Perjalanan Karier Fanny Verona Berawal dari Kecintaan Terhadap Teknologi

Perjalanan kariernya yang cukup berwarna sejak tahun 2007 telah membawa nama Fanny Verona dikenal oleh komunitas startup di Indonesia. Di usia yang masih belia, Fanny sudah dipercaya memegang jabatan sebagai Country Manager Line Indonesia.

Sejak dulu, Fanny selalu melihat peluang yang ada sebagai tantangan dan kesempatan dirinya memperluas wawasan untuk mengembangkan karier. Kepada DailySocial, ia bercerita tentang kecintaannya terhadap inovasi teknologi dan harapannya untuk Line Indonesia.

Menyukai dunia teknologi

Tidak memiliki latar belakang pendidikan terkait teknologi, Fanny sempet berkarier di bidang Sales, Business Development, hingga Marketing karena rasa ingin tahunya yang sangat besar dan selalu mencoba untuk menantang kemampuan diri sendiri.

“Apa pun background kita upayakan untuk selalu grow your growth mindset. Saya selalu merasa belum cukup pintar. Jangan pernah sombong terhadap kemampuan diri sendiri, ciptakan keinginan untuk terus belajar,” kata Fanny.

Ia kemudian mulai melihat masa depan, tidak hanya soal gadget, namun inovasi digital. Melihat munculnya platform media sosial, seperti Facebook dan Twitter, Fanny kemudian mulai tertarik untuk mendalami inovasi teknologi dan ekosistemnya.

“Saat itu penetrasi internet di Indonesia belum sebaik seperti saat ini. Namun dari sana saya mulai melihat bahwa masa depan adalah digital. Saya kemudian mencoba cari-cari industri yang sedang hype apa, how can i jump ke industri tersebut, bagimana saya bisa join the party,” kata Fanny.

Fanny berkesempatan bertemu dengan pendiri Groupon Indonesia di tahun 2011. Platform berbelanja jenis baru ini ternyata cukup diterima oleh masyarakat yang pada saat itu belum terlalu familiar dengan kegiatan belanja online.

“Orang Indonesia memiliki rasa antusias yang besar dan cepat beradaptasi terhadap sesuatu yang baru. Mulai dari handphone baru yang keluar dan lainnya. Kultur learning by doing membuat orang Indonesia bersedia untuk mencoba hal yang baru,” kata Fanny.

Dari Groupon kemudian Fanny hijrah ke Lazada yang baru hadir di Indonesia. Selama hampir dua tahun Fanny memegang jabatan sebagai Head of Business Development. Banyak pengalaman yang didapatkannya selama bekerja di Lazada. Mulai berhadapan langsung dengan penjual yang saat itu masih sangat minim jumlahnya, hingga menerima surat tertulis dari mereka yang menyampaikan keluhan.

“Kehadiran layanan e-commerce seperti Lazada dan lainnya bukan hanya berfungsi memindahkan kegiatan belanja offline ke online saja, namun juga mampu mengatasi persoalan yang saat itu masih banyak dialami oleh penjual, yaitu memperluas jangkauan layanan mereka.”

Line Indonesia dan fintech

Menuruti passion untuk mencoba sesuatu yang baru, lepas dari Lazada Fanny melirik platform chat messenger Line. Masih memiliki jumlah tim sebanyak 7 orang, Line menempatkan timnya menjadi beberapa divisi yang berbeda. Berangkat dari pengalamannya bekerja di Lazada, Fanny dipercaya menangani divisi e-commerce.

“Saya melihat role-nya sangat menarik dengan melihat peluang industri ini apa yang Line bisa inovasikan. Waktu itu kita mulai mengembangkan Line Shopping, Line Ads dan Line Pay. Saya melihat kesempatan menjadi langkah selanjutnya bagi saya untuk meningkatkan wawasan,” kata Fanny.

Meskipun menjadi salah satu pegawai pertama di Line, tahun 2016 Fanny memutuskan menjajaki karier di dunia fintech. Perusahaan pertama yang dijajakinya adalah Uangku. Selanjutnya ia sempat bergabung dengan helloPay yang merupakan perusahaan joint venture antara Lazada dan Sinar Mas.

