OPPO Reno7 Pro Punya Edisi Terbatas League of Legends, Tonjolkan Karakter Champion Jinx

League of Legends atau disingkat LoL garapan Riot Games merupakan salah satu game PC dengan genre multiplayer online battle arena (MOBA) paling populer di dunia dan rival abadi Dota 2. Versi mobile-nya, League of Legends: Wild Rift juga telah tersedia di platfrom Android dan iOS.

Selain itu, pada bulan November lalu serial adaptasi dari game League of Legends tayang di Netflix dengan judul Arcane. Arcane berlatar di tengah perselisihan antar kota Piltover dan Zaun, dua saudari bertempur sebagai musuh dalam perang antara teknologi sihir dan konflik keyakinan.

Dua karakter utama dalam serial adalah Powder (Jinx) dan Vi yang juga merupakan champion legendaris dalam game LoL. Karakter champion lain yang muncul adalah Jayce, Caitlyn, Viktor, Heimerdinger, Ekko, dan Singed. Season satunya terdiri dari sembilan episode, silahkan menontonnya bagi yang belum sempat nonton.

Baru-baru ini, Riot Games dan OPPO juga telah bekerja sama dalam meluncurkan smartphone OPPO Reno7 Pro League of Legends limited edition yang saat ini baru tersedia untuk pasar Tiongkok. Bila versi standar tersedia dalam opsi warna blue, black, dan gold. Perangkat edisi khusus ini hadir dengan banyak perubahan visual yang lebih atraktif layaknya smartphone gaming.

Seperti Arcane, OPPO Reno7 Pro League of Legends edition juga menampilkan elemen dua saudari Jinx dan Vi. Mari tengok di bagian belakang, perangkat ini menampilkan warna hitam dengan finishing matte. Ia punya logo L besar yang cukup menonjol dengan warna biru yang merupakan warna rambut Jinx.

Bingkai kamera bagian atas juga dicat biru dan demikian pula ring kamera yang terdapat di bingkai bawahnya. Bagian tepi pada sekeliling bingkainya juga punya aksen dua warna berbeda yakni biru di kiri dan pink di kanan. Pink ini kemungkinan elemen warna yang diambil dari karakter Vi. Kemudian di sisi kanan bodi terdapat tulisan League of Legends.

Tak sampai di situ, kotak penjualannya spesial karena dikemas dalam rocket cannon milik Jinx dan kelengkapan aksesorinya turut mendapat sentuhan. Selain itu, antarmuka Reno7 Pro edisi ini hadir dengan tema khusus League of Legends.

Dari segi spesifikasi, OPPO Reno7 Pro League of Legends edition identik dengan versi standarnya. Ia mengusung layar AMOLED 6,55 inci FHD+ dengan refresh rate 90 Hz dan menjalankan sistem operasi ColorOS 12 berbasis Android 11.

Dapur pacunya menggunakan chipset MediaTek Dimensity 1200 Max 5G.
Bedanya bila versi standar hadir dengan opsi RAM 8GB, edisi LoL membawa RAM RAM 12GB dan penyimpanan iternal 256GB dengan harga CNY 3.999 atau sekitar Rp9 jutaan.

Sumber: GSMArena

Riot Ungkap Lebih Banyak Detail Soal Fighting Game yang Sedang Digarapnya, Project L

2019 lalu, Riot Games sempat mengumumkan bahwa salah satu proyek baru yang sedang mereka garap adalah sebuah fighting game dengan codename Project L. Setelah sekian lama bungkam, Riot akhirnya berani buka-bukaan lebih banyak soal game tersebut.

Project L dideskripsikan sebagai sebuah tag-team style fighting game, yang berarti setiap pemain akan menjalankan dua karakter sekaligus secara bergantian. Menurut Riot, kontrol di Project L “mudah untuk dipelajari tapi sulit untuk dikuasai”, dan ini mereka yakini sebagai cara terbaik untuk mengakomodasi semua kalangan pemain, dari yang amatir sampai yang pro.

Kalau melihat cuplikan videonya di bawah, gameplay-nya sejauh ini memang sudah kelihatan cukup matang, akan tetapi Project L sebenarnya masih jauh dari kata selesai (bahkan judul finalnya pun belum ada). Riot belum punya estimasi jadwal perilisannya, tapi yang pasti tidak tahun ini ataupun tahun depan.

