dengan tim marketing Intel. Reichert berkata, “Intel mendorong kami. Mereka adalah rekan kami. Mereka tidak hanya memberikan uang dan menyerahkan semuanya pada kami. Mereka selalu ingin tahu bagaimana kami bisa membuat acara yang lebih besar, menemukan konsep yang unik, dan bagaimana kami akan bisa menyajikan semua ini ke banyak orang.”

 

Dampak Pandemi untuk ESL

Pandemi virus corona pada 2020 memengaruhi segala sektor, termasuk competitive gaming. Bagi esports, pandemi layaknya pisau bermata dua. Di satu sisi, viewership turnamen esports naik. Di sisi lain, ada banyak turnamen esports offline yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan. Namun, Co-CEO ESL, Craig Levine optimistis, pandemi justru akan membuat mereka lebih kuat.

“Kami melihat pandemi sebagai sebuah kesempatan,” kata Levine, menurut laporan Sports Pro Media. “Pada tahun ini, kami membuktikan bahwa kami bisa menyesuaikan bisnis kami, dari penyelenggaraan turnamen esports offline menjadi  kompetisi offline dengan siaran secara remote. Baik jumlah penonton maupun tim peserta dalam turnamen kami naik drastis. Hal ini menjadi bukti akan popularitas esports dan game. Tak hanya itu, hal ini juga menunjukkan bahwa industri esports bisa menyesuaikan diri dengan cepat.”

ESL dan DreamHack resmi merger pada tahun ini. | Sumber: Win.gg
ESL dan DreamHack resmi merger pada tahun ini. | Sumber: Win.gg

Levine menjelaskan, di masa depan, ESL berencana untuk mempercepat virtualisasi dari proses penyelenggaraan turnamen esports. “Sebagai perusahaan internasional, kami dapat mendukung orang-orang berbakat dari seluruh dunia,” ujarnya. “Kami tengah mempertimbangkan cara untuk membuat konten yang lebih baik dari ESL Pro Tour. Kami juga ingin mendorong agar semakin banyak pihak yang berpartisipasi di platform B2C kami.”

Levine mengaku, tahun 2020 bukanlah masa yang mudah. Ada banyak perubahan yang ESL lakukan sepanjang 2020. Salah satu perubahan terbesar yang dialami ESL pada tahun ini adalah merger dengan DreamHack. Baik ESL dan DreamHack merupakan perusahaan di bawah Modern Times Group (MTG), perusahaan asal Swedia. Setelah merger, ESL dan DreamHack menjadi satu entitas, yaitu ESL Gaming. Meskpun begitu, baik ESL dan DreamHack masih akan beroperasi mandiri sesuai dengan keahlian mereka masing-masing. ESL akan bertanggung jawab atas kompetisi esports, sementara DreamHack akan fokus pada kegiatan dan festival esports.

Namun, sebelum pandemi sekalipun, ESL sudah mulai mengalami masalah. Pada Desember 2019, mereka memutuskan untuk memusatkan operasi mereka di Eropa ke kantor Jerman dan Polandia. Hal itu berarti, mereka akan menutup kantor mereka di Prancis dan Spanyol. Tak hanya itu, perusahaan induk ESL, MTG, mengungkap bahwa mereka juga masih mengalami kerugian pada Q1 dan Q2 2020.

Jadi Sponsor Turnamen Esports, Acer Predator Fokus ke Konten Digital

Virus Corona membuat berbagai acara game dan turnamen esports ditunda atau dibatalkan, seperti E3 dan Point Blank World Challenge 2020. IEM Katowice 2020 juga terpaksa diselenggarakan tanpa penonton. Hal ini tidak hanya menyebabkan masalah untuk penyelenggara turnamen, tapi juga vendor yang berencana untuk memamerkan atau bahkan menjual produknya di tempat turnamen esports diadakan. Meskipun begitu, Acer Predator, yang memasuki tahun ketiga sebagai rekan Intel Extreme Masters, menganggap ini bukan masalah besar bagi mereka.

