Facebook Singkap Manifold, Kamera 360 Derajat Hasil Kolaborasinya dengan RED

Mei lalu, Facebook mengumumkan bahwa mereka telah menggandeng RED untuk menciptakan kamera 360 derajat pamungkas. Tanpa harus menunggu lama, buah kolaborasi mereka sudah langsung diumumkan. Namanya Manifold, dan ia rupanya jauh melebihi ekspektasi banyak orang.

Bentuknya yang seperti bola memang mirip seperti kamera Surround 360 bikinan Facebook sendiri. Yang berbeda tentu saja adalah dalamannya: Manifold mengemas total 16 sensor RED Helium 8K, masing-masing ditemani oleh lensa fisheye (180°) f/4.0 bikinan Schneider. Semua modul kamera itu bekerja secara bersamaan merekam video dalam resolusi 8K 60 fps.

Hasilnya adalah adegan virtual reality yang begitu detail dan sangat immersive. Kesan immersive ini didapat berkat kemampuan Manifold merekam informasi kedalaman (depth), yang pada akhirnya menimbukan efek paralaks (videonya kelihatan ‘bereaksi’ saat penonton menggerak-gerakkan kepalanya) ketika disaksikan menggunakan VR headset dengan kapabilitas 6DoF (six degrees of freedom).

Video di bawah ini semestinya bisa memberi gambaran seperti apa hasil jadi rekaman Manifold.

Facebook dan RED juga merancang Manifold dengan fokus pada fleksibilitas. Contohnya: unit kontrol dan unit storage bisa diposisikan 100 meter di atas kameranya sendiri, dan durasi perekamannya bisa mencapai 1 jam atau lebih. Selain itu, Manifold hanya membutuhkan satu sambungan kabel SMPTE 304M untuk power, kontrol sekaligus data.

Baik Facebook maupun RED belum menyingkap kapan Manifold bakal tersedia. Harganya juga belum diketahui. Sebagai referensi, satu kamera RED dengan sensor Helium 8K dihargai $24.500. Harga sensornya saja memang tidak semahal itu, tapi setidaknya angka tersebut bisa menggambarkan betapa mahal Manifold nantinya, bahkan untuk kalangan kreator profesional sekalipun.

Sumber: Facebook.

Insta360 Pro 2 Sanggup Merekam Video 360 Derajat dalam Resolusi 8K per Mata

Nama Insta360 mungkin lebih dikenal oleh publik lewat kamera 360 derajat kecil yang bisa ditancapkan ke smartphone, akan tetapi sejak tahun lalu perusahaan asal Tiongkok itu sebenarnya juga sudah bermain di ranah profesional melalui perangkat bernama Insta360 Pro. Sekarang, mereka sudah siap dengan suksesornya yang lebih istimewa lagi.

Insta360 Pro 2, demikian namanya, masih menganut desain membundar seperti pendahulunya, lengkap dengan enam buah kamera di sekelilingnya, tapi tentu dengan penyempurnaan yang signifikan. Kombinasi ini sanggup menghasilkan video 360 derajat beresolusi 8K, dan itu hitungannya per mata, sehingga hasil akhirnya akan memberikan efek 3D alias stereoscopic.

Insta360 Pro 2

Opsi perekaman yang ditawarkan cukup beragam, di antaranya 8K 3D 30 fps itu tadi, 8K 60 fps (monoscopic), 6K 3D 60 fps, dan 4K 3D 120 fps. Mode HDR maupun Log turut tersedia, demikian pula live streaming dalam resolusi 4K (3D maupun monoscopic) selagi kamera merekam dalam kualitas penuh (resolusi 8K). Selain video, audio pun juga akan ditangkap dari segala sudut oleh keempat mikrofonnya.

Hasil rekamannya pun dipastikan tampak mulus berkat integrasi sistem image stabilization FlowState, yang memadukan data dari gyroscope 9-axis milik kamera dengan pengolahan software untuk meredam guncangan secara efektif. Hampir seefektif menggunakan gimbal kalau kata Insta360, meski pada kenyataannya kamera hanya duduk di atas tripod sembari digotong sang pengguna yang tengah berjalan atau malah menunggangi kuda.