Beberapa aspek esensial, seperti misalnya core gameplay, kontrol, dan art direction untuk Project L memang sudah hampir selesai difinalisasi, namun Riot masih punya banyak PR terkait karakter, stage, menu, UI, maupun sistem ranking. Belum diketahui berapa banyak karakter yang akan tersedia nantinya, tapi yang sudah terkonfirmasi sejauh ini adalah Jinx, Darius, Ahri, dan Ekko.

Aspek teknis seperti rollback netcode juga tidak dilupakan, dan Riot berniat mengintegrasikan sejumlah teknologi yang sudah mereka gunakan sekarang, macam RiotDirect yang terbukti efektif dalam meminimalkan ping di League of Legends maupun Valorant.

Riot menegaskan bahwa pengembangannya tidak akan dilakukan secara terburu-buru karena mereka ingin menciptakan game yang dapat dimainkan oleh komunitas pencinta fighting game selama bertahun-tahun. Rencananya, mereka bakal menyingkap update anyar seputar Project L paling cepat di awal babak kedua tahun 2022.

Sebulan terakhir ini merupakan periode yang sangat produktif buat Riot Games. Mereka merilis serial animasi Arcane di Netflix yang menuai banyak pujian positif, tidak ketinggalan pula dua game spin-off League of Legends berjudul Ruined King dan Hextech Mayhem. Mereka bahkan juga sempat mengumumkan dua game lain yang siap diluncurkan tahun depan, yakni Song of Nunu dan Conv/rgence.

Sumber: Riot Games via PC Gamer.

Inilah Daftar 22 Tim Peserta LoL World Championship 2021

Turnamen terbesar tahunan League of Legends bertajuk World Championship akan kembali digelar tahun ini. LoL World Championship 2021 direncanakan bergulir pada 5 Oktober hingga 6 November 2021 mendatang. Riot Games sebelumnya merencanakan menggelar World Championship tahun ini di Tiongkok. Namun karena masalah pandemi COVID-19, akhirnya tuan rumah LoL World Championship 2021 dipindahkan ke Eropa, lebih tepatnya di Islandia.

Sebanyak 22 tim peserta akan mengikuti gelaran LoL World Championship 2021. World 2021 kali ini akan dibagi jadi 2 babak yakni Play-in dan Group Stage.

Berikut ini daftar tim peserta LoL World Championship 2021:

Babak Play-In:

Image Credit: Liquipedia
  • Beyond Gaming (PCS – Asia Pasifik)
  • Cloud9 (LCS – Amerika Utara)
  • DetonatioN FocusMe (LJL – Jepang)
  • Galatasaray Esports (TCL – Turki)
  • Hanwha Life Esports (LCK – Korea Selatan)
  • Infinity (LLA – Amerika Latin)
  • LNG Esports (LPL – Tiongkok)
  • PEACE (LCO – Oseania)
  • RED Canids (CBLOL – Brasil)
  • Unicorns of Love (LCL – CIS)

Babak Group Stage:

Image Credit: Liquipedia
  • Edward Gaming (LPL – Tiongkok)
  • FunPlus Phoenix (LPL – Tiongkok)
  • Royal Never Give Up (LPL – Tiongkok)
  • DAMWON Gaming (LCK – Korea Selatan)
  • Gen.G (LCK – Korea Selatan)
  • T1 (LCK – Korea Selatan)
  • MAD Lions (LEC – Eropa)
  • Fnatic (LEC – Eropa)
  • Rogue (LEC – Eropa)
  • 100 Thieves (LCS – Amerika Utara)
  • Team Liquid (LCS – Amerika Utara)
  • PSG Talon (PCS – Asia Pasifik)

Pada babak Play-in, 10 tim peserta akan dibagi menjadi 2 grup. Babak Play-in akan menggunakan sistem round robin dengan format best of 1. Masing-masing juara grup akan lolos ke babak Groups Stage, sementara peringkat 2, 3, dan 4 klasemen kedua grup akan bertarung untuk memperebutkan 2 slot tersisa menuju babak Group Stage.

