KoinWorks Telah Salurkan Dana Rp27,3 Triliun ke Lebih dari 900 Ribu UMKM

Startup fintech lending KoinWorks mengumumkan peluncuran edisi kedua dari Impact Report yang berjudul “Leveling Up The MSME Ecosystem”. Laporan ini menyoroti berbagai pencapaian sosial perusahaan sepanjang tahun 2023 dan menegaskan komitmennya untuk menjadi fintech bertanggung jawab dalam mendukung pertumbuhan UMKM di seluruh Indonesia pada tahun 2025.

Co-Founder & CEO KoinWorks Group Benedicto Haryono menekankan dedikasi perusahaan dalam memperkuat ekosistem UMKM di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk memberikan layanan keuangan unggul dan inklusif. Pada tahun 2023, KoinWorks mencatat terobosan signifikan dalam pembiayaan inklusif yang menjangkau berbagai bisnis dalam rantai pasokan yang saling terhubung,” ujarnya.

Meningkatkan ekosistem UMKM

KoinWorks telah mengambil langkah besar dalam mendukung UMKM melalui berbagai sektor seperti fast moving consumer goods (FMCG), pertanian, dan kesehatan. Lebih dari 60% bisnis menghadapi tantangan dalam mengelola rantai pasokan secara efisien, terutama mengenai kendala arus kas.

Dengan akses ke pembiayaan yang efisien dari KoinWorks, UMKM dapat bernegosiasi lebih baik dengan pemasok, merekrut lebih banyak anggota tim, berinvestasi dalam teknologi, dan memanfaatkan peluang pasar baru.

Co-Founder & CEO Eratani Andrew Soeherman berbagi pengalamannya, “KoinWorks memfasilitasi akses keuangan melalui pendanaan yang lebih mudah dan cepat, terutama bagi petani dan unit bisnis lainnya.”

Kolaborasi KoinWorks dengan para pemain kunci UMKM dan dukungan dari pemerintah serta fasilitator UMKM memperkuat rantai pasokan dan mengatasi kendala likuiditas. Mayoritas UMKM didanai oleh investor individu dari Indonesia yang percaya pada ekosistem UMKM Indonesia.

Mendorong inklusi dan pertumbuhan

KoinWorks telah menyalurkan Rp27,3 triliun ($1,8 miliar) kepada lebih dari 900 ribu UMKM, memberdayakan ribuan bisnis untuk berkembang. Dengan 83% dari pinjaman dibiayai oleh investor muda, ini menunjukkan komitmen kuat dari generasi muda untuk mendukung UMKM.

Portofolio KoinWorks 80% bisnis adalah usaha mikro, 36% dimiliki oleh perempuan dan 48% berlokasi di daerah pedesaan.

Penciptaan lapangan kerja adalah pencapaian signifikan KoinWorks pada tahun 2023, dengan 95.000 lapangan kerja baru diciptakan oleh UMKM yang menerima pinjaman. UMKM melaporkan peningkatan rata-rata 37,8% dalam nilai penjualan dan 37,2% dalam total aset, menunjukkan dampak positif dari pembiayaan KoinWorks.

Komitmen terhadap praktik ESG

KoinWorks mematuhi standar perlindungan klien lokal dan internasional, dengan sertifikasi ISO 27001:2022 dan partisipasi dalam Digital Finance Service Client Protection Assessment Tools oleh Cerise+SPTF.

“Komitmen kami melampaui aturan dan regulasi, mencerminkan janji kami kepada pengguna bahwa setiap interaksi dilakukan dengan standar etika yang tinggi,” kata Chief of Impact KoinWorks Group Angelique Timmer.

KoinWorks berencana untuk memperkuat praktik ESG, kesehatan bisnis UMKM, dan membuka jalan bagi pembiayaan hijau serta layanan yang disesuaikan dengan pengusaha perempuan. Inisiatif ‘Play It Forward’ mengundang pembawa perubahan untuk berbagi cerita dan membantu komunitas melalui olahraga sepak bola.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Catat Kinerja Positif, KoinWorks Terus Optimalkan Pengembangan Lini Bank Digital Miliknya

KoinWorks Bank, yang baru-baru ini diakuisisi oleh pendiri KoinWorks Group, mengumumkan pencapaian mencetak laba selama tiga bulan berturut-turut. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah, KoinWorks Bank juga akan segera memindahkan kantor pusatnya ke Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan.

Sebagai langkah penting dalam transformasi perbankan digital di Indonesia, KoinWorks Bank yang awalnya beroperasi sebagai Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Asri Cikupa kini bertransformasi menjadi bank digital.

KoinWorks Bank menyediakan berbagai produk keuangan, termasuk deposito dengan suku bunga kompetitif yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan pinjaman dengan agunan aset tetap melalui proses persetujuan yang cepat dan mudah.

Co-Owner KoinWorks Bank Benedicto Haryono sekaligus CEO KoinWorks Group menyatakan, “Melalui KoinWorks Bank, kami percaya bahwa kemampuan untuk menyediakan layanan keuangan yang cepat dan aman akan memberikan dampak positif yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan finansial masyarakat Indonesia. Layanan kami di sini juga akan memfasilitasi UMKM agar dapat terlayani dengan maksimal untuk mendorong pertumbuhan bisnis mereka.”

Dalam laporan kualitas aset produktif yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk kuartal pertama 2024, KoinWorks Bank mencatat laba sebesar Rp1,2 miliar dengan return on asset (ROA) sebesar 2,73%, meningkat drastis dari ROA minus (-10,4%) pada masa transisi menjadi KoinWorks Bank pada Oktober 2023.

