Inbound Marketing: Pengertian, Strategi, Tahapan dan Contohnya

Kamu mungkin sering mendengar berbagai istilah di dunia marketing. Bagaimana dengan inbound marketing, apakah kamu pernah mendengarnya? Inbound marketing merupakan strategi marketing yang saat ini sedang populer dan dianggap efektif dalam dunia marketing.

Apa sebenarnya itu inbound marketing dan bagaimana cara kerjanya? Cari tahu pada penjelasan di bawah ini.

Pengertian Inbound Marketing

Inbound marketing adalah strategi digital marketing yang memaksimalkan penggunaan internet sebagai alat pemasaran. Dalam hal ini, inbound marketing memanfaatkan konten digital, pengoptimalan mesin pencarian, media sosial, situs web, dan lainnya untuk memudahkan target audiens menemukannya.

Tujuan utama inbound marketing adalah untuk meningkatkan branding merek di antara target audiens. Dari situ, audiens yang menyukai produk atau merek yang ditawarkan, merasa membutuhkannya, dan mencari informasinya secara sukarela.

Inbound marketing bukan hanya tentang membuat konten untuk membangun keintiman emosional. Strategi ini juga mencakup bagaimana produk atau merek harus berhasil membangun hubungan jangka panjang dengan audiensnya.

Strategi Inbound Marketing

1. Menawarkan konten

Penyediaan konten ini wajib dilakukan. Pasalnya, hal tersebut dapat memberikan efek yang baik bagi pelanggan maupun bisnis kamu. Berkat konten yang ditawarkan kepada pelanggan, mereka akan selalu mengingat perusahaan.

Kamu dapat menyediakan dan menawarkan konten yang sesuai kepada pelanggan. Selain itu, kontennya harus benar-benar bermanfaat bagi mereka.

2. Menciptakan Awareness

Awareness atau kesadaran yang dialami pelanggan suatu perusahaan dapat terjadi kapan saja. Apalagi jika mereka sangat membutuhkan produk mu.

Pada prinsipnya kesadaran ini dapat muncul dengan cara yang berbeda-beda, namun biasanya baru terjadi setelah proses pemasaran dilakukan.

3. Interaksi

Bagian penting lainnya dalam menerapkan strategi inbound marketing adalah interaksi.

Jika interaksi antara perusahaan dengan pelanggan berjalan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan pelanggan kamu akan menjadi pelanggan setia. Interaksi yang baik membuat pelanggan senang dan membuat mereka tetap loyal.

4. Memberikan umpan balik

Secara umum, setiap pelanggan memiliki masalahnya masing-masing. Semisal, masalah penggunaan produk perusahaan.

Kamu harus bisa menasihati klien dengan baik. Tentunya pemberian nasehat ini harus dilakukan dengan cara berinteraksi yang baik. Penawaran setidaknya harus bermanfaat bagi pelanggan.

Tahapan dan Contoh Inbound Marketing

1. Attract

Langkah pertama untuk menarik perhatian audiens/prospek kamu adalah melakukan sesuatu yang menarik. Pada fase attract (brand awareness), diperlukan beberapa hal agar masyarakat dapat dengan mudah menemukan perusahaan/produk mu secara digital.

• SEO

Buat keyword yang terkait dengan bisnis/produk kamu. Pencarian produk atau layanan harus dilakukan di Google. Tujuannya adalah agar produk kamu muncul di halaman pertama.

• Konten media sosial

Ciptakan sesuatu yang memiliki nilai bagi audiens, namun tetap menunjukkan keunggulan produk/perusahaan kamu.

Ingat bahwa audiens saat ini didominasi oleh kaum milenial. Jadi buatlah konten yang menarik dan relevan. Jika perlu, gunakan juga layanan influencer.

• Optimized Site

Pastikan situs kamu ada di indeks sehingga mudah ditemukan dan mobile friendly.

• Iklan digital

Maksimalkan efektivitas konten kamu untuk menjangkau/menarik target audiens. Kamu dapat menggunakan Google Search, GDN, YouTube Ads, atau Programmatic Ads seperti Ascope, Double Click, dan lain-lain.

2. Engage – Convert

Salah satu kunci keberhasilan inbound marketing adalah brand engagement merek yang baik antara merek dan pelanggan untuk meningkatkan konversi.

Optimized Landing Page

• Jika kamu ingin menarik audiens potensial ke campaign yang menarik, gunakan situs mini/halaman arahan yang dioptimalkan.

• Landing page bisa berupa kuis, selfie, atau lead magnet lainnya yang bisa menarik perhatian para milenial.

• Komunikasi, gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan audiens

• Bersikaplah terbuka dan berikan lebih banyak informasi kepada audiens tentang produk/perusahaan kamu di landing page tersebut.

Berikan gambaran jelas tentang challenge yang mereka hadapi dan bagaimana produk/perusahaan kamu bisa menjadi solusi bagi mereka.

3. Engage – Close

Tahap selanjutnya adalah Brand Engagement dengan fase untuk Close Leads menjadi Customer/konsumen.

• CRM Synchronization

Tujuan kita sebagai brand adalah engane mereka dengan menemukan mereka dengan CRM Synchronization, mengumpulkan mereka, dan menyegmentasikan lead prospek tersebut.

• Personalized Digital Assets

Memproses lead data melalui aset digital kamy (email pribadi, website, media sosial) dengan menawarkan penawaran menarik seperti kupon dan penawaran relevan lainnya.

Ingat, jangan berhenti begitu saja! Gunakan pendekatan terus menerus dan bertahap sampai audiens benar-benar melakukan pembelian.

4. Delight

Tahap ini adalah fase yang sangat penting. Pada fase ini, perusahaan sangat perlu memastikan bahwa pelanggannya puas dengan produk yang ditawarkan perusahaan untuk mendapatkan pelanggan yang loyal, yaitu fase Brand Loyalty.

Beberapa perusahaan besar seperti perusahaan telekomunikasi dan perusahaan perbankan sudah mulai menerapkannya.

Beberapa cara untuk melakukannya adalah dengan membuat survei ulasan, survei kepuasan, dan menggunakan email marketing.

