Rode Umumkan Wireless GO, Mikrofon Nirkabel Mungil Seharga US$199

Bagi Anda yang bergelut di dunia videografi, videografer maupun seorang content creator seperti vlogger atau YouTuber – tentunya sangat memahami pentingnya kualitas audio pada sebuah video. Sebab itu, selain kamera kita juga membutuhkan mikrofon eksternal untuk memaksimalkan konten yang kita ciptakan.

Rode adalah salah satu merek mikrofon eksternal yang cukup populer di kalangan content creator. Karena harganya relatif tidak terlampau mahal dan ada banyak pilihan. Yang terbaru, Rode baru saja mengumumkan mikrofon wireless yang diklaim oleh Rode punya ukuran terkecil di dunia; Wireless GO.

Wireless-GO-2-740x422

Untuk transmitter-nya (TX), dimensinya hanya 44×45.3×18.5 mm dengan berat 31 gram. Selain memiliki jack input mic 3.5mm, mikrofon ini juga sudah built-in omnidirectional condenser. Jadi bisa langsung berfungsi meski tanpa menggunakan clip-on.

Untuk receiver-nya (RX), dimensinya 44×46.4×18.5 mm dengan bobot yang sama, 31 gram. Terdapat layar mini yang menampilkan sejumlah informasi seperti status baterai baik RX dan TX, level audio, kekuatan sinyal, dan pengaturan pad audio.

Uniknya adalah belt clip atau penjepitnya bisa ditancapkan langsung ke hot shoe kamera. Tapi bila ingin memasang aksesori lain seperti flash ke hot shoe, maka cukup jepitkan saja receiver-nya ke strap kamera.

Dalam paket penjualannya, terdapat kabel output TRS 3.5mm untuk menghubungkan receiver ke kamera mirrorless atau audio recorder. Bila kita punya kabel SC7 TRRS, harusnya kita juga bisa menggunakannya ke smartphone.

Selain dimensinya yang ringkas, yang ditawarkan Rode Wireless GO adalah kemudahan penggunaannya, antarmukanya intuitif, dan tidak butuh waktu lama untuk proses pengaturannya.

Serious-Wireless

Rode Wireless GO menggunakan digital wireless transmission 2.4GHz seri III dengan jangkauan 70 meter, harusnya bisa digunakan di mana pun tanpa masalah. Baterainya sendiri mampu bertahan tujuh jam sekali full charge dan di-charge melalui port USB Type-C.

Harga Rode Wireless GO ini dibanderol US$199 atau sekitar Rp2,8 jutaan. Direntang harga tersebut, kita juga bisa mendapatkan Rode Microphone Videomic Pro Rycote yang sudah terbukti kualitasnya.

Sumber: Newsshooter

Blue Yeti Nano Warisi Keunggulan Mikrofon USB Legendaris dalam Harga yang Lebih Terjangkau

10 tahun yang lalu, merek yang kita ingat saat membicarakan tentang mikrofon mungkin adalah merek seperti Sennheiser atau Shure. Namun di eranya para YouTuber dan podcaster ini, gelar merek mikrofon terpopuler malah jatuh ke Blue. Lewat produk legendaris seperti Yeti, Blue berhasil membangun reputasinya sampai akhirnya diakuisisi oleh Logitech.

Blue Yeti sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya, bahkan YouTuber kondang sekaligus tajir seperti MKBHD pun juga merekomendasikannya. Namun banderol $130 mungkin terasa kelewat mahal bagi sebagian konsumen. Kalau itu masalahnya, Blue sudah menyiapkan alternatifnya, yakni Yeti Nano.

Yeti dan Yeti Nano / Blue Microphones
Yeti dan Yeti Nano / Blue Microphones

Sesuai namanya, ia merupakan versi lebih mungil dari Yeti. Dimensi yang lebih ringkas membuat tombol mute harus absen darinya, tapi setidaknya kenop volume berukuran besarnya masih ada. Ia pun masih dilengkapi jack headphone sehingga pengguna bisa memonitor rekaman audionya secara real-time.

Kalau Yeti standar mengemas tiga kapsul kondensor 14 mm, Yeti Nano cuma punya dua. Kompromi lain yang Blue terapkan pada Yeti Nano terletak pada mode perekamannya: ia hanya memiliki dua mode saja (Yeti standar punya empat), yaitu Cardioid (satu arah) dan Omnidirectional (segala sudut).