Rasio beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) berhasil ditekan menjadi 77,3% sepanjang awal tahun ini, dengan pertumbuhan kredit mencapai 134%.

Direktur Utama KoinWorks Bank Joko Purwanto menambahkan, “KoinWorks Bank terus bergerak dan berproses menjadi bank yang besar dengan pertumbuhan yang berkualitas, dan terus memperkuat fondasi melalui pengembangan SDM, peningkatan infrastruktur bisnis, risiko dan operasional, serta hubungan dengan pemangku kepentingan. Dalam waktu dekat ini kami akan memindahkan kantor pusat ke BSD dan akan segera beroperasi untuk melayani pelanggan kami.”

KoinWorks Bank juga berencana mengintegrasikan portofolio nasabahnya ke dalam aplikasi KoinWorks, bekerja sama dengan PT Sejahtera Lunaria Annua sebagai pengelola aplikasi KoinWorks. Langkah ini akan memungkinkan pengguna untuk mengelola aset mereka dalam satu ekosistem KoinWorks yang terintegrasi.

KoinWorks Bank optimis dapat terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggannya dan menjadi bank besar yang tumbuh sehat dan berkualitas. Dengan tim yang solid dan berpengalaman, KoinWorks Bank siap untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan layanannya di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Dua Unit Bisnis KoinWorks Ungkap Raih Profit

KoinWorks Group mengumumkan status profitabilitas yang telah diraih oleh kedua unit bisnisnya, yaitu BPR KoinWorks Sejahtera Annua (KoinWorks Bank) dan Lunaria Annua Teknologi (LAT). Grup perusahaan akan meningkatkan pencapaian tersebut untuk mencapai profitabilitas grup pada akhir tahun ini.

“Dengan KoinWorks Bank dan LAT yang melaporkan hasil menguntungkan, kami telah memvalidasi fokus strategis kami pada pertumbuhan yang berkelanjutan. Prestasi ini mengonfirmasi dedikasi kami dalam memberikan nilai kepada pemangku kepentingan. Kami juga menjadi lebih dekat ke tujuan kami untuk mencapai profitabilitas grup pada akhir tahun 2024,” ujar Benedicto Haryono selaku CEO dan Co-Founder KoinWorks serta owner dari KoinWorks Bank dalam keterangan resmi, kemarin (17/4).

Berikut rincian pencapaian dari dua bisnis KoinWorks Group:

  1. KoinWorks BPR

Profitabilitas awal yang dilaporkan adalah hasil langsung dari portofolio pelanggan UMKM yang terdiversifikasi dengan baik dengan tingkat NPL yang dapat dipertahankan, sebesar 0,5%. Kemudian hasil dari biaya dana yang lebih rendah pada produk deposito berjangka.

Pendiri KoinWorks mengakuisisi BPR Asri Cikupa Karya pada Januari 2023, kemudian beroperasi dengan nama legal KoinWorks Bank sejak Oktober 2023. Akuisisi strategis ini memberikan pengguna KoinWorks opsi produk Deposito Berjangka dengan tingkat pengembalian bersaing yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Sejak akuisisi, KoinWorks Group telah menyuntikkan modal guna untuk mentransformasi KoinWorks Bank menjadi wadah digital untuk bisnis dan konsumen. Rencananya peluncuran akan dilakukan pada tahun depan.

  1. PT LAT

PT LAT atau lebih dikenal dengan p2p lending KoinWorks melaporkan profit pada tahun penuh 2023, setelah investasi substansial dalam pengembangan produk dan automasi backend. LAT berhasil mengembangkan portofolio kredit UMKM-nya, dengan mencairkan pinjaman produktif lebih dari Rp10 triliun sepanjang 2023.

Hasil dari pengembangan produk membuahkan hasil, KoinWorks mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mengotomatisasi proses yang sebelumnya dikelola oleh integrasi perangkat lunak sebagai pihak ketiga. Otomatisasi ini meningkatkan efisiensi biaya keseluruhan perusahaan. Secara konkrit, hal ini juga berkontribusi pada peningkatan 25% dalam EBITDA pada 2023, dan peningkatan margin sebesar 65% dalam periode yang sama.

Baru-baru ini, KoinWorks makin menyeriusi produk paylater untuk mitra pemasok di FMCG. Kemitraan teranyar yang diumumkan adalah bersama IDH.ID yang memungkinkan pemilik toko dan reseller menggunakan IDH Paylater, yang ditenagai oleh KoinWorks, untuk berbelanja kebutuhan bisnis secara online dengan sistem pembayaran jatuh tempo.

Ben, panggilan akrab Benedicto, melanjutkan mencapai profitabilitas pada 2024 tak hanya menjadi tonggak penting bagi KoinWorks Group, tetapi juga memperkuat kemampuannya untuk memenuhi komitmen kepada para pemangku kepentingannya. Keberhasilan tersebut mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan strategi perubahan dengan efektif.

“Sementara itu, prestasi LAT dalam mencapai profitabilitas tahun penuh pada 2023 menegaskan komitmen kami terhadap inovasi dan efisiensi dalam melayani UMKM. Dengan mempertahankan fokus pada dampak dalam melayani UMKM, pendana, dan semua pengguna, KoinWorks memastikan bahwa profitabilitas yang diperoleh dapat memberikan dampak lebih dan dukungan yang bermakna bagi seluruh pengguna,” pungkas dia.

Selain kedua badan hukum di atas, KoinWorks juga mengoperasikan aplikasi super financial yang dioperasikan oleh PT Sejahtera Lunaria Annua.