Manuel Linnig, Director of Public Relations, EMEA, Acer menjelaskan bahwa sejak awal, Acer memang lebih fokus pada konten digital daripada kegiatan offline saat turnamen berlangsung untuk membangun reputasi merek dan meningkatkan penjualan. Padahal, turnamen seperti IEM kini juga menyediakan expo hall, memungkinkan vendor untuk memamerkan atau bahkan menjual langsung produknya pada pengunjung.

“Saat fans masuk ke booth di expo hall untuk berinteraksi, mereka biasanya tidak mengingat banyak tentang apa yang mereka lihat,” kata Linnig pada The Esports Observer. “Karena itu, kami lebih fokus untuk membuat konten digital daripada mengadakan kegiatan offline.” Dia menjelaskan, kegiatan offline di turnamen esports memang memberikan dampak pada penjualan. Namun, dampak itu tidak besar. “Jika Anda menonton pertandingan sepak bola, Anda lebih tertarik dengan pertandingannya atau makanan dan minuman yang dijual sepanjang pertandingan?”

acer fokus konten digital
Sumber: ESL via The Esports Observer

Lebih lanjut dia menambahkan, “Di industri ini, atau kebanyakan vendor di sini, Anda menggunakan turnamen esports sebagai batu loncatan, lalu mendorong penjualan melalui toko retail atau online.” Dia menjelaskan, memberikan promosi khusus pada produk yang ditampilkan di turnamen esports — yang bisa berlangsung selama tiga sampai empat minggu — memang bisa memengaruhi penjualan. Namun, jika mereka hanya menawarkan diskon, itu tidak akan menarik banyak pembeli.

Linnig mengungkap, membiarkan para gamer mencoba hardware atau aksesori secara langsung di expo turnamen esports memang bisa mendorong penjualan di masa depan. Meskipun begitu, kegiatan offline tidak meningkatkan angka penjualan secara drastis. Menurut Linnig, itu karena seorang pengunjung bisa mengunjungi booth dari banyak vendor. Jadi, kecil kemungkinan mereka akan mengingat satu vendor tertentu.

acer fokus konten dgiital
Acer memasuki tahun ketiga dalam kerja sama dengan IEM. | Sumber: ESL via The Esports Observer

Selain menjadi sponsor dari IEM, Acer Predator juga mensponsori turnamen Rainbow Six Siege, yang dianggap sebagai game tactical shooter terpopuler setelah Counter-Strike. Sebelum itu, mereka sempat mendukung esports League of Legends. “Dengan Riot Games, kami menjadi sponsor dari League of Legends selama dua tahun. Tapi, kami merasa Counter-Strike lebih cocok dengan merek kami,” ujar Linnig. Alasan Acer lebih tertarik untuk mendukung Rainbow Six Siege adalah karena game itu memerlukan PC dengan spesifikasi yang tinggi. Lain halnya dengan League of Legends yang memang dibuat agar semua orang bisa memainkannya, walau spesifikasi PC mereka tak terlalu mumpuni.

Linnig menjelaskan, jika industri dapat membuat PC berkemampuan tinggi, maka developer akan membuat game yang menuntut PC berperforma tinggi. “Tren lain yang kami lihat adalah mobile PC, khususnya laptop. Laptop kini mulai menawarkan performa layaknya PC desktop. Kami juga melihat bahwa orang-orang sekarang senang menggunakan laptop untuk memainkan game berperforma tinggi, sehingga mereka bisa memainkannya dimana saja,” ujar Linnig.

Karena Virus Corona, IEM Katowice 2020 Diselenggarakan Tanpa Penonton

Intel Extreme Masters (IEM) Katowice adalah salah satu turnamen esports tahunan paling populer. Pada 2018, jumlah pengunjung yang hadir untuk menonton turnamen tersebut secara langsung mencapai 169 ribu orang. Sementara pada 2019, jumlah penonton naik menjadi 174 ribu orang. Sayangnya, tahun ini, IEM Katowice 2020 harus digelar tanpa ada penonton. Alasannya karena Gubernur Provinsi Silesia, Jarosław Wieczorek mendadak membatalkan izin penyelenggaraan acara.

