CareNow Hadirkan Layanan “PayLater” Fokus pada Perawatan Kesehatan

Memiliki akses ke perawatan kesehatan berkualitas tinggi menjadi kebutuhan yang esensial dalam upaya pencegahan penyakit, menjaga kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup. Pada kenyataannya, tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan.

Di Indonesia, penetrasi asuransi masih rendah dan tidak semua layanan ditanggung oleh asuransi pemerintah atau swasta. Data OJK menunjukkan bahwa tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada 2021 baru mencapai 3,18%, yang terdiri dari penetrasi asuransi sosial (1,45%), asuransi jiwa (1,19%), asuransi umum (0,47%), dan sisanya asuransi wajib.

Hal ini menginspirasi Andrew Soebagijo, Co-Founder dan COO CareNow untuk mengembangkan layanan CareNow yang dapat mengurangi kekhawatiran pembayaran, sembari menerima perawatan terbaik. Dalam wawancara bersama DailySocial, Andrew mengaku percaya bahwa industri kesehatan di Indonesia memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan.

“Masalah keuangan kerap mengganggu pasien dan penyedia layanan kesehatan, dan saat ini tidak ada solusi yang dapat mengatasi masalah mereka. Sebagai contoh, inflasi medis 3-8x lebih tinggi dari inflasi umum. Kami ingin memastikan masyarakat Indonesia dapat memiliki akses yang sama terhadap perawatan berkualitas tinggi,” ungkapnya.

CareNow merupakan perusahaan teknologi di Indonesia yang mengembangkan platform teknologi solusi bisnis untuk layanan medis. Layanan ini membantu pasien mendapatkan keperluan pembiayaan, dengan menyediakan cicilan perawatan/pengobatan yang terjangkau dari penyedia terpercaya.

Didirikan pada Juni 2022, CareNow memulai operasionalnya dengan tim yang beranggotakan tiga orang, yaitu Stefanie Juergens (CEO), Alexander Anggada (CTO), dan Andrew Soebagijo (COO).

Dalam menyediakan layanan pembiayaan ini, CareNow bekerjasama dengan PT Digital Micro Indonesia (DanaBijak) untuk mengoperasikan fitur PayLater yang sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor KEP-92/D.05/2021. Kerjasama ini memastikan transaksi di CareNow aman dan terpercaya, dilakukan melalui mekanisme yang diatur dan diawasi oleh OJK.

Layanan ini menawarkan cicilan dengan tenor 2 hingga 6 kali. Untuk saat ini, pembiayaan yang ditawarkan melalui CareNow fokus pada perawatan yang tidak dikover oleh asuransi baik swasta maupun publik. Pengguna bisa memilih perawatan yang diperlukan dengan mendaftar di situs dan mengisi data diri. Pembayaran saat ini dapat dilakukan melalui transfer virtual account.

“Saat ini, kami telah membangun tim yang solid beranggotakan sepuluh orang yang semuanya bersemangat untuk memberikan dampak dalam perawatan kesehatan,” terangnya.

Di masa awalnya, perusahaan sempat menghadapi tantangan dalam menerapkan metode pembayaran baru ini. Pasien terbiasa dengan cara pembayaran yang konvesional/biasa untuk perawatan dan enggan mencoba sistem baru perawatan dulu, bayar kemudian.

Timnya melakukan upaya berkelanjutan untuk mengedukasi pasien dan penyedia layanan kesehatan tentang metode pembayaran baru ini dan membantu mereka melihat manfaatnya. Seiring waktu berlalu, tingkat adopsi kini semakin tinggi dan resistensi semakin menurun.

Rencana ke depan

Sistem pembayaran PayLater atau “Beli Dulu Bayar Nanti” saat ini sudah banyak ditawarkan oleh para pemain e-commerce dengan fokus untuk kebutuhan konsumtif atau perbelanjaan. CareNow ingin menciptakan peluang yang sama dalam usaha ingin mewujudkan aksesibilitas dan keterjangkauan terhadap perawatan kesehatan berkualitas tinggi untuk semua orang.

CareNow saat ini fokus pada pembiayaan kesehatan karena banyaknya perawatan kesehatan yang tersedia di Indonesia namun opsi pembayarannya terbatas. Hal ini mengakibatkan ketidakmampuan pasien untuk membayar pengobatan, menunda perawatan kesehatan mereka, dan menurunkan kualitas hidup mereka.

“Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk membantu pasien mendapatkan perawatan yang mereka inginkan dan mendukung penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan pasien,” tegas Andrew.

Belum lama ini, perusahaan telah menyelesaikan Demo-Day bersama Antler. “Di sinilah dr. Nani (Stefanie Juergens) dan saya bertemu, menyatukan kekuatan, dan mendirikan CareNow. Selama program, saya bertemu dengan orang-orang yang berpikiran sama yang bersemangat membangun startup/membangun solusi untuk komunitas, belajar dari para pendiri yang terhormat, dan mengenal dunia startup,” lanjutnya.

Sebelumnya, mereka juga sempat mengikuti program pelatihan dari Iterative. Setelah menjalani program selama 4 minggu, mereka didorong untuk bergabung dengan gelombang W23. “Iterative sangat membantu kami dalam melakukan banyak hiper-eksperimen dan memastikan bahwa permintaan produk ada sebelum mengkhawatirkan aspek bisnis lainnya,” ungkap Andrew.

Menurut Andrew, bergabung dengan program akselerator memungkinkan timnya terhubung dengan mentor berpengalaman yang dapat memberi saran tentang pengembangan produk, strategi, dan penggalangan dana. Ini juga bisa menjadi medium bertukar ide tentang strategi pertumbuhan dan bereksperimen dengan strategi aktivasi, memberi akses ke investor, yang membantu dalam meningkatkan skala dengan cepat.

Dari sisi pendanaan, CareNow telah menutup putaran pra-awal pada bulan Januari lalu. Saat ini, perusahaan mulai fokus untuk penggalangan dana tahap awal. Andrew mengungkapkan bahwa timnya sangat terbuka bagi modal ventura yang tertarik untuk berinvestasi ke platform yang menghubungkan  perawatan kesehatan dan fintech.

Selain itu, Andrew juga mengungkap misi perusahaan untuk membuka akses seluas-luasnya untuk perawatan kesehatan berkualitas tinggi agar dapat terjangkau bagi semua orang. “Dan untuk melakukan itu, kami ingin memperluas kehadiran kami ke lebih banyak penyedia layanan kesehatan di seluruh Indonesia.”

Berkenalan dengan Aplikasi SATU SEHAT, Layanan Kesehatan di Era Digital

Setelah cukup lama hidup berdampingan dengan pandemi, pastinya kita tidak asing dengan aplikasi layanan kesehatan seperti Peduli Lindungi. Namun, apakah Anda tahu, aplikasi peduli lindungi ini nanti akan bertransformasi? Kementerian Kesehatan Indonesia memiliki rencana untuk mengubah Peduli Lindungi menjadi aplikasi layanan masyarakat bernama SATU SEHAT.

