Angel Investor: Pengertian, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan, Serta Cara Mendapatkannya

Istilah angel investor sering terdengar di kalangan pendukung startup. Angel investor adalah individu bernilai tinggi yang menyediakan keuangan untuk usaha kecil seperti startup.

Ketika kamu mendengar kata pendanaan, kamu mungkin berpikir tentang investasi venture capital. Namun, ada perbedaan yang cukup besar antara angel investor dan venture capital.

Keberadaan mereka juga sangat bermanfaat bagi perkembangan startup agar nantinya bisa mengembangkan produk atau jasanya. Jadi apa maksud investor ini? Jangan khawatir, disini kami akan menjelaskannya untuk kamu.

Apa Itu Angel Investor?

Angel investor adalah individu kaya yang memberikan dukungan finansial untuk usaha kecil seperti startup. Dia biasanya membutuhkan kompensasi untuk mendapatkan investasi di startup.

Angel investor seringkali adalah orang-orang terdekat, seperti anggota keluarga atau bahkan pengusaha. Angel investor juga sering disebut sebagai malaikat bisnis, angel investor atau bahkan investor mulia.

Tidak seperti venture capital, investor ini hanya memberikan dana investasi satu kali kepada para pemula untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit. Secara umum, angel investor lebih fokus membantu startup berkembang daripada memprioritaskan potensi keuntungan. Meski risikonya terdengar sangat tinggi, namun keuntungan yang mereka terima tentu sangat menggiurkan.

Jenis Angel Investor

Ada beberapa jenis angel investor yang sering mendanai bisnis baru, antara lain:

Keluarga dan Teman

Kerabat dan teman dekat bisa menjadi investor yang mendukung perusahaan kamu secara finansial. Tentu saja, ukuran bisnis yang kamu jalankan tidak harus besar contohnya toko roti.

Orang Kaya

Orang kaya adalah orang yang memiliki banyak harta dan sukses sebagai pengusaha. Misalnya, seorang dokter mendanai perusahaan alat kesehatan.

Sebuah Kelompok atau Organisasi

Jenis angel investor selanjutnya adalah kelompok atau organisasi yang berpotensi memberikan pendanaan. Misalnya, kelompok sukarelawan kesejahteraan hewan yang menyumbangkan dana untuk membangun kebun binatang.

Crowdfunding

Crowdfunding adalah bentuk pembiayaan populer yang sering digunakan perusahaan untuk bisnis mereka. Contoh crowdfunding adalah siapa pun dapat berinvestasi terlepas dari jumlah yang diberikan.

Kelebihan dan Kekurangan Angel Investor

Ada kelebihan dan Kekurangan jika kamu memutuskan untuk membiarkan investor ini masuk ke bisnis kamu. Dilansir dari The Balance SMB bahwa angel investor memiliki keunggulan karena uang kamu akan kembali jika terjadi kerugian.

Jika kamu meminjam uang dari bank untuk mendanai startup kamu, pada akhirnya kamu harus membayarnya kembali, meskipun usaha rintisan tersebut gagal.

Ini berbeda dengan angel investor. Kamu telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam meneliti dan menganalisis perusahaan dengan potensi jangka panjang yang besar. Oleh karena itu keputusan mereka untuk menjadi pemberi pinjaman sehingga mereka harus menanggung resiko jika hal itu terwujud. Dalam hal terjadi kerugian, modal yang diinvestasikan tidak perlu dikembalikan.

Namun kerugian yang akan kamu alami adalah investor pasti akan mengambil alih sebagian bisnis kamu. Membagi menjadi dua seusai dengan kesepian termasuk masalah keuntungan yang diterima.

Cara Mendapatkan Angel Investor

Berdasarkan penjelasan di atas, angel investor adalah perusahaan yang membantu startup dan perusahaan berkembang lainnya untuk mendapatkan pendanaan. Keberadaan angel investor tentunya sangat membantu perusahaan yang sedang berjuang dan menghadapi kesulitan, terutama dalam hal pembiayaan. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mendapatkan Angel Investors?

Persiapkan rencana bisnis terlebih dahulu

Pertama, pastikan rencana bisnis kamu sudah siap. Rencana bisnis akan membantu kamu mendapatkan perkiraan berapa dana yang dibutuhkan, strategi dan prioritas apa yang perlu diterapkan, serta menjadi alat komunikasi bagi investor mengenai kesulitan yang kamu hadapi.

Buat rencana bisnis dalam format presentasi

Untuk pemahaman yang lebih baik, masuk akal untuk meringkas rencana bisnis, yang awalnya terdiri dari lembaran dokumen, dalam bentuk presentasi. Kamu dapat membuat visualisasi seperti:

Tabel, gambar, dan lainnya. Metode ini membuat presentasi kepada investor menjadi lebih mudah.

Temukan calon angel investor

Cari calon angel investor yang tertarik untuk mendanai perusahaan tertentu, terutama di industri tempat kamu berada saat ini. Misalnya, beberapa angel investor fokus pada industri tertentu, pasar lokal, atau perusahaan afiliasi seperti alumni universitas.

Lakukanlah riset terhadap angel investor

Hal terpenting adalah jangan memberi pesan kepada angel investor yang tidak kamu kenal. Solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan riset terhadap mereka, seperti:

Pertemuan seperti apa yang sering kamu lakukan? Bertemu langsung, melalui telepon atau email. Cara ini bisa membantu kamu menentukan langkah awal untuk mendekati angel investor.

Pastikan kamu memiliki relasi dengan pengacara

Dalam hal ini, seorang pengacara akan membantu kamu menyusun kerja sama dengan investor, termasuk persyaratan tertulis dan dokumentasi penting. Ini terjadi karena menyetujui investasi adalah masalah serius.

Nah demikianlah informasi mengenai angel Investor dari pengertian, jenis, dan cara mendapatkan angel investor. Semoga sekarang kamu semakin paham tentang apa itu angel investor.