Application Information Will Show Up Here

Perdalam Bisnis di FMCG, KoinWorks Jadi Mitra Paylater Platform B2B IDH.ID

Startup fintech lending KoinWorks mengumumkan kemitraan strategis dengan platform e-commerce B2B IDH.ID untuk memberikan fasilitas produk Buy Now Pay Later (BNPL) ke sektor FMCG.

Kemitraan ini memungkinkan pemilik toko (kulakan) dan reseller menggunakan IDH PayLater untuk berbelanja kebutuhan bisnis secara online dengan sistem pembayaran jatuh tempo.

KoinWorks melalui KoinPayLater dan IDH.ID akan memfasilitasi pinjaman ke 380 ribu pelaku bisnis FMCG secara bertahap dengan limit pinjaman hingga Rp2 miliar. Layanan ini diharapkan dapat mendorong pengelolaan arus kas dan daya beli para pemilik toko secara signifikan.

“KoinWorks terus berkomitmen mendukung pertumbuhan ekosistem bisnis di Indonesia, khususnya di sektor FMCG yang terintegrasi secara menyeluruh dalam ekosistem penjualan dan distribusi. Kami memiliki kesempatan untuk memberikan dampak yang lebih luas, baik kepada distributor maupun UMKM pemilik toko,” ucap Co-Founder & CEO KoinWorks Benedicto Haryono.

Bagi KoinWorks, kerja sama tersebut sekaligus memperluas jangkauan penggunaan KoinPaylater ke sektor FMCG pada tahun ini. KoinPayLater adalah produk pembiayaan bagi UMKM yang meluncur sejak 2022. Adapun, KoinWorks telah menyalurkan total pinjaman di 2024 lebih dari Rp1,9 triliun dan penggunanya mencapai 2,5 juta.

Sebagai informasi, IDH.ID, bernaung di bawah PT Indonesia Distribution Hub, adalah platform e-commerce untuk distribusi produk FMCG. IDH.ID sebelumnya telah bekerja sama dengan Amerta Indah Otsuka, perusahaan multinasional yang bergerak dalam pengembangan dan produksi produk-produk FMCG.

IDH tercatat telah memiliki lebih dari 380 ribu toko aktif yang terdaftar dan 48.000 SKU yang dijual dari 320+ prinsipal dan 170+ distributor di 232 kota di Indonesia.

CEO IDH.ID Jack Ng menambahkan, perusahaan berupaya meningkatkan layanan dan opsi pembayaran yang lebih fleksibel guna memenuhi kebutuhan pasar yang semakin berkembang. “Kerja sama dengan KoinWorks sebagai mitra pertama kami untuk paylater juga mencerminkan komitmen bersama untuk memperluas layanan finansial kepada UMKM di tingkat lokal.”

Sejauh ini, IDH.ID memiliki distributor di seluruh Indonesia serta memasok ke seluruh pelanggan di Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Pihaknya meyakini digitalisasi di sektor FMCG dapat mendorong produktivitas dan efisiensi bagi pelanggan.

FMCG adalah sektor yang produknya banyak dipasok dan dijual oleh pemilik usaha warung atau toko tradisional. Namun, segmen tersebut masih banyak yang belum tersentuh akses finansial, terutama oleh bank, dikarenakan aspek risiko dan jaminan.

Diketahui, saat ini baru sekitar 27% dari lebih dari 60 juta UMKM di Indonesia telah mendapatkan akses pinjaman. Tantangan tersebut juga yang coba diatasi oleh startup fintech lending lainnya yang fokus di area UMKM dan FMCG. AwanTunai adalah salah satu pemain yang menawarkan solusi keuangan bagi pelaku UMKM dan pemasok FMCG.

Produk supplier financing AwanTunai memiliki limit pinjaman hingga Rp2 miliar dengan tenor bervariasi, mulai dari 7 hari, 14 hari, dan 30 hari.

Update 17.21: DailySocial.id melakukan pembaruan artikel pada paragraf keenam sesuai input dari KoinWorks.

Wifkain Perluas Fitur Pembiayaan Rantai Pasok Manufaktur Fesyen

Wifkain adalah platform yang menghubungkan antara pebisnis busana dengan perusahaan manufaktur. Untuk memperluas layanannya, mereka menggandeng KoinWorks untuk memberikan permodalan produktif kepada UMKM di dalam ekosistemnya. Kini sudah ada lebih dari 600 pengajuan permodalan yang tengah diproses.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Wifkain Sara Sofyan mengungkapkan, kecepatan proses dan dukungan para mitra dari layanan fintech memainkan peranan penting bagi perusahaan, agar seluruh leads yang masuk bisa terlayani dengan baik. Model ini juga akan terus diperluas, sehingga membuat model bisnis yang dijalankan menjadi lebih efisien, khususnya dari sisi perputaran dana.

Kolaborasi strategis targetkan UMKM

Tercatat saat ini ada lebih dari 2 juta pengguna KoinWorks mengakses layanan keuangannya dan mayoritas aktif di industri fesyen. KoinWorks melalui KoinInvoice menyediakan supply chain financing untuk mendukung UMKM di bidang fesyen yang bermitra dengan Wifkain. Dengan harapan menciptakan lebih banyak peluang penjualan sehingga menciptakan pertumbuhan bisnis.

Wifkain menggandeng KoinWorks sebagai mitra strategis untuk menyediakan supply chain financing bagi mitra pabrik dan fashion brand yang menjadi rekanan. Para mitra pabrik juga dapat menerima pembayaran di depan dan para fashion brand mempunyai kesempatan untuk membayar sampai dengan 6 bulan kemudian.