Pada babak group stage 16 tim peserta akan dibagi menjadi 4 grup. Babak Group Stage nantinya juga akan menggunakan sistem round robin dengan format best of 1. 2 tim teratas setiap grup akan lolos ke babak Playoff. Pada babak Playoff, 8 tim tersisa akan bertanding dengan sistem single elimination dengan format best of 5.

LoL World Championship sendiri merupakan turnamen yang rutin digelar oleh Riot Games selaku sang publisher. Tahun ini turnamen LoL World Championship akan memperebutkan total hadiah sebesar US$2.225.000 atau sekitar Rp31 miliar. Gelaran LoL World Championship 2020 lalu yang digelar di Tiongkok berhasil dimenangkan oleh DAMWON Gaming dari Korea Selatan.

BOOM Esports Finis di Posisi 5 Besar PCS Summer 2021

Kiprah BOOM Esports dalam mengarungi turnamen League of Legends bertajuk PCS Summer 2021 akhirnya harus terhenti. BOOM Esports kalah di babak playoff lower bracket round 2 atas tim Taiwan, Machi Esports dengan skor 3-2. Dengan kekalahan ini, BOOM Esports hanya mampu menempati posisi 5 besar klasemen akhir PCS Summer 2021.

Sebelumnya BOOM Esports datang sebagai tim Asia Tenggara dalam pagelaran PCS Summer 2021 ini. Tim ini diisi oleh pemain-pemain yang berbeda negara seperti Roccky dari Thailand, Holo dari Hongkong, Wako dari Taiwan, serta Ruby dan Pop dari Korea Selatan.

Sayangnya kehadiran pemain-pemain dari banyak negara tersebut tidak mampu mengangkat performa BOOM Esports. Pada babak group stage kemarin, BOOM Esports juga hanya mampu finis di urutan ke 4 klasemen akhir PCS Summer 2021 di bawah tim-tim Taiwan. Dengan hasil ini, maka BOOM Esports hanya mampu membawa pulang hadiah sebesar US$4.500 atau sekitar Rp65 juta.

PCS Summer 2021 saat ini sudah memasuki 3 besar babak playoff. Tim-tim yang tersisa yakni PSG Talon, Beyond Gaming, dan J Team. Ketiga tim tersebut merupakan tim dari Taiwan. Dominasi dari tim Taiwan memang sudah terjadi dari kemarin. Pada PCS Spring 2021 kemarin 4 tim teratas juga ditempati oleh tim Taiwan. PSG Talon yang jadi juara di PCS Spring 2021 kemarin.

Musim ini merupakan kali kedua BOOM Esports tampil dalam ajang Pacific Championship Series. Ajang ini merupakan liga League of Legends yang diselenggarakan oleh Riot Games untuk kawasan Asia Tenggara, Taiwan, dan Hongkong. Pada PCS Spring 2021 kemarin, BOOM Esports juga hanya mampu finis 7 besar dari 10 tim peserta.

PCS Summer 2021 sendiri dimulai pada 9 Juli kemarin hingga 29 Agustustus 2021 mendatang. Turnamen ini mempertemukan 10 tim League of Legends terbaik dari kawasan Asia Tenggara, Taiwan, dan Hongkong. PCS Summer 2021 memperebutkan total hadiah sebesar US$80.000 atau sekitar Rp1,1 miliar. Selain itu turnamen ini juga memperebutkan 2 slot menuju LoL World Championship. Ajang tersebut merupakan kompetisi League of Legends terbesar yang mempertemukan tim-tim terbaik dari seluruh dunia.

Riot Games Berkomitmen Adakan Turnamen LoL Wild Rift Global Tahun Ini

Keputusan Riot Games untuk merilis game MOBA andalan mereka League of Legends di platform mobile pada 2020 memang mengejutkan banyak fans. Namun kelihatannya visi masa depan tersebut berbuah manis karena Riot Games sendiri kelihatannya melihat potensi besar pada League of Legends: Wild Rift.

Dilansir dari The Esports Observer, dikabarkan bahwa Riot Games akan memberikan komitmen besar pada perkembangan LoL: Wild Rift termasuk mengadakan turnamen esport global pertamanya pada akhir tahun ini.