AMVESINDO: Strategi “Exit” dan Tingginya Minat Startup untuk IPO

Beberapa waktu terakhir, perjalanan IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, setelah dinobatkan sebagai salah satu penawaran umum perdana terbesar di dunia tahun ini, harga saham GoTo terpantau terus merosot.

Per hari ini (15/2), harga saham GoTo tercatat di angka Rp96 per saham, turun jauh dibandingkan saat IPO di kisaran Rp338 per saham.

Selain GoTo, perusahaan teknologi lainnya PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga bernasib serupa. Harga saham IPO senilai Rp850 per saham di Agustus 2021 lalu kini jeblok di angka Rp280 per saham (“15/12). Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah IPO merupakan strategi exit yang ideal bagi sebuah perusahaan teknologi?

Di awal Desember ini, Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (AMVESINDO) mengadakan seminar bertajuk “Exit Mechanism for Investors & Startup Companies (IPO vs Acquisition)”. Dalam perhelatan ini, hadir beberapa perwakilan stakeholder untuk membahas strategi exit yang ideal bagi para investor startup di Indonesia.

Strategi exit merupakan salah satu keputusan signifikan dalam runway sebuah perusahaan teknologi, utamanya setelah perusahaan menerima pendanaan dari investor. Seperti diketahui, strategi exit bisa dilakukan melalui IPO, merger maupun akuisisi. Hal ini dilakukan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan atau meminimalkan kerugian.

Terkait strategi exit melalui IPO, perusahaan teknologi masih sering menghadapi tantangan. Bono Daru Adji selaku Senior Partner Assegaf Hamzah & Partners mengungkapkan bahwa peraturan di Indonesia dianggap belum cukup memadai bagi startup untuk melakukan IPO. Selain itu, struktur internal startup tahap pre-IPO sering dianggap belum cukup memadai untuk melantai di bursa.

Namun, peraturan OJK dan BEI belakangan ini sudah mulai disesuaikan dengan kebutuhan startup yang bermaksud untuk IPO. Selain POJK 22/2021 terkait Multiple Voting Shares (MVS), peraturan BEI No. I-A mengenai pencatatan saham tidak lagi mensyaratkan kewajiban profit bagi emiten yang bermaksud mencatatkan sahamnya di Papan Utama.

Hal ini membuka peluang bagi para startup. Strategi exit melalui IPO menjadi salah satu jalur untuk menggalang dana dari investor publik dengan harapan bisa mengembangkan bisnis perusahaan, bukan semata-mata untuk exit. Meskipun begitu, sejumlah investor menganggap mekanisme akuisisi (M&A) lebih menguntungkan dibandingkan IPO.

Hal ini diakui oleh Managing partner of MDI Ventures Kenneth Li. Menurutnya, akuisisi memungkinkan proses likuidasi yang cepat. Sementara IPO memiliki masa tunggu setidaknya 8 bulan. “Itupun kalau harga sahamnya naik,” tambahnya. Namun, ia menegaskan bahwa strategi itu tidak bisa digeneralisasi kepada semua perusahaan.

CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro yang juga menjabat sebagai ketua AMVESINDO mengungkapkan, “bahwa kita sebagai venture capital perlu dana untuk diputar kembali melalui investasi. M&A memungkinkan likuiditas yang ringkas. Sementara IPO memiliki masa tunggu. Sebagai pengelola dana investor, kita juga punya tanggung jawab untuk bisa segera memutar uang tersebut.”

Alternatif penggalangan dana

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa sepanjang tahun 2022 ada 59 emiten yang melakukan initial public offering (IPO), Venteny menjadi perusahaan terakhir yang resmi tercatat di BEI. Angka ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Tanah Air. Selain itu, perolehan dana IPO pada tahun 2022 ini disebut mencapai Rp32,68 triliun.

Daftar penggalangan dana terbesar melalui IPO di BEI / Sumber: IDX

Head of IDX Incubator Aditya Nugraha mengungkapkan, “untuk animo IPO, rasanya tahun depan masih tetap tinggi. Di pipeline kami, ada 48 yang sedang diproses untuk tahun depan, ini belum termasuk bulan Desember. Kami yakin tahun depan akan lebih ramai. Harapannya, perusahaan yang masuk akan sizeable dan lebih siap untuk go public, termasuk dari aspek compliance. Tidak sekadar IPO dan membuat market jadi tidak sehat,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, di bursa sendiri tidak ada definisi startup company melainkan Daftar Saham Teknologi (IDXTECHNO). Dari 48 entitas yang mendaftar untuk IPO di tahun 2023, delapan di antaranya adalah perusahaan teknologi. Sektor ini masih sangat menarik untuk go public, banyak perusahaan yang masih mencari alternatif pendanaan melalui IPO.

Aditya yang akrab disapa Anug ini juga memberi masukan bagi para founder yang berniat IPO di BEI, yaitu dengan membentuk badan hukum di Indonesia agar lebih mudah dalam menjalankan setiap proses. Lalu, founder harus bebenah sejak dini, tidak bisa hanya fokus pada bisnis tetapi lebih detail dalam mengelola aspek administrasi, termasuk legalitas, keuangan, perpajakan, dll.

Selanjutnya, perusahaan harus punya roadmap yang jelas. Ketika IPO, rincian penggunaan danannya harus lengkap. Untuk bisa go public, perusahaan harus bisa menarik minat investor. Mulai dari rencana ekspansi, pengembangan riset, talenta, dll. “Mereka harus punya path yang jelas, tidak bisa mengawang-ngawang. Kalau semuanya lengkap dan jelas, proses IPO bisa lebih lancar,” tutupnya.

4 Tips Mengatasi Keterbatasan Modal Dalam Usaha

Tak bisa dipungkiri, modal seringkali menjadi kendala utama banyak orang dalam menjalankan usaha. Banyak orang akhirnya menunda atau memberhentikan kegiatan usaha karena adanya keterbatasan modal ini.

