Waktu yang Dihabiskan oleh Pengguna LINE Today Indonesia Per Hari Rata-rata Sekitar 30 Menit

Salah satu fitur andalan LINE di Indonesia adalah LINE Today, fitur ini tersedia dalam aplikasi pesan instan keluaran LINE Corporation pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2018, LINE Today juga tersedia sebagai aplikasi terpisah di platform Android maupun iOS.

LINE Today sendiri merupakan news aggregator atau platfrom pengumpul konten dari berbagai portal berita. Namun selain menyajikan berita trending, pengguna LINE juga dapat mendengarkan podcast dan menonton berbagai video.

Bila dibanding dengan news aggregator kompetitor seperti UC News, Babe, Opera News, dan Kurio – LINE mengklaim daily user spent di aplikasi LINE Today Android adalah yang paling lama.

PSX_20191122_081143

Waktu yang dihabiskan oleh pengguna LINE Today dalam sehari rata-rata sekitar 27 menit 13 detik pada bulan Oktober dan sekitar 30 menit pada bulan November 2019″, ungkap Product Manager LINE Indonesia, Andi Firmanata di sela hari kedua LINE Developer Day 2019.

Menurut Andi, pengguna LINE Today sebagian besar berusia di bawah 25 tahun dan menggunakan smartphone dengan kapasitas memori internal yang terbatas. Sebab itu, kuncinya adalah mereka membuat aplikasi yang ringan dan cepat digunakan.

Ukuran file aplikasi LINE Today ini tidak lebih dari 5MB, yang mana ukuran file kecil ini penting bagi demografi Indonesia. Pada tahun 2019, tujuan LINE Today adalah untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan pengguna.

Kenapa time spent? Dari perspektif pengguna, LINE percaya semakin banyak waktu yang dihabiskan pengguna di dalam aplikasi, semakin besar kemungkinan mereka akan merekomendasikan kepada orang lain sehingga semakin banyak unduhan organik.

Sementara dari perspektif bisnis, model bisnis LINE Today ini dibangun dengan Iklan. LINE Today memonetisasi melalui model CPM (pre-roll dan mid-roll ads). Semakin banyak pengguna menghabiskan waktu di aplikasi, semakin banyak pula LINE dapat memberikan exposure terhadap iklan sehingga menghasilkan pemasukan lebih banyak.

PSX_20191122_081219

Rahasia dibalik kesuksesan LINE Today ini adalah eksperimen, mereka melakukan beberapa eksperimen yang memungkinkan pengguna menikmati konten secara berbeda. Seperti swipe at today yakni menyajikan berita yang dipersonalisasi untuk pengguna, picture-in-picture, easy access bar, dan podcast.

Kami memiliki sistem yang disebut AIRs (Artifiial Intelligent Recommendation System). Setelah pengguna menyukai artikel, sistem akan membaca bahwa kemungkinan besar mereka akan menyukai artikel serupa,” ujar Andi Firmanata. Lalu, apakah ada perbedaan algoritma di versi LINE Today berbasis web dan aplikasi?

Teknologi yang digunakan sama, satu-satunya perbedaan adalah UI dan UX. Di aplikasi LINE Today, UI dan UX akan bergaya ‘swipe’ – macam aplikasi kencan online. Jadi itu juga akan memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan versi messenger,” jawabnya.

Andi juga menjelaskan ketika membangun aplikasi, ada banyak hal yang dipertimbangkan. Aplikasi ini harus ringan, karena pengguna Indonesia sangat sensitif dengan ukuran aplikasi. Aplikasi ini harus memberikan feedback yang cepat dan baik ketika pengguna mengklik berita.

Kami juga perlu mempertimbangkan konektivitas karena banyak daerah di Indonesia memiliki koneksi internet yang lambat. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah konsumsi kuota. Harus meminimalkan konsumsi kuota saat mengakses aplikasi,” tutup Andi.

Artificial Intelligence, Blockchain, and Fintech are Line’s Best Bet on Technology

Today, Line holds the Line Developer Day 2018 in Tokyo, Japan. The annual event has been held since 2015, took place at the fascinating Happo-en hall, This year’s theme is “Next Line”, emphasizing on Line’s future that depends on the three leading technology, Artificial Intelligence (AI), blockchain, and fintech. Those three are also buzzword of many tech companies in recent years, including in Indonesia.

Line, known as a messaging and entertainment platform, is trying to keep up with the latest technology in the region. They’re now calling itself an Asia-based global tech company.

Starting off with Euivin Park, Line’s CTO, the team presented its products roadmap for the next two years.

Unfortunately, the current implementations are only available for Japan-based developers and consumers. Regarding this issue, Park in the different occasion said that its team always seeing from the local acceptance (of a product). If the leading product is not getting along with the local regulations, they will look for ways to market another potential (niche) products.

In Indonesia, only chatbot technology as part of AI is currently in focus. Line is to enter the Indonesian fintech market in 2019 after taking over 20% of KEB Hana Bank shares in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Artificial Intelligence, Blockchain, dan Fintech Jadi Ujung Tombak Teknologi Line

Line hari ini menggelar Line Developer Day 2018 di Tokyo, Jepang. Diadakan sejak tahun 2015, Developer Day kali ini, yang diadakan di gedung pertemuan Happo-en yang menawan, mengusung tema “Next Line”, menekankan bahwa masa depan Line berada di tiga layanan teknologi unggulan, yaitu Artificial Intelligence (AI), blockchain, dan fintech. Tiga sektor tersebut memang sudah menjadi buzzword banyak perusahaan teknologi dalam beberapa tahun ke belakang, termasuk di Indonesia.

Line, yang selama ini kita kenal sebagai platform messaging dan hiburan, berusaha keep up dengan perkembangan teknologi di kawasan regional. Pihak Line kini menyebut dirinya sebagai perusahaan teknologi global yang berbasis Asia.

Dibuka CTO Line Euivin Park, tim Line memaparkan roadmap produk-produk Line dalam jangka waktu dua tahun mendatang.

Sayangnya, implementasi tersebut saat ini secara ekstensif baru bisa dinikmati pengembang dan konsumen yang berdomisili di Jepang. Terhadap hal ini, Park dalam wawancara di kesempatan terpisah menyebutkan, pihaknya selalu melihat penerimaan lokal (tentang suatu produk). Jika produk unggulannya tidak sesuai dengan regulasi setempat, mereka akan mencari jalan memasarkan produk lain (yang bersifat niche) yang berpotensi.

Di Indonesia, secara teknologi hanya chatbot, bagian dari AI, yang saat ini menjadi fokus. Line bakal masuk ke pasar fintech Indonesia di tahun 2019 pasca pengambilalihan 20% saham Bank KEB Hana Indonesia.

Application Information Will Show Up Here