Langkah Awal Indonesia Football e-League Jadi Liga Sepak Bola Virtual Berlisensi di Indonesia

Selama situasi pandemi, banyak pertandingan olahraga terpaksa ditunda atau dibatalkan. Dampak dari hal ini adalah, turnamen esports game olahraga menjadi salah satu pilihan alternatif utama bagi ekosistem olahraga. Skena sim racing misalnya, yang menjadi alternatif utama dari beberapa ekosistem balap, mulai dari Formula 1, NASCAR, sampai MotoGP.

Sepak bola juga jadi ekosistem olahraga lain yang turut menjadikan game bola sebagai alternatif utama selama masa pandemi. Beberapa liga sepak bola di beberapa negara sudah melakukan ini, mulai dari Bundesliga Jerman, Premier League Inggris, MLS Amerika Serikat, bahkan sampai liga Finlandia, Singapura, dan Malaysia. Saking banyaknya pertandingan esports game sepak bola, bulan April lalu Hybrid sampai membuat daftar kompetisi sepak bola virtual yang berjalan selama masa pandemi – yang mungkin bisa membuat Anda kaget sendiri ketika melihat betapa panjangnya daftar tersebut.

Sumber: Twitter @premierleague
ePremier League, liga sepak bola virtual yang diikuti oleh pemain sepakbola dari klub terkait, yang digagas oleh EA Sports, pengembang dan penerbit FIFA 20. Sumber: Twitter @premierleague

Indonesia sepertinya juga tak ingin ketinggalan. Awal tahun 2020, Indonesia Gaming League meluncurkan musim keduanya. Mengutip dari antaranews.com, IGL mempertandingkan dua game sepak bola, FIFA 20 dan eFootball Pro Evolution Soccer. Walau mempertandingkan game sepak bola, ada satu hal yang dirasa kurang dari liga tersebut, yaitu tidak adanya keterlibatan dari klub sepak bola lokal. Kekosongan tersebut akhirnya mencoba dimanfaatkan oleh sebuah brand liga sepak bola virtual terbaru yang bernama Indonesia Football e-League, disingkat IFeL.

Sejak awal kemunculannya, IFeL berhasil membangun animo masyarakat secara positif, karena hadirnya beberapa klub sepak bola ternama di tanah air. Satu pengumuman yang cukup mengejutkan (dan mungkin ditunggu oleh beberapa pelaku esports domisili Jakarta), adalah pengumuman “PERSIJA Esports”. Tak lama beberapa klub sepak bola lain mulai menyusul, mengumumkan keikutsertaannya ke dalam IFeL.

Anda mungkin penasaran, apa itu IFeL, siapa mereka, dan apa tujuannya. Maka untuk membahas ini, beberapa waktu lalu saya pun mewawancara Putra Sutopo selaku Head of Indonesia Football e-League. Tanpa berlama-lama lagi, mari simak hasil wawancara saya berikut ini membahas soal IFeL.

 

Sebuah Cita-Cita Membuat Liga Sepak Bola Indonesia Dalam Bentuk Virtual Lewat Indonesia Football e-League

Sumber: Dokumentasi resmi IFeL
Putra Sutopo, co-founder dan president Zeus Gaming yang juga mempelopori, serta menjadi Head of Indonesia Football e-League. Sumber: Dokumentasi resmi IFeL.

Anda yang berkomunitas dengan sesama pecinta game Pro Evolution Soccer mungkin sudah tidak asing dengan nama Putra Sutopo ataupun Zeus Gaming. Putra Sutopo adalah sosok Co-Founder dan juga President dari Zeus Gaming, “Zeus Gaming bisa dibilang sebagai bisnis esports yang memiliki tiga bidang yaitu event organizer, esports team, dan talent management, yang fokusnya di skena virtual football. Awalnya kami memulai perkembangan dari komunitas FIFA, lalu bercabang juga ke PES, tetapi seiring waktu akhirnya kami lebih fokus mengembangkan komunitas PES karena punya struktur kompetisi yang lebih rapih.” Ucap Putra Sutopo menjelaskan soal Zeus Gaming secara singkat.

