10 Rekomendasi Platform Riset Pasar untuk Meningkatkan Performa Bisnis

Sebagian besar alat market research atau riset pasar dirancang untuk mempercepat dan mempermudah pencarian data yang relevan. Apapun yang berkaitan dengan pasar, produk, atau tujuannya, menggunakan alat yang tepat, maka Anda akan mendapat hasil yang memuaskan.

Ketika ingin meluncurkan produk baru dan ingin masuk ke market yang berbeda, atau membuka lokasi toko baru, kemungkinan besar hal ini akan menjadi kendala. Sudah umum diketahui bahwa sebagian besar peluncuran produk baru akan mengalami kegagalan, hal ini bisa jadi dikarenakan riset pasar yang kurang.

Dilakukannya riset pasar bisa secara online maupun offline. Terdapat pula fitur riset pasar yang beraneka ragam yang ditawarkan oleh masing-masing platform. Alat riset pasar dirancang bisa digunakan secara gratis, namun juga berbayar. Tergantung dari masing-masing kebutuhan perusahaan atau bisnis. Bisa juga digunakan secara individu untuk kebutuhan riset personal.

Berikut kami kumpulkan platform yang dapat Anda gunakan untuk melakukan  market research/riset pasar. Ada apa saja? Yuk kita simak!

Veycat (Survey Center)

Dilansir dari lama resminya, Survey Center adalah sebuah perusahaan yang membantu untuk melakukan survey online, menyebarkan kuesioner secara online maupun offline melalui komunitas dan sesuai dengan responden yang Anda inginkan, melakukan distribusi data, serta pemetaan pasar. Survey Center sudah bekerja sama dengan berbagai perusahaan, seperti Tiket.com, Infokost, Maspion Group, Lumina Ent, dan lain-lain.

Layanan yang ditawarkan oleh Survey Center, yaiyu survei potensi pasar, survei kepuasan pelanggan, survei loyalitas pelanggan, survei brand awareness, survei segmentasi dan positioning, survei pengembangan produk dan jasa, studi kelayakan bisnis, survei persepsi publik, dan masih banyak lagi. 

Harga ditentukan dari kemungkinan untuk mendapat target responden berdasarkan profil. Lebih sulit target yang dicapai, harganya juga akan semakin tinggi. Harga standar yang ditetapkan yaitu Rp1.100 per pertanyaan dan per responden. Anda dapat melakukan simulasi harga melalui situs web Survey Center.

Populix

Populix merupakan perusahaan penyedia layanan consumer insights yang menghubungkan individu, pelaku UMKM, startup, perusahaan lokal maupun multinasional, hingga pelaku akademisi dari beragam industri lainnya, dengan responden di seluruh Indonesia. 

Populix menyediakan beberapa layanan yang dapat membantu proses riset dan survei, baik kualitatif maupun kuantitatif, seperti product test, UI/UX study, brand health check, dan lainnya. Responden yang mengerjakan dan menyelesaikan studi di aplikasi Populix akan diberikan reward menarik.

Sebelum melakukan survei, Anda dapat melakukan trial yang terdapat pada situs web Populix. Setelah yakin ingin menggunakan jasanya, Anda dapat memilih jumlah responden dan pertanyaan yang dibuat dengan harga ditentukan dari jumlah responden.Kurang dari 100 responden akan dikenakan biaya Rp500 per pertanyaan per responden, selengkapnya dapat Anda lihat melalui situs web resminya.

Dimia

Dimia merupakan salah satu member Asosiasi Digital Marketing Indonesia (DIGIMIND), yang merupakan Digital Market Analytic Intelligence yang dapat melakukan riset pasar dan pengoptimalan SEO untuk meningkatkan penjualan dan mengoptimasi situs web. Anda dapat menemukan produk paling laris dan mengetahui strategi pemasaran kompetitor.

Riset yang dapat dilakukan melalui Dimia yaitu, brand and seller monitoring, marketplace, sosial media, riset market dan analisis produk, akses jutaan produk paling laris. Terdapat limit pencarian harian dari masing-masing jenis riset pasar.

Semrush

Semrush adalah aplikasi yang menyediakan alat lengkap mengenai pemasaran, dengan layanan SEO, PPC (Pay per Click), marketing sosial media, riset keyword, riset kompetitor, pemasaran konten, ilmu marketing, dan manajemen campaign.

Anda dapat menggunakan Pro trial dengan layanan dapat membuat 5 projek, analisis kompetitor strategi (kata kunci, iklan, backlinks), riset kata kunci, melacak lebih dari 500 kata kunci, optimasi SEO, dan lainnya. Ada juga Guru trial dengan layanan membuat 15 projek, jumlah kata kunci yang dapat dicari mencapai 1.500, mengakses historical data, dan masih banyak lagi.

Qualtrics

Qualtrics adalah alat yang digunakan untuk merancang, mengirim, dan analisis survey online. Aplikasi ini digunakan untuk mendapatkan feedback dalam berbagai skala, seperti kuesioner sederhana ataupun studi terperinci, seperti menyebar kuesioner kepada pelanggan dan karyawan untuk program manajemen meningkatkan kualitas. Proses pengiriman survei dapat dilakukan dari berbagai saluran, yaitu situs web, email, aplikasi, bahkan chatbot.