Lepas dari helloPay, Fanny membangun karier di DAM Corporation. Saat menjabat sebagai Managing Director di DAM Corporation, usia Fanny saat itu masih 26 tahun. DAM Corporation merupakan anak usaha Bank Mandiri yang dibangun untuk mempercepat kehadiran dan adopsi platform e-money digital Mandiri E-Cash.

“Saat di DAM Corporation awalnya saya ditawari untuk memegang posisi sebagai CMO namun selanjutnya saya diminta untuk memegang jabatan Managing Director. Posisi tersebut cukup menantang bagi saya karena secara langsung harus membawahi sekitar 100 pegawai. Namun berkat bantuan dari mentor dan atasan, semua pekerjaan bisa saya selesaikan,” kata Fanny.

Country Manager Line Indonesia

Fanny Verona dan tim Line Indonesia / Line

Hampir dua tahun bekerja di DAM Corporation, Fanny kemudian kembali bergabung dengan Line Indonesia. Saat itu Line Indonesia berencana memperluas layanan mereka. Salah satunya dengan memperkenalkan posisi baru yang menarik perhatiannya

Sebagai Director of Strategy & New Business, ia dituntut memberikan ide dan inovasi baru dengan melihat potensi pasar dan bagaimana Line Indonesia berinovasi dengan produk dan layanan terbaru. Kesempatan tersebut dinilai sangat menarik bagi Fanny. Ia melihat potensi ini sebagai blank canvas dan dirinya dipercaya untuk menggambar hal yang ia suka.

“Karena pekerjaannya kebanyakan di belakang layar, kami lebih banyak melakukan market research. Masih ada beberapa inovasi baru yang akan diluncurkan, namun yang paling membanggakan bagi saya adalah diluncurkannya Split Bill,” kata Fanny.

Sebagai perusahaan global, ada kebanggaan sendiri bagi Fanny untuk tim Indonesia yang mampu menciptakan inovasi hanya ada di Line Indonesia, yaitu Split Bill. Ia terus berupaya menciptakan tim yang solid dan bagaimana bisa membawa inovasi global yang disesuaikan dengan kearifan lokal.

Bulan Juli tahun ini Fanny dipercaya memegang jabatan sebagai Country Manager menggantikan Dale Kim.

“Saya harapkan ke depannya Line Indonesia bisa thrive, compete dan bisa innovate market. Apakah sebagai platform social network, messenger atau fintech, kami tidak ingin membatasi Line hanya sebagai social messenger saja. Sebagai perusahaan teknologi apa yang sedang happening saat ini dan bisa di innovate oleh Line untuk membantu masyarakat Indonesia, itu yang kita coba bangun dan kerjakan,” kata Fanny.

Menyimak Transformasi Fitur dan Layanan LINE Indonesia

Berawal dari platform messenger yang menawarkan tampilan unik dan ikonik, aplikasi LINE telah bertransformasi menjadi lebih dari sekedar chat platform dan mulai menjelajah ke ranah fintech. Bukan hanya menawarkan kemudahan transaksi dalam satu platform, mereka juga menyematkan konsep sosial dengan beberapa fitur yang telah dihadirkan.

Gebrakan paling kini yang telah dilancarkan oleh LINE adalah meluncurkan LINE Bank by Hana Bank (LINE Bank). Dalam sesi #SelasaStartup, Director of Strategy, Content, and New Biz LINE Indonesia Fanny Verona berbagi cerita seputar transformasi layanan social-fintech dan strategi LINE lainnya di Indonesia.

Layanan social-fintech

LINE Bank by Hana Bank / LINE Bank
LINE Bank by Hana Bank / LINE Bank

Meskipun masih menyasar target pengguna dari kalangan milenial dan gen Z, saat ini LINE Indonesia telah meningkatkan layanan finansial mereka dengan meluncurkan bank digital. Indonesia menjadi pasar ketiga LINE Bank, menyusul Thailand dan Taiwan.