Selain itu, Zeus Gaming juga merupakan penyelenggara di balik gelaran Indonesia Football e-League tersebut. Lebih lanjut, Putra lalu juga menjelaskan soal apa itu IFeL. “Kompetisi IFeL ini bisa dibilang sebagai Liga 1 (sepak bola sungguhan) versi virtual. Dalam IFeL, kami melibatkan klub-klub dari Liga 1 Indonesia untuk bertanding dalam kompetisi sepak bola virtual, yang akan diwakili oleh para pemain pemain game sepak bola profesional, dan akan bertanding selama 2 sampai 3 bulan.” Lanjut Putra menjelaskan soal IFeL.

Sumber: Instagram @ifel.id
Sumber: Instagram @ifel.id.

Nantinya akan ada 11 klub sepak bola yang berasal dari Liga 1 Indonesia turut bertanding di dalam IFeL. Mayoritas klub akan diwakili oleh para pemain PES profesional Indonesia dan beberapa akan diwakili oleh pemain yang datang dari kualifikasi.

“Musim ini kita mengadakan babak kualifikasi terbuka, dengan 2 slot tersedia untuk masyarakat umum yang ingin dapat bertanding di tingkat profesional dan mewakili klub kesayangannya. Sembilan sisanya akan diwakili oleh pemain-pemain PES profesional Indonesia. Beberapa klub sepak bola mengambil pemain PES profesional yang dahulu bertanding di Thai e-League. Tapi ada juga beberapa yang memang sudah punya wakil pemain PES profesional sendiri, contohnya PERSIKABO Kabupaten Bogor yang sudah diwakili oleh Sakti Aulia.” Putra Sutopo menjelaskan sambil memberi sedikit cuplikan, siapa saja pemain PES profesional yang turut bertanding di dalam IFeL, dan klub apa yang diwakili.

Putra juga sempat mengungkap jadwal dan format IFeL secara cukup lengkap. “IFeL memiliki dua fase. Fase pertama disebut sebagai Regular League, berlangsung dari 12 September sampai 1 November 2020 mendatang. Pada fase tersebut, 11 pemain ini akan bertanding secara round-robin, dengan total pertandingan sekitar 18 sampai 20 match. Delapan pemain teratas di klasemen nantinya akan melaju ke babak selanjutnya, yaitu Grand Final, yang akan diadakan pada 14-15 November 2020 mendatang.”

 

Maju Bersama Klub Sepak Bola Liga 1 Indonesia

Sejak awal pengumuman, IFeL berusaha menarik perhatian para penggemar sepak bola dengan menggandeng klub sepak bola Liga 1 Indonesia. Seperti saya sebut tadi di awal, PERSIJA Jakarta, jadi tim pertama yang diumumkan menjadi bagian liga IFeL. Seiring waktu, klub Liga 1 lain mulai diumumkan, ada PSS Sleman, PERSIK Kediri, dan PERSITA Tangerang sebagai klub sepak bola Liga 1 terbaru yang gabung ke dalam IFeL.

Bukan cuma itu, IFeL juga membuat penggemar esports turut penasaran dengan banyaknya pemain bintang dari skena kompetisi PES, turut bertanding untuk mewakili masing-masing klub sepak bola tersebut. PERSIJA diwakili oleh Rizal Danyarta (Ivander), pemain PES Indonesia yang bisa dibilang sebagai salah satu yang pertama yang berkiprah di Thai e-League Pro. PSS Sleman diwakili oleh Rizky Faidan, PERSIK Kediri diwakili oleh Lucky Maarif, dua pemain yang mewakili Indonesia dalam gelaran PES League 2019 Finals, dan berhasil menjadi runner-up dalam kategori co-op. Terakhir ada Elul Wibowo, yang juga sempat bertanding di Thai e-League, dan akan membela PERSITA Tangerang di IFeL 2020.