Insta360 Pro 2

Juga baru pada Pro 2 adalah sepasang antena yang terpasang di bagian atasnya. Antena tersebut merupakan bagian dari sistem live monitoring yang memungkinkan pengguna untuk mengoperasikan kamera dari kejauhan (sampai 300 meter, atau sampai 1 km kalau kamera sedang mengudara bersama drone).

Semua itu tanpa melupakan sertifikasi Google Street View yang dikantongi pendahulunya, apalagi Pro 2 turut dibekali GPS guna mengakomodasi proyek pemetaan yang memerlukan tingkat presisi cukup tinggi. Dimensi kamera pun tetap tergolong ringkas, dengan kisaran bobot hanya 1,5 kg.

Insta360 Pro 2

Soal penyimpanan, Pro 2 memiliki enam slot microSD (satu untuk setiap kamera), lalu ada juga slot untuk SD card standar yang berfungsi untuk menyimpan data stabilization, yang bisa dipakai pada proses editing menggunakan software macam Adobe Premiere Pro. Bicara soal Premiere, hasil rekaman Pro 2 bisa langsung disunting tanpa harus menghabiskan waktu pada tahap stitching gambar.

Singkat cerita, Insta360 Pro 2 merupakan paket lengkap yang sangat menarik bagi kreator VR profesional. Perangkat ini dijadwalkan meluncur ke pasaran pada bulan September dengan banderol $5.000, naik cukup drastis dari pendahulunya.

Sumber: DPReview dan Insta360.

Hydrus VR Adalah Kamera Bawah Air yang Sanggup Merekam Video 360 Derajat Beresolusi 8K

Kita semua tahu bahwa salah satu kegunaan virtual reality adalah ‘mentranspor’ penggunanya ke tempat yang sulit dijangkau, tanpa mengharuskan mereka berada di lokasi secara fisik. Berangkat dari pemahaman tersebut, ide membawa kita ke bawah laut tanpa harus membawa bekal menyelam yang rumit dan berat jelas terdengar sangat menarik.

Itulah yang sedang diwujudkan oleh perusahaan bernama Marine Imaging Technology (MI Tech). Belum lama ini, mereka memamerkan kemampuan produk yang sedang digarapnya. Dinamai Hydrus VR, ia bukan sembarang kamera 360 derajat, melainkan yang sanggup menyelam sampai kedalaman 300 meter selagi merekam dalam resolusi 8K.

Ya, 8K, atau tepatnya 8192 x 4096 pixel dalam kecepatan 30 fps, dan itu dengan format spherical yang bakal terasa begitu immersive ketika ditonton lewat VR headset. Yang menjadi pertanyaan, bukankah di kedalaman seperti itu semuanya akan terlihat sangat gelap?

Contoh hasil rekaman Hydrus VR / MI Tech (YouTube)
Contoh hasil rekaman Hydrus VR / MI Tech (YouTube)

Tentu saja, akan tetapi Hydrus mengemas 10 sensor (8 mengitari secara horizontal dan 2 di atas-bawah) yang cukup istimewa, UMC-S3CA buatan Sony, ditemani oleh lensa besutan SLR Magic. Sensor ini diklaim memiliki rentang ISO 100 – 102400, akan tetapi bisa di-expand lebih lagi menjadi 409600, sehingga Hydrus masih bisa melihat meski tingkat kecerahan di sekitarnya cuma 0,004 lux.

Di kedalaman seperti itu, operator manusia juga jelas terdengar tidak rasional. Maka dari itu, MI Tech merancang agar Hydrus dapat dioperasikan dengan lengan robotik maupun alat bantu lain sesuai dengan kebutuhan sang videografer. Hasil rekamannya pun bisa dimonitor dari jauh secara real-time.

Hydrus VR

Hydrus juga dibekali kapasitas penyimpanan dan baterai yang bisa dipakai untuk merekam sampai dua jam nonstop, dan masih ada lagi modul tambahan yang bisa meningkatkan daya baterainya sampai delapan jam. Sejauh ini saya yakin kita semua sadar bahwa Hydrus bakal ditujukan untuk kalangan profesional, bukan konsumen secara umum.

