Growth Mindset: Pengertian, Manfaat dan Cara Menumbuhkannya

Pernahkah terpikir oleh kamu bahwa kesuksesan tidak dapat dicapai hanya dengan bakat dan keterampilan? Ternyata dalam hidup hanya mengandalkan keterampilan dan bakat saja tidak cukup untuk berhasil. Ada faktor lain yang bisa menjadi penyebab kesuksesan seseorang yaitu mindset atau pola pikir.

Menurut Dr. Carol S. Dweck, seorang psikolog di Stanford University, ada dua mindset manusia, mindset berkembang dan mindset tetap. Kedua ungkapan ini pertama kali diperkenalkan dalam bukunya  Dweck menjelaskan bahwa mindset berkembang adalah salah satu kunci kesuksesan individu.

Untuk lebih jelasnya, simak pemaparan DailySocial.id di bawah ini!

Definisi Growth Mindset

Growth mindset dapat diartikan sebagai pola pikir seseorang yang memahami bahwa apapun kemampuan atau bakat yang dimilikinya sejak kecil adalah permulaan. Mereka percaya bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, bakat dan keterampilan tersebut dapat terus berkembang. Mereka mendorong pola pikir untuk terus belajar dan memahami dunia.

Seseorang dengan mindset berkembang biasanya ingin memiliki proses belajar yang bermakna dan membuat perbedaan dalam hidupnya. Kamu tidak hanya ingin terlihat pintar atau terlihat memiliki masalah yang terkendali. Pemilik Growth Mindset sangat menghargai proses dan melihat kegagalan bukan sebagai akhir, tetapi sebagai batu loncatan ke langkah berikutnya.

Ketika seseorang gagal, reaksi seseorang terhadap masalah dapat mencerminkan pola pikirnya, apakah ia memiliki pola pikir tetap atau pola pikir berkembang. Ketika seseorang memiliki mindset tetap, mereka cenderung melihat kegagalan sebagai tanda ketidakmampuan. Sangat enggan untuk gagal dan selalu berusaha untuk mencapai kesuksesan dalam waktu singkat atau sekali.

Padahal, kegagalan juga merupakan langkah kecil menuju kesuksesan. Hal ini menyebabkan orang dengan mindset tetap menghindari tantangan yang cenderung berujung pada kegagalan. Mereka juga sering bersikap defensif.

Namun, harus diingat bahwa cara berpikir bukanlah genetik dan berbagai faktor juga mempengaruhi pembentukannya. Cara berpikirnya tidak tetap dan bisa banyak berubah, karena dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam hidupnya.

Menerapkan Growth Mindset dalam Keseharian

Setelah mengetahui manfaat-manfaat growth mindset, berikut ini ada beberapa contoh untuk menerapkan pola pikir berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak Lelah untuk Belajar

Pola pikir berkembang tidak pernah kehilangan keinginan untuk belajar atau mengeksplorasi hal-hal baru. Mereka sangat menghargai proses dan belajar adalah salah satu proses yang menyenangkan bagi mereka.

Kegagalan bukanlah Akhir

Jika kamu mengalami emosi yang berbeda seperti marah, kecewa, atau sedih saat gagal, ini normal. Namun, bagi mereka yang memiliki mindset berkembang, kegagalan bukanlah akhir. Kamu mungkin merasakan perasaan ini, tetapi jangan lupa untuk kembali dan mencoba lagi. Jadikan pelajaran dari kegagalan dan terus raih kesuksesan.

Menghargai Kritik

Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari menerima kritik membangun dengan bermartabat. Fokus pada kritik yang dapat membantu kamu mengembangkan keterampilan dan meningkatkan persaingan.

Cara Menumbuhkan Karakter Growth Mindset

Pola Bahasa

Cara seseorang berbicara dapat mencerminkan cara berpikirnya. Untuk membiasakan pola pikir positif, mulailah menulis lebih banyak kata-kata positif dan dukung pola pikir kamu yang sedang berkembang.

Misalnya, saat kamu mengalami kegagalan, hindari ungkapan seperti “lelah, gagal terus” atau yang lebih buruk lagi, “Gagal lagi. Saya menyerah”.

Mulailah dengan mengucapkan kalimat, “Jika gagal, mungkin ada kesalahan. Harus diperbaiki lagi” atau “Saya rasa kita perlu menggunakan strategi yang berbeda.” Orang-orang dengan mindset berkembang terjun ke dalam proses dan terus mencoba.

