Telkomsel Ventures Pimpin Pendanaan Startup AI Tictag

Telkomsel Ventures memimpin pendanaan Tictag, startup AI yang berfokus pada data. Pendanaan ini juga melibatkan M Venture Partners, East Ventures, Investible, dan SBI Ven Capital. Langkah ini menegaskan komitmen Telkomsel untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem inovasi digital, mendorong transformasi digital di Indonesia, serta mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia dan Asia.

Tictag didedikasikan untuk mengembangkan AI berkualitas tinggi yang dapat diakses oleh semua, telah memulai perjalanan inovatif dengan menyederhanakan proses pengumpulan dan anotasi data. Mereka merancang platform crowdsourcing berbasis aplikasi yang efisien. Dalam beberapa tahun terakhir, Tictag telah memperluas jangkauannya, mengembangkan kemampuan AI terapan yang berfokus pada analisis data, serta menawarkan layanan konsultasi unggulan.

CEO Telkomsel Ventures Mia Melinda menyatakan bahwa kualitas dan kinerja AI sangat bergantung pada data yang digunakan untuk melatihnya.

“Investasi strategis ini dilakukan berdasarkan analisis atas kemampuan Tictag dalam memaksimalkan potensi AI melalui data training berkualitas tinggi yang mempercepat pengumpulan, pelabelan, dan pemrosesan data, membantu perusahaan meningkatkan efisiensi,” kata Mia Melinda.

Investasi ini sejalan dengan fokus Telkomsel Ventures pada teknologi baru dan merupakan langkah penting dalam mewujudkan visi Telkomsel untuk mendorong akselerasi ekosistem digital nasional serta meningkatkan ekonomi digital Indonesia.

Co-Founder dan CEO Tictag Kevin Quah menyampaikan, “Indonesia adalah basis talenta AI yang berkembang pesat dan pasar yang siap mengadopsi AI. Kepercayaan dan dukungan dari para investor mendorong kami untuk terus berinovasi dalam memperkuat ekosistem AI.”

Dia menambahkan bahwa Tictag berkomitmen untuk bermitra dengan komunitas kontributor anotasi data yang beragam, termasuk mahasiswa dan penyandang disabilitas, sehingga memungkinkan mereka berpartisipasi dalam ekonomi AI.

Didirikan pada 2019 di Singapura, Tictag memiliki misi untuk meningkatkan pemanfaatan AI bagi semua pihak. Dengan produk dan layanan inovatif yang potensial mendisrupsi pasar, Tictag kini melayani lebih dari 50 perusahaan di berbagai sektor seperti real estate, kendaraan otonom, pertanian, dan media di seluruh Asia.

Beroperasi di Singapura, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, Hong Kong, dan Amerika Serikat, Tictag berencana memanfaatkan investasi baru ini untuk memperluas jangkauan bisnisnya di Indonesia dan Asia, mengimbangi pertumbuhan pesat pasar AI di kawasan tersebut.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Program Inkubator Telkomsel Ventures Umumkan Tujuh Startup Terpilih

Telkomsel Ventures memperkenalkan tujuh startup yang terpilih untuk mengikuti program akselerator TINC Batch 9. Program pembinaan 6 bulan ini akan menampilkan startup Indonesia yang menciptakan solusi inovatif di bidang kesehatan, keuangan, iklim, pemasaran, dan rumah pintar.

Program TINC Batch 9 mengusung tema “Solusi B2B & Teknologi Terbaru”. Ketujuh startup yang terpilih menunjukkan sinergi yang signifikan dengan inisiatif utama Telkomsel dalam mempromosikan perkembangan ekonomi digital Indonesia serta mendorong inisiatif inklusi dan keberlanjutan. Mereka dipilih dari lebih dari 100 pelamar yang memenuhi syarat melalui proses seleksi yang sangat kompetitif.

