Huawei Umumkan Smartphone Foldable Mate X2, Bawa Layar Sekunder dan Lensa Periscope

Pada bulan Februari 2019, Huawei memperkenalkan smartphone foldable Mate X dan Mate Xs setahun kemudian. Untuk tahun 2021, Huawei baru saja meluncurkan Mate X2 yang hadir dengan desain berbeda.

Bila Mate X dan Mate Xs mengemas satu layar foldable OLED 8 inci di bagian dalam, Mate X2 memiliki dua layar di dalam dan di luar. Pendekatannya mirip seperti smartphone foldable Samsung seri Galaxy Fold.

Layar utama Mate X2 tetap berukuran 8 inci dengan panel OLED dan resolusi yang sama 2200×2480 piksel yang dilipat secara vertikal, bedanya refresh rate yang digunakan meningkat menjadi 90Hz dan mendukung color space DCI-P3. Huawei menjelaskan, layar utamanya ini menggunakan ‘magnetically-controlled nano optical layer‘ yang pertama digunakan di industri dan dapat meminimalkan pantulan cahaya atau silau dengan reflektifitas di bawah 1,5%.

Sementara, layar sekundernya juga pakai panel OLED 90Hz, berukuran 6,45 inci dengan resolusi 2700×1160 piksel dalam rasio 21:9. Huawei merancang agar engselnya memungkinkan smartphone ini dapat terlipat dengan mulus tanpa celah. Engsel Mate X2 ini terbuat dari liquid metal berbasis Zirconium dan carbon fiber untuk mengurangi berat perangkat.

Huawei-Mate-X2-2

Selain membawa perubahan desain dan layar, aspek kamera dan performa juga meningkatkan signifikan. Tersemat empat unit kamera belakang dengan label optik Leica, kamera utama sama seperti yang terdapat pada Mate 40 dan P40 series, yakni 50mm 1.22µm f/1.9 dengan sensor besar 1/1.28″.

Ditemani kamera 12MP dengan lensa telephoto 70mm f/2.4 yang memberikan kemampuan 3x optical zoom. Lalu, kamera 8MP dengan lensa telephoto periscope 240mm f/4.4 dengan kemampuan 10x optical zoom. Satu lagi, kamera 16MP dengan lensa ultrawide 17mm f/2.2. Sedangkan, kamera depannya 16MP f/2.2.

Untuk performa, Huawei Mate X2 ditenagai chipset Kirin 9000 5G yang dibuat pada teknologi proses 5nm. Terdiri dari CPU octa-core meliputi 1x Cortex-A77 3.13 GHz, 3x Cortex-A77 2.54 GHz, dan 4x Cortex-A55 2.05 GHz, serta GPU Mali-G78 MP24. Didukung RAM 8GB dengan penyimpanan internal 256GB atau 512GB.

Smartphone ini masih menjalankan EMUI 11 berbasis Android 10 dan tanpa Google Mobile Service (GMS). Namun Huawei berjanji, Mate X2 akan menjadi salah satu smartphone pertama yang akan diperbarui ke sistem operasi terbaru Huawei yakni HarmonyOS yang rencananya keluar pada bulan April.

Saat ini, Huawei Mate X2 tersedia di Tiongkok dengan harga CNY 17.999 atau sekitar Rp39,3 jutaan untuk versi 256GB. Serta, CNY 18.999 atau Rp41,5 jutaan untuk versi 512GB, warna yang tersedia meliputi blue, pink, black, dan white.

Sumber: GSMArena

Huawei EMUI 11 Bertahap Diluncurkan, Berikut adalah Feature-nya

Para pengguna smartphone Huawei saat ini sedang menunggu antar muka terbaru dari sang produsen. Pasalnya, saat Global Launch Event pada 22 Oktober 2020 yang lalu, EMUI 11 diklaim akan menghadirkan rangkaian dari fitur software terbaru, penyempurnaan dalam privasi dan keamanan, serta pengalaman yang lebih lancar. Hal tersebut tentunya diinginkan oleh setiap penggunanya. Angka 11 sendiri menunjukkan bahwa sistem operasi yang digunakan juga akan ditingkatkan ke Android 11.