Orang dengan mindset berkembang cenderung mengatakan, “Saya belajar itu” ketika mereka merasa tidak bisa melakukan sesuatu. Mereka tidak berkata, “Ah, saya tidak bisa melakukan ini. Saya tidak pintar.”

Keinginan untuk terus belajar merupakan ciri orang dengan mindset berkembang.

Mengutamakan Proses

Saat ini masih banyak orang yang menilai sesuatu dari hasil akhirnya saja. Namun, bagi pemilik growth mindset, hasil akhir yang memuaskan adalah bonus. Mereka cenderung untuk fokus dan menginginkan proses yang bernilai. Selain itu, mereka tidak terpaku dengan standar waktu yang banyak diterapkan oleh lingkungan.

Berdamai dengan Diri Sendiri

Orang dengan mindset berkembang biasanya memiliki kemampuan untuk memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri.

Mereka memahami bahwa kekurangan tidak memalukan dan dapat dikembangkan lebih lanjut. Jika mereka melakukan kesalahan atau gagal, mereka dapat memahami bahwa ini adalah bagian dari proses.

Dengan pandangan seperti itu, akan lebih mudah bagi mereka untuk berdamai dan memulihkan diri. Mereka dapat lebih fokus untuk mencapai tujuan mereka.

Berbagi dengan Orang Lain

Mulailah berbagi pengalaman dan kesuksesan dengan orang lain. Dengan berbagi kamu bisa menjelaskan bahwa kesuksesan yang kamu raih telah melewati berbagai tantangan dan proses yang tidak mudah. Kamu juga dapat menghargai proses yang dilalui dan memahami bahwa upaya kamu membuahkan hasil.

Refleksi Diri

Setelah mengalami berbagai proses, orang dengan pola pikir berkembang membutuhkan waktu untuk introspeksi diri. Mereka menilai kembali tujuan mereka dan fokus pada proses ke depan.

Ada berbagai kegiatan yang dapat digunakan untuk refleksi, misalnya menulis jurnal di penghujung hari, bermeditasi di awal hari atau sekadar istirahat sambil berjalan. Ini membuat mereka lebih fokus.

Manfaat Growth Mindset

Menyadari bahwa Kegagalan bukanlah Ketidakmampuan

Pola pikir berkembang dapat membantu kita menerima kegagalan. Kita dapat memahami bahwa kegagalan bukanlah hasil yang mutlak. Hal ini dikarenakan dengan growth mindset kita dapat memahami bahwa bagian terpenting dalam melakukan adalah prosesnya.

Kita bisa belajar banyak dari banyak proses yang akhirnya berujung pada kesuksesan. Yang terpenting jangan ragu, malu atau malas untuk terus belajar dan berproses.

Melihat Masalah sebagai Tantangan yang Harus Diselesaikan

Pola pikir berkembang membantu kita melihat masalah sebagai tantangan yang memiliki solusi, bukan hambatan yang tidak dapat diatasi.

Masalah yang muncul menantang kita untuk mempertajam pemikiran kritis dan analitis kita. Pola pikir pertumbuhan yang optimis memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada.

Menjadi Produktif

Pemikiran inti dari growth mindset  adalah bahwa bakat dan keterampilan adalah hal yang selalu dapat dikembangkan. Perkembangan kedua isu tersebut tentunya membutuhkan kajian terhadap isu yang berbeda.

Orang dengan mindset berkembang memiliki keberanian untuk mencoba banyak hal baru, menantang diri sendiri, dan tentu saja mencapai hal-hal yang dianggap mustahil oleh kebanyakan orang.

Berdamai dengan Kegagalan

Kegagalan sangat akrab bagi para pengusaha. Termasuk yang bermain dalam lingkup startup. Mereka yang sekarang berada di puncak pasti sudah melewati beberapa tahap, dan bangkit dari kegagalan sudah tentu menjadi satu hal yang harus dilalui. Bukan perkara mudah memang bisa bangkit dari kegagalan dan keterpurukan. Butuh berdamai dengan keadaan untuk selanjutnya bisa menapaki kembali proses perjuangan untuk bangkit.

Berikut beberapa tips bagi pendiri startup untuk bisa tetap memperjuangkan mimpinya mencapai kesuksesan.

