Pentingnya Marketing Automation Dalam Upaya Mendorong Bisnis Anda

Dunia pemasaran (marketing) umumnya dikenal memiliki dinamika yang tinggi. Perubahan cepat yang dipicu oleh tren pasar, seringkali membuat para marketers (pekerja dunia pemasaran) dihadapkan pada situasi harus menjalankan banyak aktivitas marketing secara bersamaan dan berulang, terlebih di ranah digital marketing. Melihat situasi tersebut, adakah cara jitu untuk mengoptimasi produktivitas dari kebutuhan digital marketing Anda? Ini mungkin saat yang tepat untuk Anda mengenal “Marketing Automation”.

Apa itu “Marketing Automation”?

Seperti yang dirangkum dari platform solusi digital marketing, MTarget, Marketing Automation merupakan rangkaian proses yang dapat membantu marketers mulai dari mengidentifikasi pelanggan potensial, sampai mengkonversi ke penjualan (close deal) dengan melalui proses otomasi.

Marketing automation dalam bisnis memberi akselerasi yang cukup mumpuni bagi kebutuhan digital marketing. Tantangan yang umum ditemui bagi pebisnis dalam mengaktivasi pemasaran biasanya berkisar soal pemanfaatan data yang dimiliki untuk men-generate leads dan juga engagement dari para pelanggan. Di sinilah Marketing Automation berperan membantu Anda melakukan pengelolaan data agar nantinya upaya marketing Anda tepat sasaran, dengan upaya yang minimal.

Hal apa saja yang bisa dilakukan oleh Marketing Automation untuk bisnis Anda?

Challenge yang sering atau umum terjadi dalam bisnis yang mana itu adalah generating leads dan juga menjaga engagement dari para customers. Untuk mencapai goals ini, banyak dari bisnis yang mendapatkan data yang sangat banyak namun sulit untuk digunakan. Marketing automation dapat membantu Anda dengan membuat pengkategorian data.

Automated email sequence adalah cara yang paling ideal untuk melakukan nurturing leads. Namun, dalam melakukan email marketing, salah satu tantangannya adalah Anda mengirimkan email yang berisikan irrelevant content dan desakan untuk membeli yang terlalu berlebihan. Untuk itu, dibutuhkan personalisasi dalam email marketing.

Ingin tahu bagaimana menghindari content yang tidak sesuai dan menjadi relevan dalam email marketing? Anda bisa melihat apa yang email marketing bisa lakukan dalam membantu bisnis Anda di sini. Kembali lagi ke marketing automation, hal ini harus Anda lakukan di seluruh customers lifecycle. Ketika ini terintegrasi dengan baik, maka Anda akan mendapatkan lahan yang subur untuk mendapatkan customers dan juga menjalin hubungan jangka panjang yang baik bersama mereka. Ketika dilakukan dengan baik, inilah benefit yang dapat Anda ambil untuk bisnis Anda.

Personalized Workflow

Di setiap prospects’ action, memberikan data yang akan memberitahukan detail tentang mereka. Seperti, memberikan Anda insight tentang apa yang sedang mereka cari atau butuhkan. Namun, jika secara manual, melihat behaviour mereka merupakan sesuatu yang tidak mungkin karena banyaknya data tersebut. Akan tetapi, dengan marketing automation software, Anda bisa menggunakan data ini di setiap channel yang Anda miliki untuk mencoba lebih memahami customers dan memberikan content yang tepat dan di waktu yang tepat.

Ini juga akan membantu Anda melalui helpful content dapat membuat qualified leads menjadi warm leads yang akan di nurture secara ideal menggunakan email sequences atau email marketing hingga akhirnya menjadi customers. Marketing automation tidak akan berhenti, ketika mereka sudah menjadi customers, marketing automation akan membuat mereka menjadi loyal, upsell, dan bahkan memberikan referensi tentang sebuah bisnis ke sekitarnya.

Streamlined Processes

Satukan seluruh perusahaan Anda dengan streamlined processes yang menjadikan pelanggan Anda sebagai pusat dari semuanya. Anda juga harus membangun proses yang lebih mudah dalam setiap customer journey, agar para customers tidak menemukan kesusahan dalam perjalanannya. Ini membuat leads menjadi customer semakin cepat. Anda harus memberikan smooth experience sejak pertama kali mereka sampai di website atau halaman produk Anda dan juga seterusnya. Sehingga, ini akan menimbulkan kemudahan untuk membeli dari para customers.

