Tak Perlu Buka Periscope, Aplikasi Twitter Kini Bisa Dipakai untuk Menyiarkan Live Video

Januari kemarin, Twitter mulai mengintegrasikan Periscope ke dalam layanannya, dimana live video yang tengah disiarkan di Periscope bisa ditonton langsung dari Twitter. Menjelang pergantian tahun, Twitter rupanya telah membawa integrasi tersebut ke level yang lebih tinggi, dimana sekarang live broadcast juga dapat dilakukan dari aplikasi Twitter.

Untuk menyiarkan live video, pengguna tinggal mengklik tombol baru berlabel “LIVE” saat berada di jendela Compose dan memilih opsi untuk mengunggah media. Selanjutnya, pengguna cukup mengisi deskripsi singkat, menyiapkan kameranya dan mengklik tombol “Go Live” untuk memulai siaran langsung.

Selagi live broadcast berjalan, semua pengguna Twitter maupun Periscope bisa ikut nimbrung dan menontonnya. Anda selaku sang broadcaster tidak memerlukan akun ataupun aplikasi Periscope sama sekali, meskipun fitur ini memanfaatkan platform milik Periscope.

Langkah-langkah untuk menyiarkan live video melalui aplikasi Twitter untuk Android maupun iOS / PR Newswire
Langkah-langkah untuk menyiarkan live video melalui aplikasi Twitter untuk Android maupun iOS / PR Newswire

Fitur ini jelas semakin memantapkan posisi Twitter sebagai medium yang ideal untuk memantau berita-berita terkini. Laporan langsung dari TKP kini tergambar lebih jelas dengan siaran live video sebagai pelengkap, dan semuanya bisa didapat tanpa perlu berpindah aplikasi.

Fitur live broadcasting ini akan segera tersedia dalam beberapa hari ke depan di versi terbaru aplikasi Twitter untuk iOS dan Android.

Sumber: Twitter Blog.

Instagram Resmi Luncurkan Fitur Live Video dan Perbarui Fitur Direct

Menyusul kabar sebelumnya, Instagram akhirnya secara resmi merilis fitur live video. Fitur ini diintegrasikan ke dalam Instagram Stories, memperkuat perannya sebagai wadah untuk membagikan momen-momen terkini, sekaligus yang tengah berlangsung.

Untuk merekam dan menyiarkan live video, caranya sama seperti membuat Story: geser tampilan layar ke kanan dari halaman utama, lalu tap tombol “Start Live Video” dan mulai menyiarkan dengan durasi maksimum 1 jam. Untuk membagikan Story standar atau dalam format Boomerang, tinggal pilih salah satu di bagian bawah.

Tampilan fitur live video dalam Instagram / Instagram
Tampilan fitur live video dalam Instagram / Instagram

Selagi Anda live, semua follower Anda akan menerima notifikasi sehingga mereka bisa ikut nimbrung. Komentar dari penonton bisa di-pin supaya semua juga dapat melihatnya, atau kalau mau Anda juga bisa mematikan fitur komentar secara total.

Saat pengguna lain yang Anda follow sedang menyiarkan live video, Anda akan melihat label “Live” di bawah foto profilnya di kolom Stories. Atau Anda juga bisa beralih ke tab Explore lalu mengakses “Top Live” untuk menonton sejumlah live video yang sedang hot.

Fitur live video ini rencananya akan hadir secara bertahap dalam beberapa minggu ke depan.

Berkat update baru ini, Instagram Direct jadi makin mirip Snapchat / Instagram
Berkat update baru ini, Instagram Direct jadi makin mirip Snapchat / Instagram

Selain live video, Instagram juga memperbarui fitur Direct dengan kemampuan mengirim foto atau video ke grup maupun individu yang akan dihapus secara otomatis setelah sang penerima melihatnya. Sebagai pengirim, Anda bisa mengetahui apakah mereka sempat me-replay atau mengambil screenshot dari yang Anda kirim.

Untuk mengaksesnya, lagi-lagi caranya sama seperti Stories: geser layar ke kanan, pilih “Normal”, lalu ambil foto atau video. Selanjutnya, tap tombol bergambar tanda panah dan pilih siapa saja penerimanya – hanya mencakup orang-orang yang mem-follow Anda saja.