Perjelas mengapa sebuah ide harus ditinggalkan

Tidak ada yang lebih menyakitkan ketika terlalu banyak menghabiskan energi dan dana untuk hal-hal yang berakhir gagal. Mungkin di balik itu semua tersimpan sebuah pelajaran, namun untuk bisa cepat bangkit dari situasi ini cobalah untuk memperjelas tanda-tanda sebuah ide atau langkah harus segera ditinggalkan. Cepat beranjak dari kesia-siaan.

Jika ide sudah pernah berhasil dilakukan sebelumnya dan mengalami situasi yang lebih buruk, selanjutnya pastikan untuk menghitung biaya dan energi yang dikeluarkan untuk proses-proses yang dilakukan. Semua dihitung dan dikalkulasi, dari sana nanti akan muncul data yang nantinya bisa jadi bahan pertimbangan apakah ide dilanjutkan atau tidak. Dari sana juga nanti akan muncul pertimbangan, dari mana bisnis harus bangkit dan menghindari proses-proses yang percuma namun menghabiskan banyak sumber daya.

Jangan lupakan pelajaran yang didapat dari pengalaman

Seperti layaknya pengalaman kegagalan pun sebenarnya merupakan guru yang berharga. Untuk itu melewati prosesnya harus tetap dipelajari. Pengalaman akan menuntun kita ke arah yang lebih baik, dengan belajar dari pengalaman gagal, langkah selanjutnya bisa mempertimbangkan untuk menghindari langkah yang sama.

Menuliskan atau mendokumentasikan kegagalan bisa menjadi cara yang terbaik. Nantinya dokumentasi tersebut akan berguna jika di kemudian hari menemui situasi yang sama atau menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan sulit.

Seperti jika telah menghabiskan banyak dana untuk kampanye pemasaran tidak efektif, coba dokumentasi proses tersebut secara rinci. Berapa yang dihabiskan, kanal pemasaran apa yang dipakai, siapa targetnya, bagaimana dengan momentumnya, dan hal-hal lain. Bentuk itu sebagai sinyal atau tanda untuk strategi selanjutnya, agar bisa dihindar.

Membangun pola pikir bersyukur atas kegagalan

Gagasan memikirkan kegagalan dengan rasa syukur mungkin akan terasa seperti menaburi garam di tumpukan luka. Tapi memang begitu adanya. Salah satu motivasi terbaik untuk bisa bangkit dari keterpurukan adalah mengubah anggapan bahwa kegagalan merupakan akhir dari segalanya. Mulainya merangkul kegagalan tersebut, jadikan kenangan kegagalan layaknya pengalaman-pengalaman lainnya dan mulailah hal-hal baru. Karena kegagalan sama halnya dengan kesedihan lain, satu-satunya jalan keluar adalah dengan melaluinya, dengan bahagia.

Mindset Adalah Headphone Pintar yang Bisa Meningkatkan Konsentrasi Anda

Konsentrasi ialah hal yang sulit diraih di tengah ramainya lingkungan, dan ia menjadi komoditas berharga ketika kantor tak lagi jadi satu-satunya lokasi bekerja. Di sekitar kita, berbagai hal bisa mengurangi fokus, dan suara boleh dibilang merupakan faktor terbesarnya. Banyak produsen kini memusatkan perhatiannya pada penyediaan headphone anti-gangguan.

Demi memberi solusi, satu tim asal Montreal melangkah lebih jauh. Mereka memperkenalkan Mindset, unit headphone yang dijanjikan mampu menjaga penggunanya tetap fokus dan bisa mengingatkan kita seandainya tingkat konsentrasi berkurang. Dalam menggarapnya, developer memanfaatkan sistem yang dipakai buat mengobati ADHD, serta melatih atlet seluncur indah dan astronot NASA.

Mindset 1

Mindset adalah headphone berteknologi electroencephalography, mampu membaca level konsentrasi lewat sinyal listrik di otak. Saat pikiran mulai terpecah, Mindset langsung mengeluarkan notifikasi. Sistem ini dirancang untuk melatih kita memelihara fokus dan mengelola gangguan, sehingga di waktu selanjutnya, kita bisa menangani faktor-faktor eksternal tak terduga secara lebih efektif.

