Memberikan Peran “Big Data” terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi

Implementasi big data atau himpunan data dalam jumlah besar umumnya lebih sering ditujukan untuk kebutuhan bisnis. Dewasa ini, big data banyak dijadikan sebagai salah satu penentu dalam pengambilan keputusan bisnis.

Berbicara dalam scope yang lebih luas, big data tak hanya diandalkan semata-mata untuk itu. Big data dapat diaplikasikan pada jenis usaha yang dapat memberikan perubahan lebih baik terhadap masyarakat.

Apalagi saat ini Indonesia memiliki populasi 268 juta, di mana terdapat 355 juta mobile subscriber dan 150 juta pengguna internet. Ini akan mengarah pada semakin besarnya spending data dari berbagai sektor di masa depan.

Co-founder dan CEO Volantis Bachtiar Rifai pada sesi #SelasaStartup kali ini akan mengulas lebih dalam tentang bagaimana big data dapat memberikan dampak sosial yang lebih luas.

Volantis sendiri adalah startup hasil ekspansi Kofera Technology, startup penyedia platform otomasi pemasaran di Indonesia. 

Dimulai dari perencanaan dan sinkronisasi data

Bachtiar membuka ceritanya dengan menggambarkan situasi saat ini, di mana kehadiran internet dan produk turunannya telah meningkatkan status sejumlah masyarakat (society) di Indonesia.

Misalnya, dari yang tadinya unbankable, kini sudah memiliki akses ke ragam layanan digital. Bahkan golongan ini juga sudah bisa membeli barang dengan cicilan kartu kredit.

Dalam kaitannya dengan big data, Bachtiar menilai teknologi tersebut dapat memberikan nilai tambah dalam kehidupan masyarakat kecil, seperti petani.

Ia mencontohkan bagaimana petani di Indonesia tidak pernah diberitakan secara positif. Yang terjadi, petani sering kali mengalami kesusahan karena produknya tidak laku.

Belum lagi sering terjadinya miskoordinasi antara supply dan demand. Pemerintah justru membuat kebijakan impor, padahal banyak petani panen di sejumlah daerah di Indonesia.

Menurutnya, hal di atas terjadi karena pemerintah tidak sepenuhnya data-driven sehingga ada banyak informasi di lapangan yang tidak terdata dengan baik. Contohnya, belum ada informasi mengenai kapan petani panen hingga waktu yang tepat bagi petani untuk mendistribusikan hasil panennya.

“Ini bisa terjadi karena tidak ada big data [dan turunannya], yakni artificial intelligence (AI) dan machine learning. Tidak ada sinkronisasi data. Masalah ini tidak sulit, tapi memerlukan niat dan koordinasi dari semua stakeholder BUMN,” ungkapnya.

Memiliki data-driven policy

Bachtiar menilai perencanaan dan sinkronisasi data dapat diterapkan dengan adanya kebijakan tentang integrasi data (data-driven policy). Malahan, big data juga digunakan untuk membuat kebijakan baru di masa depan.

Tentu saja, dalam jangka panjang, kebijakan yang dihasilkan dari big data diharapkan dapat memberikan dampak terhadap kemajuan ekonomi di Indonesia.

“Tanpa ada data, [kita] tidak bisa eksperimen. Justru data akan membantu kita untuk eksperimen, dan dengan machine learning kita bisa membuat kebijakan,” tambahnya.

Membudayakan data mindset

Tentu saja, elemen paling mendasar yang perlu dilakukan untuk mencapai hal-hal di atas adalah membudayakan data mindset dan keterbukaan data (data sharing).

Menurut Bachtiar, kedua elemen tersebut akan mempermudah integrasi data antara institusi dan industri yang selama ini dinilai masih tercerai-berai. 

“Ini menjadi pekerjaan rumah paling sulit bagi kita. Dan hal ini tidak mungkin diselesaikan oleh satu generasi. Ini harus dimulai dari sekarang,” ungkap Bachtiar.

Pemerintah menjadi enabler

Pemerintah juga dituntut berperan sebagai enabler dengan membudayakan keterbukaan data dalam sistem pemerintahannya agar ekosistem dapat tercipta.

Saat ini, pemerintah memang sudah mengambil perannya dengan membangun situs data.go.id. Situs ini menjadi pusat dari beragam data, seperti infrastruktur dan indeks kemiskinan. Namun ia menilai pengelolaannya tidak optimal karena data yang ditampilkan tidak up-to-date.

“Seharusnya proyek tersebut bisa terus berjalan karena kehadiran data-data di atas dapat mendorong data-driven society. Data bisa diutilisasi dalam penentu kebijakan, di mana ini juga akan berpengaruh ke masyarakat,” paparnya.

Tren dan Lanskap Pemasaran Digital di Indonesia

Menurut data yang dilansir Digital Ready, content marketing masih digemari mayoritas kalangan B2B untuk kegiatan pemasaran. Sementara untuk penggunaan software marketing secara global, budget yang telah digunakan untuk memanfaatkan marketing tools tersebut sudah mencapai $32 miliar per tahunnya.

Dalam survei tersebut tercatat, 100 ribu bot aktif di Facebook Messenger telah menawarkan platform paling relevan untuk bisa melakukan interaksi dengan target pengguna. Sementara itu makin maraknya influencer untuk kegiatan pemasaran, telah meningkatkan biaya pengeluaran perusahaan hingga 39% secara global. Instagram hingga saat ini merupakan platform media sosial favorit untuk brand dan influencer.

Teknologi AI, chatbot, dan piranti lunak pemasaran

Salah satu highlight yang marak dibicarakan para praktisi dan pelaku adalah kebangkitan teknologi AI (artificial intelligence) dan chatbot untuk kegiatan pemasaran. Di tahun 2018 ini keduanya tidak hanya wacana. Chatbot menjadi “default” platform saat kegiatan pemasaran dilakukan.

“Perusahaan yang melayani konsumen/klien banyak atau inventori produk yang bervariasi seperti e-commerce akan sangat bergantung pada teknologi seperti piranti lunak pemasaran. Contoh menggunakan chatbot sebagai customer service yang bisa standby setiap waktu dan menjawab dan memproses permintaan,” kata VP Marketing Kofera Anis Thoha Manshur.

Dari sisi pemasaran produk yang memiliki inventori banyak, diperlukan software marketing yang dapat mengotomasi proses pembuatan iklan agar mencapai tujuan bisnis, seperti peningkatan pendapatan atau akuisisi konsumen baru.

Programmatic buying tools (seperti DoubleClick) juga bisa membantu mempercepat proses optimasi digital media buying jika tidak memiliki resource digital marketing specialist yang bisa mengoptimalkan bidding dan targeting secara manual.

“Tapi perlu dipertimbangkan juga bahwa programmatic buying memiliki keterbatasan kontrol dan biasanya memakan biaya yang tinggi jika budget juga besar, karena kebanyakan vendor programmatic buying tools mengambil biaya dari persentase budget. Semakin besar budget, semakin besar biaya,” kata Direktur Marketing DANA Timothius Martin.

Sementara menurut CEO ADSvokat Daniel Tumiwa, penggunaan software marketing untuk kegiatan pemasaran secara perlahan mulai diminati oleh brand. Namun demikian Daniel melihat peranan agency masih tetap menjadi pilihan brand, pelaku UKM, dan startup.