Inbox Direct pun kini dibagi menjadi dua: di bawah adalah pesan-pesan standar, sedangkan di atas yang berjejer ke samping adalah pesan dalam format baru yang akan hilang dengan sendirinya ini. Fitur ini rencananya akan dirilis secara bertahap mulai hari ini juga.

Sumber: Instagram Blog.

Periscope hadirkan 3 Fitur Baru: Superfan, Group dan Login via Web

Periscope baru-baru ini menyuguhkan tiga fitur baru yang cukup menarik, yakni Superfan, Group dan login via web. Ketiga fitur ini sejatinya dirancang untuk mempermudah interaksi antara broadcaster dan para penontonnya.

Fitur yang pertama, Superfan, punya fungsi sesuai makna harfiahnya. Dengan fitur ini, broadcaster sejatinya bisa melihat daftar berisi 10 penonton yang tingkat keterlibatannya paling tinggi. Kesepuluh penonton inilah yang disebut sebagai Superfan, sehingga pada akhirnya sang broadcaster bisa menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan penggemar setianya.

Selain melihat siapa saja Superfan Anda, Anda juga bisa mengetahui status Anda sendiri sebagai Superfan dari broadcaster lain. Alhasil relasi antar broadcaster pun juga bisa dijaga dengan lebih baik.

Fitur Group memudahkan broadcaster untuk memilah-milah konten yang ingin disiarkan ke kelompok tertentu saja / Periscope
Fitur Group memudahkan broadcaster untuk memilah-milah konten yang ingin disiarkan ke kelompok tertentu saja / Periscope

Fitur yang kedua, Group, memungkinkan Anda untuk menciptakan kelompok atau komunitas terpisah dan menyiarkan video secara eksklusif ke kelompok-kelompok yang Anda pilih. Anda bisa memilih untuk menyiarkan video ke teman-teman Anda saja atau dengan komunitas broadcaster di lokasi Anda.

Dengan cara seperti ini, konten yang disiarkan akan menjadi lebih relevan untuk setiap penonton. Baik Superfan dan Group sudah tersedia mulai hari ini di aplikasi Periscope versi Android dan iOS.

Yang terakhir, Periscope kini bisa diakses secara penuh via web. Sebelum ini, Periscope memang sudah memberikan kemudahan untuk menonton video-video yang tengah ngetren. Akan tetapi update kali ini memungkinkan kita untuk login dengan akun masing-masing, membubuhkan simbol hati dan memberi komentar langsung dari browser komputer.

Sumber: Periscope Blog.

Webcam Ini Siap Ubah TV Apapun Menjadi Alat Video Conferencing

Dewasa ini webcam mungkin sudah tidak termasuk perangkat yang wajib dibeli, apalagi mengingat aplikasi seperti Skype atau Hangouts sangat mudah diakses melalui smartphone dan laptop. Untuk bisa menarik perhatian di tahun 2016 ini, sebuah webcam harus benar-benar menawarkan inovasi dan kemudahan bagi penggunanya.

Datanglah Hello, sebuah webcam canggih yang akan menyulap TV atau monitor apapun menjadi alat video conferencing, screen sharing maupun live broadcasting. Syaratnya hanya satu: TV tersebut harus mempunyai port HDMI.

Selanjutnya, Hello tinggal disambungkan ke ponsel via Bluetooth. Lewat aplikasi pendampingnya ini, Hello dapat dihubungkan ke jaringan Wi-Fi. Dari situ, ketika pengguna menerima panggilan video di ponselnya, ia dapat meneruskannya ke TV dengan satu swipe.

Di balik casing aluminiumnya, bernaung sensor 4K dan prosesor quad-core, plus sebuah lensa wide-angle yang dilengkapi tilting sensor guna memastikan posisinya selalu berada di titik tengah horizontal. Empat buah mikrofon telah disebar di sekujur tubuh Hello dengan tujuan supaya video conferencing bisa berjalan lancar karena semua masukan anggota tim dapat didengar dengan jelas.