Dengan marketing automation yang efektif, tidak akan ada proses yang rumit, karena semuanya disimpan secara otomatis di pusat penyimpanan data Anda. Ini juga dapat membantu Anda dalam memprioritaskan leads mana yang harus diutamakan. Streamlining dapat membuat proses yang mudah dan lebih simple dalam menemukan leads dan membangun relationship dengan simple decision making process. Sekitar 86% company yang streamlined dan memiliki strategi marketing yang simple berhasil generate sales secara lebih efektif.

Integrated Data dan Analytics

Anda dapat melihat keseluruhan data yang dikategorikan yang akan membantu Anda untuk melihat penawaran atau content apa yang paling tepat untuk dikirimkan kepada setiap customers. Melalui analytics, Anda juga dapat melakukan tracking pada setiap performance dari marketing message yang dikirimkan kepada setiap customers. Ini akan membuat Anda mampu mengubah strategi pengiriman pesan ketika ada pesan yang tidak sesuai dengan data customers yang masuk.

Panduan lebih lanjut perihal Marketing Automation dan seputar digital marketing lainnya dapat Anda temui di Blog MTarget.

Publikasi artikel ini didukung oleh MTarget.

Panduan Lengkap Email Marketing Bagi Pemula

Di ranah digital, “Email Marketing” kerap didaulat sebagai kanal pemasaran yang dianggap cukup penting dalam memperoleh, melibatkan, dan mempertahankan pelanggan secara digital. Tak pelak, email marketing menjadi kanal yang diandalkan di era ini. Lalu bagaimana email marketing berfungsi dan bekerja pada sebuah bisnis? Kami akan membahasnya secara komprehensif di bawah ini tentang bagaimana persiapan bagi pemula menjalankan email marketing, dan hal-hal apa saja yang diperlukan oleh sebuah bisnis untuk menjangkau pelanggan mereka dengan lebih dekat dan personal? Berikut langkah-langkah panduan email marketing bagi pemula yang kami kutip dari MTarget – penyedia layanan marketing automation tool terkemuka di Indonesia.

Sejarah “Email Marketing”

Teknologi email sejatinya telah ada sejak 50 tahun yang lalu, atau tepatnya pada tahun 1970 yang dikembangkan oleh Ray Tomlinson. Satu dekade kemudian, email dengan jumlah penerima yang besar mulai diujicobakan pada tahun 1980, meski dengan teknologi informasi yang masih terbilang sederhana. Barulah pada tahun 1991, bertepatan dengan lahirnya teknologi internet, email menjadi bagian dasar dari sistem informasi berbasis web dalam urusan surat menyurat secara elektronik. Sekian dekade kemudian, diikuti dengan perkembangan teknologi informasi, penggunaan email melonjak pesat pada era 2010-an, seiring dengan adopsi teknologi internet di perangkat mobile yang kian pesat. Baru di tahun 2012, para marketer mulai melakukan segmentasi email list agar email yang dikirimkan tepat sasaran, dan setahun berikutnya, inovasi terhadap teknologi email automation diklaim mampu memberikan dampak pada conversion rate sebesar 50 persen.

Jenis-jenis “Email Marketing”

Sesuai perkembangan teknologi, email marketing pun turut berkembang yang akhirnya menelurkan berbagai macam jenis. Lalu, apa saja jenis email marketing yang efektif untuk mendukung pertumbuhan bisnis?

Key Performance Indicator (KPI) Email Marketing

Dalam mengelola email marketing tentu dibutuhkan pula pemahaman mengenai berbagai macam metrik yang bisa diukur untuk menentukan keberhasilan kampanye email marketing. Ada beberapa alasan mengapa memantau Key Performance Indicator (KPI) email marketing penting, salah satunya adalah untuk membantu melihat performa dari setiap pengiriman email yang dikirimkan, memilah strategi pengiriman mana yang harus diulang dan mana yang harus dibuang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebelum beranjak lebih jauh pada hal tersebut, berikut ini KPI email marketing yang perlu diperhatikan.

  • Deliverability Rate
    Deliverability rate adalah tingkat kemampuan untuk mengirimkan email dengan sukses ke inbox pelanggan.
  • Open Rate
    Open rate adalah indikasi bahwa email marketing yang dikirimkan telah dibuka oleh subscriber.
  • Click-Through-Rate (CTR)
    Click-Through-Rate (CTR) adalah persentase orang yang mengklik atau melakukan action tautan di email.
  • Unsubscribe Rate
    Unsubscribe rate adalah persentase orang yang mengklik tombol “unsubscribe” pada email yang dikirimkan.
  • Bounce Rate
    Bounce rate adalah persentase total email yang dikirim namun tidak terkirim ke penerima email.
  • Spam Rate
    Spam rate adalah persentase seseorang yang melaporkan atau menandai email yang dikirim sebagai spam.