Inovasi konten kreatif

Dalam satu tahun terakhir persaingan landskap digital semakin ketat. Tidak hanya persaingan dalam hal pembelanjaan, tapi juga dalam hal kreativitas konten. Sekitar 3-4 tahun yang lalu, sebagian besar advertiser fokus menggunakan channel search (SEM) dan display marketing (display networks) di desktop dan mobile. Konten yang ditawarkan saat itu sebagian besar adalah promo diskon.

“Nah, dalam dua tahun terakhir ini, persaingan yang sangat ketat mendorong advertiser untuk lebih inovatif dalam pemilihan channel digital marketing dan juga konten yang lebih dari sekedar promo diskon. Video marketing seperti di YouTube (TrueView, bumper ad), Facebook Pocket TV, dan sponsored video post di Instagram merupakan channel favorit terbaru di antara advertiser. Video marketing menawarkan beberapa kelebihan kepada advertiser dibandingkan channel lainnya seperti search & display,” ungkap Timothius.

Timothius menambahkan, durasi yang fleksibel dan gabungan elemen visual dan audio dapat memberikan engagement yang lebih baik dari channel lainnya. Video juga memiliki peluang viral yang lebih besar dibandingkan channel lainnya, seperti static image dan search.

“Tergantung platform video yang digunakan, biasanya video marketing sangat efisien karena advertiser di-charge setiap pengguna menonton video hingga durasi tertentu (cost-per-view). Misalnya di YouTube, jika pengguna tidak menonton iklan sekitar 30 detik, maka advertiser tidak akan di-charge. Harga CPV bisa semurah Rp350,” kata Timothius.

Sementara itu untuk pasar B2B, Anis melihat, content marketing masih menjadi pilihan utama saat mulai melakukan kegiatan pemasaran. Untuk B2B, white paper, study case, dan pemaparan dalam bentuk video sangat penting untuk mengedukasi konsumen.

Di market B2C Indonesia, faktor penentu terbesar customer dalam proses pembelian adalah harga dan promosi. Di market B2B, harga dan promosi bukanlah menjadi faktor penentu yang utama. Banyak hal-hal lain yang perlu dipikirkan calon pembeli B2B, seperti ketersediaan produk dalam jumlah besar, fleksibilitas pembayaran, post-sale services, ketersediaan suku cadang, positive endorsement dari klien, dan lainnya.

“Hal-hal tersebut hanya bisa dikomunikasikan dalam suatu konten yang edukatif dan intuitif. Tidak hanya di dalam platform B2B tersebut, tetapi juga di platform media eksternal,” kata Timothius.

Tren media sosial dan peranan influencer

Media sosial masih menjadi platform pilihan yang relevan, mudah, dan sarat dengan pembaruan teknologi saat melakukan kegiatan pemasaran. Hal ini, menurut Anis, karena konten yang terbaru (“kekinian”) yang disajikan melalui format interaktif (seperti live streaming) atau konten terbatas (seperti insta story) menarik “rasa penasaran” banyak pengguna media sosial.

“Anda bisa mengamati bagaimana orang aktif mengunggah insta story atau hanya sekedar penasaran melihatnya. Kemudian fenomena yang terjadi di aplikasi seperti Bigo, TikTok, yang memberikan wadah para pengguna media sosial untuk berekspresi. Menurut saya, ke depannya media sosial akan memberikan lebih banyak variasi bagi pengguna dalam berekspresi.”

Hal senada juga disampaikan Timothius terkait tren media sosial saat ini dan tahun depan. Video memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi untuk pengguna mengekspresikan aktivitas dan pengalaman mereka dibanding static image dan teks (seperti status update).

“Video baru belakangan ini naik daun karena semakin terjangkaunya harga kuota data internet operator telekomunikasi di Indonesia dan juga penetrasi smartphone yang terus bertambah pesat. Pemain media sosial yang akan terus mendominasi dari tren video ini adalah Instagram dan Facebook.”

Terkait dengan peranan influencer saat ini dan ke depannya, Daniel Tumiwa yang menjalankan bisnisnya memanfaatkan “buzzer” atau influencer dari kalangan mahasiswa melihat, bakal makin tumbuh dengan pesat dan masih memiliki potensi yang cerah. Tidak hanya sekedar mempromosikan brand di channel digital (Instagram, Facebook, Twitter), tetapi juga di channel offline seperti event, community building, hingga ke produksi iklan TV dan OOH (Out-of-home).

“Cara influencer dalam mempromosikan suatu brand juga mulai berubah. Beberapa tahun lalu, influencer lebih cenderung mempromosikan dengan konten yang hard sell seperti foto dengan produk dan caption text yang menjual. Saat ini konten lebih menjual gaya hidup dan pengalaman dari menggunakan produk/layanan yang dipromosikan (soft sell). Dengan cara ini, viewers juga akan lebih percaya kepada brand yang di promosikan karena terlihat lebih natural seperti bukan iklan,” kata Timothius.

Sementara itu Anis melihat, peranan influencer sendiri makin penting bagi para konsumen yang sedang mencari informasi/referensi dalam pemilihan suatu produk. Untuk beberapa kategori produk dan bisnis, influencer marketing berperan sangat penting dalam menyebarkan efek “word of mouth“.

Influencer marketing saat ini semakin berkembang dan diminati. Contohnya suatu brand smartphone baru yang berasal dari Tiongkok, yaitu Xiaomi. Mereka besar berkat komunitas dan banyak bekerja sama dengan influencer,” tutup Anis.

10 Video Terpopuler #DScussion Sepanjang Tahun 2017

Untuk mengenal lebih jauh profil hingga latar belakang pendiri dari berbagai startup di tanah air, DailySocial memiliki segmen liputan #DScussion. Dalam beberapa kesempatan tersebut, #DScussion telah melakukan wawancara dengan CEO startup seperti Jurnal, Muslimarket hingga RedDoorz.

Berikut ini adalah rangkuman, top 10 liputan #DScussion DailySocial, berdasarkan jumlah view dari channel Youtube DStv.

1. RedDoorz

Hotel budget menjadi suatu segmen niche baru di sektor travel, seiring dengan makin digemari kebiasaan traveling kaum millennial yang mencari akomodasi dengan harga terjangkau. Salah satu pemain di vertikal ini adalah RedDoorz.

Dalam wawancara kali ini, kami berbincang dengan COO RedDoorz Rishabh Singhi tentang bisnis hotel budget dan bagaimana trennya di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.

2. Blanja

Didukung Telkom dan raksasa e-commerce eBay, Blanja mencoba memperkuat posisinya sebagai salah satu layanan e-commerce terdepan di Indonesia. Di tahun 2017 ini Blanja akan melakukan rebranding untuk menjangkau lebih banyak pelaku UKM dan pengguna di Indonesia.

Dalam edisi #DScussion berikut ini, CEO Blanja Aulia Marinto mengungkapkan keunikan dan rencana Blanja. Ia juga bercerita soal cara kepemimpinannya yang mendukung inovasi.

3. PopBox

Sebagai startup yang menyediakan layanan logistik secara digital melalui lokernya, PopBox telah melakukan kemitraan yang cukup beragam. Mulai dari kerja sama dengan layanan e-commerce seperti MatahariMall dan Asmaraku hingga Pertamina. Sering disamakan dengan kategori layanan logistik lokal, PopBox mengklaim memiliki perbedaan yang cukup signifikan baik dari sisi klien hingga target pasar.

