TransTRACK Raih Pendanaan Seri A Rp185 Miliar untuk Mentransformasi Sektor Logistik dan Transportasi

TransTRACK, startup digitalisasi operasional armada melalui solusi fleet operation optimizer dan supply chain integrator, mengumumkan penutupan pendanaan seri A sebesar $12 juta atau setara Rp185 miliar. Putaran ini dipimpin Eurazeo dan Cocoon Capital, dengan dukungan IFP Securities, Bintang Delapan, dan AppWorks. Putaran ini melanjutkan pendanaan pra-seri A yang dibukukan pada Juni 2023 lalu senilai $2,1 juta (lebih dari Rp31 miliar) yang dipimpin Ortus Star.

Dengan modal tambahan yang didapat, TransTRACK akan mempercepat ekspansi ke seluruh Asia Tenggara, terutama memperdalam penetrasi di pasar Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Lalu selanjutnya akan mulai mengeksplorasi pasar Australia dan Taiwan.

“Dengan dukungan ini, kami tidak hanya mempercepat ekspansi kami tetapi juga memperkuat peran kami sebagai game changer dalam mentransformasi digitalisasi manajemen armada di Asia Tenggara. Sejak didirikan, kami berkomitmen untuk mendorong inovasi dalam logistik dan manajemen armada, dan dengan pendanaan ini, kami sangat antusias untuk memperluas operasi kami dan memenuhi permintaan yang berkembang dari para pelanggan kami,” ujar Founder & CEO TransTRACK Anggia Meisesari.

Potensi besar di sektor logistik

Seiring dengan sektor logistik di Asia Tenggara yang diproyeksikan bernilai lebih dari $55 miliar pada tahun 2025, TransTRACK berambisi jadi yang terdepan dalam transformasi ini. Dengan pesatnya peningkatan e-commerce, urbanisasi, dan meningkatnya permintaan akan solusi rantai pasokan yang efisien, solusi end-to-end inovatif TransTRACK siap untuk menangkap pangsa pasar yang besar di pasar regional utama, termasuk Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Momentum ini semakin memperkuat kehadiran TransTRACK di industri teknologi Asia Tenggara, mentransformasi berbagai sektor dengan meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan transportasi dan logistik melalui penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Selain itu, solusi teknologi ramah lingkungan TransTRACK, termasuk dasbor emisi karbon, analisis jejak karbon, dan optimalisasi transportasi laut, siap mendukung penerapan pajak karbon Indonesia pada tahun 2025.

Dengan mendigitalisasi operasi armada, TransTRACK mengklaim bisa membuat perusahaan meningkatkan produktivitas dan pemanfaatan armada sebesar 40% sekaligus mengurangi biaya lembur, bahan bakar dan tenaga kerja, total jarak tempuh, dan waktu menganggur sebesar 30%. Dengan visibilitas real-time, analitik prediktif, dan proses yang disederhanakan, bisnis dapat mengoptimalkan operasi, meminimalkan penundaan, dan meningkatkan tingkat layanan, menjadikan TransTRACK sebagai mitra utama dalam mengatasi tantangan logistik unik yang dihadapi di seluruh wilayah regional ini.

“Logistik tetap menjadi kunci bagi daya saing perekonomian Asia Tenggara secara keseluruhan, namun sektor ini menghadapi fragmentasi dan inefisiensi mengingat tantangan infrastruktur di wilayah tersebut. Ada potensi besar bagi pemain yang tepat untuk mengembangkan solusi yang meringankan dislokasi ini dan menurunkan biaya logistik, sekaligus mengurangi emisi dan meningkatkan standar keselamatan bagi operator, penumpang, dan kargo di seluruh industri,” jelas Investment Director Eurazeo Ernest Xue.

Ia melanjutkan, “Investasi kami pada TransTRACK menandakan keyakinan kami bahwa produk berkelanjutan yang muncul dari hubungan data dan mobilitas akan menjadi transformatif bagi salah satu industri paling tradisional di dunia. Sebagai investor global yang telah mendukung dekarbonisasi logistik di berbagai belahan dunia, kami berkomitmen untuk bermitra dengan para wirausahawan yang bekerja keras untuk menciptakan solusi yang berkontribusi terhadap dekarbonisasi di Asia Tenggara dan membantu dunia usaha mengurangi jejak karbon mereka dan mewujudkan perkotaan yang lebih berkelanjutan.”

Pertumbuhan bisnis

TransTRACK telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa sejak didirikan pada tahun 2019, mencapai pertumbuhan bulanan sebesar 20% selama setahun terakhir.  Saat ini, TransTRACK telah melayani lebih dari 1.200 klien di 130 kota di Indonesia dan 30 kota di Malaysia dan Singapura, dengan lebih dari 150.000 subscription, melayani berbagai sektor termasuk logistik, transportasi umum, ritel, keuangan, pertambangan, pelabuhan & kelautan, jasa industri, serta perkebunan & kehutanan.

Pendanaan bari ini akan mendorong rencana ambisius TransTRACK untuk memperluas operasinya ke 100 kota di seluruh Indonesia dan semakin memperkuat kehadirannya di pasar logistik dan transportasi yang berkembang pesat di Asia Tenggara.