Aplikasi ini sudah mulai diresmikan sejak Selasa (26/7/2022) oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Diketahui, SATU SEHAT merupakan sebuah layanan kesehatan yang akan bisa menyimpan rekam medis pasien ke dalam satu platform Indonesia Health Services (IHS). 

Indonesia Health Service (IHS) sendiri merupakan wadah penampung informasi digital yang menyediakan konektivitas data, analisis, hingga layanan yang mendukung. Selain itu, Indonesia Health Service (IHS) juga dapat berfungsi sebagai penghubung berbagai aplikasi kesehatan di Indonesia.

Ingin mengetahui lebih lanjut? Yuk, simak pembahasan menarik di bawah ini mengenai hal hal menarik pada aplikasi SATU SEHAT.

  1. Menghubungkan seluruh pelaku industri kesehatan

Dalam pengembangannya, SATU SEHAT memiliki model infrastruktur Platform-as-a-service (PAAS) yang mana PAAS sendiri merupakan penghubung antara seluruh pelaku industri kesehatan. Gunanya adalah untuk menciptakan kesetaraan data kesehatan yang valid dan dapat diandalkan. Contohnya, semua aplikasi atau layanan kesehatan seperti RS vertikal, RS pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek harus mengikuti standar yang ditetapkan pemerintah melalui aplikasi SATU SEHAT.

  1. Memiliki beberapa transformasi sistem

Aplikasi ini memiliki beberapa transformasi kesehatan, seperti transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan dan transformasi pelaku industri kesehatan. 

  1. Fungsinya tidak hanya untuk vaksinasi

Setelah adanya transformasi dari PeduliLindungi terhadap aplikasi SATU SEHAT, nantinya aplikasi ini tidak hanya dapat memeriksa informasi seputar vaksinasi ataupun scanning. Melainkan masyarakat bisa menggunakannya untuk menyimpan data seputar imunisasi anak hingga riwayat cek darah. Tidak hanya itu, Budi Gunadi, selaku Menteri Kesehatan Indonesia juga menjelaskan bahwa apabila masyarakat melakukan pembelian obat di apotek, data pembelian obat tersebut akan tercatat di aplikasi SATU SEHAT.

  1. Memiliki keuntungan dari berbagai kalangan
  • Dalam bidang kesehatan, SATU SEHAT dapat memudahkan dokter melihat rekam medis yang dimiliki oleh pasiennya. Sebab, setiap dokter membutuhkan data 5 tahun terakhir mengenai riwayat penyakit pasiennya.
  • Dalam pemerintahan, SATU SEHAT juga berfungsi sebagai pemudah pemerintah memahami kesehatan populasi di daerahnya. Dengan begitu, pemerintah dapat mengambil keputusan yang lebih efektif. 
  1. Bekerja sama dengan Badan Siber Sandi Negara (BSSN)

Melalui  peraturan Kemenkes, SATU SEHAT bekerja sama dengan Badan Siber Sandi Negara (BSSN). Hal ini ditujukan untuk meningkatkan keamanan data masyarakat hingga meningkatkan rasa percaya masyarakat kepada aplikasi SATU SEHAT. Dengan begitu, masyarakat dapat menggunakan aplikasi ini dengan rasa aman, nyaman, dan tanpa rasa khawatir.

  1. Sebagai wujud kemajuan perkembangan digital di bidang kesehatan

Apabila zaman dahulu masyarakat harus membawa berkas untuk melakukan rujukan atau perpindahan rumah sakit, dengan adanya aplikasi SATU SEHAT, masyarakat tidak perlu membawa berkas rekam medis fisik ketika akan melakukan rujukan atau berpindah rumah sakit. Semua data rekam medis sudah tercatat secara digital dalam aplikasi SATU SEHAT yang terintegrasi dengan PeduliLindungi. 

  1. Dapat diakses di ponsel

Sama seperti PeduliLindungi, aplikasi SATU SEHAT juga dapat dengan mudah untuk diakses kapan saja dan dimana saja. Aplikasi ini dapat diakses melalui ponsel kesayangan. 

Itulah informasi menarik mengenai aplikasi SATU SEHAT. Dengan membaca artikel ini, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dalam dunia kesehatan digital.

Artikel ini ditulis oleh Nur Fitriani, alumni program DNA #Cohort1 yang digagas oleh DailySocial.

Mengenal “LoveCare”, Platform Marketplace Jasa Profesional Kesehatan

Layanan home care atau pelayanan kesehatan di rumah mengalami peningkatan yang cukup pesat belakangan ini. Home care dinilai memberikan lebih banyak kemudahan bagi pengidap suatu kondisi medis tertentu untuk mendapatkan perawatan kesehatan tanpa perlu pergi ke rumah sakit. Layanan ini dinilai dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat yang mempunyai keterbatasan ekonomi untuk biaya rawat inap di rumah sakit.

Kebutuhan akan tenaga perawat selalu ada, namun pada kenyataannya tidak mudah mendapatkan tenaga perawat yang sesuai dan memiliki kapasitas yang tepat. Hal ini menjadi ide awal dikembangkannya LoveCare, sebuah marketplace yang menyediakan jasa profesional kesehatan, seperti perawat, caregiver, dan babysitter.

Platform ini lahir dari pengalaman pribadi para founder, serta keinginan untuk melayani dan membuat perubahan di sektor layanan kesehatan.

“Saya mendapat inspirasi ketika saya pertama kali mengenal kata paliatif, yaitu pelayanan kualitas hidup pada pasien terminal yang tidak hanya memerlukan medical treatment tetapi mereka membutuhkan pelayanan holistik yang memakai hati” ujar Veronica Tan, salah satu Founder LoveCare.

Menangkan UN Women Care Accelerator

Didirikan pada tahun 2019, aplikasi ini telah menjadi wadah yang memberikan dampak nyata bagi para keluarga Indonesia dengan menghubungkan dan mencocokkan penyedia jasa medis maupun nonmedis dengan pengguna jasa berdasarkan kebutuhan, lokasi, dan preferensi secara aman, cepat, dan nyaman. LoveCare juga berhasil memenangkan UN Women Care Accelerator pada tahun 2021.

“Saya dan tim di Lovecare ingin membuat usaha yang tidak hanya menyelesaikan problem, mendapatkan laba, namun juga usaha ini harus bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat. Berupa membuka lapangan pekerjaan dengan tenaga kerja serta sumber daya manusia yang mentalnya terdidik dan terlatih dengan baik,” tambah Veronica.