Do’s & Don’ts dalam Email Marketing

Seperti diketahui sebelumnya, bahwa email marketing adalah channel marketing dengan memiliki performa pemasaran yang cukup diandalkan. Namun, sebelum terjun penuh ke sana, ada baiknya Anda menyimak beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam campaign email marketing Anda.

Perkembangan Email Marketing saat Ini

Setelah lebih dari 50 tahun, email berevolusi mengikuti perkembangan teknologi, dan personalisasi konten di tengah derasnya arus internet di masa ini. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi email telah mampu memfokuskan distribusinya terhadap pelanggan atau penerimanya. Di tahun 2021 lalu, tren personalisasi email diklaim dapat menembus filter “spam” yang ketat pada provider email populer seperti Google. Hal ini menandakan bahwa beberapa tahun terakhir dan tahun yang akan datang, email marketing akan lebih fokus kepada pendekatan dua arah. Pertama yakni membuat email dengan kualitas pesan yang lebih baik untuk audiens, disertai dengan personalisasi dan dikirimkan sesuai dengan segmentasi. Kedua, email marketing yang “mobile friendly” dianggap bakal terus jadi primadona di dunia digital marketing.  Sebuah studi bahkan mengatakan, 60 persen pengguna internet membuka email melalui perangkat smartphone mereka.

Berikut ini beberapa perkembangan yang perlu diketahui dalam email marketing:

  • Hyper Personalization
    Hyper-Personalization adalah strategi marketing via email yang sangat personal. Cakupannya lebih dalam dibandingkan pemasaran personal lainnya. Oleh karena itu, tingkat keberhasilannya dalam mengonversi pelanggan jauh lebih tinggi. Jika pemasaran personal lainnya hanya menggunakan pesan tentang penyebutan nama kontak dan promosi produk yang dibutuhkan, maka hyper-personalization ini lebih mendalam, misalnya bisa memasukkan data yang berkaitan dengan perilaku konsumen sebelumnya.
  • Penggunaan Artificial Intelligence (AI) ke dalam Email Marketing
    Penggunaan AI dalam email marketing menjadi tren di tahun 2020 hingga saat ini dan menjadi tren yang paling banyak dimanfaatkan oleh para marketer. Penggunaan AI dalam email marketing ini biasanya ditemukan pada fitur analytic yang bisa membantu untuk melakukan analisa performa campaign dengan auto generated yang dibantu oleh AI. Selain itu, penggunaan AI dalam email marketing dapat ditemukan pada fitur segmentasi, dengan begitu mengelompokkan pelanggan berdasarkan behaviour secara otomatis dapat dilakukan dengan mudah.
  • User-Generated Content (UGC)
    UGC adalah segala bentuk konten (teks, video, gambar, audio) yang dibuat oleh pengguna akhir barang atau jasa, bisa dibilang user-generated content ini adalah konten testimoni dari user pengguna. Sekitar 70% dari semua konsumen mendasarkan keputusan pembelian mereka pada ulasan dan penilaian dari pengguna lain. Oleh karena itu, ketika marketer memasukkan ini ke dalam email mereka, hal ini akan meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap produk atau layanan yang dipromosikan.
  • Interactive Email
    Interactive email adalah hal kunci dalam email marketing. Interactive email ini mampu meningkatkan interaksi dan engagement pelanggan pada email. Interaksi dalam email marketing dapat membantu bisnis atau brand untuk mendapatkan engagement dari audiens. Interaksi di dalam email ini bisa dimulai dengan membuat konten berupa polling, kuis singkat, dan CTA untuk melanjutkan berlangganan atau membaca pesan selengkapnya. Karena pada dasarnya, audiens ingin merasakan terlibat langsung dengan bisnis atau brand melalui berbagai channel yang digunakan untuk menjangkau mereka.
  • Mobile Friendly
    Email mobile friendly adalah email dibuat responsif untuk berbagai device dan browser yang digunakan oleh pengguna. Sebuah bisnis perlu menerapkan email yang mobile friendly karena menurut eMailmonday, pengguna email lebih sering membuka email mereka melalui ponsel, sehingga konten email perlu ditampilkan dengan benar di layar mereka. Jika pengguna kesulitan melihat promosi atau penawaran yang dikirim, mereka kemungkinan tidak akan menunggu sampai mereka tiba di rumah dan membuka email mereka melalui desktop. Selain itu, email marketing yang dioptimasi untuk mobile dapat meningkatkan open rate sebesar 50%.
  • Fokus Pada Privasi
    Ketika General Data Protection Regulation (GDPR) diluncurkan pada tahun 2018, dunia email marketing berubah, dan mereka masih belum sepenuhnya menyesuaikan diri dengan realitas baru. Kemudian, pada 2020 dan 2021 tepat ketika pandemi mulai mewabah di berbagai belahan dunia, berbagai bisnis dengan gencar mengirimkan pembaruan terkait bisnis mereka kepada pelanggan melalui email. Pelanggan dibanjiri oleh berbagai email setiap harinya, baik tentang pembaruan perusahaan, maupun email promosi. Karena hal tersebut, di tahun ini tren fokus pada privasi menjadi tren utama.
  • E-Billing
    E-Billing pada email erat kaitannya dengan Peraturan Pemerintah tentang “PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM” pada Bagian Kedua mengenai Penempatan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan atau Pusat Pemulihan Bencana, pasal 21 ayat 1 yang berbunyi: “Bank wajib menempatkan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan Pusat Pemulihan Bencana di wilayah Indonesia.” Sehingga dapat diartikan Bank diwajibkan memiliki pusat data yang berada di wilayah Indonesia.Kemudian berdasarkan pasal 21 ayat 2 yang berbunyi: “Bank hanya dapat menempatkan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan atau Pusat Pemulihan Bencana di luar wilayah Indonesia sepanjang mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.” Berdasarkan bunyi pasal tersebut, apabila Bank memiliki sistem di luar negeri, harus mendapatkan persetujuan dari OJK terlebih dahulu.Dan seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa dampak dari pandemi di berbagai dunia membuat berbagai bisnis perlu lebih waspada lagi akan segala hal yang mereka keluarkan pada publik. Salah satunya, dampak di Indonesia yaitu adaptasi teknologi di masyarakat diklaim terakselerasi sampai dengan 7 kali lipat. Hal ini tentunya mengubah kebiasaan masyarakat dalam bersosialisasi dan bertransaksi salah satunya pada proses jual beli.Dengan segala keterbatasan, melalui teknologi berbasis situs atau aplikasi memungkinkan masyarakat untuk dapat membeli segala kebutuhan tanpa perlu keluar rumah melalui transaksi elektronik. Namun, hanya sebagian kecil dari transaksi yang terjadi melalui bantuan internet ini dianggap sah dimata hukum yang diatur dalam UU ITE dan PP tentang “PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI”, yang mana hal ini diberlakukan untuk melindungi data transaksi penyedia layanan dan pelanggannya.Secara tidak langsung, email merupakan salah satu channel yang paling aman digunakan untuk transaksi online dan bukti pembayaran online atau e-billing, karena email merupakan salah satu channel marketing yang legal dan segala percakapan di dalamnya dapat dijadikan bukti sah di pengadilan ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

    Dan berdasarkan UU ITE nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pasal 1 angka 2 UU ITE mendefinisikan transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan atau media elektronik lainnya. Salah satu aktivitas yang dimaksud adalah bukti transaksi yang harus dan dapat dijadikan alat bukti yang sah.

Tantangan dalam Email Marketing

Sebelumnya telah dibahas bahwa beberapa tahun terakhir, penggunaan AI untuk segmentasi dan relevansi pesan menjadi tren yang banyak dibahas oleh para email marketer, karena menjadi tantangan sekaligus solusi sendiri untuk mempermudah proses campaign email marketing. Selain itu, ini dia beberapa tantangan dalam email marketing:

  • Frekuensi Pengiriman Email
    Menentukan frekuensi pengiriman email sangat diperlukan, karena hal ini erat kaitannya dengan segmentasi dan relevansi pelanggan. Sebuah brand tidak diperbolehkan mengirimkan campaign email dengan waktu yang berdekatan apalagi dikirim kepada audiens yang sama, karena hal tersebut akan berdampak pada performa pengiriman email mereka.
  • Subscriber Engagement
    Penerima email biasanya cukup responsif saat pertama kali berlangganan. Namun, setelah beberapa waktu, minat mereka mulai menurun karena beberapa alasan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk para email marketer, karena mereka perlu mencari tahu alasan penurunan minat subscriber yang akhirnya berdampak pada engagement email campaign. Kemudian, mereka juga memiliki tantangan untuk mengatasi hal tersebut agar tidak berlarut terlalu lama.
  • Meningkatkan Customer Acquisition
    Email marketing adalah channel retensi dan akuisisi pelanggan yang cukup efektif. Namun, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para marketer, karena pada saat customer list bertumbuh, bisnis belum memiliki plan panjang terkait hal ini. Selain itu, Customer Acquisition Costs (CAC) juga terus meningkat selama lima tahun terakhir, dan akuisisi hanya mengacu pada mendapatkan pelanggan baru, tidak ada yang mengatakan mereka tidak akan churn.
  • Meningkatkan Retensi Pelanggan
    Dalam bisnis, revenue tidak didapatkan dari pelanggan baru, melainkan dari pelanggan lama. Oleh karena itu, penting untuk fokus pada retensi pelanggan dibandingkan dengan akuisisi pelanggan baru, meskipun akuisisi ini juga penting dilakukan. Selain itu, memperoleh customer baru dapat menghabiskan biaya lima kali lipat lebih besar dari mempertahankan yang sudah ada.

Demikian langkah-langkah yang perlu diperhatikan bagi pemula dalam mempersiapkan, sekaligus mengelola email marketing. Pantau terus kanal DScovery untuk tips dan trik lain seputar dunia teknologi.

Advertorial ini didukung oleh MTarget.

Tiga Kiat Mengeksplorasi Strategi Pemasaran

Setiap elemen dalam organisasi dituntut untuk terus berkembang, setidaknya agar bisa terus mengeksplorasi cara baru untuk berinovasi. Tak terkecuali pemasaran. Tren pemasaran mengandalkan data dan sosial media kini sudah jamak dilakukan banyak oraganisasi dan bisnis demi mencapai sasaran yang tepat. Berikut beberapa tips untuk bisa lebih eksplorasi strategi pemasaran di tengah perkembangan teknologi yang ada.

Implementasi kecerdasan buatan

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI) adalah satu dari banyak teknologi mutakhir yang digadang-gadang mampu merevolusi penggunaan teknologi lebih arah yang lebih jauh lagi. Kuncinya ada otomatisasi. Implementasi teknologi ini di bidang pemasaran tentu akan memberikan banyak peluang bagi tim pemasaran untuk fokus pada hal yang butuh banyak sentuhan manusia.

AI bisa saja digunakan untuk mengumpulkan data dari banyak kanal pemasaran untuk dianalisis sebagai bahan kesimpulan. Sementara itu tim pemasaran bisa lebih banyak memberikan sentuhan manusia untuk menjalin koneksi dan emosi yang baik dengan pelanggan. Saat ini ada produk perangkat lunak pemasaran berbasis AI yang bisa dilanggan atau dibeli berdasarkan kebutuhan spesifik.

Menjaga data pengguna adalah prioritas

Ada dua hal yang menjadi permasalahan media sosial saat ini, yang pertama adalah soal privasi data dan disinformasi atau hoax. Dua hal ini sedikit banyak mereduksi tingkat kepercayaan pengguna, dan bisa saja menimpa brand jika strategi pemasaran tidak dilakukan dengan baik.

Batas antara personalisasi dan pelanggaran privasi bisa dikatakan sangat tipis. Di sinilah peran perusahaan untuk bisa memastikan bahwa data yang mereka minta dari pelanggan sepenuhnya aman. Konteksnya, tidak dibocorkan kepada pihak lain atau diperjual-belikan.

Tidak sedikit orang yang terbantu dengan model pendekatan personalisasi, tapi tak sedikit juga yang mereka khawatir dengan data mereka ketika preferensi mereka dihadirkan dalam bentuk rekomendasi. Itu penting bagi organisasi dan bisnis untuk meyakinkan pelanggan data mereka aman dan membuat mekanisme untuk mellindungi data pengguna.

Peka terhadap perubahan

Apa yang berhasil dilakukan sebelumnya belum tentu berhasil dilakukan sekarang, pun demikian dengan strategi pemasaran. Harus selalu ada upaya membaca situasi, tren, dan keinginan pengguna. Adaptasi adalah sebuah keniscayaan jika berbincang mengenai inovasi dan pertumbuhan. Itu mengapa memiliki komunitas atau memiliki basis pengguna yang bisa dimintai umpan balik adalah sebuah kemewahan.