Putaran pendanaan ini menandai momen penting dalam pertumbuhan perusahaan, seiring dengan perjalanan inovasi dan ekspansi TransTRACK. Dengan dukungan dari investor terkemuka, TransTRACK siap menjadi pemain kunci dalam sektor logistik dan transportasi Asia Tenggara, mendorong efisiensi, keberlanjutan, dan pertumbuhan di seluruh kawasan.

Application Information Will Show Up Here

RajaOngkir Resmi Bergabung dengan Komerce untuk Tingkatkan Layanan Logistik E-commerce

Komerce, startup penyedia solusi komprehensif bagi bisnis e-commerce di Indonesia, mengumumkan bahwa RajaOngkir, platform perhitungan ongkos kirim dan integrasi API logistik, kini resmi bergabung dengan ekosistem bisnis mereka. Langkah ini diharapkan akan memperkuat posisi Komerce sebagai pemain utama dalam industri e-commerce enabler tanah air.

RajaOngkir, yang telah diunduh lebih dari 5 juta kali di Google Play Store dan digunakan oleh ribuan perusahaan melalui integrasi API, akan membantu Komerce dalam memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi layanan logistiknya. Dengan bergabungnya RajaOngkir, Komerce kini dapat menawarkan solusi end-to-end yang lebih lengkap, mulai dari pengecekan ongkos kirim, penjemputan paket, hingga manajemen pengiriman dan Cash on Delivery (COD).

Menurut Nofi Bayu Darmawan, Founder & CEO Komerce, kolaborasi ini adalah langkah strategis untuk terus mengembangkan layanan dan memperkuat penetrasi Komerce di bidang logistik dan pengiriman.

“Dengan masuknya RajaOngkir ke dalam ekosistem Komerce, kami semakin dekat dengan visi kami untuk menjadi mitra terpercaya bagi UKM dan brand besar yang ingin memasuki industri e-commerce di Indonesia. Kami yakin bahwa solusi terintegrasi yang kami tawarkan akan membantu klien mencapai kesuksesan yang lebih besar,” ungkap Nofi.

Founder RajaOngkir Damar Riyadi juga menyatakan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. “Bergabung dengan Komerce memberikan kami kesempatan untuk mengembangkan integrasi teknologi pengiriman dengan lebih baik, serta mendorong pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia,” kata Damar.

Sebelumnya, dalam upaya memperluas bisnisnya, tahun lalu Komerce juga telah merampungkan akuisisi terhadap startup omnichannel, Boostr. Akuisisi ini menandai keseriusan Komerce dalam membantu lebih banyak UMKM di bidang e-commerce dengan solusi yang semakin komprehensif. Langkah tersebut, bersama dengan bergabungnya RajaOngkir, menunjukkan komitmen Komerce dalam memberikan solusi end-to-end yang efektif bagi para pelaku usaha kecil dan menengah.

Komerce, yang didirikan pada tahun 2020, telah melayani lebih dari 30.000 UKM dengan berbagai solusi seperti Komship untuk manajemen pengiriman, Kompack untuk pergudangan, dan Komplace untuk omnichannel SaaS. Pada tahun 2023, Komerce mencatatkan profitabilitas dengan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 300%. Saat ini, perusahaan juga sedang melakukan penggalangan dana Seri A untuk memperluas adopsi solusinya di seluruh Indonesia.

Kolaborasi antara Komerce dan RajaOngkir ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam memajukan ekosistem e-commerce di Indonesia, terutama dalam hal efisiensi logistik dan pengiriman bagi para pelaku usaha.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Kargo Technologies Dikabarkan Dapat Pendanaan Rp144 Miliar Dipimpin AC Ventures

Pengembang platform marketplace logistik Kargo Technologies dikabarkan membukukan pendanaan seri A dari para investor terdahulu. Mengutip data regulator, seperti tercantum di laporan Alternative.pe, AC Ventures memimpin putaran ini dengan dukungan Teleport, Intudo Ventures, Tenaya Capital, January Capital, Peak XV, dan Cypress Capital.

Total dana yang berhasil dihimpun dalam putaran ini mencapai $8,8 juta atau setara Rp144 miliar. Dengan dana segar ini, diestimasi nilai valuasi perusahaan telah mencapai $100 juta. Namun demikian yang menjadi catatan, putaran seri A ini menyiratkan pembelian saham dengan harga yang lebih rendah (downround) dibandingkan dengan putaran sebelumnya.

Kami sempat meminta keterangan kepada pihak terkait mengenai pendanaan ini, namun mereka memilih tidak berkomentar.

Kargo menyediakan solusi marketplace yang menghubungkan transporter dan shipper. Mengutip dari situs resminya, saat ini mereka telah memiliki lebih dari 8 ribu jaringan transporter di semua moda transportasi (darat, laut, dan udara), baik untuk pasar domestik ataupun internasional. Khusus untuk armada truk, sudah ada lebih dari 15 ribu jaringan yang ada di marketplace, dengan 1.500 sopir terpercaya. Kini Kargo telah dipercaya lebih dari 200 perusahaan seperti Orang Tua, Unilever, Nestle, Kino, Danone, dan lainnya.