Pada EMUI 11, nantinya perangkat yang didukung akan mendapatkan fitur Always-On Display (AOD). Hal ini berarti layar akan selalu menyala dengan tampilan tertentu yang tidak terlalu memboroskan baterai. AOD terbaru dari Huawei ini menggunakan garis sederhana untuk memberikan tampilan yang berbeda.

EMUI 11 juga memperkenalkan Long-take Animations, terinspirasi dari teknik dalam bidang sinematografi. Animasi ini mengembangkan konten yang dibagikan atau kedua area di antara interface untuk memproduksi transisi yang lembut dari satu ke yang lain. Pada EMUI 11 juga terdapat Smart Multi-Window untuk membuka beberapa Floating Windows di waktu yang bersamaan.

Untuk melakukan koneksi antara smartphone dengan PC, EMUI 11 juga sudah memiliki Multi-screen Collaboration yang diklaim sudah disempurnakan. Pengguna dapat mengaktifkan dua aplikasi di smartphone secara bersamaan dengan PC. Bahkan, Huawei juga menjanjikan untuk bisa menggunakan lebih dari tiga aplikasi pada update yang akan datang. Jadi, hal ini akan membuat smartphone Huawei bagai memiliki lebih dari dua layar.

Pada sisi keamanan, EMUI 11 memperkenalkan teknologi ENcrypted Memo, yang mengamankan memo personal dengan menggunakan password atau biometric check. Data sensitif dalam foto, seperti lokasi, waktu dan tipe perangkat yang digunakan dapat dengan mudah dihilangkan dari media, mencegah penyalahgunaan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Lalu Huawei akan memasukkan segala fitur yang ada di atas pada perangkat yang mana saja? Berikut adalah daftarnya

  • HUAWEI P40, HUAWEI P40 Pro, HUAWEI P40 Pro+
  • HUAWEI Mate 30, HUAWEI Mate 30 Pro, HUAWEI Mate 30 Pro 5G
  • HUAWEI Mate Xs
  • HUAWEI nova 7
  • HUAWEI P30, HUAWEI P30 Pro
  • HUAWEI Mate 20, HUAWEI Mate 20 Pro, PORSCHE DESIGN HUAWEI Mate 20 RS, HUAWEI Mate 20 X, HUAWEI Mate 20 X (5G)
  • HUAWEI nova 5T
  • HUAWEI MatePad Pro, HUAWEI MatePad Pro 5G
  • HUAWEI MediaPad M6
  • HONOR View30 PRO, HONOR 30 Pro+, HONOR 30, HONOR View20, HONOR 20 dan HONOR 20 PRO

Peluncuran akan diadakan dalam dua fase. Fase pertama bagi perangkat flagship HUAWEI P40, HUAWEI P40 Pro, HUAWEI P40 Pro+, HUAWEI Mate 30, HUAWEI Mate 30 Pro dan HUAWEI Mate 30 Pro 5G, pengguna menerima update pada Desember 2020. Seluruh perangkat lainnya akan menerima update pada Maret 2021. Pembaruan ini akan dilakukan dengan menggunakan fasilitas over the air (OTA)

sumber: rilis Huawei

[Review] Huawei Mate 30 Pro, Smartphone Kamera dengan OS Android Tanpa Google

Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone Android, namun tanpa Google Mobile Services. Artinya, tanpa aplikasi bawaan Google seperti YouTube, Chrome, Drive, Gmail, dan layanan Google lainnya – termasuk toko aplikasi Play Store.

Sebagai gantinya, Mate 30 Pro menggunakan Huawei Mobile Services dan menyediakan AppGallery sebagai toko aplikasinya. Namun, Anda tetap tidak akan menemukan aplikasi Google di sini dan tidak semua aplikasi di Play Store ada di AppGallery.

AppGallery
AppGallery | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Saya ambil contoh aplikasi populer yang sering digunakan seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, Lightroom, Netflix, Spotify, bahkan Gojek dan Grab pun tidak tersedia di AppGallery. Termasuk game-game populer seperti Mobile Legends: Bang Bang, PUBG, dan Call of Duty Mobile.