Berikut tujuh startup yang akan berpartisipasi dalam TINC Batch #9:

  1. PrimaKu: Platform kesehatan anak pertama di Indonesia yang memberikan pemantauan perkembangan anak yang intuitif, didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
  2. Finfra: Menyediakan infrastruktur untuk mengintegrasikan layanan keuangan, memungkinkan perusahaan di Asia Tenggara menjadi pionir fintech.
  3. Rey: Perusahaan insurtech yang menawarkan layanan berbasis langganan yang mengintegrasikan asuransi, kesehatan, dan data rekam medis untuk memberikan perawatan yang dipersonalisasi.
  4. Skorlife: Aplikasi yang membantu pengguna mengelola skor kredit dan kesehatan finansial mereka.
  5. CarbonEthics: Impact enterprise yang didedikasikan untuk restorasi iklim melalui rehabilitasi karbon biru dan solusi iklim alami.
  6. Peacom: Platform otomatisasi pemasaran dan penjualan percakapan multisaluran di Indonesia.
  7. myECO: Inovator teknologi rumah pintar yang menawarkan solusi berbasis IoT untuk konservasi listrik, membantu rumah tangga mengurangi konsumsi energi.

Selama program enam bulan ini, para startup akan bekerja sama dengan unit bisnis Telkomsel untuk mengadaptasi dan mengintegrasikan produk serta solusi mereka ke dalam ekosistem Telkomsel. Mereka juga akan mengikuti serangkaian kegiatan dan acara yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi perusahaan, memperluas jaringan, dan membangun sinergi dengan Telkomsel, termasuk sesi mentoring, office hours, deep dives topik, pembagian materi, dan acara komunitas lainnya.

Demo Day TINC Batch 9 dijadwalkan berlangsung pada bulan Oktober di Jakarta serta sesi regional pada bulan Desember di Taiwan, di mana para startup akan mempresentasikan perusahaan mereka kepada sekelompok investor dan mitra bisnis potensial.

“Kami sangat bersemangat meluncurkan TINC Batch #9 dengan tujuh startup dinamis ini. Solusi B2B inovatif dan teknologi terbaru mereka mewakili masa depan ekosistem digital Indonesia. Kami berharap dapat bekerja bersama mereka dan Telkomsel untuk mempercepat pertumbuhan mereka dan memberikan dampak yang berarti bagi pelanggan dan mitra kami,” ujar CEO Telkomsel Ventures Mia Melinda.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Telkomsel Ventures Cari 6 Startup Baru untuk Program Akselerator TINC Tahun Ini

Telkomsel Ventures, corporate venture capital milik Telkomsel, kembali menggelar program akselerator Telkomsel Innovation Center (TINC) Batch 9. Kali ini mereka gaet akselerator startup dan modal ventura berbasis di Taiwan, AppWorks.

AppWorks telah menjalankan program akseleratornya sejak 2010, merangkul lebih dari 800 startup untuk bekerja sama dengan perusahaan besar, termasuk Taiwan Mobile dan Wistron.

Resep AppWorks direplikasi untuk membantu Telkomsel Ventures mengungkap ide-ide baru dalam ekonomi digital untuk mendukung mitra bisnis dan pelanggannya, sekaligus menciptakan nilai bagi startup lokal dan mendorong pengembangan tingkat selanjutnya bagi industri telekomunikasi Indonesia.

Berikut detail mengenai TINC Batch 9:

  1. Mencari 5 hingga 6 startup tahap awal hingga seri A yang berfokus di Indonesia.
  2. Peserta disyaratkan memiliki proporsi nilai yang jelas buat Telkomsel, dengan menekankan pada solusi untuk konsumer, data (AI, data analitik, dan keamanan siber), SaaS/enterprise, B2B services, dan fintech.
  3. Startup yang sudah memiliki portofolio kerja sama dengan perusahaan lain atau memiliki proof-of-concepts akan lebih disukai.
  4. Akan mendapat akses ke ekosistem Telkomsel, dipasangkan langsung dengan unit bisnis Telkomsel. Selama program berlangsung, kedua belah pihak akan menggali peluang integrasi agar produk dan layanannya dapat masuk ke ekosistem Telkomsel.
  5. Founder akan mendapatkan akses seumur hidup ke ekosistem AppWorks, mencakup lebih dari 1.600 founder dan 100 founder-mentor berpengalaman di seluruh Asia Tenggara. Serta diundang untuk berpartisipasi dalam hari demo regional AppWorks di Taiwan dan Singapura untuk mendapatkan paparan tambahan dari calon investor.
  6. Sepanjang program, para startup akan mengikuti serangkaian kegiatan dan acara yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi perusahaan, memperluas jaringan, dan membangun sinergi dengan Telkomsel, antara lain: mentorship dan jam kerja, pendalaman topik, subject sharing, acara komunitas, dan lain-lain.
  7. Batch 9 akan diakhiri dengan acara Demo Day, yang diadakan pada bulan Oktober. Startup yang berpartisipasi akan memperkenalkan perusahaan mereka kepada sekelompok investor terpilih dan mitra bisnis potensial.

