MokaPOS VS Majoo, Mana yang Lebih Cocok untuk Bisnis Anda?

Mana yang sebaiknya Anda pilih antara MokaPOS vs Majoo? MokaPOS dan Majoo adalah dua aplikasi kasir digital ternama di Indonesia yang bisa Anda pertimbangkan untuk digunakan pada bisnis Anda.

Untuk bisa memilih di antara keduanya, Anda tentu perlu membandingkan dari sisi kegunaan, fitur, dan juga harga.

MokaPOS VS Majoo

Dari segi konsep dan fungsi, MokaPOS dan Majoo memang sama-sama merupakan platform POS. Namun, tentu ada beberapa hal yang membedakan dua aplikasi tersebut.

Di sini, Anda akan mengetahui perbandingan keduanya dari berbagai sisi, antara lain dari sisi fitur, pilihan e-wallet, dan biaya layanan.

Fitur-Fitur

Secara umum, baik MokaPOS dan Majoo memiliki fitur-fitur yang umumnya ada pada sebuah aplikasi POS, mulai dari kasir digital, laporan keuangan, manajemen pesanan, manajemen stok barang, manajemen karyawan, pembayaran digital, hingga manajemen meja atau table management.

Salah satu fitur yang berbeda adalah fitur survey pelanggan yang ada pada aplikasi MokaPOS namun tidak ada pada Majoo. Fitur ini cukup penting untuk menilai kepuasan pelanggan terhadap service atau produk bisnis Anda.

Meski tidak ada pada Majoo, Anda tetap bisa mengakalinya dengan menggunakan bantuan platform lain untuk melakukan survey. Kemudian, jangan lupa untuk atur promosi untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.

Pilihan E-Wallet

Salah satu fitur dari MokaPOS dan Majoo adalah fitur pembayaran digital yang memungkinkan bisnis Anda menerima pembayaran dari berbagai e-wallet. Untuk pembayaran digital ini, MokaPOS dan Majoo memiliki pilihan e-wallet dan ketentuan yang berbeda.

Pada MokaPOS, e-wallet yang didukung antara lain GoPay, Dana, OVO, dan LinkAja dengan biaya MDR sebesar 0.7% per transaksi untuk GoPay, Dana, dan LinkAja, serta 1.5% per transaksi untuk OVO.

Sedangkan Majoo menyediakan layanan pembayaran digital yang bisa dilakukan dari lima pilihan e-wallet, yakni GoPay, Dana, OVO, LinkAja, dan ShopeePay dengan MDR mengikuti aturan bank Indonesia.

Untuk informasi selengkapnya mengenai pembayaran digital dari masing-masing POS, Anda bisa melihatnya di sini untuk MokaPOS dan klik di sini jika penasaran dengan ketentuan Majoo.

Biaya Layanan

MokaPOS dan Majoo adalah dua aplikasi Point of Sales dengan layanan berbayar yang memungkinkan Anda untuk mencobanya secara gratis terlebih dahulu di awal. Jika tertarik untuk melanjutkan langganan atau menambah layanan berbayar, Anda bisa mempertimbangkan biaya layanan dari MokaPOS dan Majoo berikut ini.

Harga Aplikasi Kasir MokaPOS

MokaPOS menyediakan satu paket berlangganan dengan harga sebesar Rp.299.000/bulan untuk setiap outlet.

Kemudian, MokaPOS menyediakan fitur tambahan berbayar seperti slot karyawan dengan biaya sebesar Rp.19.000/bulan, manajemen stok dengan harga Rp.149.000/bulan, table management Rp.249.000/bulan, hingga CRM Pro dengan biaya langganan sebesar Rp.249.000/bulan.

Biaya Layanan Berbayar Majoo

Berbeda dengan MokaPOS yang memiliki satu paket berlangganan, Majoo menyediakan berbagai pilihan paket berlanggan, mulai dari paket Starter, Advance, dan Enterprise dengan harga mulai dari Rp.129.000/bulan.

Kemudian, Majoo juga menyediakan layanan berbayar add-ons, mulai dari layanan e-commerce hingga layanan teknisi. Untuk detail harga upgrade layanan Majoo berbayar, Anda bisa melihatnya di sini.