Kerja sama ini dimulai sejak Oktober 2018, ketika LINE Financial Asia mengakuisisi 20% saham Bank Hana melalui perjanjian penyertaan modal. Hal tersebut menjadi awal terbentuknya layanan perbankan digital asing pertama, antara bank dengan perusahaan teknologi.

“Kami tentunya mengikuti semua regulasi yang ada, namun yang membedakan LINE Bank dengan perbankan lainnya adalah kemudahan yang kami tawarkan dan pengalaman pengguna yang berbeda. LINE Bank juga menargetkan kalangan milenial dan gen Z,” kata Fanny.

Fitur Split Bill Line Indonesia
Fitur Split Bill Line Indonesia

Di negara asalnya Jepang, LINE memiliki fitur yang banyak dan telah digunakan oleh pengguna. Namun demikian, tidak semua fitur tersebut bisa di implementasikan di setiap negara, termasuk Indonesia. Sebelum meluncurkan produk, tim LINE Indonesia melakukan sejumlah riset dan mencoba untuk menemukan solusi terbaik.

“Salah satu kendala yang masih kami temui adalah persoalan Split Bill atau pembagian pembayaran saat acara makan bersama di restoran. Selama ini kami masih menemui banyak orang yang menggunaan cara konvensional seperti menghitung memanfaatkan Excel untuk menentukan pembayaran masing-masing,” kata Fanny.

Dengan menghadirkan fitur Split Bill yang telah diluncurkan oleh LINE Indonesia sejak tahun 2019 lalu, memungkinkan pengguna untuk menghitung dan membagi tagihan. Fitur ini dikembangkan menggunakan teknologi OCR (Optical Character Recognition) sehingga memungkinkan untuk memindai dan menghitung tagihan secara otomatis. Diklaim menjadi fitur hitung dan bagi tagihan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi OCR.

Varian fitur LINE Indonesia

Perbedaan secara signifikan di negara lain dengan Indonesia terkait fitur lainnya adalah Line Official Account. Di Jepang fungsi fitur ini banyak dimanfaatkan oleh pemlik restoran sebagai marketing tools. Sementara di Indonesia fitur ini justru banyak digunakan oleh penjual online sebagai media promosi dan engagement dengan pelanggan di akun media sosial.

Fitur menarik lainnya yang juga mulai banyak digunakan oleh target pengguna adalah Open Chat. Sebelumnya dikenal dengan nama LINE Square, pengguna dapat dengan bebas memperluas cakupan komunikasi mereka tanpa perlu memberikan identitas asli dan tetap menjaga privasi dari akun personal mereka. Keunikan lain yang dimiliki adalah besarnya kapasitas ruang obrolan, setiap ruang obrolan dapat menampung hingga 5000 anggota.

Transformasi juga bakal dilakukan untuk LINE Today. Jika sebelumnya hanya fokus kepada berita hangat seputar politik dan hot issue lainnya, nantinya juga akan diperkaya dengan cerita seru dan menarik, menyesuaikan tren dan minat target pengguna mereka yaitu kalangan milenial dan gen z.

“Perbedaan dari setiap negara yang menjadikan LINE sangat unik. Bahwa tidak semua negara bisa serupa dalam implementasi fitur, namun dengan mengedepankan lokalisasi menjadi sangat relevan dan tentunya dibutuhkan oleh pengguna di setiap negara,” kata Fanny.

Application Information Will Show Up Here

Cerita-Cerita Bisnis Line Indonesia Tahun Ini

Line merupakan satu di antara segelintir platform asing, buatan Jepang-Korea, yang mampu bertahan dan memiliki basis lokal yang besar. Tak hanya satu atau dua aplikasi, jajaran aplikasi Line memberikan warna tersendiri bagi perkembangan industri teknologi di Indonesia, termasuk industri kreatif.

Tercatat saat ini Monthly Active User (MAU) Line secara global berjumlah 185 juta, dengan 166 juta di antaranya berada di empat pasar terbesar Line, yaitu Jepang, Taiwan, Thailand, dan Indonesia.