“Kami sangat menantikan penemuan dan kemajuan yang akan muncul dari batch ini saat mereka memulai perjalanan transformatif ini. Kami juga berharap dapat melihat startup dalam batch ini dapat menciptakan nilai menarik dan sinergi dengan unit bisnis Telkomsel, membina hubungan yang saling menguntungkan yang mendorong inovasi dan mengangkat industri secara keseluruhan,” kata CEO Telkomsel Ventures Mia Melinda dalam keterangan resmi, Rabu (6/3).

AppWorks didirikan oleh Chairman & Partner Jamie Lin, yang juga merangkap sebagai CEO Taiwan Mobile. Melalui perannya di Taiwan Mobile, Jamie menjabat sebagai Dewan Direksi Bridge Alliance, aliansi seluler terkemuka di Asia Pasifik, di mana Telkomsel juga menjadi anggotanya.

Hasilnya, AppWorks telah membangun kemampuan untuk bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi guna mendukung kebutuhan mereka dalam ekonomi digital, yang berpuncak pada kemitraan perusahaan dengan Telkomsel Ventures untuk TINC.

“Komitmen kami untuk Indonesia dimulai dengan investasi pada tahun 2018 dan sejak itu berkembang menjadi komunitas pendiri dan investor yang berkembang pesat. Babak baru yang menarik bersama Telkomsel Ventures dari grup telekomunikasi terkemuka untuk memberdayakan startup-startup yang menjanjikan demi meningkatkan ekonomi digital Indonesia,” ucap Chairman & Partner AppWorks Jamie Lin.

Diluncurkan pada 2018, TINC adalah program akselerator korporat Telkomsel. Melalui program akselerator, TINC bekerja sama dengan startup dinamis di Indonesia, memanfaatkan ekosistem, aset, dan keahlian Telkomsel untuk mendorong inovasi. Program bebas biaya dan ekuitas ini dirancang untuk mendukung kolaborasi erat antara Telkomsel dan startup yang sinergis.

TINC Impact Report 2023 / DSInnovate

Terhitung sebanyak 34 startup telah bergabung dalam delapan batch sebelumnya dari total pendaftaran yang masuk lebih dari 1.500 startup. Para peserta ini datang dari 10 vertikal bisnis, di antaranya marketplace, edtech, SaaS & PaaS, IoT, dan lainnya.

Tercatat sebanyak 20 peserta startup sudah memiliki produk matang yang siap dikomersialkan. Kemudian, sebanyak 28 proyek kerja sama dilakukan bersama ekosistem digital Telkomsel dan 9 startup yang memenuhi kualifikasi masuk ke dalam portofolio Telkomsel Ventures (sebelumnya bernama Telkomsel Mitra Inovasi).

Telkomsel Ventures Tegaskan Komitmen Investasi di Sektor Agnostik

Wajah baru Telkomsel Ventures dari nama sebelumnya Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), menjadi babak lanjutan bagi operator seluler pelat merah ini untuk memperluas portofolio investasinya. Pihaknya juga sekaligus mengumumkan penutupan dana kelolaan kedua.

Tidak ada perubahan tesis investasi dengan pergantian nama tersebut. Pihaknya tetap membidik sektor agnostik sembari menjajaki peluang di sektor baru.

“Tujuan utama kami adalah mendistribusikan dana untuk memperkuat strategi pertumbuhan dengan memanfaatkan aset Telkomsel, serta eksplorasi ke area bisnis baru,” ujar CEO Telkomsel Ventures Mia Melinda dihubungi terpisah oleh DailySocial.id.

Fokus investasinya harus beririsan dengan bisnis intinya, yakni digital lifestyle, digital enablement, dan emerging tech (early adopter pada teknologi baru). Ketiga fokus ini akan memiliki sektor turunan yang berkaitan dengan internet, AI, UMKM, e-commerce, hingga konten hiburan. “Ini akan kami tinjau kembali dari waktu ke waktu berdasarkan peluang pasar dan relevansi strategis kami.”

Menurut Mia, dana kelolaan kedua masih sepenuhnya bersumber dari induk usahanya, Telkomsel. Adapun, dana kelolaan pertama telah diinvestasikan sebesar $40 juta (sekitar Rp623 miliar) ke 17 startup, termasuk Halodoc (healthtech), Evermos (social commerce), dan PrivyID (e-KYC).