Menariknya, Hello juga bisa difungsikan sebagai kamera pengawas. Ia telah dibekali dengan motion sensor yang dapat mendeteksi gerakan, dan melaporkannya pada pengguna via aplikasi pendamping. Terakhir, Hello juga bisa dioperasikan dengan perintah suara.

Hello dikembangkan oleh developer software video conferencing Solaborate. Perangkat ini sekarang sedang ditawarkan lewat Kickstarter seharga $189. Solaborate sepertinya akan menarik biaya berlangganan untuk bisa mengakses semua fitur Hello; tapi khusus para backer Kickstarter, mereka akan digratiskan selamanya.

Cozora Sediakan Pengalaman Belajar Online Interaktif

Cozora merupakan sebuah portal “live cast” yang dapat dimanfaatkan untuk menggelar acara secara online. Dibekali dengan kemampuan live audio, live presentation dan live chat, seseorang dapat menyelengarakan acara yang diikuti oleh banyak audience. Dalam beberapa kali percobaan, bahkan Cozora juga berhasil meng-online-kan sebuah acara dengan mode live streaming interaktif.

Untuk berpartisipasi dalam sebuah live cast, peserta diwajibkan memiliki akun Cozora. Platform yang dikembangkan di atas platfrom ASP.NET dan Microsoft Azure ini saat ini masih dalam fase beta, akan tetapi sudah terdapat rangkaian acara rutin yang dapat diikuti oleh penggunanya, untuk berbagai jenis tema bahasan.

Menurut pemaparan Co-founder Cozora Riza Herzego, Cozora diambil dari kata “ozora”, dalam Bahasa Jepang artinya langit.

“Kita sengaja tidak membuat nama yang artinya jelas, karena kami tidak mau menentukan produk kita dari nama kita. Sehingga seandainya produknya berubah, nama tidak harus berubah.” ujar Zego.

Tim Cozora sampai saat ini terdiri dari 3 orang, semua berasal dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia angkatan 2011. Mereka bertiga telah memulai Cozora sejak tahun 2015, namun awal idenya adalah online course. Melihat hasilnya yang kurang baik, akhirnya Zego dan tim melanjutkan riset dan memutuskan untuk pivot ke ide live broadcasting. Cozora launch live session pertama tanggal 1 Januari 2016.

Saat ditanya terkait dengan investasi, Zego menjawab:

“Kita sudah memiliki angel investor, cukup untuk makan sehari-hari.”

Cozora sendiri masih belum bisa menyebutkan kapan versi full akan launch. Sekarang tim Cozora sedang melakukan banyak eksperimen untuk memilih fitur dan use-case baru yang bisa difokuskan di Cozora. Salah satunya sedang menyiapkan fitur video untuk melengkapi experience live session itu sendiri.

“Sebenarnya kami fokus ke masalah. Masalah kami yang ingin kami selesaikan adalah masalah pendidikan. Awalnya kami pikir, dengan membuat video bagus saja kita bisa menggantikan pendidik di kelas, kita bisa langsung mendorong orang untuk belajar. Namun itu ternyata salah. Pendidik itu tidak bisa digantikan, karena pendidik itu yang memberi motivasi, yang membimbing social process of learning dari para murid. Maka dari itu, kami ingin memfasilitasi pendidik untuk berinteraksi dengan murid. Cara yang kita pilih adalah live broadcasting, dengan suara, karena kita melihat itu bisa lebih efektif dan nyaman dibanding hanya menggunakan teks,” ungkap Zego.

Untuk tahun ini, target Cozora bukan angka pengguna, namun kualitas manfaat yang diberikan oleh produk. Zego dan rekan sadar tantangan Cozora ini banyak, mulai dari teknologi live streaming yang dibilang terlalu dini melihat kesiapan infrastruktur internet di Indonesia, sampai fokus Cozora ke arah pendidikan yang mungkin minatnya tidak sebesar bidang entertainment. Cozora masih mengejar product market fit serta mencari model bisnis yang cocok. Karena tim Cozora yakin, hal tersebut yang perlu diraih sebagai amunisi, agar bisa berkembang pesat ke depannya.