Dalam #DScussion kali ini, CEO PopBox Adrian Lim mengungkapkan beberapa rencananya tahun 2017 ini.

4. Jurnal

Sebagai layanan SaaS yang menyasar kalangan UKM, Jurnal memiliki fokus sebagai layanan yang mengedepankan sistem finansial sekaligus menjadi enabler bisnis terkait lainnya.

Dalam sesi #DScussion kali ini, CEO Jurnal Daniel Witono menjabarkan tren dan potensi layanan SaaS di Indonesia serta bagaimana tanggapannya soal bisnis SaaS yang dianggap “kurang seksi” dibanding vertikal populer seperti e-commerce. Simak wawancara lengkapnya berikut ini.

5. Brilio (bagian 1)

Dalam edisi #DScussion kali ini, DailySocial berbincang-bincang dengan CEO Brilio Joe Wadakethalakal. Berkiblat pada gaya Buzzfeed, Brilio bisa dibilang menjadi media hiburan terdepan untuk kalangan millennial Indonesia.

Bagaimana pandangan Brilio tentang topik favorit millennial Indonesia, apakah mereka akan menyusul Buzzfeed mengembangkan topik longform, dan bagaimana pandangan mereka soal platform user generated content? Simak perbincangan kami berikut ini.

6. Brilio (bagian 2)

Melanjutkan #DScussion edisi sebelumnya, CEO Brilio Joe Wadakethalakal kembali berbagi cerita dan pengalaman seputar menjalankan media online di Indonesia.

Brilio memiliki komitmen untuk fokus ke native ads sebagai sumber pendapatan hingga 100%. Hal ini berbeda dengan banyak media online yang lebih banyak mengandalkan kegiatan offline untuk mendapatkan pendapatan. Ke depannya Joe memprediksi native ads akan lebih banyak didominasi publisher besar di Indonesia.

Menutup DScussion, Joe memberikan tips agar bisa survive sebagai platform media online.

7. Muslimarket

Sebagai salah satu fashion commerce yang membidik target pasar kalangan muslimah di Indonesia, Muslimarket mampu bertahan dengan menghadirkan inovasi hingga private label sendiri bernama Suqma. Menyadari pentingnya bagi fashion commerce untuk memiliki brand sendiri juga toko fisik untuk menghadirkan skema online-to-offline di Indonesia, Muslimarket fokus kepada kepuasan pelanggan dengan memberikan produk pilihan baik dari sisi desain juga kualitas produk.

Dalam edisi #DScussion kali ini, CEO dan Founder Muslimarket Riel Tasmaya berbagi tips dan prediksi, seperti apa tren fashion commerce busana muslim di tahun 2018.

8. Kofera

Berawal dari pengalaman pribadi bekerja di perusahaan sebelumnya, CEO Kofera Bachtiar Rifai mulai mengembangkan teknologi otomasi khusus untuk layanan iklan digital yang menyasar layanan e-commerce dan korporasi.

Dalam sesi #DScussion kali ini, CEO Kofera Bachtiar Rifai juga memaparkan prediksinya untuk perkembangan teknologi otomasi di Indonesia.

9. Cermati

Sebagai salah satu layanan financial technology (fintech), Cermati terus mendorong edukasi kepada orang banyak terkait layanan fintech dan inklusi finansial. Mengapa Cermati memilih mengembangkan layanan fintech di sektor perbandingan produk? Bagaimana rencana pengembangan ke depannya?

Berikut bincang-bincang #DScussion dengan Co-founder dan CEO Cermati Andhy Koesnandar.

10. Lyke

Lyke adalah aplikasi fashion commerce yang ingin menjadi jembatan antara merchant, layanan e-commerce, dan konsumen di Indonesia. Masih menjadi bagian keluarga Rocket Internet, Lyke dengan sejumlah teknologinya, seperti deep learning dan artificial intelligence, membantu proses discovery yang lebih menyenangkan di segmen ini.

Ingin tahu lebih banyak soal Lyke dan kesulitan yang dihadapi Founder dan CEO Lyke Bastian Purrer mendirikan usahanya di sini? Berikut adalah wawancara kami di DScussion berikut ini.

Daftar Startup Indonesia di Bidang SaaS (UPDATE)

Software as a Services (SaaS) menjadi varian produk teknologi yang kini banyak digandrungi, baik oleh pengguna personal ataupun bisnis. SaaS merupakan varian produk perangkat lunak yang dapat digunakan secara langsung oleh pengguna, tanpa perlu adanya instalasi secara rumit. Umumnya saat ini produk SaaS diakses secara online –baik langsung menggunakan peramban ataupun melalui medium aplikasi, dan dikemas dalam bentuk berlangganan.

Ada dua faktor utama yang menjadi pendukung akan melejitnya SaaS. Faktor pertama dari sudut pandang konsumen, penetrasi internet dan perangkat pendukung menjadi pendongkrak utama. Kemudian faktor kedua ialah dari sudut pandang pengembang, fleksibilitas layanan komputasi awan sangat mendukung penguatan berbagai unsur teknis.

Di Indonesia, startup digital yang mengembangkan produk berjenis SaaS tidak sedikit. Beragam kebutuhan –khususnya berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia—mulai difasilitasi dengan teknologi berbasis aplikasi. DailySocial mencoba merangkum startup-startup tersebut dalam sebuah daftar startup Indonesia di bidang SaaS.

AkuntansiOnline

Sesuai namanya, layanan ini menawarkan sistem akuntansi virtual yang dapat diakses melalui aplikasi online. Startup yang digagas bersama PT Zahir Internasional ini tidak hanya menyediakan aplikasi perhitungan semata, namun di dalam layanannya juga disematkan dukungan konsultasi pendampingan. Tepatnya ada tiga bidang pekerjaan yang coba difasilitasi AkuntansiOnline. Pertama berkaitan dengan pembuatan SOP bisnis dan sistem akuntansi perkantoran. Kedua berkaitan dengan konsultasi bisnis. Dan yang ketiga berkaitan dengan jasa pembuatan laporan keuangan.

Amplifia

Startup ini menyajikan sebuah platform employee advocacy yang mencoba percaya bahwa suara karyawan sebuah perusahaan dapat menjadi alternatif periklanan yang lebih efisien. Hal ini didasari dengan tren –khususnya di wilayah Amerika Serikat—bahwa employee advocacy sudah menjadi model baru dari marketing automation. Advocacy marketing sebenarnya punya kekuatan yang mampu memperkuat brand melalui media sosial. Sistem Amplifia mendesain karyawan perusahaan berperan langsung di dalam proses tersebut.

Application Information Will Show Up Here

 

Eresto

Eresto merupakan solusi end-to-end untuk manajemen restoran. Untuk kebutuhan konsumen, Eresto menyediakan fitur self-order. Para pengunjung bisa melakukan pemesanan dan pembayaran dari meja masing-masing. Sedangkan di sisi pengelola restoran, Eresto disebutkan bisa digunakan mulai hulu hingga hilir, termasuk manajemen pemesanan, pengaturan inventaris barang, sampai sistem pencatatan keuangan. Sistem ini bisa dijalankan di cloud secara total maupun secara hybrid, sehingga kendala infrastruktur internet tidak menjadi masalah mendasar.