Kargo didirikan sejak tahun 2018 oleh Tiger Fang (CEO) dan Yodi Aditya (CTO). Pada Februari 2022 lalu, anak usaha grup maskapai AirAsia, yakni Teleport, memberikan  pendanaan ke Kargo. Perusahaan lain pun juga menaruh investasi ke startup logistik ini, termasuk CVC milik Coca-Cola, Amatil X dan juga perusahaan logistik last-mile FedEx.

Dalam sebuah kesempatan tahun lalu, Tiger Fang menyampaikan bahwa saat ini Kargo baru melayani 1% dari total potensi industri logistik di Indonesia. Diperkirakan ukuran pasarnya mencapai $250 miliar.

Selain Kargo, penyedia platform teknologi logistik lain yang juga sudah beroperasi di Indonesia termasuk Logisly, Waresix, dan Andalin. Beberapa di antaranya menyediakan solusi selain manajemen transportasi untuk truk, seperti Andalin yang juga menjangkau transportasi udara dan laut dan Waresix yang menawarkan layanan manajemen warehouse.

Application Information Will Show Up Here

McEasy Umumkan Pendanaan Seri A+ Dipimpin Granite Asia

Startup pengembang solusi logistik McEasy mengumumkan perolehan pendanaan seri A+, membuat dana yang berhasil terkumpul pada putaran ini mencapai $11 juta atau sekitar Rp178 miliar. Pendanaan ini dipimpin Granite Asia dengan keterlibatan investor sebelumnya, yakni East Ventures.

Putaran pendanaan seri A McEasy pertama kali diumumkan pada pertengahan 2022 dengan East Ventures sebagai pemimpin. Waktu itu perusahaan berhasil membukukan dana $6,5 juta, dengan keterlibatan investor sebelumnya. Sementara itu, pendanaan awal McEasy berhasil didapat pada September 2021 senilai $1,5 juta dipimpin East Ventures.

“Kami berencana menggunakan dana tersebut untuk mempercepat pengembangan solusi IoT baru, menerapkan video keselamatan transportasi berbasis kecerdasan buatan kelas dunia dan memperkenalkan produk ekosistem supply chain yang customer-centric. Komitmen kami adalah untuk terus memberikan solusi inovatif yang dapat menjawab tantangan pada ekosistem logistik Indonesia,” kata Co-Founder McEasy Hendrik Ekowaluyo.

McEasy didirikan tahun 2017 di Surabaya oleh Hendrik dan rekannya Raymond Sutjiono dengan visi mengubah ekosistem transportasi dan rantai pasokan Indonesia melalui digitalisasi. Adapun solusi yang saat ini tersedia cukup lengkap, mulai dari aplikasi Fleet Management, Delivery Management, Delivery Optimization, dan sebagainya — dilengkapi dengan hardware IoT yang dapat tertanam di armada.

Kinerja bisnis

McEasy sediakan solusi teknologi terpadu untuk manajemen armada logistik / McEasy
McEasy sediakan solusi teknologi terpadu untuk manajemen armada logistik / McEasy

Disampaikan bahwa dalam 18 bulan terakhir McEasy berhasil meningkatkan kemitraan 6x lipat, sehingga saat ini adalah lebih dari 1500 perusahaan yang telah memanfaatkan solusinya.

Henrdik dan Raymond percaya bahwa ruang pertumbuhan di industri ini masih sangat besar. Pasalnya sektor logistik Indonesia dilanda fragmentasi dan inefisiensi, dengan lebih dari 85% pelaku logistik masih mengandalkan metode manual menggunakan pena dan kertas.

Hal ini menyebabkan tiga tantangan utama: rendahnya kepuasan pengiriman, biaya pengiriman yang tidak efisien dan perilaku pengemudi yang buruk. Mengatasi tantangan-tantangan ini sangat penting demi meningkatkan daya saing Indonesia dan keberhasilan bisnis logistik.

“Pada tahun 2023, jumlah perusahaan yang terintegrasi dengan McEasy meningkat dengan substansial. Artinya, solusi McEasy terbukti dibutuhkan oleh pelaku industri. Pendekatan yang customer-centric dan market insight yang mendalam menjadikan McEasy sebagai solusi terbaik bagi ekosistem logistik Indonesia. Granite Asia mendukung McEasy mentransformasi industri logistik dengan menetapkan standar baru dalam keunggulan operasional dan mendorong peningkatan efisiensi yang signifikan,” imbuh Dimitra Taslim dari Granite Asia.

Di Indonesia, McEasy berhadapan dengan sejumlah pemain dalam menyajikan layanan digitalisasi logistik. Di antaranya ada TransTRACK, Titip.io, LODI, Logee, MileApp, dan sejumlah pemain lainnya.

Application Information Will Show Up Here

KPPU Mulai Sidangkan Dugaan Monopoli Jasa Pengiriman Shopee Express

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah memulai Sidang Pemeriksaan Pendahuluan untuk menyelidiki dugaan monopoli jasa pengiriman barang di marketplace oleh PT Shopee International Indonesia dan PT Nusantara Ekspres Kilat (SPX).

