Smartfren Technology Update 2020: Tingkatkan Kapasitas dan Jangkauan

2020 merupakan tahun yang sangat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, kegiatan bekerja dan sekolah di rumah diperkenalkan dan dijalankan dengan terpaksa. Oleh karena itu, kebutuhan internet menjadi lebih besar. Sementara itu, kepemilikan internet berbasis kabel pada setiap rumah belum banyak dimiliki.

Smartfren sebagai salah satu penyedia layanan internet berbasis seluler pun menjadi salah satu pilihan. Smartfren mencatat terjadi peningkatan traffic di berbagai wilayah operasional, dengan kenaikan tertinggi di wilayah-wilayah pemukiman. Oleh karena itu, Smartfren terus melakukan peningkatan kapasitas, coverage serta optimasi jaringan.

Kenaikan lalu lintas data internet Smartfren pada paruh kedua 2020 ternyata mencapai 24 % dibanding paruh pertama. Kenaikan traffic terbesar terjadi di Samarinda mencapai 58%, kemudian Semarang mencapai 38% dan Balikpapan mencapai 36%. Smartren juga melakukan penambahan kapasitas jaringan yang kini sudah meningkat 29% sekaligus perluasan coverage 4G yang sudah mencapai 21% secara nasional.

Smartfren Tech update 2020

“Sekarang kita sudah mengoptimasi 42% dari keseluruhan network, dan masih terus bertambah. Selain itu kami juga menerapkan berbagai teknologi yang memungkinkan akses internet berkecepatan tinggi,” jelas Munir Syahda Prabowo, VP Technology Relations and Communications Smartfren. Pada sisi teknologinya, saat ini Smartfren telah menerapkan sejumlah teknologi pada seluruh aspek network, yaitu multiple carrier, milimeter wave, small cell, 4×4 MIMO, Beam Forming, Full Duplex, serta 256 QAM.

Pada sisi produk, Smartfren memiliki teknologi eSIM terbaru. Teknologi ini baru diterapkan pada smartphone Samsung dan yang pasti, iPhone. Untuk menggunakan eSIM, pengguna hanya harus melakukan pemindaian kode QR saja dan langsung bisa terhubung ke network Smartfren. Teknologi ini juga memungkinkan iPhone generasi baru untuk bisa terhubung dengan dua operator seluler.

Kemana VoWiFi?

Bagi Anda yang belum tahu, saat ini Smartfren sudah memiliki teknologi yang bernama VoWiFi. Teknologi ini memungkinkan penggunanya untuk tetap dapat melakukan panggilan dan menerima SMS saat tidak ada sinyal dari jaringan Smartfren, asalkan terhubung dengan WiFi. Saat ini, hanya iPhone dan smartphone dari Xiaomi saja yang bisa menggunakan VoWiFi dari Smartfren dengan lancar. Mengapa?

Ternyata, Smartfren sendiri belum secara resmi meluncurkan teknologi VoWiFi tersebut. Pak Munir mengatakan bahwa secara network dari Smartfren sudah tidak ada masalah. Namun belum resminya VoWiFi dari Smartfren disebabkan oleh dua hal.

VoWiFi Xiaomi - Extra

Yang pertama adalah sesuai dengan undang-undang atau aturan dari pemerintah Indonesia. Smartfren juga masih menunggu karena WiFi belum dinyatakan sebagai sarana carrier yang diformalkan oleh pemerintah Indonesia untuk menjadi carrier dalam telekomunikasi.

Alasan kedua yang menyebabkan Smartfren belum meresmikannya adalah karena komunikasi melalui aplikasi pihak ketiga lebih diminati. Aplikasi seperti Whatsapp, Skype, dan lain sebagainya saat ini sudah bisa digunakan untuk melakukan panggilan suara langsung saat terhubung dengan WiFi. Hal ini yang harus dilihat untuk mengetahui tren kedepannya.

Oleh karena itu, Pak Munir mengatakan bahwa pihak Smartfren juga harus menunggu. Jika memang nanti VoWiFi cukup bagus dan bisa diterima masyarakat serta pemerintah Indonesia juga sudah meresmikannya, dari sisi Smartfren sudah tidak ada masalah lagi. Smartfren juga akan langsung menjalankannya.

[Tips] Menggunakan Fasilitas VoWiFi pada Smartphone Xiaomi

Saat ini di Indonesia, internet mobile terkencang masih dipegang oleh teknologi 4G LTE. Walaupun 5G sudah digelar masa percobaannya, tetap saja konsumen di Indonesia hanya bisa menggunakan jaringan dari 2G, 3G, hingga LTE. 4G sendiri merupakan jaringan yang sepenuhnya merupakan jalur data atau IP based network, tanpa adanya kanal suara. Oleh karena itu, diciptakanlah teknologi seperti VoLTE atau Voice over LTE agar jaringan ini memiliki jalur suara seperti GSM dan CDMA.