Meskipun inbound marketing membutuhkan kerja keras, pada akhirnya kamu akan mendapatkan pelanggan potensial yang akan mencari-cari produkmu dan mereka akan menjadi pelanggan setia.

Return On Investment (ROI): Pengertian, Manfaat dan Cara Menghitungnya

Dalam dunia bisnis, ROI adalah faktor penting yang digunakan untuk melakukan evaluasi untuk mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh perusahaan. Pasalnya, ROI adalah persentase yang menunjukkan laba bersih yang didapat dari total investasi yang dikeluarkan.

Nah, untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan mengenai ROI dan cara menghitungnya!

Pengertian ROI

Pada dasarnya, Return on Investment (ROI) adalah rasio yang menunjukkan hasil perhitungan laba bersih yang didapatkan dari nominal investasi yang sudah dikeluarkan. Mengutip dari laman Kementerian Keuangan, ROI juga dapat diartikan sebagai presentase kenaikan atau penurunan investasi selama periode tertentu.

ROI digunakan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas dari sebuah investasi yang diberikan. Oleh sebab itu, hasil ROI yang sudah lakukan biasanya digunakan investor untuk menentukan strategi bisnis yang akan digunakan selanjutnya agar tidak salah langkah dalam mengaturnya.

ROI dipengaruhi oleh dua faktor, yakni turnover dari operating assets dan profit margin. Turnover dari operating adalah tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional dalam suatu periode tertentu. Sementara profit margin adalah besarnya keuntungan atau penjualan bersih yang didapat oleh perusahaan dalam bentuk persentase.

Manfaat ROI

Umumnya, ROI digunakan untuk menentukan strategi bisnis yang akan digunakan selanjutnya. Namun, ROI memiliki beberapa manfaat lain, di antaranya adalah:

Efisiensi Penggunaan Dana

ROI digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian penjualan. Dengan ini, pengeluaran perusahaan menjadi lebih terkontrol.

Mengetahui Kelemahan Perusahaan

ROI juga dapat digunakan untuk membandingkan efisiensi penggunaan modal pada satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dengan demikian, kelemahan perusahaan dibandingkan kompetitornya dapat diketahui sehingga memudahkan untuk memperbaikinya.

Mengukur Profitabilitas Perusahaan

Sebuah perusahaan yang menggunakan product cost system yang baik akan memudahkan dalam menghitung profitabilitas dari produk-produk yang dihasilkan. Product cost system dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan modal dan biaya yang dapat dialokasikan kepada produk-produk yang dihasilkan.

Sebagai Alat Kontrol

Terakhir, ROI juga berfungsi sebagai alat kontrol untuk melihat bagaimana prospek yang didapat oleh perusahaan, sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang akan diambil untuk ke depannya.

Cara Menghitung ROI

Pada dasarnya, cara menghitung ROI adalah dengan membagi laba bersih yang dihasilkan dengan biaya investasi yang didapatkan, lalu dikalikan seratus persen. Untuk menghitung ROI, kamu juga bisa menghitungnya dengan rumus berikut:

ROI = (Pendapatan Investasi - Biaya Investasi) / Baya Investasi x 100%

Sebagai contoh, apabila seorang investor menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 10.000.000 pada sebuah perusahaan dan menghasilkan penjualan sebesar Rp. 15.000.000, maka dapat diketahui bahwa laba yang didapat adalah sebesar Rp. 5.000.000.

Untuk perhitungan ROI yang didapat menggunakan rumus sebagai berikut:

  • ROI = ((Rp. 15.000.000 – Rp. 10.000.000) / Rp. 10.000.000) x 100% = 50%

Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa investor tersebut mendapatkan keuntungan sebesar 50% dari total investasi yang diberikan.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai ROI yang telah dirangkum oleh Daily Social. Semoga artikel ini dapat menambah wawasanmu mengenai hal ini.

Runway: Pengertian, Dampak dan Cara Menerapkannya di Bisnis Startup

Pernahkah kamu mendengar istilah runway? Umumnya, istilah runway digunakan untuk menyebut landasan pacu pesawat untuk lepas landas. Jika landasan pacu yang digunakan pesawat terlalu pendek, maka pesawat akan gagal lepas landas. Sebaliknya, jika landasan pacunya terlalu panjang, maka pesawat akan kehabisan bahan bakar sebelum benar-benar melakukan lepas landas.

Sama seperti pesawat, dalam dunia startup, runway adalah istilah lain yang digunakan untuk menyebut jumlah waktu yang dimiliki oleh sebuah startup sebelum kehabisan uang. Startup runway harus diperhitungkan secara benar dan detail, agar terhindar dari kerugian bahkan kegagalan.

Lantas, apa yang disebut sebagai runway dan seberapa penting runway dalam startup? Simak penjelasannya dalam artikel ini!

Pengertian Runway

Pada dasarnya, runway adalah landasan pacu yang digunakan oleh pesawat untuk lepas landas. Mengutip dari Forbes, runway dalam konteks startup adalah jumlah waktu yang dimiliki oleh sebuah startup sebelum kehabisan uang.

Jumlah waktu tersebut merupakan salah satu perhitungan terpenting yang harus dibuat oleh founder startup. Pasalnya, apabila perhitungan yang dibuat benar, maka startup akan memiliki lebih besar untuk mencapai kesuksesan.

Jika sebuah startup tidak memiliki runway yang cukup, maka mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk gagal dalam mengembangkan produk mereka. Sementara apabila runway yang dimiliki terlalu panjang, maka startup akan berisiko untuk menyia-nyiakan equity atau modal mereka.

Cara Mengetahui Runway yang Dibutuhkan oleh Startup

Agar dapat memperhitungkan periode runway yang tepat untuk sebuah startup, kamu perlu mempertimbangkan dua hal, yakni gross burn rate dan net burn rate.

Gross Burn Rate

Gross burn rate adalah jumlah uang yang dihabiskan oleh sebuah startup setiap bulan. Untuk mengetahui jumlahnya, kamu bisa mengurangi sisa dana dari jumlah dana asli lalu membaginya dengan 12 bulan.