Tetapi IFeL sebenarnya bukan yang pertama dalam urusan liga esports game sepak bola. Sebelumnya kita sudah sempat melihat beberapa nama seperti Liga1PES, Indonesia Gaming League, ataupun IVPL yang mencoba menyelenggarakan liga esports game sepak bola, dan mencoba menarik perhatian para penggemar sepak bola di tanah air. Indonesia Gaming League mungkin bisa dibilang sebagai salah satu yang paling getol dalam menggelar kompetisi esports game sepak bola di kancah lokal.

Indonesia Gaming League (IGL) sudah memulai inisiatifnya sejak Mei 2019 lalu, dengan mempertandingkan FIFA 19 FUT, 24 pemain, sebelas pekan pertandingan, dan total hadiah sebesar 250 juta rupiah. Liga esports game sepak bola tersebut ternyata berhasil menarik cukup banyak perhatian, sehingga kini IGL berlanjut ke musim kedua dengan cakupan yang lebih besar, yaitu FIFA 20 FUT, FIFA 20 Kick-Off (menggunakan tim default game FIFA), dan PES 2020.

Melihat peserta yang bertanding, IFeL terbilang punya resep yang berbeda. IGL sejauh ini hanya mempertandingkan pemain esports game sepak bola saja. Sementara IFeL mencoba menghadirkan kombinasi antara bintang esports PES dengan klub sepak bola lokal yang terkenal punya fans fanatik.

Mungkinkah resep ini berhasil menarik perhatian lebih banyak orang? “Ternyata antusiasme masyarakat terhadap IFeL sejauh ini cukup besar juga. Dari apa yang saya lihat, ketika para pemain esports PES mengumumkan klub sepak bola yang mereka wakili, mereka (para fans sepak bola) nge-tag klub sepak bola kesayangan masing-masing yang belum berpartisipasi. Saya cukup senang melihat ini, karena ternyata pengumuman tersebut juga jadi kejutan bagi mereka (para fans sepak bola).” Cerita Putra Sutopo melihat antusiasme masyarakat terhadap IFeL sampai sejauh ini.

Putra Sutopo lalu menjelaskan strategi lain yang akan membuat IFeL beda dan lebih menarik daripada liga esports game sepak bola yang sudah ada. Salah satunya adalah patch khusus IFeL, yang artinya, klub sepak bola peserta IFeL akan hadir secara digital dalam game Pro Evolution Soccer. “Kita akan menggunakan patch khusus berisikan klub-klub Liga 1. Jadi sebagai contoh misalnya Ivander mewakili PERSIJA, maka selama bertanding di IFeL, dia akan menggunakan klub PERSIJA di dalam game Pro Evolution Soccer.” Ucap Putra.

Terkait patch, Putra menjelaskan lebih lanjut lagi, bahwa dalam liga IFeL, bukan cuma tim dan pemain saja yang tampil secara digital di Pro Evolution Soccer. “Selain itu nantinya juga akan ada stadion kustom, seperti Gelora Bung Karno dan lain sebagainya, warna suporter di dalam game yang menyesuaikan dengan warna tim, chants atau sorak sorai penonton juga sama seperti sorak sorai dari penggemar klub sepak bola terkait, dan juga banner sponsor khusus di dalam game. Kalau terkait stats pemain, kami cuma bisa bilang akan memastikan stats antara tim satu dengan tim lain seimbang, demi menjaga integritas kompetisi.” ucapnya.

Penggunaan patch ini memunculkan tanda tanya tersendiri, apakah ini resmi dari Konami, atau buatan komunitas? Putra lalu mengatakan bahwa patch ini merupakan khusus yang dibuat oleh IFeL, namun belum official dari Konami. “Untuk saat ini kami menggunakan patch khusus. Namun nantinya di masa depan kami tentunya kami akan mencoba menggandeng Konami, untuk menghadirkan Liga 1 Indonesia ke dalam game.”

Bicara soal legalitas penggunaan patch atau custom mod, Putra menjelaskan bahwa sampai sejauh ini, Konami tidak memberlakukan larangan keras terkait modifikasi terhadap game ataupun penggunaan modifikasi tersebut untuk sebuah turnamen. “Maka dari itu di sini kami menggandeng klub sepak bola terkait, yang merupakan usaha formal kami dalam mendapatkan izin menggunakan patch yang berisi nama, jersey kit, dan pemain dari klub terkait di dalam game.” Putra menjelaskan.