Menggunakan Qualtrics, Anda akan mendapatkan informasi detail dari segala aspek mengenai riset pasar. Beragam fitur dari Qualtrics, yaitu analisis tren market, A/B testing untuk mengubah sistem manajemen, survei untuk meningkatkan pengalaman konsumen, dan masih banyak lagi. Harga yang ditawarkan tergantung kesulitan dalam analisis riset pasar, namun Anda dapat melakukan trial melalui situs web resmi Qualtrics.

Typeform

Hampir sama seperti Qualtrics, Aplikasi Typeform digunakan untuk mengumpulkan hasil dari survey sederhana ataupun melakukan survey dengan feedback dari para pembeli yang biasanya bisa Anda gunakan untuk mendapatkan reaksi dari para konsumen. Nantinya, Anda dapat mengolahnya menjadi ide terhadap konten produk Anda. 

Keunggulan dari aplikasi ini bisa memberikan bantuan dalam bentuk pertanyaan terhadap produk Anda dan konten Anda sendiri, baik itu dari pilihan ganda maupun hanya mengetik singkat. Selain itu, Anda juga dapat membuat quiz, membuat formulir, polling, dan lainnya

Paperform

Sama seperti aplikasi sebelumnya, Paperform menawarkan untuk dapat membuat form online dengan desain menarik. Paperform didesain sederhana tidak perlu keahlian digital profesional dan mudah digunakan untuk para pemilik small business. Paperform dapat digunakan untuk pembuatan survey, quiz, polling, test, respon, form pembayaran, booking, dan masih banyak lagi.

Remesh

Remesh menggunakan AI (Artificial Intelligence) untuk menganalisis dari respon pendapat yang dilakukan secara live hingga lebih dari 1.000 peserta. AI digunakan untuk membantu Anda memahami respon peserta hanya dalam hitungan menit. Tanya-jawab dilakukan secara live dan online. Algoritma akan analisis data, sehingga percakapan dengan audiens berjalan lancar. Selain melakukan live conversation, Remesh juga menawarkan riset pasar untuk mendapat produk baru dan strategi pemasaran, riet karyawan, hingga melakukan riset pemerintahan.

QuestionPro

Aplikasi ini dapat digunakan untuk membantu Anda melakukan survei cepat dalam menentukan respon target pasar Anda. Anda juga dapat memahami kepuasan klien. Platform QuestionPro membantu melakukan survei sederhana dan mudah dipahami dengan berbagai jenis pertanyaan dan pertanyaan cabang, di mana Anda dapat melakukan multilingual survey untuk mendapatkan audiens secara global. Tersedia 88 template yang dapat Anda ubah sesuai dengan kebutuhan. Anda juga akan mendapatkan wawasan untuk membantu meningkatkan bisnis Anda. Harga premium untuk paket langganan mulai dari 99 USD.

Social Mention

Social Mention merupakan alat yang digunakan untuk melacak dan mengukur seberapa banyak orang yang membicarakan mengenai brand Anda di seluruh lokasi secara realtime. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan customer insight, untuk lebih memahami kemauan pelanggan, dapat melakukan manajemen reputasi online karena Anda dapat memonitor brand Anda selama 24 jam dan respon langsung untuk melindungi reputasi brand, dan melakukan riset Influencer. Anda dapat melakukan trial gratis selama 7 hari.

Itulah rekomendasi aplikasi riset pasar yang dpat Anda gunakan. Semoga artikel ini bermanfaan untuk Anda. Selamat mencoba!

Platform Riset Pasar Populix Peroleh Pendanaan Sebesar 114 Miliar Rupiah, Dipimpin Intudo Ventures dan Acrew Capital

Startup pengembang platform riset pasar Populix memperoleh putaran pendanaan Seri A dalam bentuk pembiayaan (financing) sebesar $7,7 juta atau sebesar 114 miliar Rupiah, dipimpin oleh Intudo Ventures dan Acrew Capital. Turut juga berpartisipasi Altos Ventures dan Quest Ventures.

Tahun lalu Populix menerima pendanaan pra-seri A senilai $1,2 juta atau setara Rp17,3 miliar dari Intudo Ventures, yang sebelumnya juga memimpin pendanaan awal di 2019, dan Quest Ventures.

Populix merupakan platform yang menawarkan kegiatan riset dan pengumpulan data bagi pebisnis, perusahaan, dan individual untuk mempermudah pengambilan keputusan dengan menggunakan studi kualitatif dan kuantitatif.

Dalam keterangan resminya, Co-founder dan CEO Populix Timothy Astandu mengatakan, pihaknya akan memperkuat digitalisasi seluruh proses pendataan, optimalisasi produk existing, dan meluncurkan sejumlah layanan baru yang memungkinkan siapapun mengambil keputusan tepat bagi bisnis mereka.

“Orang-orang tidak lagi mengandalkan insting untuk menjalankan bisnis mereka. Kami sedang membangun dunia di mana pengusaha dan CEO Fortune 500 dapat mengakses data yang cepat dan relevan untuk mendorong keputusan bisnisnya,” tutur Timothy.

Sementara itu, Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip mengatakan bahwa  Indonesia merupakan pasar consumer yang berkembang pesat dan bergerak dengan kecepatan yang sulit dipahami oleh bisnis lokal. Maka itu, pemahaman yang tepat dan akurat sangat dibutuhkan bagi keberhasilan bisnis berskala besar maupun kecil. “Sebagai salah satu pendukung Populix paling awal, kami bangga dengan bagaimana tim Populix semakin matang dan mengiterasi produk mereka mengikuti pasar Indonesia yang selalu berubah,” tutur Yip.