Secara khusus layanan Manufacturing-as-a-Service (MaaS) dari Wifkain ingin memudahkan pengusaha untuk mendapatkan desain atau pola jahit yang sesuai dengan keinginan, serta memudahkan proses textile procurement, manufacturing, quality assurance, dan penyediaan logistik dengan cara yang lebih mudah dan cepat.

Hingga saat ini Wifkain yang berkantor pusat di Tangerang Selatan sudah memiliki lebih dari 200 mitra pabrik di seluruh Pulau Jawa, yang melayani produksi kecil hingga besar. Klien Wifkain pun tidak hanya berasal dari Pulau Jawa, tetapi juga dari Bali dan kota-kota besar di Sumatera dan Kalimantan.

“Berbekal pengalaman di manufaktur fesyen rekanan Wifkain, kami melihat bahwa sebenarnya ada benang merah rantai pasok yang bisa kami dukung dan kembangkan, tidak hanya di industri fesyen tapi juga merambah ke industri lainnya. Oleh karena itu Wifkain menargetkan untuk ekspansi pengembangan kerja sama financing supply chain bersama Koinworks dapat terus berlanjut di berbagai kategori lainnya,” kata Sara.

Ingin perluas kolaborasi

Industri fesyen Indonesia saat ini mencakup beragam desainer dan brand, masing-masing dengan kebutuhan produksi yang berbeda. MaaS memungkinkan bisnis untuk mengukur produksi mereka naik atau turun seiring fluktuasi permintaan, tanpa beban menjaga fasilitas manufaktur besar. Hal ini lebih menguntungkan bagi desainer dengan skala yang lebih kecil dan baru muncul, yang mungkin tidak memiliki sumber daya untuk investasi awal yang substansial.

Penyedia MaaS kerap memanfaatkan teknologi terbaru seperti pencetakan 3D, pembuatan pola digital, dan automasi. Dengan mengintegrasikan teknologi-teknologi ini, industri fashion di Indonesia dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi waktu produksi, dan meminimalkan kesalahan dalam produksi.

Berdiri sejak 2020, Wifkain adalah platform penyedia layanan manufaktur yang dapat memenuhi segala kebutuhan produksi bisnis fashion secara lebih praktis. Untuk memaksimalkan debutnya, mereka juga sudah mendapatkan pendanaan awal dari Insignia Ventures.

“Target Wifkain tidak hanya selalu mengenai angka, karena Wifkain selalu membuka peluang kerja sama dan kolaborasi, misalnya dengan perusahaan logistik, sistem POS, ataupun startup lain yang memiliki visi yang sama dan mau maju bersama,” kata Sara.

KoinWorks Sudah Gelontorkan 52 Miliar Rupiah Pembiayaan KoinPaylater Sejak Dirilis

Paylater menjadi metode pembayaran yang makin diminati terutama di kalangan generasi millenial dan generasi Z. Dalam survei Katadata Insight Center (KIC) terungkap penggunaan metode paylater lebih banyak dibanding penggunaan kartu kredit. Kartu kredit digunakan oleh 7,6% generasi millenial dan Gen Z, sedangkan paylater digunakan hampir dua kali lipatnya (13,6%).

Salah satu yang melihat potensi di sektor ini adalah Koinworks yang pada quarter keempat tahun 2022 silam meluncurkan Koinpaylater, salah satu lini produk buy now pay later (BNPL) yang dirancang untuk membantu pelaku UMKM mengakses barang, bahan baku, ataupun keperluan operasional usaha dengan cepat dan aman.

Dalam rilis pers yang diterima oleh Dailysocial, sedikitnya 52 Miliar Rupiah telah digelontorkan oleh KoinWorks untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan UMKM melalui produk KoinPaylater.

Benedicto Haryono, CEO dan Co-Founder KoinWorks memberikan keterangan atas hal ini. “Pembiayaan melalui produk pay later merupakan sebuah peluang baru untuk memberikan permodalan dengan skema yang semakin relevan dengan kebutuhan UMKM. Diharapkan semakin banyak pelaku bisnis yang memanfaatkan KoinPaylater, sehingga pelanggannya bisa berbelanja dengan lebih nyaman, sekaligus mengatur cash flow usahanya dengan lebih baik,” ujarnya.

KoinPaylater sendiri menawarkan skema yang cukup menarik, batas pinjaman sampai dengan 2 miliar rupiah dan tenor maksimal 180 hari. Kemudahan pendaftaran dan pengajuan juga menjadi nilai tambah yang coba ditawarkan kepada calon mitra. Untuk kemudahan transaksi, KoinWorks terus memperluas jejaring layanan BNPL mereka dengan menggandeng sejumlah mitra mulai dari pemasok, marketplace, hingga pelaku B2B di sektor yang beragam seperti farmasi, pertanian, konstruksi, FMCG, perikanan dan industri lainnya.

KoinPaylater hadir dengan platform digital untuk permohonan pinjaman hingga 50 juta rupiah. Berkat proses persetujuan instan, pelanggan bisa mengajukan pinjaman dan mendapatkan jawaban segera di hari yang sama.

Menurut hasil riset Kredivo dan Katadata Insight Center, paylater telah menjadi pendorong tingkat pembelian masyarakat dalam berbelanja online dengan persentase mencapai 16,2%. Persentase ini unggul dibandingkan metode transfer bank yang berada di urutan keempat dengan persentase 10,2%. Adapun urutan pertama diduduki oleh e-wallet dengan persentase 46,8%, diikuti oleh tunai/cash on delivery dengan persentase 22,6%.

Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menyatakan bahwa paylater telah memberikan manfaat signifikan dalam menyediakan akses kredit yang aman, terjangkau, dan mudah bagi hampir seluruh lapisan masyarakat. Studi ini juga mengungkapkan bahwa paylater tidak hanya digunakan dalam situasi mendesak, tetapi juga sebagai metode pembayaran yang efisien dalam bertransaksi sehari-hari.

Sementara itu berdasarkan survei DailySocial, layanan Shopee Paylater menjadi pilihan utama konsumen dengan persentase penggunaan mencapai 78,4% sepanjang 2021. Di posisi kedua, Gopay Later menjadi fitur bayar nanti yang paling banyak diminati oleh masyarakat, digunakan oleh 33,8% dari total responden. Selanjutnya, Kredivo menempati urutan ketiga dengan 23,2% responden menggunakan fitur paylater di layanannya.

Tidak ketinggalan, layanan Akulaku juga memiliki pangsa penggunaan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 20,4%. Sementara itu, Traveloka PayLater digunakan oleh 8,6% konsumen. Adapun untuk fitur paylater di Indodana dan Home Credit, masing-masing digunakan oleh 3,3% dan 2,8% konsumen.

Sisanya, 0,4% konsumen menggunakan fitur paylater di layanan-layanan lainnya. Hasil survei ini memberikan gambaran tentang preferensi konsumen terhadap layanan-layanan paylater yang ada di pasar.

KoinWorks Tutup KoinPintar, Layanan Pembiayaan Pendidikan Tak Lagi Menarik?

Meski terus bertumbuh, sektor fintech di Indonesia masih berupaya menemukan pasarnya. Salah satunya adalah produk pembiayaan pendidikan (student loan) yang sebetulnya tak banyak digarap oleh pelaku startup di tanah air.

Platform P2P lending, KoinWorks baru-baru ini dilaporkan menghentikan layanan KoinPintar yang sejak 2017 menawarkan pinjaman untuk pendidikan tingkat tinggi. Diberitakan pertama kali oleh Bisnis.com, KoinWorks tidak mengungkap alasan penutupan ini.

Menurut Co-Founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono, langkah tersebut diambil agar dapat fokus ke produk-produk pembiayaan lain. Ke depannya, KoinWorks berupaya mencapai karbon netral dengan mendukung model bisnis pelaku UMKM yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Upaya KoinWorks untuk fokus ke segmen UMKM sebetulnya telah terlihat dari strateginya melalui KoinWorks NEO sehingga dapat memperluas jangkauan pembiayaan ke UMKM. Tahun lalu, pihaknya juga memperkenalkan penilaian profil risiko baru Grade S untuk menjangkau lebih banyak ekosistem UMKM

Biaya pendidikan

Sebelumnya pada awal Maret 2023, Pintek telah menyetop produk pembiayaan pendidikan dan beralih sepenuhnya pembiayaan rantai pasok (supply chain). Tutupnya produk pembiayaan pendidikan Pintek dan KoinWorks kini hanya menyisakan tiga pemain saja antara lain Danacita, DanaDidik, dan Cicil.

Cicil dan Danacita merupakan platform fintech lending, sedangkan DanaDidik menawarkan fasilitas pembiayaan pendidikan lewat model penggalangan dana (crowdfunding) yang bekerja sama dengan Yayasan Dana Abadi Pelajar.

Dalam paparan KrAsia beberapa tahun lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo pernah mendesak bank-bank dalam negeri di 2018 silam untuk memberikan lebih banyak pinjaman pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM.

Perlu diketahui, rasio pendaftaran ke perguruan tinggi di Indonesia masih berada di angka 31%, tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura (78%) dan Thailand (54%), menurut laporan Global Business Guide Indonesia. Faktor utamanya disebabkan karena alasan keuangan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Juni 2022, total biaya kuliah tertinggi tercatat ada di D.I Yogyakarta dengan Rp21,1 juta, diikuti Banten (Rp19,59 juta), Maluku, (Rp19,44 juta), Maluku Utara (Rp17,47 juta), dan DKI Jakarta (Rp16,74 juta). Biaya pendidikan ini mencakup uang pendaftaran, uang saku, biaya transportasi, hingga biaya operasional.

Mengutip blog Danacita, akses terhadap fasilitas pembiayaan pendidikan untuk perguruan tinggi di Indonesia terbilang sulit karena dibebankan ke mahasiswa dan institusi. Berbeda dengan level sekolah dasar (SD) hingga menengah yang sebagian besar ditangguh pemerintah.

Student loan merupakan produk pinjaman yang memiliki transaksi tinggi di Amerika Serikat (AS). Di sana, jumlah pinjaman pendidikan yang disalurkan disebut nilainya lebih tinggi dari transaksi kartu kredit, yakni $1,3 triliun. Perbedaan student loan di AS dan Indonesia cukup terlihat pada bunga pinjaman dan tenor pelunasan.

Application Information Will Show Up Here

KoinWorks Akuisisi BPR Asri Cikupa, Founder Kuasai Saham Mayoritas

Startup p2p lending KoinWorks mengumumkan akuisisi penuh terhadap Bank Perkreditan Rakyat (BPR) asal Banten, BPR Asri Cikupa Karya. Langkah tersebut dilakukan dalam rangka mengembangkan bisnis KoinWorks secara jangka panjang dan memperluas jangkauan pembiayaan ke segmen UMKM.