Padahal ada tips mengatasi keterbatasan modal lainnya tanpa Anda harus memberhentikan kegiatan usaha. Bagaimana caranya? Simak informasi lengkapnya di artikel ini!

Berikut ini adalah 4 tips mengatasi masalah keterbatasan modal bagi Anda yang memiliki usaha:

Mencari Investor dengan Mengajukan Proposal Usaha

Tips pertama untuk mengatasi keterbatasan modal usaha adalah dengan mengajukan kerja sama dengan instansi pemerintahan maupun swasta untuk bergabung sebagai investor. Anda dapat mengajukan proposal usaha sebagai cara menarik minat calon investor.

Tips ini memang cukup sulit untuk dilakukan karena Anda sebagai pemilik bisnis harus menyiapkan banyak hal, termasuk proposal usaha itu sendiri dan pembagian keuntungan untuk investor. Selain itu, Anda juga harus pintar-pintar menarik minat investor dan membuat investor memercayai Anda dan bisnis Anda.

Mengajukan Pinjaman ke Bank

Apabila mencari investor terlalu sulit untuk dilakukan, maka tips kedua yang bisa Anda coba adalah mengajukan pinjaman ke bank. Cara ini termasuk salah satu cara yang paling umum dilakukan oleh sebuah bisnis untuk memperoleh modal usaha.

Dalam mengajukan pinjaman ke bank, Anda biasanya tidak perlu mempersiapkan proposal usaha. Hal yang perlu Anda lakukan adalah memenuhi dokumen-dokumen yang diminta oleh pihak bank selaku pemodal.

Meski tergolong lebih mudah dibandingkan cara sebelumnya, tetapi sebaiknya Anda pastikan bahwa laporan keuangan Anda baik sejak awal dan Anda memiliki jaminan sebagai syarat melakukan pinjaman ke bank.

Mengajukan Pembiayaan Usaha ke Aplikasi Terpercaya

Selain bank, Anda juga bisa mengajukan pinjaman modal atau pembiayaan ke aplikasi-aplikasi fintech terpercaya. Saat ini sudah banyak sekali platform digital yang menyediakan layanan pembiayaan usaha, khususnya UMKM, dengan cara yang mudah.

Meskipun mudah, Anda tetap perlu berhati-hati dalam mengajukan pembiayaan dan mengelola uang modal tersebut. Pastikan Anda menggunakan aplikasi fintech yang telah diawasi OJK dan pastikan juga Anda mengelola modal tersebut dengan baik dan benar, sehingga Anda tidak terjerat kredit yang macet.

Menjalankan Bisnis dengan Sistem Pre-Order

Tips terakhir untuk mengatasi keterbatasan modal usaha adalah dengan menerapkan sistem pre-order dalam menjalankan usaha. Tips ini bisa dan sangat cocok diterapkan untuk bisnis makanan atau usaha pakaian.

Namun, untuk mulai menerapkan sistem pre-order ini, Anda harus bisa meyakini pelanggan bahwa bisnis Anda adalah bisnis terpercaya.

Selain itu, sebaiknya Anda juga memberikan pelayanan dan kualitas produk terbaik kepada pelanggan karena pelanggan telah mempercayai uangnya kepada Anda dan bersedia menunggu untuk mendapatkan produknya.

Nah, itu dia 4 tips mengatasi keterbatasan modal yang bisa Anda coba. Setelah Anda berhasil mendapatkan investor, pinjaman, ataupun modal yang cukup setelah menerapkan pre-order, jangan lupa untuk selalu mengelola keuangan usaha dengan baik dan bijak.

Anda juga dapat menggunakan aplikasi-aplikasi manajemen keuangan untuk memudahkan Anda memastikan bahwa keuangan usaha Anda dalam kondisi baik.

Header by Pexels.

Biografi Singkat Lo Kheng Hong, Investor Saham Indonesia

Dikenal sebagai Warren Buffetnya Indonesia, Lo Kheng Hong hidup bergelimang harta tanpa terikat apapun. Tanpa perlu memiliki karyawan, maupun berada dalam kantor.

Ia membuktikan untuk menjadi sosok kaya raya tidak perlu bekerja begitu keras menguras otak dan tenaga selama berjam-jam. Lo Kheng Hong hanya duduk manis bersantai di rumahnya namun berpundi-pundi uang mengalir ke rekeningnya.

Untuk sampai di posisinya Lo Kheng Hong tentu perlu menempuh berbagai tapak yang tidak mudah. Berikut biografi singkat merangkum kisahnya hingga ke titik ini.

Masa Muda Penuh Perjuangan

Miliarder Warren Buffett dilahirkan dalam keluarga kaya. Saat itu, ayahnya adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS). Selama Crazy Rich Indonesia, Lo Ken Hong lahir dari keluarga yang kurang beruntung. Masa kecil LKH sangat menyedihkan karena harus tinggal di rumah petak.

Setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), LKH tidak serta merta melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena alasan finansial. Pria kelahiran 20 Februari 1959 ini terpaksa bekerja sebagai pegawai administrasi di Overseas Express Bank (OEB).

Lo Kheng Hong berusia 20 tahun ketika ia kuliah di Universitas Nasional dengan jurusan Sastra Inggris. Dia menghadiri kelas malam. Saat itu, biaya masuk universitas adalah Rp 50 ribu dan biaya kuliah Rp 10 ribu. Ini adalah nominal kecil sekarang, tetapi sangat besar pada saat itu.

Memulai Investasi Saham

Lo Kheng Hong harus membagi waktunya dengan bijak antara bekerja dan belajar. Ada satu hal yang tidak pernah dia lupakan. Keterbatasan finansial tidak menyurutkan semangatnya, apalagi berusaha mati-matian mengubah peruntungannya menjadi orang sukses. LKH mulai menyisihkan gaji untuk investasi saham.