“Kami sangat percaya bahwa game mobile akan membantu mengubah masa depan esport,” ungkap John Needham, Global Head of Esport dari Riot Games.

Lebih lanjut Needham menjelaskan bahwa mereka memang belum memastikan secara pasti, namun mereka berkomitmen akan mengadakan event esport global Wild Rift pada kuartal keempat tahun 2021 ini.

Image credit: Riot Games

“Bagi kami, (komitmen) ini adalah tentang belajar dari 10 tahun pengalaman kami di esport LoL sekaligus juga memelajari apa yang membuat komunitas mobile spesial, menciptakan olahraga yang unik dan menarik untuk ditonton oleh para pemain Wild Rift.” Lanjut Needham.

Komitmen Riot Games terhadap LoL: Wild Rift memang patut diapresiasi, mengingat game mobile ini terhitung masih muda dan bahkan baru dirilis untuk region Amerika Utara pada Maret 2021 lalu. Namun Riot Games sendiri ingin segera membuat gebrakan untuk pasar esport mobile.

Sumber Gambar – Wild Rift Vietnam Official Channel.

LoL: Wild Rift sendiri sebenarnya telah melakukan penjajakan jauh sebelum inisiasi turnamen global-nya ini diadakan. Salah satunya adalah penetrasi terhadap Asia Tenggara yang merupakan pasar utama esport mobile. Termasuk salah satunya adalah menjadikan Wild Rift sebagai salah satu cabang olahraga esport pada SEA Games mendatang.

Fakta mengejutkan lain adalah LoL: Wild Rift dan judul-judul game mobile lainnya memiliki tingkat pemain wantia paling tinggi ketimbang game-game serupa di PC. Hal ini sendiri dibuktikan dengan lebih banyaknya organisasi esport di Asia Tenggara yang mendaftarkan squad wanitanya ke dalam Wild Rift meskipun umurnya masih muda.

Meskipun pasar Asia Tenggara merupakan region dengan perkembangan Wild Rift paling cepat sekarang, Riot Games sendiri tetap berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem esport LoL:Wild Rift ini merata di seluruh dunia.

Anime League of Legends, Arcane, Diumumkan dan akan Ditayangkan di Netflix

Video game kelihatannya mulai mendapat tempat nyamannya di serial TV. Alih-alih langsung membawanya ke layar lebar dengan segala keterbatasan durasinya yang membuat ceritanya terkadang amburadul. Banyak video game kini lebih memilih membawa franchise game-nya menuju serial TV.

Apalagi dengan adanya platform streaming seperti Netflix, franchise game jadi punya ruang gerak dan eksplorasi lebih dalam menyuguhkan cerita. Apalagi dengan kesuksesan adaptasi seperti The Witcher, Castlevania, dan yang terbaru adalah Dota 2 tidak mengejutkan bila Riot Games membawa franchise terbesarnya dengan treatment yang sama.

Setelah beberapa waktu lalu beberapa kali digoda, akhirnya para fans League of Legends (LoL) mendapatkan pengumuman resmi sekaligus teaser perdana dari seri animasi yang akan berjudul Arcane.

Dalam video yang hanya berdurasi 19 detik tersebut, diperlihatkan bahwa serial animasi ini akan berpusat pada cerita origin konflik antara karakter ikonik game-nya yaitu Jinx dan Vi, dalam teaser yang berupa potongan-potongan adegan tersebut juga ditunjukkan karakter baru misterius yang mungkin juga akan menjadi bagian dari konflik ceritanya.

Selain karakter-karakter ikonik dari dalam game-nya, ada kemungkinan besar kita juga akan diberikan cerita backstory dari perseturuan dua kota kembar Runeterra, yaitu Piltover dan Zaun yang juga terlihat muncul di teaser-nya.

Film seri animasi League of Legends: Arcane ini diproduseri langsung oleh Riot Games, yang bekerja sama dengan Fortiche Production. Keduanya memang telah berkolaborasi sejak lama untuk beberapa video sinematik dan juga video musik untuk LoL.

Mengenai perilisannya, Netflix hanya memberikan informasi bahwa serial animasi ini akan dilepas pada musim gugur mendatang. Kemungkinan besar nantinya akan ada trailer penuh yang menunjukkan lebih banyak tentang ceritanya dan juga tanggal pasti perilisannya.