Saat ini, operator yang memiliki teknologi VoLTE secara resmi di Indonesia baru dua, yaitu Smartfren dan Telkomsel. Kabarnya, Indosat akan menyusul untuk penggunaan VoLTE ini. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa penggunaan VoLTE hanya akan berjalan dengan baik pada saat jaringan 4G yang ada kencang. Lalu bagaimana jika jaringan 4G sedang lemah?

VoWiFi Xiaomi - Called

GSMA pun mengeluarkan teknologi tambahan untuk melengkapi VoLTE dengan nama VoWi-Fi. Dengan teknologi ini, para pengguna jasa seluler yang mendukung bisa melakukan panggilan melalui jaringan Wi-Fi yang ada di sekitarnya. Keuntungannya adalah kita bisa melakukan dan menerima panggilan di mana pun asalkan ada jaringan internet melalui Wi-Fi.

Saat artikel ini dibuat, operator yang mendukung teknologi VoWi-Fi hanyalah Smartfren. VoWi-Fi dari Smartfren sendiri sudah digaungkan semenjak tahun 2017 lalu. Namun sampai saat ini, sepertinya Smartfren belum mau meresmikan teknologi tersebut. Akan tetapi, belum meresmikan bukan berarti belum berjalan.

Beberapa hari yang lalu saya cukup dikejutkan dengan obrolan teman saya mengenai VoWi-Fi. Beberapa pengguna iPhone ternyata sudah bisa menggunakan fasilitas ini dan berjalan dengan lancar. Hal itu membuat saya cukup penasaran, apakah perangkat yang saya gunakan saat ini bisa menggunakna VoWi-Fi.

VoWiFi Xiaomi - icon

Saya menggunakan Xiaomi Mi Note 10 Pro yang saat ini sudah mendukung fitur tersebut. Akan tetapi, selama ini saya selalu terkoneksi dengan Wi-Fi di rumah karena WFH dan sama sekali tidak pernah mendapatkan VoWi-Fi. Koneksi opsel Smartfren saya selalu terhubung dengan VoLTE.

Ternyata, ada trik yang bisa membuat kita terhubung dengan VoWi-Fi. Syarat utamanya adalah memiliki kartu SIM operator yang mendukung (saat ini baru Smartfren), sebuah koneksi internet yang terhubung melalui Wi-Fi, dan tentu saja perangkat Xiaomi. Sebagai disclaimer, saya belum tahu perangkat mana saja yang sudah mendukung VoWi-Fi. Yang pasti perangkat Xiaomi Mi Note 10 Pro yang saya gunakan sudah bisa mendapatkannya.

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mematikan pendeteksian fungsi VoWi-Fi. Hal ini bisa dilakukan dengan membuka aplikasi bawaan Phone. Lalu, tekan *#*#VOWIFI#*#* atau *#*#869434#*#*. Jika ditekan dengan benar, maka akan muncul sebuah notifikasi pada bagian bawahnya. Mungkin, Anda harus menekan angka ini sekali lagi pada saat Smartfren meresmikan teknologi VoWi-Fi ini.

Hal kedua adalah masuk ke Settings, lalu masuk ke SIM Cards & Mobile Networks lalu masuk ke seting SIM dari Smartfren Anda. Pada bagian bawah akan ditemukan sebuah menu baru bernama Wi-Fi Calls. Nyalakan opsi ini dan nantinya pilih Prefer Wi-Fi.

VoWiFi Xiaomi - WiFi Call

Setelah semua sudah dilakukan dengan benar, hal ketiga yang patut dilakukan adalah menunggu. Sebagai informasi, saya harus menunggu sekitar 30-45 menit sebelum lambang VoWi-Fi muncul pada notification bar. Jika Anda beruntung, maka lambang tersebut bisa muncul lebih cepat.

Untuk mencobanya, Anda bisa masuk ke dalam mode pesawat (Airplane Mode) lalu nyalakan fungsi Wi-Fi-nya. Tunggu beberapa saat sampai logo VoWi-Fi muncul. Lalu coba melakukan atau menerima panggilan dari nomor Smartfren Anda. Berhasil?

VoWiFi Xiaomi - AirPlane

Cara ini kemungkinan juga bisa dilakukan pada saat operator lain sudah meluncurkan fitur VoWi-Fi. Dan yang pasti, Anda bisa menerima dan melakukan panggilan melalui Wi-Fi bahkan pada saat sinyal 4G tidak ada. Kabarnya VoWi-Fi juga bisa digunakan di luar negeri tanpa adanya gangguan yang berarti. Selamat mencoba.