Mengumpulkan dana dari waktu ke waktu untuk membeli saham perusahaan publik atau emiten di pasar modal. Saat itu usianya 30 tahun. Pengalaman ini berbeda dengan Warren Buffett, yang memasuki pasar modal dan mulai membeli saham pada usia 11 tahun.

Namanya baru mulai berinvestasi saham, dan bukannya untung, Lo Kheng Hong malah merugi. Pertama dia menderita korban. Dirinya masih ingat bahwa saham pertamanya adalah PT Gajah Surya Multi Finance Tbk. Lo Kheng Hong membelinya saat emiten melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 1989.

Namun, karena harga saham turun, Lo Kheng Hong terpaksa menjual sahamnya dengan harga lebih rendah dari saat mereka membelinya. Itu sebabnya dia kalah. Warren Buffett Indonesia ini tidak menyerah begitu dia gagal. Ia dengan cermat mempelajari dan membaca arah pasar modal, termasuk saham-saham emiten yang menjanjikan.

Memutuskan Berhenti Bekerja

Meskipun ia telah bekerja di OEB selama lebih dari sepuluh tahun, Lo Kheng Hong tidak dapat benar-benar memberikannya ke posisi yang lebih tinggi. Sebelum beralih ke Bank Ekonomi pada tahun 1990. Setelah satu tahun mengabdi, LKH diangkat sebagai Kepala Cabang bank tersebut. Itu berarti kenaikan gaji untuknya. Gaji yang lebih tinggi berarti lebih banyak uang untuk diinvestasikan dalam saham.

Bergeser ke tahun 1996, setelah enam tahun di Bank Ekonomi, Lo Kheng Hong memutuskan untuk pensiun. LKH berhenti dari pekerjaannya karena ingin fokus berinvestasi di saham.

Tangga Menuju Kesuksesan

Setelah mengundurkan diri dari posisinya sebagai karyawan, Lo Kheng Hong memiliki lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan pasar saham. Kami terus belajar dan memperkaya berbagai informasi seputar saham dan industri pasar modal dalam dan luar negeri.

Hasilnya, penyertaan modal LKH semakin membaik. Hal ini ditandai dengan kenaikan aset, keuntungan, maupun kekayaan.

Instrumen LKH yang paling menguntungkan termasuk MBAI, PNLF dan RIGS. MBAI adalah kode emiten PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk, perusahaan unggas terbesar kedua di Indonesia.

Cerita dimulai pada tahun 2005 ketika LKH meneliti kekuatan dan kelemahan perusahaan dan menemukan bahwa nilai perusahaan dan harga saham MBAI tidak sebanding.

Harga saham yang ditawarkan dinilai terlalu murah untuk perusahaan sekelas MBAI. Namun, tidak banyak orang yang menyadari hal ini dan LKH melihat potensinya.

Lo Kheng Hong membeli saham MBAI dengan harga Rp 250 per saham pada tahun 2005 dan menjualnya dengan harga Rp 31.500 per saham pada tahun 2011. Jadi LKH mendapat untung 12.500% (8,28% dari total saham MBAI di pasar) dari semua pembelian ini, atau 126 kali lipat dari harga aslinya.

Saham selanjutnya yang membuat LKH menjadi jutawan adalah PNLF. Kode emiten PT Panin Financial Tbk yang dibelinya saat itu masih Rp 100 per saham. Saat itu, pria yang gemar mengamati potensi saham itu membeli hingga 850 juta saham atau setara Rp 85 miliar.

Setelah 1,5 tahun, LKH menjual saham tersebut dengan harga 2,6 kali lipat dari harga aslinya. Keuntungan 160 dengan harga Rp 260 per lembar. Total omzet mencapai Rp 221 miliar, membawa keuntungan sekitar Rp 136 miliar bagi LKH.

Kode emiten untuk saham ketiga, RIGS, perusahaan pelayaran Indonesia PT Rig Tenders Indonesia Tbk. Ia membeli saham seharga Rp800 per saham dan menjualnya dengan harga Rp1.350 per saham dalam waktu kurang dari setahun.

Ketiga saham tersebut hanyalah salah satu contoh, dan LKH telah mengumpulkan banyak saham potensial yang dapat menghasilkan imbal hasil yang lebih besar.

Berinvestasi, Bukan Trading Saham

Banyak orang yang tidak mengetahui perbedaan antara istilah investasi dan trading. Seperti yang kamu ketahui, yang dilakukan Lo Kheng Hong adalah berinvestasi di saham, bukan berdagang saham.

Ini karena dia memegang saham tersebut untuk jangka waktu yang lama antara membeli dan menjual. Sayangnya, banyak orang yang terjun ke pasar modal, terutama saham, hanya tergiur dengan keuntungan jangka pendek. Ini disebut trading.

Menurut Lo Kheng Hong, menjadi seorang trader bisa membuat stres karena harus memantau harga saham setiap hari atau setiap jam. Jika harganya cukup naik, mereka akan menjual sahamnya dengan cepat, meskipun keuntungannya tidak besar.

Seorang trader juga harus terus memantau perkembangan dan mewaspadai berbagai jenis berita, seperti berita mengenai perusahaan tempat trader memiliki saham.

Lo Kheng Hong menyarankan agar investor berpikir dengan sangat hati-hati sebelum membeli saham perusahaan. Salah satunya mengawasi dewan yang memimpi perusahaan untuk berkembang atau sebaliknya. Selain itu, kamu harus bisa memprediksi nasib perusahaan di tahun-tahun mendatang.

Banyak Harta Namun Sederhana

Meski memiliki kekayaan miliaran rupiah, gaya hidup Lo Keng Hong tidak berubah. Dia lebih suka hidup sederhana, tidak mewah. Misalnya saja urusan kendaraan. Meski mampu membeli mobil mewah seperti Porsche dan Lamborghini, Lo Keng Hong tetap mengendarai Volvo. Dia memilikinya selama lebih dari sepuluh tahun.