Dalam menjalankan layanan ini, LoveCare juga memiliki beberapa tantangan seperti kurasi menyeluruh untuk bisa menyediakan tenaga perawat yang cocok mengingat mereka akan mengemban tugas yang vital dalam upaya mengelola kualitas hidup keluarga. Selain itu, masing-masing pelanggan memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda-beda, mulai dari medis dan nonmedis, juga durasi.

“Ada juga yang mau pekerja (perawat) menguasai kompetensi tertentu, termasuk juga preferensi gender, usia dan budget tertentu. Di sisi lain, setiap mitra petugas pun unik, memiliki kompetensi, preferensi bekerja dan latar belakang yang berbeda-beda. Dulu kami harus satu-persatu cek dan tanya mitra dan bolak balik konfirmasi dengan customer. Hal itu sangat  tidak efisien,” tambah CEO & CTO LoveCare Susan.

Untuk bisa melewati tantangan ini, LoveCare menggabungkan konsep standarisasi dan personalisasi untuk menyediakan penawaran yang tepat. Terdapat standarisasi proses rekrutmen untuk para mitra terkait kompetensi mereka, preferensi lokasi dan jangka waktu, serta level dan fee-nya. Para pengguna layanan ini akan otomatis mendapat rekomendasi sesuai kebutuhannya pada saat pemesanan melalui aplikasi.

Dari segi kurasi, ada tiga faktor penting yang wajib dimiliki mitra LoveCare, yaitu Kompetensi, Mental, dan Hati (KOMET). Terdapat ribuan tenaga pelayanan medis ataupun nonmedis dari berbagai wilayah Indonesia yang mendaftar menjadi mitra LoveCare, namun yang lolos tes hanya 20%. Saat ini ada 200 mitra yang tersebar di lebih dari 50 kota dan kabupaten Indonesia yang terdiri dari, caregiver sekitar 40%,  perawat 30%, babysitter 7%, dan selebihnya dokter, bidan, dan terapis.

Platform ini juga menyediakan program training tambahan untuk mitra caregiver yang ingin meningkatkan kompetensi mereka. Selain kompetensi dasar dalam merawat klien, pengetahuan lain seperti hospitality, service excellence, dan komunikasi juga menjadi materi dari program ini.

Melalui visi dan misinya, LoveCare ingin terus berkembang menjadi marketplace yang terpercaya bagi keluarga Indonesia untuk terhubung dengan perawat, caregiver, dokter, dan babysitter lokal melalui aplikasi. LoveCare berkomitmen untuk memberikan kesempatan sukses yang sama kepada semua karyawan dan mitra, tanpa memandang jenis kelamin mereka dan membantu mereka belajar dan berkembang secara profesional.

Industri homecare di Indonesia

Layanan home care sendiri sebetulnya bukan hanya menawarkan solusi untuk mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan tetapi juga bagi para tenaga kesehatan yang membutuhkan pekerjaan dan pemasukan tambahan. Hal ini terkait masih rendahnya apresiasi dan standar gaji yang diterima perawat di Indonesia saat ini. Selain itu, besarnya lulusan perawat saat ini dinilai tidak sebanding dengan peluang kerja dan kesejahteraannya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah perawat di Indonesia mencapai 511.191 orang pada tahun 2021. Jumlah ini disebut meningkat 16,65% dari tahun sebelumnya yang sebesar 438.234 orang. Sebaran perawat yang masih belum merata juga memungkinkan terjadinya ketimpangan layanan kesehatan di sejumlah daerah di tanah air.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa perusahaan yang menawarkan solusi serupa  seperti Homecare24, MHomecare, juga Perawatku yang fokus jembatani kebutuhan tenaga perawat.

Application Information Will Show Up Here

Better Bite Ventures Fokus Danai Startup di Segmen Protein Alternatif, Indonesia Masuk Target Pasar Utama

Dalam pembahasan mengenai degradasi lingkungan, ilmuwan PBB menyatakan bahwa memelihara hewan untuk dimakan adalah salah satu penyebab utama masalah lingkungan yang mendesak di dunia. Setara dengan pemanasan global, degradasi lahan, polusi udara dan air, serta hilangnya keanekaragaman hayati.

Analisis dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa produk protein alternatif dapat menghemat hingga 93% emisi gas rumah kaca, 89% air, dan 98% penggunaan lahan, dibandingkan dengan protein hewani konvensional.

Atas dasar isu dan potensi tersebut, perusahaan modal ventura yang fokus mendukung startup tahap awal Asia Pasifik (APAC) di sektor protein alternatif “Better Bite Ventures” mengumumkan peluncuran dana kelolaan senilai $15 juta. Perusahaan memiliki misi untuk mendukung para pendiri tahap awal mengembangkan alternatif penting ramah iklim untuk protein hewani dalam apa yang digambarkan sebagai ‘pasar makanan terbesar di dunia’.

Perusahaan menargetkan investasi terhadap 20-30 perusahaan di Asia Pasifik. Investasi ini akan fokus menjangkau perusahaan tahap pre-seed dan seed dengan rentang nilai $200-$700 ribu. Dana kelolaan tersebut turut didukung oleh investor impact terkemuka, manajer dana kelolaan  untuk perusahaan tahap lanjut, perusahaan konglomerat, serta pengusaha makanan dan teknologi dari Asia, AS, dan Eropa. LP terbesar datang dari Asia Tenggara.

Better Bite Ventures didirikan oleh Michal Klar dan Simon Newstead, keduanya memiliki latar belakang yang kuat dalam industri protein alternatif dengan pengalaman lebih dari 20 tahun termasuk menjalankan media Future Food Now dan podcast Vegan Startup. Selain itu, mereka juga aktif sebagai angel investor di segmen terkait. Berawal dari kesamaan visi dan misi, mereka memutuskan bahwa sudah saatnya untuk mengambil langkah lebih maju dan fokus membangun ekosistem protein alternatif di Asia Pasifik.

“Kami di sini untuk berinvestasi pada pendiri yang berani membangun unicorn teknologi pangan masa depan Asia,” ujar Michal Klar sebagai General Partner. “Sekarang adalah momentum untuk Asia. Kami percaya perusahaan dengan wawasan lokal akan mengambil peran utama di pasar yang berkembang pesat ini”.

Dalam wawancara singkat bersama tim DailySocial.id, Michal juga mengungkapkan bahwa investasi ini sangat terkait dengan dampak secara keseluruhan, namun juga tetap melihat dari sisi potensi profitabilitas dan pertumbuhannya.

Hingga saat ini, Better Bite Ventures telah berinvestasi di 10 startup regional yang mencakup keseluruhan teknologi protein alternatif, dari pertanian berbasis tanaman hingga solusi rantai pasok. Sejauh ini, dana tersebut telah disalurkan pada para pengembang solusi yang memimpin pasar Green Rebel dari Indonesia.