Partner Quest Ventures Jeff Seah menambahkan, “Asia Tenggara telah menjadi pasar terkemuka bagi perusahaan global untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan masuk ke kelas konsumen baru. Bagi bisnis baru di regional, penting untuk memahami pola pikir lokal agar bisa sukses. Populix telah menunjukkan kemampuan luar biasa untuk menggambarkan preferensi konsumen Indonesia dan mengubah data point menjadi business insight yang dapat ditindaklanjuti,” kata Seah.

Pengembangan produk hingga ekspansi

Timothy mengungkap, pihaknya akan merekrut ahli di bidang produk dan engineering untuk meningkatkan pengumpulan data dan mengakomodasi kebutuhan lebih banyak klien. Untuk memperkuat posisinya di Asia Tenggara, pihaknya juga berencana ekspansi regional di tahun 2023 dengan fokus awal pada produk Poplite.

Berdiri pada Januari 2018, Populix menawarkan sejumlah layanan untuk kebutuhan riset. Pertama, Datasets berbasis subscription yang berisi ribuan data point terkait perilaku konsumsi online, gaya hidup, hingga emerging trend. Kedua, Poplite atau layanan penelitian dengan model bayar per penggunaan (pay-per-use). Layanan ini memungkinkan siapapun untuk membuat survei dan mengumpulkan business insight yang ditargetkan dan dapat ditindaklanjuti.

Menurut Timothy, misi awal Populix adalah membuat kegiatan penelitian lebih mudah, sederhana, akurat bagi bisnis, dan dapat diakses siapapun dengan dukungan teknologi. Dengan kemampuan Populix memindahkan kumpulan data secara online dan mobile, pihaknya berupaya membuat kegiatan riset menjadi lebih seru dan rewarding bagi responden.

Sejak 2020, Populix telah melakukan kegiatan riset dengan lebih dari 1,500 klien, mulai dari Fortune Global 500, pemerintahan, perusahaan konglomerasi, UMKM, akademik, dan individual di Indonesia. Menurut catatannya, sebanyak 45% klien Populix merupakan pengguna consumer insight pertama kali yang berupaya merefleksi utilitas sehari-hari sehingga pelaku bisnis dapat memahami konsumen dan mencapai product-market fit.

Populix menawarkan lebih dari 300.000 responden terverifikasi dan targeted untuk mengikuti kegiatan riset terkait preferensi, kebiasaan, dan pendapat terkait konsumen di Indonesia. Untuk memvalidasi keakurasian responden, Populix mengembangkan Popscore sebagai credit scoring system yang menilai kualitas responden dari tingkat kejujuran dan aktifnya seorang responden.

Perusahaan mengklaim telah mengalami pertumbuhan pendapatan hingga tiga kali lipat selama setahun terakhir.

Riset Qiscus: Tren Penggunaan Aplikasi Chatting Terus Meningkat, Bisnis Perlu Menyesuaikan

Qiscus adalah startup pengembang teknologi real-time communication (RTC) untuk membantu perusahaan mengembangkan dan mengelola chatbot. Mereka baru saja merilis sebuah laporan riset menyoroti tren penggunaan chat di pangsa pasar Asia Tenggara. Menurut Co-Founder & CEO Qiscus Delta Purna Widyangga, laporan ini dilakukan untuk menyoroti pasar yang semakin mobile-sentris. Konsumen menghabiskan banyak waktunya untuk chatting ataupun bermedia sosial.

Dalam laporan yang bertajuk “Meeting Southeast Asian Consumers’ Expectations with Chats and Calls” disebutkan beberapa tren. Pertama soal penggunaan internet konsumen di Asia Tenggara, masih didominasi media sosial dan aplikasi chatting. Pengguna internet di Indonesia menginstal sampai 4 aplikasi chatting di ponselnya. Tren penggunaan aplikasi messaging di kawasan ini pun terus meningkat dari waktu ke waktu.

Tren Pengguna Aplikasi Chatting
Tren peningkatan penggunaan aplikasi pesan dan media sosial / Qiscus

Dalam tren global, aplikasi messaging seperti Whatsapp menempati urutan tiga teratas dengan pengguna terbanyak setelah aplikasi media sosial seperti Facebook dan YouTube. Dari yang semula mengandalkan telepon, pesan singkat, dan email, kini preferensi pengguna internet pun beralih ke media chatting untuk berkomunikasi, bahkan bertransaksi dengan sesama pengguna internet lainnya.

“Fenomena ini kemudian melahirkan sebuah gaya hidup baru, yakni digital dan on-the-go,” ungkap Delta. Ia menjelaskan gaya hidup tersebut mendorong keinginan untuk serba cepat dengan akses yang mudah terhadap berbagai kebutuhan mereka.

Perubahan gaya hidup baru yang sebagian besar diadopsi oleh milenial sebagai pengguna internet paling dominan melahirkan sebuah ekspektasi baru. Hal tersebut mau tidak mau harus dipenuhi oleh bisnis agar tetap dapat meraih ceruk pasarnya. Konsumen menginginkan layanan dapat diperoleh secara digital secara instan. Sehingga implementasi fitur yang memudahkan akses konsumen terhadap produk menjadi suatu hal yang mutlak harus dilakukan.