Disinggung soal nilai sinergi yang telah diperoleh, Mia menambahkan, “sudah banyak sinergi yang dihasilkan oleh startup portofolio kami dengan unit bisnis Telkomsel, dan kami akan terus menggali potensi-potensi baru.”

Sekadar informasi, entitas legal Telkomsel Ventures didirikan pada 2019 yang akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana investasi dan sinergi induk usahanya. Telkomsel Ventures bermitra dengan MDI Ventures dan Singtel Innov8.

Telkomsel Ventures menjadi kendaraan investasi untuk mengeksplorasi peluang sinergi bagi bisnis telekomunikasinya. Pihaknya tak hanya mengucurkan pendanaan, tetapi juga memanfaatkan sumber daya, dukungan teknis, mentorship, dan kolaborasi dengan Telkomsel atau ekosistem lainnya.

Pergeseran sektor investasi

Lanskap Venture Capital (VC) di Indonesia pada tahun ini ditandai oleh pergeseran fokus investasi ke beberapa sektor, yakni kendaraan listrik, energi, dan agrikultur. Menurut laporan AC Ventures dan Bain & Company, pada periode 2020-2022, VC justru fokus membidik sektor yang mendapat pengaruh positif dari pembatasan sosial saat pandemi, misalnya e-commerce dan layanan fintech.

“Sektor seperti bioteknologi, energi, EV, dan cleantech terus bertumbuh sehingga menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang semakin menarik. Minat pasar dan peralihan industri ke arah keberlanjutan dan ekonomi hijau, akan mendorong ekspansi di bidang ini. Demikian juga dengan model yang menggabungkan AI dan teknologi penting lainnya, atau bisnis yang memiliki kekayaan intelektual, punya potensi pertumbuhan besar dan ceruk pasar yang unik,” tutur Partner SV Investment Steve Patuwo dalam laporan tersebut.

Total nilai pendanaan VC yang mengalir ke Indonesia mencapai $3,6 miliar pada 2023 (year-to-date). Pendanaan VC ke Indonesia tumbuh stagnan (YoY), tetapi lebih baik dibandingkan tren investasi global (termasuk AS, Tiongkok, dan India) yang tercatat turun sebesar 20%-40%.

CVC Telkomsel Pimpin Pendanaan Pra-Seri B untuk Startup Agritech “EdenFarm”

Startup agritech EdenFarm mengumumkan perolehan pendanaan Pra-Seri B sebesar $13,5 juta (lebih dari 202,9 miliar Rupiah). Putaran ini dipimpin oleh Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), CVC Telkomsel, didukung dengan investor lainnya, seperti AppWorks, AC Ventures, Decart Ventures, Fubon Capital, Trihill Capital, OCBC NISP Ventura, Nakhla, dan Capria Ventures.

Bila ditotal, jumlah investasi yang diraih EdenFarm mencapai $34,5 juta sejak pertama kali berdiri di 2017. Rencananya dana segar akan dimanfaatkan perusahaan untuk memperkuat penetrasi dalam menjaring lebih banyak mitra petani di Indonesia. Serta, meningkatkan pengalaman pelanggan dalam menghadirkan solusi berbasis teknologi yang dapat mengatasi permasalahan efisiensi pada distribusi guna mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.

CEO TMI Mia Melinda menyampaikan, pihaknya percaya dengan pentingnya penggunaan “tech for good” dengan tujuan dan dedikasi untuk mendukung pemberdayaan entrepreneur maupun UKM yang dapat berdampak positif bagi ekonomi Indonesia. Menurutnya, jaringan B2B food supply chain milik EdenFarm yang kuat dari hulu ke hilir telah berhasil mendorong pemberdayaan petani lokal untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik, sekaligus memberikan dampak positif di pedesaan.

“Oleh karena itu, kami sangat bersemangat untuk mendukung ekosistem pangan EdenFarm melalui pendanaan dan kolaborasi jangka panjang dengan Telkomsel Digital Food Ecosystem (DFE) yang merupakan salah satu inisiatif Telkomsel untuk mendukung digitalisasi sektor pertanian, serta kerja sama strategis lainnya guna memperkuat platform EdenFarm untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia [..],” ucapnya dalam keterangan resmi, kemarin (30/1).