Hingga saat ini, Lo Kheng Hong tetap investasi saham. Suatu hal yang begitu dicintainya seumur hidup. Di mana menurut pengakuannya, harta kekayaannya sekarang ini cukup untuk membiayainya seumur hidup.

Dapatkan Berita dan Artikel lain di Google News

Investasi Reksa Dana: Pengertian, Cara Kerja, dan Tips untuk Pemula

Tahun 2022 sudah masuk bulan keempat, bagaimana hasil tabunganmu sejauh ini? Kalau kamu masih kesulitan untuk menabung, sepertinya investasi dengan reksa dana bisa kamu coba. Keuntungan dari investasi reksa dana bisa jadi motivasimu untuk rajin menabung.

Terlebih, dengan reksa dana, kamu bisa mendapat keuntungan yang lebih baik daripada menaruh deposito di bank. Ingin tahu cara kerjanya? Simak terus informasi berikut ini.

Pengertian Reksa Dana

Menurut Undang-Undang Pasar Modal Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 27, reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana bagi masyarakat pemodal untuk diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi.

Gampangnya, reksa dana adalah urun dana masyarakat untuk membeli portfolio efek yang cenderung mahal. Reksa dana memang menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin investasi tetapi masih memiliki modal dan pengetahuan terbatas.

Contoh efek dalam reksa dana adalah deposito, obligasi, saham, hingga campuran dari beberapa efek. Reksa dana merupakan instrumen investasi yang cocok bagi pemula karena minimnya risiko dan jaminan return yang cenderung stabil.

Cara Kerja Reksa Dana

Secara umum, alur kerja reksa dana sangat sederhana yaitu sebagai berikut.

  1. Masyarakat pemodal membeli unit penyertaan (UP) reksa dana.
  2. Manajer investasi menginvestasikan kumpulan dana yang sudah dibeli investor ke jenis reksa dana yang sudah dipilih.
  3. Manajer investasi memantau pasar sekaligus membuat laporan secara berkala dalam Fund Fact Sheet (FFS).
  4. Investor dapat mencairkan dana sesuai keinginan maksimal 7 hari bursa.

Keamanan Transaksi

Kamu tak perlu khawatir dengan skema reksa dana di mana pihak ketiga yang harus mengelola danamu. Ini karena reksa dana memang merupakan produk investasi resmi yang diawasi pelaksanaannya oleh Otoritas Jasa Kesehatan (OJK).

Mulai dari aturan produk reksa dana sendiri hingga pihak-pihak yang mengelola dana investasi seperti manajer investasi dan bank kustodian. Nah, sebelum menyediakan jasa, pihak-pihak tersebut harus memiliki izin resmi dari OJK terlebih dahulu.

Makanya, untuk memastikan kredibilitas pihak ketiga, pastikan manajer investasi yang akan kamu pilih telah terdaftar di OJK agar kamu terhindar dari penipuan.

Keuntungan Reksa Dana

  1. Biaya terjangkau. Kamu bisa memulai investasi reksa dana mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 100.000.
  2. Diversifikasi investasi. Reksa dana memiliki banyak jenis, kamu bisa memilihnya sesuai tujuan dan profil risiko yang telah kamu buat. Mengingat biaya yang terjangkau, kamu bisa mengalokasikan investasimu ke berbagai jenis reksa dana tersebut.
  3. Dikelola oleh profesional. Kamu tak perlu khawatir jika tak bisa memantau potensi pasar karena hal tersebut adalah tugas manajer investasi. Selain itu, manajer investasi juga bertugas melaporkan kinerja portfolio secara berkala dalam FFS.
  4. Adanya laporan berkala terhadap kinerja portfolio mengindikasikan model reksa dana yang transparan. Kinerja reksa dana juga rutin diinformasikan di media setiap harinya.
  5. Proses pendaftaran dan pencarian mudah. Kamu cukup menyiapkan KTP atau NPWP untuk mendaftar dan mulai investasi. Selain itu, proses pencairan dana juga sangat mudah. Tinggal menghubungi manajer investasi kemudian tunggu uangmu di rekening.

Tips Investasi untuk Pemula

Setelah mengetahui keuntungan reksa dana, pastikan kamu belajar cara investasi yang benar. Selain itu, sebelum memulai investasi, pastikan kamu juga melakukan riset menyeluruh untuk memilih produk reksa dana terbaik.

Ada reksa dana dari bermacam bank seperti Bank Mandiri, Bank BCA, Bank BSI, dan sejenisnya bagi investor yang memiliki profil konservatif. Sebaliknya, kalau kamu lebih ingin lebih mandiri menentukan produk dan profil risikomu, kamu bisa menggunakan marketplace reksa dana seperti Bibit, Bareksa, Tanamduit, dan Ajaib.

Nah, kami punya tips bagi pemula untuk memulai investasi dengan reksa dana.

  1. Tentukan tujuan. Bisa jangka pendek maupun jangka panjang. Kamu bisa menyatakan tujuan investasi dengan memasukkan unsur “berapa nominalnya”, “berapa lama”, dan “untuk apa”.
  2. Tentukan profil risiko. Secara umum, ada tiga jenis profil risiko investor yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Konservatif tidak suka risiko yang besar sehingga ia bersedia menerima return kecil tetapi tetap stabil dan minim risiko. Moderat bersedia menerjang fluktuasi jangka pendek dan menginginkan keuntungan yang lumayan. Agresif adalah yang berani mengambil risiko tinggi tetapi juga menginginkan return yang sepadan.
  3. Pilih jenis reksa dana yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko. Jenis reksa dana yang tepat akan membantumu meraih tujuan sesuai dengan perencanaan.
  4. Lakukan riset terhadap produk reksa dana terbaik dengan melihat prospektus. Selalu baca prospektus untuk melihat kinerja reksa dana. Analisis juga FFS reksa dana untuk melihat rekam jejaknya di masa lalu.
  5. Pilih manajer investasi. Paling utama, pastikan manajer investasi sudah terdaftar di OJK. Lalu pastikan bagaimana kinerjanya di masa lalu selama mengelola dana investasi.
  6. Rutin investasi. Tak perlu banyak-banyak, asal kamu rutin melakukan investasi karena yang “sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit”.