Ekspektasi Konsumen Milenial
Ekspektasi konsumen milenial terhadap layanan dan produk masa kini/ Qiscus

Dari tren yang ada, ke depannya Qiscus memprediksi adopsi teknologi komunikasi real-time berupa chat akan semakin luas dan tidak terbatas pada layanan yang sudah ada seperti e-commerce ataupun bisnis on-demand, namun juga pada produk-produk baru yang kini terus dikembangkan oleh bisnis di Asia Tenggara.

“Disrupsi digital ini bahkan membuat perusahaan yang sangat konvensional sekalipun mulai mengadopsi tren terbaru agar tidak kehilangan pasar,” ungkap Delta.

Perubahan interaksi di kalangan pengguna internet di Asia Tenggara mampu merevolusi berbagai bisnis yang selama ini dianggap telah mapan. Di laporan dicontohkan studi kasus startup healthtech Halodoc. Mereka menemukan tantangan bahwa layanan akses kesehatan yang tidak merata menjadi salah satu masalah di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi chat, kini masyarakat dapat mengakses dokter yang berkualitas cukup melalui ponselnya tanpa harus datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.

“Sebagai bentuk komunikasi yang paling diminati oleh konsumen di Asia Tenggara pada saat ini, chat menjadi salah satu fitur yang harus dipertimbangkan oleh bisnis untuk melakukan pembaruan dalam produk ataupun layanan mereka,” tutup Delta.

Pengembangan Bisnis untuk Startup (Bagian 4 – Penutup)

Menjadi tulisan seri penutup tentang pengembangan bisnis untuk startup, artikel kali ini akan mencoba merangkum dan mengulas kembali apa yang sejatinya dibutuhkan startup ketika membangun fondasi bisnisnya. Pada bagian pertama disampaikan bahwa cakupan pengembangan bisnis (business development) tidak hanya berkutat pada penjualan (sales). Lebih dari itu di sana ada peran krusial untuk memastikan produk dan merek startup diminati pangsa pasar.

Di tahapan tersebut ada beberapa hal yang harus dilakukan seorang yang bertanggung jawab pada pengembangan bisnis. Pertama ialah memahami pangsa pasar atau dalam istilah teknisnya disebut “Know Your Customer”, alokasikan waktu khusus untuk melakukan riset tentang itu. Pergi ke luar, tanya kepada orang-orang yang akan menjadi basis pengguna dari layanan. Tampung masukan sebanyak-banyaknya sebelum proses bisnis benar-benar dimulai.

Kedua, lakukan analisis terhadap pesaing. Ini penting, pasalnya dengan produk yang dikembangkan startup sering kali merasa “unik” dan tidak punya pesaing. Padahal pesaing itu bisa saja merupakan pesaing langsung dan pesaing tidak langsung. Pesaing langsung adalah mereka yang menyajikan produk atau layanan serupa. Sedangkan pesaing tidak langsung adalah mereka yang menyediakan produk atau layanan alternatif sebagai pengganti.

Kemudian sebagai founder startup harus memiliki pola pikir yang terbuka. Permasalahannya tidak sedikit founder yang merasa sudah berada di pasar yang niche, artinya tidak banyak pemain di sana dan pangsa konsumennya adalah kalangan khusus. Justru harus berpikir sebaliknya, ceruk pasar khusus itu pada akhirnya akan ditemukan secara alami ketika startup berhasil menelusuri pangsa pasar yang luas, membandingkan satu dengan yang lainnya.

Sebelum berjalan keluar atau go-to-market, pastikan pekerjaan rumah di internal startup sudah selesai. Misalnya tentang pembagian peran dalam pengembangan bisnis. Sehingga masing-masing orang tahu ke mana harus melaporkan dan ke mana harus menghubungkan. Buat ide bisnis berjalan efektif dengan mendefinisikan secara jelas porsi pekerjaan dan target yang harus dicapai dalam periode waktu tertentu.

Infografik Tips untuk Startup

Memulai pengembangan bisnis

Pengembangan bisnis juga dapat didefinisikan sebagai sebuah proses penyampaian solusi pada orang yang tengah mengalami masalah tertentu. Sehingga ini menjadi faktor penting dalam pemilihan pendekatan yang dilakukan. Hadirkan merek startup sebagai solusi atas sebuah masalah. Hal lain yang perlu untuk selalu diingat, dalam pengembangan bisnis tidak selalu mematok tujuan akhir pada penjualan, ada komponen lain yang bisa dibawa untuk memperkuat startup, misalnya relasi bisnis, kerja sama strategis, hingga jalan untuk perluasan pangsa pasar.

Menjalankan sebuah pengembangan bisnis juga tidak bisa dilakukan sendiri. Rekrut orang yang tepat, dalam waktu yang tepat, untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan terkait pengembangan bisnis. Misalnya bagian penjualan, relasi publik, hingga representatif untuk membantu konsumen. Orang-orang tersebut penting, pasalnya tugas pengembangan bisnis tidak hanya berhenti sampai deal terjadi, melainkan ada post-deal management yang juga menjadi faktor krusial. Bayangkan jika produk yang dikembangkan startup direkomendasikan oleh konsumennya kepada orang lain.

Di tulisan bagian kedua telah dibahas bagaimana tim pengembangan bisnis melakukan perencanaan pemasaran. Perencanaan ini sangat penting, untuk memastikan setiap tujuan menjadi lebih jelas dengan capaian yang dapat diukur. Beberapa pendekatan dapat dilakukan, terlebih untuk startup dengan produk digital. Namun setiap pangsa pasar unik, misalnya startup menggarap model bisnis B2B, kalangan bisnis membutuhkan waktu untuk penentuan keputusan pembelian. Bantu mereka dengan menyajikan sumber daya yang memberikan pengetahuan tentang penyelesaian masalah tertentu, misalnya dengan mengirimkan newsletter berupa whitepaper atau market research.