Komunitas bisa jadi tempat paling dini untuk bisa mengetahui perubahaan atau permintaan dari pelanggan. Menjaga komunikasi baik melalui media sosial, email, atau media lainnya adalah tugas penting yang tidak boleh dilupakan. Sekadar mengucapkan ulang tahun, tahun baru, atau perayaan lainnya bisa jadi cara sederhana untuk tetap terhubung dengan mereka.

Pengembangan Bisnis untuk Startup (Bagian 3)

Bisnis memerlukan alur yang memungkinkan konsumen baru selalu datang secara reguler untuk meningkatkan performa keuntungan. Namun kadang peran tim pemasaran sudah disibukkan untuk melayani konsumen prospektif yang sudah dalam bidikan sebelumnya, atau konsumen yang sudah berlangganan sehingga harus dibina hubungannya. Untuk itu dibutuhkan cara efektif dalam mengeksplorasi calon konsumen baru.

Seiring dengan perkembangan dunia pemasaran, kini dikenal konsep “Marketing Automation” (atau otomasi pemasaran), sub kegiatan pemasaran yang membantu bisnis memanfaatkan alat dan teknologi untuk membuat program yang efektif. Dengan perangkat lunak khusus, pemasar dapat memprioritaskan dan melaksanakan tugasnya secara lebih efektif dan efisien. Tujuan utama dari otomasi pemasaran ialah melakukan konversi dan transaksi atas prospek bisnis yang dihadirkan melalui lalu lintas situs web, interaksi email, dan kanal lainnya.

Cara lama yang dilakukan – baik digital atau tradisional – biasanya pemasar melakukan distribusi masal informasi tentang produk atau layanan, misalnya melalui kampanye email atau membagi brosur. Namun ada beberapa risiko yang mungkin terjadi, misalnya kontak yang disasar bukan orang yang tertarik terhadap produk yang ditawarkan. Kurang efektif untuk saat ini, sehingga disempurnakan dengan otomasi pemasaran.

Hal yang perlu digarisbawahi bahwa otomasi pemasaran ini tidak meninggalkan alat-alat yang sebelumnya digunakan, hanya saja membenahi proses yang dilakukan. Sebagai contoh dalam sebuah proses pemasaran email, bisa saja alurnya dibuat menjadi seperti ini:

Contoh proses pemasaran dengan email
Contoh proses pemasaran dengan email

Misi utama dari kegiatan ini ialah membuat hubungan yang lebih personal kepada calon konsumen. Cara paling mudah memvalidasi ialah membayangkan saat diri kita menjadi konsumen, informasi seperti apa yang lebih suka diterima ketika mendapati penawaran sebuah produk baru.

Cara di atas adalah dasar dari otomasi pemasaran, untuk memungkinkan pemasaran menargetkan kontak yang relevan dan mengirimkan konten yang didasarkan pada perilaku mereka. Jadi otomasi pemasaran adalah tentang membina konsumen, bukan secara “kasar” melakukan penjualan.

Menyiapkan otomasi pemasaran

Memahami siapa saja yang ada di basis data kontak juga menjadi salah satu tantangan para pemasar. Di startup biasanya kontak-kontan tersebut berbaur, dikumpulkan dari berbagai macam sumber. Tidak ada cara yang paling efektif untuk memulai selain mengelompokkan sesuai karakteristik tertentu. Secara lebih mendalam, pemasar masih harus mengelompokkan segmentasi pelanggan, umumnya didasarkan pada persona dan lifecycle.

Persona didefinisikan untuk mencari tahu perbedaan antar kelompok konsumen tersebut. Umumnya didapat melalui kegiatan pemasaran atau penjualan. Persona biasanya mendefinisikan seperti lanskap industri, ukuran perusahaan, lokasi dan detail lainnya. Sedangkan lifecycle mengacu pada proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Proses ini baru tahapan paling awal untuk otomasi pemasaran.

Setelah mendapatkan pengelompokan basis data kontak, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama ialah melakukan “target email content“, mengirimkan masing-masing segmen pelanggan dengan konten email menarik. Beberapa yang disarankan adalah tulisan blog yang relevan, tawaran yang menitikberatkan pada permasalahan konsumen, hingga tawaran konsultasi gratis. Kedua dapat melakukan “target website content“, menggiring calon konsumen ke situs dengan iming-iming konten, misalnya sumber daya berupa white paper atau kebutuhan promosi lain.