“Afiliasi antara unit BPR kami dengan KoinWorks akan sangat membantu dalam menciptakan inovasi bagi BPR sehingga mempunyai peluang untuk tumbuh melalui partisipasinya di ekonomi digital,” ujar Co-founder & CEO KoinWorks Benedicto Haryono dalam keterangan resmi, kemarin (26/1).

Mengutip dari data OJK per September 2022, KoinWorks, melalui dua co-founder-nya, Benedicto Haryono dan Willy Arifin, menggenggam penuh saham di BPR Asri Cikupa Karya, masing-masing sebesar 50,1% dan 49,9%. Pada kuartal sebelumnya, pemegang sahamnya dikuasai oleh Lydia Lukasanto (73%) dan Ang Kie Kwan (27%). Ang Kie Kwan akan tetap menjadi dewan komisaris bersama dengan Boedhi Surjono.

Ben, sapaan akrab Benedicto, melanjutkan perusahaan akan perlahan meningkatkan modal inti BPR sehingga dapat naik tingkat dari BPRKU 1 menjadi BPRKU 3. Dengan demikian, semakin banyak produk dan layanan yang dapat diberikan kepada masyarakat.

Sebagai informasi, BPR berdasarkan Kegiatan Usaha (BPRKU) 1 ini memiliki modal inti kurang dari Rp15 miliar, BPRKU 2 (modal inti Rp15 miliar – Rp50 miliar), dan BPRKU 3 (modal inti lebih dari Rp50 miliar).

Menyediakan produk deposito

Sebagai langkah awal, afiliasi kedua perusahaan ini akan fokus menyediakan produk deposito. Masyarakat dapat melakukan pembukaan rekening deposito secara langsung di kantor BPR Asri Cikupa Karya yang berlokasi di Kabupaten Tangerang, Banten, atau melalui aplikasi KoinWorks yang telah mengantongi izin dari OJK sebagai funding agent.

Produk deposito ini dirancang dengan minimal penempatan dana mulai dari Rp10 juta hingga Rp2 miliar dengan pilihan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. Bunga yang ditawarkan sebesar 6,25% sesuai dengan besaran yang dijaminkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Angka tersebut bisa dikatakan kompetitif lebih tinggi dari yang ditawarkan bank umum untuk produk simpanan serupa.

Ben juga memaparkan rencana perusahaan untuk terus mendalami perilaku dan peran BPR beserta nasabahnya dalam lanskap keuangan yang terdigitalisasi dalam rangka inovasi digital di BPR. Hal tersebut akan sejalan dengan rencana perusahaan untuk digitalisasi produk deposito BPR melalui afiliasi dengan KoinWorks, kedua perusahaan ini akan melanjutkan pengembangan best practices dalam mengintegrasikan sistem banking dengan fintech.

“Di masa mendatang, akan tercipta peluang pertumbuhan bisnis bagi kedua pihak melalui partisipasi di ekonomi digital. BPR juga akan memperoleh manfaat dari prinsip-prinsip modern yang penting untuk perkembangannya,” pungkasnya.

Akuisisi BPR oleh startup

Langkah korporasi KoinWorks ini bukan barang pertama yang terjadi di lanskap startup fintech di Indonesia. Di antaranya, ALAMI Group akuisisi BPRS Cempaka Al Amin yang kini diubah menjadi jadi Hijra Bank, Xendit mengambil saham di BPR Arthakelola Cahayatama dan kini dikenal sebagai BPR Xen. Diikuti petinggi Fazz Financial Group yang mengambil kepemilikan saham di BPR Sentral Mandiri, dan Komunal yang resmi mengakuisisi BPR Prima Dadi Arta dari Kediri pada April 2022.

Perubahan pun perlahan-lahan dilakukan setelah mereka mengakuisisi BPR. Misalnya, Xendit yang merilis aplikasi aplikasi Nex sudah dirilis sejak 7 November 2022 setelah melewati fase uji coba internal. Aplikasi ini dikembangkan oleh PT Nex Teknologi Digital (NTD) yang bekerja sama dengan PT BPR Xen. Keduanya merupakan bagian dari Xendit Group. Produk perdananya adalah Rekening Tabungan Milenial dengan penawaran bunga tabungan 6% per tahun, yang dibayarkan setiap hari.

Dijelaskan lebih jauh oleh Director Xendit Group Rifai Taberi yang turut menjabat sebagai Direktur Utama PT Nex Teknologi Digital (NTD), semangat Xendit Group untuk membuat aplikasi bank digital untuk memenuhi ekosistem B2B yang sejatinya tidak hanya butuh kemudahan sistem pembayaran semata. Sebab, ada kalanya bisnis, terutama yang masih dalam skala UKM butuh aspek pembiayaan dan tabungan dalam mendukung perkembangan bisnis mereka.

Oleh karenanya, eksperimen Xendit melalui aplikasi Nex ini adalah dalam rangka mendigitalkan BPR agar produknya lebih mudah diakses. Proposisi ini bisa dianggap sebagai angin segar di dunia BPR. Menurut Rifai, secara tampilan luar produk, Nex memang diarahkan untuk konsumen akhir, tapi ternyata segmentasi target penggunanya justru buat pebisnis existing (merchant) Xendit.

Perlu diketahui, agar dapat bertahan pada era digital seperti sekarang, inovasi layanan dan teknologi menjadi hal wajib jika BPR tidak ingin tersingkir dari peta bisnis perbankan. Sayangnya, tak semua BPR memiliki infrastruktur digital yang memadai. Apalagi, banyak BPR bermodal cekak sehingga sulit untuk membangun infrastruktur digital yang relatif membutuhkan biaya tinggi.