Net Burn Rate

Net burn rate mengacu pada perbedaan antara jumlah uang yang masuk dan jumlah uang yang keluar. Untuk menghitungnya, kamu harus mengurangi penghasilan bulanan perusahaan dari gross brun. Dalam hal ini, kamu bisa mengetahui startup runaway dengan membagi jumlah uang yang kamu miliki di awal dengan net burn rate.

Dampak Startup yang Kehabisan Waktu Runway

Menurut pemodal ventura dan investor profesional, Paul Graham dan Peter Sandberg, yang dikutip dari situs Duitku, runway “zona merah” dimulai pada waktu tiga bulan. Dalam tahap ini, founder startup memiliki posisi yang cukup genting, karena investor cenderung tidak akan berinvestasi di perusahaan mereka.

Apabila sebuah startup kehabisan waktu runway, maka potensi kegagalan akan semakin besar. Maka dari itu, banyak startup yang mengumpulkan uang untuk meningkatkan runway mereka hingga bisnisnya menghasilkan pendapatan.

Cara Memperpanjang Waktu Runway

Salah satu kunci untuk memperpanjang waktu runway adalah dengan mengurangii atau dengan meningkatkan arus kas masuk dan mengurangi pengeluaran. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa cara untuk melakukannya.

Memangkas Biaya

Salah satu cara untuk memperpanjang runway adalah dengan memangkas biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pemangkasan biaya ini dilakukan untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh produk atau jasa yang tidak menghasilkan profit.

Kamu bisa melakukan hal ini dengan menghentikan produk atau jasa yang kurang laku, memotong jumlah karyawan, hingga mempertimbangkan penggunaan ruang kerja bersama daripada menyewa gedung untuk kantor.

Meningkatkan Pendanaan

Kamu juga bisa memperpanjang runway dengan cara meningkatkan pendanaan. Selain dengan modal ventura, kamu bisa menggunakan alternatif lain, seperti sistem bagi hasil.

Bagi hasil sendiri adalah strategi pendanaan yang dilakukan dengan meminjam uang dari investor dan mengikat pembayarannya dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan. Jadi, ketika bisnis berkembang, maka jumlah pembayaran juga akan meningkat.

Membuat Dana Darurat

Mencegah adalah cara terbaik dibandingkan mengobati. Dalam hal ini, perencanaan yang direncanakan dengan baik adalah cara terbaik untuk memperpanjang startup runway. Salah satu bentuk dari perencanaan ini adalah dengan membuat dana darurat. Dengan mempersiapkan dana darurat berarti kamu sudah memiliki persiapan untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai runway pada startup. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa runway adalah sebuah periode yang dimiliki oleh startup untuk lepas landas sebelum kehabisan dana.

Pivot: Pengertian, Jenis, Strateginya dan Waktu untuk Mengimplementasikannya dalam Bisnis

Pernahkah kamu mendengar tentang istilah pivot? Dalam dunia bisnis, pivot dikenal sebagai strategi untuk menyelamatkan sebuah bisnis agar dapat tetap bertahan.

Umumnya, pivot dilakukan ketika bisnis sudah menunjukkan tidak adanya perkembangan atau kesesuaian dengan nilai-nilai atau tujuan yang dimilikinya. Tujuannya, agar usahamu dapat kembali meraih keuntungan.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan pivot dan kapan waktu yang tepat untuk mengimplementasikannya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!

Pengertian Pivot

Pada dasarnya, pivot adalah sebuah strategi yang digunakan untuk memajukan sebuah bisnis. Mengutip dari Forbes, pivot adalah tindakan yang dilakukan untuk mengubah arah bisnis secara fundamental, ketika produk yang ditawarkan sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan pasar.

Umumnya, pivot diterapkan pada bisnis yang kurang berkembang atau sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada di pasar. Tujuannya, untuk mengembalikan atau meningkatkan revenue bisnis agar tetap bisa bertahan. Namun, pivot dinilai sebagai strategi yang cukup berisiko karena perubahan yang dilakukan benar-benar dari awal.

Jenis Strategi Pivot

Strategi pivot dibagi menjadi beberapa jenis tergantung dari permasalahan yang dihadapi. Untuk menerapkan strategi pivot yang efektif pada bisnismu, ada baiknya jika kamu memahami jenis-jenis strategi pivot terlebih dahulu.

Market Segment Pivot

Market segment pivot adalah jenis strategi pivot yang dilakukan dengan mengubah segmen pasar. Dengan strategi ini, kamu hanya perlu melakukan perubahan terhadap target pasarmu saja, bukan produk maupun fungsinya.

Revenue Model Pivot

Strategi ini biasa dilakukan oleh bisnis yang bergantung pada subscription atau license untuk mendapatkan keuntungan. Oleh sebab itu, untuk menerapkannya, kamu perlu mengatur ulang harga produk yang kamu tawarkan.

Customer Problem Pivot

Customer problem pivot adalah strategi pivot yang dilakukan dengan mengubah fungsi dari produk yang kamu hasilkan. Dengan ini, kamu hanya perlu mengubah fungsinya agar dapat menyesuaikan dengan konsumenmu saja.

Product vs Service Pivot

Strategi ini digunakan jika produk yang kamu tawarkan terlalu kompleks bagi konsumen, sehingga kamu bisa menambahkan support service agar produkmu lebih bermanfaat.

Product Feature Pivot

Product feature digunakan jika terdapat perubahan pada kebutuhan konsumen. Dengan strategi ini, kamu bisa menambahkan fitur produk yang sesuai dengan kebutuhannya.

Sales Channel Pivot

Strategi ini dilakukan dengan mengganti sales channel yang digunakan dalam bisnis. Sebab, pemilihan sales channel yang salah bisa berakibat buruk pada perkembangan bisnis.

Technology Pivot

Terakhir, technology pivot adalah strategi perubahan pada platform teknologi, sehingga mampu menyelesaikan masalah yang terjadi.

Waktu yang Tepat untuk Mengimplementasikan Pivot dalam Bisnis

Umumnya, pivot dilakukan pada bisnis yang dianggap kurang berkembang. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah waktu yang tepat untuk mengimplementasikan pivot dalam bisnis.

