Introducing nafas, Air Quality Monitoring Application in Jabodetabek

The 2018 Asian Games in Jakarta & Palembang creates a moment of air quality as a talk among citizens and the media on a national scale. The cases of forest and land fires that have occurred several times are also categorized as incidents that have triggered this issue to become a national issue. However, the air quality issue is still insufficient for the daily conversation of the community.

Piotr Jakubowski, former CMO of Gojek, tries to bring this conversation to life through a platform. Together with Nathan Roestandy, he founded “nafas”. Piotr serves as chief growth officer, while Nathan serves as chief executive officer. According to Piotr, Nathan, who was previously known as the founder of Zulu, has been researching this topic since 2016. In short, they both established nafas as a platform to help Jakarta residents and its surroundings in accessing data and educational sources regarding hyperlocal air quality.

Piotr said that this idea originated from the worsening air quality and the lack of local initiatives to describe the situation based on data. It was very bad, DKI Jakarta Governor Anies Baswedan even said that air pollution has cost Rp60 trillion loss.

Therefore, what nafas actually offers to the public? Air quality data is the answer. There are a number of basics according to Piotr that differentiate breath from other air quality platforms. First in terms of accuracy. Nafas uses its own sensors to display captured data instantly and in real-time.

Piotr said, there are several other platforms that collect data from second hand via API or use satellite data only. There are also those whose data recording is not in real-time.

“It can be misleading and not beneficial to users because good data recording yesterday does not mean the current air quality is good either. Breath only displays the latest data,” Piotr said.

Nafas has installed 46 sensors spread across Jabodetabek. Their sensors can update air quality data every 20 minutes. The data presented in the application are levels of Air Quality Index (AQI) and Particulate Matter (PM) 2.5.

The application also displays recommendations of activities according to the latest air conditions. With this number of sensors, Piotr claims nafas as the largest air quality data provider in Jakarta.

Bank Mandiri menjadi salah satu sponsor di nafas.
Bank Mandiri as one of the sponsor

Piotr didn’t say nafas as a non-profit organization. The method they take to run nafas is through a sponsorship program. Specifically, nafas embraces individuals or companies with concern to ESG (environmental, social, governance) to sponsor the installation of censorship. One of the companies already become nafas’ sponsor is Bank Mandiri.

Apart from helping the public to access better air quality data, nafas also offers a number of advantages. One of them is by displaying the sponsor’s logo in the application as part of sponsorship branding.

“In the sponsorship plan, we have some initiatives with partners including branding sponsorship in the application, collaborative marketing activities, and access to more detailed data,” Piotr added.

However, the goal that Piotr and Nathan coveted through nafas faced some challenges. Education to the community is the biggest homework. In fact, bringing the issue of air pollution dangers is like scaring people because the threat is not visible. Also, the resulting consequences shorten a person’s life expectancy by up to 4.8 years.

However, since the pandemic began, Piotr assessed that people’s views on air quality have changed. In addition, nafas intends to work with various types of organizations and individuals to improve education to the Indonesian people about air quality.

“The key to success is educating as many people as possible that bad air quality can affect health and how to reduce exposure to bad air as much as possible,” Piotr said.

Currently, nafas is available in the Greater Jakarta area. Piotr said the plan is yet to expand the scope of his work area because he still wanted to strengthen its presence in Jabodetabek. Nafas is now accessible on the Play Store and AppStore.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Mengenal nafas, Aplikasi Pemantau Kualitas Udara di Jabodetabek

Asian Games 2018 di Jakarta & Palembang mungkin menjadi momen di mana kualitas udara menjadi perbincangan warga dan media dalam skala nasional. Kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi beberapa kali tentu juga menjadi masuk sebagai kategori kejadian yang memicu isu itu menjadi isu nasional. Namun sepakat atau tidak, pembicaraan mengenai kualitas udara masih jauh dari cukup dalam perbincangan sehari-hari masyarakat.

Piotr Jakubowski, eks CMO Gojek, mencoba menghidupkan perbincangan ini melalui sebuah platform. Bersama Nathan Roestandy, ia mendirikan “nafas”. Piotr berperan sebagai chief growth officer, sementara Nathan menduduki posisi chief executive officer. Menurut penuturan Piotr, Nathan yang sebelumnya dikenal sebagai pendiri Zulu, telah meneliti topik ini sejak 2016. Singkatnya mereka berdua mendirikan nafas sebagai platform yang dapat membantu warga Jakarta dan sekitarnya dalam mengakses data dan sumber edukasi mengenai kualitas udara yang bersifat hiperlokal.

Piotr bercerita, ide ini berawal dari kian buruknya kualitas udara dan minimnya inisiatif lokal untuk menggambarkan situasi berbasis data. Saking buruknya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahkan menyebut kerugian yang ditimbulkan akibat polusi udara mencapai Rp60 triliun.