Sidang tersebut dilaksanakan hari ini (28/05) dipimpin Wakil Ketua KPPU Aru Armando sebagai Ketua Majelis Komisi dengan agenda Pemaparan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) oleh Investigator  dan pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian alat bukti.

Kasus ini, yang tercatat sebagai Perkara Nomor 04/KPPU-I/2024, mencakup pelanggaran Pasal 19 huruf d dan Pasal 25 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999.

Dugaan ini mencuat setelah ditemukan indikasi bahwa Shopee menggunakan algoritma yang dirancang secara diskriminatif untuk memprioritaskan SPX dalam pengiriman paket kepada konsumen. Investigator KPPU mengungkapkan bahwa Shopee secara otomatis mengaktifkan layanan SPX dan J&T di dashboard penjual, sementara perusahaan jasa pengiriman lain yang memiliki performa pelayanan baik tidak mendapatkan perlakuan yang sama.

“Kami menemukan bahwa Shopee telah melakukan diskriminasi dalam pemilihan perusahaan jasa pengiriman yang diaktifkan otomatis secara massal di dashboard penjual,” ujar investigator KPPU dalam sidang tersebut.

Investigator juga menyoroti pengangkatan Handika Wiguna Jahja, Direktur PT Shopee International Indonesia, yang juga menjabat sebagai Direktur PT Nusantara Ekspres Kilat sejak 27 Juni 2018. Hubungan afiliasi melalui jabatan rangkap ini dinilai dapat mempengaruhi kebijakan dan perilaku kedua perusahaan, yang berpotensi merugikan persaingan usaha.

KPPU menilai bahwa kebijakan diskriminatif ini tidak hanya merugikan perusahaan jasa pengiriman lain tetapi juga menimbulkan dampak persaingan langsung yang merugikan konsumen. Dengan mengutamakan SPX, Shopee dianggap menciptakan praktik ekslusif yang tidak adil dalam persaingan jasa pengiriman di marketplace mereka.

Dalam sidang tersebut, kuasa hukum Shopee tidak memberikan tanggapan spesifik terkait Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) yang disampaikan oleh investigator KPPU. Mereka hanya mengkonfirmasi bahwa Shopee telah menerima surat undangan pemaparan LDP dan telah memenuhi permintaan tersebut.

“Kami berkomitmen untuk selalu mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia,” ujar manajemen Shopee dalam keterangannya.

Sidang berikutnya dijadwalkan pada 6 Juni 2024, di mana kuasa hukum Shopee akan memberikan tanggapan terhadap laporan dugaan pelanggaran tersebut. Ketua Majelis Komisi sidang perkara ini adalah Aru Armando, dengan anggota Majelis Komisi Gopprera Panggabean dan Budi Joyo Santoso.

Kasus ini menjadi perhatian besar di kalangan pelaku usaha e-commerce dan jasa pengiriman, serta publik yang mengharapkan adanya persaingan usaha yang sehat dan adil di Indonesia. KPPU terus melakukan pemantauan dan investigasi lebih lanjut untuk memastikan tidak adanya praktik monopoli yang merugikan persaingan dan konsumen.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Waresix Dilaporkan Pangkas Karyawan di Divisi Produk dan Pengembangan

Startup logistik Waresix dilaporkan telah merumahkan sejumlah karyawannya di divisi data dan teknis. Menurut sumber, seperti dilansir dari TechinAsia, PHK tersebut diumumkan pada 16 Februari 2024, dilakukan untuk merampingkan departemen product and engineering. Tidak diketahui berapa banyak karyawan yang terdampak layoff.

Dalam email yang dikirimkan ke stafnya, Waresix menyatakan bahwa, “Petinggi mempertimbangkan dan membuat keputusan sulit ini dengan sangat berhati-hati.”

Adapun, Waresix akan memenuhi kewajiban sesuai hak dan manfaat bagi karyawan yang terdampak.

Diketahui, Waresix sempat aktif melakukan perekrutan karyawan baru dan memastikan tidak ada PHK massal di tengah ancaman resesi global 2023. Pasalnya, industri logistik dalam negeri saat itu diproyeksi terus tumbuh. Data BPS mencatat logistik sebagai sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional tertinggi di kuartal II 2023 dengan 15,28%.

“Kami terus melakukan perekrutan untuk mengisi posisi yang dibutuhkan di masa pertumbuhan bisnis ini,” ungkap Presiden Waresix Eric Dharma dalam keterangan resminya tahun lalu.

Sebagai informasi, Waresix didirikan oleh Andree Susanto dan Edwin Wibowo pada 2017. Perusahaan mengembangkan solusi logistik terintegrasi mulai dari transportasi darat, pergudangan, hingga pengiriman ke seluruh pulau dengan model bisnis berbasis aset ringan alias tidak memiliki aset truk/gudang.