Beruntung saat ini startup disajikan dengan berbagai macam alat digital untuk pemasaran. Melalui situs online, media sosial, atau email bisa dilakukan apa yang disebut dengan otomasi pemasaran. Bagian ini dibahas dalam tulisan ketiga. Otomasi pemasaran adalah sebuah mekanisme yang dapat dilakukan pemasar untuk menghadirkan traksi melalui pendekatan yang lebih “halus”. Model tersebut berusaha memberikan pemahaman tentang permasalahan dan solusi yang diberikan kepada konsumen.

Kesimpulannya pengembangan bisnis adalah serangkaian proses terpadu, tujuan akhirnya ialah mendorong startup mendapatkan berbagai komponen untuk membuat bisnis dapat berkembang – tidak hanya target penjualan. Karena untuk berkembang bisnis memang membutuhkan banyak hal, pemasukan agar operasional berjalan, mitra untuk melancarkan ekspansi, hingga konsumen loyal yang selalu merekomendasikan solusi dengan testimoni terbaik mereka.

Pengembangan Bisnis untuk Startup (Bagian 2)

Pada seri tulisan sebelumnya dibahas mengenai cakupan pekerjaan pengembangan bisnis (business development). Dari sana dapat disimpulkan, ada banyak aktivitas yang perlu dilakukan untuk melakukan pengembangan bisnis. Pemasaran (marketing) menjadi salah satu hal fundamental di dalamnya, dan dirasa menjadi yang paling menantang –khususnya untuk bisnis di level startup.

Kegiatan pemasaran yang baik perlu perencanaan matang, termasuk memastikan tujuannya selaras dengan tujuan bisnis yang diharapkan. Tugas perencanaan tersebut juga menjadi salah satu tanggung jawab oleh seorang pengembang bisnis. Dari praktik terbaik yang sudah banyak dilakukan, setidaknya ada lima hal yang dapat dilakukan untuk memulai sebuah perencanaan pemasaran:

  1. Mendefinisikan tujuan bisnis dan mengasosiasikannya dengan matriks capaian.
  2. Menganalisis kapabilitas bisnis –salah satunya dapat dilakukan dengan membuat sebuah tabel SWOT.
  3. Memahami lanskap kompetisi di pangsa pasar yang dituju.
  4. Mengerti karakteristik konsumen dan kecenderungan dalam melakukan pembelian.
  5. Mendalami gambaran umum lifecycle konsumen terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.

Mendefinisikan perencanaan

Tujuan pemasaran dapat terdiri dari banyak hal, misalnya untuk menumbuhkan profit, meningkatkan konversi pembelian dari basis konsumen yang sudah ada, memperluas cakupan pangsa pasar, memperkenalkan layanan/produk baru, atau memperluas relasi kerja sama. Dari daftar yang sudah ada, tentukan prioritas, lalu pilih dua atau tiga item untuk dijadikan tonggak capaian utama.

Penentuan prioritas dari daftar perencanaan dapat didasarkan pada tujuan utama bisnis –pada ambisi bisnis yang ingin dicapai tahun ini. Misalnya apakah bisnis ingin meningkatkan traksi terhadap layanan baru, apakah bisnis ingin menjangkau basis kota baru, dan lainnya.

Contoh pemetaan rencana pemasaran dengan tujuan bisnis:

Tujuan Bisnis Contoh Rencana Pemasaran
Meningkatkan nilai keuntungan sebesar 25% dari capaian tahun sebelumnya menggunakan produk yang sudah dimiliki. Menggelar kampanye iklan untuk meningkatkan awareness pangsa pasar dan meningkatkan basis data konsumen prospektif sesuai dengan target pemasaran.
Ekspansi ke luar Jawa dan membuat kantor perwakilan di wilayah tersebut untuk menguatkan bisnis.

 

Mengembangkan rencana pemasaran dan program untuk brand awareness. Melakukan beberapa pendekatan dengan pangsa pasar melalui kegiatan komunitas terkait.
Meluncurkan produk baru. Merencanakan kegiatan sosialisasi, pengiklanan, promo diskon, dan membuat studi kasus praktik terbaik pembuatan produk.

Setelah rencana disusun rapi oleh tim pengembang bisnis, selanjutnya serahkan pada staf pemasaran untuk mengeksekusi.

Melakukan riset pasar

Analisis terhadap pelanggan menjadi sumber daya penting yang harus masuk dalam perencanaan kegiatan pemasaran. Beberapa hal yang perlu dicari tahu di antaranya:

  1. Apa yang diinginkan oleh konsumen? Apa isu yang ingin segera mereka pecahkan?
  2. Bagaimana cara mereka mencari tahu solusi yang dibutuhkan, medium apa yang digunakan?
  3. Di mana mereka biasa mendapatkan insight seputar solusi bisnis? Melalui publikasi, konferensi, webinar dll?
  4. Layanan komunikasi apa yang dapat digunakan? Bagaimana mereka menemukan layanan yang kita buat?
  5. Mengapa konsumen akan memilih layanan yang kita usung.