Ruined King dan Conv/rgence Adalah Dua Game Pertama di Dunia League of Legends

Sama seperti Dota 2, League of Legends (LoL) dengan segudang hero-nya memiliki lore yang kompleks. Satu dekade sudah LoL jalani, dan Riot Games menilai kini sudah saatnya mereka memperluas lore LoL melalui sejumlah game di luar LoL itu sendiri. Buah inisiatif mereka adalah Riot Forge, publishing label baru yang diresmikan belum lama ini.

Di acara The Game Awards 2019, Riot Forge akhirnya mengungkap dua game pertama yang akan mereka terbitkan, yakni Ruined King dan Conv/rgence. Meski sama-sama mengusung embel-embel “A League of Legends Story” pada judulnya, kedua game ini digarap oleh developer yang berbeda.

Ruined King dikerjakan oleh Airship Syndicate, studio yang didirikan empat tahun silam oleh empat veteran asal Vigil Games, dan yang baru-baru ini menggarap Darksiders Genesis. Vigil Games sendiri merupakan pencipta seri Darksiders, akan tetapi Ruined King rupanya tidak akan menawarkan gameplay hack-and-slash, melainkan masuk kategori RPG dengan sistem turn-based.

Kalau melihat teaser trailer-nya, Ruined King yang menitikberatkan pada aspek narasi ini bakal mengambil Bilgewater sebagai setting lokasinya, namun area mistis Shadow Isles pun juga akan ikut dilibatkan. Jadwal rilisnya belum ditetapkan, namun Riot Forge memastikan game ini akan tersedia di PC sekaligus console.

Conv/rgence / Riot Forge
Conv/rgence / Riot Forge

Untuk Conv/rgence, developer yang bertanggung jawab adalah Double Stallion Games, pencipta game Speed Brawl dan OK, K.O.! versi mobile, yang keduanya sama-sama sarat nuansa kartun. Conv/rgence sendiri juga bakal mengadopsi art style 2D kalau melihat teaser trailer-nya.

Dalam Conv/rgence, pemain bakal menjalankan Ekko, champion yang deretan skill-nya berkenaan dengan waktu, dan yang digambarkan dalam game ini sebagai pemuda jenius dengan gadget canggih untuk memanipulasi waktu. Setting lokasi yang diambil sendiri juga ada dua, yaitu Zaun dan Piltover.

Pemilihan Ekko sebagai lakon menurut saya cukup rasional, apalagi mengingat Conv/rgence bakal masuk dalam kategori action-platformer. Saya bisa membayangkan Ekko memanfaatkan kemampuannya memanipulasi waktu selagi melompat dari satu titik ke yang lain, terdengar seru sekaligus menantang.

Seperti halnya Ruined King, Conv/rgence belum memiliki jadwal rilis. Juga sama adalah ketersediaannya di PC sekaligus console.

Sumber: Riot Games via VentureBeat 1, 2.

Fasilitas Baru nan Mewah Team Liquid Adalah Bukti Pesatnya Pertumbuhan Industri Esport

Bagi yang mengikuti perkembangan esport, nama Team Liquid pasti sudah terdengar familier di telinga Anda, terutama sejak tim Dota 2-nya menjuarai turnamen paling bergengsi The International tahun lalu. Selain mendatangkan hadiah sebesar $10,8 juta, prestasi luar biasa tersebut tentu saja menjadi motivasi Team Liquid untuk terus mengasah talenta masing-masing atletnya.

Salah satu caranya adalah dengan membangun pusat latihan baru yang demikian mewah, jauh melebihi ekspektasi kita terhadap tempat berlatihnya suatu tim esport. Fasilitas baru tersebut bisa dianggap sebagai kado istimewa dari salah satu sponsor utama Team Liquid, yakni Alienware, yang sudah menemani tim asal Belanda tersebut selama enam tahun.

Maka dari itu, jangan kaget melihat nama Alienware Training Facility terpampang di gedung seluas ± 740 meter persegi itu. Lokasinya berada di kota Santa Monica, tidak jauh dari kantor pusat Riot Games, pengembang game League of Legends (LoL). Rencananya, fasilitas baru ini memang bakal dijadikan markas untuk kedua tim LoL (profesional dan amatir) serta satu tim Counter-Strike milik Team Liquid.

