DJI Mic Adalah Solusi Wireless Bagi yang Serius Terhadap Kualitas Audio pada Konten Bikinannya

Peluncuran DJI Ronin 4D dan DJI Action 2 belum lama ini menjadi bukti bahwa drone bukan lagi satu-satunya bidang industri yang hendak mereka tekuni. Pabrikan asal Tiongkok itu sekarang juga serius menggarap segmen videografi, dan seperti yang kita tahu, audio merupakan elemen yang sama pentingnya di bidang ini. Itulah mengapa mereka turut menyingkap produk seperti DJI Mic berikut ini.

DJI Mic merupakan sebuah wireless microphone kit dengan konsep yang sangat mirip seperti Rode Wireless Go. Kit ini terdiri dari tiga bagian: transmitter (2 unit), receiver, dan charging case. Masing-masing unit transmitter-nya mengemas mikrofon terintegrasi, akan tetapi mereka turut mengemas jack 3,5 mm agar pengguna juga memiliki opsi untuk menghubungkan mic eksternal.

Transmitter-nya ini memancarkan sinyal ke receiver melalui gelombang 2,4 GHz. DJI mengklaim jangkauannya bisa sampai sejauh 250 meter. Sebagai perbandingan, Rode Wireless Go cuma bisa memancarkan sinyal sampai sejauh 200 meter — atau malah cuma 70 meter kalau Anda menggunakan generasi pertamanya.

Selain dijepitkan ke baju, transmitter-nya juga dapat ditempelkan ke klip magnetis yang terdapat pada paket pembeliannya. Di setiap unit transmitter-nya, tertanam penyimpanan internal sebesar 8 GB yang diklaim cukup untuk menyimpan rekaman audio lossless 24-bit dengan durasi total 14 jam. Dimensinya tergolong kecil — 47 x 30 x 20 mm — dan bobot masing-masing unit transmitter-nya pun tidak lebih dari 30 gram.

Beralih ke unit receiver-nya, ia dilengkapi sebuah layar sentuh berwarna untuk memudahkan pengoperasian. Kompatibilitasnya dengan berbagai perangkat juga sangat terjamin berkat sederet adaptor yang DJI sertakan; mulai dari adaptor hot shoe, USB-C, Lightning, sampai kabel TRS 3,5 mm.

Dalam posisi baterainya terisi penuh, unit transmitter-nya bisa beroperasi sampai 5,5 jam, sedangkan receiver-nya hingga 5 jam. Kalau digabungkan dengan suplai daya ekstra dari charging case-nya (ala-ala TWS), daya tahan baterainya diklaim bisa mencapai angka 15 jam.

Selagi beristirahat di dalam charging case, receiver-nya akan menampilkan status baterai milik tiap-tiap unit. Lalu saat dikeluarkan dari case, pairing pun akan berlangsung secara otomatis, baik untuk unit transmitter maupun receiver-nya.

Satu fitur yang cukup menarik dari DJI Mic adalah Safety Track, yang pada dasarnya akan merekam track audio cadangan secara otomatis dengan volume -6 dB. Dengan kata lain, selagi fitur ini diaktifkan, transmitter-nya akan menyimpan dua output hasil rekaman yang berbeda, dan output cadangannya itu bisa dipakai seandainya ada terdengar distorsi atau clipping pada rekaman aslinya.

Di Amerika Serikat, DJI Mic kabarnya akan dipasarkan mulai Januari 2022 dengan banderol $329. Sepintas kedengarannya mahal, tapi menurut saya cukup sepadan dengan fitur dan kelengkapan yang ditawarkan. Harganya juga terbilang kompetitif dan hanya terpaut $30 saja dari Rode Wireless Go II.

Sumber: CineD.

Sennheiser Memory Mic Adalah Mikrofon Wireless untuk Videografer Smartphone

Entah kebetulan atau tidak, kategori produk mikrofon semakin mencuat popularitasnya belakangan ini. Dua indikasinya adalah mikrofon USB garapan Beyerdynamic dan akuisisi Logitech atas Blue Microphones. Di saat yang sama, tren mikrofon portable alias wireless juga ikut menguat berkat produk seperti Mikme Silver, serta yang terbaru datang dari dedengkot mikrofon itu sendiri, Sennheiser.

Pabrikan asal Jerman tersebut baru saja memperkenalkan Sennheiser Memory Mic, sebuah mikrofon yang bisa tersambung ke smartphone via Bluetooth untuk membantu meningkatkan kualitas audio pada saat pengambilan video dari jarak jauh. Seperti yang kita tahu, kualitas gambar bukanlah kelemahan smartphone dalam merekam video, melainkan kualitas audionya.