Fokus di pasar Indonesia

Menurut studi Boston Consulting Group baru-baru ini, pasar protein alternatif global diproyeksikan mencapai lebih dari $290 miliar pada tahun 2035, sekitar 11 persen dari total pasar protein secara keseluruhan, yang dua pertiganya disinyalir adalah kontribusi dari wilayah APAC.

Lembaga nirlaba Good Food Institute menerbitkan data yang menunjukkan bahwa lebih dari $3 miliar telah diinvestasikan ke dalam perusahaan rintisan protein alternatif pada tahun 2020, dengan perusahaan rintisan APAC menyumbang lebih dari $230 juta. Angka 2021 diperkirakan menunjukkan pertumbuhan yang lebih besar lagi.

Melihat angka tersebut, Michal meyakini potensi pertumbuhan di segmen ini ke depannya. Michal juga menyebutkan bahwa jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari total potensi keseluruhan. “Pada dasarnya kami percaya bahwa ini adalah saat yang tepat, momentumnya sudah ada, dan Asia akan tumbuh beriringan dengan seluruh dunia. Hal ini membuat kami sangat bersemangat,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar dan paling menarik di Asia. Selain karena pengalamannya yang pernah lima tahun tinggal di negara ini, co-founder yang lain, Simon, juga merupakan keturunan Indonesia. Maka dari itu, mereka merasa memiliki ikatan personal dengan area ini.

Selain itu, Michal juga mengakui bahwa masyarakat Indonesia, utamanya kaum urban, memiliki pikiran yang sudah sangat terbuka untuk adopsi tren baru. Sepuluh tahun yang lalu, ungkapnya, masih sulit untuk menemukan tempat makan vegetarian di area ini. Sekarang, banyak resto yang sudah menawarkan menu tersebut.

“Saya rasa, perlahan tapi pasti, konsumen semakin berkembang. Menurut saya ada dua hal yang akan jadi penggerak industri di segmen ini. Pertama, konsumen semakin menyadari manfaatnya dari sisi kesehatan personal dan juga potensi sustainability di segmen ini,” ujarnya

Salah satu pionir di segmen protein alternatif di Indonesia adalah Green Rebel. Rintisan karya anak bangsa ini didirikan oleh Max Mandias dan Helga Angelina – pasangan aktivis praktisi pola makan sehat dan ramah lingkungan untuk di Indonesia. Mereka menjadi startup teknologi pangan pertama di Indonesia yang memproduksi daging dan keju nabati “Michal dan Simon percaya pada kami dan potensi kami sejak awal, melalui semua pasang surut” ungkap Helga Angelina, salah satu pendiri Green Rebel.

“Satu hal yang paling penting yang kami lihat pada Green Rebel adalah konsep lokal yang ditawarkan. Di antara sekian banyak restoran yang menawarkan konsep protein alternatif dengan gaya western food, Green Rebel hadir dengan pendekatan yang lebih lokal, menggunakan menu-menu tradisional,” ungkap Michal.

Aplikasi dan Inovasi Game ke Industri Lain: Militer, Kesehatan, dan Edukasi

Game layaknya pedang bermata dua. Di satu sisi, militer Amerika Serikat menggunakan game sebagai alat untuk melatih pasukan mereka. Di sisi lain, studi menunjukkan, bermain game tidak membuat pemainnya mendadak jadi beringas, bahkan jika game yang dimainkan penuh kekerasan sekalipun. Di satu sisi, World Health Organization menyatakan bahwa gaming disorder sebagai gangguan kejiwaan. Di sisi lain, game bisa digunakan oleh tenaga kesehatan untuk mengatasi gangguan kejiwaan. Di satu sisi, orangtua sering protes karena game membuat anak-anak mereka malas belajar. Di sisi lain, game bisa dijadikan sebagai alat pembelajaran.

Seiring dengan meroketnya popularitas game, semakin banyak pihak yang tertarik untuk menggunakan game atau inovasi dalam game ke bidang lain, mulai dari edukasi, kesehatan, sampai militer.

MILITER

Percaya atau tidak, militer AS sebenarnya telah mensponsori developer game sejak lama. Selama lebih dari dua dekade, pada 1960 sampai 1990-an, militer AS cukup aktif untuk mendanai pengembangan teknologi di industri game. Faktanya, Spacewar! — yang dianggap sebagai game pertama — bisa dibuat berkat dana dari Pentagon. Bagi militer dan developer game, kerja sama mereka merupakan simbiosis mutualisme. Bagi developer, jelas keuntungan yang mereka dapat berupa uang. Sementara bagi pihak militer, mereka rela menyokong developer game demi mendapatkan simulasi latihan yang memang berkualitas, seperti yang disebutkan oleh The Atlantic.

Secara garis besar, militer menggunakan game untuk tiga tujuan, merekrut tentara baru, melatih pasukan, dan juga menangani posttraumatic stress disorder (PTSD) pada veteran. America’s Army merupakan salah satu contoh game yang dibuat untuk merekrut anak-anak muda. Game FPS yang dibuat dan dirilis oleh Angkatan Darat AS itu diluncurkan pada 2002 dan bisa dimainkan secara gratis oleh siapa saja. Pada 2008, Richard Beckett — Chief of Advertising and Public Affairs di Angkata Darat AS, yang ketika itu menjabat sebagai Public Affairs Officer — mengatakan bahwa game America’s Army biasanya menjadi bagian dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk di LAN parties, yang merupakan bagian dari program “Future Soldier Sustainment” milik Angkatan Darat AS.

Angkatan Laut AS gunakan Twitch untuk proses perekrutan. | Sumber: Military

“Kegiatan sosial seperti LAN parties sangat bermanfaat, karena kami ingin menunjukkan bahwa para perekrut adalah orang-orang biasa, sama seperti para pengunjung,” kata Beckett pada Ars Technica. Lebih lanjut dia menjelaskan, kegiatan sosial itu juga berfungsi untuk membuat para calon tentara yang sudah lulus boot camp tapi belum mendapat penugasan agar tidak berubah pikiran. Alasannya, setelah selesai boot camp, para calon tentara bisa menunggu hingga lebih dari enam bulan sebelum ditugaskan.

Seiring dengan meningkatnya popularitas siaran konten game, militer AS pun tertarik untuk menjajaki platform streaming game. Sekarang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut AS sudah punya channel Twitch. Tujuan militer membuat channel di Twitch bukan untuk merekrut para penonton secara aktif. Sebagai gantinya, mereka menggunakan channel itu untuk meningkatkan eksposur dan berinteraksi dengan penonton — yang kebanyakan merupakan generasi muda. Hanya saja, tidak semua orang senang dengan keberadaan channel Twitch dari Angkatan Darat atau Angkatan Laut AS. Tidak sedikit penonton yang justru memanfaatkan channel Twitch milik militer untuk menanyakan tentang topik sensitif seperti Eddie Gallagher atau kejahatan perang yang dilakukan oleh dan dituduhkan pada tentara AS.