Exquisite Informatics

Startup yang berdiri sejak Oktober 2016 ini menyediakan layanan analisis data dan pengembangan platform data untuk korporasi. Saat ini telah menangani beberapa bidang bisnis, mulai dari perbankan, medis, ritel hingga perusahaan energi. Produk Exquisite Informatics memungkinkan data dari berbagai sumber untuk disatukan dan direstrukturisasi, sehingga memudahkan proses visual dan analisis terjadi dalam satu dasbor terpadu.

Selain produk berupa SaaS, Exquisite Informatics juga menyediakan layanan pengembangan dan konfigurasi infrastruktur server. Hal ini mengingat banyak perusahaan yang butuh comply dengan memiliki pusat data on-premise untuk server yang menampung data konsumen Indonesia.

Gadjian

Layanan yang disajikan ialah untuk pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Berbagai dukungan dihadirkan dalam layanan berbasis web dan aplikasi mobile, yang paling anyar ialah kemampuan untuk mengelola presensi pegawai. Platform Gadjian juga memberikan fungsionalitas untuk perusahaan dalam memonitor karyawan yang bekerja di luar kantor. Fungsi dasarnya mengelola kebutuhan HRD secara menyeluruh, termasuk penggajian, lembur, cuti dan sebagainya. Diharapkan seluruh fitur tersebut dapat memudahkan pengelolaan karyawan di perusahaan yang memiliki banyak kantor cabang, karyawan dengan mobilitas tinggi, atau bekerja jarak jauh (remote).

Application Information Will Show Up Here

 

GDIAnalytics

Dikembangkan oleh GDILab, produk analitik GDIAnalytics mencoba membantu UMKM dengan sebuah sistem terpadu untuk memantau dan menganalisis performa pemasaran yang dilakukan melalui kanal Twitter, Facebook dan Instagram. Cara kerjanya platform ini mengelola unstructured data yang berpotensi menjadi digital market insight. GDIAnalytics merupakan perpaduan dua produk yang diciptakan sebelumnya yaitu Polaris dan Iris.

Handl (Tidak Aktif)

Handl merupakan platform manajemen acara. Menyediakan banyak fitur, mulai dari kanal pendaftaran, monetisasi hingga pengelolaan peserta. Proses kerjanya secara sederhana peserta dapat langsung melakukan registrasi secara online dan data akan terekap dalam basis data penyelenggara. Penyelenggara dapat mengawasi aliran pemasukan pembayaran tiket mulai dari pendaftaran hingga pencairannya setiap waktunya. Handl sudah mendukung alternatif pembayaran yang variatif mulai dari transfer bank, kartu kredit, dan offline melalui mini-market.

Jubelio

Jubelio adalah layanan omni-channel memungkinkan penjual online mengelola produk dan transaksi dari berbagai marketplace di satu dasbor. Selain layanan manajemen stok barang dan transaksi, Jubelio juga terintegrasi dengan sebuah layanan Point of Sale (POS), Accounting, dan Webstore. Yang saat ini juga tengah dikembangkan ialah integrasi layanan pelanggan secara terpusat.

Jurnal

Jurnal menjadi sebuah platform akuntansi berbasis komputasi awan dengan beragam fitur yang mampu mengakomodasi berbagai tugas. Beberapa tugas tersebut termasuk pengelolaan faktur, pengelolaan biaya, pengelolaan stok barang, hingga pelaporan dalam jurnal akuntansi bisnis. Ditambah fitur seperti manajemen aset otomatis, inventori & multi-gudang, serta beragam fitur lainnya untuk menunjang kinerja pebisnis agar lebih profesional sehingga relasi dan kepercayaan dengan pelanggan dan juga pemasok dapat dengan mudah dijalin.

Application Information Will Show Up Here

 

Jojonomic

Dari awal dikembangkan, Jojonomic telah berkembang dari layanan perencanaan keuangan individu ke platform reimburse karyawan. Reimbursement manual dapat sangat menyulitkan, tetapi Jojonomic membantu untuk digitalisasi proses tersebut sehingga pelaku bisnis dapat dengan cepat dan mudah menyetujui dan melakukan kontrol biaya yang dikeluarkan karyawan mereka. Startup ini mencoba membantu perusahaan untuk menyelesaikan tantangan tersebut menggunakan teknologi berbasis komputasi awan dan OCR (Optical Character Recognition).

Application Information Will Show Up Here

 

Kata.ai

Kata.ai merupakan sebuah conversational platform dikembangkan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) guna menghubungkan brand dengan konsumen secara lebih efektif. Kata.ai menawarkan Dialogue Engine dengan Natural Language Processing yang memungkinkan pelaku bisnis mewujudkan persona brand melalui chatbot yang dapat melakukan beragam aktivitas meliputi pemasaran produk, transaksi jual-beli, hingga pengumpulan data perilaku konsumen melalui media sosial dan messaging app yang populer digunakan.

Kofera

Kofera adalah platform otomasi pemasaran berbasis AI dan machine learning. Tujuannya untuk membantu perusahaan mengeluarkan biaya pemasaran yang efisien dan menjalankan kampanye pemasaran yang efektif. Pembuatan campaign, monitoring dan optimasi sudah terintegrasi dengan teknologi machine learning, sehingga pelaku usaha cukup memberikan data produk dan tujuan bisnis untuk beriklan secara online. Harapannya, dengan Kofera, pelaku bisnis yang awam sekalipun dapat beriklan secara online dengan mudah dan tepat sasaran.

Konektifa

Layanan ini menangani proses inventori secara digital, khususnya bagi UMKM yang belum mendalami betul tentang bagaimana mengaitkan proses inventori dengan manajemen bisnis guna memonitor seluruh kegiatan usaha sebelum melangkah ke keputusan selanjutnya. Menggunakan Konektifa pemilik bisnis bisa memonitor administrasi usahanya mulai dari rekap kegiatan bisnis dalam satu laporan terpadu, catatan transaksi penjualan dan pembelian, data konsumen dan penyuplai, dan lainnya.

MailTarget

MailTarget adalah aplikasi online yang didesain untuk membantu bisnis melakukan pemasaran melalui kanal email. Saat ini layanan otomasi email untuk pemasaran masih menjadi fokus MailTarget. Layanan ini juga dilengkapi dengan fitur Social Media Management. Untuk bersaing dengan produk-produk luar negeri ada sejumlah keunggulan yang coba dihadirkan dalam platform MailTarget.

Contact Management dan Email Automation dengan sistem labeling akan memudahkan pengguna MailTarget dalam melakukan segmentasi pengguna. Ditambah lagi dengan kapabilitas analisis dan fitur laporan kampanye yang mendalam. Dengan ragam fitur tersebut MailTarget percaya diri bisa menjadi salah satu layanan email marketing lokal yang terpercaya.

Moka

Startup ini menyediakan layanan kasir (atau POS – Point of Sale) berbasis aplikasi. Dengan produk andalannya mPOS, Moka memfokuskan diri untuk menyasar segmentasi bisnis UMKM. Melalui sistemnya Moka merampingkan proses bisnis, menambah efisiensi dan memberikan pemilik ritel tradisional visibilitas yang lebih baik untuk bisnis mereka. Layanan Moka juga memudahkan ritel UMKM dengan mudah mendapatkan akses pembayaran cashless melalui kartu kredit dan kartu debit.