Dalam pernyataan resmi, pihak penyelenggara, ESL mengatakan bahwa alasan IEM Katowice tidak diselenggarakan di hadapan penonton adalah karena “situasi kesehatan global yang terus berubah”. Memang, virus Corona tidak disebutkan secara langsung, tapi, sejauh ini, telah ada banyak turnamen esports yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan karena kekhawatiran akan virus Corona. ESL menyebutkan, orang-orang yang sudah terlanjur membeli tiket IEM Katowice 2020 akan mendapatkan uang kembali. Kabar baiknya, turnamen Counter-Strike: Global Offensive dan StarCraft 2 ini masih akan dilangsungkan dan tetap disiarkan secara online.

IEM Katowice 2020 diselenggarakan tanpa penonton
Izin penyelenggaraan IEM Katowice 2020 mendadak dicabut oleh pemerintah.

“ESL menghargai keputusan pemerintah lokal. Sekarang kami tengah menghubungi semua pihak yang terdampak dari keputusan ini, baik pemilik tiket, tamu, dan media,” kata ESL dalam pernyataan resmi, seperti dikutip dari The Esports Observer. “Pemilik tiket akan mendapatkan uang kembali sepenuhnya. Turnamen IEM Katowice 2020 akan tetap diselenggarakan dan disiarkan seperti yang telah direncanakan. Hanya saja, tidak akan ada penonton yang hadir langsung. Kami meminta maaf untuk para fans dan para pemain.”

Sejauh ini, diketahui ada sekitar 82.758 orang yang terinfeksi virus Corona. Namun, seperti yang disebutkan oleh Win.gg, pemerintah Polandia mengonfirmasi bahwa belum ada satu pun orang yang terjangkit virus Corona di negara tersebut, walau telah ditemukan sejumlah orang yang terkena virus Corona di Eropa. Tidak heran jika pemerintah Polandia memutuskan untuk berhati-hati dalam rangkat memastikan virus Corona tidak menyebar di negara itu.

Industri game dan esports adalah salah satu industri yang terkena dampak virus Corona. Dalam sejumlah acara, seperti PAX East dan GDC 2020, terdapat beberapa perusahaan exhibitor yang mendadak mengundurkan diri karena khawatir akan virus Corona. Selain itu, juga ada beberapa turnamen atau pertandingan esports yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan, seperti turnamen League of Legends, Mid-Season Invitational 2020. Meskipun begitu, pemerintah Shanghai berjanji bahwa mereka akan berjuang untuk memastikan League of Legends World Championship tetap bisa diselenggarakan tanpa masalah.

Angkatan Udara AS Jadi Sponsor Intel Extreme Masters dan ESL Pro League

Di Amerika Serikat, bukan hal yang aneh jika badan militer ikut turun dalam kegiatan olahraga. Angkatan Darat, Laut, dan Udara AS, ketiganya mensponsori para pembalap NASCAR. Sekarang, dengan semakin populernya esports, badan militer AS pun tertarik untuk terjun ke esports. Angkatan Darat AS membuat tim esports sendiri pada 2018. Sementara pada minggu lalu, Angkatan Laut AS mengumumkan kerja sama mereka dengan ESL dan DreamHack. Sekarang, Angkata Udara AS mengungkap bahwa mereka juga akan bekerja sama dengan ESL.

Jika Angkatan Laut menjadi sponsor dari acara DreamHack di Anaheim dan Dalls, Angkata Udara AS kini menjadi sponsor dari Intel Extreme Masters North America 2020 dan ESL Pro League Season 11. Dalam kerja sama ini, Angkata Udara AS akan membuka booth di IEM dan ESL Pro League. Sama seperti Angkatan Laut, branding dari Angkatan Udara juga akan ditampilkan dalam siaran langsung dari turnamen ESL.