Tak hanya perekrutan, militer AS juga menggunakan game untuk melatih pasukan mereka. Ada beberapa game yang memang khusus dibuat sebagai alat latihan militer. Dan masing-masing game itu punya fungsi masing-masing. Misalnya, DARWARS Ambush digunakan untuk mengajarkan taktik infanteri, operasi konvoi, serta Rules of Engagament aatu Aturan Pelibatan. Menurut laporan GamesIndustry, pada akhir 2008, lebih dari tiga ribu unit DARWARS Ambush telah didistribusikan ke Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, Penjaga Pantai, dan Marinir.

Selain DARWARS, juga ada UrbanSim dan Tactical Iraqi. Kedua game itu fokus untuk mengajarkan kemampuan bahasa asing serta cara melawan pemberontak. Sementara simulator perang seperti Virtual Battlespace 2 memunginkan komandan militer membuat skenario yang mungkin terjadi di garis depan medan pertempuran, mulai dari sergapan musuh, ledakan Improvised Explosive Device (IED), sampai evakuasi medis.

DARWARS Ambus adalah salah satu game simulasi untuk latihan militer. | Sumber: Stripes

Terakhir, militer menggunakan game sebagai alat untuk mengatasi masalah psikologis yang dialami oleh para veteran, seperti PTSD. Dalam jurnal Virtual Reality Exposure Therapy for Combat Related PTSD, Institute of Medicine menyebutkan bahwa Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dengan exposure therapy merupakan satu-satunya jenis terapi yang direkomendasikan untuk menangani PTSD.

Dalam exposure therapy, penderita PTSD biasanya akan diminta untuk mengingat dan menceritakan kembali kejadian traumatis yang dia alami. Hanya saja, salah satu gejala PTSD adalah keengganan atau ketidakmampuan untuk mengingat kejadian traumatis yang menjadi penyebab PTSD itu sendiri. Jadi, jangan heran jika orang-orang yang punya PTSD tidak mau atau tidak bisa mengingat apa yang terjadi pada mereka. Di sinilah peran VR simulator, yang dapat digunakan untuk mereka ulang kejadian yang menjadi penyebab trauma. Keberadaan simulasi seperti Virtual Afghanistan dapat membantu veteran mengatasi trauma mereka.

Sayangnya, keputusan militer AS untuk aktif di industri game tidak selalu berbuah manis. Salah satu game dari militer yang menuai kontroversi adalah Full Spectrum Warrior. Game yang diluncurkan pada 2003 tersedia dalam dua varian, yaitu varian komersil dan varian militer, yang bisa diakses dengan kode khusus. Walau game itu berhasil memenangkan penghargaan di kategori Best Original Game dan Best Simulation Game di E3 2003, Full Spectrum Warrior tetap menuai kontroversi. Salah satu alasannya adalah karena pada akhirnya, militer AS tetap tidak menggunakan game itu sebagai alat latihan karena dianggap kurang realistis. Selain itu, biaya yang dikeluarkan Angkatan Darat AS untuk mendapatkan game itu juga dianggap terlalu besar.

KESEHATAN

Veteran perang bukan satu-satunya pihak yang mengalami PTSD. Warga sipil pun bisa mengidap PTSD. Karena itu, keberadaan VR Exposure Therapy (VRET) tidak hanya menguntungkan militer, tapi juga tenaga kesehatan. Selain PTSD, VRET juga bisa digunakan untuk mengatasi gangguan mental lain, seperti fobia atau gangguan kecemasan. Bagaimana VRET bisa membantu? Dengan membawa pasien ke dunia virtual untuk menghadapi kejadian atau lokasi yang menjadi sumber trauma atau mengekspos pasien ke sesuatu yang mereka takutkan. Mengingat dunia vritual bisa dikendalikan, penggunaan VR dalam exposure therapy menjamin keselamatan pasien.

VR Exposure Therapy bisa digunakan untuk menangani fobia. | Sumber: Digital Bodies

Penggunaan game di industri kesehatan tidak terbatas pada disiplin psikologi. Game, khususnya VR, juga bisa digunakan para tenaga kesehatan (nakes) untuk mengasah kemampuan mereka atau mempelajari prosedur baru. Dengan begitu, nakes tak lagi kagok ketika harus melakukan prosedur baru pada pasien. Ada berbagai hal yang bisa nakes pelajari dengan teknologi VR, mulai dari cara melakukan endoskopi sampai simulasi dari ruang operasi, seperti yang disebutkan dalam jurnal Gaming science innovations to integrate health systems science into medical education and practice.

Menariknya, game mobile pun bisa membantu para calon dokter untuk belajar. Ialah game PAtient Safety in Surgical EDucation (PASSED). Game untuk iPad itu dapat menampilkan berbagai skenario kejadian sentinel alias kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian pada pasien. Melalui game tersebut, para calon dokter akan bisa lebih paham tentang alasan di balik kekhawatiran pasien.

Mencegah lebih baik dari mengobati. Kabar baiknya, game bisa digunakan untuk mendorong pemainnya memulai atau mempertahankan gaya hidup sehat. Misalnya, Pokemon Go, yang mendorong para pemainnya untuk berjalan kaki. Contoh lainnya adalah WiiFit dari Nintendo, yang memanfaatkan Wii Balance Board. Selain mendorong pemain untuk lebih aktif berolahraga, game yang mengharuskan pemainnya melakukan kegiatan fisik juga bisa digunakan untuk mengukur kemampuan fisik pasien. Jadi, nakes bisa mengetahui apakah kemampuan fisik dari pasien membaik atau justru memburuk, khususnya pasien dari penyakit yang membatasi gerakan dan mobilitas, seperti Parkinson, seperti yang disebutkan dalam Innovation in Games: Better Health and Healthcare.

Wii Fit mendorong pemain untuk melakukan kegiatan fisik. | Sumber: Ichi Pro

Tantangan sudah pasti menjadi bagian dari game. Namun, game bisa membuat mengatasi tantangan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Karena itu, game juga bisa digunakan untuk mengatasi kecanduan, seperti merokok atau berjudi. Salah satu contoh game yang dibuat untuk membantu pemainnya berhenti merokok adalah My Stop Smoking Coach. Dirilis pada 2008, game itu bisa dijalankan di beberapa platform, termasuk iPhone dan Nintendo DS. Escape from Diab dari Archimage Inc. jadi contoh lain dari game yang bertujuan untuk mendorong pemainnya hidup sehat. Game yang dirilis pada 2006 itu merupakan adventure game yang fokus pada pencegahan obesitas dan diabetes tipe 2.