Application Information Will Show Up Here

 

NadiPOS

Mengandalkan teknologi komputasi awan, platform manajemen untuk restoran, food-truck dan bisnis F&B lainnya, NadiPOS menyediakan layanan terpadu untuk memudahkan pengaturan sistem pembayaran dan keuangan. Prosesnya dengan menghubungkan beberapa perangkat, kemudian informasi dari perangkat dapat dikirim ke back-office untuk dilakukan analisis penjualan, inventaris, pelanggan, staf, dan keuangan secara langsung.

Application Information Will Show Up Here

 

NoLimit

Didirikan sejak tahun 2010, NoLimit merupakan layanan SaaS berplatform big data untuk monitor dan analisis media sosial. Saat ini startup asal Bandung tersebut memiliki tiga pilar produk utama, yakni: (1) NoLimit Dashboard, (2) NoLimit Care, dan (3) Online Loyalty. Sistem dasbor membantu pengguna memantau dan menganalisis informasi yang disajikan dari media sosial. Termasuk memahami konsumen internet (warganet) dan kampanye online yang dilakukan kompetitor.

NoLimit Care menyajikan aplikasi yang membantu bisnis memiliki kanal terpadu untuk mengadakan layanan pelanggan melalui media sosial, termasuk via Facebook, Twitter, Instagram dan aplikasi chatting. Sementara itu Online Loyality adalah platform yang membantu meningkatkan keterlibatan warganet terhadap kampanye online yang dilakukan oleh brand. Saat ini kliennya sudah hadir dari berbagai vertikal industri, mulai dari perusahaan telekomunikasi, logistik, finansial hingga pemerintahan.

 

Nusatalent

Nusatalent memiliki dua produk yang dikhususkan untuk mendukung kebutuhan tim SDM di perkantoran. Pertama adalah layanan head hunting yang dikembangkan untuk membantu tim HR melakukan pencarian kandidat, interview kandidat, dan akhirnya memberikan rekomendasi kepada tim HR kandidat yang cocok.

Produk kedua adalah sebuah perangkat lunak untuk membantu tim HR membuat rencana perekrutan dan menggunakan basis data NusaTalent untuk mencari kandidat yang cocok dengan filter-filter yang ada.

OnlinePajak

OnlinePajak diluncurkan untuk memudahkan kegiatan perpajakan untuk UKM dengan sistem yang dijalankan secara online. Kegiatan pencatatan perpajakan yang diakomodasi cukup lengkap, mulai dari perpajakan badan usaha hingga perpajakan pribadi/karyawan. Saat ini OnlinePajak juga telah memiliki API untuk memudahkan beragam transaksi online mengatur otomatis pajak yang harus ditanggung.

Paper.id

Paper.id adalah startup yang menyediakan layanan invoicing (penagihan), akuntansi, dan inventory. Memungkinkan pelaku usaha membuat laporan keuangan di berbagai perangkat dan menyediakan analisis sehingga mereka bisa mengetahui semua hal tentang keuangan perusahaan (arus kas, inventaris, dan lainnya) secara real time.

Application Information Will Show Up Here

 

Pawoon

Pawoon adalah sebuah aplikasi kasir berbasis komputasi awan yang dapat memantau penjualan yang terjadi dan bisa dilakukan di mana saja secara real-time. Saat ini platform Pawoon telah mendukung kebutuhan untuk berbagai jenis bisnis, mulai dari kedai kopi, ritel, butik, restoran, hingga pameran. Fitur di dalamnya termasuk manajemen inventori terpadu dan sistem pelaporan bisnis. Pawoon ditujukan untuk pasar bisnis kecil dan menengah, sembari memberikan alternatif perangkat lunak dengan harga terjangkau.

Application Information Will Show Up Here

 

Quintal

Layanan Quintal terdiri dari beberapa sistem yang dikembangkan untuk menunjang kebutuhan administratif sekolah, yakni berupa LMS (Learning Management System) dan Sistem Informasi Administratif Sekolah. Pangsa pasarnya cukup spesifik, yakni untuk sekolah berjenjang K-12 di Indonesia (atau setara SD-SMA). Gagasan pengembangan sistem ini muncul untuk mengatasi isu efisiensi pengajaran yang selama ini mengganggu kegiatan belajar. Quintal juga menyediakan layanan belajar online yang memungkinkan guru untuk mengunggah bahan ajar dan kegiatan ujian. Sistem juga mendesain agar orang tua siswa dapat memantau perkembangan anaknya di sekolah.

Application Information Will Show Up Here

 

Sales1CRM

Fokus di sektor korporasi, Sales1CRM menyajikan layanan berbasis komputasi awan untuk membantu perusahaan di Indonesia menjalankan tim penjualan mereka menjadi lebih efisien, kompetitif, dan produktif. Sejauh ini Sales1CRM telah menjalin kerja sama dengan perusahaan di Jakarta, Tegal, Semarang, Surabaya, dan Denpasar untuk menjadi mitra lokal. Secara head-to-head layanan Sales1CRM berhadapan langsung dengan sejumlah perusahaan ternama, seperti Salesforce dan ZohoCRM. Dengan pelokalan layanan, Sales1CRM menjadi berbeda untuk pasar Indonesia.

SIKAD

SIKAD (Sistem Akademik) merupakan sebuah produk berbasis SaaS yang dikembangkan untuk membantu manajemen pendidikan di sekolah. Layanan ini disuguhkan melalui paltform web, dengan harapan bisa diakses di mana pun dan melalui perangkat apa pun. Fungsi utama SIKAD ialah membantu proses administrasi di berbagai lini divisi di sekolah, mulai dari membantu guru dalam mengelola nilai, hingga membantu staf tata usaha untuk mengelola arus kas.

Saat ini sudah ada banyak fitur yang diakomodasi oleh SIKAD, di antaranya fitur rapor digital, sistem pendaftaran siswa baru, layanan bimbingan konseling, administrasi tata usaha, sistem perpustakaan, hingga yang terbaru sistem penilaian kinerja guru.

SIRCLO

SIRCLO membantu pemiliki bisnis berjualan online dengan menyediakan akses ke teknologi, seperti jasa pembuatan website e-commerce, integrasi ke berbagai marketplace, dan beragam jasa lainnya. Dikemas dalam bentuk SaaS, menjadikan pengguna tidak perlu lalu memusingkan bab teknis, pasalnya cukup memilih dan memasang fitur yang ada, maka semua akan dikonversi secara otomatis menjadi sebuah platform bisnis yang andal. Salah satu varian fitur yang menarik di SIRCLO adalah kalkulasi ongkos kirim dan sistem pembayaran, karena dua hal tersebut biasanya menjadi hal utama bagi bisnis untuk mulai berjualan online, khususnya bagi kalangan UMKM.