Waresix diketahui terakhir kali menerima pendanaan seri B+ sebesar $50 juta (sekitar Rp780 miliar) dari Tiger Global, Temasek, dan East Ventures. Beberapa investor lain yang juga mendukung Waresix termasuk EMTEK, Jungle Ventures, hingga Softbank.

Dari seluruh putaran, mengutip data yang disetorkan ke regulator diperkirakan Waresix sudah mengumpulkan pendanaan ekuitas senilai $157,2 juta dengan valuasi post-money $420 juta.

Waresix juga menjadi salah satu investor startup rantai pasok agribisnis Gokomodo pada September 2022.

Mengutip informasi di situs resminya, Waresix tercatat telah melayani lebih dari 1.500 klien enterprise, mengelola lebih dari 150 ribu meter persegi, mengangkut muatan 20 juta metrik ton dengan dukungan 50.000 armada truk.

Di Indonesia ada sejumlah startup yang juga bergerak di sektor industri yang sama, di antaranya Logisly, TransTRACK, LODI, Kargo Tech dan beberapa lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Startup Logistik Fr8Labs Tutup Pendanaan Awal 23 Miliar Rupiah

Startup logistik berbasis di Indonesia dan Singapura, Fr8Labs, menutup putaran pendanaan awal sebesar $1,5 juta (sekitar 23 miliar Rupiah) dari East Ventures, FEBE Ventures, Kaya Founders, Mulia Sky Capital, Seedstars International Ventures, Venturra, dan sejumlah angel investor.

Fr8Labs adalah penyedia jasa freight forwarding (pengangkutan barang/muatan) berbasis AI dengan cakupan di Asia Tenggara. Pendanaan ini akan digunakan untuk mendukung pengembangan produk dan ekspansi pasar Fr8Labs.

“Dukungan ini memungkinkan kami meningkatkan solusi teknologi logistik sehingga dapat memberikan nilai tambah di sepanjang rantai nilai. Solusi kami dirancang khusus dan inovatif agar pelaku bisnis menjadi lebih efisien dan kompetitif. Kami sangat antusias untuk merevolusi cara para freight forwarder beroperasi,” ujar Co-Founder & CEO Fr8Labs Glenn Lai.

Fr8Labs didirikan pada awal 2022 oleh Glenn Lai (eks COO Bizzy Indonesia) dan Felix Lu. Dengan latar belakang keluarga di freight forwarder, Lai menyadari adanya kesenjangan antara perkembangan industri kargo di Asia dengan di AS yang relatif telah terdigitalisasi.

Pasar logistik Asia Tenggara bernilai $389 miliar pada 2022 dengan CAGR 11.8% dalam 5 tahun ke depan berdasarkan studi OECD. Saat ini, Fr8Labs sudah beroperasi dengan pelanggan berbayar di Singapura, Malaysia, Indonesia, Taiwan, dan Australia.

“Penerapan teknologi sangat penting dalam industri logistik karena dapat meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas. Pelaku industri juga masih menghadapi tantangan mengembangkan logistik digital. Solusi teknologi inovatif Fr8Labs hadir untuk mengatasi tantangan yang dihadapi freight forwarder di Asia Tenggara,” kata Managing Partner East Ventures Roderick Purwana.

Digitalisasi jasa muatan

Disampaikan dalam keterangan resminya, freight forwarder punya peran penting dalam memfasilitasi perdagangan global. Menurut laporan DHL, perdagangan intra-Asia menyumbang terbesar dengan 30% dari total volume perdagangan TEU (unit ekuivalen dua puluh kaki) di dunia, dan dua kali lipat ukuran pasar AS. Namun, jasa ini masih beroperasi secara tradisional dan terfragmentasi,.

Adapun, kebanyakan pelaku freight forwarder internasional berskala besar telah terhubung secara digital demi meningkatkan efisiensi hingga ketahanan, yang disebut sebagai faktor penting menghadapi tantangan dan peluang abad ke-21.

Namun, situasi ini berbeda dengan pasar Asia yang didominasi oleh bisnis skala kecil dan menengah (UKM) di mana terdapat kesenjangan teknologi. Selain itu, proses backend secara offline mengakibatkan terjadinya banyak redudansi dan pengeluaran biaya yang dapat dihindari, misalnya denda demurrage. 

Fr8Labs mengembangkan berbagai solusi untuk freight forwarder di Asia, termasuk sistem operasional (OS) berbasis cloud dan bot asisten sebagai co-pilot AI. Solusi ini memungkinkan mereka mendigitalisasi industri kargo dengan menyederhanakan operasi.

Platform Fr8Labs juga memungkinkan pengiriman dan alur kerja secara otomatis, menghasilkan berbagai dokumen lengkap dalam satu langkah, dan mengurangi kesalahan manusia yang dapat menyebabkan keterlambatan seperti kesalahan dalam pengajuan ke pabean.

Fr8Labs akan memperluas pengalaman layanan dengan menawarkan beberapa produk pendukung yang relevan, seperti WMS, perdagangan FX, pembiayaan, asuransi kargo, visibilitas dan manajemen tarif, dan marketplace. Seluruhnya terintegrasi dalam satu platform agar dapat menawarkan pengalaman terpadu dalam satu interface.