Lalu apa yang sebenarnya nafas tawarkan kepada publik? Data kualitas udara adalah jawabannya. Ada sejumlah sejumlah mendasar menurut Piotr yang membedakan nafas dengan platform kualitas udara lainnya. Pertama dari segi akurasinya. Nafas menggunakan sensor sendiri yang menampilkan data yang diambil langsung dan real time.

Menurut Piotr, beberapa platform lain ada yang hanya mengambil data dari tangan kedua melalui API atau memakai data satelit saja. Ada juga yang perekaman datanya tidak secara real time.

“Itu bisa menyesatkan dan tidak menguntungkan pengguna karena perekaman data yang baik kemarin tidak berarti kualitas udara saat ini baik juga. Nafas hanya menampilkan data terkini,” papar Piotr.

Nafas sudah memasang 46 sensor yang tersebar di Jabodetabek. Sensor mereka dapat memperbarui data kualitas udara setiap 20 menit. Adapun data yang disajikan dalam aplikasi nafas berupa kadar Air Quality Index (AQI) dan Particulate Matter (PM) 2,5.

Aplikasi juga menampilkan rekomendasi yang perlu dilakukan sesuai keadaan udara terkini. Dengan jumlah sensor tersebut, Piotr mengklaim nafas sebagai penyedia data kualitas udara terbesar di Jakarta.

Bank Mandiri menjadi salah satu sponsor di nafas.
Bank Mandiri menjadi salah satu sponsor di nafas

Piotr tidak mengatakan nafas sebagai organisasi non-profit. Metode yang mereka tempuh untuk menjalankan nafas adalah melalui program sponsor. Lebih jelasnya, nafas merangkul individu atau perusahaan yang menaruh perhatian pada ESG (environmental, social, governance) untuk menjadi sponsor pemasangan sensor. Salah satu perusahaan yang sudah menjadi sponsor di nafas adalah Bank Mandiri.

Selain membantu publik mengakses data kualitas udara yang lebih baik, nafas menawarkan sejumlah keuntungan bagi mereka. Salah satunya dengan menampilkan logo sponsor ke dalam aplikasi sebagai bagian dari sponsorship branding.

“Dalam rencana pensponsoran, kami punya sejumlah inisiatif bersama para mitra termasuk sponsorship branding di dalam aplikasi, kerja sama kegiatan pemasaran, dan akses ke data yang lebih mendetail,” cetus Piotr.

Kendati demikian, tujuan yang diidamkan Piotr dan Nathan melalui nafas punya tantangan tidak kecil. Edukasi kepada masyarakat menjadi pekerjaan rumah terbesar. Pasalnya mengangkat isu tentang bahaya polusi udara itu seperti pekerjaan menakut-nakuti sebab faktor pengancamnya tak terlihat. Padahal akibat yang ditimbulkan memperpendek harapan usia seseorang hingga 4,8 tahun.

Namun semenjak pandemi berlangsung, Piotr menilai pandangan orang mengenai kualitas udara sudah berubah. Selain itu nafas juga berniat bekerja sama dengan berbagai jenis organisasi dan individu untuk menggenjot edukasi kepada masyarakat Indonesia mengenai kualitas udara.

“Kunci suksesnya adalah edukasi ke sebanyak mungkin orang bahwa udara yang buruk bisa memengaruhi kesehatan dan bagaimana sebisa mungkin mengurangi paparan udara yang buruk,” pungkas Piotr.

Sejauh ini nafas baru tersedia di wilayah Jabodetabek. Piotr mengatakan belum ada rencana nafas memperluas cakupan wilayah kerjanya karena masih ingin memperkuat keberadaannya di Jabodetabek. Nafas sudah bisa diakses di Play Store maupun AppStore.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Ibu Rumah Tangga, LaundryTaxi Hadirkan Layanan “Laundry On-Demand”

Mengusung konsep “sharing economy“, layanan laundry on demand LaundryTaxi hadir menjawab kebutuhan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya. Berbeda dengan layanan laundry on-demand lainnya yang kebanyakan bermitra dengan gerai cuci kiloan hingga gerai laundry, LaundryTaxi justru menggandeng ibu-ibu rumah tangga yang berminat untuk menjadi merchant memanfaatkan mesin pencuci pakaian di rumah masing-masing.

Kepada DailySocial Co-Founder LaundryTaxi, Muhamad Yulianto menyebutkan, saat ini permintaan dari masyarakat terkait dengan jasa laundry on demand makin bertambah, namun layanan yang disediakan oleh perusahaan startup kurang mencakup permintaan pelanggan. Beberapa hal yang bisa dioptimalkan misalnya terkait biaya antar jemput, jarak antara jasa laundry, dan harga jasa per kilo.