Advan Perkenalkan Smartphone Android S50 Prime dengan GlocalMe

Advan kembali mengeluarkan sebuah smartphone baru pada bulan Juli 2019 ini. Berbeda dengan sebelumnya, smartphone yang dikeluarkan kali ini memiliki sebuah feature baru yang bisa melakukan browsing internet tanpa kartu SIM. Selain itu, ada sebuah earphone Bluetooth baru yang saat ini sedang trendi. Acara peluncurannya sendiri diadakan pada restoran Ocha Bella pada tanggal 5 Juli 2019.

Advan S50 Prime

Smartphone yang dimaksud adalah Advan S50 Prime. Keunggulan dari perangkat yang satu ini bukan pada spesifikasinya. Akan tetapi, Advan bekerja sama dengan GlocalMe, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang koneksi data internet melalui jaringan pada setiap negara. Jadi, pengguna GlocalMe akan dapat terhubung internet dengan menggunakan sinyal operator yang ada, karena melakukan kerjasama dengan semua operator yang ada di setiap negara.

Pada smartphone Advan S50 Prime ini, fasilitas GlocalMe sudah tertanam tanpa harus memasukkan SIM tambahan. Oleh karena itu, tanpa ada SIM, S50 Prime dapat melakukan koneksi internet, karena GlocalMe sudah bekerja sama dengan semua operator di Indonesia. Hal ini pula yang membuat Advan S50 Prime dapat dibawa ke luar negeri tanpa harus membeli SIM lagi.

Advan Launch

Perangkat kedua yang diperkenalkan adalah sebuah earphone dengan konektivitas Bluetooth versi 5. Advan menamakan produk yang satu ini dengan sebutan PodsGo. Bentuk dari PodsGo sendiri menyerupai earphone klasik tanpa kabel. Selain itu, PodsGo juga disertai dengan docking yang akan mengisi baterainya saat dimasukkan ke dalamnya.

Advan menjual perangkat S50 Prime dengan harga Rp. 749.000. Sedangkan PodsGo dapat dibeli dengan harga Rp. 200.000 saja. Pada kesempatan kali ini, Advan pun juga bekerja sama dengan Shopee untuk menjual produknya secara online.

Advan PodsGo

Cukup kencang

Berkali-kali kami melakukan liputan ke luar negeri, berujung dengan menggunakan kartu SIM lokal. Hal tersebut disebabkan oleh kecepatan internet dengan menggunakan fasilitas roaming sangat pelan. Beberapa kali menggunakan, berujung kepada kecepatan di bawah 1 Mbps.

Advan Pods Go On Ear

Kami pun mencoba menguji kecepatan dari Glocalme. Pada pertama, kami mencoba menjalankan video Youtube. Saat loading, memang memakan waktu yang cukup lama. Akan tetapi, saat video berjalan, kami tidak menemukan buffering. Padahal, kami mencoba pada resolusi 1920×1080.

Saat mencoba menggunakan SpeedTest.net, kami mendapatkan kecepatan yang sangat rendah, sekitar 386 Kbps saja. Namun setelah melakukan restart, ternyata kami bisa mendapatkan sekitar 6 Mbps sampai 8 Mbps. Hal itu dikarenakan aplikasi GlocalMe akan mencari sinyal terkuat yang ada dan melakukan hubungan dengan operator tersebut.

Advan Auf

GlocalMe sendiri baru hadir pada perangkat Advan S50 Prime saja. Oleh karena itu, pengguna yang ingin mencoba koneksi di mana saja dengan sinyal terkuat, mau tidak mau harus membeli Advan S50 Prime. Kami pun sudah memesan satu produk untuk diuji coba. Oleh karena itu, tunggu saja review yang akan kami lakukan.

Smartfren Gathering 2019: 5G, Ekspansi Jaringan, dan Persiapan Lebaran

April 2019 sepertinya menjadi satu bulan yang digunakan oleh para operator di Indonesia untuk mengadakan sebuah acara kumpul bersama atau gathering. Salah satu yang mengadakan acara ini adalah Smartfren. Kami pun diundang oleh Smartfren dalam acara yang bertajuk “Smartfren National Media Gathering Bandung” yang berlangsung pada tanggal 24-26 April 2019.

Acara dimulai dengan keberangkatan menggunakan kereta Argo Parahyangan yang berangkat tepat jam 10.30 dari Jakarta. Perjalanan menuju Bandung yang memakan waktu sekitar 3 jam 10 menit tersebut ditemani oleh dua buah MiFi Smartfren S1 yang sudah mendukung CAT 7 untuk sekitar 20-an wartawan dari media Jakarta.

Smartfren Bandung - Launch

Hal unik yang dirasakan adalah sinyal Smartfren sepertinya sudah terpancarkan hampir di sepanjang jalur Jakarta-Bandung tersebut. Sinyal kencang pada saat kereta sedang berada di tempat yang terlihat ada penduduknya. Akan tetapi, pada saat menanjak di sekitar Subang sampai Padalarang, sinyal beberapa kali terlihat hilang.