Sudah harus bersaing di dunia digital, jalan yang ditapaki BPR pun kian hari kian sulit. Segmen mikro yang selama ini jadi lahan bisnis utama mereka terus tergerus dengan hadirnya berbagai pesaing dari dunia finansial. Kendati persaingan sangat ketat, bank-bank rural ini memiliki keunggulan lantaran karakteristik bisnisnya yang berbeda.

Kelokalan dan keeratan hubungan emosionalnya dengan para nasabah menjadi nilai lebih bagi BPR. Namun untuk mengatasi kelemahannya—sekaligus mengandalkan kelebihannya-—akan membuat daya tarik BPR akan makin kinclong. Dengan begitu, fungsi BPR untuk memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan makin besar.

Application Information Will Show Up Here

Transformasi Wifkain Menghubungkan Pebisnis Fashion dan Manufaktur, Siap Ekspansi ke Uni Emirat Arab

Berawal sebagai marketplace untuk produk tekstil, kini Wifkain bertransformasi menjadi platform Manufacturing-as-a-Service (MaaS), layanan multifungsi yang memungkinkan pemilik bisnis fashion mendapatkan sumber bahan baku dan semua kebutuhan produksi bisnis secara lebih praktis.

Kepada DailySocial.id, Co-founder dan CEO Wifkain Sara Sofyan menyampaikan rencana Wifkain untuk menambah jumlah brand hingga melakukan ekspansi ke Uni Emirat Arab.

Menjembatani pembeli dan manufaktur

Salah satu industri yang belum tersentuh teknologi, seperti proses dan otomasi, adalah fashion. Rumitnya proses hingga sulitnya pencarian atau discovery yang harus dilakukan oleh pebisnis fashion dari awal hingga akhir, menjadi salah satu alasan Wifkain berdiri.

Pandemi yang sempat mengganggu industri fashion pada dua tahun lalu, menjadi momen tepat bagi Wifkain untuk membantu pembeli dan brand di segmen menengah ke atas hingga UMKM dalam menemukan manufaktur yang relevan untuk melancarkan bisnis mereka. Saat ini, kondisi industri fashion mulai memulih.

Menurut Sara, ada perubahan yang cukup signifikan terjadi saat pandemi. Jika dulu banyak pemain mengandalkan produk impor dari negara lain, seperti Tiongkok, kini mereka mengandalkan tenaga dan tim lokal di dalam ekosistemnya.

“Saat pasar sudah mulai pulih kembali setelah first wave pandemi, kami melihat ini sebagai kesempatan untuk Wifkain. Kami melihat akan banyak lokalisasi manufacturing bukan hanya di Indonesia, tetapi juga negara lainnya,” kata Sara.

Berdiri sejak 2020, Wifkain adalah platform penyedia layanan manufaktur yang dapat memenuhi segala kebutuhan produksi bisnis fashion secara lebih praktis. Memosisikan diri sebagai pionir, Wifkain membidik sebagai platform berbasis teknologi pertama untuk memenuhi kebutuhan rantai pasok (supply chain) tekstil bagi fashion brand di Indonesia.

Layanan MaaS dari Wifkain akan memudahkan pengusaha untuk mendapatkan desain atau pola jahit yang sesuai dengan keinginan, serta mempermudah dan mempercepat proses textile procurement, manufacturing, quality assurance, dan penyediaan logistik.

“Proses supply chain yang terjadi di Indonesia saat ini masih long tail. Semakin downstream, semakin fragmented prosesnya. Wifkain hadir untuk mengotomasi proses tersebut,” kata Sara.

Saat ini, Wifkain memiliki sekitar 200 mitra, terdiri dari 60 pabrik dan sisanya adalah trader, distributor, dan penjahit. Semua mitra telah melalui proses kurasi yang ketat sebelum bergabung ke ekosistem Wifkain. Hal tersebut dilakukan guna memberikan kepastian dan jaminan kepada brand. Strategi monetisasi yang dilancarkan oleh Wifkain adalah langsung kepada mitra mereka.

Ekspansi ke Uni Emirat Arab

Didukung oleh teknologi, Wifkain ingin menghadirkan sebuah fitur yang bisa digunakan oleh pembeli untuk memonitor pembuatan atau proses produk yang mereka pesan. Fitur ini bisa meminimalisasi terjadinya pengiriman yang terlambat dan masalah lainnya.

Untuk mitra, teknologi tersebut diharapakan dapat memonitor kinerja pekerja mereka agar lebih transparan. Praktik ini sebelumnya sudah dilancarkan oleh industri fashion di Tiongkok. Saat ini, khususnya di Indonesia, semua proses tersebut masih banyak dilakukan secara konvensional.

Roadmap perusahaan ke depan adalah menciptakan tech-enabled tracking di garmen untuk menyediakan buyers daily output berupa monitoring process. Dari sisi pabrik, mereka bisa memonitor working flow labour menjadi lebih transparan,” ucap Sara.

Tahun depan perusahaan juga akan melancarkan ekspansi ke Uni Emirat Arab. Masih dalam proses penjajakan, adanya kesamaan iklim hingga besarnya potensi fashion muslim di Indonesia, menjadikan rencana ekspansi tersebut tepat dan relevan.

Sebagai informasi, Wifkain telah mengantongi pendanaan tahap awal yang dipimpin oleh Insignia Ventures Partners dengan nominal yang dirahasiakan. Sejumlah angel investor terkemuka ikut berpartisipasi pada putaran ini, termasuk CEO Atome Financial Indonesia Wawan Salum.