Setelah Malaysia, TransTRACK Segera Masuk Singapura Jelang Akhir 2023

Startup fleet tech enabler TransTRACK segera ekspansi ke Singapura. Bila tidak ada aral melintang, peresmiannya akan dilakukan pada bulan Desember ini. Ekspansi dilakukan dalam rangka memperluas solusi digitalisasi operasional armada kendaraan untuk berbagai industri.

“Terdekat adalah Singapura, harapannya akhir tahun ini bisa start karena company-nya [Indo Trans Teknologi Pte. Ltd.] di sana sudah ada, tinggal operation-nya saja,” ucap Founder dan CEO TransTRACK Anggia Meisesari saat media briefing, kemarin (22/11).

Sebelumnya, pada Maret ini, perusahaan telah melebarkan sayapnya ke Malaysia, bermitra dengan Northport, salah satu pelabuhan serba guna terbesar skala nasional yang menangani berbagai macam kargo dan kontainer untuk segala jenis dan ukuran pengiriman. “Kami ditunjuk untuk menangani logistik halal di sana.”

Anggia menuturkan ekspansi ini tidak berhenti di dua negara saja. Negara lainnya yang sedang dibidik pada tahun selanjutnya adalah Thailand, Vietnam, dan Australia. Kendati begitu, ia memastikan fokus utama perusahaan tetap Indonesia karena layanannya belum menjangkau kota lapis dua dan tiga.

“Australia bonus saja, kalau sudah dirasa sudah oke baru kita masuk, karena kita sudah ada partner yang sudah market research untuk kita. Di sana banyak pemain logistik besar dan mining.”

Sejak berdiri di 2019, TransTRACK telah menjangkau lebih dari 90 kota di Indonesia dan 25 kota di Malaysia, serta melayani lebih dari 900 klien dengan mengelola 100 ribu unit kendaraan. Para klien ini mayoritas berasal dari industri logistik dan transportasi umum, sisanya jasa keuangan, F&B, penyewaan kendaraan & alat berat, manufaktur dan jasa, dealer, pertambangan, perkebunan, pertanian, dan pelabuhan.

Seluruh bisnis perusahaan berasal dari klien B2B dengan model monetisasi berlangganan minimal 12 bulan, bahkan ada yang sampai 60 bulan. Churt rate juga terbilang mini, hanya 0,27%. Anggia menjelaskan, kecilnya churn rate ini dilatarbelakangi oleh pelayanan perusahaan yang optimal terhadap klien. Makanya banyak yang terus melanjutkan langganannya hingga kini.

“Biasanya yang tidak lanjut [langganan] karena ada klien sedang efisiensi sehingga ada unit kendaraannya yang dijual.”

Menurutnya, dengan model bisnis sepert ini struktur keuangan TransTRACK terbilang sehat karena capai EBITDA positif sejak tahun lalu. Kendati tidak disebutkan spesifiknya dalam bentuk nominal.

Produk TransTRACK

TransTRACK Experience Center / TransTRACK

TransTRACK memosisikan dirinya berbeda dengan startup teknologi lainnya yang bergerak di bidang logistik, seperti Waresix, Logisly, dan sebagainya. Lantaran solusi yang dihadirkan menyeluruh dan tidak untuk industri logistik saja. Sebanyak dua solusi dihadirkan saat ini, Fleet Operation Optimizer dan Supply Chain Integrator.

“Banyak pemain yang solusinya partial, sementara kami end-to-end. Beberapa malah ada yang jadi klien kami,” tambah Anggia.

Melalui solusi Fleet Operation Optimizer, TransTRACK menyediakan Fleet Telematics sebagai pengendali armada, kargo dan pengemudi; Vehicle Maintenance System untuk mengendalikan proses pemeliharaan kendaraan; dan Truck Appointment System untuk mengurangi antrian truk serta mempercepat proses loading/unloading.

Sedangkan, melalui Supply Chain Integrator, TranTRACK menyediakan platform integrasi dan ekosistem rantai pasok yang dapat membantu pemilik kargo, operator armada, dan perusahaan third-party logistics (3PL) mengoptimalkan bisnisnya. Dalam platform ini, TransTRACK juga membantu penyediaan asuransi barang dan pembiayaan.

Terdapat produk software dan hardware dalam solusi tersebut. Dirinci lebih jauh, untuk produk hardware, meliputi GPS Tracker, Hybrid GPS Tracker, personal tracker, E-Seal, 360 Camera, Advanced Driver Assistance Systems (ADAS), Driver Management System (DMS), Fuel Stabilizer, dan Adaptive Gateway.

Sementara, produk software berbentuk SaaS yang dikembangkan perusahaan di antaranya Transportation Management System (TMS). TMS ini digunakan untuk mendigitalisasi operasi bisnis armada transportasi dalam satu sistem. Klien dapat mengelola kesehatan dan kondisi kendaraan maupun bisnis transportasi dan logistikmu, mulai dari manajemen pemesanan dan perencanaan, hingga pencatatan kasir dan sistem penagihan billing.