Sesampainya di Bandung, kami dibawa ke sebuah restoran bernama Skyline. Di sinilah Smartfren memaparkan semua rencananya untuk tahun 2019 ini. Yang pertama adalah rencana Smartfren untuk melakukan uji coba 5G di Indonesia pada pertengahan tahun 2019 ini.

5G

Penggunaan 5G diprediksikan oleh VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo akan berbeda dengan penggunaan LTE pada saat ini. 5G nantinya bakal lebih digunakan untuk kebutuhan IoT, transportasi pintar, pekerjaan-pekerjaan remote, dan lain sebagainya. LTE sendiri saat ini masih digunakan untuk kebutuhan personal seperti browsing dan media sosial.

Smartfren Bandung - 5G

5G sendiri nantinya akan menggunakan millimeter wave atau yang sering juga disebut dengan millimeter band. Artinya, 5G nantinya akan menggunakan pita yang berbeda dengan yang digunakan pada 4G, seperti untuk Smartfren ada di 850 MHz dan 2300 MHz. Spektrum yang bakal digunakan adalah antara 30 sampai 300 GHz.

Oleh karena menggunakan millimeter wave, jangkauan sinyal tentu akan menjadi lebih kecil. Teknologi yang nantinya bakal digunakan adalah pemancar dengan teknologi small cell. Menurut Munir, nantinya teknologi ini akan menggunakan tiang-tiang setinggi tiang listrik dengan jarang 200 meter atau sekitar dua blok.

Beberapa teknologi yang ada pada 4G LTE juga masih bakal digunakan seperti MIMO (Multiple in multiple out) dan QAM (quadrature amplitude modulation) yang mampu membuat lebar pita lebih efisien. Beam Forming yang membuat sebuah antena bakal bisa memancarkan sinyal lebih jauh ke satu arah pun juga masih bakal digunakan pada 5G.

Pada teknologi 4G, Carrier Aggregation dapat menghubungkan sebuah perangkat ke dua sampai tiga pemancar. Akan tetapi, pada 5G nantinya sebuah perangkat dapat terhubung ke banyak pemancar secara bersamaan. Dan terakhir, transfer informasi pun juga bakal menggunakan full duplex atau dua arah secara bersamaan.

Smartfren Bandung - Roberto

Semua teknologi yang ada tersebut nantinya bakal menghasilkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi. 5G sendiri nantinya bakal memiliki kecepatan 1-10 Gbps atau lebih. Teknologi ini pun secara serentak rencananya bakal digelar pada tahun 2020. Dan Smartfren pun akan melakukan uji coba sekitar bulan Juni sampai Juli 2019 nanti.

Jangkauan Sinyal

Smartfren juga memiliki rencana untuk perluasan jaringan mereka pada tahun 2019 ini. Perluasan area baru bakal digelar di Indonesia bagian Timur seperti Papua dan NTT. Perluasan jaringan pada pulau-pulau yang sudah dijangkau oleh Smartfren pun juga dilakukan pada tahun ini.

Mereka berharap nantinya Jawa bakal memiliki jangkauan 91%. Selain itu, Sumatera ditargetkan mencapai 76%, Kalimantan 41%, dan Sulawesi 55%. Rencananya, Smartfren menginginkan adanya jangkauan 71% pada akhir tahun 2019 ini.

Mudik Lebaran 2019

Smartfren bakal memastikan bahwa jaringan mereka akan memiliki kapasitas yang cukup dan meningkatkan kualitasnya pada seluruh area pubik, jalur transportasi, serta kota-kota tujuan mudik. Hal tersebut bakal dicapai dengan bantuan sekitar 75 mobile BTS di beberapa titik yang dianggap kurang.

Smartfren Bandung - Roberto

Smartfren juga bakal memastikan bahwa mereka memiliki tim insinyur yang cukup selama masa mudik lebaran. Untuk itu, Smartfren tim mereka semenjak H-7 sampai H+7 lebaran 2019. Hal tersebut untuk menghindari adanya masalah operasional jaringan.

Terakhir, Smartfren juga bakal melakukan monitoring pada seluruh elemen sistem mereka semenjak H-14 sampai H+14. Antisipasi masalah ini langsung dimonitor dari NOC (Network Operating Center) Jakarta dan Surabaya.

Smartfren Roaming

Libur lebaran tidak selalu berhubungan dengan mudik. Beberapa orang juga bakal mengambil momen ini untuk berlibur ke luar negeri. Oleh karena itu, Smartfren juga mengambil kesempatan tersebut dengan memberikan beberapa paket murah untuk roaming.