Ya, kita mungkin bisa mengunduh file APK-nya di website APK mirror misalnya. Namun, kita harus menginstal ulang aplikasi saat ada update aplikasi. Perlu dicatat juga, tanpa Google Mobile Services sejumlah aplikasi mungkin tidak berjalan optimal, beroperasi dengan beberapa keterbatasan, bahkan tidak bisa bekerja sama sekali.

Solusi lain, pengguna Mate 30 Pro bisa mengganti Huawei Mobile Services menjadi Google Mobile Services. Metodenya agak merepotkan bagi sebagian orang, serta mungkin ada resiko keamanan dan tersusup malware.

Kurang lebih itu yang harus kalian dipahami sebelum memutuskan untuk membeli Huawei Mate 30 Pro, konsekuensi berat tanpa dukungan Google. Desain cantik dengan layar melengkung, chipset yang super powerful, dan kemampuan kamera dengan label Leica menjadi beberapa daya tarik smartphone ini. Berikut review Huawei Mate 30 Pro selengkapnya.

Desain

Layar Huawei Mate 30 Pro
Layar Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Ada beberapa hal yang menonjol pada desain Huawei Mate 30 Pro, mulai dari layar yang melengkung, ukuran notch-nya, dan rakitan kamera belakangnya. Ya, layarnya tumpah ke samping 88 derajat sehingga saat smartphone diletakkan secara datar bezel samping tidak terlihat.

Layar dengan sisi lengkung ini membentang 6,53 inci, menggunakan panel OLED beresolusi 1176×2400 piksel (409 ppi) dalam rasio 18.5:9. Serta, mengemas DCI-P3 dan tampilan HDR10. Tak lupa, ada sensor NFC di body Mate 30 Pro.

Hanya menyisakan satu tombol power di sisi kanan dan Anda tidak akan menemukan tombol volume. Untuk menyesuaikan level suara, kita bisa mengetuk dua kali di atas tombol power dan mengusap ke atas ke bawah yang berlaku di sisi kiri juga. Selain untuk menyesuaikan volume, layar lengkung ini tidak aktif sehingga tak perlu takut kepencet saat memegang smartphone.

Menuju notch, area ini menampilkan kamera depan 32MP dengan aperture f/2.0, kamera TOF 3D yang digunakan untuk efek bokeh dan face recognitian, sensor proximity dan ambient light. Tak ada earpiece, suara dihantarkan lewat getaran di layar. Smartphone ini hanya punya satu speaker yang berada di sisi bawah bersama port USB Type-C, mikrofon, dan SIM Tray.

Unit yang saya review merupakan varian dual SIM dengan dua slot yang bersifat hybrid. Di mana slot kedua bisa dimanfaatkan untuk menyisipakan nano memori card. Lalu, di sisi atas terdapat mikrofon sekunder dan infra merah. Frame-nya sendiri terbuat dari alumunium, serta bagian depan belakang diproteksi oleh Gorilla Glass 6 dan body-nya tahan air dengan sertifikasi IP68.

Desain belakang Huawei Mate 30 Pro
Desain belakang Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Beralih ke belakang, rakitan triple-camera belakangnya (empat bila kamera ToF 3D dihitung) sangat mencolok dengan bingkai bulat yang menonjol. Tak jauh dari kamera, ada dual-LED flash, light temperature sensor, dan label Leica dengan keterangan lensa VARIO-SUMMILUX-H 1:1.6-2.4/18-80 ASPH. Unit yang saya review berwarna space silver, opsi lain tersedia dalam warna classic black, emerald green, dan cosmic purple.

Layar dan Antarmuka

Huawei Mate 30 Pro masih merupakan smartphone Android dan berjalan di atas Android 10 dengan antarmuka EMUI 10. Namun tanpa dukungan Google Mobile Services, jadi jangan kaget bila Anda tak menjumpai satu pun aplikasi atau layanan Google termasuk Play Store, serta tidak bisa menginstal aplikasi dan game populer.

Secara default, antarmuka EMUI 10 bergaya home screen satu lapis dengan Huawei Assistant di sisi paling kiri dan mengadopsi sistem navigasi berbasis gesture. Misalnya usap sisi kanan atau kiri bagian bawah ke tengah untuk fungsi back, usap dari bawah ke atas sisi bawah untuk ke home screen, serta usap setengah dan tahan dari bawah ke atas sisi bawah untuk menampilkan task switcher.