“Kami bangga menyambut Angkatan Udara AS sebagai rekan resmi kami untuk turnamen dan liga ESL,” kata Senior Vice President of Brand Partnerships, ESL, Paul Brewer, seperti dikutip dari PC Gamer. “Kami terus menjalin kerja sama dengan organisasi yang juga memiliki nilai yang sama seperti ESL. Mengingat kami juga mendukung Anykey, kami senang bisa bekerja sama dengan Angkatan Udara AS untuk melawan perilaku toxic di dunia gaming dan membuat dunia esports menjadi lebih inklusif.”

Angkatan Udara merasa memiliki banyak kesamaan dengan gamer. | Sumber: PC Gamer
Angkatan Udara merasa memiliki banyak kesamaan dengan gamer. | Sumber: PC Gamer

Memang, selain menjadi sponsor dari IEM dan ESL Pro League, Angkata Udara AS juga bekerja sama dengan Anykey, sebuah grup advokasi yang bertujuan untuk membuat dunia esports menjadi lebih inklusif. Tahun ini, bersama dengan Angkatan Udara, Anykey akan meluncurkan Changemaker Program, yang dibuat untuk mendanai program inklusivitas komunitas esports. Dunia esports dan gaming memang masih didominasi pria. Untungnya, ada usaha untuk membuat scene esports menjadi lebih ramah pada gamer perempuan, seperti diadakannya turnamen khusus perempuan GirlGamer Esports Festival. Meskipun begitu, masalah seksisme tetap ada.

Major Ross McKnight, Chief of Air Force National Events Branch, Air Force Recruiting Service berkata, “Ada banyak kesamaan antara Angkatan Udara dan gamer, yaitu tantangan untuk berpikir. Angkatan Udara dan ESL juga sama-sama sangat menghargai integritas — yang merupakan nilai yang sangat penting bagi kami bedua. Kerja sama ini juga menunjukkan kesamaan lain dari dunia esports dan Angkatan Udara, seperti kerja sama, teknologi, dan saling menghargai. Ini akan menunjukkan pada generasi muda Amerika bahwa mereka bisa membangun karir di Angkatan Udara dari hobi dan minat mereka.”

Sumber Header: (Master Sgt. Ted Daigle/U.S. Air Force) via Defense News

ESL Umumkan IEM Katowice 2020 dengan Hadiah Rp7 Miliar

ESL akan mengadakan Intel Extreme Masters di Katowice pada 28 Februari sampai 2 Maret tahun depan. IEM Katowice 2020 memiliki total hadiah US$500 ribu (sekitar Rp7 miliar). Dalam turnamen tersebut, akan ada 16 tim yang bertanding. Sebanyak 10 tim merupakan tim undangan sementara 6 tim lainnya akan ditentukan berdasarkan babak kualifikasi regional. Sayangnya, masih belum ada informasi tentang siapa saja tim yang akan diundang. Dalam IEM Katowice 2020, 16 tim yang berlaga akan dibagi ke dalam dua grup. Pada group stage, format yang digunakan adalah format double-elimination. Sementara pada babak playoff, format single-elimination akan digunakan. Pada babak kuartal final dan semi final, sistem yang digunakan adalah Best of Three, sementara babak final akan menggunakan metode Best of Five.

“Di Katowice, kita tidak hanya mengingat pencapaian kami, tapi kami juga membuat pencapaian baru,” kata Michal Blicharz, Vice President of Pro Gaming, ESL, seperti dikutip dari HLTV. “Intel Extreme Masters adalah turnamen yang sangat spesial. Ketika ia pertama kali diadakan pada 2013, ia menjadi awal dari era mega turnamen esports. Sekarang, era baru akan dimulai dengan diadakannya turnamen Masters Championships pertama dari ESL Pro Tour.”