Smartfren menjual paket data roaming mereka dengan cukup murah. Informasi tersebut dapat langsung diakses melalui website resmi mereka. Walaupun begitu, pengguna yang ingin menggunakan fasilitas roaming harus memastikan bahwa kartu dan layanan roaming tersebut sudah bisa digunakan. Untuk hal tersebut dapat langsung datang ke galeri Smartfren.

Andromax?

Saat ini, Smartfren sudah tidak lagi mengeluarkan smartphone dengan merek Andromax. Menurut pak Munir, Andromax beberapa tahun lalu merupakan solusi Smartfren untuk berganti dari layanan CDMA menjadi 4G. Selain itu, Andromax juga menjadi solusi karena saat itu perangkat LTE masih tidak terjangkau.

Smartfren Bandung - FAQ

Saat ini, Smartfren hanya memiliki fokus untuk menjual perangkat Mobile WiFi atau MiFi saja. Hal tersebut juga imbas dari penjualan smartphone merek lainnya yang sudah terjangkau dan telah mendukung jaringan Smartfren. Lalu apakah mereka akan melangsungkan strategi yang sama?

Bapak Munir menerangkan bahwa kemungkinan strategi yang sama belum akan dipakai untuk 5G. Hal tersebut dikarenakan 5G masih dalam tahap percobaan. Percobaan tersebut lebih kepada apakah teknologi baru tersebut bisa langsung diintegrasikan pada sistem yang telah dimiliki oleh Smartfren. Jadi, pembicaraan mengenai bisnis 5G belum dilakukan saat ini.

Semoga saja, nantinya bakal tersedia lagi perangkat-perangkat 5G yang murah.

Smartfren Uji Coba Jaringan di Jalur MRT

Pada tanggal 9 April 2019, Smartfren mengundang para wartawan pada stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta. Pada acara tersebut, Smartfren mengajak para jurnalis untuk bersama-sama menguji jaringan yang ada pada terowongan MRT Jakarta. Sebelumnya, semua operator pun kesulitan untuk menghadirkan sinyal mereka sepanjang jalur bawah MRT.

Smartfren MRT Launch

Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan bahwa Smartfren telah hadir di MRT Jakarta. Hal ini karena mereka ingin menghadirkan kenyamanan dan layanan yang lebih baik untuk para pelanggannya, khususnya pengguna MRT. Smartfren pun juga sudah menghadirkan layanan 4G nya di semua stasiun MRT.

Teknologi yang digunakan oleh Smartfren untuk menggelar layanannya memakai Leakage Cable yang sudah disediakan oleh Tower Bersama Group selaku penyedia sarana telekomunikasi di MRT Jakarta. Hal ini membuat Smartfren hanya harus “menyuntikkan” sinyal dari BTS. Dengan teknologi ini, Smartfren hanya memasangkan empat BTS sepanjang jalur bawah MRT.

Smartfren MRT - Speedtest Tunnel

Uji coba ini dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan. Walaupun begitu, Smartfren bersama dengan para operator lainnya masih melakukan negosiasi harga pasang sebelum layanan tersebut bersifat permanen. Uji Coba ini sendiri sudah dimulai semenjak akhir Maret atau saat MRT mulai digratiskan. Pihak Smartfren sendiri meminta doa agar negosiasi ini dapat berjalan dengan lancar.

Smartfren MRT - Speedtest LB Bulus

VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo dalam kesempatan yang sama melakukan uji kecepatan internet dengan menggunakan aplikasi Net Velocity. Pada saat didalam terowongan, internet Smartfren mampu berlari pada kecepatan sampai 63 Mbps! Akan tetapi, pada saat di stasiun Lebak Bulus, di mana banyak orang tersambung ke jaringan Smartfren, kecepatannya “hanya” 35-an Mbps.

Smartfren MRT Merza

Terakhir, Merza Fachys selaku Presiden Direktur Smartfren mengatakan bahwa beliau belum tahu pasti kapan negosiasi ini akan berakhir. Beliau berharap bahwa hasil negosiasi bisa tercapai pada saat uji coba ini berakhir. Tentu saja, hal tersebut demi tercapainya layanan Smartfren agar dapat digunakan dengan nyaman oleh para pelanggannya.

Benarkah Wi-Fi Selalu Lebih Cepat dari Jaringan Seluler?

Wi-Fi sekarang sudah bisa dianggap sebagai salah satu kebutuhan pokok. Bahkan warung kopi kecil pun sekarang hampir pasti menyediakan sambungan Wi-Fi kepada para pelanggannya. Masalahnya, tidak selamanya jaringan Wi-Fi itu bisa digunakan; ada yang sangat lambat koneksinya, ada pula yang sama sekali tidak bisa tersambung ke internet.