Layar dengan sisi melengkung Mate 30 Pro menggunakan panel OLED berukuran 6.53 inci dengan resolusi 1176×2400 piksel dalam aspek rasio 18.4:9 yang menyuguhkan tingkat kerapatan 409ppi. Di pengaturan layar, terdapat menu Color & Eye Comfort yang berisi opsi natural tone, color mode & temperature, dan eye comfort termasuk di dalamnya fitur flicker reduction.

Untuk sistem keamanan, smartphone ini dilengkapi optical under-display fingerprint scanner. Selain untuk unlock device, bisa juga dimenfaatkan untuk mengunci file manager dan aplikasi. Terdapat juga metode face unlock dengan kamera ToF yang menggunakan 3D scanner yang jauh lebih aman dibanding sekedar mengandalkan kamera depan.

Kamera dengan Label Leica

Kamera Huawei Mate 30 Pro
Kamera Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Membawa label Leica dan ranking tinggi di DXOMark, kemampuan foto dan video memang menjadi daya tarik utama Huawei Mate 30 Pro. Smartphone ini mengusung konfigurasi triple camera dan pada mode foto Pro, di mana hasil jepretannya bisa disimpan dalam format Raw.

Menurut saya, dukungan Raw ini sangat penting untuk memaksimalkan potensi setup kamera yang ditawarkan oleh Mate 30 Pro. Kamera utamanya 40MP Quad Bayer 27mm dengan filter RYYB dan dilengkapi OIS. Sensornya berukuran 1/1.7″ dengan aperture f/1.6.

Kamera Huawei Mate 30 Pro
Kamera Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Kamera kedua juga 40MP Quad Bayer dengan lensa ultra-wide 18mm dan yang menarik ialah ukuran sensor gambarnya terbilang terbesar di kelas smartphone yakni 1.54″ dengan aperture f/1.8. Secara default, hasil bidikannya berada di resolusi 10MP pada aspek rasio 4:3 dan tersedia juga opsi 40MP 4:3 di pengaturan kamera.

Kamera yang ketiga 8MP dengan lensa telephoto 80mm dengan OIS dan aperture f/2.4 yang menyuguhkan fasilitas 3x optical zoom dan hingga 30x digital zoom. Serta, kamera ekstra 3D ToF untuk efek bokeh dan meningkatkan autofocus-nya.

Untuk antarmuka aplikasi kameranya cukup fungsional dan saat memotret dalam posisi landscape, ada tombol rana ekstra di sisi atas sebelah kiri. Pada mode foto, sisi kiri terdapat akses ke pengaturan kamera, picture style, pengaturan flash, Master AI yang mampu mengenali dan mengatur ulang pengaturan kamera hingga 1.500 scene, serta scan shopping.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-9

Picture style atau efek yang tersedia adalah Leica standard, Leica vivid, Leica smooth, sentimental, impact, ND, valencia, blue, halo, nostalgia, dan dawn. Slider untuk beralih focal length dari wide sampai 30x zoom digital ada di sisi bawah.

Selain mode photo, mode utama lainnya dari yang paling kiri ada mode aperture, night, portrait, video, Pro, dan sisinya ada di ‘more‘. Ada mode monochrome, HDR, stickers, panorama, light painting, moving picture, dual-view, slow-mo, AR lens, time-lapse, dan documents.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-12

Pada mode foto Pro, pengguna Mate 30 Pro diberi sistem kontrol manual layaknya kamera digital. Kita bisa mengatur white balance (2.800-10.000K), mode AF (AF-C, AF-S, dan MF), exposure compensation, shutter speed (1/4000 – 30s), ISO dari 50-6.400, dan metering focus.

Masih di mode Pro, picture style yang bisa digunakan hanya ada tiga yaitu Leica standard, Leica vivid, dan Leica smooth. Lalu, di sini kita bisa menggunakan fungsi zoom secara leluasa – focal length yang tersedia hanya 1x, wide, dan 3x opctical zoom.