 

Tim yang memenangkan IEM Katowice 2020 akan mendapatkan US$250 ribu (sekitar Rp3,5 miliar). Tidak hanya itu, mereka juga akan satu langkah lebih dekat untuk memenangkan Intel Grand Slam Season 3. Pemenang Intel Grand Slam akan mendapatkan hadiah US$1 juta (sekitar Rp14 miliar). Sebuah tim dinyatakan sebagai juara jika mereka berhasil memenangkan empat turnamen S-Tier dalam 10 turnamen. Selain itu, sebuah tim juga harus memenangkan salah satu dari IEM World Championship, ESL One Cologne, atau ESL/DreamHack CS:GO Major Championship. Astralis memenangkan Intel Grand Slam musim pertama sementara musim kedua dimenangkan oleh Team Liquid.

IEM Katowice akan menjadi turnamen level Master pertama dari ESL Pro Tour. Turnamen level Master dari ESL Pro Tour berikutnya adalah ESL One Cologne, yang akan diadakan pada Juli. Diumumkan pada akhir Agustus lalu, ESL Pro Tour merupakan usaha DreamHack dan ESL untuk mengonsolidasi turnamen Counter-Strike: Global Offensive dengan menggabungkan lebih dari 20 turnamen. Selama ini, turnamen CS:GO selalu berdiri sendiri. Dengan menggabungkan turnamen-turnamen CS:GO ke dalam satu wadah, ESL dan DreamHack berharap untuk membuat jalur karir yang lebih baik untuk para pemain esports dan memberikan narasi yang lebih menarik pada penonton.

Sumber: VP Esports, Dot Esports, HLTV, Liquipedia, Talk Esport

Astralis dan Team Liquid Bakal Bertanding di IEM Beijing 2019

ESL dan Intel akan mengadakan Intel Extreme Masters (IEM) di Beijing pada 9-10 November. Dalam situs resminya, IEM menyebutkan bahwa IEM Beijing 2019 akan menjadi turnamen ke-12 dari IEM. Turnamen ini akan diadakan di Gymnasium of Capital University of Physical Education and Sports, Beijing University Students yang terletak di distrik Haidian, Beijing.

“Setelah mengadakan IEM di Tiongkok selama bertahun-tahun, kami melihat komunitas esports Tiongkok tumbuh menjadi salah satu komunitas paling berdedikasi di dunia,” kata Vice President of Pro Gaming, ESL, Michal Blicharz, seperti dikutip dari Esports Insider.

Dia mengaku bangga untuk mengadakan IEM Beijing bersamaan dengan perayaan ulang tahun IEM ke-10. “Untuk merayakan pencapaian ini, kami dengan bangga mengadakan turnamen esports dan tidak sekadar tampil di pameran, dan kami bangga dapat membawa turnamen ini ke komunitas fans esports paling antusias. Turnamen ini hanya menjadi awal dari banyak acara esports besar lain di Asia dan khususnya, Tiongkok.”

Dalam IEM Beijing 2019, akan ada 8 tim yang bertanding, memperebutkan total hadiah sebesar US$250 ribu. Pemenang pertama akan mendapatkan setengah dari total hadiah tersebut sementara posisi kedua mendapatkan US$50 ribu dan dua semifinalis akan mendapatkan US$25 ribu.

Dari delapan tim yang bertanding, sebanyak lima tim akan dipilih langsung. Sementara tiga slot sisanya akan didapatkan oleh tim yang memenangkan babak kualifikasi di Tiongkok, Asia, dan Eropa. Delapan tim ini kemudian akan bertanding dengan sistem double elimination. Empat tim yang tersisa akan bertanding menggunakan sistem best-of-threes. Sementara dalam babak final yang diadakan pada 10 November, dua finalis akan bertanding menggunakan sistem best-of-fives.