Demikian bahasan singkat hari ini tentang investasi reksa dana. Sebelum mulai investasi, pastikan kamu telah membekali diri dengan informasi dasar mengenai reksa dana, misalnya tentang jenis-jenisnya. Semoga bermanfaat!

Sumber gambar header: Freepik

***

Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Pahami Istilah Cut Loss, Strategi Trading dan Investasi Saham

Cut loss merupakan salah satu strategi dalam investasi dan trading saham. Strategi ini dilakukan guna menghindari potensi kerugian dan meminimalisir nilai kerugian yang dialami, akibat turunnya harga saham.

Harga saham kerap naik turun, kondisi ini merupakan sesuatu yang lumrah. Meski begitu, sebagai investor atau trader, perlu menggunakan strategi dalam menghadapinya. Penting untuk mengetahui kapan harus melakukan cut loss, guna mencegah kerugian.

Apa Itu Strategi Cut Loss?

Istilah cut loss memiliki arti memotong kerugian. Arti cut loss sendiri mengacu pada sebuah strategi saham yang dilakukan untuk mencegah kerugian saham, yang dilakukan secara manual.

Mengutip laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), cut loss adalah upaya untuk menghindari kerugian lebih besar, ketika harga saham menurun, dengan cara menjual saham di harga yang lebih rendah dari harga beli.

Strategi cut loss ini penting dilakukan, baik itu oleh profesional atau pemula. Tujuannya untuk mempertahankan modal, ketika krisis finansial atau masalah lainnya, yang terkait dengan menurunnya harga saham.

Kapan Harus Cut Loss?

  • Bagi Trader Saham

Bagi trader saham, cut loss dapat segera dilakukan, apabila harga saham yang dipegang terus mengalami penurunan. Trader saham juga perlu mengetahui arah pergerakan saham, dalam kurun waktu tertentu, sesuai jangka waktu trading.

  • Bagi Investor Saham

Sedangkan, bagi investor, cut loss dapat dilakukan jika diketahui adanya perubahan kinerja fundamental pada perusahaan tempat berinvestasi. Misalnya, saat perusahaan terkait tengah tersandung kasus tertentu atau saat Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan, bahkan terjun bebas.

Cara Menentukan Cut Loss Saham

Dalam menentukan kapan harus cut loss, para investor atau trader juga perlu mengetahui cara yang tepat, seperti dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

  • Titik Support

Dalam menentukan cut loss, dapat dimulai dengan menentukan titik support. Jika harga saham berada pada titik support, atau turun lebih rendah di bawah titik support, maka dapat langsung melakukan cut loss.

  • Harga Beli

Selain itu, keputusan melakukan cut loss juga dapat ditentukan dari harga beli. Misalnya, dengan menetapkan batas cut loss yang sanggup ditanggung, sebelum trading. Dengan begitu, batasan nilai kerugian yang terjadi dapat diprediksi dari batasan tersebut.

  • Rekomendasi Analis

Selain dari titik support dan harga beli, cut loss juga dapat ditentukan berdasarkan rekomendasi saham harian dari analis saham, yang dikirim oleh perusahaan sekuritas kepada nasabah. Juga, bisa dilihat melalui situs web milik perusahaan sekuritas.

Kantongi Pendanaan Awal, Titik Pintar Fokus Kembangkan Konten Pembelajaran Anak Berkualitas

Startup edtech Titik Pintar mengumumkan telah mengantongi pendanaan tahapan pre-seed dengan nilai yang tidak disebutkan awal tahun ini. Pendanaan ini merupakan salah satu investasi pertama dari Indonesia Women Empowerment Fund (IWEF), dana yang bertujuan untuk menciptakan dampak sosial dan dikelola bersama oleh Moonshot Ventures serta YCAB Ventures.

Sebelumnya, Titik Pintar juga mendapatkan hibah dari Pemerintah Belanda dan juga investasi dari sejumlah angel investor. Titik Pintar juga merupakan salah satu lulusan DSLaunchpad, program akselerasi startup virtual yang diinisiasi oleh DailySocial.

Kepada DailySocial, Founder & CEO Titik Pintar Robbert Deusing mengungkapkan, untuk jangka pendek pendanaan akan digunakan untuk meningkatkan kualitas produk. Mereka juga ingin menghadirkan lebih banyak konten berkualitas, yaitu dengan meluncurkan Sahabat Pintar, di mana guru-guru, desainer, dan para animator bisa berkolaborasi membuat konten berkualitas.

“Kami bertujuan mengumpulkan kreator konten terbaik, untuk terus memproduksi konten sekaligus menjaga kualitasnya. Saat ini kami sedang membangun fitur multiplayer, yang akan memberikan tantangan untuk para pengguna sehingga mereka semakin tertarik. Kami juga mendapat banyak masukan yang baik soal fitur baru ini,” kata Robbert.

Selain multiplayer, produk lain yang akan dikembangkan adalah sesi konsultasi secara online bersama guru. Para guru nantinya akan membantu anak-anak yang kesulitan melanjutkan permainan dengan memberi penjelasan lebih. Titik Pintar akan memberikan info soal proses pembelajaran anak, sehingga para guru bisa melihat apa yang perlu diperbaiki. Mereka juga bisa mendapatkan pemasukan tambahan dengan sesi konsultasi ini.