Salah satu sudut ruang berlatih di Alienware Training Facility milik Team Liquid / VentureBeat
Salah satu sudut ruang berlatih di Alienware Training Facility milik Team Liquid / VentureBeat

Namun jangan bayangkan fasilitas ini sebagai warnet luar biasa besar dengan komputer berspesifikasi kelas dewa, sebab Team Liquid juga memperhatikan aktivitas-aktivitas di luar sesi latihan. Para atlet akan didorong untuk berolahraga di gym setiap pagi, dan seorang ahli nutrisi dipercaya meracikkan menu dan pola makan yang sehat bagi masing-masing atlet.

Bicara soal spesifikasi komputer, Alienware benar-benar totalitas dalam memanjakan salah satu tim kebanggaannya tersebut. Sederet monitor 4K 25 inci telah disiapkan, demikian pula sejumlah gaming laptop dan PC, termasuk halnya komputer kelas sultan Area 51. Saya yakin sebagian dari Anda pasti bertanya dalam hati, “buat apa spesifikasi setinggi itu kalau hanya untuk bermain League of Legends dan CS:GO?”

Tidak, semua itu tidak akan disia-siakan begitu saja, sebab fasilitas ini juga bakal dihuni oleh tim manajemen, dan yang paling penting, oleh 1UP Studios, yang tidak lain merupakan tim produksi video mandiri milik Team Liquid sendiri. Semuanya diharapkan bisa bekerja dan berkolaborasi secara efisien dengan adanya fasilitas terpusat seperti ini.

Sampai sekarang fasilitas ini masih dalam tahap pembangunan, akan tetapi Team Liquid sudah punya rencana untuk membangun fasilitas serupa lain di kampung halamannya apabila semuanya berjalan dengan baik. Juga tidak menutup kemungkinan adalah inisiatif dari tim esport lainnya untuk membangun fasilitas serupa, apalagi jika melihat pertumbuhan industri esport yang begitu pesat, serta melibatkan perputaran uang dalam skala luar biasa besar.

Sumber: VentureBeat.

Tim NXA Ladies Buka Kesempatan Bagi Anda Untuk Berkarier Sebagai Gamer Pro

Siapa yang tidak kenal Nixia dan NXA Ladies? Gamer dengan nama asli Monica Carolina itu memulai kariernya kira-kira delapan tahun silam di kancah lokal dan internasional, hingga akhirnya ia dilirik oleh sejumlah produsen hardware dan gaming gear ternama, memperoleh sponsor hingga ditunjuk sebagai brand ambassador. Tak heran jika perjalanan Nixia menginspirasi banyak gamer.

Ingin mengikuti jejak langkah Nixia? Ada kabar gembira untuk Anda. Tim management NXA Ladies baru saja menghubungi DailySocial dan mengabarkan bahwa mereka telah membuka pendaftaran calon anggota baru. Tujuannya selaras dengan visi awal tim all-female asal Indonesia itu, yakni demi memberikan kesempatan dan wadah bagi para gamer perempuan lain buat berkiprah di bidang ini apapun latar belakang mereka.

Perwakilan NXA Ladies menjelaskan pada saya, meski peluang ini mengarahkan Anda ke ranah gaming kompetitif, tujuannya bukanlah mengejar titel kemenangan, melainkan pengembangan passion dan mencari bakat-bakat terpendam. Jika sekedar mencari gamer pro saja, NXA yakin hal ini kemungkinan bisa menyurutkan antusiasme calon-calon anggota baru yang awam terhadap eSport. Meski demikian, tentu NXA Ladies punya harapan mereka akan berprestasi di waktu ke depan.

Reshuffle 2016

Dari bincang-bicang saya dengan manager NXA Fram Pramono, fokus utama mereka saat ini ialah memperkuat formasi divisi League of Legends, Dota 2 dan Overwatch. Individu-individu yang terpilih akan melewati tiga tahap penyaringan, yaitu audisi, bermain bersama anggota veteran NXA Ladies, dan selanjutnya mereka segera memasuki masa percobaan.

“Kenapa kami membuka perekrutan anggota baru?” kata sang manager. “Kami menyadari ada banyak wanita di luar sana yang ingin bergabung ke NXA Ladies.”