Rangkaian proses otomasi pemasaran dan kanalnya / HubSpot
Rangkaian proses otomasi pemasaran dan kanalnya / HubSpot

Dari dua kegiatan di atas, didapatkan interaksi, selanjutnya untuk mengajak target prospektif mendalami potensi penggunaan produk lakukan kampanye yang melibatkan mereka secara lebih dalam. Salah satu cara efektif yang bisa dilakukan saat ini ialah dengan menyelenggarakan webinar – sesi online untuk melakukan konsultasi, presentasi, dan demonstrasi produk. Atau bahkan adakan acara pertemuan langsung dengan calon konsumen prospektif tadi melakukan berbagai kampanye yang sekiranya juga memberikan manfaat berupa pengetahuan secara umum dan produk.

Proses otomasi pemasaran akan terjadi di sini. Sehingga prosesnya dapat disimpulkan: menggiring target dengan cara yang tepat, lalu membawanya lebih dalam memahami tentang produk atau layanan yang ingin dijual. Semuanya dilakukan secara kolektif, namun tidak menutup kemungkinan harus ada follow up berupa marketing 1-to-1 untuk kebutuhan khusus.


Baca juga:

Asia Pacific Media Forum 2018 Invites Startups to Create Marketing and Advertising Automation Solution

BIG BREAK competition will be held as part of Asia Pacific Media Forum (APMF) 2018, inviting Asia-Pacific startups to propose a solution for advertising, marketing, and consumer engagement in anticipating industrial revolution. The five select startups will be pitching in front of 1000 delegates of APMF 2018 in Bali, 2-4 May 2018.

It’s part of APMF contribution in building a creative ecosystem to support innovation. This initiative in line with Presiden Joko Widodo’s priority to build an entrepreneurial ecosystem, for the industry to explore the digital economy potential.

To participate in BIG BREAK 2018, startup may submit its proposal before April 14, 2018 through http://apmf.com/bigbreak. Submitted proposals will be evaluated by the panel of experts that include Eka Sugiarto (Unilever’s Head of Media for Indonesia and SEA), Andy Budiman (Kompas Group’s Director of Radio and Digital), Ajay Gupte (Wavemaker Indonesia’s CEO), Sunilkumar Suvvaru (Capella Digital’s Director), andAndi Boediman (Ideosource’s Managing Partner).

The delegates of companies, innovators, trend makers, and media will be discussing on how industry stay relevant among ongoing revolution. Andi Sadha, Head of APMF said, “Among the rapid implementation of automation and artificial intelligence, the existing business model and skill are threatened.”

McKinsey predicts there will be transition on entire workforce starting in 2030. The rapid growth of automation will affect all disciplines and replace up to 60% of the active workers.

“Therefore, industry players need new ways and solutions in re-writing its business model to stay relevant in the new era. This is an opportunity for startups to innovate,” he continued.

Rama Mamuaya, CEO & Founder of DailySocial.id, who also serves as Head of BIG BREAK selection committee said, “Startup companies play an important role in managing hidden potential in the digital economy. We are excited in welcoming the solutions offered in response to the recent industry challenge.”

Startups will be able to pitch their solution and the select five will receive a platinum ticket for all sessions of APMF 2018, two exhibition tickets, and networking session with five well-known curators.

Since initially held in 2005, APMF has become biennale event in three main format: Conference, involving all delegates with many speakers in short sessions; Advanced Class, intensive classes, each led by top-tier speakers with limited seats, participants can learn directly from the experts and develop plans for business; and Expo, an exhibition of the latest solutions in technology, communication, and digital.

AMPF 2018 will introduce Braindates, a new format where limited participants can directly meet the speakers for further discussion.

This year, several top speakers will be presenting, including Nielsen Global’s Vice President of Digital Audience Measurement Marissa McArdle, Universal Music Group Global’s SVP for Brand Partnership Manuel Hubault, Frame A Trip’s Founder Dian Sastrowardoyo, and BEKRAF’s Vice Chairman Ricky Pesik. Speakers will be displaying their latest findings and insights on consumer’s behavior, disruptive technology applications (big data, blockchain, and machine learning), along with shifting in media landscape.


Disclosure: DailySocial is a media partner of Asia Pacific Media Forum 2018. Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Asia Pacific Media Forum 2018 Tantang Startup Hadirkan Solusi Otomasi Pemasaran dan Periklanan

Ajang kompetisi BIG BREAK diadakan sebagai bagian dari Asia Pacific Media Forum (APMF) 2018, mengajak perusahaan startup di Asia Pasifik untuk mengajukan solusi di bidang consumer engagement, pemasaran, dan periklanan dalam mengantisipasi revolusi industri yang tengah terjadi. Lima startup terpilih akan berkesempatan mempresentasikan proposalnya di hadapan sekitar 1000 orang delegasi APMF 2018 di Bali pada 2-4 Mei 2018 mendatang.