Itu dia beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan Anda dalam memilih aplikasi kasir digital MokaPOS vs Majoo. Anda bisa memilih aplikasi POS yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Jadi, mana yang paling cocok untuk bisnis Anda? 

Cashlez vs Mokapos, Mana yang Cocok bagi Bisnis Anda?

Cashlez dan Moka POS adalah dua dari beberapa perusahaan penyedia aplikasi kasir online atau point of sale yang ada di Indonesia. Keduanya menawarkan berbagai layanan yang memudahkan pelaku usaha dalam menghimpun transaksi bisnisnya.

Baik Moka POS maupun Cashlez memiliki perbedaan baik dari segi layanan maupun produk. Bahkan melalui sebuah press release, Cashlez hadir bukan untuk menyaingi layanan POS lainnya namun memaksimalkan layanan POS yang sudah ada.

Meski begitu, keduanya tetap dikenal oleh masyarakat sebagai dua produk yang berbeda pada pasar yang sama. Lantas, mana aplikasi kasir online atau POS yang sesuai dengan bisnis Anda? Ikuti ulasannya.

Sekilas Tentang Cashlez dan Moka POS

Cashlez

Cashlez dan moka POS

Didirikan tahun 2015, Cashlez mulanya adalah perusahaan yang berfokus sebagai aggregator pembayaran melalui e-Wallet atau pembayaran digital lainnya.

Pada tahun 2018, Cashlez belakangan ikut meramaikan pasar aplikasi kasir online di Indonesia dengan meluncurkan layanan Point of Sale (POS) atau aplikasi kasir online.

Selain sebagai penyedia layanan POS, Cashlez juga mengembangkan fitur lain seperti inventory management, laporan transaksi, hingga cash flow.

Moka POS

px Logo mokapos svg

Moka POS didirikan pada tahun 2014 oleh Haryanto Tanjo dan Grady Laksmono. Moka sendiri merupakan singkatan dari Mobile Kasir.

Pada tahun 2020, Moka POS diakuisisi oleh Gojek dengan nilai Rp2,02 triliun. Hingga tahun 2021, Moka mengakui telah memberdayakan ribuan pelaku usaha kecil dan menengah di 37 kota di Indonesia.

Perbedaan dari Sisi Fitur dan Layanan

Cashlez

Cashlez & Mokapos, Mana yang Cocok bagi Bisnis Anda?

Sebagai aplikasi kasir online atau mobile Point of Sales (POS), Cashlez memiliki fitur standar kasir online. Anda bisa menambahkan produk, kategori, hingga Universal Product Code.

Uniknya, Cashlez juga punya fitur kasir manual yang biasanya diperuntukkan untuk usaha-usaha ultra mikro atau produk yang harganya disesuaikan dengan permintaan konsumen. Misal, nasi uduk.

Anda juga bisa merekam dan menghimpun data konsumen yang telah melakukan transaksi yang bisa digunakan untuk mengadakan program loyalti.

Pada fitur pembayaran, Anda juga bisa memasukkan diskon serta berbagai metode pembayaran baik cash, e-Wallet, kartu kredit, kartu debit, maupun virtual account.

Cashlez juga memiliki fitur perhitungan pajak apabila produk yang Anda jual memiliki unsur Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Selain itu ada juga fitur service charge hingga rounding status.

Selain memiliki aplikasi standar kasir online, Cashlez menyematkan fitur inventory management, transaction report, dan Cash flow. Namun fitur tersebut hanya bisa diakses apabila Anda berlangganan.

Moka POS

Cashlez & Mokapos, Mana yang Cocok bagi Bisnis Anda?

Berbeda dengan Cashlez yang bisa Anda gunakan secara gratis, Moka POS hanya bisa digunakan secara gratis selama 14 hari. Setelah itu, bisa menggunakannya kembali apabila Anda berlangganan.

Karena aksesnya terbatas, Moka POS memiliki fitur yang lebih komprehensif dibanding Cashlez. Dari segi fitur aplikasi kasir online misalnya.

Moka POS memiliki fitur shift yang mempermudah Anda melakukan rekonsiliasi atau pencocokan data transaksi pada akhir shift dengan shift-shift sebelumnya.

Moka POS juga memiliki fitur split bill yang berguna apabila konsumen Anda ingin membayar terpisah pada satu pesanan.