Sejauh ini, telah ada dua tim yang dipastikan akan masuk dalam IEM Beijing 2019, yaitu Astralis dan Team Liquid. Kedua tim tersebut dipilih karena mereka berhasil memenangkan Intel Grand Slam pada dua musim sebelumnya. Intel Grand Slam menawarkan hadiah sebesar US$1 juta bagi pemain dari tim yang bisa memenangkan empat turnamen dalam waktu 10 turnamen berturut-turut.

Sumber: situs resmi Intel Grand Slam
Saat Team Liquid memenangkan Intel Grand Slam kedua. Sumber: situs resmi Intel Grand Slam

Astralis membutuhkan waktu 323 hari untuk memenangkan Intel Grand Slam pertama sementara Team Liquid memenangkan musim kedua hanya dalam waktu 63 hari. Pemenang IEM Beijing 2019 akan mendapatkan satu poin dalam Intel Grand Slam musim ketiga. Saat ini, Team Liquid telah mendapatkan satu poin karena berhasil memenangkan IEM Chicago pada pertengahan Juli lalu.

Gaming memegang peran penting dalam integrasi budaya dan teknologi. Tidak hanya itu, pengaruh game pada budaya Tiongkok juga terus bertambah,” kata Publicity Minister of Haidian District Standing Committee. “Haidian adalah bukti dari inovasi dan pertumbuhan Tiongkok. Haidian merupakan salah satu distrik terbaik untuk mengembangkan industri esports dan untuk mengadakan acara esports karena di distrik ini, terdapat banyak mahasiswa dan pengusaha muda, serta kawasan ini memiliki pasar bisnis yang besar dan pondasi industri yang kuat. Dengan bantuan IEM, saya percaya, industri esports di Haidian akan naik ke level berikutnya.”

Sumber: The Esports Observer, Esports Insider

Bicara Soal Kemenangan Team Liquid di IEM XIV – Sydney 2019 Bersama Wooswaa

Kalau khalayak Indonesia sedang heboh dengan gelaran Mobile Legends Professional League, perhatian khalayak esports internasional, terutama CS:GO, sedang tertuju ke IEM Sydney 2019 pada akhir pekan kemarin. 5 Mei 2019 lalu adalah puncak dari salah satu helatan kompetisi CS:GO besar dengan titel premiere tersebut.

Babak final kompetisi ini mempertemukan Team Liquid dengan Fnatic. Kedua tim punya sejarahnya masing-masing. Team Liquid salah satunya, yang selama ini dianggap terkena “Big Event Curse”, karena berkali-kali gagal meraih gelar juara di dalam kompetisi besar.

Bertanding dalam seri best-of-5, pertarungan antara Jake “Stewie2k” Yip dan kawan-kawan melawan Ludvig “Brollan” Brolin dan kawan-kawan berlangsung dengan sangat sengit. Pertarungan dibuka dengan map Cache, Fnatic bermain sebagai CT sementara Team Liquid sebagai T-Side.

Sumber: Twitter @IEM
Sumber: Twitter @IEM

Babak-babak awal, pertandingan seakan membuat penonton sudah bisa menebak siapa pemenang dari gelaran ini. Fnatic dengan pertahanan yang agresif berhasil membuat Team Liquid kelimpungan mencari sudut menyerang yang baik. Belum lagi ditambah dengan permainan menawan dari Jesper “JW” Wecksell di ronde ini, yang berkali-kali mendapatkan kill AWP secara over the smoke dan over the wall, yang tentunya semakin menekan mental Team Liquid.

Namun walaupun Fnatic terlihat cukup sangar di awal-awal, Antonius “Wooswaa” Wilson, yang menjadi caster dalam Indonesian Broadcast IEM Sydney dari ESL Indonesia, punya pendapatnya tersendiri soal pertandingan ini. “Sebetulnya pertandingan Fnatic lawan Liquid kemarin sudah cukup expected kalau Liquid yang bakal menang” sebut Wooswa. Salah satu penyebab hal ini menurut Wooswaa adalah soal inkonsistensi performa dari Fnatic.