Selain penggunaan patch, Putra juga mengatakan bahwa keterlibatan suporter sepak bola menjadi hal lain yang ingin dicapai IFeL nantinya. “Untuk musim awal ini kami membuka kesempatan ini lewat 2 slot kualifikasi yang diberikan. Namun mayoritas peserta memang masih pemain profesional, dan hanya mempertandingkan cabang single saja, agar tayangan pertandingan IFeL dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat. Di masa depan, kami ingin membuka kesempatan lebih besar lagi kepada para suporter, yang ingin menjadi bagian dari klub sepak bola kesayangan dengan menjadi pemain esports Pro Evolution Soccer di liga IFeL, juga kemungkinan untuk membuka cabang pertandingan co-op.” Jawabnya.

 

Mimpi Besar Putra Sutopo Menjadikan Indonesia Sebagai Kiblat Esports PES Internasional

Sumber: Dokumentasi resmi IFeL
Sumber: Dokumentasi resmi IFeL

Putra Sutopo juga mengakui, bahwa IFeL bukan sekadar untuk melengkapi atau menyaingi liga sepak bola virtual yang sudah ada saja, tetapi juga menjadi wadah untuk mencapai mimpi-mimpi yang ia miliki sendiri. Salah satu yang ingin ia buktikan adalah antusiasme pasar esports ataupun fans sepak bola lokal atas liga sepak bola virtual.

“Salah satu ambisi saya sih ingin membuktikan bahwa IFeL nggak kalah dari Toyota e-League (liga sepak bola virtual Thailand).” Ucapnya membuka pembahasan. “Kalau dilihat lagi, market sepak bola di Indonesia itu besar dan pemain PES asal Indonesia juga diperhitungkan. Maka dari itu lewat IFeL, saya sendiri punya ambisi ingin menunjukkan bahwa Indonesia juga bisa membuat liga sepak bola virtual serupa, karena antusiasme masyarakat Indonesia enggak kalah, karena kebanyakan suporter bola Indonesia yang fanatik. IFeL juga ingin dapat membuktikan ke Konami bahwa market PES di Indonesia itu besar. Lewat IFeL, saya juga berharap Liga 1 nantinya bisa mendapat lisensi resmi dari Konami.”

Menutup pembahasan kami berdua soal IFeL, Putra Sutopo juga menyatakan keinginannya untuk membuat Indonesia menjadi kiblat esports PES dunia. “Melalui IFeL saya ingin membuat Indonesia menjadi yang terbaik di bidang esports sepak bola virtual. Indonesia sudah menjadi nomor 1 di kancah Mobile Legends dan PUBG Mobile. Pencapaian terbaik bagi komunitas Pro Evolution Soccer Indonesia sejauh ini adalah peringkat 2. Melihat ini tentunya Indonesia punya kemungkinan besar untuk menjadi nomor 1. Maka dari itu, saya ingin membawa esports sepak bola virtual Indonesia menjadi nomor 1 di segala aspek. Saya juga mengajak semua masyarakat untuk berkontribusi. Enggak harus menjadi pemain profesional, dengan menonton, menyebarkan informasi seputar IFeL, sudah cukup untuk membantu membuktikan bahwa liga sepak bola virtual Indonesia tidak kalah dari liga Thailand ataupun liga-liga lainnya.” Tutup Putra sembari menyampaikan pesannya kepada para pegiat esports di Indonesia.

Indonesia Football e-League akan kick-off pada tanggal 12 September 2020 mendatang. Konsep baru yang dihadirkan oleh IFeL tentu diharapkan bisa menjadi penyegar atas liga sepak bola virtual yang sudah ada sejauh ini atau, seperti yang dikatakan Putra, yaitu pengobat rindu atas Liga 1 yang absen selama situasi pandemi ini.

Apakah Anda sudah siap melihat jagoan PES Indonesia berlaga di bawah bendera klub sepak bola papan atas Indonesia?