Tertarik? Simak dulu persyaratannya:

  • Mendapatkan izin dari keluarga atau orang tua.
  • Memiliki waktu untuk melakukan latihan secara rutin.
  • Mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan diri.
  • Siap mengikuti turnamen-turnamen baik lokal maupun global.
  • Mampu mengatur waktu secara bijaksana antara bermain dengan aktivitas akademis atau kehidupan sehari-hari.
  • Diprioritaskan bagi mereka yang bertempat tinggal di kota Jakarta dan sekitarnya atau Bandung.

Silakan segera daftarkan identitas Anda lewat tiga tautan ini: League of Legends, Dota 2 dan Overwatch. Saya menyarankan agar Anda  jangan menunda-nunda karena periode berlangsungnya program ini terbatas. Menariknya, tim NXA Ladies tidak memberikan batasan umur bagi calon peserta.

Mereka yang terpilih tentu akan memperoleh berbagai akomodasi layaknya gamer profesional seperti gaji bulanan, laptop gaming, serta gaming gear lainnya.

EDIT: ada sedikit update info.

Perangkat Wearable Ini Beri Anda ‘Pandangan 360 Derajat’ dalam Game CS:GO atau LoL

Dalam permainan kompetitif seperti CS:GO atau League of Legends, minimap merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan dan berpengaruh besar pada kemenangan. Sayangnya masih ada banyak hal lain yang perlu diperhatikan, sehingga seringkali pemain mengabaikan minimap dan otomatis kehilangan kesadaran akan posisinya di peta – atau yang gamer kenal dengan istilah map awareness.

Dampak buruknya? Pemain mudah disergap dari belakang atau samping di CS:GO. Contoh lain, komunikasi tim jadi kurang efektif dalam LoL karena pemain tidak mengetahui posisi rekan setimnya yang tengah diserbu oleh tim lawan. Singkat cerita, map awareness tidak kalah pentingnya dari sekadar bakat aiming dan respon cepat.

Masalah ini memicu sebuah startup bernama OmniWear Haptics untuk merancang solusi yang menarik. Bernama OmniWear Arc, perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah neckband yang dikalungkan di leher. Fungsinya adalah memberikan pengguna ‘pandangan 360 derajat’ lewat informasi minimap yang diterjemahkan menjadi getaran.

Menariknya, Arc sama sekali tidak perlu disambungkan ke komputer, dan pengguna juga tidak diminta untuk meng-install software tambahan. Arc bekerja dengan sebuah aplikasi smartphone yang dibekali teknologi computer vision untuk mengolah seluruh informasi yang ditangkap melalui minimap.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut: pasangkan ponsel pada mount yang tersedia dalam paket pembelian, dan arahkan kamera pada minimap. Ketika aplikasi mendeteksi ada musuh di belakang Anda, maka Arc akan menggetarkan sisi belakangnya dengan intensitas dan frekuensi yang beragam, tergantung seberapa dekat letak musuh.

OmniWear Arc dirancang supaya nyaman dipakai pada ukuran tubuh yang beragam / OmniWear Haptics
OmniWear Arc dirancang supaya nyaman dipakai pada ukuran tubuh yang beragam / OmniWear Haptics

Total ada 8 haptic actuator yang tersebar di bodi Arc, memberikan Anda petunjuk posisi musuh maupun objek lainnya dalam minimap sesuai delapan arah mata angin, alias 360 derajat. Dengan cara seperti ini, mata Anda bisa terus tertuju pada apa yang ada di hadapan Anda dan konsentrasi tidak harus buyar akibat harus melirik ke minimap.

Penggunaan smartphone terbilang menarik karena OmniWear sendiri bisa mengembangkan teknologinya tanpa perlu keterlibatan developer game. Sejauh ini baru CS:GO dan LoL saja yang didukung, tapi ke depannya OmniWear menjanjikan gamegame lain seperti misalnya Dota 2 dan lain sebagainya.

Saat ini OmniWear Arc ditawarkan melalui Kickstarter dengan harga early bird $99. Sayangnya OmniWear baru akan menawarkannya ke pasar Amerika Serikat dan Kanada saja.