Selama ini Fnatic, walaupun bisa dibilang sebagai salah satu tim legendaris di kancah CS:GO internasional, namun performa mereka kerap naik turun di beberapa kompetisi. “Mereka suka kehilangan ronde karena kesalahan konyol dan membuat mereka kehilangan ronde-ronde berikutnya di dalam pertadingan tersebut” sebut Wooswaa menjelaskan inkonsistensi performa Fnatic.

Hal tersebut sebenarnya sudah cukup terlihat pada game pertama, namun semakin terlihat lagi pada map-map selanjutnya. Beberapa kali Fnatic sebenarnya mendapat keunggulan di awal-awal, namun permainan mereka menurun ketika Team Liquid mulai bangkit di tengah permainan.

“Permainan di map Mirage adalah salah satu contoh konkrit inkonsistensi Fnatic. Mereka sebenarnya sudah menang di map tersebut. Tapi karena force-buy round dari Team Liquid, ronde yang seharusnya mudah, malah gagal didapatkan oleh Fnatic. Entah berapa kali mereka kalah karena pistol pada map tersebut.” Wooswaa menjelaskan kepada tim Hybrid.

Tetapi selain karena inkonsistensi Fnatic, kemenangan Team Liquid dalam kompetisi ini memang sudah menjadi hal yang sepatutnya menurut Wooswa. “Liquid di atas kertas memang jauh lebih kuat daripada Fnatic. Kenapa? Aim power mereka lebih bagus, map pool mereka juga lebih meyakinkan. Satu hal yang terpenting, mereka jauh lebih konsisten. Juga pastinya mereka nggak akan mati konyol melawan pistol di masa force buy.”

Berikut hasil keseluruhan ronde dari pertandingan antara Team Liquid melawan Fnatic:

  • Cache: Liquid 10-16 Fnatic
  • Overpass: Liquid 16-14 Fnatic
  • Mirage: Liquid 16-8 Fnatic
  • Dust2: Liquid 6-16 Fnatic
  • Inferno: Liquid 16-9 Fnatic
Sumber: Twitter @IEM
Sumber: Twitter @IEM

Walaupun permainan Fnatic inkonsisten, harus diakui Freddy “Krimz” Johannson dan Richard “Xizt” Landstrom adalah dua key player di dalam kompetisi ini kata Wooswa. “Krimz dan Xizt mampu memberikan tontonan menarik di pertandingan ini. Krimz bisa dibilang satu-satunya pemain yang konsisten di Fnatic. Xizt juga mampu memberikan permainan yang luar biasa di pertandingan ini, di luar ekspektasi.”

Lalu siapa pemain kunci Team Liquid dalam pertandingan final ini? Wooswaa menjawab, dia adalah Nichollas “nitr0” Cannella. “Menurut gue key player Team Liquid adalah Nitro sebagai In-Game Leader. Performanya di Overpass nggak ada obat, dia bahkan bisa carry timnya ketika sedang bermain dengan buruk. Kalau saja Nitro nggak step up di map tersebut, saya cukup yakin keadaannya tidak akan sama, Fnatic yang malah jadi juara.”

Team Liquid akhirnya berhasil memecahkan kutukan rentetan kegagalan kemenangan mereka. Sebagai juara, mereka berhasil mendapatkan hadiah sebesar US$100.000 (Sekitar Rp1,4 miliar).

ESL Perpanjang Kontrak Kerja Sama dengan Facebook, Hak Siar Tak Lagi Eksklusif

Pada tahun 2018 lalu, ESL sempat menjalin kerja sama yang sedikit kontroversial dengan Facebook. Kerja sama itu adalah kontrak siaran live streaming eksklusif untuk dua brand turnamen milik ESL, yaitu ESL One dan Counter-Strike: Global Offensive Pro League. Memang kontrak ini tidak mencakup semua turnamen ESL. Seri Intel Extreme Masters (IEM) misalnya, masih bisa ditayangkan di jalur-jalur lain seperti Twitch. Tapi keputusan eksklusivitas tersebut tetap menimbulkan kekecewaan di kalangan penggemar.