DailySocial mencoba menggali bisnis Line di Indonesia saat ini, apakah kondisi pandemi memberikan dampak bagi performa bisnis, dan bagaimana potensi pengembangan bisnis selanjutnya.

Pertumbuhan bisnis selama pandemi

Dari sisi traffic selama pandemi, Line mengklaim mengalami pertumbuhan yang baik di penggunaan Group Video Call dan game Face Playdi mana pengguna dapat bermain game interaktif bersama teman mereka di Line sambil video call.

Line Indonesia juga mencatat pengguna cenderung lebih aktif dalam bersosialisasi dan lebih banyak terlibat dalam komunitas, seperti diskusi-diskusi online yang ada di dalam fitur OpenChat.

“Selama pandemi ini kami tidak menemukan isu di dalam aplikasi Line. Sebagai perusahaan yang membawa misi Closing the Distance, kami akan terus berupaya menyediakan berbagai layanan dan konten yang dapat medekatkan jarak pegguna dengan ragam layanan komunikasi,” kata Strategy & New Business Director Line Indonesia Fanny Verona.

Tentang revenue perusahaan, Fannny mengatakan sumber pendapatan Line Indonesia berasal konsumen bisnis (B2B) dan retail (B2C). Pendapatan dari segmen bisnis didapatkan dari layanan Messenger, Official Account, Line Today, Line Timeline, dan Line Points. Sementara pendapatan dari segmen retail berasal dari Stiker, Tema, dan Emoji.

Namun, di 4 bulan pertama pandemi, pendapatan dari sektor bisnis mengalami dampak. sebagian besar klien memotong anggaran untuk membatalkan kampanye mereka (terutama event), karena mereka perlu menyesuaikan diri dengan kondisi dan mencari cara yang lebih baik untuk melakukan kampanye selama pandemi.

“Kami biasanya memperoleh 200% pendapatan di bulan Ramadhan, tetapi tahun ini secara tidak terduga turun di bawah 100% dari target kami,” kata Sales Director Line Indonesia Anchali Kardia.

Di sisi lain, produk stiker justru mengalami kenaikan jumlah transaksi selama pandemi. Diklaim semakin pengguna yang memanfaatkan Line sebagai kegiatan untuk menjalin komunikasi secara online, khususnya kaum muda. Line mencatat terdapat peningkatan hingga 30% di bulan Maret-Juli.

“Kami melihat tren kembali normal dan pendapatan kami mulai mengikuti tren ([agi] sama seperti tahun lalu. Melihat ketidakpastian kondisi ini, kami belum bisa benar-benar memproyeksikan pendapatan akhir tahun. Biasanya, Q4 akan menjadi penyumbang pendapatan terbesar kedua, setelah Ramadhan,” kata Anchali.

Layanan finansial

Pada Oktober 2018, Line Corporation mengumumkan bahwa anak usahanya Line Financial Asia mengakuisisi 20% PT Bank KEB Hana Indonesia (PT Bank KEB Hana). Langkah ini dirancang untuk mendukung langkah perluasan layanan perbankan digital Line di Indonesia.

“Seperti yang sudah direncanakan, bahwa Line akan meluncurkan layanan finansial sebagai fokus new business di tahun 2020 dan 2021. Sejauh ini kami sudah merilis fitur Split Bill sebagai upaya untuk menciptakan layanan yang terasosiasi dengan transaksi,” kata Fanny.

Melalui kolaborasi dengan Bank KEB Hana, Line ingin menciptakan produk deposit/microcredit, remittance & payment services, menerapkan dan meningkatkan model peringkat kredit melalui proyek dengan lembaga pemeringkat kredit lokal dan internasional, menciptakan proses verifikasi identitas (e-KYC) yang dioptimalkan untuk peraturan lokal, dan langkah-langkah lainnya.

Line juga telah memperbarui tampilan More Tab agar menjadi lebih transaction-centric dengan memfokuskan tampilan ke layanan-layanan yang bersifat finansial ataupun transaksi, seperti menampilkan produk-produk e-commerce melalui kerja sama dengan Blibli.