Jawaban dari pertanyaan di atas akan menjadi bekal dalam penyusunan berbagai tindakan selanjutnya. Misalnya, jika akan membuat kampanye pemasaran saluran iklan apa yang dipilih.

Namun, selain melakukan riset terhadap calon konsumen prospektif, pengembang bisnis juga perlu melakukan riset terkait persaingan bisnis di pangsa pasar yang dituju. Tabel SWOT yang dibuat dapat membantu bisnis menentukan apa keunggulan yang bisa ditawarkan dan apa kelemahan yang harus segera dicari solusinya.

Memilih kanal pemasaran

Di era digital seperti saat ini, pilihan kanal pemasaran semakin banyak. Tantangannya effort pemasaran yang harus dilakukan untuk setiap relasi biasanya akan berbeda-beda. Dalam ilmu bisnis, itu disebut sebagai “1-to-1 marketing”. Untuk startup di tahap awal, pendekatan online seperti ini bisa ditiru:

  1. Buat sebuah konsep situs yang solid untuk menyampaikan konten dan informasi berkaitan dengan produk dan layanan.
  2. Rencanakan konten portofolio yang berisi studi kasus implementasi dan testimoni.
  3. Rencanakan tulisan atau video yang berisi tentang pemikiran pemimpin bisnis seputar tantangan yang banyak dihadapi oleh konsumen dan cara efektif yang dapat dilakukan untuk menyelesaikannya –tidak perlu melakukan hard selling saat penyampaian konten ini.
  4. Pilih konten sesuai dengan bisnis dan kriteria konsumen. Bisa saja secara rutin merilis hasil riset, white-paper, infografik, tulisan blog dan sebagainya.
  5. Pilih aplikasi tambahan untuk meningkatkan kunjungan ke situs, termasuk layanan publikasi email.

Dari tiga hal di atas, maka seorang pengembang bisnis setidaknya dapat menyajikan sebuah proposal atau presentasi kepada timnya seputar langkah apa yang akan dijalankan untuk memasarkan produk dan layanannya. Tentu banyak aspek lain yang akan mendukung tiga kegiatan utama di atas, namun penyusunan poin-poin tersebut akan menjadi fondasi utama dalam rencana pemasaran bisnis.

Disclosure: Artikel ini diambil dari berbagai sumber, baik sumber cetak maupun online.

Memilih Metode Riset Pengembangan Produk yang Tepat untuk Startup

Dalam proses inovasi, perlu diingat bahwa ide itu bersayap. Artinya, sebuah ide bisa datang dan terbang kapan pun, dan perlu ada yang ‘mengikatnya’. Agaknya beberapa startup secara tidak langsung menyadari bahwa ungkapan tersebut nyata. Maka banyak di antara mereka yang memilih ‘menyangkarkan’ ide tersebut dengan coretan-coretan di whiteboard atau sticky notes, atau langsung berbincang santai brainstorming bersama rekan-rekan kerja.

Namun, proses awal mengembangkan produk startup bukan hanya berdasar pada hasil focus group discussion di internal tempat kerja saja. Perlu adanya riset terukur yang melibatkan orang-orang atau calon user di luar perusahaan. Meski dengan gaya bekerja kasual, startup juga harus tetap disiplin berpaku pada data, bukan?

Riset pengembangan produk ini bisa berlangsung dengan beragam bentuk metode. Inilah tiga di antaranya yang bisa Anda coba!

A/B Testing

Sederhananya, A/B Testing ialah metode yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi sebuah masalah dari produk yang Anda kembangkan (misalnya, impression dari konten tulisan yang Anda bikin terhitung rendah), lalu berbasis hasil riset dan analisis, Anda menghadirkan hipotesis akar masalahnya.

Lalu setelahnya, Anda menjalankan variasi dari elemen masalah yang dimaksud, dan membandingkan hasil analisisnya kemudian (misalnya, mencoba memasukkan unsur video di dalam konten yang Anda kembangkan).

Clickstream Analysis

Metode ini memungkinkan Anda menjadi ‘pelacak jejak’ dari audiens produk Anda. Clickstream memperlihatkan langkah-langkah yang dipilih seorang visitor saat menjelajahi sebuah situs. Dalam laporan clickstream, Anda dapat dengan mudah melihat bagaimana seseorang dapat memasuki situs Anda, laman mana yang dia kunjungi, berapa lama ia berada di sana, sampai akhirnya dia pergi.

Dengan clickstream, Anda tidak perlu tebak-tebak buah manggis lagi terhadap apa yang dilakukan audiens kepada aplikasi atau situs Anda.

Polling dan Survey

Untuk riset kuantitatif, polling dan survei adalah metode yang paling umum dilakukan. Pertumbuhan penggunaan jejaring sosial dan Internet sekarang memudahkan Anda dalam mendapatkan sampel yang tak terbatas, seperti menggunakan Google Forms maupun Twitter Polls.

Jika Anda menyajikan pertanyaan yang terkonstruksi dengan baik kepada user yang tepat, survei boleh jadi merupakan metode riset paling terukur yang pernah ada.

Metode-metode riset di atas bukanlah satu-satunya cara untuk mengawali business and product development dari startup. Setelah mengetahui analisa SWOT dari startup yang Anda kelola, ada baiknya Anda memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan, untuk mengembangkan seluruh aspek yang ada dalam bisnis Anda.

Agar strategi pengembangan produk Anda lancar, DailySocial bekerja sama dengan Alibaba Cloud menghadirkan talkshow DS Class bertajuk Startup Starter Pack, pada hari Selasa 16 Mei 2017, pukul 18.00 WIB, di kantor DailySocial.