“Maka dari itu LaundryTaxi mempunyai solusinya, dengan sistem sharing economy, maka jangkauan pelanggan ke jasa laundry terdekat akan semakin banyak. Ditambah lagi gratis antar jemput oleh kurir dan harga jasa yang relatif murah. Karena jasa LaundryTaxi tidak membutuhkan biaya sewa gedung, modal mesin cuci dan bayar pegawai. Semua peralatan telah disiapkan oleh merchant kami sendiri,” jelas Yulianto.

Memiliki rencana untuk melayani seluruh kawasan Jabodetabek, saat ini LaundryTaxi baru memiliki tiga merchant di wilayah Cipondoh, Poris, Green Lake Tangerang dan sekitarnya. Sementara jumlah pengguna aktif LaundryTaxi berjumlah 80 orang.

“Standar harga untuk jasa cuci gosok adalah Rp6.000/kg. Kami akan memberikan Rp3.500/kg untuk merchant, Rp1.500/kg untuk jasa kurir, dan Rp1.000 untuk komisi LaundryTaxi,” ujar Yulianto.

Pelanggan yang ingin menggunakan jasa LaundryTaxi bisa mengakses langsung di situs. Dengan proses yang mudah tanpa harus mendaftar terlebih dulu, cukup mengisi nama, nomor telepon, dan lokasi pick-up, pelanggan sudah bisa mulai memesan jasa LaundryTaxi.

“Nantinya kurir kami akan segera menjemput pakaian dan menimbang langsung di tempat pelanggan. Lalu kurir akan mengirim pakaian ke merchant terdekat untuk segera dikerjakan. Dalam waktu dua hari pakaian bersih sudah siap diantarkan kembali oleh kurir ke tempat pelanggan,” kata Yulianto.

Saat ini sudah ada layanan laundry on demand yang beroperasi di kawasan Jakarta. Pada umumnya menawarkan proses antar-jemput dengan pilihan harga menengah hingga premium. Kualitas cucian pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Di antaranya Taptopic dan KliknKlin.

Menjalankan bisnis secara bootstrap

LaundryTaxi belum melakukan penggalangan dana, bisnis dijalankan sepenuhnya menggunakan pendapatan yang diperoleh dari komisi dari setiap transaksi yang dilakukan. Namun demikian untuk mempercepat pertumbuhan, LaundryTaxi berencana untuk segera melakukan fundraising.

Hingga akhir tahun 2018, LaundryTaxi memiliki target yang ingin dicapai, di antaranya mendapatkan 200 merchant di wilayah Jabodetabek, melancarkan kegiatan pemasaran yang lebih masif seperti memberikan promo untuk mengakuisisi lebih banyak pelanggan baru.

“LaundryTaxi mempunyai keunggulan, di antaranya lebih scalable untuk mencari membuka cabang dan menambah merchant, karena banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang ingin mendapatkan penghasilan sendiri di rumah. Dan dari sisi bisnis, LaundryTaxi bisa lebih efisien untuk segi operasional, karena seluruh pekerjaan jasa laundry dikerjakan oleh merchant,” kata Muhamad.

Setelah Jakarta, RegoPantes Perluas Wilayah Layanan ke Bodetabek

Setelah meresmikan kehadirannya akhir September 2017 lalu, layanan marketplace yang menyasar sektor pertanian RegoPantes secara resmi memperluas wilayah layanannya ke Bodetabek. Sebelumnya Rego Pantes secara khusus hanya melayani wilayah Jakarta saja.

Kepada DailySocial COO 8Villages sekaligus penggagas RegoPantes Wim Prihanto mengungkapkan, salah satu alasan mengapa hanya Jakarta saja yang menjadi wilayah layanan adalah fokus dari RegoPantes untuk menjaga kesegaran sayuran yang akan dikirim kepada pembeli.

“Selama ini sebenarnya rencana untuk memperluas wilayah layanan sudah ada, namun dari mitra logistik masih banyak yang belum bisa menyanggupkan pengiriman cepat tersebut,” kata Wim.

Platform yang menghubungkan petani dan pembeli ini, memiliki perbedaan dari sisi harga yang ditawarkan kepada petani mulai dari proses awal hingga akhir. RegoPantes secara khusus berpihak kepada para petani dan memiliki misi untuk menghilangkan keberadaan tengkulak ”nakal”.

Melihat makin besarnya minat dan permintaan dari pembeli di luar wilayah Jakarta, akhirnya awal Oktober ini pengantaran di Bodetabek mulai dilakukan.

“Banyak konsumen RegoPantes yang tidak bisa pesan langsung karena lokasi pengiriman yang terbatas di Jakarta saja. Pengiriman perdana kami berhasil meyakinkan mitra logistik kami untuk memberikan layanan pengiriman yang lebih luas ke Jabodetabek dengan biaya yang sama. Maka berita gembira ini kami harus bagikan ke konsumen kami,” kata Wim.