“Hal-hal ini dilakukan sebagai upaya agar pengguna menjadi terbiasa terlebih dulu dengan experience ini sebelum kami fully launch tahun depan. Rencananya pada kuartal pertama tahun 2021 nanti kami akan merilis beberapa fitur dan layanan finansial baru untuk melengkapi Split Bill dan Wallet Tab,” kata Fanny.

Informasi produk lain

Opsi pembayaran melalui Go-Pay untuk Line Stickers
Opsi pembayaran melalui Go-Pay untuk Line Stickers

Pihak Line juga memberikan informasi terbaru tentang perkembangan beberapa produk lainnya. Untuk Line Stickers, saat ini mereka telah membuka kemitraan dengan GoPay dan OVO untuk pembelian stiker. Line Stickers, melalui Line Creators Market, telah memiliki lebih dari 200 ribu kreator terdaftar dan lebih dari 75 ribu stiker di Indonesia hingga awal bulan Oktober 2020.

“Kami juga telah meluncurkan Line Siaga yang merupakan inisiatif baru untuk memberikan informasi terkini kepada penggunanya mengenai pandemi COVID-19. LINE Siaga dapat diakses melalui akun resmi dan website,” kata Fanny.

Untuk meningkatkan pengalaman pengguna, Line juga telah merilis beberapa produk baru. Yang pertama adalah Line Meeting, panggilan video grup hingga 500 orang, yang memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan melalui URL, baik di smartphone maupun desktop.

Terdapat juga Line Avatar yang memungkinkan pengguna mengatur dan membuat sebagai foto profil atau membagikannya di ruang obrolan.

Tentang persaingan antar platform yang serupa saat ini, Fanny mengungkapkan, setiap perusahaan teknologi di setiap negara memiliki pasar dan target mereka sendiri. Line memiliki tujuan untuk menyediakan layanan yang bervariasi bagi penggunanya di negara tempat beroperasi, termasuk di Indonesia.

Perkembangan Line Webtoon

Sebagai salah satu sister company Line, Webtoon mengklaim mengalami pertumbuhan positif sejak kehadiran mereka tahun 2015 lalu. Kepada DailySocial, Line Webtoon Indonesia Lead Ghina Fianny mengungkapkan, sebagai penyedia layanan konten, Webtoon memiliki komitmen menjadi platform yang diminati secara umum.

“Meskipun penting untuk membuat konten yang populer dan umumnya disukai, kami juga memiliki sejumlah konten yang memiliki tema unik dan kaya akan elemen dan ide yang sangat relatable. Untuk genre paling popular tercatat, genre romance menjadi pilihan kebanyakan pengguna.” kata Ghina.

Salah satu upaya yang dilakukan Webtoon untuk menjangkau lebih banyak pengguna adalah melalui kegiatan dan promosi secara langsung. Mereka melihat pengguna di Indonesia menyukai interaksi langsung, terlibat, dan berbagi cerita mereka.

“Pada bulan Mei lalu, kami meminta pembaca kami untuk mengirimkan kisah cinta mereka [yang] menghasilkan lebih dari 52 ribu cerita. Bersama dengan kreator, kami memilih 30 cerita paling menarik dan mengubahnya menjadi seri komik yang berisi 30 episode,” kata Ghina.

Webtoon saat ini telah memiliki 67 juta MAU secara global. Di Indonesia sendiri terdapat 7,5 juta MAU atau peringkat kedua setelah Amerika Serikat.

“Kami melihat bahwa masih ada ruang untuk tumbuh di Indonesia. Tidak hanya dilihat dari jumlah populasi, tetapi juga dengan melihat bahwa anak muda Indonesia sangat aktif dalam menikmati hiburan digital dan juga bereaksi positif terhadap hal-hal baru yang menarik,” kata Ghina.