Mengenai jadwal perilisan dan harganya, MI Tech masih belum bisa memberikan informasi. Hydrus VR masih dalam tahap pengembangan, akan tetapi MI Tech sudah punya contoh hasil rekamannya yang sangat memukau.

Sumber: VentureBeat.

Bekerja Sama dengan RED, Facebook Ingin Ciptakan Kamera 360 Derajat Pamungkas

Semenjak mengakuisisi Oculus, Facebook tampak cukup serius menggeluti segmen virtual reality. Terbukti pada tahun 2016, Facebook memperkenalkan Surround 360, sebuah kamera 360 derajat kelas high-end yang dibekali 17 buah kamera sekaligus.

Setahun setelahnya, Facebook menyempurnakan desain Surround 360 dari yang tadinya berwujud seperti piring terbang menjadi seperti bola, sekaligus menambah jumlah kamera di dalamnya menjadi 24 buah. Di saat yang sama, Facebook juga menyingkap varian yang lebih kecil yang hanya mengemas enam kamera saja.

Tahun ini, Facebook memutuskan untuk melangkah lebih jauh lagi. Dalam konferensi developer F8, Facebook mengumumkan kerja samanya dengan RED, produsen kamera kelas sinema yang reputasinya sudah tidak perlu diragukan lagi di kalangan sineas. Bersama RED, Facebook tertarik mengembangkan kamera 360 derajat pamungkas.

Generasi pertama Facebook Surround 360 yang berbentuk seperti piring terbang / Facebook
Generasi pertama Facebook Surround 360 yang berbentuk seperti piring terbang / Facebook

Selama ini, kamera-kamera buatan RED terbukti mampu merekam dalam resolusi yang amat tinggi, serta menawarkan dynamic range yang begitu luas, tepatnya hingga 16 stop, sehingga pada akhirnya gambar di area gelap maupun terang bisa tetap kelihatan detailnya. Keunggulan dalam hal resolusi dan dynamic range ini dinilai Facebook sangat krusial untuk kamera 360 derajat.

Sederhananya, resolusi dan dynamic range yang tinggi memungkinkan teknologi estimasi kedalaman (depth) untuk bekerja secara lebih efektif, yang pada akhirnya bisa memberikan sensasi realisme 6DoF (six degrees of freedom) yang lebih baik. Facebook percaya ini merupakan kunci untuk menciptakan video 360 derajat yang berkualitas tinggi.

Selain unggul soal kualitas gambar, kamera garapan Facebook dan RED ini nantinya juga bakal menawarkan workflow yang fleksibel dan mudah diikuti oleh para kreator. Ini juga yang menjadi nilai jual kamera RED selama ini, dan Facebook ingin semua itu bisa diimplementasikan pada kamera 360 derajat mereka selanjutnya.

Facebook belum punya gambar atau estimasi jadwal perilisan dan harga perangkat. Namun yang pasti mereka ingin perangkat ini bisa diluncurkan secepatnya demi kelangsungan platform VR mereka. Lebih banyak konten VR yang berkualitas berarti nilai jual headset Oculus Rift semakin tinggi, yang pada akhirnya berujung pada pemasukan yang lebih besar bagi Facebook.

Sumber: The Verge dan Oculus.

Yi Horizon VR180 Siap Abadikan Foto atau Video 3D dalam Resolusi 5,7K

Startup kamera binaan Xiaomi, Yi Technology, kembali meluncurkan kamera untuk medium virtual reality setelah tahun lalu menjalani debutnya lewat Yi 360 VR. Penawarannya kali ini sedikit berbeda karena didukung oleh kemitraannya langsung bersama Google.

Dijuluki Yi Horizon VR180, kamera ini dirancang secara spesifik untuk format baru yang Google canangkan. Selain Yi, Lenovo sebelumnya juga sudah mengumumkan produk serupa bernama Mirage Camera, dan keduanya dimaksudkan untuk membantu para kreator menciptakan foto maupun video 180 derajat yang bakal terlihat immersive dinikmati dari VR headset.