DS Class "Startup Starter Pack", presented by DailySocial and Aliyun
DS Class “Startup Starter Pack”, presented by DailySocial and Aliyun

Talkshow DS Class kali ini menghadirkan CSO Softinn Solutions Faustine Tan dan Business Development Manager Alibaba Cloud Leon Chen, dan akan dimoderatori oleh CEO DailySocial Rama Mamuaya.

Untuk para startup Founder, CEO, CMO, Head of Business Development, Product Manager, karyawan startup dan tech enthusiast, jangan sampai Anda melewatkan acara DS Class kali ini! Anda dapat mendaftarkan diri secara gratis melalui tautan berikut ini.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Alibaba Cloud.

Enam Cara Tepat Melakukan Riset Pasar untuk Startup

Sebelum memulai bisnis, Anda harus melakukan riset pasar, hal tersebut dapat menjadi perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Penulis Kevin Duncan menjelaskan bagaimana untuk mengetahui lebih lanjut tentang kompetitor Anda, pelanggan potensial dan yang paling krusial adalah melihat reaksi mereka terhadap harga dari layanan atau produk yang akan Anda tawarkan.

Lakukan uji coba paling dasar ide bisnis Anda

Jika Anda yakin memiliki ide yang sangat baik untuk bisnis, Anda tidak harus membiarkan diri Anda untuk terlalu yakin dan percaya diri teradap ide bisnis yang ada. Anda harus menguji secara menyeluruh dengan melakukan beberapa riset pasar yang paling mendasar. Dengan melakukan hal tersebut, selanjutnya Anda bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.

Tentukan pelanggan yang tepat

Fokus utama tentu saja adalah pelanggan. Anda harus mencari tahu berapa banyak permintaan untuk produk atau layanan, jenis yang orang atau bisnis akan membeli produk dan layanan? Apakah mereka masuk ke dalam kategori yang berbeda? Menjadi hal yang bijaksana untuk fokus pada kategori tertentu dari pelanggan, bukan hanya berharap Anda menarik bagi semua orang, kecuali produk dan jasa Anda memiliki daya tarik pasar dalam skala yang besar. Anda perlu mencari tahu, siapa orang yang membutuhkan apa yang Anda tawarkan.

Menentukan harga yang sesuai

Cari tahu dengan benar terkait dengan berapa banyak dan seberapa sering target pasar akan membeli produk atau layanan yang akan Anda tawarkan, reaksi harga adalah informasi yang paling penting dari semua. Kemudian Anda akan dapat menentukan apakah atau tidak Anda memiliki ide yang layak untuk bisnis. Mungkin ada beberapa pelanggan yang akan siap untuk membayar lebih, hal tersebut bisa diketahui dengan melakukan riset pasar di awal.

Mencari tahu siapa kompetitor

Tingkat persaingan adalah faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan. Mengidentifikasi pemain lain di pasar Anda dan mencari tahu apa yang mereka tawarkan. Apakah mereka berhasil, dan jika demikian  mengapa? Apa kekuatan dan kelemahan mereka? Berapa besar harga yang mereka tawarkan dan apakah Anda mampu bersaing?

Jika Anda beranggapan produk atau layanan yang Anda miliki bisa mengalahkan kompetitor tersebut, apakah Anda memiliki rencana cadangan? Anda mungkin harus memotong biaya Anda atau mengubah proposisi Anda. Pastikan Anda memiliki cukup ruang di pasar untuk layanan atau produk yang akan Anda hadirkan.

Mencermati pengaruh eksternal

Hal-hal yang terjadi di luar seperti ekonomi hingga suasana politik, bisa menjadi vital. Jika orang tidak tertarik untuk mengeluarkan uang membeli produk atau layanan yang Anda tawarkan tentunya akan menjadi kendala. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah masalah hukum dan legalitas serta aturan yang wajib Anda patuhi terkait dengan layanan atau produk yang akan dihadirkan.

Lakukan pencarian secara online

Cara paling mudah yang bisa dilakukan saat melakukan riset pasar adalah melihat semua informasi yang telah tersedia secara online. Mulai dari siapa kompetitor Anda, target pelanggan yang disasar dan siapa mitra serta supplier yang ideal untuk produk atau layanan Anda.

Namun demikian riset pasar yang paling ideal tentunya adalah melakukan kegiatan langsung ke publik dan melakukan percakapan dengan target pasar serta pihak terkait lainnya. Pencarian informasi secara online bisa menjadi salah satu cara, namun disarankan untuk melakukan kunjungan atau aksi langsung ke target pasar.

Tiga Cara Tepat Melakukan Riset Pasar untuk Startup

Salah satu cara agar startup Anda terhindar dari kegagalan dan berakhir bangkrutan adalah dengan melakukan uji coba kepada target pasar. Hal ini menjadi krusial terutama jika startup Anda menawarkan produk dan layanan yang terbilang baru, niche dan memerlukan edukasi yang cukup. Artikel berikut ini akan mengupas 3 cara terbaik ketika startup berniat untuk melakukan uji coba kepada target pasar.