Pada kenyataannya, menggunakan koneksi LTE sering kali jauh lebih lancar dan cepat ketimbang jaringan Wi-Fi yang ada di tempat-tempat umum. Ini berdasarkan pengalaman saya pribadi, tapi ternyata studi yang dilakukan OpenSignal juga menyimpulkan demikian.

Hasil studi mereka menunjukkan bahwa di 33 negara, jaringan seluler rata-rata lebih cepat ketimbang jaringan Wi-Fi, dan perbedaannya terkadang bisa sangat jauh. Bahkan di negara maju seperti Australia pun, jaringan seluler bisa lebih cepat hingga 13 Mbps dibanding Wi-Fi.

Sayangnya Indonesia tidak termasuk salah satu negara yang diamati, tapi di negara Asia Tenggara seperti Myanmar, selisih kecepatan jaringan seluler dan Wi-Fi juga nyaris mencapai angka 10 Mbps. Wi-Fi sendiri hanya bisa menang jauh di negara-negara seperti Hong Kong, Singapura, Korea Selatan dan Amerika Serikat, alias negara yang terkenal dengan kecepatan koneksi internetnya.

Di Eropa, tepatnya di negara seperti Norwegia dan Belanda, jaringan seluler dan Wi-Fi tampak berimbang kecepatannya. Pertanyaannya, kenapa bisa begini situasinya? Kita semua tahu bahwa selama ini Wi-Fi selalu menjadi pilihan yang lebih ideal untuk menyambungkan smartphone ke internet.

Persepsi seperti itu rupanya hanya berlaku sampai era jaringan 3G saja. Di saat jaringan LTE sudah begitu matang seperti sekarang, Wi-Fi tak lagi bisa dianggap lebih superior, meski tetap saja dibutuhkan untuk keperluan local networking maupun ekosistem smart home.

Kemenangan jaringan seluler atas Wi-Fi soal kecepatan ini jelas akan semakin jauh lagi ketika era 5G sudah datang dan menjadi mainstream nanti. Jadi kalau Anda sering nongkrong dan dibuat frustrasi dengan jaringan Wi-Fi di sana, mungkin berlangganan paket internet seluler adalah langkah yang lebih bijak.

Sumber: Engadget. Gambar header: Pixabay.

Smartfren Perkenalkan Paket Murah Unlimited dan Kuota

Dalam memperkenalkan layanannya, Smartfren memberikan promosi paket data yang dinamakan Super 4G Unlimited. Akan tetapi, masa promosi itu sampai saat ini sudah selesai. Oleh karenanya, Smartfren pun meluncurkan paket baru sebagai pengganti promosi mereka yang lama. Dan kali ini, Smartfren mengatakan bahwa paket lanjutannya bukan sebuah promosi.

Peluncuran paket terbaru Smartfren diadakan pada Livespace Lot 8 SCBD Jakarta pada tanggal 18 September 2018 lalu. Ada dua jenis paket yang diperkenalkan pada acara kali ini, yaitu Super 4G Unlimited (namanya masih menggunakan nama lama tetapi harganya berbeda) yang baru serta Super 4G Kuota.

Smartfren - Launch

Paket Super 4G Unlimited baru yang ditawarkan saat ini memiliki harga Rp. 65.000 dengan kuota per hari 1 GB (Naik harganya dari yang lama alias masa promosi). Paket ini berlaku untuk 30 hari, sehingga total kuota yang didapat adalah 30 GB. Setelah kuota habis, kecepatannya akan menurun. Paket yang kedua memiliki harga Rp. 100.000 dengan kuota 1,5 GB per hari.

Sedangkan untuk Paket Super 4G Kuota menawarkan kuota internet super besar dengan beragam pilihan harga, masing masing:

  • “Super 4G Kuota” 10 GB, Rp 30.000,-.
  • “Super 4G Kuota” 16 GB, Rp 40.000,-.
  • “Super 4G Kuota” 30 GB, Rp 60.000,-.
  • “Super 4G Kuota” 60 GB, Rp 100.000,-.

Super 4G Kuota akan hadir pertama kali dalam bentuk voucher. Nantinya, paket ini bakal tersedia melalui aplikasi Smartfren.

Smartfren Paket

Berani menantang

Pada kesempatan terpisah, Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Smartfren, mengatakan bahwa mereka berani menantang dominasi operator lain karena saat ini setiap smartphone yang diluncurkan di Indonesia sudah mendukung jaringan Smartfren.

Smartfren pun juga bakal memboyong iPhone Xs ke Indonesia. Smartfren berencana melakukan bundling kembali dengan ponsel asal Amerika tersebut. Smartfren juga tidak menepis bahwa mereka juga akan menggunakan eSIM.

Nasib Andromax?