Yi Horizon VR180

Dibandingkan kepunyaan Lenovo, Horizon VR180 sedikit lebih unggul di atas kertas. Chipset Ambarella H2V95 memungkinkannya untuk merekam foto atau video 3D dalam resolusi 5,7K 30 fps. Semuanya diolah tanpa memerlukan perangkat tambahan, dan live streaming pun juga bisa dilakukan tanpa kesulitan.

Pengoperasiannya mengandalkan layar sentuh 2,2 inci yang terletak di belakang. Resolusinya memang biasa saja (640 x 360), tapi setidaknya layar dilengkapi engsel sehingga dapat dilipat menghadap ke depan, memudahkan pengambilan selfie maupun wefie.

Yi Horizon VR180

Kualitas audio yang direkam dijamin oleh empat buah mikrofon terintegrasi dengan noise reduction. Charging-nya mengandalkan konektor USB-C, namun sayang tidak ada informasi mengenai estimasi daya tahan baterainya.

Berdasarkan info yang tercantum di situs resminya, Yi Horizon VR180 bakal dipasarkan mulai musim semi mendatang, akan tetapi banderol harganya belum ditetapkan. Lenovo sendiri bakal memasarkan Mirage Camera seharga $300, jadi kemungkinan besar harga yang dipatok Yi tidak akan jauh-jauh dari kisaran tersebut.

Sumber: DPReview.

Ditujukan untuk Segmen Profesional, Detu F4 Plus Sanggup Merekam Video 360 Derajat Beresolusi 8K

Samsung baru-baru ini meluncurkan kamera 360 derajat untuk segmen profesional yang sanggup menciptakan konten VR dengan efek 3D. Namun bagi yang lebih mementingkan ketajaman gambar ketimbang efek pemanis seperti itu, mungkin penawaran dari pabrikan asal Tiongkok, Detu, berikut ini bakal terdengar lebih menarik.

Dijuluki F4 Plus, keunggulan utamanya adalah merekam video 360 derajat dalam resolusi 8K, atau tepatnya 7680 x 3840 pixel di kecepatan 30 fps. F4 Plus dibekali empat buah lensa fisheye f/2.2 bersudut pandang 200 derajat, yang dipadukan dengan sensor 1/2,3 inci Sony IMX117 beresolusi 12 megapixel.

Fungsi live streaming ke platform seperti YouTube atau facebook pun turut didukung. Selain melalui Wi-Fi, pengguna juga bisa menyambungkannya ke PC via kabel Ethernet. F4 Plus dapat dijejali 4 kartu microSD sekaligus, masing-masing dengan kapasitas maksimum 128 GB.

Detu F4 Plus

Fisik F4 Plus terbilang ringkas, dengan dimensi 185 x 105 x 105 mm dan bobot 1,17 kg. Sederet ventilasi udara pada bodi aluminiumnya serta sistem pendingin internal memastikan perangkat tidak kepanasan selagi beroperasi, termasuk ketika melakukan live streaming.

Soal daya tahan baterai, Detu membekali F4 Plus dengan baterai berkapasitas 4.800 mAh, yang diperkirakan bisa bertahan selama 2 jam nonstop saat perangkat dipakai merekam. Charging-nya sendiri membutuhkan waktu sekitar tiga jam.

Kreator profesional yang tertarik saat ini sudah bisa meminang Detu F4 Plus seharga $2.599.

Sumber: DPReview.

Berbekal 17 Kamera, Samsung 360 Round Siap Ciptakan Konten VR dengan Efek 3D

Samsung memang sudah punya kamera 360 derajat, akan tetapi spesifikasi Gear 360 masih jauh dari yang dibutuhkan kalangan profesional yang hendak menciptakan konten virtual reality. Untuk itu, mereka rupanya sudah menyiapkan solusi lain, yakni Samsung 360 Round.