EDUKASI

Game sering dituding sebagai penyebab mengapa murid-murid enggan untuk belajar. Lucunya, studi tentang potensi game sebagai alat pengajaran telah muncul sejak tahun 1980-an. Ketika itu, para peneliti merasa, beberapa game komersil — khususnya game dengan genre strategi, simulasi, atau RPG — telah menggunakan teori pembelajaran untuk mendorong pemain mempelajari gameplay dari game itu sendiri. Menggunakan game dalam dunia pendidikan bukan berarti semua materi dalam kurikulum dikemas dalam “game”.

Menurut Gaming in Education: Using Games as a Support Tool to Teach History, game punya beberapa peran dalam kegiatan belajar-mengajar. Pertama, game bisa digunakan untuk mendorong siswa untuk berpartisipasi. Harapannya, siswa menjadi lebih berani untuk mengaplikasikan secara langsung apa yang mereka pelajari. Kedua, game bisa membantu siswa untuk mengingat pelajaran yang mereka pelajari, khususnya poin-poin penting yang akan muncul di tes atau bagian yang bisa diaplikasikan langsung di dunia nyata. Ketiga, game dapat meningkatkan literasi komputer dan visual. Keempat, game mendorong siswa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan masalah. Pada saat yang sama, murid tetap harus mengikuti peraturan yang telah ditetapkan dalam game. Kelima, game bisa mengajarkan berbagai soft skills, mulai dari cara berpikir kritis, berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman, dan bahkan sportmanship.

Game bisa digunakan untuk meningkatkan soft skills para siswa. | Sumber: Spiel Times

Sementara itu, jurnal Digital Games in Education: The Design of Games-Based Learning Environments membahas tentang bagaimana game bisa memotivasi siswa dan membuat mereka fokus pada tugas yang harus mereka kerjakan.Memang, game punya elemen-elemen yang bisa membuat para pemainnya sepenuhnya fokus dalam menyelesaikan tugas dalam game. Elemen-elemen tersebut antara lain tujuan yang jelas, umpan baik — baik langsung maupun tidak langsung, serta keseimbangan antara tantangan yang diberikan dengan kemampuan pemain. Selain itu, dalam game, pemain juga punya kendali akan apa yang mreeka lakukan. Selain membuat siswa fokus, semua elemen ini juga bisa mendorong murid untuk menjadi lebih interaktif. Dan studi membuktika, tingkat interaksi siswa punya dampak positif akan prestasi mereka.

TEKNOLOGI

Controller merupakan alat input utama untuk kebanyakan konsol. Seiring dengan perubahan konsol, controller pun ikut berevolusi. Namun, hal ini tidak menghentikan perusahaan game untuk bereksperimen dan membuat alat input baru. Pada 2006, Nintendo meluncurkan Wii Remote atau Wiimote bersamaan dengan Nintendo Wii. Salah satu fitur utama dari perangkat tersebut adalah kemampuan untuk mendeteksi gerakan tangan pengguna. Pada 2009, Nintendo meluncurkan penerus dari Wii Remote, yaitu Wii MotionPlus, yang dapat mendeteksi gerakan yang lebih kompleks. Tak hanya Nintendo, Microsoft juga meluncurkan Kinect pada 2010. Dilengkapi dengan kamera RGB, proyektor infrared, dan detector, Kinect dapat mendeteksi gerakan pengguna.

Setelah itu, teknologi motion sensing pun digunakan di bidang di luar gaming. Teknologi pendeteksi gerakan bahkan bisa digunakan dalam aplikasi mobile. Dalam aplikasi mobile, biasanya ia akan memanfaatkan gyroscope pada ponsel untuk mendeteksi gerakan. Salah satu perusahaan yang tertarik untuk menggunakan teknologi sensing motion adalah Limix. Perusahaan asal Italia itu membuat wearable yang disebut Talking Hands. Perangkat itu dapat menerjemahkan bahasa isyarat menjadi suara menggunakan smartphone atau Bluetooth speaker, seperti yang disebutkan oleh HeadStuff. Keberadaan Talking Hands menunjukkan bagaimana teknologi motion sensing bisa digunakan untuk membantu tuna rungu.

Selain itu, game juga menjadi salah satu faktor pendorong perkembangan hardware. Pasalnya, game memang program yang menuntut kinerja tinggi dari komputer. Karena tuntutan gamer yang tidak pernah puas, manufaktur hardware pun mau tak mau harus memenuhi tuntutan tersebut. Kabar baiknya, hardware yang powerful tidak hanya bisa digunakan untuk bermain game, tapi juga untuk melakukan kegiatan lain yang membutuhkan daya komputasi tinggi, seperti mining cryptocurrency. Lucunya, walau telah ada GPU khusus untuk melakukan mining mata uang virtual, tidak sedikit penambang yang lebih memilih untuk menggunakan gaming GPU.

GAMIFIKASI

Sebenarnya, game — baik keseluruhan game atau hanya elemen di dalamnya — tidak hanya digunakan dalam empat industri di atas. Elemen dalam game bisa diterapkan di berbagai lingkup non-gaming. Karena itulah, muncul istilah gamifikasi. Jika Anda lebih tertarik untuk melihat bagaimana gamifikasi diaplikasikan secara nyata dalam industri non-gaming, Anda bisa membacanya di sini.

Komponen dari game yang bisa digunakan di luar lingkup game beragam, mulai dari pemberian poin, badge, penggunaan avatar, adanya leaderboard dan grafik performa, sampai keberadaan rekan satu tim serta narasi atau cerita. Jurnal How gamification motivates: An experimental study of the effects of specific game design elements on psychological need satisfaction membahas tentang bagaimana gamifikasi bisa memotivasi seseorang berdasarkan teori self-determination.

Di teori self-determination, ada tiga kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi, yaitu kebutuhan akan kompetensi, otonomi, dan keterhubungan sosial alias social relatedness. Kebutuhan akan kompetensi akan terpenuhi ketika seseorang merasa puas karena tindakan mereka memengaruhi lingkungan mereka. Bagian dari game yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan kompetensi adalah pemberian poin dan badge, serta keberadaan leaderboards dan grafik performa. Dalam game, poin berfungsi sebagai feedback langsung. Jika pemain mendapatkan poin ketika dia melakukan kegiatan tertentu, dia akan termotivasi untuk terus melakukan tindakan tersebut demi menambah poinnya.

Ada banyak elemen game yang bisa digunakan di luar lingkup gaming. | Sumber: Deposit Photos

Sementara grafik performa bisa menunjukkan pencapaian seseorang dalam periode waktu tertentu. Misalnya, di aplikasi Duolingo, setiap minggu, Anda akan mendapatkan laporan berupa grafik akan berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk belajar di aplikasi selama tujuh hari terakhir. Dari grafik itu, Anda bisa tahu apakah performa Anda menjadi lebih baik atau justru menunjukkan penurunan. Baik badge maupun leaderboards bisa digunakan sebagai penilaian atas performa seseorang secara keseluruhan. Di game, badge biasanya diberikan sebagai tanda bahwa seseorang telah mendapatkan pencapaian atau target tertentu. Dan leaderboards berfungsi untuk membandingkan performa pemain dengan pemain lainnya. Pada akhirnya, poin, badge, leaderboards, dan grafik performa bisa menjadi bukti akan kesuksesan atau kompetensi seseorang.