Djoko Tata Ibrahim juga mengatakan bahwa mereka sudah menghentikan lini smartphone Andromax. Saat ini, pengguna Andromax masih bakal mendapatkan layanan servis dari Smartfren. Smartfren menghentikan smartphone Andromax dengan alasan yang sama, karena open market handset sudah mendukung jaringan mereka.

Smartfren Perdana

Untuk MiFi, Smartfren masih akan terus meluncurkan perangkat-perangkat baru di masa depan. Smartfren mengatakan bahwa saat ini perangkat MiFi masih merajai pasar dan masih menarik pelanggan untuk membeli.

Mifi juga merupakan solusi untuk pasar menengah ke bawah. Dan untuk mendukung hal tersebut, Smartfren juga membuat Super 4G Kuota untuk target pasar yang sama.

OpenSignal: Telkomsel is Still The Best Operator in Indonesia

OpenSignal returns with State of Mobile Network Indonesia report for June 2018. The report provides an overview of the mobile network operators quality and quantity in Indonesia. Previously, in December 2017, Telkomsel led in almost every aspect. The difference is, Smarfren began to rise by winning the Overall Speed Download and Availability in 4G.

The methodology used by OpenSignal is a speedtest summary using its application within the period of February 1 – May 1, 2018, with 11.7 million time measurements by 1.2 million test equipment.

telkomsel1

Telkomsel led the 4G Download Speed, 3G Download Speed, 4G Uploading Speed, 4G Latency, and 3G Latency. The average download speed on Telkomsel 4G network reaches 12.86 Mbps, 4.99 Mbps in 3G, and 7.26 Mbps in 4G Uploading Speed.

Smartfren on the other hand, for its network, is only for 4G and no longer accommodated 3G, has won two categories. Nevertheless, Smartfren’s Download Speed that reaches 9.83 Mbps should be appreciated, superior to XL Axiata which previously tailing Telkomsel.

telkomsel2

The report shows that Indosat Ooredoo is the operator with the “worst” network quality. Indosat is in the bottom position for almost all categories. Its only “advantage” compared to Telkomsel is the 4G network percentage of the total network that reaches 70%. Smartfren as the winner in this category has recorded 92%, while Telkomsel is stagnant in the bottom of 69%.

In regional, OpenSignal tries to map the network quality and quantity in several cities with slightly different results. Although Telkomsel continues to dominate, Smarfren keeps making surprises, especially in Makassar and Surabaya.

telkomsel3


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

OpenSignal: Telkomsel Masih Jadi Operator Terbaik di Indonesia

OpenSignal kembali menerbitkan laporan State of Mobile Networks Indonesia untuk bulan Juni 2018. Laporan ini memberikan gambaran tentang kualitas dan kuantitas jaringan operator seluler di Indonesia. Sebagaimana laporan sebelumnya di bulan Desember 2017, Telkomsel memimpin di hampir semua aspek. Bedanya kali ini Smartfren mulai menunjukkan tajinya dengan memenangkan kategori Kecepatan Pengunduhan Keseluruhan dan Ketersediaan Jaringan 4G.

Metodologi yang digunakan OpenSignal adalah rangkuman speedtest menggunakan aplikasi OpenSignal di periode 1 Februari – 1 Mei 2018 dengan pengukuran 11,7 juta kali dengan 1,2 juta alat uji.

Screen Shot 2018-06-06 at 09.49.59

Telkomsel menguasai kategori Kecepatan Pengunduhan 4G, Kecepatan Pengunduhan 3G, Kecepatan Pengunggahan 4G, Latency 4G, dan Latency 3G. Kecepatan rata-rata pengunduhan di jaringan 4G Telkomsel mencapai 12,86 Mbps, di jaringan 3G mencapai 4,99 Mbps, dan kecepatan pengunggahan 4G mencapai 7,26 Mbps.  

Smartfren sendiri, karena jaringannya hanya untuk 4G dan tidak lagi mengakomodasi 3G, berhasil memenangkan dua kategori. Meskipun demikian, patut diapresiasi bahwa Kecepatan Pengunduhan 4G Smartfren mencapai 9,83 Mbps, lebih unggul dibanding XL Axiata yang sebelumnya membuntuti Telkomsel.

Screen Shot 2018-06-06 at 09.50.10

Laporan tersebut juga menunjukkan Indosat Ooredoo adalah operator dengan kualitas jaringan “terburuk”. Indosat berada di posisi bawah untuk hampir semua kategori. Satu-satunya “keunggulan” Indosat dibanding Telkomsel adalah persentase jaringan 4G dibandingkan total jaringan keseluruhan yang mencapai 70%. Smartfren sebagai pemenang kategori ini mencatatkan angka 92%, sedangkan Telkomsel masih stagnan berada di posisi paling bawah kategori ini dengan 69%.