Performa Bisnis Tidak Berkembang

Pivot biasa dilakukan ketika performa bisnis suatu perusahaan tidak menunjukkan adanya perkembangan. Kondisi ini biasa terjadi karena beberapa faktor, seperti target pasar yang tidak sesuai, kebutuhan konsumen yang berubah, promosi yang tidak efektif, dan lain sebagainya.

Fokus Pasar Sudah Tidak Sesuai dengan Tujuan Bisnis

Pivot juga dilakukan ketika perusahaan menyadari bahwa fokus pasar sudah berubah dan tidak sesuai dengan nilai yang dimiliki. Untuk itu, perusahaan harus mengganti strateginya dengan menjual produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Butuh Adaptasi dengan Perubahan

Sebuah bisnis dituntut harus dapat beradaptasi dengan segala bentuk perubahan agar tetap bertahan. Untuk melakukan hal ini, perusahaan biasanya melakukan pivot untuk sesuai dengan kondisi yang terjadi.

Adanya Konflik Internal dalam Perusahaan

Strategi pivot juga bisa dilakukan jika ada masalah dalam internal perusahaan. Dengan pivot, perusahaan bisa melakukan perombakan secara besar-besaran untuk mengatasi masalah tersebut.

Kalah Saing dengan Kompetitor

Dalam bisnis, persaingan antar kompetitor adalah hal yang wajar. Namun, ketika bisnismu selalu dikalahkan oleh kompetitormu, maka kamu harus melakukan strategi pivot untuk mengubah produk, layanan atau strategi penjualan yan kamu terapkan.

Hendak Meluncurkan Produk Baru

Ketika kamu memutuskan untuk melakukan inovasi dan meluncurkan produk baru, maka kamu harus mempertimbangkan kembali strategi yang harus kamu lakukan agar perusahaanmu tetap bertahan. Pasalnya, dengan meluncurkan produk yang benar-benar baru, berarti kamu harus melakukan perubahan pada hal-hal lain.

Nah, demikian penjelasan lengkap mengenai pivot dalam bisnis. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pivot adalah strategi yang penting untuk diterapkan ketika bisnis mengalami kemunduran.

Chief Executive Officier (CEO): Pengertian, Peran, Tugas dan Tanggung Jawab, Hingga Gajinya

Siapa yang tidak mengenal istilah CEO? Posisi ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi setiap orang yang bekerja di sebuah perusahaan.

CEO adalah pemimpin yang menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Selain itu, CEO memiliki pengaruh besar terhadap reputasi perusahaan. Oleh karena itu, posisi ini harus diisi oleh orang-orang terpilih.

Lalu sebetulnya apakah itu CEO atau chief executive officer? Mari mengenalnya lebih dalam pada artikel di bawah ini!

Apa Itu Chief Executive Officier (CEO)?

Heru Setyaka, dalam bukunya Top CEO, Rich Salesman, mengatakan bahwa istilah CEO digunakan untuk merujuk pada posisi yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. CEO dikatakan penting karena posisi ini mempengaruhi operasi seluruh organisasi perusahaan.

CEO adalah jabatan tertinggi dalam perusahaan dan tugasnya adalah memimpin perusahaan. Selain itu, ia bertanggung jawab atas stabilitas perusahaan yang dikelolanya.

Namun dalam praktiknya, penggunaan istilah CEO seringkali berbeda, terutama dalam kaitannya dengan manajemen dan struktur organisasi. Heru mengatakan bahwa perbedaan terbesar dapat dilihat pada perusahaan dibentuk oleh individu dalam bentuk perseorangan dan sebagainya.

Misalnya, ada seorang CEO yang merangkap sebagai general manager dan direktur perusahaan, maka ia memiliki wibawa yang besar dalam dirinya.

Di sisi lain, ada juga CEO yang posisinya seperti “Perdana Menteri”. Mereka menjalankan tugasnya dalam mengelola perusahaan dan bertanggung jawab kepada Dewan Manajemen. Dalam sebuah perusahaan, dewan direksi dipilih oleh pemegang saham.

Peran Utama Chief Executive Officier

Biasanya, CEO bertanggung jawab untuk memimpin, memotivasi, dan mengembangkan tim agar bisnis tetap berjalan sejalan dengan strategi, visi, dan misi perusahaan. Namun, peran CEO belum tentu sama di semua perusahaan. Hal ini disesuaikan dengan ukuran, budaya dan struktur perusahaan.

Di perusahaan besar, CEO biasanya hanya mementingkan keputusan strategis tingkat tinggi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pertumbuhan perusahaan. Misalnya, perencanaan strategi bisnis dan pengambilan keputusan operasional oleh manajemen puncak. Di perusahaan kecil, CEO seringkali lebih aktif dan terlibat dalam operasi sehari-hari. Misalnya, berpartisipasi dalam kepegawaian, menciptakan lapangan kerja untuk tim, dan sebagainya.

Kamu tahu? Pada dasarnya, CEO lebih banyak terlibat dalam hal-hal strategis, seperti pertemuan dengan manajer atau pertemuan lainnya.

Menurut studi Harvard Business School, CEO menghabiskan 72% hari kerja mereka untuk rapat. Biasanya, berbagai rencana dan strategi dihasilkan dari pertemuan ini untuk lebih mengembangkan dan mengadaptasi model bisnis kamu.

CEO juga dianggap sebagai wajah perusahaan yang dikelolanya. Tak heran jika sang CEO memiliki lingkaran sosial yang luas dan banyak orang mengenalnya.

Elon Musk, misalnya, adalah karakter yang identik dengan Tesla. Seperti yang terlihat di media, Elon Musk sering memberikan wawancara, tampil di radio dan televisi, serta menghadiri acara lokal (seminar). Hal ini menunjukkan bahwa CEO tidak hanya bekerja di lingkungan perusahaan, tetapi juga perlu membangun citra yang baik di mata publik.

Tugas dan Tanggung Jawab CEO

Dikutip dar Corporate Finance Institute bahwa tidak ada batasan tetap untuk tugas CEO. Namun secara umum, CEO memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

• Berkomunikasi atas nama perusahaan, dengan pemegang saham, pihak pemerintah, dan publik.

• Memimpin pengembangan strategi jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

• Menciptakan dan mengimplementasikan visi dan misi perusahaan atau organisasi.