Kebutuhan kedua yang harus dipenuhi berdasarkan teori self-determination adalah kebutuhan akan otonomi, yang mengacu pada kebebasan dan kesediaan seseorang untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kebutuhan akan otonomi terdiri dari dua aspek, yaitu kebebasan dalam pengambilan keputusan dan rasa puas akan menuntaskan tugas yang berarti. Penggunaan avatar bisa menjadi jalan untuk memenuhi aspek pertama. Memilih avatar — yang merupakan representasi pemain — membuat pemain merasa bahwa mereka punya kendali akan keputusan yang mereka ambil. Sementara aspek kedua bisa dipenuhi dengan narasi atau cerita. Banyak game yang menugaskan para pemain untuk mengalahkan musuh. Dan sering kali, tugas itu berulang: pergi ke desa A, kalahkan musuh X; pergi ke kota B, kalahkan musuh Y; pergi ke kerasaan C, kalahkan musuh Z. Namun, dengan narasi yang berbeda, maka pengalaman yang dirasakan pemain pun menjadi tak sama.

Kebutuhan terakhir yang harus dipenuhi dalam teori self-determination adalah keterhubungan sosial. Kebutuhan ini bisa dipenuhi ketika seseorang merasa bahwa tindakan yang mereka lakukan berdampak pada keadaan/performa grup. Karena itu, dalam game, termasuk game single-player, pemain biasanya tidak sendiri. Biasanya, pemain akan punya tim. Di game multiplayer, pemain membantu pemain lain. Sementara dalam game single-player, rekan pemain adalah NPC. Kebutuhan akan social relatedness juga bisa dipenuhi ketika sekelompok orang punya tujuan yang sama. Di sini, elemen cerita/narasi juga punya peran penting.

Kesimpulan

Saat ini, masih tetap ada asumsi bahwa game tidak lebih dari “mainan anak kecil”. Padahal, industri game lebih besar dari industri film dan musik. Selain itu, game atau inovasi yang muncul karena game ternyata juga menawarkan banyak kegunaan sehingga bisa digunakan di berbagai bidang lain. Jika ada yang berargumen bahwa game punya dampak negatif… Well, segala sesuatu yang tidak digunakan sebagaimana mestinya memang akan selalu membawa masalah. Lagipula, walaupun game hanya punya satu fungsi, yaitu sebagai media hiburan, toh game tetap terbukti punya manfaat. Buktinya, game berhasil membuat orang-orang tetap waras selama pandemi.

Sumber header: Deposit Photos

Solusi Teknologi untuk Perawatan Rutin Saat Masa Pandemi

Semakin meningkatnya angka positif corona di Indonesia membuat pemerintah terus tegas dalam membuat aturan dan memberikan anjuran untuk berkegiatan dari rumah. Hal ini tentunya dapat menjadi kekhawatiran tersendiri apabila kita sedang membutuhkan perawatan rutin di rumah sakit sementara fasilitas kesehatan sedang penuh dan fokus dalam penanganan virus corona.

Bagi pasien dengan penyakit kronis atau sedang membutuhkan perawatan rutin dan konsultasi ke Dokter Spesialis tentunya tetap membutuhkan pelayanan kesehatan meski akses ke rumah sakit sedang terbatas. Hal tersebut dapat diatasi dengan memaksimalkan penggunaan teknologi yang dapat membantu menyediakan kebutuhan pelayanan kesehatan dan bantuan medis meski hanya dari rumah.

Konsultasi dengan Dokter Spesialis Secara Online

Meski sedang tidak dapat bertemu tatap muka dengan dokter secara langsung, Anda tetap dapat memanfaatkan layanan konsultasi dengan dokter secara online. Bila merasakan gejala-gejala tertentu yang membutuhkan pemeriksaan dokter atau membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis, Anda tidak perlu langsung ke rumah sakit bila ragu akan dapat tertular virus. Anda dapat memeriksakan gejala tersebut dengan memanfaatkan fitur konsultasi tersebut melalui aplikasi penyedia layanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan yang memanfaatkan teknologi untuk membantumu tetap mendapatkan perawatan meski dari rumah tersebut dapat dinikmati melalui aplikasi kesehatan aido health. Khusus layanan konsultasi online, baru-baru ini aido health juga meluncurkan layanan teknologi kesehatan yang bekerja sama dengan salah satu jaringan rumah sakit swasta di Indonesia, Siloam Hospitals Group.

Melalui menu Rawat Jalan Online pada aplikasinya, aido health menyediakan konsultasi secara online dengan ratusan dokter spesialis dari jaringan SIloam Hospitals di seluruh Indonesia. Selain mendapatkan layanan konsultasi online, pengguna juga dapat menerima resep obat, rekomendasi pemeriksaan pendukung, serta catatan konsultasi yang tercatat dalam electronic medical record (EMR) rumah sakit sehingga hasilnya aman dan dapat dipertanggungjawabkan secara klinis.

Untuk mendapatkan layanan konsultasi pemeriksaan online ini, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut ini;

  1. Download dan akses aplikasi aido health melalui Google Play Store atau App Store
  2. Klik bagian “Rawat Jalan Online
  3. Pilih rumah sakit Siloam Hospitals dan dokter yang dituju
  4. Tentukan jadwal appointment
  5. Lakukan pembayaran
  6. Anda akan diberikan meeting ID, password dan instruksi / tata cara lebih lanjut melalui email atau whatsapp.

Melalui aplikasi tersebut, Anda dapat menikmati layanan kesehatan lengkap mulai dari asesmen kesehatan, layanan langsung oleh tenaga medis yang kompeten dan berpengalaman, membeli obat, hingga melakukan tes laboratorium untuk mengecek kesehatan Anda. Pelayanan kesehatan tersebut dapat dinikmati tanpa membuat Anda atau keluarga harus bepergian dan bisa tetap di rumah dengan nyaman.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh aido.

Application Information Will Show Up Here

Cara Menemukan Rumah Sakit Rujukan Corona dengan Smartphone

Gelombang pandemi Virus Corona mendorong banyak pihak untuk ikut ambil bagian dalam membantu mempermudah orang-orang dalam memperoleh informasi ataupun fasilitas publik. Waze pun melakukan langkah serupa dengan memberikan layanan baru bagi masyarakat Indonesia yang ingin menemukan referensi rumah sakit yang menerima pasien Virus Corona.