Sleekr

Mengawali debutnya sebagai aplikasi akuntansi, Sleekr kini menjadi sebuah solusi bisnis end-to-end dengan menawarkan berbagai keunggulan. Salah satunya ialah layanan pengurusan pajak secara online yang terintegrasi dengan sistem akuntansi perusahaan. Sejak awal Sleekr didesain untuk memudahkan UMKM dan korporasi untuk melakukan kegiatan akunting hingga HR. Saat ini Sleekr juga telah terintegrasi dengan berbagai layanan seperti Kartunama.net dan mPOS.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

 

Talenta (Diakuisisi Sleekr)

Talenta merupakan platform SaaS untuk manajemen sumber daya manusia. Saat ini fiturnya juga telah terintegrasi dengan layanan OnlinePajak. Selain itu terdapat beberapa layanan mendasar Talenta, seperti manajemen karyawan, pengelolaan cuti, lembur, reimburse, hingga sistem penggajian. Semenjak kemunculannya, Talenta memang memfokuskan diri untuk usaha kecil dan menengah seperti UKM dan startup.

Turboly

Turboly menyediakan sistem manajemen seperti POS (Point Of Sale), ERP (Enterprise Resource Planning), dan sistem manajemen lainnya untuk operasional bisnis secara digital. Ide awal Turboly berangkat dari masih banyaknya usaha kecil dan menengah masih banyak yang menggunakan manual dalam hal manajemennya. Hal ini tidak lepas dari sistem ERP yang ada di pasaran dinilai terlalu mahal. Karena tidak adanya sistem tersebut maka kontrol atas inventaris, keuangan dan pajak menjadi berantakan.

Trivio (Tidak Aktif)

Trivio dirancang untuk mengedepankan kontrol proses penjualan yang terukur dan transparan bagi para manajer, pemilik bisnis dan salesman sendiri. Ada pun fitur-fitur yang menjadi unggulan antara lain, Absensi Online melalui aplikasi yang terintegrasi, Pipeline yang digunakan untuk melihat proses, Check in – Check out untuk update penjualan dan lokasi pertemuan, Photo Geo-tagging untuk laporan keberadaan lokasi, Region Based Salesman, dan beberapa lainnya. Selain itu Trivio juga menyediakan fitur untuk memantau kondisi GPS, sehingga penggunaan GPS palsu akan terdeteksi. Demikian juga status baterai dari perangkat yang digunakan.

Ukirama

Ukirama adalah startup SaaS  ERP (Enterprise Resource Planning). Produknya menawarkan sistem aplikasi lengkap berbasis komputasi awan yang menyediakan kemampuan mengontrol dan mengatur data transaksi pembelian, penjualan, manajemen stok, akuntansi, keuangan, reparasi, manufaktur, proyek, dan HRD yang membantu mengelola kegiatan administrasi bisnis, khususnya di tingkat UKM.

DScussion #80: Impian Kofera Hadirkan Teknologi Otomasi Pemasaran Digital

Berawal dari pengalaman pribadi bekerja di perusahaan sebelumnya, CEO Kofera Bachtiar Rifai mulai mengembangkan teknologi otomasi khusus untuk layanan iklan digital yang menyasar layanan e-commerce dan korporasi.

Dalam sesi DScussion kali ini, CEO Kofera Bachtiar Rifai juga memaparkan prediksi nya untuk perkembangan teknologi otomasi di Indonesia.

Yellow Pages Hadirkan Aplikasi Bisnis Direktori dan Otomasi Digital Marketing

Situs direktori bisnis Yellow Pages hari ini meluncurkan aplikasi terpadu yang menargetkan kalangan UKM di Indonesia. MD Media merupakan subsidiary dari PT Telkom Indonesia. Kepada media hari ini (20/07) CEO MD Media Syaifudin mengungkapkan, diluncurkan aplikasi Yellow Pages ini diharapkan bisa meningkatkan penjualan sekaligus kolaborasi antara pelaku UKM di tanah air.

“Bukan sekedar direktori bisnis saja, aplikasi Yellow Pages juga berfungsi menjadi enabler pelaku UKM hingga marketplace dan layanan e-commerce di tanah air, mendukung ekosistem B2B untuk menjalankan bisnis.”

Sempat mengalami masa jayanya sebagai buku direktori lengkap untuk informasi bisnis hingga media untuk beriklan, saat ini aplikasi Yellow Pages memiliki fitur lengkap didukung oleh inventori dan layanan dari Telkom Group.

Mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) dari Kofera untuk Yellow Pages

Aplikasi Yellow Pages sudah bisa diunduh di Android dan menyusul di iOS. Menggandeng Kofera yang merupakan startup lokal binaan Telkom (peserta program Indigo) telah mengusung beberapa teknologi terkini seperti machine learning hingga artificial intelligence (AI). Mengandalkan 1 juta data bisnis yang dimiliki oleh Telkom, aplikasi Yellow Pages juga dilengkapi dengan fitur beriklan langsung memanfaatkan pilihan SMS hingga Google Adwords langsung dari Aplikasi.

“Pelaku UKM yang telah beriklan juga bisa memonitor iklan melalui Dashboard langsung dari aplikasi dengan mudah dan real time,” kata CEO Kofera Technology Bachtiar Rifai.

Untuk saat ini fitur yang menjadi andalan Yellow Pages untuk beriklan adalah fitur Targeted SMS, yang secara mudah bisa di akses dengan biaya berkisar Rp 500 per SMS. Melalui aplikasi, pengiklan bisa memilih tipe pelanggan (consumer behaviour), lokasi dan jenis operator yang diinginkan. Untuk pembayaran Yellow Pages memanfaatkan e-payment milik Telkom yaitu Finnet.

“Usai pembayaran telah dilakukan iklan akan secara otomatis di sebarkan melalui SMS memanfaatkan teknologi dari Kofera, bukan hanya operator Telkom saja namun ke semua operator telekomunikasi di Indonesia.”

Fitur lainnya yang juga bisa dinikmati oleh pengguna adalah Google Adwords yang dengan mudah dan langsung bisa digunakan melalui aplikasi Yellow Pages. Jika sebelumnya proses hingga pembayaran menggunakan Google Adwords terbilang rumit dan harus menggunakan pembayaran kartu kredit, kini dengan Yellow Pages semua hal tersebut bisa dijalankan lebih mudah hanya dalam satu aplikasi. Untuk paket harga otomasi mulai dari Rp 1,5 juta untuk seribu calon konsumen.

“Untuk Google Adwords biasanya proses membutuhkan waktu sekitar 2-6 jam mengikuti proses yang ada. Sementara untuk tulisan (text) hingga gambar akan secara otomatis dilakukan oleh teknologi AI Kofera. Sehingga pengguna tidak perlu menuliskan tulisan hingga mengunggah foto terlebih dahulu ketika ingin beriklan di Google Adwords,” kata Bachtiar.

Kolaborasi antar UKM hingga startup

Saat ini platform iklan yang dihadirkan oleh Yellow Pages hanya terdiri dari Sponsor Listing (promosi iklan di aplikasi Yellow Pages saja) Targeted SMS dan Google Adwords, namun tidak menutup kemungkinan nantinya pilihan beriklan di Facebook dan Instagram juga akan dihadirkan di Yellow Pages. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, nantinya pengguna juga bisa beriklan di billboard digital melalui aplikasi Yellow Pages.

“Untuk tahun 2017 ini Yellow Pages memiliki target menjadi solusi digital bisnis UKM dengan pilihan platform seperti Google Adwords, Facebook hingga inventori dari Telkom. Untuk tahun 2018, Yellow Pages juga akan mengembangkan B2B e-commerce sekaligus pemanfaatan big data analytic,” kata Syaifudin.