• Mengevaluasi pekerjaan para pemimpin eksekutif lainnya di dalam perusahaan, termasuk direktur, wakil presiden, dan presiden.

• Menjaga performa perusahaan terhadap situasi pasar yang kompetitif, peluang ekspansi, perkembangan industri, dan lain-lain.

• Memastikan bahwa perusahaan mempertahankan tanggung jawab sosial yang tinggi di mana pun ia melakukan bisnis.

• Menilai risiko terhadap perencanaan perusahaan dan memastikannya dipantau dengan baik.

• Menetapkan tujuan strategis bisnis untuk jangka panjang.

Gaji Chief Executive Officier Perusahaan

Gaji pokok CEO dan CTO bergantung pada tahap keuangan startup. Penghasilan mereka meningkat sesuai dengan dukungan yang mereka terima.

Di Indonesia, rata-rata gaji bulanan para CEO berkisar antara 0 hingga 5 juta USD dalam tahap keuangan, yaitu 2000 USD atau sekitar 29 juta rupiah. Dengan nilai tukar hari ini, itu adalah 29,9 juta rubel (nilai tukar 14.996 rubel).

Informasi tentang kisaran gaji CEO diterbitkan oleh firma ekuitas swasta Monk’s Hill Ventures dan firma rekrutmen Glints dalam laporan berjudul The Southeast Asia Tech Talent Compensation Report.

Sekarang kamu sudah tahu kan arti CEO? Ini bukan hanya singkatan atau istilah umum. Mungkin bagi kamu yang sedang mencari karir, tidak ada salahnya untuk memimpikan karir CEO. Semoga tercapai, ya!

Sales: Pengertian, Tugas, dan Jenis-Jenisnya

Sales merupakan garda terdepan terdepan dari sebuah perusahaan. Sebab, sales adalah pihak yang bertanggung jawab secara langsung atas penjualan produk dan layanan dari suatu perusahaan.

Dalam tugasnya, sales berhubungan langsung dengan calon pembeli dengan menggunakan pendekatan tertentu untuk memengaruhi mereka agar membeli produk yang ditawarkan. Dengan begitu, sales mampu memenuhi target penjualan yang ditetapkan sebelumnya.

Lantas, apa yang sebenarnya disebut sebagai sales dan apa saja tugas dan tanggung jawabnya?

Pengertian Sales

Sales adalah suatu pekerjaan yang sangat berkaitan dengan penjualan. Mengutip dari HubSpot, sales adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan penjualan barang atau jasa. Dalam setiap perusahaan, seluruh penjualan produk maupun layanannya menjadi tanggung jawab tim sales.

Sales umumnya harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Pasalnya, seorang sales harus mampu memengaruhi calon konsumen agar mau membeli produk yang ditawarkannya untuk memenuhi target penjualan. Apabila target penjualan telah tercapai, sales akan mendapat imbalan berupa komisi atau bonus.

Tugas dan Tanggung Jawab Sales

Pada dasarnya, sales bertanggung jawab atas penjualan produk maupun layanan dari sebuah perusahaan. Untuk lebih lengkapnya, berikut beberapa tugas dan tanggung jawab sales secara lebih detail.

Meningkatkan Penjualan

Salah satu tugas utama sales adalah untuk meningkatkan penjualan. Dalam hal ini, seorang sales bertugas untuk mendekati calon pelanggannya dengan menggunakan pendekatan tertentu untuk menawarkan produk atau layanannya.

Melakukan Customer Acquisition

Pada dasarnya, customer acquisition adalah suatu strategi yang dilakukan perusahaan untuk menarik pelanggan baru. Seorang sales juga harus bertanggung jawab untuk melakukan customer acquisition, seperti melakukan cold-emailing, cold-calling dan lain sebagainya.

Customer Retention

Sales juga bertugas untuk mempertahankan pelanggan agar tetap loyal menggunakan produk atau layanan yang ditawarkan. Hal inilah yang dinamakan dengan customer retention.

Membantu Perkembangan Bisnis

Setiap sales memiliki target penjualan tersendiri yang biasanya selalu naik pada tiap periode. Sales bertugas untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya dengan memenuhi target penjualan yang telah ditetapkan.

Jenis-Jenis Sales

Mengutip dari The Balance Careers, sales terbagi menjadi beberapa jenis, mulai dari sales representative, sales management, sales administrative, account executive hingga executive-level management. Berikut adalah penjelasan selengkapnya dari kelima jenis sales tersebut.

Sales Representative

Sales representative adalah tingkatan paling dasar dari sebuah tim sales. Sales representative juga biasa disebut sebagai garda terdepan dalam proses penjualan. Beberapa sebutan lain yang digunakan untuk sales representative adalah agen penjualan, account representative, advertising representative, brand ambassador dan lain sebagainya.

Sales Management

Sales manager bertugas untuk memimpin tim sales pada suatu perusahaan dengan membawahi beberapa orang sales representative. Umumnya, mereka akan menetapkan tujuan dan menganalisa penjualan yang dicapai.

Sales Administrative

Sales administrative adalah tim sales yang membantu dalam hal administratif, seperti mengurus izin perjalanan, menyiapkan quotation, hingga melakukan perhitungan dan pengurusan bonus yang diberikan kepada pelanggan tetap.

Selain itu, mereka juga biasanya bertugas untuk menjembatani tim sales dan tim marketing. Beberapa sebutan lain yang biasa digunakan untuk sales administrative, seperti business development representative, enterprise representative, financial assistant, dan industry representative.

Account Executive

Account executive adalah posisi yang setara dengan sales manager. Tugas utama seorang AE adalah menciptakan dan mempertahankan relasi antara pihak perusahaan dengan kliennya.

Seorang AE juga harus memahami pengetahuan dan pemahaman terutama mengenai tren industri. Tujuannya adalah agar AE dapat menjalin hubungan yang baik dengan setiap pelanggan dengan adanya pengetahuan tersebut.

Executive-Level Management

Executive-level management adalah pihak yang bertugas untuk menentukan dan mengarahkan tujuan utama penjualan dari suatu perusahaan. Mereka bertangung jawab dalam merancangkan rencana pemasaran hingga membuat rencana yang berhubungan antara pihak perusahaan dengan pelanggan.