TMS juga sediakan, pemantauan manajemen armada transportasi, mengontrol pemeliharaan kendaraan, meningkatkan utilitas dan keamanan armada, manajemen dan perencanaan bisnis, manajemen vendor, dan pengiriman.

TransTRACK Experience Center / TransTRACK

Dalam rangka menjangkau lebih banyak calon klien/mitra bisnis baru, perusahaan menghadirkan TransTRACK Experience Center yang bertempat di kantor pusat TransTRACK di Menari 165 Lantai 6, Jakarta Selatan. Di sana, calon pengguna dapat merasakan langsung teknologi berbasis IoT dan AI yang dibangun perusahaan dan bagaimana teknologi tersebut dapat digunakan di berbagai industri.

Selain melihat produk software dan hardware, disediakan pula Cockpit Simulator yang memungkinkan pengunjung untuk memiliki pengalaman berkendara dengan truk besar dan mencoba fitur-fitur secara real-time melalui simulator interaktif.

Co-Founder dan CTO TransTRACK Aris Pujud Kurniawan menyampaikan simulator ini menyediakan berbagai skenario yang mungkin terjadi dalam pengoperasian armada, sehingga pengunjung dapat mengasah keterampilan dan mengambil keputusan yang tepat.

E-Seal misalnya, salah satu teknologi TransTRACK yang dipasang pada pintu kargo atau kontainer dengan fitur-fitur yang komprehensif, seperti identifikasi elektronik, pelacakan real-time, sistem pemantauan, dan keandalan mekanisme penguncian.

“Semua produk yang dikembangkan oleh TransTRACK dapat dikustomisasi secara khusus dengan menyesuaikan pada kebutuhan spesifik pelanggan, sehingga akan memberikan hasil yang maksimal bagi operasional bisnis dalam berbagai sektor industri,” kata Pujud.

Diklaim solusi-solusinya mampu meningkatkan produktivitas dan utilisasi armada sebesar 40%, juga mengurangi biaya yang terkait dengan penggunaan kendaraan sebesar 30% dengan mendigitalisasi operasi armada mereka.

“Kami berencana untuk mengembangkan teknologi lebih jauh di AI dan masuk ke green tech, seperti kendaraan listrik, mengingat kami sudah banyak bantu klien mengurangi emisi yang dikeluarkan dengan berbagai penghematan,” pungkasnya.

Disebutkan tim TransTRACK saat ini mencapai 184 orang, lima karyawan di antaranya bertempat di Malaysia. Kemudian, sebanyak 50 orang dari total tim merupakan tim teknologi dengan lokasi kantor terpisah dari kantor pusat, yakni di Bandung.

Blibli Adopsi AI untuk Pengemasan Paket, Hemat Waktu Sampai 30%

Blibli (PT Global Digital Niaga Tbk) mengungkapkan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di operasional logistiknya mampu menghemat waktu pengemasan paket (AI packaging recommendation) antara 27%-30%.

Teknologi ini mulai dikembangkan pada awal 2023 oleh tim internal dan secara bertahap diimplementasikan ke berbagai aspek, tak hanya di logistik, tapi juga rantai pasok hingga last-mile ke depannya.

Head of Business Process Transformation Blibli Azizah Purwitasari menyampaikan teknologi ini sudah digunakan untuk memberikan rekomendasi secara real time untuk para packer jenis kemasan mana yang paling efisien untuk setiap paket.

“Kita akan kasih tahu packer ini jenis barang apa, lalu bungkusnya dengan apa saja. AI akan beri rekomendasi dari stok [kardus] pakai nomor berapa, shrink wrap, atau bubble wrap, yang paling kecil air gap-nya, berdasarkan ukuran dan dimensinya,” terangnya saat temu bersama sejumlah media di Gudang Blibli Medan Satria, Bekasi, pekan lalu (17/11).

Rekomendasi ini muncul dengan memasukkan seluruh rekam jejak Blibli selama 12 tahun bagaimana mengemas paket ke dalam AI. Perseroan memiliki lebih dari 30 jenis kardus dengan berbagai ukuran dan dimensi. AI ini sudah terhubung dengan sistem dasbor WMS (warehouse management system) yang biasa digunakan packer.

Setelah barang pesanan konsumen terkumpul dalam satu wadah, mereka akan memindainya dengan kode QR yang tertera. WMS akan memunculkan rekomendasi cara pengemasan mana yang tepat untuk pesanan tersebut dan packer tinggal mengikutinya saja.

AI packaging recommendation / DailySocial

Saat ini, implementasi AI pada pengemasan paket sudah diadopsi hingga 86%, yang artinya rekomendasi yang diberikan oleh AI semakin baik dan tepat untuk dijadikan acuan oleh tim packer pada saat melakukan pengemasan barang. Ditambah lagi, inovasi ini juga sudah menurunkan biaya pengemasan hingga 11% selama empat bulan dioperasikan.