Tengok ke pengaturan resolusi kamera, ada opsi untuk menyimpan di format Raw. Kenapa ini penting? Karena foto dalam format ini mengandung semua informasi yang ditangkap oleh kamera, tidak ada yang dikurangi untuk fleksibilitas editing.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-10

Lalu, yang menggembirakan lagi adalah mode Pro juga tersedia di opsi perekam video. Kurang lebih sama, bedanya tidak ada opsi shutter speed dan kemampuan zoom bisa sampai 5x. Sementara, di mode video standar bisa menggunakan zoom sebanyak 10x, semua efek picture style bisa digunakan, termasuk mode beauty.

Kamera belakangnya ini sanggup merekam video hingga resolusi 4K pada 60fps dengan kamera utama dan ultra wide. Fitur video stabilization tetap aktif, meskipun tak ada opsi khusus untuk menyalakan dan mematikannya. Sedangkan, kamera depannya sebatas 1080p 30fps. Bagi yang suka bereksplorasi dengan fitur slow-mo, ada opsi 1080p pada 120fps, 240fps, hingga 960fps. Serta, 720p pada 1920fps atau 7680fps.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-13

Satu lagi, Leica sendiri memang punya kamera yang hanya menggunakan sensor monochrome atau black & white dan masih digandrungi untuk menciptakan foto dengan nilai seni tinggi. Pada Mate 30 Pro, Huawei juga turut melengkapi mode foto monochrome-nya dengan sejumlah opsi dari mode normal, aperture, portrait, hingga mode Pro.

Berikut hasil foto dari Huawei Mate 30 Pro:

Hardware & Performa

Hasil AnTutu Huawei Mate 30 Pro
Hasil AnTutu Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bertenaga chipset HiSilicon Kirin 990 yang dibuat pada proses fabrikasi 7nm, Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone dengan performa super powerful yang ada di pasaran saat ini. Di dalam SoC tersebut terdapat CPU octa-core dengan tiga cluster, terdiri dari 2×2.86 GHz Cortex-A76, 2×2.09 GHz Cortex-A76, dan 4×1.86 GHz Cortex-A55.

Pengolahan grafisnya mengandalkan GPU Mali-G76 MP16 (16 core) pada kecepatan 600MHz. Lengkap dengan sepasang dedicated neural processing unit (NPU) untuk menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan kecerdasan buatan.

Lalu, didukung pula RAM 8GB dan penyimpanan UFS 3.0 dengan kapasitas 128GB atau 256GB. Bila kurang, ruang simpan masih bisa diperluas lewat penggunaan standar memori milik Huawei yang disebut nano memory. Tangki baterainya sebesar 4.500 mAh yang mendukung pengisian cepat Huawei SuperCharge dengan adapter bawaan 40W dan 27W wireless charging.

Verdict

Android 10
Android 10 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone Android flagship tanpa dukungan Google dan ekosistem Android. Jadi, terus terang smartphone ini kurang cocok dijadikan sebagai daily driver utama orang Indonesia. Kecuali kalau Anda suka tantangan atau dijadikan sebagai smartphone kedua.

Ya, sebetulnya ada cara untuk mengganti Huawei Mobile Services menjadi Google Mobile Services sehingga mendukung Play Store dan menginstal aplikasi atau game dengan mudah. Namun, sekali lagi prosesnya repot dan keamanannya pun dipertanyakan.

Lalu harus diakui, Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone kamera sejati dan sudah dijelaskan di atas kebolehannya. Namun, kebanyakan smartphone flagship kompetitor juga mengedepankan kemampuan kamera juga. Sebagai penutup, balik lagi ke poin pertama – apa kalian siap tanpa Google?

Sparks

  • Layar OLED dual-curved yang cantik
  • Punya fingerprint reader under display optical dan 3D face recognition
  • Body tahan air dengan sertifikasi IP68
  • Smartphone kamera, bawa label Leica dan dukungan format Raw
  • Rekaman 4K 60fps dengan video stabilization aktif
  • Chipset Kirin 990 yang powerful

Slacks

  • Smartphone Android 10, tapi tanpa Google Mobile Services
  • Ketersediaan aplikasi dan game di AppGalerry sangat terbatas
  • Rentan terjangkit malware bila menginstal APK aplikasi