Founder dan Managing Partner AC Ventures Adrian Li menambahkan, EdenFarm beroperasi dengan hampir 0% limbah dari proses distribusi, memberikan dampak yang kuat dan bermakna bagi petani Indonesia, selaras dengan filosofi investasi di ACV yang berfokus pada ESG.

“EdenFarm mampu merevolusi rantai distribusi pangan B2B dengan mengatasi beberapa tantangan paling mendesak, baik yang dihadapi oleh produsen maupun penjual. Kami di AC Ventures yakin dengan bisnis EdenFarm dan bersemangat untuk berpartisipasi dalam putaran pendanaan terbarunya [..],” terang Adrian.

Target EdenFarm

Founder dan CEO EdenFarm David Setyadi Gunawan turut menyampaikan, kemitraan dengan Telkomsel diharapkan dapat memperkuat kapabilitas teknologi pertanian di EdenFarm sebagai solusi tepat guna bagi para petani lokal. Solusinya disebutkan telah melayani setiap aspek di industri agrikultur, mulai dari pertanian hingga distribusi, untuk membantu petani menciptakan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan.

“Pendanaan terbaru ini akan memungkinkan kami untuk mengembangkan kehadiran sekaligus memperkuat posisi EdenFarm sebagai pemain teknologi terbesar di sektor pertanian dan jasa pangan. Kami yakin kemitraan dengan Telkomsel ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi platform kami,” terang David.

EdenFarm merupakan startup agrikultur yang berfokus membangun ekosistem distribusi pangan (food supply chain ecosystem) nasional untuk lebih menguntungkan bagi para petani dan seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian secara berkelanjutan.

Diklaim, EdenFarm tumbuh hampir 60 kali lipat dalam 40 bulan terakhir. Pencapaian tersebut memperkuat fondasi perusahaan berada di jalur profitabilitas, di tengah pemain sejenis di industri yang justru mengalami kerugian. “Kami bertujuan untuk meningkatkan laba dalam 12 bulan ke depan, seiring dengan pertumbuhan 3,5-4 kali lipat secara YoY. Dari situ, kami akan fokus dalam berekspansi ke pasar yang baru,” pungkas David.

Application Information Will Show Up Here

Telkomsel Luncurkan MSIGHT, Layanan “Telco Big Data” untuk Bisnis

Bertujuan mendukung transformasi digital bisnis di Indonesia, Telkomsel meluncurkan Mobile Consumer Insight (MSIGHT). Sebagai salah satu operator seluler terbesar berpelanggan 178 juta, Telkomsel mengklaim telah memiliki data komprehensif yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah hingga perusahaan untuk mengembangkan bisnis.

“MSIGHT beroperasi secara business to business (B2B) hadir untuk memberikan nilai tambah bagi lembaga pemerintah dan sektor industri seperti keuangan, transportasi, e-commerce, dan sebagainya,” kata VP Data Insight and Interface Services Development Telkomsel, Mia Melinda.

Nantinya MSIGHT akan menghadirkan sejumlah produk yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi seperti big data, IoT, robotik, artificial intelligence (AI), blockchain, dan lainnya.

“Produk-produk MSIGHT meliputi Risk insight, Mobility Insight, Lifestyle Insight, dan API marketplace; menawarkan berbagai manfaat bagi pelaku usaha mulai untuk marketing communication, business intelligence, maupun risk assessment,” tambah Mia.

Informasi dari platform tersebut bisa juga digunakan untuk melakukan monitoring perubahan jumlah trafik pengunjung, segmentasi konsumen berdasarkan profil tertentu, mengetahui perilaku digital konsumen, pola pergerakan konsumen antar lokasi, dan perilaku konsumen terhadap produk/servis.

Beberapa layanan MSIGHT tahun ini telah dimanfaatkan instansi pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk melakukan studi secara lebih efisien dan mendapatkan sudut pandang yang lebih kaya. Aplikasinya diterapkan pada studi dampak makro-ekonomi dari penyelenggaraan Asian Games 2018.

“Informasi big data yang kami peroleh akan dikelola secara anonim, agregat, dan efisien menjadi insight, serta diperbarui secara berkala. Kekuatan Telkomsel dalam menyelenggarakan big data adalah pada basis 178 juta pengguna atau mewakili sebagian besar pengguna data internet di Indonesia,” kata Mia.