Continue reading Cara Menemukan Rumah Sakit Rujukan Corona dengan Smartphone

Rekomendasi Aplikasi Kesehatan Android yang Cocok untuk Orang Sibuk

Kesehatan itu mahal, saya yakin Anda sepakat dengan istilah ini. Tapi sedikit sekali orang yang benar-benar paham pentingnya memantau kesehatan secara berkala, bahkan untuk hal sepele, misalnya memonitor pola makan. Padahal untuk melakukannya, sekarang tidak harus mengeluarkan biaya karena sudah bisa dilakukan dengan aplikasi berbasis Android.

Berikut ini adalah pilihan 5 aplikasi kesehatan yang bisa Anda jadikan asisten pemantau kesehatan Anda.

Life Sum

Aplikasi ini berfokus ke dalam perencanaan untuk diet dan asupan nutrisi yang baik untuk penggunanya. Menggunakan aplikasi ini dapat membantu menurunkan berat badan, serta diet yang lebih sehat dan lebih seimbang.

Halodoc

Menggunakan Aplikasi ini membantu Anda dalam mengontrol kesehatan secara lebih menyeluruh. Pasalnya dengan menggunakan aplikasi ini Anda bisa mengatasi dan menjawab segala permasalahan dalam dunia kesehatan langsung dengan sistem layaknya sedang berkonsultasi.

Selain membahas mengenai permasalahan dalam dunia kedokteran namun Anda juga bisa mendapatkan berbagai macam tips agar bisa menjalankan hidup sehat.

Samsung Health

Aplikasi dengan banyak fitur ini cocok untuk menjaga tubuh Anda agar lebih sehat dan fit. Aplikasi ini berguna untuk menganalisis dan mencatat segala aktivitas keseharian Anda. Misalnya menghitung kalori makanan Anda, menghitung langkah hingga durasi waktu tidur.

Azumio Instant Heart Rate

Aplikasi ini merupakan salah satu aplikasi multifungsi untuk mendeteksi berbagai permasalah tubuh. Menggunakan alat ini akan membantu Anda sebagai alat mengukur tekanan darah, pendeteksi detak jantung, dan mengukur tingkat pernapasan pada tubuh.

Selain itu Anda juga bisa menggunakan aplikasi ini dalam membantu latihan mengurangi berat badan. Jika Anda tertarik maka Anda bisa langsung mengunduhnya di Playstore.

Soleil Organics

Bagi Anda yang masa dalam proses untuk menjaga kesehatan dengan makan makanan organik yang masuk kedalam tubuh dengan harapan agar tubuh sehat. Maka tidak ada salahnya Anda menggunakan aplikasi pengontrol kesehatan dengan aplikasi Soleil Organics.

Menggunakan aplikasi ini Anda bisa melihat label dari makanan organik atau makanan yang non-organik. Jadi dengan aplikasi ini Anda bisa lebih yakin dalam mengonsumsi makanan organik.

Demikianlah 5 Aplikasi Kesehatan Android yang direkomendasikan untuk Anda agar bisa memantau kesehatan di tengah-tengah aktivitas yang padat. Selamat mencoba.

Gambar header Pixabay.

Medigo Perkenalkan Layanan Kesehatan Digital Terintegrasi

Medigo, startup penyedia platform layanan kesehatan, resmi memperkenalkan tiga solusinya untuk rumah sakit, klinik, dan pasien. Ketiga solusi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem digital terintegrasi di industri kesehatan.

Kepada DailySocial, CEO Medigo Harya Bimo mengungkapkan misinya untuk menghubungkan ekosistem industri kesehatan (pasien, dokter, rumah sakit, dan klinik) dengan teknologi digital.

Menurutnya, ada banyak masalah yang melingkupi industri kesehatan di Indonesia, termasuk belum terintegrasinya sistem rumah sakit, klinik, asuransi, dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya.

Birokrasi yang rumit juga menyulitkan pasien untuk mendapat akses terhadap rekam medis mereka saat pergi ke rumah sakit rujukan. Apalagi industri kesehatan terbilang konvensional, ketika rekam medis masih ditulis secara manual.

“Bagi kami bukan pasien yang menjadi permasalahan utama tetapi provider-nya. Industri ini sangat high regulated dan tertutup,” ujar pria yang karib disapa Bimo ini.

Dibanding kebanyakan startup healthtech yang menyasar sisi hilir (pasien), Medigo memilih menyasar segmen hulu (penyedia layanan kesehatan).

Nantinya perusahaan berharap bisa menjadi penghubung (healthcare gateway) pihak layanan kesehatan dengan asuransi, perbankan, farmasi, hingga perusahaan swasta yang terlibat di industri ini.

Tawarkan solusi industri kesehatan terintegrasi

Medigo menawarkan platform untuk rumah sakit agar dapat mengatasi masalah pada pasien rawat jalan, seperti proses administrasi yang lama dan manual.

Lewat platform ini, pihak rumah sakit dapat mengelola pendaftaran pasien, sistem antrian dan slot pasien, dan jadwal dokter secara online.

Selanjutnya, aplikasi Qlinik diperuntukkan bagi klinik-klinik untuk mengoptimalkan pengelolaan pasien rawat jalan, mulai dari pendaftaran hingga jadwal dokter. Aplikasi ini sudah dapat diunduh di Play Store.

Terakhir adalah aplikasi untuk pasien yang ingin berkonsultasi, mengecek resume, dan melakukan pembayaran. Aplikasi ini terhubung dan terkustomisasi dengan sistem rumah sakit. Saat ini aplikasi tersebut belum dirilis ke publik.

“Kami ingin memberikan pengalaman seamless, termasuk obat langsung dikirim ke rumah. Makanya, kami kerja sama dengan Qasir untuk Point of Sales dan Prosehat untuk pengiriman obat,” ungkap Bimo.

Per Maret 2019, Medigo sudah melakukan pilot dengan dua rumah sakit (RSPP dan RSPJ), lebih dari 100 klinik, dan layanannya telah mengantongi 100 ribu interaksi. Tahun ini, Medigo akan mendorong kerja sama dengan sepuluh rumah sakit, 500 klinik, dan membidik tiga juta transaksi.

Medigo baru saja menerima pendanaan di Q4 2018 dari Venturra Discovery dengan nilai yang tidak bisa disebutkan. Tim Medigo terdiri 27 orang termasuk dengan para advisor.

“The next big thing

Bimo meyakini bahwa layanan kesehatan digital (healthtech) akan booming di masa depan setelah layanan fintech. Dalam lima tahun terakhir sektor kesehatan di Indonesia diprediksi tumbuh tiga kali lipat menjadi $21 miliar.

“Memang untuk startup healthtech jarang ada yang sustained, karena industri kesehatan itu sangat high regulated. Kami yakin untuk bisa tumbuh, apalagi masih banyak puluhan ribu klinik belum terdaftar. Saat ini, kami ingin perkuat layanan kami di Jawa dan Sumatera,” tuturnya.

Application Information Will Show Up Here