Nah, itulah penjelasan mengenai sales mulai dari pengertian, tugas dan tanggung jawab, serta jenis-jenisnya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sales adalah pihak yang bertanggung jawab atas penjualan produk atau layanan dari suatu perusahaan.

Stealth Mode pada Startup: Pengertian, Cara, Manfaat dan Kelemahannya

Stealth Mode seperti namanya bukanlah istilah yang sering dibahas. Namun, bagi pemodal ventura dan investor, stealth mode adalah bagian dari realitas saat ini yang harus disadari semua orang.

Jadi, mari kita jelajahi arti stealth mode dan kepentingannya yang lebih luas, dengan lebih detail pada artikel di bawah ini!

Definisi Stealth Mode

Stealth mode adalah strategi bisnis TI di mana perangkat lunak, perangkat keras, atau produk/layanan TI sengaja disembunyikan dari pasar, pesaing, atau publik hingga tanggal atau penyelesaian yang telah ditentukan sebelumnya.

Ini adalah praktik untuk mempertahankan produk atau layanan, terutama di pasar yang sangat kompetitif.

Stealth Mode mengacu pada startup yang merahasiakan agenda mereka yang sebenarnya melalui berbagai cara legal. Sementara startup lain mencari perhatian publik, mode ini yang digunakan pada sebuah startup melakukan sebaliknya dan menyembunyikan informasi tentang diri mereka sendiri dan hanya mempublikasikan gambaran umum perusahaannya saja.

Cara Mengenali Stealth Mode pada Sebuah Startup

Pada dasarnya, startup dalam stealth mode tidak mudah untuk menemukannya, tetapi selalu ada petunjuk. Jika situs web publiknya kurang detail, tetapi banyak dana dan bahkan beberapa investor sukses terhubung, ini biasanya merupakan indikator yang kuat.

Karena startup stealth mode jarang mencari pendanaan secara terbuka, mendekati investor secara pribadi, mereka sering ditemukan saat melihat portofolio yang terakhir. Di sini, kamu mungkin menemukan perusahaan dengan sedikit detail , atau mungkin perusahaan dengan nama dan detail yang tidak jelas.

Ini juga berarti, bagaimanapun, tidak akan mungkin menemukan startup seperti itu di media sosial sangat mendorong aktivitas terbuka. Perusahaan mode ini memposisikan dirinya sejauh mungkin dari pusat perhatian dan menghindari perhatian publik.

Manfaat Stealth Mode pada Startup

Alasan utama semakin populernya perusahaan dalam stealth mode adalah bahwa mereka menawarkan banyak keuntungan bagi sebagian besar pengusaha terutama pemilik usaha kecil.

1. Tidak Diperhatikan Sedari Awal

Keuntungan terbesar dari mode ini pada startup adalah menghindari perhatian awal sebelum diluncurkan ke publik. Ini paling umum terjadi pada startup teknologi dengan layanan disruptive. Keunikan dari proposisi penjualan yang unik ini seringkali menjadi yang paling menarik bagi investor, sehingga seringkali startup menyembunyikan produk barunya untuk menghindari beberapa masalah.

2. Hak Paten yang Terjamin

Hal ini juga penting bagi perusahaan yang belum secara hukum mendapatkan legalitasnya (misalnya merek dagang yang belum didaftarkan) atau yang produknya belum jadi.

Kelemahan Stealth Mode

1. Peluang Pendanaan Terbatas

Kerugian terbesar adalah tantangan mendapatkan pembiayaan. Jika kamu tidak dapat mempublikasikan layanan atau produk, kamu akan segera kehilangan sebagian besar pasar investasi dan kemungkinan investasi modal. Hal ini memberi banyak tekanan pada pendiri startup stealth mode untuk mendapatkan pertemuan secara pribadi, membuat kesan yang besar, dan pada akhirnya hanya mendapatkan pendanaan yang biasa dilakukan secara manual.

2. Umpan Balik Pelanggan Terbatas

Kedua, kamu juga memiliki umpan balik pelanggan yang sangat terbatas. Jika bisnis mu tidak dapat berinteraksi dengan publik, bagaimana kamu dapat mengukur reaksi publik atau bahkan memastikan nilai pasar? Ini adalah tantangan besar dan salah satu alasan mengapa startup stealth mode cenderung mencari VC yang sangat berpengalaman yang memiliki pengalaman melewati rintangan semacam ini.

3. Perhatian Publik Terbatas

Jika perusahaan fashion memakai mode ini untuk go public, mereka harus menginvestasikan uang dalam acara besar atau kampanye besar lainnya. Namun, perusahaan publik dapat menarik perhatian jurnalis, mempertahankan citra publiknya, dan membangun reputasinya selama bertahun-tahun dibangunnya.

Sebagian besar startup stealth mode bukanlah cara terbaik tanpa risiko, tetapi pada akhirnya mereka juga akan mendapat banyak daya tarik. Bagi investor yang menemukan hal ini tentu akan sangat berharga, startup stealth mode mewakili peluang yang unik untuk mendulang kesuksesan. Jadi apakah kamu tertarik memakai stealth mode pada startup mu?

Business Intelligence: Pengertian, Manfaat, dan Perannya

Business Intelligence (BI) adalah sistem yang sangat penting saat ini. Pasalnya, sistem ini dapat memudahkan perusahaan dalam mengumpulkan data dan melakukan analisis secara real-time. Hasil analisis ini kemudian dapat dimasukkan ke dalam keputusan bisnis yang lebih baik.

Untuk mempelajari lebih lanjut, mari simak artikel berikut untuk informasi lengkap mengenai business intelligence di artikel ini!

Pengertian Business Intelligence

Business Intelligence (BI) adalah sistem yang mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis informasi yang dihasilkan oleh operasi perusahaan.

Data yang terkumpul disajikan dalam format pelaporan yang mudah dipahami, komprehensif dan akurat. Laporan ini dapat digunakan untuk pengukuran, analisis, dan pemantauan bisnis.

Selain itu, temuan yang dihasilkan juga dapat digunakan sebagai bahan penimbangan untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif.