Azizah melanjutkan, ada lima manfaat yang diperoleh dari implementasi solusi AI di jaringan gudang Blibli, yakni:

  • menghemat waktu untuk efisiensi operasional yang lebih baik,
  • mengurangi biaya kemasan dengan memilih material yang lebih tepat guna,
  • membantu pihak gudang mengurangi kesalahan dalam proses packing produk yang akan dikirim,
  • mengurangi risiko air gap packaging demi jaminan barang tetap prima hingga ke tangan konsumen, dan
  • meningkatkan dukungan terhadap nilai-nilai ESG melalui prosedur yang lebih ramah lingkungan.

“Kita melakukan 9 cycle loop untuk implementasi AI, mulai dari business process understanding, data preparation, model development, testing, feedback, iteration. Monitoring masih terus berjalan. Dari awal sampai implementasi sudah 9 bulan, kita termasuk cepat karena rata-rata di industri itu butuh 1 tahun.”

Implementasi AI di area lainnya

Azizah menyampaikan, pemanfaatan teknologi AI di bidang operasional logistik punya banyak peran, seperti prediksi kebutuhan stok, rekomendasi kebutuhan yang terpersonalisasi, identifikasi dan solusi masalah secara real-time hingga kontribusi pada pengelolaan logistik yang lebih cepat dan efisien.

“Integrasi AI juga tidak hanya melibatkan pengembangan teknologi, tetapi juga dalam strategi bisnis yang menyeluruh untuk mencapai keunggulan kompetitif dan pertumbuhan berkelanjutan.”

Lebih lanjut, pemanfaatan AI memperkuat komitmen Blibli dalam membangun sistem pergudangan dan distribusi yang lebih efektif dan memadai, yang kini didukung oleh 16 gudang terpadu yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Jaringan logistik Blibli juga menerapkan siklus transformasi yang berasal dari proses kolaborasi dengan berbagai tim, mulai dari tim Business Process Transformation, Warehouse, Data Science, Data Analytics, dan tim Technology Warehouse Management System.

“Proses pembangunan model AI tidak hanya sekadar kegiatan pengembangan, melainkan suatu perjalanan pembelajaran berkelanjutan. Saat ini, manfaat AI dalam sistem logistik sudah semakin terukur berkat peningkatan adoption rate dan pengurangan packaging cost yang signifikan. Tentunya evaluasi dan analisis masih akan terus dilakukan untuk mengoptimalkan implementasi, memastikan efisiensi, dan meningkatkan manfaat secara keseluruhan.”

Masih banyak isu-isu di logistik dan rantai pasok yang bisa mengadopsi AI. Beberapa yang sudah dilakukan adalah memprediksi keterlambatan pesanan, rekomendasi produk, dan mengukur nomor sepatu. Selanjutnya memberikan rekomendasi rute untuk kurir last mile berdasarkan lokasi pengiriman agar waktu mereka lebih efisien.

“AI ini malah bantu kita, bukan menggantikan karena membuat proses kerja jadi lebih efisien. Ujung-ujungnya peran serta manusia itu tetap jadi faktor terpenting,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Segera IPO di Bursa Hong Kong, J&T Express Incar Dana Segar 8 Triliun Rupiah

J&T Global Express dilaporkan mengincar dana sebesar $500 juta (sekitar hampir Rp8 triliun) dari aksi penawaran saham perdana (IPO) di bursa efek Hong Kong sebagaimana diberitakan Reuters.

Dalam laporan sebelumnya, penyedia layanan logistik tersebut sempat menargetkan $1 miliar lewat IPO yang ditargetkan pada semester II 2023. Angka ini disebut bakal menjadi penjualan saham terbesar kedua di Hong Kong di sepanjang 2023 setelah ZJLD Group yang mengumpulkan $675,2 juta pada April.

Sementara menurut sumber lain seperti diberitakan Bloomberg, pertimbangan J&T IPO di Hong Kong dikarenakan regulator Tiongkok tengah meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan yang beroperasi di luar negeri. Beberapa investor J&T juga berbasis di Tiongkok.

J&T Express didirikan oleh Jet Lee dan Tony Chen, petinggi perusahaan ponsel Oppo di 2015. Pada 2021, J&T Express memperoleh investasi sebesar $2,5 miliar dengan valuasi tembus $20 miliar dari Boyu Capital, Hillhouse Capital Group, Sequoia Capital China, hingga raksasa gaming Tencent Holdings.

Selain untuk IPO, sumber mengungkap bahwa penggalangan dana ini sejalan dengan ekspansi J&T ke Tiongkok dan Amerika Latin.

Jelang IPO, J&T Express sempat mengakuisisi 100% saham Fengwang Information, anak usaha SF Holding yang mengoperasikan Fengwang Express sebesar ¥1.183 miliar (sekitar Rp2,5 triliun). SF adalah penyedia layanan logistik terbesar di Tiongkok secara end-to-end untuk rute domestik dan internasional.

Akuisisi ini dilakukan untuk memperkuat posisi J&T di pasar logistik Tiongkok yang saat ini dikuasai oleh SF Holding, serta kompetitor ZTO Express dan jaringan logistik raksasa milik Alibaba Group dan JD.com. Di Indonesia, J&T Express ikut bersaing dengan pemain logistik penyedia layanan last mile, seperti SiCepat dan Ninja Xpress.