Tidak main-main, Samsung telah membekali 360 Round dengan total 17 kamera, masing-masing mengemas sensor 1/2,8 inci beresolusi 2 megapixel dan lensa f/1.8. Semuanya bekerja secara harmonis guna menciptakan video 360 derajat beresolusi 4K (4096 x 2048 pixel dalam kecepatan 30 fps) dengan efek 3D alias stereoscopic.

Tidak hanya itu, 360 Round rupanya juga sanggup menyiarkan hasil rekamannya tadi secara langsung tanpa penurunan resolusi. Menyempurnakan semuanya adalah 6 buah mikrofon terintegrasi (plus sepasang jack mikrofon) yang bertugas menciptakan efek spatial audio.

Samsung 360 Round

Secara fisik, 360 Round memiliki diameter 205 mm dan tebal bodi 76,8 mm, dengan bobot 1,93 kg. Ia telah mengantongi sertifikasi ketahanan air dan debu IP65, sehingga menggunakannya di kala hujan deras pun bukanlah masalah besar.

Mengingat 360 Round ditujukan untuk segmen profesional, hardware pendamping yang dibutuhkan rupanya juga harus berspesifikasi monster. Sederhananya, untuk bisa mengedit hasil rekaman 360 Round, pengguna wajib memakai PC dengan spesifikasi minimum Intel Core i7-6700K, Nvidia GeForce GTX 1080 dan RAM DDR4 16 GB.

Untuk live streaming, spesifikasi minimum yang diperlukan malah lebih gila lagi: Intel Core i7-6950X, sepasang Nvidia GeForce GTX 1080 Ti dan RAM DDR4 32 GB. Samsung rencananya akan memasarkan 360 Round di Amerika Serikat mulai bulan ini, tapi harganya masih belum diketahui.

Sumber: Samsung.

4 Kamera 360 Derajat Pilihan yang Bisa Anda Beli Sekarang Juga

Salah satu kegunaan VR headset seperti Google Cardboard atau Samsung Gear VR adalah menonton video 360 derajat. Platform seperti YouTube dan Facebook sudah menyimpan banyak koleksi video 360 derajat, tapi tidak ada salahnya jika kita membuatnya sendiri, bukan?

Belakangan ini ada cukup banyak kamera 360 derajat yang membanjiri pasaran. Dari semua itu, mana yang layak dibeli? Mana yang bisa menghasilkan video 360 derajat berkualitas lumayan? Mana yang mudah dioperasikan? Tapi yang paling penting, mana yang bisa Anda beli sekarang juga?

Berikut ini adalah 4 kamera 360 derajat yang bisa Anda beli lewat toko online di tanah air. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, namun yang terpenting semuanya mudah sekali digunakan.

1. Ricoh Theta S

Ricoh Theta S / Ricoh
Ricoh Theta S / Ricoh

Produsen kamera asal Jepang ini bisa dibilang sebagai pemain lama dalam ranah kamera 360 derajat. Theta S merupakan suksesor dari Ricoh Theta yang menuai cukup sukses berkat desainnya yang ringkas dan kemudahan pengoperasiannya.

Wujudnya sepintas seperti sebuah remote control. Di bagian atasnya, tampak sepasang lensa fisheye f/2.0 yang menutupi sepasang sensor CMOS 1/2,3 inci. Masing-masing sensor memiliki resolusi 14 megapixel, dan video 360 derajat bisa direkam dalam resolusi 1080p.

Tidak ada layar apapun pada bodi Theta S. Semua pengaturan bisa dilakukan lewat smartphone atau tablet dengan mengandalkan konektivitas Wi-Fi. Sebuah tombol perekaman di bawah lensa membuat anak kecil pun bisa mulai merekam dengan mudah.

Beli: Blibli – Rp 5.600.000

2. Samsung Gear 360

Samsung Gear 360 / Samsung
Samsung Gear 360 / Samsung

Termasuk salah satu yang paling baru, Gear 360 yang berwujud seperti bola ini unik karena bisa digunakan dalam mode satu lensa atau dua lensa, sehingga pengguna bebas memakainya sebagai sebuah action cam biasa atau kamera 360 derajat.