Fitur lainnya yang tidak kalah penting adalah fitur billing list. Fitur ini berguna apabila Anda menerapkan sistem bayar belakangan.

Dari sisi sistem pembayaran, Moka POS juga memiliki berbagai metode pembayaran. Mulai EDC, cash, e-Wallet, hingga kartu kredit.

Fitur tambahan lainnya, Moka POS juga disematkan dengan manajemen inventory, pelanggan, meja, karyawan, dan laporan transaksi.

Fitur yang tidak kalah menarik adalah Moka POS memiliki program Moka POS Connect dan Capital.

Moka POS connect adalah fitur layanan integrasi dengan berbagai layanan di bidang lain. Misal, Anda bisa menghubungkan Moka POS dengan aplikasi akuntansi Jurnal.id.

Moka POS connect juga memiliki sistem integrasi API yang dapat dihubungkan dengan API perusahaan Anda. Sehingga proses pengolahan data dapat dilakukan dengan aman, real-time, dan lean.

Moka POS juga memiliki program capital yang memberikan Anda kesempatan untuk mendapatkan pendanaan dari partner pembiayaan. Seperti Modalku dan Koinworks.

Metode Pembayaran & Merchant

Cashlez

Screenshot com cashlez android garuda

Karena memang pada dasarnya Cashlez merupakan payment aggregator, aplikasi kasir satu ini memiliki metode pembayaran yang cukup beragam.

Metode pembayaran standar seperti cash, e-Wallet, e-Money, contactless VIsa and Mastercard, kartu kredit, Virtual Account, hingga installment bank.

Bahkan Cashlez juga menyediakan pembayaran Cashlez link yang bisa digunakan untuk kebutuhan transaksi online.

Untuk merchant discount rate (MDR) Cashlez, Anda bisa cek di sini.

Moka POS

Mobile payment POS

Sama dengan Cashlez, Moka POS juga memiliki opsi pembayaran yang cukup beragam mulai dari cash, e-Wallet, hingga fitur EDC atau Electronic Data Capture.

Perbedaan dari Sisi Produk Hardware

Cashlez

Ada tiga produk hardware yang dimiliki oleh Cashlez yaitu CashlezOne, Cashlez reader with printer, dan Cashlez reader without printer.

CashlezOne adalah perangkat smartphone yang sudah terhubung dengan sistem pembaca kartu dan printer dalam satu perangkat. Alat ini dibanderol dengan harga Rp3.800.000.

Kemudian ada Cashlez reader printer yaitu alat pembaca kartu dengan pencetakan struk yang bisa dihubungkan dengan smartphone Anda melalui Bluetooth.

Kemudian ada Cashlez reader non printer yang memiliki fungsi sama namun tidak bisa melakukan pencetakan struk.

Moka POS

Sedikit berbeda dengan Cashlez, Moka POS memiliki berbagai hardware yang bisa Anda beli. Mulai dari tablet, printer, Barcode scanner, pencetak struk, hingga laci kasir.

Masing-masing hardware tersebut dihargai mulai dari Rp550.000 hingga Rp7.000.000. Anda juga bisa membeli stand untuk tablet yang dibanderol dengan harga Rp200.000

Perbedaan Harga Langganan

Cashlez

Cashlez pada dasarnya adalah aplikasi kasir online freemium yaitu Anda bisa menggunakannya secara gratis namun perlu berlangganan untuk mengakses fitur secara penuh.

Skema langganan Cashlez yaitu 1 bulan, 3 bulan, hingga 6 bulan dengan rincian sebagai berikut: Untuk paket satu bulan, harga langganan sebesar Rp25.000. Sedangkan paket 3 bulan Rp67.500, dan paket 6 bulan Rp120.000.

Moka POS

Berbeda dengan Cashlez, Moka POS memiliki harga langganan yang jauh lebih besar dibanding Cashlez yaitu Rp299 ribu per bulan per outlet.

Bahkan dengan berlangganan Anda bisa mengakses fitur layanan pelanggan atau CRM, akses ke pinjaman modal, hingga akses ke layanan GoStore.

Kesimpulan

Dari segi harga, Cashlez lebih terjangkau dibanding Moka POS. Namun, dari segi fitur, Moka POS memiliki fungsi yang lebih profesional.