Untuk melancarkan proses tersebut, saat ini hub yang dimanfaatkan oleh RegoPantes adalah pasar Rebo dan pasar Cilandak. Selanjutnya RegoPantes menargetkan hanya memanfaatkan satu hub saja untuk semua pengiriman.

Sebagai bagian dari kegiatan promosi, untuk pembeli yang membeli produk sayuran di situs RegoPantes tanggal 4-5 Oktober 2017 untuk wilayah Jabodetabek barang sudah bisa didapatkan tanggal 7 Oktober 2017 mendatang.

“Harga tersebut sudah termasuk ongkos kirim sampai rumah Anda. Percayalah sedikit kesempatan yang Anda berikan sangat berarti untuk petani,” kata Wim.

Application Information Will Show Up Here

Penyedia Layanan Kebersihan On-Demand KliknClean Hadir di Indonesia

Kemudahan yang ditawarkan oleh layanan on-demand saat ini makin marak keberadaannya di tanah air. Setelah GoMaid, Go-Clean , Seekmi dan Beres, layanan terkini yang hadir di Indonesia adalah KliknClean. Layanan yang saat ini sudah bisa diakses di iOS, Android serta desktop secara khusus memfokuskan kepada tim pembersih internal, berbeda dengan layanan on-demand lainnya yang kebanyakan melancarkan kemitraan dengan masyarakat umum.

“Semua cleaners yang kami rekrut di KliknClean adalah semua pegawai dari KliknClean dan bukan mitra, dengan demikian kami bisa menetapkan standar sesuai dengan KlinClean yaitu dengan memberikan pelatihan atau training kepada semua cleaners di KliknClean,” kata CEO KliknClean Steven Ghoos kepada DailySocial.

Steven Ghoos sendiri sebelumnya sempat menjabat sebagai Managing Director Lamudi Indonesia. Startup yang baru berjalan sekitar 6 bulan ini mendapat investasi dari Asia Summit Capital, yang sebelumnya juga telah memberikan investasi kepada perusahaan jasa di Indonesia yaitu Centrepark dan Carefast.

“Jika Carefast menyasar segmen B2B kami di KliknClean ingin mencoba untuk meng-cater pasar B2C untuk on-demand dan B2B untuk jasa kebersihan. Dengan pengalaman dan kemampuan yang telah dimiliki oleh partner, kami mengetahui dengan jelas bagaimana caranya melakukan pelatihan dan mengembangkan skill untuk para cleaners kami,” kata Steven.

Steven juga menambahkan hal tersebut merupakan nilai tambah dari KliknClean yang mencoba untuk memfokuskan pasar B2C di Indonesia, dengan mengedepankan kualitas, konsistensi dan kepercayaan pelanggan.

Pilihan beragam untuk pemesanan hingga pembayaran

Selain bisa dipesan menggunakan aplikasi mobile dan desktop, KliknClean juga menawarkan layanan chat message melalui WhastApp atau SMS bagi pelanggan yang terbiasa melakukan komunikasi melalui chat message. Setelah melakukan pemesanan dan memberikan informasi yang dibutuhkan, tim KliknClean akan merekomendasikan cleaners yang akan melakukan pekerjaan.

“Pelanggan bisa melakukan pemesanan minimal 2 jam di awal, proses pemesanan cepat dan mudah sesuai dengan waktu yang diinginkan serta berapa jumlah ruangan yang ingin dibersihkan. Untuk ruangan kantor kami menyediakan meter persegi untuk luas ruangan yang akan dibersihkan,” kata Steven.

Hingga kini KliknClean mengklaim telah memiliki sekitar 500 pelanggan dan 50 cleaners dan menargetkan akan menambah 100 cleaners, dengan area layanan khusus Jakarta saja. Untuk pembayaran selama masa promosi KliknClean mengenakan harga Rp 40 ribu selama 2 jam untuk pelanggan.

“Nanti usai masa promo berakhir kami juga akan memberikan paket berlangganan kepada pelanggan setia kami dengan harga khusus,” kata Steven.

Untuk pilihan pembayaran KliknClean menawarkan pembayaran secara tunai, bank transfer dan kartu kredit, untuk ke depannya KliknClean berencana untuk menambah pilihan pembayaran lainnya.

“Tahun 2017 ini masih banyak pencapaian yang ingin kami raih, di antaranya adalah perluasan area layanan bukan hanya di Jakarta tapi juga kawasan Bodetabek, penambahan jumlah cleaners hingga penambahan jumlah transaksi hingga 500 per harinya. Dengan demikian menjadikan KliknClean one stop household untuk masyarakat Indonesia,” pungkas Steven.

Application Information Will Show Up Here