Ia ditenagai oleh sepasang sensor CMOS beresolusi 15 megapixel dan sepasang lensa f/2.0 dengan sudut pandang masing-masing 180 derajat. Dipadukan semuanya, Gear 360 bisa menghasilkan foto spherical dalam resolusi 30 megapixel, atau video 360 derajat beresolusi 3840 x 1920 pixel dalam kecepatan 30 fps.

Terdapat sebuah display PMOLED sebagai indikatornya. Kamera ini mengandalkan chipset DRIMe5s yang dipakai oleh lini kamera mirrorless Samsung. Ia pun juga bisa diselipi kartu microSD dengan kapasitas maksimum 128 GB.

Beli: Blibli – Rp 4.999.000

3. LG 360 CAM

LG 360 CAM / LG
LG 360 CAM / LG

Bentuknya sepintas terlihat seperti versi kerdil dari Ricoh Theta S. Sepasang sensor yang digunakan mempunyai resolusi masing-masing 13 megapixel, dan video 360 derajat siap ia rekam dalam resolusi 2K.

Uniknya, LG 360 CAM tidak cuma mementingkan soal video saja, tetapi audio juga bisa direkam dalam mode surround 5.1 channel, sehingga kesan immersive bisa semakin diperkuat saat video diputar di VR headset.

Terdapat penyimpanan internal sebesar 4 GB, tapi pengguna juga bisa menambahkan kartu microSD. Sama seperti dua kamera lain di atas, ia juga mengemas konektivitas Wi-Fi agar bisa disambungkan dengan smartphone.

Beli: Blibli – Rp 3.199.000

4. Brica Insta360 Nano

Insta360 Nano / Insta360
Insta360 Nano / Insta360

Brica Insta360 Nano unik karena bisa dijadikan aksesori untuk iPhone 6 maupun iPhone 6S berkat konektor Lightning-nya. Manfaatnya, pengguna bisa menyiarkan hasil perekaman video 360 derajat secara langsung dengan cara ini.

Kalau live streaming bukan prioritas Anda, kamera ini masih bisa digunakan seperti kamera 360 derajat lainnya. Dua lensa beserta sensornya sanggup merekam video 360 derajat dalam resolusi 3K (3040 x 1520 pixel) dan kecepatan 30 fps.

Sebuah slot microSD telah tersedia sehingga pengguna tak perlu khawatir storage milik iPhone-nya terkuras saat kamera dipasangkan. Hal lain yang tak kalah unik adalah kotak kemasannya yang bisa dijadikan sebagai VR Cardboard.

Beli: Blibli – Rp 2.999.000

*) Update: Penambahan keterangan nama brand untuk Brica Insta360 Nano. 

Video 4K 360 Derajat? Kamera Ini Siap Menanganinya

Dengan semakin mainstream-nya VR headset, kamera 360 otomatis juga ikut meraup popularitas. Berbagai pabrikan saling berebut pasar yang masih baru ini, salah satunya adalah 360fly yang berawal dari sebuah lab robotik di Carnegie Mellon University.

Tahun ini, mereka sudah siap untuk memasarkan kamera 360 derajat terbarunya, 360fly 4K, setelah sebelumnya dipamerkan di ajang CES 2016 terlebih dulu. Meneruskan jejak pendahulunya, kamera berdiameter sekitar 6 cm ini dibekali dengan sensor 16 megapixel baru yang sanggup merekam video 4K 360 derajat, tepatnya dalam resolusi 2880 x 2880 pixel.

Selagi merekam, video bisa disiarkan secara langsung dengan bantuan aplikasi smartphone. Fitur lain yang membuatnya semakin menarik adalah mode time lapse 360 derajat dan opsi perekaman otomatis ketika suara atau gerakan terdeteksi, ideal untuk dijadikan sebagai kamera pengawas.

360fly 4K juga bisa digunakan seperti action cam biasa, mengingat video 360 derajat tidak selamanya cocok untuk semua situasi. Video beresolusi 2560 x 1440 pixel siap ia abadikan dalam mode ini, dengan sudut pandang amat lebar, yaitu 204 derajat. Semuanya disimpan ke dalam memory internal sebesar 64 GB.