Secara regional, OpenSignal mencoba memetakan kualitas dan kuantitas jaringan untuk sejumlah kota dengan hasil yang tak jauh berbeda. Meskipun Telkomsel terus mendominasi, Smartfren mulai memberikan kejutan, khususnya di kota Makassar dan Surabaya.

Screen Shot 2018-06-06 at 09.50.29

Telkomsel Segera Komersialkan Layanan 4G TDD Awal Desember 2017

Operator telekomunikasi Telkomsel menyatakan siap mengomersialkan layanan 4G TDD (Time Division Duplex) pada awal Desember 2017, setelah memeroleh Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) dari Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Surat tersebut berisi pernyataan bahwa Telkomsel telah memenuhi syarat kelaikan operasi untuk penyelenggaraan telekomunikasi di frekuensi 2,3 GHz.

Sebelumnya, Telkomsel telah dinyatakan menjadi pemenang lelang spektrum untuk frekuensi 2,3 GHz yang bernilai Rp1 triliun pada akhir Oktober 2017. Sejak saat itu, Telkomsel gencar melakukan serangkaian aktivitas agar pelanggan dapat merasakan teknologi TDD 2,3 GHz.

“Kami terus gerak pasca pengumuman pemenang lelang spektur untuk frekuensi 2,3 GHz, agar pelanggan dapat merasakan pengalaman mobile broadband Telkomsel yang lebih baik lagi. Penyesuaian izin jaringan bergerak seluler pun sudah selesai dan telah ditetapkan Kominfo,” ujar Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, Selasa (28/11).

Dia melanjutkan, untuk sementara teknologi tersebut sudah bisa dirasakan pengguna Telkomsel yang berlokasi di Teras Kota, Tangerang. Berikutnya, secara bertahap akan hadir di Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi mulai awal Desember 2017. Tak hanya itu sebanyak 500 BTS LTE TDD juga akan hadir di Palembang dan Bandung.

Kemudian pada tahun depan, BTS LTE TDD akan hadir di kota-kota lainnya seluruh Indonesia yang memiliki kepadatan akses layanan data yang cukup tinggi.

“Kita agak struggling karena spektrum yang tersedia terbatas sementara jumlah pelanggan data Telkomsel terus bertambah. Ini kalah dengan Singapura, spektrumnya jauh lebih besar dari Indonesia. Kehadiran spektrum baru ini tentu akan buat Telkomsel jadi lebih efisien, misalnya alokasi capex ke depannya.”

Ririek pun memastikan, spektrum baru ini tidak semata-mata membuat perusahaan menaikkan tarif data. Menurutnya, kenaikan itu disesuaikan oleh banyak faktor, tapi bukan dari spektrum.

Bila dirinci, alokasi frekuensi yang kini dimiliki Telkomsel sebagai berikut: frekuensi 2,3 GHz dengan lebar pita 30 MHz, frekuensi 2,1 GHz dengan lebar pita 15 MHz, frekuensi 1,8 GHz dengan lebar pita 22,5 MHz, frekuensi 900 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz, dan frekuensi 800 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz

Jamin kecepatan konsumsi video

Penjelasan mengenai TDD oleh Vice President Technology and System Telkomsel Indra Mardiatna / Telkomsel
Penjelasan mengenai TDD oleh Vice President Technology and System Telkomsel Indra Mardiatna / Telkomsel

Ririek menuturkan, dampak yang bisa dirasakan pelanggan Telkomsel dari hadirnya spektrum baru ini adalah kecepatan saat video streaming jadi lebih lancar, dari kualitas standar bisa naik jadi kualitas HD. Terlebih, sekitar 70% pelanggan Telkomsel tergolong aktif mengunduh ataupun mengunggah video di perangkat mereka.

“Sehingga enggak ada lagi streaming video yang buffer terus. Experience-nya sama seperti saat naik mobil, yang biasanya naik mobil biasa kini sudah naik super car. Analoginya seperti itu.”

Di sisi lain, pelanggan juga tidak bakal direpotkan untuk penggantian kartu SIM dari 3G jadi 4G. Selama handset yang digunakan sudah didukung dengan frekuensi LTE TDD 2,3 GHz dan berada dalam cakupan layanan LTE TDD 2,3 GHz. Spektrum ini diklaim memberikan layanan throughput downlink yang lebih baik karena besarnya lebar bandwith yang digunakan.

Saat ini, ada sekitar 50 juta handset LTE dalam jaringan Telkomsel, sekitar 85 persen diantaranya sudah support LTE TDD 2,3 GHz. Adapun secara total, ada lebih dari 3 ribu perangkat smartphone yang support layanan ini.

Di seluruh dunia, ada 100 operator telekomunikasi yang sudah memanfaatkan TDD LTE. Teknologi ini juga termasuk dalam peta jalan menuju implementasi 5G.