BIG BREAK merupakan kontribusi APMF dalam menciptakan ekosistem kreatif yang mendukung inovasi. Hal ini sejalan pula dengan salah satu prioritas Presiden Joko Widodo untuk membangun sebuah ekosistem kewirausahaan, industri dapat bergerak lincah dalam memanfaatkan potensi model baru ekonomi digital.

Startup yang tertantang untuk berpartisipasi dalam BIG BREAK 2018 dapat mengajukan proposalnya hingga 14 April 2018 melalui tautan http://apmf.com/bigbreak. Proposal yang masuk akan diseleksi oleh komite seleksi yang mencakup nama-nama terkemuka di bidangnya, antara lain Head of Media Indonesia and SEA Unilever Eka Sugiarto, Direktur Grup Radio dan Digital Kompas Group Andy Budiman, CEO Wavemaker Indonesia Ajay Gupte, Direktur Capella Digital Sunilkumar Suvvaru dan Managing Partner Ideosource Andi Boediman.

Di forum tahun ini para delegasi yang terdiri atas perusahaan, inovator, pencetak tren digital, dan media dari Asia Pasifik akan membahas bagaimana industri dapat tetap relevan di tengah revolusi yang tengah terjadi. Ketua APMF Andi Sadha mengungkapkan, “Di tengah pesatnya penerapan otomasi dan kecerdasan buatan, model bisnis dan keahlian-keahlian yang selama ini kita kenal terancam segera usang.”

McKinsey memprediksikan bahwa seluruh angkatan kerja dunia akan memasuki masa transisi pada tahun 2030. Hal ini seiring dengan semakin maraknya otomatisasi yang akan mempengaruhi seluruh disiplin dan bahkan menghapus hingga 60% dari angkatan kerja aktif saat ini.

“Oleh karena itu, pelaku industri membutuhkan cara dan solusi baru dalam menulis ulang model bisnisnya sehingga dapat tetap relevan di era baru ini. Di sinilah terdapat peluang bagi para perusahaan startup untuk berinovasi menjawab kebutuhan tersebut,” sambung Andi Sadha.

Founder & CEO DailySocial.id Rama Mamuaya yang tahun ini juga menjabat sebagai Ketua Komite Seleksi BIG BREAK mengungkapkan, “Perusahaan startup memainkan peran penting dalam memanfaatkan potensi yang tersimpan dalam ekonomi digital. Kami amat antusias menyambut solusi-solusi yang dapat mereka tawarkan bagi para pelaku industri untuk menjawab tantangan revolusi industri terkini.”

Selain berkesempatan untuk memberikan presentasi tentang solusi mereka, kelima startup terpilih juga akan mendapatkan satu tiket platinum untuk mengikuti seluruh sesi APMF 2018, dua tiket pameran, dan sesi berjejaring dengan lima kurator ternama.

Sejak pertama kali diluncurkan pada 2005, APMF kini hadir setiap dua tahun sekali dalam tiga format utama: Konferensi, yang melibatkan seluruh delegasi dan dipandu oleh puluhan pembicara dalam sejumlah sesi pendek; Advance Class, yaitu kelas-kelas intensif yang masing-masing dipandu oleh satu pembicara terkemuka dan memiliki jumlah peserta terbatas, sehingga peserta dapat langsung belajar dari ahlinya dan menyusun rencana aksi untuk bisnisnya; serta Expo, yaitu sebuah pameran beragam solusi terkini di bidang teknologi, komunikasi, dan digital.

Tahun ini, APMF 2018 juga menghadirkan satu format baru, yaitu Braindates, peserta dalam jumlah terbatas berkesempatan bertemu secara 1-on-1 dengan pembicara untuk berdiskusi lebih lanjut setelah sesi Konferensi.

APMF 2018 juga akan menghadirkan puluhan pembicara terkemuka di bidangnya, termasuk Nielsen Global Vice President Digital Audience Measurement Marissa McArdle, Universal Music Group Global Senior Vice President Brand Partnership Manuel Hubault, pendiri Frame A Trip Dian Sastrowardoyo, dan Wakil Ketua BEKRAF Ricky Pesik. Para pembicara akan menyampaikan temuan dan masukan terkini mengenai perilaku konsumen, aplikasi teknologi disruptif seperti big data, blockchain, dan machine learning, serta pergeseran lanskap media.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Asia Pacific Media Forum 2018