Sennheiser Memory Mic

Seperti Mikme, Memory Mic datang bersama sebuah aplikasi smartphone yang berfungsi untuk menyinkronkan audio dengan video yang sedang direkam secara otomatis. Yang cukup unik di sini adalah, mikrofon bawaan smartphone rupanya masih akan aktif selama perekaman, sehingga pada hasil akhirnya, pengguna dapat menggabungkan audio dari Memory Mic dan suara ambient yang ditangkap oleh ponsel.

Juga menarik adalah kemampuan Memory Mic untuk terus merekam audio meski sudah keluar dari jangkauan koneksi Bluetooth. Ia dapat menyimpan audio secara internal hingga berdurasi empat jam, dan setelahnya dapat disinkronkan secara otomatis dengan video dari smartphone melalui aplikasi pendamping itu tadi.

Sennheiser Memory Mic

Di balik kemasan putihnya yang terlihat premium itu bernaung mikrofon tipe condenser yang mampu merekam audio dari segala arah (omnidirectional) dalam resolusi 16-bit/48kHz, dengan rentang frekuensi 100 – 20.000 Hz. Casing-nya dilengkapi sebuah penjepit magnetik agar dapat dengan mudah dipasangkan ke tubuh subjek video yang hendak direkam.

Baterainya diperkirakan dapat bertahan sampai empat jam pemakaian dalam satu kali pengisian. Charging-nya sendiri mengandalkan sambungan USB-C, tapi sayangnya tidak ada informasi apakah perangkat ini juga dapat difungsikan sebagai mikrofon USB.

Sennheiser Memory Mic saat ini sudah dipasarkan seharga $200. Podcaster, YouTuber maupun kalangan umum yang ingin meningkatkan kualitas audio pada video-video bikinannya semestinya bakal tertarik dengan produk semacam ini.

Sumber: Sennheiser.

Mikme Silver Ialah Mikrofon Wireless, Mikrofon USB dan Audio Recorder dalam Satu Kemasan

Di balik hasil rekaman kamera smartphone yang semakin ke sini semakin bagus, selalu ada kualitas audio yang sama buruknya dari tahun ke tahun. Gadget seperti mikrofon USB jelas dapat sangat membantu, akan tetapi nilai kepraktisan ponsel langsung berkurang drastis karena harus ada kabel mikrofon yang menyambung.

Solusi yang lebih ideal tentu saja adalah mikrofon wireless, dan saya rasa sulit mencari mikrofon wireless yang lebih fleksibel dari perangkat bernama Mikme Silver berikut ini. Jangan tertipu oleh wujudnya yang simpel, ia merupakan gadget multi-talenta.

Mikme Silver

Bakat yang pertama tentu saja adalah merekam audio yang jernih selagi pengguna merekam video menggunakan kamera smartphone. Cukup gunakan aplikasi pendampingnya di ponsel untuk merekam video, maka audio yang ditangkap Mikme bakal langsung sinkron dengan videonya.

Karena wireless, kamera bisa diposisikan agak jauh dari subjek video, dan audionya masih tetap akan bagus selama Mikme diletakkan di dekat subjek dan masih dalam jangkauan koneksi Bluetooth. Dalam skenario ini, Mikme bisa digunakan sampai sekitar tiga jam sebelum baterainya habis.

Talenta yang kedua, Mikme juga dapat difungsikan sebagai audio recorder mandiri. Berbekal kapsul mikrofon electret 2/3 inci, Mikme siap merekam audio berformat m4a dalam resolusi 24-bit/48kHz. Hasilnya akan disimpan semua di dalam memory internal sebesar 2 GB (kira-kira bisa menampung audio dengan durasi total 45 jam).

Mikme Silver

Terakhir, Mikme juga bisa digunakan sebagai mikrofon USB biasa untuk berbagai kebutuhan, mulai dari podcasting sampai untuk membuat komposisi lagu. Seperti yang saya bilang, ia begitu fleksibel, padahal dimensinya amat ringkas: 70 x 70 x 35 mm, dengan bobot 220 gram.

Mikme Silver merupakan produk kedua dari pengembangnya. Produk yang pertama sebenarnya cuma beda varian (Mikme Gold), dengan kapabilitas yang lebih unggul dan harga sedikit lebih mahal. Mikme Silver yang saat ini ditawarkan di Indiegogo seharga $199 tentu dapat menjangkau kalangan yang lebih luas.