Serius Garap Esports, Pro Evolution Soccer Hadir Dengan Nama Baru Untuk Seri 2020

Gelaran E3 kembali menghadirkan kejutan bagi para penggemar game sepakbola. Setelah pada 8 Juni kemarin EA Sports memberi kejutan lewat FIFA 20 mode VOLTA Football, kali ini kejutan datang dari pesaingnya. Konami, dalam gelaran E3 mengumumkan seri terbaru dari game sepakbola andalannya, Pro Evolution Soccer.

Setelah lama dikenal dengan nama PES, tahun ini Konami memberikan perubahan berarti dari segi nama. Berubah nama menjadi eFootball PES 2020, tahun ini game Pro Evolution Soccer menampilkan penambahan serta perubahan fitur-fitur. Lewat trailer ditayangkan, PES 2020 menawarkan beberapa macam hal. Beberapa di antaranya seperti, mekanik gameplay yang terus berusaha dipoles agar jadi semakin baik, dan juga beberapa mode baru.

Dari segi gameplay ada beberapa hal yang dimunculkan di dalam trailer seperti finese dribble, context-sensitive kick accuracy, skill dan ability baru, serta cara baru untuk bertahan. “Kalau soal gameplay, memang kelihatan ada perubahan yang cukup signifikan bagi player, contohnya seperti penggunaan analog kanan yang akan jadi lebih responsif dan beda jika dibanding dengan seri sebelumnya. Semoga bakal lebih responsif dan kebebasannya lebih terasa dalam mengekspresikan gaya permainan kita di eFootball PES 2020.” komentar Valentinus Sanusi, selaku salah satu penggerak komunitas PES di Indonesia, atas trailer eFootball PES 2020.

Lalu kalau dari segi mode yang ditampilkan, ada beberapa hal yang sebenarnya jadi sorotan pada trailer tersebut. Salah satu yang jadi jualan Konami adalah Remastered Master League. Kini mode Master League dijanjikan akan lebih menarik dengan beberapa tambahan. Beberapa tambahan tersebut adalah, legend managers, yang memungkinkan pemain menggunakan pesepakbola legenda sebagai manajer tim. Selain itu ada juga interactive dialogue system serta sistem transfer pemain yang juga dijanjikan akan jadi lebih realistis.

Selain dari perubahan-perubahan yang ditunjukkan lewat trailer, Konami juga sebenarnya masih punya beberapa hal seputar eFootball PES 2020 yang masih “disembunyikan”. Salah satunya adalah soal esports. “Saya sangat optimis kalau bicara PES dan esports. Saat sesi developers talk, mereka juga bicara bahwa gameplay memang sengaja diubah agar jadi menarik dan kompetitif.”

Sumber: Valentinus
Sumber: Valentinus

“Lebih lanjut soal PES dan esports, sebetulnya masih banyak yang disembunyikan. Contohnya, mereka juga menyebut soal project eleven, yang belum diungkap kejelasannya. Lalu saya juga sebenarnya sudah ada bocoran soal alasan penambahan ‘eFootball’ di depan nama PES 2020, tapi nanti itu tunggu pengumuman resmi dari Konami saja deh…hehe.” Valen berbicara lebih lanjut seputar PES 2020 dan esports.

Memang sampai saat ini, Konami terbilang masih butuh perjuangan yang lebih panjang untuk menyempurnakan PES jika dibanding EA Sports dengan game FIFA miliknya. Saya sendiri, sedari dulu cukup enggan bermain PES cuma karena alasan yang cukup sepele; karena lisensi tim yang kurang lengkap. Kendati sepele, hal tersebut sebenarnya punya peran tersendiri, salah satunya adalah untuk melengkapi aspek pengalaman bermain game sepakbola yang lebih imersif.

Tetapi, sepertinya akan lebih banyak alasan untuk bermain Pro Evolution Soccer di tahun ini. Salah satunya adalah karena banyaknya penawaran yang diberikan Konami, entah lewat penambahan fitur, perbaikan gameplay, atau usaha Konami fokus di ekosistem esports lewat game eFootball PES 2020; yang tentunya membuat PES jadi semakin menarik.