Seberapa Penting BI untuk Perusahaan?

Ada beberapa hal yang membuat keberadaan BI menjadi sangat penting di perusahaan. Berikut detailnya:

• Perusahaan perlu mengetahui bagaimana kinerja dan kesuksesan mereka selama periode waktu tertentu. Dalam hal ini, BI membantu perusahaan untuk fokus pada visi utamanya.

• Masalah yang muncul dalam bisnis perusahaan harus dikenali tepat waktu, agar tidak berkembang dan lebih mudah untuk mengatasinya. Inilah tugas business intelligence yang bertugas memberikan penjelasan atas permasalahan kinerja sebuah perusahaan.

• Perusahaan memiliki data, tetapi tanpa BI, itu tidak dapat digunakan secara optimal.

Manfaat Menggunakan Business Intelligence (BI)

• Mendorong perusahaan untuk mencapai tujuan KPI dengan menyinkronkan semua informasi sehingga tim dapat fokus pada pekerjaannya.

• Memantau kinerja bisnis dan mengidentifikasi masalah menjadi lebih mudah.

• Memberikan informasi tentang perusahaan pada beberapa tingkatan.

• Menginformasikan tentang masalah atau batasan yang muncul di perusahaan.

• Menggali lebih dalam sumber data yang tersedia dan gunakan informasi ini untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan kinerja bisnis.

Peran Business Intelligence

Peran atau tugas BI yang penting untuk diketahui oleh bisnis, diantaranya meliputi:

• Melakukan analisis data

Sistem ini secara otomatis menghasilkan laporan yang memudahkan analisis data bisnis. Analisis tersebut diperlukan untuk meningkatkan perkembangan perusahaan berdasarkan data yang akurat.

• Mengelola data

Tugas BI tidak berhenti mengumpulkan informasi yang berbeda atau perusahaan dari sumber yang berbeda. BI juga bertanggung jawab untuk menyimpan informasi pelanggan di lokasi aman yang hanya dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan dengan bisnis mu.

• Mengevaluasi perkembangan usaha secara berkala

Pelaku bisnis dapat menggunakan hasil laporan yang diberikan oleh BI untuk melakukan penilaian secara mendalam. Berdasarkan penilaian tersebut diharapkan dapat memunculkan tren bisnis terkini yang dapat digunakan untuk meningkatkan profit perusahaan.

Demikianlah informasi mengenai business intelligence yang dapat kami bagikan. Sekarang kamu sudah tahukan fungsi dari sistem ini?

Pitching: Pengertian, Tujuan dan Tips Melakukannya

Pernahkah kamu mendengar istilah pitching? Dalam dunia bisnis, ternyata pitching merupakan hal yang penting. Sebab, pitching dilakukan untuk mempresentasikan ide bisnis kepada pihak lain, khususnya investor.

Lantas, apa yang sebenarnya disebut dengan pitching dan mengapa hal ini cukup penting dilakukan dalam bisnis? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut!

Apa Itu Pitching?

Pitching adalah sebuah istilah yang melekat pada startup. Pitching merupakan sebuah proses mempresentasikan ide bisnis kepada berbagai pihak, salah satunya investor agar mereka tertarik pada bisnis tersebut.

Pitching sendiri dimanfaatkan untuk membantu menjelaskan mengenai rencana bisnis kepada investor dengan tujuan untuk mendapat pendanaan. Tentunya, pendanaan merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai sebuah startup agar tetap bertahan dan mampu berkembang.

Karena fungsinya yang cukup krusial, pitching harus melalui persiapan yang sebaik mungkin. Berbagai riset, pengumpulan data yang relevan, hingga membuat pitch deck yang menarik harus dipersiapkan. Selain itu, pitching juga membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik karena sangat berkaitan dengan proses meyakinkan beberapa pihak mengenai ide-ide bisnis yang diajukan.

Tujuan Pitching

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pitching memiliki tujuan utama untuk mempresentasikan ide bisnis ke beberapa pihak. Mengutip dari enterpriseleague, berikut adalah alasan mengapa pitching sangat penting digunakan dalam bisnis.

Mendapat Pendanaan

Tujuan utama pitching adalah untuk mendapatkan pendanaan melalui presentasi ide-ide bisnis kepada investor. Investor yang tertarik dengan bisnismu akan melakukan pendanaan yang dapat kamu gunakan untuk mengembangkan bisnismu.

Menunjukkan Kemampuan dalam Membangun Sebuah Bisnis

Seseorang yang melakukan pitching harus menguasai beberapa keterampilan, meliputi komunikasi, riset, problem solving, kreativitas dan public speaking. Dengan melakukan pitching yang baik, kamu bisa menunjukkan bahwa kamu memiliki kemampuan untuk membangun sebuah bisnis hingga membuat investor tertarik pada bisnismu.

Meningkatkan Relasi

Salah satu tujuan pitching adalah untuk meningkatkan relasi bisnis. Pasalnya, pitching biasanya dilakukan dalam sebuah acara dengan banyak audiens. Kesempatan seperti ini tentu dapat dijadikan sebagai ajang dalam menarik lebih banyak pelanggan sekaligus mendapatkan investor baru.

Tips Melakukan Pitching

Ketahui Siapa Audiensmu

Sebelum melakukan pitching, kamu perlu melakukan riset terlebih dahulu untuk mengetahui hal-hal apa yang ingin kamu sampaikan dan siapa saja audiensnya. Mengutip dari artikel Harvard Business School, ada beberapa hal yang harus kamu ketahui mengenai audiensmu, meliputi fokus bidang yang diinvestasikan, sejauh mana tahap mereka berinvestasi, dan bagaimana rekam jejak mereka.

Persiapkan Pitch Deck dengan Sebaik Mungkin

Pitch deck adalah slide presentasi yang berisi deskripsi bisnis, ide, dan potensi bisnis yang ingin dijalankan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pitch deck, meliputi pengenalan informasi dasar tentang bisnismu, permasalahan dan solusinya, peluang pasar, rincian produk, hingga rincian biaya yang harus dikeluarkan untuk mengembangkan bisnismu.