Blue Yeti Nano

Yeti Nano siap merekam audio dalam resolusi maksimum 24-bit/48kHz (Yeti standar cuma 16-bit). Resolusinya ini bisa diatur melalui aplikasi pendampingnya di komputer, Blue Sherpa, termasuk halnya pengaturan lain. Firmware update untuk Yeti Nano nantinya juga akan dikirim melalui software ini.

Blue Yeti Nano saat ini sudah dipasarkan seharga $100. Selisihnya memang tidak begitu banyak, dan ini juga bukan mikrofon USB termurah yang ada di pasaran (juga bukan yang termurah di jajaran produk Blue). Terlepas dari itu, kalau memang harus memiliki Blue Yeti namun tidak punya dana lebih dari $100, inilah pilihan satu-satunya.

Sumber: TechCrunch dan Blue.

Sennheiser Memory Mic Adalah Mikrofon Wireless untuk Videografer Smartphone

Entah kebetulan atau tidak, kategori produk mikrofon semakin mencuat popularitasnya belakangan ini. Dua indikasinya adalah mikrofon USB garapan Beyerdynamic dan akuisisi Logitech atas Blue Microphones. Di saat yang sama, tren mikrofon portable alias wireless juga ikut menguat berkat produk seperti Mikme Silver, serta yang terbaru datang dari dedengkot mikrofon itu sendiri, Sennheiser.

Pabrikan asal Jerman tersebut baru saja memperkenalkan Sennheiser Memory Mic, sebuah mikrofon yang bisa tersambung ke smartphone via Bluetooth untuk membantu meningkatkan kualitas audio pada saat pengambilan video dari jarak jauh. Seperti yang kita tahu, kualitas gambar bukanlah kelemahan smartphone dalam merekam video, melainkan kualitas audionya.

Sennheiser Memory Mic

Seperti Mikme, Memory Mic datang bersama sebuah aplikasi smartphone yang berfungsi untuk menyinkronkan audio dengan video yang sedang direkam secara otomatis. Yang cukup unik di sini adalah, mikrofon bawaan smartphone rupanya masih akan aktif selama perekaman, sehingga pada hasil akhirnya, pengguna dapat menggabungkan audio dari Memory Mic dan suara ambient yang ditangkap oleh ponsel.

Juga menarik adalah kemampuan Memory Mic untuk terus merekam audio meski sudah keluar dari jangkauan koneksi Bluetooth. Ia dapat menyimpan audio secara internal hingga berdurasi empat jam, dan setelahnya dapat disinkronkan secara otomatis dengan video dari smartphone melalui aplikasi pendamping itu tadi.

Sennheiser Memory Mic

Di balik kemasan putihnya yang terlihat premium itu bernaung mikrofon tipe condenser yang mampu merekam audio dari segala arah (omnidirectional) dalam resolusi 16-bit/48kHz, dengan rentang frekuensi 100 – 20.000 Hz. Casing-nya dilengkapi sebuah penjepit magnetik agar dapat dengan mudah dipasangkan ke tubuh subjek video yang hendak direkam.

Baterainya diperkirakan dapat bertahan sampai empat jam pemakaian dalam satu kali pengisian. Charging-nya sendiri mengandalkan sambungan USB-C, tapi sayangnya tidak ada informasi apakah perangkat ini juga dapat difungsikan sebagai mikrofon USB.

Sennheiser Memory Mic saat ini sudah dipasarkan seharga $200. Podcaster, YouTuber maupun kalangan umum yang ingin meningkatkan kualitas audio pada video-video bikinannya semestinya bakal tertarik dengan produk semacam ini.

Sumber: Sennheiser.

Logitech Akuisisi Blue Microphones Senilai $117 Juta

Logitech kembali mengakuisisi sebuah perusahaan besar setahun setelah membeli Astro Gaming. Yang menjadi incaran kali ini adalah Blue Microphones, pabrikan asal AS yang mikrofonnya cukup populer di kalangan podcaster, YouTuber, maupun live streamer.

Logitech bersedia membayar $117 juta secara tunai guna mencaplok seluruh aset Blue, termasuk semua karyawannya. Namun sama seperti ketika Logitech mengakuisisi Ultimate Ears dan Jaybird, brand Blue masih akan dipertahankan sebagai salah satu portofolio produk Logitech.