GoPro Kini Bisa Siarkan Video ke Periscope

Pengguna action cam GoPro Hero4 patut berbahagia. Pasalnya mulai hari ini mereka bisa merekam video sekaligus menyiarkannya secara langsung ke Periscope, dengan bantuan sebuah iPhone.

Cara kerjanya sangatlah sederhana. Selama kamera terhubung dengan iPhone via Wi-Fi, pengguna bisa merekam dan menyiarkan video di Periscope kapan saja ia mau dengan menekan tombol “Start Broadcast”. Tentu saja mereka masih bisa merekam dan menyimpan hasilnya terlebih dulu seperti biasa.

Namun yang tidak kalah menarik adalah bagaimana Periscope membebaskan penggunanya untuk berkreasi. Selagi perekaman dan siaran berlangsung, pengguna bisa menyentuh layar dua kali untuk mengganti antara kamera milik iPhone atau GoPro.

Seandainya ingin fokus menyiarkan hasil rekaman GoPro saja, terdapat sebuah tombol untuk mengunci layar iPhone sehingga pengguna bisa menyimpannya di dalam saku tanpa khawatir opsi perekaman akan berubah tanpa disengaja.

Ini merupakan ‘kemenangan’ besar bagi kedua pihak. Di satu sisi, GoPro sebagai produsen action cam terbesar kini punya opsi tambahan untuk menyiarkan hasil rekamannya secara langsung. Sebelumnya, Meerkat sudah lebih dulu menghadirkan integrasinya dengan GoPro.

Buat Periscope, hal ini bisa dipastikan bakal menambah jumlah pengguna aktifnya. Berdasarkan observasi pribadi saya terhadap rekan-rekan pengguna GoPro, hampir semuanya sudah menanti-nanti integrasi layanan live streaming seperti Periscope ini sejak lama.

Kalau Anda punya GoPro Hero4 Silver atau Black serta sebuah iPhone, silakan unduh aplikasi Periscope versi terbaru untuk mulai menyiarkan aksi-aksi sangar Anda ke hadapan publik secara langsung.

Sumber: TechCrunch dan Periscope Blog.

ZCast Adalah Layanan untuk Menyiarkan Atau Mendengarkan Podcast Secara Live

Berkat Periscope dan Meerkat, semua orang kini bisa dengan mudah menyiarkan video secara langsung ke mata dunia. Di tahun 2016 ini, tren live broadcasting dan live streaming ini tak akan kehilangan pamor begitu saja. Malahan, tren ini sekarang merambah bidang podcast dengan adanya layanan baru bernama ZCast.

ZCast bisa dibilang sebagai Periscope-nya dunia podcast. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk menyiarkan podcast secara live, dan para permisa pun juga bisa mendengarkannya secara langsung. Hal ini jelas berbeda dengan konsep podcasting pada umumnya, dimana biasanya para penyiar akan melakukan perekaman terlebih dulu, mengedit isinya, barulah kita bisa mendengarkan hasil akhirnya.

Yang dibutuhkan untuk menggunakan ZCast adalah sebuah akun Twitter. Selesai menyambungkan akun, Anda bisa langsung menyiarkan podcast, baik sendirian maupun ditemani oleh sejumlah rekan. ZCast juga mendukung fitur chat, yang berarti para pendengar bebas melontarkan pertanyaan, dan penyiar pun bisa menjawabnya secara real-time.

ZCast

Buat para pendengar, laman utama ZCast akan menampilkan daftar podcast yang tengah disiarkan, lengkap dengan jumlah pendengarnya. Di sini juga akan ditampilkan sederet podcast lain yang sudah dijadwalkan untuk tayang ke depannya, lengkap beserta informasi tentang siapa saja pembicara yang akan tergabung ke dalamnya.

Podcast-nya menarik? Langsung undang teman Anda untuk ikut mendengarkan. Atau Anda juga bisa membagikan link-nya ke Twitter. ZCast saat ini sudah bisa diakses langsung dari web. Kalau Anda menggunakan iPhone, Anda bisa mengunduh aplikasinya di App Store.

Sumber: SlashGear.