Paket penjualan 360fly 4K / 360fly
Paket penjualan 360fly 4K / 360fly

Konektivitasnya mencakup Bluetooth dan Wi-Fi. Tersedia pula chip GPS, altimeter dan accelerometer. Dengan bantuan aplikasi pihak ketiga, pengguna bisa menambatkan nilai kecepatan, ketinggian dan lokasi langsung pada hasil rekamannya.

Kamera berbobot 172 gram ini tahan air hingga kedalaman 10 meter. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 1,5 jam perekaman, dan charging bisa dilakukan via USB. Sepasang mikrofon omnidirectional memastikan audio yang ditangkap tidak kalah immersive dari videonya.

360fly 4K saat ini sudah dipasarkan seharga $500. Kalau itu terlalu mahal, 360fly masih menawarkan kamera 360 derajat generasi pertamanya yang beresolusi HD seharga $300.

Sumber: Photography Blog.

Suguhkan Solusi ‘All-in-One’, Kamera 360 Live Planet Ditawarkan Seharga US$ 5.000

Ranah video 360 menyimpan berbagai tantangan: Anda bisa menggunakan satu lensa dengan optical amplifier, efeknya ialah penurunan kualitas rekaman. Alternatifnya adalah memakai beberapa buah lensa, tapi rumitnya stitching menyulitkan produsen menyajikan fitur live stream. Kabar gembiranya, Reality Lab Networks telah menemukan solusi atas kendala ini.

Buat mempermudah para broadcaster dan pencipta video berkarya, sang produsen memperkenalkan Live Planet, perangkat yang diklaim sebagai sistem video 360 derajat all-in-one pertama tanpa kompromi pada mutu, mampu menyiarkan video di resolusi tinggi – ‘diciptakan oleh kreator untuk kreator’. Live Planet memangkas langkah-langkah rumit sehingga pengoperasiannya jadi simpel.

Live Planet 1

Developer berjanji, proses setup cuma memakan waktu 15 menit, sudah termasuk mendaftar di platform cloud Live Planet. Setelah itu Anda bisa segera melangsungkan live streaming video VR stereoscopic ke headset penonton atau menyimpan rekaman ke storage internal. Live Planet dikembangkan oleh tim pimpinan founder CNET Halsey Minor berbekal pengalamannya di bidang teknologi, media dan cloud.

Tubuh Live Planet berbentuk tabung berdiameter 10cm dengan 16 buah lensa di sisi samping, masing-masing ‘mata’ mengusung sensor 18-megapixel, ‘melihat’ di resolusi 4K. Kamera merekam video dari seluruh modul lensa secara tersinkronisasi, di mana proses stitching dilakukan on-board. Lalu hasilnya disalurkan ke platform cloud Live Planet untuk diolah, dan selanjutnya akan dikirim ke platform viewing agar bisa disaksikan.

Live Planet 2

Selain menyuguhkan broadcasting live 4K di 30 frame rate per detik, Live Planet juga dapat merekam video 4K di 60fps, disimpan dalam storage internal sebesar 500GB (bisa ditambah dengan kartu microSD). Anda juga dipersilakan megambil gambar still berukuran 8192x8192p. Demi menangani tugas-tugas itu, Live Planet memanfaatkan image processor Nvidia Tegra X1.

Untuk perangkat berukuran kecil (bobotnya cuma 680g), Live Planet bekerja cukup berat, itu alasannya developer turut membubuhkan kipas serta menaruh ventilasi di sisi atas kamera agar ia tidak overheat. Bahan body dari aluminium juga dimaksudkan agar pembuangan panas lebih optimal. Tentu saja buat memenuhi kebutuhan user, Live Planet didukung konektivitas yang luas: sepasang port USB 3.0, Gigabit Ethernet, HD-DSI, port HDMI, input audio analog, serta Wi-Fi.

Live Planet 3

Reality Lab Networks telah membuka program pre-order di situs mereka, menawarkan Live Planet separuh harga retail, ‘hanya’ US$ 5.000 – cuma tersedia 500 unit. Produk akan mulai tersedia di akhir tahun 2016.

Sumber: Live Planet.