Oleh karena itu, bagi Anda yang memiliki usaha mikro, ultra mikro, atau baru merintis sebuah usaha Cashlez bisa menjadi pilihan yang tepat.

Sedangkan Moka POS bisa digunakan oleh usaha yang memiliki diversifikasi produk dan konsumen yang lebih kompleks serta nilai usaha yang lebih besar.

Namun, keduanya tidak membatasi kelas-kelas usaha tertentu. Semua kembali lagi pada kebutuhan dan kemampuan bisnis Anda.

Tutorial Lengkap Penggunaan GoStore untuk UMKM yang Ingin Go Digital

Sebelumnya, Anda telah mengetahui cara membuat web toko online dengan GoStore, di artikel kali ini akan membahas tutorial penggunaan GoStore. Tutorial ini mencakup cara menambahkan produk, cara menerima pesanan, cara mengintegrasi ke Facebook dan Instagram, hingga cara pelanggan bertransaksi.

Cara Menambah Produk di GoStore

Cara menambah produk di GoStore terbagi menjadi dua cara, yaitu cara menambah produk non pre-order dan produk pre-order.

Cara Upload Produk di GoStore

Setelah Anda berhasil membuat web toko online Anda dengan GoStore, Anda dapat mulai mengunggah produk Anda di GoStore. Ikuti langkah-langkah berikut ini:

  • Masuk ke backoffice Moka.
  • Kemudian, masuk ke menu Library > Item Library.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Pilih outlet yang ingin Anda tambahkan produk. Lalu, tekan Create Item.

 

tutorial penggunaan gostore

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Setelah itu akan mucul kolom-kolom pengisian informasi produk. Pertama, isi nama produk di kolom pertama.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Kedua, pilih kategori produk. Anda bisa menambahkan kategori produk dengan memasukkan nama kategori dan tekan Enter jika Anda belum memiliki kategori. 

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Ketiga, masukkan deskripsi produk. Anda bisa menuliskan spesifikasi produk atau keunggulan produk agar pelanggan lebih memahami produk dan tertarik dengan produk Anda.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Keempat, aktifkan Product Attribute.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Kelima, pilih nama brand produk Anda. Anda bisa membuatnya dengan mengetikkan nama brand dan tekan Enter dan klik Ok.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Keenam, pilih salah satu kondisi produk Anda. Apakah kondisi produk Anda baru (New), bekas (Second), atau diperbarui (Refurbished).

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Selanjutnya, masukkan berat dan dimensi real produk. Berat dan dimensi akan mempengaruhi besaran ongkos kirim yang harus dibayarkan pelanggan nanti.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Berikutnya, pilih kelompok umur (All Ages/Adult/Teen/Kids/Toddler) dan gender  (Unisex/Male/Female) yang cocok dengan produk tersebut.

 

tutorial penggunaan gostore

tutorial penggunaan gostore

 

  • Setelah itu, klik Upload File untuk unggah produk pada bagian Media. Anda dapat mengunggah hingga 12 foto produk dari berbagai sisi. Masimal ukuran foto adalah 8MB dengan format JPEG/PDF/BMP.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Pada kolom Base Price, masukkan harga produk. Lalu, masukkan nomor barcode produk di kolom SKU.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Jika produk Anda memiliki varian, Anda bisa mengatur jenis varian dan harga masing-masing varian dengan klik Add Variant.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Terakhir, tekan Save jika semua informasi produk telah ditambahkan. Anda jugabisa menyimpannya untuk semua outlet (jika Anda memiliki lebih dari satu outlet atif) dengan tekan Save to All.

 

tutorial penggunaan gostore

 

Cara Upload Produk Pre-Order

Sistem pre-order adalah sistem dimana pelanggan dapat memesan dan membayar produk terlebih dahulu dan nanti produk akan dikirimkan dalam jangka waktu tertentu jika sudah siap. Sistem ini sangat cocok untuk produk-produk custom yang pengerjaan lebih dari satu hari.