Dua pemain profesional Dota 2, yaitu AdmiralBulldog (Henrik Ahnberg) dan ppd (Peter Dager) bahkan sempat mendapat masalah karena mereka menayangkan siaran ESL One Genting secara tak resmi. Akan tetapi pada akhirnya ESL dan Valve menyatakan bahwa mereka tidak puas dengan kerja sama tersebut. Hal ini dilaporkan oleh Rod Breslau, konsultan esports ternama asal Amerika Serikat.

Facebook terbukti tidak bisa menarik jumlah pemirsa setara Twitch, bahkan jauh di bawahnya. Sebagai perbandingan, turnamen ESL Intel Grand Slam di Facebook hanya mendatangkan 30.000 penonton, sementara turnamen ELEAGUE Major: Boston 2018 di Twitch ditonton oleh 1,1 juta orang. Facebook memang platform media sosial terbesar dunia, tapi mereka belum menunjukkan keberhasilan di bidang live streaming.

Sebagian orang mengira bahwa ESL tidak akan memperpanjang kontrak dengan Facebook, tetapi baru-baru ini ESL mengumumkan sebaliknya. Kontrak kedua perusahaan ini akan dilanjutkan untuk tahun 2019. Bahkan, kini Facebook mendapatkan hak siar untuk semua kompetisi global ESL, termasuk IEM, ESL One, dan CS:GO Pro League. Tapi ada satu perbedaan besar. Kontrak hak siar ini tak lagi eksklusif. Jalur-jalur streaming lain juga boleh menyiarkannya.

“ESL menyatukan komunitas penggemar esports global dan berusaha untuk menyajikan pengalaman esports yang luar biasa pada audiens seluruh dunia, baik online ataupun melalui event skala besar,” kata Ralf Reicher, Co-CEO ESL di situs resminya. “ESL akan menyediakan beragam sumber di mana para penggemar dapat menikmati sirkuit flagship kami secara online—termasuk kembali ke Facebook Gaming untuk terus memberikan konten kepada audiensnya yang tumbuh pesat.”

AdmiralBulldog
AdmiralBulldog sempat mendapat masalah gara-gara live streaming ilegal | Sumber: Monster Gaming

Baik ESL maupun Facebook sama-sama berkomitmen untuk melakukan perbaikan agar para penggemar dapat menikmati konten esports dengan nyaman. Live streaming ESL di Facebook ini direncanakan tayang dengan kualitas 1080p/60fps, dan tersedia tayangan bahasa Portugal untuk live streaming ESL Pro League. Entah apakah tawaran tersebut cukup untuk membuat para penggemar pindah dari Twitch ke Facebook, namun bagi kita penikmat esports, makin banyak pilihan tentu bukanlah hal yang buruk.

Leo Olebe, Global Director of Games Partnership di Facebook berkata bahwa kerja sama ini adalah salah satu cara untuk memuaskan keinginan pengguna Facebook akan konten gaming video. Ia juga ingin mendengar pendapat penggemar untuk menghadirkan tayangan yang lebih baik lagi.

“Memberikan cara pada para penggemar ESL untuk menonton esports di beragam platform adalah sesuatu yang kami sadar diinginkan oleh komunitas, dan itulah alasan utama mengapa seluruh konten tahun 2019 akan disiarkan di mana pun ESL memilih untuk menyiarkannya. Kami akan terus mendengarkan dan menindaklanjuti feedback dari para gamer selagi kami bekerja sama membangun komunitas gaming dunia,” ujar Olebe.

Bila Anda berminat menonton turnamen-turnamen ESL di Facebook, Anda dapat mengunjungi tautan-tautan berikut:

Sumber: ESL via VP Esports, eSportsJunkie, Cybersport