“Untuk Sahabat Pintar, kami membatasi jumlah guru hingga 25 orang, sehingga kami bisa fokus ke kualitas kontennya dan memastikan kalau kami menjalankan hal yang tepat. Kami akan berupaya menambah hingga 1000 guru secara perlahan untuk permulaan,” kata Robbert.

Misi jangka panjang Titik Pintar selanjutnya adalah, membuat belajar menjadi menyenangkan bagi semua anak di Indonesia. Dengan menghadirkan konten yang dapat diakses dari mana saja untuk semua orang dan bisa meningkatkan hasil pembelajaran untuk semua pengguna Titik Pintar.

Gamifikasi untuk pengguna

Tim Titik Pintar
Tim Titik Pintar

Saat ini Titik Pintar telah memiliki 10 ribu pengguna aktif setiap bulannya. Selama pandemi, perusahaan mengalami pertumbuhan positif. Dengan makin meningkatnya kegiatan secara online, banyak orang tua yang kemudian mempercayai platform membuat belajar lebih menyenangkan untuk anak-anak sekolah dasar di saat pandemi maupun setelahnya.

Disinggung fitur apa yang menjadi pilihan pengguna, disebutkan mata pelajaran sains yang terfavorit. Secara demografi, platform lebih banyak digunakan oleh pengguna perempuan dibandingkan laki-laki. Sementara beberapa pengguna menyukai Pintar Pod, sebuah minigame yang bisa dimainkan setelah menyelesaikan soal-soal utama. Selain itu, anak-anak juga suka mendapatkan Koin Pintar (yang akan diberikan setiap menyelesaikan soal), untuk mengubah tampilan avatar.

“Pemain terkenal yang sudah ada di luar sana menargetkan pelajar di tingkat yang lebih tinggi. Kami fokus ke pelajar sekolah dasar. Gamifikasi juga menjadi DNA kami, dan merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk anak-anak, yaitu belajar sambil bermain,” kata Robbert.

Application Information Will Show Up Here

Edukasi Pengguna Masih Jadi Tantangan Mendasar Bagi Pelaku Startup Healthtech

Salah satu industri yang mengalami peningkatan dari sisi inovasi dan permintaan dari pengguna saat ini adalah layanan healthtech dan healthcare. Bukan hanya memudahkan masyarakat mengakses pembelian obat, layanan yang ada juga telah memberikan alternatif layanan dan konsultasi kesehatan secara online.

Salah satu yang mencoba peruntungan tersebut adalah Nalagenetics. Startup yang didirikan oleh Jianjun Liu, Astrid Irwanto, Alexander Lezhava, dan Levana Sani ini hadir menyediakan layanan tes genetik berbiaya murah disesuaikan pasar Asia. Penetrasi bisnisnya dimulai di pasar Singapura dan Indonesia.

Dalam sesi webinar yang menghadirkan Levana Sani dari Nalagenetics dan Joshua Agusta dari Mandiri Capital Indonesia, dibahas potensi dan peluang layanan helathcare di Indonesia.

Edukasi dan pengenalan

Salah satu kendala mengapa startup seperti Nalagenetics kesulitan untuk memperkenalkan produknya kepada target pasar adalah, kurangnya pengetahuan terkait dengan tes genetik. Proses yang bisa membantu orang banyak untuk beradaptasi dengan obat-obatan yang mereka konsumsi, sudah cukup familiar oleh pasar di Amerika Serikat dan Singapura. Namun untuk Indonesia belum banyak yang memahami lebih jauh.

“Karena hal tersebut terkadang menyulitkan kami untuk melakukan pendekatan kepada pihak rumah sakit hingga pemerintah. Meskipun para dokter kebanyakan sudah mengetahui layanan yang kami sediakan tapi sebagian besar pihak terkait belum mengenal lebih jauh,” kata Levana.

Dari sisi investor Joshua melihat akan lebih baik bagi startup jika memiliki penasihat atau rekanan yang cukup menguasai layanan atau produk kesehatan yang dihadirkan. Dengan demikian ketika pada akhirnya produk ditawarkan ke pasar atau regulator, mereka memiliki pemahaman yang baik.

“Bagi kami penting bagi startup telah melalui product market fit dan menemukan pelanggan yang tepat. Sebelum bertemu dengan investor, ada baiknya untuk mengetahui latar belakang mereka dan apakah mereka tertarik dengan model bisnis yang startup Anda tawarkan,” kata Joshua.

Potensi healthcare di Indonesia

Kultur masyarakat Indonesia yang menerima dengan baik kehadiran layanan dan berbagai produk yang ditawarkan oleh startup, ternyata menjadi salah satu kelebihan tersendiri yang kemudian banyak dimanfaatkan oleh startup. Bagi Levana yang saat ini masih terus memperluas bisnis dan membina kolaborasi dengan pihak terkait, model bisnis yang mereka tawarkan memiliki potensi yang baik untuk berkembang, bukan hanya di Indonesia namun di negara lainnya.

“Pada akhirnya misi dari kami adalah agar perusahaan bisa melakukan ekspansi ke negara lain. Bukan hanya niche di pasar lokal namun juga di pasar secara global,” kata Levana.

Yang menjadi menarik untuk diperhatikan ke depannya adalah, apakah akan ada layanan yang dihadirkan oleh startup yang menyasar healthtech dan healthcare untuk memberikan layanan digital rekam medis pasien.

Meskipun masih terkendala dengan aturan yang berlaku dan sebagian besar negara lainnya juga belum banyak yang memberikan pilihan tersebut, namun digitize medical information, menjadi peluang yang menarik untuk diikuti baik oleh komunitas startup hingga para investor.

Digitizing medical information masih menjadi wide space bukan hanya di Indonesia tapi juga secara global, bisa menjadi kesempatan yang baik untuk startup saat ini dan ke depannya,” kata Joshua.

Northstar Group Secures First Round of Its Fifth Fund, Targeting 12.5 Trillion Rupiah

The private equity company, Northstar Group has just announced the first round of Northstart Equity Partner V Limited fund (Northstar V). The fifth fund is to focused on the early-stage to growth-stage startups in Indonesia and Southeast Asia.