Akuisisi ini merupakan langkah yang wajar mengingat Logitech memang sudah cukup lama bermain di bidang audio sekaligus memproduksi sejumlah perangkat pendukung broadcasting. Headphone dan headset mereka punya, webcam pun juga demikian, tinggal mikrofon yang belum (sebenarnya ada tapi tidak populer), dan langkah termudah adalah meminang perusahaan yang sudah mendedikasikan waktunya sejak lama di segmen ini.

Salah satu produk Blue yang paling diminati konsumen, Blue Yeti / Blue Microphones
Salah satu produk Blue yang paling diminati konsumen, Blue Yeti / Blue Microphones

Kalau brand sekelas Beyerdynamic saja sudah mulai ikut bermain di kategori mikrofon USB, maka Logitech pun juga sudah harus mengerahkan upaya ekstra, dan akuisisi ini bisa dianggap sebagai langkah minim resiko bagi mereka. Popularitas mikrofon buatan Blue di kalangan live streamer juga bakal bersinergi dengan posisi Logitech yang memang sudah cukup kuat di sektor gaming.

Bagi Blue sendiri, berhubung brand-nya masih dipertahankan, akuisisi ini bisa dianggap sebagai suntikan dana segar buat upaya mereka memimpin di kategori mikrofon USB. Berada di bawah naungan Logitech juga berarti produk-produknya bisa menjangkau konsumen secara lebih luas.

Sumber: Logitech dan TechCrunch.

Mikme Silver Ialah Mikrofon Wireless, Mikrofon USB dan Audio Recorder dalam Satu Kemasan

Di balik hasil rekaman kamera smartphone yang semakin ke sini semakin bagus, selalu ada kualitas audio yang sama buruknya dari tahun ke tahun. Gadget seperti mikrofon USB jelas dapat sangat membantu, akan tetapi nilai kepraktisan ponsel langsung berkurang drastis karena harus ada kabel mikrofon yang menyambung.

Solusi yang lebih ideal tentu saja adalah mikrofon wireless, dan saya rasa sulit mencari mikrofon wireless yang lebih fleksibel dari perangkat bernama Mikme Silver berikut ini. Jangan tertipu oleh wujudnya yang simpel, ia merupakan gadget multi-talenta.

Mikme Silver

Bakat yang pertama tentu saja adalah merekam audio yang jernih selagi pengguna merekam video menggunakan kamera smartphone. Cukup gunakan aplikasi pendampingnya di ponsel untuk merekam video, maka audio yang ditangkap Mikme bakal langsung sinkron dengan videonya.

Karena wireless, kamera bisa diposisikan agak jauh dari subjek video, dan audionya masih tetap akan bagus selama Mikme diletakkan di dekat subjek dan masih dalam jangkauan koneksi Bluetooth. Dalam skenario ini, Mikme bisa digunakan sampai sekitar tiga jam sebelum baterainya habis.

Talenta yang kedua, Mikme juga dapat difungsikan sebagai audio recorder mandiri. Berbekal kapsul mikrofon electret 2/3 inci, Mikme siap merekam audio berformat m4a dalam resolusi 24-bit/48kHz. Hasilnya akan disimpan semua di dalam memory internal sebesar 2 GB (kira-kira bisa menampung audio dengan durasi total 45 jam).

Mikme Silver

Terakhir, Mikme juga bisa digunakan sebagai mikrofon USB biasa untuk berbagai kebutuhan, mulai dari podcasting sampai untuk membuat komposisi lagu. Seperti yang saya bilang, ia begitu fleksibel, padahal dimensinya amat ringkas: 70 x 70 x 35 mm, dengan bobot 220 gram.

Mikme Silver merupakan produk kedua dari pengembangnya. Produk yang pertama sebenarnya cuma beda varian (Mikme Gold), dengan kapabilitas yang lebih unggul dan harga sedikit lebih mahal. Mikme Silver yang saat ini ditawarkan di Indiegogo seharga $199 tentu dapat menjangkau kalangan yang lebih luas.