Lewat kombinasi sensor EEG dan kemampuan machine learning, Mindset dapat mengetahui keadaan emosi, tingkat keresahan, serta stres secara real-time. Pengguna bisa menentukan jadwal kapan pekerjaan menuntut mereka untuk harus konsentrasi penuh. Lalu ketika intensitasnya berkurang, Mindset segera memberi tahu kita agar kembali menunaikan tugas utama. Semakin sering Mindset dipakai, device juga kian memahami Anda, dan akhirnya dapat memberikan saran bagaimana cara meningkatkan produktivitas. Inilah basis dari fungsi neurofeedback.

Mindset 3

Aspek desain dan kenyamanan juga menjadi perhatian demi menunjang fungsi utama Mindset. Produsen memanfaatkan ear cup high-end dengan engsel gyroscopic sehingga Anda tidak lagi merasa pusing akibat tekanan tak merata pada kepala. Lalu bahan microfiber di sana dipakai buat memastikan telinga tetap sejuk meski headphone dipakai seharian, jauh lebih efektif dari material kulit. Bagian headband dengan elektroda bertugas menjaga device mencengkeram kepala sembari menyajikan sensasi ‘tak berbobot’.

Mindset menyimpan driver sebesar 40-milimeter, teknologi audio persembahan Onkyo, didukung sistem active noise cancellation buat meredam bunyi-bunyian. Ia bisa tersambung ke PC atau smartphone via Bluetooth serta kabel AUX 3,5mm, serta ditenagai unit baterai internal 800mAh, diklaim mampu menjaga perangkat tetap aktif hingga delapan jam.

Headphone pintar Mindset bisa Anda pesan sekarang di situs crowdfunding  Kickstarter, dijajakan seharga mulai dari US$ 230 (harga retail-nya US$ 350), rencananya akan didistribusikan pada para backer di bulan Desember 2017.

13 Pola Pikir yang Wajib Dimiliki Seorang Founder

Menjadi seorang Founder sebuah startup, Anda wajib memiliki mindset atau pola pikir yang ideal untuk bisa menentukan arah dari model bisnis yang dijalankan. Visi dan misi, produk yang dikembangkan hingga proses peluncuran, semua harus dipikirkan secara seksama oleh Anda.

Artikel berikut ini akan mengupas 13 pola pikir yang wajib dimiliki oleh seorang Founder, seperti yang diungkapkan entrepreneur teknologi Jayme Hoffmandi.

Meminimalisir penyesalan

Pola pikir seperti ini artinya adalah pola pikir yang membantu Anda untuk memikirkan visi dan misi startup yang akan Anda buat dalam waktu kedepan. Hal ini tentunya akan sangat membantu bagi Anda calon pendiri startup yang masih bekerja di perusahaan namun memiliki ide brilian dan tidak sabar untuk meluncurkan perusahaan rintisan sendiri.

Kisah sukses yang bisa diambil adalah Jeff Bezos, pendiri Amazon. Di awal kariernya Jeff Bezos, yang sempat bekerja di perusahaan lain, memutuskan untuk berhenti bekerja dan mengembangkan startup yang kemudian terbukti sukses hingga saat ini yaitu Amazon.

“I knew that when I was 80 I was not going to regret having tried this. I was not going to regret trying to participate in this thing called the Internet that I thought was going to be a really big deal. I knew that if I failed I wouldn’t regret that, but I knew the one thing I might regret is not ever having tried.”

— Jeff Bezos

Ide dan model bisnis yang tidak jelas

Sebagai seorang Founder Anda bertanggung jawab untuk menentukan langkah, strategi, dan ide seperti apa yang ingin dikembangkan di startup milik Anda. Jangan terjebak dengan ide-ide dan impian yang terlalu banyak yang pada akhirnya membuat Anda tersesat, kehilangan fokus, dan kendali.

“A good founder is capable of anticipating which turns lead to treasure and which lead to certain death. A bad founder is just running to the entrance of (say) the ‘movies/music/filesharing/P2P’ maze or the ‘photosharing’ maze without any sense for the history of the industry, the players in the maze, the casualties of the past, and the technologies that are likely to move walls and change assumptions.”

— Balaji S. Srinivasan

Keraguan

Dalam menjalankan bisnis seorang Founder baiknya bisa melihat peluang serta potensi yang ada berdasarkan produk yang dikembangkan. Hal ini penting dilakukan agar startup bisa terus melakukan inovasi dan terhindar dari kesempatan serta peluang untuk melancarkan strategi atau memanfaatkan peluang yang ada.