Bersama dengan Co-founder lainnya, yakni Rudy Setyo Hartono dan Chindera Soewandy, dana segar tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Wifkain memperluas jangkauan bisnisnya ke UMKM dan pemilik fashion brand, meningkatkan jumlah merchant, dan membangun tim.

Kemitraan strategis dengan KoinWorks

Untuk memperkuat komitmen, Wifkain menggandeng KoinWorks sebagai mitra strategis untuk menyediakan supply chain financing bagi mitra pabrik dan fashion brand yang menjadi partner dan kliennya.

Masih banyak perbankan hingga institusi finansial yang belum menjangkau para pebisnis fashion dalam melancarkan bisnis mereka. Ini menjadi alasan kuat Wifkain dan KoinWorks untuk memfasilitasi supply chain financing. Solusi ini dilihat sangat tepat untuk membantu pebisnis fashion, bukan hanya dukungan dalam pemenuhan bahan.

“Solusi pendanaan ini memberikan jaminan pembayaran menjadi lebih baik. KoinWorks menjadi mitra yang tepat bagi kami untuk menawarkan pembiayaan kepada para buyer. Dari sisi fund flow, kami pastikan pendanaan ini digunakan untuk working capital sehingga tidak disalahgunakan untuk penggunaan yang tidak tepat,” tuturnya.

Industri fashion tercatat sebagai salah satu industri dengan kontribusi terbesar dalam perekonomian Indonesia. Menurut laporan Euromonitor International, bisnis fashion berkontribusi sebesar 18,01% dari Gross Domestic Product (GDP) di Indonesia dengan CAGR sebesar 9%-10% untuk kategori womenswear, menswear, dan childrenswear. Selain itu, tekstil dan manufacturing menempati peringkat ke-12 di Asia Tenggara dengan pertumbuhan CAGR sebesar 5%.

Melihat besarnya peran industri fashion, Wifkain dan KoinWorks berharap kolaborasi ini dapat mendukung lebih banyak lagi UMKM sehingga dapat mendorong pertumbuhan industri fashion lebih pesat.

KoinWorks Merumahkan 70 Karyawan

Badai di industri startup masih berlanjut. Menyusul kawan startup lain, KoinWorks juga ikut merampingkan struktur organisasinya tahun ini. Startup fintech lending ini merumahkan sebanyak 70 orang atau sekitar 8% dari total karyawannya.

Sebagaimana dilansir dari Tech in Asia, PHK ini menjadi upaya untuk menata kembali struktur perusahaan. KoinWorks memastikan akan tetap berupaya memenuhi kebutuhan pengguna.

DailySocial.id telah menghubungi Co-founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono. Namun, belum ada pernyataan lebih lanjut yang diturunkan mengenai hal ini.

Sekadar informasi, pada awal tahun ini KoinWorks membukukan pendanaan seri C dengan total $108 juta, terdiri dari ekuitas $43 juta dan debt $65 juta. Dengan tambahan pendanaan ini, valuasi KoinWorks ditaksir mencapai sebesar $250 juta.

Sejak tahun lalu, KoinWorks mulai melebarkan strateginya di luar bisnis lending untuk menjangkau lebih banyak pengguna UMKM, yakni menjadi neobank. Menurut Benedicto, convertion rate dari lending terbilang rendah di bawah 10% dari total leads yang masuk. Ini membuat sejumlah UMKM mengalami overfinance alias belum layak didanai atau sedang tak butuh pendanaan.

Untuk itu, perusahaan menggandeng Bank Sampoerna merilis KoinWorks NEO yang ditujukan bagi UMKM. KoinWorks NEO merupakan platform finansial terintegrasi bagi UMKM, pekerja lepas, content creator, hingga startup. Untuk mempertajam misinya, KoinWorks kembali memperkenalkan penilaian profil risiko baru Grade S (Grade Spesial) untuk pembiayaan usaha mikro dan kecil.

Gelombang PHK startup

Gelombang pemutusan kerja cukup banyak terjadi di industri startup tahun ini, di antaranya adalah Xendit, Zenius, dan LinkAja. Jumlah karyawan yang terkena PHK berjumlah puluhan hingga ratusan orang.

Berdasarkan data yang kami himpun, jumlah PHK paling besar tahun ini terjadi pada Zenius, yakni sebanyak 800 pegawai dalam 2x pengumuman. PHK ini dilakukan Zenius karena faktor perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen.

Sementara, Xendit tak hanya melakukan PHK di Indonesia saja, tetapi juga di Filipina. Laporan RevoU mengacu dari data LinkedIn Premium Insights menyebutkan Xendit menerima sebanyak 307 karyawan baru pada tahun lalu. Sementara, Zenius mengambil 521 karyawan baru di periode sama.

Potensi P2P

Beberapa waktu lalu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memperkirakan penyaluran pinjaman di 2023 dapat naik hingga 25%. Menurut Wakil Ketua Klaster Multiguna AFPI Yolanda Sunaryo, pandemi membuka peluang usaha bagi masyarakat, demikian pula pelaku UMKM.

P2P lending memiliki peran besar untuk memperkecil kesenjangan kebutuhan pinjaman. Berdasarkan data AFPI, kebutuhan pinjaman/kredit di Indonesia mencapai Rp2.600 triliun. Sementara, lembaga keuangan konvensional, termasuk perbankan, pegadaian, dan pembiayaan, baru menyalurkan sekitar Rp1.000 triliun. Masih ada gap sebesar 650 triliun yang dapat difasilitasi oleh P2P.

Application Information Will Show Up Here