Untuk memperluas kolaborasi yang ada, di platform Yellow Pages nantinya juga akan disertakan informasi lengkap mulai dari lokasi, kontak informasi hingga pilihan pembelian di berbagai layanan e-commerce serta marketplace di Indonesia. Misalnya pengguna yang ingin mencari penjual AC atau televisi, bisa membeli langsung di alamat penjual atau memanfaatkan platform marketplace dan layanan e-commerce yang tersedia.

“Hal tersebut sudah menjadi bagian dari rencana ke depan atau roadmap dari Yellow Pages, tujuannya tentu saja untuk memberikan pilihan beragam kepada pengguna,” tutup Syaifudin.

Application Information Will Show Up Here

Kofera Umumkan Perolehan Pendanaan Pra-Seri A

Platform otomasi pemasaran berbasis AI Kofera mengumumkan perolehan pendanaan Pra-Seri A dengan nilai yang tak disebutkan dari sejumlah investor yang dipimpin MDI Ventures. Juga terlibat dalam pendanaan ini IndoSterling Capital, Discovery Nusantara Capital, dan Gunung Sewu. Disebutkan dana yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan produk, riset, dan ekspansi pasar.

Kofera diklaim sebagai satu-satunya startup Indonesia yang menyediakan layanan SaaS otomasi marketing berbasis Artificial Intelligence (AI) dan machine learning. Tujuan otomasi pemasaran digital yang disediakan Kofera untuk membantu perusahaan mengeluarkan biaya pemasaran yang efisien dan menjalankan kampanye pemasaran yang efektif.

“Saat ini lebih dari 5,000 akun dengan berbagai jenis bisnis model telah terdaftar di platform Kofera. Pendanaan Pra-Seri A ini akan membantu kami untuk product development, riset dan ekspansi pasar untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata CEO Kofera Technology Bachtiar Rifai.

MDI Ventures memberikan dukungannya untuk Kofera sebagai salah satu startup yang memiliki solusi dan eksekusi terbaik. CEO MDI Ventures Nicko Widjaja kepada DailySocial menyebutkan:

“Kofera adalah salah satu alumni Indigo terbaik yang kami miliki tahun lalu. Kami telah mendapatkan banyak pujian dari anak perusahaan [Telkom Group] untuk kolaborasi bersama tim Kofera. Partisipasi kami adalah bentuk dukungan berkelanjutan untuk membangun ekosistem startup yang lebih sehat di Indonesia: membangun fundamental yang kuat (traksi penerimaan, keuntungan, dan lain-lain), membangun metode valuasi yang tepat, dan membangun konsep scaling melalui kolaborasi yang sinergis dengan Telkom Group.”

Masalah kampanye pemasaran digital

Keterbatasan talenta untuk mengelola pemasaran digital saat kebutuhannya sedang meningkat membuat lonjakan biaya untuk merekrut atau membentuk tim in-house. Kofera mengklaim solusinya menutup celah ini menggunakan platform otomasi yang membantu perusahaan mengoptimalkan penggunaan budget dengan algoritma yang cerdas.

“Dengan adanya Kofera, maka pelaku bisnis yang awam sekalipun dapat beriklan secara online dengan mudah karena sudah dibantu oleh otomasi Kofera. Pembuatan campaign, monitoring dan optimisasi sudah terintegrasi dengan teknologi machine learning sehingga pelau usaha kecil dan menengah cukup memberikan data produk dan goal bisnis untuk beriklan secara online,” papar Bachtiar dalam wawancara terdahulu.

Nicko sendiri mengundang investor strategis lain untuk berpartisipasi dalam pendanaan lanjutan perusahaan-perusahaan di bawah naungan Indigo, seperti saat pendanaan ke Kofera kali ini.

“Kami terus mengundang investor strategis untuk berpartisipasi [berinvestasi] di perusahaan [asuhan] Indigo. Mereka sejauh ini adalah sumber terbaik untuk mendapatkan perusahaan tahap awal di Indonesia. Jika Anda adalah [pendiri] startup yang baru memulai, saya menyarankan Anda untuk bergabung dengan program [Indigo] jika ingin membangun traksi yang riil. Tidak lagi sekedar vanity metrics [misalnya jumlah pengguna terdaftar, jumlah penggunduh], tetapi benar-benar menjalankan bisnis,” tutup Nicko.

Kofera Berikan Solusi Pay-per-Click (PPC) Automation dengan Teknologi Machine Learning

Teknologi yang mutakhir memang menjadi salah satu kesempatan untuk membuat solusi yang canggih dibanding sebelumnya. Namun untuk menuju ke sana butuh riset dan uji coba yang matang. Saat ini teknologi yang tengah menjadi primadona di Indonesia adalah machine learning, big data, dan NLP. Banyak bisnis yang akhirnya menggunakan teknologi-teknologi tersebut untuk menawarkan solusi untuk permasalahan-permasalahan yang ada. Salah satu di antaranya adalah Kofera. Mengedepankan teknologi machine learning Kofera siap menyediakan platform pay-per-click (PPC) automation untuk optimasi iklan digital di PPC channel (search, display, social).

Dengan mengusung beberapa teknologi terkini, Kofera mencoba memecahkan beberapa permasalahan di dunia periklanan digital. Masalah pertama yang coba diselesaikan adalah membantu usaha kecil dan menengah untuk beriklan online menggunakan PPC channel karena keterbatasan kemampuan dan dana. Untuk ini Kofera berperan sebagai enable digital advertising yang memberikan otomatisasi dengan teknologi yang diusungnya.

“Dengan adanya Kofera, maka pelaku bisnis yang awam sekalipun dapat beriklan secara online dengan mudah karena sudah dibantu oleh otomasi Kofera. Pembuatan campaign, monitoring dan optimisasi sudah terintegrasi dengan teknologi machine learning sehingga pelau usaha kecil dan menengah cukup memberikan data produk dan goal bisnis untuk beriklan secara online,” papar Co-Founder Kofera Bachtiar Rifai.

Masalah lain yang coba dipecahkan adalah masalah bagi perusahaan, dalam hal ini bisnis e-commerce atau agensi digital. Kofera akan memudahkan perusahaan membuat iklan digital dan mengelolanya. Kofera diklaim mampu membuat puluhan bahkan ratusan ribu kampanye dalam waktu singkat, termasuk dengan optimisasi secara real time menggunakan machine learning sesuai dengan tujuan masing-masing produk. Hal ini termasuk menggabungkan hasil PPC channel dalam sebuah dashboard yang membantu melaporkan ke pengguna.

“Sebagai unification, Kofera menggabungkan semua hasil PPC channel dalam satu dashboard sehingga pelaporan performa PPC dari semua channel bisa dilihat secara langsung tanpa perlu men-download atau masuk ke dalam dashboard masing-masing channel. Pelaporan juga bisa dibuat secara custom dengan drag n drop,” terang Bachtiar.

Perpaduan teknologi canggih

Kofera yang sudah beroperasi sejak Maret tahun lalu ini tidak hanya mengandalkan tim mereka yang disebut memiliki kemampuan dalam berbagai bidang. Kofera juga menggabungkan tim yang solid dengan teknologi terbaru untuk membantu meningkatkan kualitas layanan. Sebut saja machine learning dan NLP yang berada di belakang platform dan segala bentuk otomatisasi yang ditawarkan.