“A company is defined by the schleps it will undertake. And schleps should be dealt with the same way you’d deal with a cold swimming pool: just jump in.”

— Paul Graham

Pekerjaan harus selesai

Produk yang telah selesai dengan sempurna adalah produk yang pada akhirnya dipilih dan digunakan oleh konsumen. Untuk itu, menjadi penting bagi seorang Founder bertanggung jawab untuk memonitor semua proses dari awal hingga akhir sebelum produk diluncurkan kepada publik. Dengan demikian Anda bisa mengembangkan produk yang disukai oleh konsumen dengan akurat.

“If you understand the job, how to improve the product becomes just obvious.”

— Clayton Christensen

Minimum Viable Product

Definisi yang cukup dikenal tentang MVP (Minimum Viable Product) adalah sebuah konsep product dengan fitur minimum yang dilempar ke market untuk pengujian pasar. Dengan demikian MVP memberikan Anda peluang lebih untuk mengembangkan ide, menambah fitur seiring berjalannya waktu. Yang perlu diperhatikan adalah MVP bukanlah sebuah produk namun merupakan proses yang harus dilalui.

Konfirmasi yang bias

Pola pikir berikut ini biasanya banyak dimiliki oleh Founder yang sangat yakin dengan produk yang dmiliki sehingga kerap menghiaraukan aspek negatif, error, atau kekurangan yang terdapat di dalam produk. Pemikiran seperti ini terkadang bisa menjadi sangat berisiko, terutama ketika Anda tengah melalui momen ide yang mulai tidak fokus.

“It is the peculiar and perpetual error of the human understanding to be more moved and excited by affirmatives than by negatives.”

— Francis Bacon

Product Market Fit

Startup yang sukses adalah startup yang telah melakukan Product Market Fit dengan baik. Produk Market Fit akan menentukan kelanjutan bisni yang dijalankan, karena proses ini membuktikan produk yang Anda tawarkan kepada konsumen diminati dan dibutuhkan. Startup yang tidak berhasil melakukan Product Market Fit bisa berakhir dengan kegagalan.

Produk yang disukai

Memiliki produk yang dicintai oleh 100 orang jauh lebih berarti dibandingkan dengan memiliki produk yang disukai oleh jutaan orang. Mengapa demikian? ketika orang telah mencintai dan secara loyal menggunakan produk Anda, artinya produk Anda diterima dengan baik dan terbukti telah berfungsi dengan baik serta merubah gaya hidup mereka. Sementara jika Anda memiliki jutaan pengguna yang hanya ‘suka’ artinya produk Anda belum benar-benar dibutuhkan dan kemungkinan besar akan ditinggalkan.

“It’s better to make a few people really happy than to make a lot of people semi-happy.”

— Paul Buchheit

AARRR

AARRR adalah kepanjangan dari Acquisition, Activation, Retention, Referral, Revenue, sebuah proses atau kerangka perputaran dari konsumen (customer lifecycle).

Network Effects

Network effects atau efek dari jaringan akan mempengaruhi seberapa besar nilai dan keuntungan yang dihasilkan dari produk Anda. Jaringan yang luas juga bisa membantu Anda mengembangkan produk yang lebih baik, cepat dan tentunya bermanfaat untuk bisnis.

Skalabilitas ekonomi

Skalabilitas ekonomi adalah ketika pengeluaran dari produk dan layanan Anda mulai berkurang sementara penghasilan dan volume pendapatan semakin bertambah jumlahnya. Perusahaan yang telah berhasil melakukan proses ini adalah Facebook, Amazon, Apple, dan Google.

“Economies of scale are a good thing. If we didn’t have them, we’d still be living in tents and eating buffalo.”

— Jamie Dimon

Inovasi yang “mengganggu”

Inovasi yang mengganggu adalah ketika produk yang ditawarkan merupakan layanan yang sederhana, namun terbukti dibutuhkan dan dicintai oleh konsumen dan pada akhirnya “mengganggu” dan menggantikan layanan konvensional yang ada. Inovasi yang “mengganggu” ini telah dibuktikan dengan kehadiran dari Go-Jek, Uber, Grab, dan Airbnb.

“If I had asked people what they wanted, they would have said faster horses.”