The first round has represented one third of Northstar V target at US$800 million or equivalent to 12.5 trillion Rupiah, following the two previous flagship funds. In this first round of Northstar V, Northstar Group has raised over US$2 million managed funds.

Some investors come from sovereign wealth funds, insurance companies, institutional investors, family offices, and other high-net-worth individuals.

“As a regional investment company, we set three investment lines for Northstar V, namely financial services, consumers, and digital economy; based on an analysis of insight market data and our experience in tagging along the company’s portfolio,” Head of Corporate Affairs Northstar Group Hiro Whardana told DailySocial.

Furthermore, he mentioned the representation plans, “At the planning stage, we are yet to define specific percentages for each investment line. The selection of funds will be based on our analysis regarding the balance of potential return and investment risk.”

As previously mentioned, Northstar portfolios are quite diverse. In terms of digital landscape, they also invest in some startups, including Gojek, Zenius Education, and three Vietnam-based startups named UPgen, Tiki.vn, and Topika.

“Specifically for the early-growth stage startup, we are currently focusing on the existing portfolio, however, there is always a possibility to explore more deals,” he added.

Northstar Group was founded in 2003 by Patrick Walujo and Glenn Sugita. In 2006, Northstar Group raised its first funding, Northstar Equity Partners (NEP) Limited for US$ 110 million. Followed by NEP II (US$ 285 million) in 2008, NEP III in 2011 (US$ 820 million), and NEP IV in 2014 (US$ 810 million). The company is backed by 27 professional teams in Singapore and Indonesia.

“The Indonesian market, and Southeast Asia in general, offer attractive medium and long-term investment opportunities supported by continuous rapid growth. It is driven by favorable demographic factors, increased consumption and economic standards of the citizen, and literature in education and digitalization,” Northstar Group’s Co-Founder & Managing Partner Patrick Walujo said.

Glenn Sugita, Northstar Group Co-Founder & Managing Partner added, “In this uncertain situation, we want to be the capital provider and partner of choice for business owners in managing challenges and maximizing opportunities in the future. We will continue to bring not only capital to our portfolio companies but also the expertise and experience we have gained in various sectors and business cycles.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Northstar Group Bukukan Tahap Pertama “Fund” Kelimanya, Targetkan Dana 12,5 Triliun Rupiah

Perusahaan private equity Northstar Group baru-baru ini mengumumkan telah merampungkan tahap pertama pendanaan Northstar Equity Partner V Limited (Northstar V). Fund kelima ini akan difokuskan untuk berinvestasi di perusahaan tahap early stage dan growth yang berada di Indonesia dan Asia Tenggara.

Tahap pertama pendanaan ini merepresentasikan sekitar sepertiga dari total target Northstar V sebesar US$800 juta atau setara 12,5 triliun Rupiah, serupa dengan dua flagship funds Northstar sebelumnya. Dengan perampungan tahap pertama Northstar V, Northstar Group kini memiliki lebih dari US$2 miliar dana kelolaan.

Beberapa investor yang turut mendukung termasuk dari kalangan sovereign wealth funds, perusahaan asuransi, investor institusional, family offices, serta investor high net worth individual.

“Sebagai perusahaan investasi regional, kami menetapkan tiga tema investasi untuk Northstar V, yakni financial services, consumers, dan digital economy; berdasarkan analisa dari insight data market dan pengalaman kami mendampingi portfolio company,” ujar Head of Corporate Affairs Northstar Group Hiro Whardana kepada DailySocial.

Lebih lanjut Hiro menjelaskan mengenai rencana pengucuran dana tersebut, “Pada tahap perencanaan, kami tidak secara spesifik mendefinisikan persentase untuk masing-masing tema investasi tersebut. Penentuan penggunaan dana  akan didasari oleh analisa kami mengenai keseimbangan potensi return dan risk investasi.”

Seperti diketahui, sebelumnya cakupan portofolio Northstar cukup beragam. Di lanskap digital, mereka berinvestasi kepada beberapa startup termasuk Gojek, Zenius Education, dan tiga startup asal Vietnam yakni UPgen, Tiki.vn, serta  Topica.

“Specific untuk early growth stage startup, saat ini kami masih akan lebih fokus pada portfolio yang ada, tapi tidak menutup kemungkinan untuk tetap melakukan eksplorasi deal yang ada,” lebih lanjut Hiro menjelaskan.

Northstar Group didirikan tahun 2003 oleh Patrick Walujo dan Glenn Sugita. Pada tahun 2006, Northstar Group menghimpun pendanaan pertamanya yaitu Northstar Equity Partners (NEP) Limited sebesar US$110 juta. Diikuti berturut-turut oleh NEP II (US$285 juta) pada 2008, NEP III di 2011 (US$820 juta) dan NEP IV di 2014 (US$810 juta). Perusahaan didukung 27 tim profesional di Singapura dan Indonesia.

“Pasar Indonesia, dan Asia Tenggara pada umumnya, menawarkan peluang investasi jangka menengah dan panjang yang menarik dengan didukung oleh kelanjutan pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan ini akan dipacu oleh faktor demografis yang menguntungkan, peningkatan konsumsi dan standar ekonomi masyarakat, serta kemajuan edukasi dan digitalisasi”, sambut Co-Founder & Managing Partner Northstar Group Patrick Walujo.

Glenn Sugita, Co-Founder & Managing Partner Northstar Group menambahkan, “Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, kami ingin menjadi penyedia permodalan dan mitra pilihan bagi pemilik bisnis dalam mengelola tantangan serta memaksimalkan kesempatan di masa depan. Kami akan terus menghadirkan tidak hanya kapital untuk perusahaan portofolio kami, melainkan juga keahlian dan pengalaman yang kami dapatkan di berbagai sektor dan siklus bisnis.”