Lakukan riset pasar yang paling mendasar

Jika saat ini Anda telah mengetahui dengan baik siapa target pasar Anda, lakukan kegiatan secara langsung kepada mereka, mulai dari bertanya hingga mengumpulkan feedback terkait dengan layanan atau produk yang ingin Anda tawarkan. Dengan demikian Anda bisa mengetahui dengan jelas apa yang mereka suka, tidak suka dan impian yang ingin diwjudkan melalui layanan atau produk Anda. Hindari untuk melakukan riset pasar kepada teman, kerabat atau keluarga, karena mereka hanya mewakili jumlah kecil pasar, dan kurang memberikan feedback yang dibutuhkan.

Selain kepada target pasar, lakukan juga pendekatan dengan calon klien, mitra dan pihak terkait lainnya yang bakal mendukung layanan atau produk yang Anda tawarkan.

Cermati latar belakang kompetitor

Cara lain yang baiknya juga Anda lakukan adalah dengan melakukan pencarian secara online informasi terkini, strategi pemasaran hingga target pasar yang diincar oleh kompetitor Anda. Cari tahu berapa banyak kesamaan dari sisi produk, layanan hingga cara pembayaran yang mereka terapkan. Jika saat ini Anda belum banyak memiliki kompetitor, bisa jadi model bisnis Anda belum di validasi dan kemungkinan besar sulit untuk dikembangkan.

Tawarkan prototipe produk/layanan kepada target pasar (beta test)

Cara terakhir yang bisa dilakukan dalam tahapan uji coba adalah, menawarkan prototipe produk atau layanan kepada target pasar dalam jumlah kecil. Informasikan juga harga, cara pemsanan dan poin-poin penting lainnya kepada mereka. Kumpulkan masukan, kritikan positif hingga negatif dari mereka, agar Anda dan tim bisa melakukan koreksi, penambahan hingga pengurangan fitur yang benar-benar dibutuhkan oleh target pasar.

Pada akhirnya riset pasar yang dilakukan sebelum layanan atau produk siap diluncurkan, bisa membantu startup melancarkan strategi yang tepat kepada target pasar, klien, mitra dan pihak terkait lainnya.

Mengoptimalkan Proses Validasi Ide

Setiap produk pasti dikembangkan untuk bisa menjadi berguna bagi masyarakat. Tetapi permasalahannya seberapa besar kebutuhan akan produk tersebut menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Belum lagi persaingan dengan produk yang sama dan di pasar yang sama, yang lebih dulu ada. Tentu ini menjadi sebuah pertimbangan sulit.

Lazimnya sebelum mengembangkan sebuah produk studi mengenai pasar dan pengguna menjadi sesuatu yang wajib dilakukan. Selain itu juga harus ada tindak lanjut yang mendukung validasi ide dan produk. Berikut beberapa cara yang mungkin bisa ditempuh untuk mengoptimalkan validasi ide dengan meminimalkan biaya pemasaran.

Kepada siapa akan menjual?

Pertanyaan ini wajib ditanyakan sebelum kita memutuskan membangun dan mengembangkan sebuah produk. Hal ini mungkin sudah banyak ditulis di banyak tips proses membangun bisnis, tapi memang itulah pentingnya. Sebelum produk jadi wajib dipastikan kepada siapa produk nantinya akan dijual. Permasalahan apa yang coba diselesaikan dengan produk tersebut. Semua itu harus diramu untuk menjadi bahan dasar pengembangan produk. Selanjutnya tentukan nilai lebih apa yang dibawa oleh produk. Apa yang membuatnya menjadi benar-benar dibutuhkan oleh pengguna.

Memahami pengguna

Setelah berhasil menemukan pengguna seperti apa yang disasar selanjutnya bagaimana Anda memposisikan produk Anda. Setiap ide bisnis memiliki latar belakang pengembangan, tugas selanjutnya adalah memposisikan hal tersebut dengan kebutuhan pengguna sehingga produk Anda memang benar-benar pantas untuk dihargai.

Posisikan produk Anda sebagai sebuah solusi yang langsung bisa mengenai inti dari permasalahan yang dihadapi pengguna. Seberapa pun intensif Anda berpromosi, seberapa keras usaha untuk mengajak pengguna membeli produk Anda jika mereka tidak butuh, mereka tidak akan melirik produk Anda. Paling baik mungkin mereka akan mencoba, kemudian tidak akan kembali lagi.

Gunakan “cold email” untuk menghasilkan percakapan penjualan

Setelah mengetahui di mana Anda meletakkan posisi produk Anda selanjutnya strategi yang bisa ditempuh adalah dengan menggunakan cold email. Strategi ini digunakan untuk mengetahui dan menjaring pengguna awal Anda. Tentu dengan strategi.

Anda bisa melakukan eksperimen dengan menggunakan email ke beberapa calon pelanggan Anda. Buat secara random dan coba gunakan skenario dan variasi email yang berbeda. Misalnya di email pertama yang dikirimkan ke kelompok pengguna A gunakan skenario email bahwa produk Anda memiliki fitur X. Lakukan hal yang sama untuk kelompok pengguna B dan dengan skenario mengenalkan fitur produk Anda yang lain. Ini bisa menjadi senjata untuk menguji sejauh mana produk diterima dan fitur apa yang relate dengan calon pengguna Anda.

Lakukan review pada hasil dan terus lakukan improvisasi

Test, review, improve merupakan aturan dasar untuk tetap menjaga bisnis berkembang. Salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh bisnis di awal. Test dan review digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan strategi sebelumnya. Untuk improvisasi, sangat jelas, untuk mencari dan menemukan cara terbaik memahami pengguna dan memberikan produk terbaik bagi mereka.