— Henry Ford

Conjoined Triangles of Success

Conjoined triangles of success atau “CTS” merupakan gambaran atau skema yang baiknya dicermati oleh seorang Founder untuk bisa menjalankan bisnis dan mengerti lebih jauh tentang dunia startup. Meskipun skema ini diperkenalkan sebagai sebuah cerita komedi dalam serial televisi HBO Silicon Valley, model bisnis CTS bisa membuat Anda lebih fokus, memberikan kesempatan untuk beradaptasi, dan melakukan perubahan.

5 Hal Yang Memantapkan Pilihan Menjadi Wirausahawan

Menjadi wirausahawan kini menjadi impian banyak pemuda di Indonesia. Ada yang sudah sejak dini memulai, ada pula yang masih terus menunda-nunda untuk memulai. Dari berbagai sumber yang kami himpun, pada dasarnya kewirausahaan banyak diartikan sebagai sebuah “pola pikir”, tentang keterampilan dan ide-ide besar yang dituangkan dalam kegiatan ekonomi.

Berikut ini beberapa pertimbangan yang bisa ditanyakan kepada pribadi masing-masing yang terus berambisi menjadi seorang pengusaha.

(1) Tidak ada waktu yang tepat

Poin pertama ini disimpulkan dari sebuah kalimat super yang pernah diutarakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia, Bob Sadino. Dalam kalimatnya ia mengatakan “bisnis yang bagus adalah bisnis yang dikerjakan”. Sedangkan bagi para pemula sering terjebak waktu tunggu. Mereka menganggap untuk memulai usahanya harus menunggu waktu yang tepat. Namun sayangnya tak pernah ada waktu yang benar-benar tepat untuk memulai, kecuali sesegera mungkin. Karena waktu yang tepat akan datang ketika kita telah memulainya.

(2) Tidak harus menguasai semua hal

Setelah pusing memikirkan kapan waktu memulai, biasanya hal berikutnya yang mengganjal adalah seputar ketakutan apakah kita bisa melakukan ini, melakukan itu dan sebagainya. Tentu saja, dalam menjalani sebuah usaha akan banyak hal yang bisa diadaptasi dan ada pula hal yang tidak bisa dilakukan, sehingga harus melibatkan orang lain untuk menyelesaikannya. Hal ini ditakutkan sebagian besar orang, namun sejatinya dari berbagai cerita wirausaha sukses yang pernah ada, selalu saja ada jalan untuk menyelesaikannya.

Pola pikir tentang berbagai informasi ada di luar sana perlu untuk ditanamkan. Apalagi saat ini internet sudah menjadi media informasi luar biasa. Segala sesuatu hanya membutuhkan untuk dipraktikkan di awal, dari situ akan diterima sebuah pelajaran berharga untuk melangkah lebih mantap dengan cara yang benar.

(3) Permasalahan tentang uang

Jelas uang menjadi salah satu bagian terpenting untuk memulai bisnis, untuk permodalan. Keputusan berkaitan dengan uang memang sering kali menjadi salah satu yang dinilai paling berisiko. Memulai usaha membuat seseorang harus bertaruh. Namun keyakinan seorang pengusaha lebih sering ingin selalu memutar uang yang dimiliki sebagai modal untuk menghasilkan uang yang lebih banyak. Poin ini lebih banyak menguji jiwa kewirausahaan seseorang.

(4) Melangkah mundur untuk melompat lebih tinggi

Menurut Co-founder dan COO InternetReputation.com Logan Chierotti, definisi wirausahawan adalah menaklukkan kemunduran. Karena ketika seseorang memulai usahanya dari nol, maka secara tak langsung ia sedang melangkah mundur dari kehidupan yang sudah nyaman ia jalani sebelumnya. Namun kemunduran tersebut bukanlah sebuah kesalahan, dan bukan juga menjadi alasan untuk berhenti. Karena jika semangat berwirausaha menggelora, maka kemunduran ini akan memotivasi diri untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari yang pernah diperoleh sebelumnya. Melangkah mundur untuk berancang-acang melompat lebih tinggi.

(5) Penghasilan akan mengikuti apa yang dihasilkan

Ketika seseorang berhasil membuat karya dalam bisnisnya dengan baik, maka pelanggan akan memberikan apresiasi sesuai dengan kualitas nilai yang dihasilkan. Yakinkan diri kita untuk senantiasa fokus pada produk atau layanan yang ingin dihadirkan, fokuskan pada kualitas. Karena uang yang akan dibayarkan konsumen akan senantiasa mengikuti pada hasil kinerja tersebut.