Jelaskan tentang Produk dan Layananmu

Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat pitching adalah kamu harus menjelaskan mengenai produk dan layananmu dengan detail. Hal ini sangat penting untuk memberi gambaran tentan berapa banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari produk tersebut.

Jelaskan mengenai Detail dan Peluang Bisnismu

Selain produk dan layanan, kamu juga perlu menjelaskan mengenai detail dan peluang bisnismu. Beberapa hal yang harus kamu perhatikan mengenai detail bisnismu, meliputi target pasar, strategi untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, kompetitor bisnis, hingga berapa banyak modal yang dibutuhkan agar bisnis tetap berjalan.

Presentasikan dengan Sebaik Mungkin

Seluruh persiapan yang sudah kamu lakuka secara matang tentu akan sia-sia jika kamu tidak dapat mempresentasikannya dengan baik. Maka dari itu, sebelum melakukan presentasi, jangan lupa untuk mencatat waktunya. Agar lebih efektif, kamu bisa membaginya menjadi beberapa poin sehingga presentasimu tidak akan terkesan terburu-buru.

Nah, demikian penjelasan mengenai pitching yang telah dirangkum oleh Daily Social. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pitching merupakan kegiatan mempresentasikan ide bisnis kepada berbagai pihak, terutama calon konsumen dan investor.

Stakeholder: Pengertian, Fungsi, Peran dan Jenis-Jenisnya

Stakeholder adalah sebuah istilah yang sangat berkaitan dengan perusahaan. Stakeholder memiliki peran yang sangat penting bagi kelancaran kegiatan operasional dan pengambilan keputusan pada suatu perusahaan.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan stakeholder dan apa saja pihak-pihak yang terlibat beserta tugas dan tanggung jawabnya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Stakeholder

Mengutip dari Corporate Finance Institute, stakeholder adalah seorang individu, kelompok, maupun komunitas yang memiliki kepentingan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Stakeholder biasanya memiliki kemampuan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan hingga proses implementasi.

Dalam dunia bisnis, stakeholder memiliki peran penting agar pengembangan dan tujuan bisnis dapat tercapai. Beberapa pihak yang termasuk dalam stakeholder, meliputi karyawan perusahaan, konsumen, investor, supplier, komunitas hingga pemerintah.

Peran dan Fungsi Stakeholder

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebuah perusahaan harus bertanggung jawab terhadap seluruh karyawannya. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk dapat menyeimbangkan hubungan setiap stakeholder dalam bisnis.

Manajemen Langsung

Pada sebagian perusahaan, pengaturan bisnis dan operasional perusahaan dipegang langsung oleh para stakeholder. Dalam hal ini, perusahaan memberikan posisi bagi stakeholder agar dapat berpartisipasi langsung.

Pendukung Keuangan

Stakeholder juga sangat bergantung pada kinerja dan finansial perusahaan. Oleh sebab itu, mereka memiliki wewenang untuk menekan kinerja perusahaan atau bahkan mengubah strategi bisnis yang dianggap tidak sesuai.

Bantuan dalam Pengambilan Keputusan

Stakeholder utama dalam sebuah perusahaan juga memiliki kekuatan untuk mengambil dan memengaruhi keputusan anggota lain perihal operasional perusahaan. Mereka juga memiliki kekuasaan untuk menunjuk manajemen tingkat senior. Salah satu keputusan yang dapat ditentukan oleh mereka adalah terkait likuidasi dan akuisisi.

Jenis-Jenis Stakeholder

Jenis stakeholder dibagi menjadi dua, yakni stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Stakeholder internal adalah pemilik perusahaan dan karyawannya. Sementara stakeholder eksternal meliputi konsumen, supplier, komunitas hingga pemerintah.

Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai jenis-jenis stakeholder.

Investor

Investor adalah pihak yang menanamkan modal sebagai dukungan finansial bagi perusahaan. Modal yang ditanamkan oleh investor biasanya berupa saham.

Investor yang memiliki saham paling besar di sebuah perusahaan biasanya memiliki wewenang dalam mengawasi kinerja suatu perusahaan tersebut serta kondisi keuangannya.

Karyawan

Karyawan juga termasuk sebagai stakeholder yang memiliki fungsi penting bagi suatu perusahaan. Pasalnya, karyawan memiliki kontribusi langsung terhadap jalannya suatu perusahaan.

Supplier

Supplier adalah pihak yang berperan untuk menyediakan bahan baku untuk produksi. Dalam hal ini, supplier memiliki peran penting sebagai stakeholder, sebab tanpa supplier perusahaan tidak akan dapat melakukan kegiatan produksi.

Konsumen

Konsumen juga memegang peran penting sebagai stakeholder. Tanpa konsumen, perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Oleh sebab itu, beberapa perusahaan menerapkan strategi khusus untuk menarik dan mempertahankan konsumennya.

Komunitas

Keberadaan sebuah perusahaan biasanya akan berdampak cukup signifikan bagi komunitas di sekitarnya. Sebab, hal tersebut akan memberikan dampak ekonomi bagi mereka. Oleh sebab itu, perusahaan harus membangun hubungan yang baik dengan komunitas.

Sementara jika diliat dari posisi, pengaruh dan kekuatannya, stakeholder dikelompokkan menjadi tiga jenis. Berikut adalah penjelasan mengenai hal tersebut.

Stakeholder Primer

Stakeholder primer adalah perusahaan yang memiliki kuasa dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam program yang berjalan.

Stakeholder Sekunder

Stakeholder sekunder adalah stakeholder perusahaan yang tidak terlibat secara langsung dengan kebijakan dan perencanaan proyek yang dilakukan oleh perusahaan. Namun, mereka ikut berkontribusi dalam menyampaikan pendapat yang berpotensi untuk mengubah keputusan pihak perusahaan dan pemerintah.

Stakeholder Kunci

Terakhir, stakeholder kunci adalah pihak yang akan berperan dan terlibat dalam kegiatan operasional dan pengambilan keputusan bagi suatu perusahaan. Pihak yang termasuk dalam stakeholder kunci ada kelompok eksekutif perusahaan.

Nah, itulah penjelasan mengenai stakeholder yang telah dirangkum oleh Daily Social. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasanmu mengenai hal ini.