Secara keseluruhan saat ini Line Webtoon telah merilis sekitar 364 judul, dengan 130 judul di antaranya yang merupakan judul lokal. Saat ini ada 23 ribu kreator yang terdaftar di Indonesia dan telah mempublikasikan karya mereka melalui platform user generated content Webtoon Kanvas.

“Untuk penulis yang kami kontrak dan saat ini menerbitkan cerita mereka di bawah Webtoon Original, kami memiliki lebih dari 130 penulis dan 65 judul Indonesia yang masih ongoing statusnya hingga saat ini,” kata Ghina.

Ghina mengungkapkan, Webtoon melihat kebangkitan kreator lokal sebagai hal yang baik untuk menumbuhkan ekosistem kreatif Indonesia.

“Menemukan dan melancarkan inkubasi kepada konten lokal membutuhkan waktu dan effort yang lebih dibandingkan dengan mempublikasikan webtoon yang sudah diterjemahkan. Namun belajar dari pengalaman, menjadi platform yang disukai oleh pembaca di Indonesia untuk long term, menjadi penting memproduksi konten lokal yang bisa diterima oleh pembaca di Indonesia. Ke depannya kami akan fokus kepada Webtoon Kanvas, membina kreator pemula melalui kompetisi dan program yang akan kami luncurkan,” kata Ghina.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Layanan Pertukaran Cryptocurrency LINE ‘BITBOX’ Bakal Tersedia di Indonesia

Setelah mengumumkan dirilisnya layanan pertukaran cryptocurrency BITBOX di seluruh dunia saat acara LINE Conference 2018, kepada DailySocial LINE Indonesia memberikan konfirmasi bahwa layanan tersebut juga bakal tersedia di Indonesia.

Layanan BITBOX bisa diakses di situs khusus mulai bulan Juli 2018 mendatang dan akan menyediakan lebih dari 30 cryptocurrency populer untuk pengguna di seluruh dunia (kecuali Jepang dan Amerika Serikat).

“Dengan BITBOX, pengguna LINE akan bisa mengakses cryptocurrency dengan mudah, namun juga dilindungi dengan sistem keamanan terkini untuk melindungi aset mereka,” kata CEO LINE Corporation Takeshi Idezawa.

Nantinya BITBOX akan memperdagangkan koin yang populer seperti Bitcoin, Ethereum, Bitcoin Cash, dan Litecoin, dan menawarkan biaya pertukaran rendah 0.1%. Koin yang tersedia telah melalui hasil penyeleksian yang ketat dari tim BITBOX, dipilih oleh panitia internal untuk menawarkan pertukaran cryptocurrency yang terpercaya dan aman untuk para pengguna. Sesuai dengan komitmennya untuk melindungi data penggunanya, LINE membawa sistem keamanannya yang terpercaya untuk pertukaran cryptocurrency.

“Sebagai bagian inti dari layanan financial LINE yang baru, BITBOX berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi akan pilihan layanan finansial yang beragam,” kata Idezawa.

Resmi meluncur Juli 2018

Disinggung apakah nantinya layanan terbaru tersebut akan terintegrasi dengan produk dari LINE, secara khusus layanan baru tersebut memiliki komitmen untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi akan pilihan layanan keuangan yang beragam. Nantinya BITBOX tidak hanya menyediakan akses yang mudah bagi pengguna LINE terhadap cryptocurrency, tetapi juga menyediakan sistem keamanan terbaru agar bisa melindungi aset mereka. Layanan yang dihadirkan sepenuhnya hanya fokus kepada pertukaran cryptocurrency ke cryptocurrency dan tidak menyediakan pertukaran flat currency.

Sebelumnya di acara yang sama. LINE Corp juga mengumumkan bakal merilis LINE Travel, yang merupakan layanan terpadu untuk mencari, membandingkan, dan memesan perjalanan domestik. Pengguna dapat mencari penawaran terbaik lebih dari 250 situs perjalanan populer. Fitur yang akan diluncurkan secara bertahap, dimulai dengan pemesanan akomodasi, diikuti oleh penerbangan dan paket wisata domestik dan internasional pada akhir tahun 2018.

Application Information Will Show Up Here