Machine learning adalah bagian/salah satu metode dari kecerdasan buatan yang memungkinkan perangkat lunak untuk belajar mengambil keputusan berdasarkan data tanpa harus secara eksplisit diprogram. Machine Learning merupakan gabungan ilmu multidisiplin yaitu: computer sains, matematika dan domain expertise. Dalam kasus ini domain expertise-nya di PPC advertising,” terang Bachtiar.

“Selain teknologi yang disebutkan Kofera juga mengembangkan teknologi Natural Language Processing (NLP) dan Natural Language Understanding (NLU) untuk dapat mengerti konteks produk yang dijual dan dapat secara otomatis membuat iklan PPC yang relevan. Teknologi lainnya yang dikembangkan yaitu teknologi pengenalan gambar produk berbasis deep-learning untuk dapat secara otomatis mengambil makna dari sebuah banner iklan dan mengoptimisasinya.”

Bachtiar melanjutkan bahwa dengan tim, pengalaman, dan teknologi yang di bawa, Kofera optimis bisa diterima di Indonesia. Kofera juga optimis bisa menjadi salah satu pemimpin pasar untuk digital advertising automation di Asia Pasifik.

76 Persen Pengguna Internet Mengetahui Gerakan Hari Belanja Online Nasional 2015

Perayaan Hari Belanja Online Nasional 2015 yang lebih dikenal dengan Harbolnas telah berakhir. Meski sempat diwarnai isu kurang sedap, ada pula catatan positif yang berhasil ditorehkan. Berdasarkan riset yang dilakukan Nielsen, terungkap bahwa 76 persen pengguna Internet sudah memiliki kesadaran terhadap gerakan belanja online ini. Selain itu, Nielsen juga memperkirakan transaksi selama Harbolnas 2015 ini mencapai 2,1 triliun Rupiah.

Hari Belanja Nasional merupakan gerakan yang awalnya diinisiasi oleh tujuh pelaku industri e-commerce di tanah air pada tahun 2012. Setelah digelar beberapa kali, animo yang ditunjukkan ternyata sangat positif dan hasilnya pada gelaran Harlbolnas di tahun 2015 ini ada 140 pelaku e-commerce yang terlibat. Harbolnas 2015 sendiri digelar selama tiga hari, yakni pada tanggal 10 hingga 12 Desember 2015.

Memang ada beberapa kejadian kurang sedap yang mampir, tapi bukan berarti tak ada pencapain positif yang diperoleh. Sudah ada juga beberapa dari pemain yang berpatisipasi mengungkapkan pencapaian “dapur” mereka ketika Harlbolnas 2015 berlangsung.

Ketua Panitia Harbolnas Indra Yonathan menyampaikan, “Terima kasih, animo yang ditunjukkan [masyarakat] luar biasa sekali minggu lalu. […] Saya sempat berbincang dengan beberapa pemain [e-commerce] dan menurut mereka trafik selama Harbolnas kemarin meningkat hingga 10 kali. Dari pemesanan, kenaikannya mencapai 7-10 kali lipat. Dari revenue, sekitar 1,5-5 kali [rata-rata].”

“Sedangkan salah satu partner logistik kami juga mencatat peningkatan pengiriman hingga 100 persen. Bila hari biasa hanya 46 ribu, saat Harbolnas bisa mencapai 96 ribu pengiriman. […] Sekali lagi, Harbolnas ini adalah gerakan. Tujuannya adalah untuk bersama-sama, gotong royong dalam memajukan industri e-commerce di tanah air,” lanjutnya.

Beberapa pencapaian Harbolnas 2015

Harbolnas 2015 Trends / Kofera Report

Selain beberapa pencapaian yang sudah disebutkan oleh Yonathan, ada beberapa data menarik yang juga disampaikan oleh Nielsen dan Kofera. Kofera sendiri adalah official partner untuk monitoring Harbolnas 2015 melalui situs resmi Harbolnas. Sedangkan Nielsen adalah pihak ketiga dengan peran yang tak jauh berbeda dengan Kofera.

Berdasarkan temuan Kofera, indeks trend Harlbolnas sendiri menunjukkan peningkatan di tahun 2015 ini dengan Jakarta, Sumatera Utara, dan Jawa Timur sebagai wilayah dengan indeks yang tinggi. Ini sejalan dengan Nielsen yang menyebutkan bahwa 76 persen pengguna internet di Indonesia sudah sadar dengan gerakan Harbolnas. Selain itu, ditemukan juga bahwa 50 persen dari mereka yang sudah pernah berbelanja online mau berbelanja online kembali karena event Harbolnas.

HArbolnas 2015 Nielsen Riset / DailySocial

Menariknya, informasi digelarnya Harbolnas 2015 ini oleh para konsumen kebanyakan masih diperoleh mereka melalui Televisi dengan persentase mencapai 39 persen. Diikuti situs resmi online shoping (29 persen), Social Media (7 persen), dan Portal Berita (4 persen).

Sedangkan untuk jumlah transaksi selama Harbolnas 2015, diperkirakan Nielsen jumlahnya mencapai 2,1 triliun Rupiah. Ini 1,8 kali lebih tinggi dari penjualan di luar Harbolnas.

Associate Director Consumer Insights Nielsen Rusdy Sumantri menyampaikan, “Angka tersebut naik 1,8 kali dari penjualan di luar Harbolnas. […] Kami mendapatkan data melalui 700 responden yang jadi sampel acak lewat survei online dengan 19 kota terdektesi. […] Estimasi penjualan ditanyakan langsung ke pelanggan, kemudian datanya kami olah dan validasi kembali dari para pelaku e-commerce dan data yang kami punya sebelumnya.”

Harbolnas 2015 Riset Nielsen Kategori Favorit / Nielsen

Data lain yang menarik untuk diperhatikan adalah, produk kategori fesyen masih menjadi yang paling banyak dibeli konsumen (65 persen), diikuti gawai (44 persen), dan barang elektronik (41 persen). Dari sisi demografi konsumen, sebagian besar berusia antara 25-34 tahun dan sebagian besar berasal dari masyarakat golongan A (berpendapatan di atas 4 juta Rupiah).

Terakhir, ditemukan juga bahwa masyarakat gemar berbelanja melalui perangkat bergerak seperti laptop (62 persen) dan ponsel pintar (50 persen). Sedangkan lokasi favorit untuk berbelanja online bagi masyarakat Indonesia adalah rumah mereka sendiri (86 persen).

Satu hal yang bisa ditarik dari data yang diungkapkan adalah kepercayaan kini bisa dikatakan bukan lagi menjadi isu utama dalam industri e-commerce tanah air. Kondisi ini jauh berbeda bila dibandingkan dengan masa-masa awal e-commerce mulai naik kepermukaan di Indonesia.

Memang masih ada saja beberapa oknum yang masih berulah. Tapi dengan semakin matangnya ekosistem nanti di masa depan, hal tersebut tentu akan berkurang dengan sendirinya. Itu semua dapat dicapai dengan kolaborasi dari para pemangku kepentingan terkait di industri e-commerce tanah air.