Razer Luncurkan Webcam dan Mikrofon yang Didedikasikan untuk Para Streamer

Streaming sudah menjadi bagian integral dari komunitas gaming. Ini bukanlah pendapat saya pribadi, melainkan yang datang dari sosok penting di dunia gaming, yaitu Min-Liang Tan, yang tidak lain dari pendiri sekaligus CEO Razer.

Itulah mengapa streaming belakangan mendapat porsi perhatian yang cukup besar dari Razer. Baru-baru ini, mereka memperkenalkan webcam dan mikrofon yang didedikasikan buat para streamer, dengan memperhatikan input dari komunitas, khususnya kalangan streamer profesional.

Razer Kiyo

Webcam yang dimaksud adalah Razer Kiyo. Letak keunikan sekaligus keunggulannya ada pada cincin LED yang mengitari lensanya. Berbekal 12 buah LED, Kiyo dapat diatur tingkat kecerahannya sesuai kebutuhan, dan kehadirannya sudah pasti mampu mengeliminasi problem video yang tampak laggy akibat kondisi pencahayaan di ruangan yang minim.

Pengguna bebas memilih resolusi 1080p 30 fps atau 720p 60 fps untuk video yang disiarkan, dan Kiyo dirancang agar kompatibel dengan software populer macam OBS atau XSplit. Selain dipasangkan ke tripod, Kiyo juga bisa langsung dijepitkan ke atas monitor.

Razer Seiren X

Kiyo memang sudah dibekali mikrofon terintegrasi, tapi performanya mustahil bisa menyamai unit mikrofon terpisah. Untuk itu, Razer Seiren X hadir sebagai pendamping yang serasi untuk Kiyo, yang keduanya sama-sama mengandalkan sambungan USB.

Razer tidak segan menyebut Seiren X sebagai mikrofon berkualitas profesional, terutama berkat integrasi kondensor 25 mm guna meningkatkan sensitivitasnya. Juga unik untuk Seiren X adalah dudukan mic yang juga bertindak sebagai peredam getaran.

Baik Kiyo dan Seiren X saat ini sudah dipasarkan masing-masing seharga $100.

Sumber: Razer.

Sennheiser Luncurkan Mikrofon Khusus untuk Action Cam GoPro Hero4

Aksi-aksi menakjubkan yang diabadikan dengan GoPro seringkali jadi kurang berkesan karena kualitas audionya buruk, atau yang terdengar hanya desiran angin saja. Spesialis audio asal Jerman, Sennheiser, ingin mengubah hal itu lewat produk terbarunya, MKE 2 Elements.

Sennheiser MKE 2 Elements merupakan mikrofon yang dirancang secara khusus untuk lini action cam GoPro Hero4. Perangkat ini sejatinya merupakan aksesori BacPac yang dapat dipasangkan dengan mudah ke bagian belakang casing anti-air bawaan GoPro, sehingga kinerjanya dipastikan bisa selalu optimal dalam segala kondisi.

Berwujud BacPac, Sennheiser MKE 2 Elements dapat dipasangkan dengan mudah ke belakang casing anti-air bawaan GoPro / Sennheiser
Berwujud BacPac, Sennheiser MKE 2 Elements dapat dipasangkan dengan mudah ke belakang casing anti-air bawaan GoPro / Sennheiser

Sennheiser tidak sekadar membual soal ini, MKE 2 dapat terus beroperasi meski terendam air, asalkan tidak lebih dalam dari 1 meter dan tidak lebih lama dari 30 menit. Gampangnya, surfing tidak akan menjadi masalah besar buatnya. Lebih lanjut, kinerjanya juga dipastikan tidak akan menurun di tempat bersuhu dingin atau bahkan bersalju sekalipun.

Memang performanya sebagus apa? Biar video yang berbicara. Anda bisa melihat perbandingan kualitas suara yang dihasilkan MKE 2 Elements dan mikrofon internal GoPro dalam video di bawah ini.

Satu-satunya kelemahan MKE 2 Elements adalah menyangkut kompatibilitas; ia tidak bisa digunakan bersama GoPro Hero5 yang notabene merupakan model terbaru. Mungkin saja Sennheiser sempat melakukan survei dan hasilnya menunjukkan bahwa pengguna Hero4 masih lebih banyak.

Terlepas dari itu, Sennheiser MKE 2 Elements saat ini sudah tersedia dengan banderol harga $200.

Sumber: DPReview.