Untuk mengunggah produk pre-order, Anda hanya perlu mengaktifkan tombol pre-order saat mengisi informasi produk. Simak langkah-langkah ini untuk tutorial lengkapnya:

  • Masuk ke menu Library > Item Library di Backoffice Moka.
  • Klik Create Item untuk menambahkan produk baru.
  • Isi informasi produk dan tambahkan foto produk pada kolom yang tersedia seperti pada cara sebelumnya.
  • Lalu, aktifkan toggle Product Attribute.
  • Kemudian, centang kotak Yes pada kolom preorder.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Masukkan jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk memproses pesanan terhitung dari hari saat pesanan masuk. Maksimal durasi pre-order adalah 90 hari.
  • Jika semua informasi produk telah terisi, tekan Save.

Cara Mengaktifkan dan Mengatur Layanan Pengiriman di GoStore

Tutorial penggunaan GoStore selanjutnya adalah cara mengaktifkan layanan pengiriman. Pada dasarnya, layanan pengiriman telah Anda aktifkan saat Anda mengaktifkan web toko online GoStore Anda. Namun, Anda dapat mengatur ulang layanan pengiriman yang ingin Anda pilih dengan cara ini:

  • Masuk ke menu GoStore > Manage > Brand Setting > Pengaturan Outlet di Backoffice Moka
  • Lalu, isi kontak outlet dan alamat penjemputan jika belum terisi.

 

tutorial penggunaan gostore

tutorial penggunaan gostore

 

  • Kemudian, di bagian bawah Anda akan melihat pilihan jasa pengiriman GoStore. Anda dapat mengaktifkan semua layanan pengiriman dengan mencentang Pilih Semua atau hanya mencentang beberapa layanan yang ingin Anda aktifkan.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Setelah itu, tekan Aktifkan.

Cara Menerima dan Memproses Pesanan di Aplikasi Moka POS

Untuk menerima dan memproses pesanan, selain melalui backoffice Moka di web, Anda juga bisa menggunakan aplikasi Moka di smartphone. Anda bisa mengunduh aplikasi Moka di Play Store dan App Store. Begini langkah-langkahnya:

  • Buka aplikasi Moka POS dan masuk dengan akun yang telah terdaftar.
  • Lalu, untuk mulai menerima pesanan online, masuk ke menu Settings. > Online Order Setting.

 

tutorial penggunaan gostore

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Kemudian, aktifkan Device’s Online Order.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Setelah itu, Anda akan mendapatkan notifikasi jika ada pesanan online. Anda dapat melihat pesanan pada menu Online Orders.
  • Anda dapat memilih untuk menerima orderan atau tidak. Jika Anda ingin menerimanya, klik Accept Order. Jika tidak, klik Reject Order.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Apabila Anda menerima pesanan, selanjutnya Anda bisa mulai mengemas produk.
  • Setelah produk selesai dikemas, klik Request Pickup pada halaman pemesanan untuk mengirim pesanan.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Kemudian, Anda akan melihat pop up muncul. Klik Confirm Pickup.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Aplikasi Moka POS akan mulai mencari kurir untuk mengambil pesanan. 
  • Jika barang sudah ada pada kurir, Anda akan melihat tracking number atau nomor resi untuk melacak pengiriman pesanan.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Apabila pesanan telah tiba di pelanggan, Anda akan melihat tulisan Order Completed di halaman pesanan.

 

tutorial penggunaan gostore

 

Cara Menghubungkan GoStore ke Facebook dan Instagram Shop

Salah satu fitur atau kelebihan GoStore adalah Anda dapat menghubungkan web bisnis online Anda di GoStore dengan akun Instagram dan Facebook bisnis Anda dengan cara ini:

  • Masuk ke Back Office Moka.
  • Pilih Sales Channels > Facebook & Instagram Shop.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Lalu, klik Connect to Facebook.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Pilih salah satu outlet yang ingin Anda hubungkan ke Facebook dan Instagram Shop. Lalu, klik Connect to Facebook.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Selanjutnya, Anda akan melihat aktivitas apa saja yang dapat Anda lakukan jika Anda terhubung ke Facebook. Klik Continue untuk mulai integrasi dan Anda akan diminta untuk menghubungkan ke Instagram dan Facebook satu per satu.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Pertama, pada bagian Select your Business Manager, pilih akun yang mengelola Facebook pixel, Facebook Page, dan catalogue, lalu klik Continue. Jika belum ada, klik Create New.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Kedua, pilih Facebook Page bisnis Anda. Jika belum ada, Anda bisa membuatnya dengan klik Create new. Kemudian, klik Continue.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Ketiga, pada bagian Connect Instagram, pilih akun Instagram bisnis Anda.  Lalu, klik Continue. Jika belum ada, klik Add Profile untuk menambahkan.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Keempat, pilih katalog yang ada pada Facebook Page atau Instagram Shop Anda. Kemudian, klik Continue. Jika Anda belum memiliki katalog, tekan Create New.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Kelima, hubungkan dengan akun ads Anda dengan pilih akun Ads untuk mempromosikan produk Anda. Anda bisa klik Create New untuk menambahkan akun ads. Jangan lupa untuk tekan Continue setelahnya.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Terakhir, Anda akan diminta untuk memilih Facebook pixel. Klik Create New jika belum ada. Lalu, klik Continue.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Setelah itu, lihat kembali semua akun yang akan dihubungkan pada halaman konfirmasi. Jika semua sudah benar, tekan Continue.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Selanjutnya, aktifkan pilihan Manage your product catalog dan Manage business extension.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Klik Next, lalu Continue.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Selesai. Akun Anda berhasil terintegrasi. Selanjutnya, Anda perlu menyinkronkan produk ke Facebook dan Instagram Shop.

Video Tutorial Penggunaan GoStore oleh Moka Indonesia – Integrasi ke Facebook & Instagram Shop

Cara Sinkronisasi Produk ke Facebook dan Instagram Shop

Setelah melakukan integrasi ke Facebook dan Instagram Shop, Anda harus menyinkronkan produk ke Facebook dan Instagram Shop agar pelanggan Facebook dan Instagram Anda bisa melakukan transaksi di halaman GoStore Anda. Berikut ini cara yang bisa Anda lakukan:

  • Login ke Back Office Moka pada browser PC/laptop Anda.
  • Masuk ke halaman Online Store > Facebook & Instagram Shop. Lalu, klik Continue with Facebook.
  • Anda akan melihat tampilan berikut ini jika sudah melakukan integrasi. Klik Done.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Selanjutnya, tekan Create Item Now untuk upload produk.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Setelah itu, jika produk telah terunggah, pilih outlet yang ingin Anda sinkronkan. Lalu, klik Continue.
  • Ketika Anda klik Continue, maka produk akan secara otomatis tersinkronisasi ke Facebook dan Instagram Shop. Tunggu hingga proses sinkronisasi selesai.

 

tutorial penggunaan gostore

 

  • Jika semua produk telah berhasil tersinkronisasi, klik Done.

 

tutorial penggunaan gostore

 

Itu dia beberapa tutorial penggunaan GoStore untuk Anda pemilik online shop yang baru saja membuat web toko Anda dengan GoStore. Anda bisa mengakses dan mengelola GoStore melalui browser pada PC Anda atau aplikasi Moka POS.

Semoga tutorial di atas membantu Anda dalam menggunakan GoStore untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, menjual lebih banyak barang, dan meraih lebih banyak penghasilan.

Moka’s Five Year Journey and Its Ambition to be A Super-App Merchant

The increasing number of point-of-sale (POS) players might not be an issue, because the real enemy is the inefficient cash payment. There’s still a lot of homework for every stakeholder to solve many issues regarding business support, particularly SMEs, providing convenience transactions to all customers.

Moka is one of the players in this sector. It is known, not only as POS service but has claimed to be a super-app merchant, followed by its expansion to other verticals in order to support the ‘merchant’ business.

The super-app merchant is a new term the company aims to promote, as the public familiar with the super app term yet focuses only on the products for end consumers.

“In the first three years, we build up our POS service due to its complexity to handle small to big merchants; from POS, management, CRM, inventory. Afterward, in 2019, we scale up with new products, such as Moka Capital, Moka Pay, Moka Connect, and Moka Fresh,” Moka’s Co-Founder and CEO, Haryanto Tanjo said in an exclusive interview with certain media in the office last time (2/20).

Becoming the super app means the company is to highlight collaboration with partners to create an ecosystem. Almost every product vertical in Moka is a partnership result. Haryanto said, to acquire partners, the business has adopted an open ecosystem for seamless API integration.

Moka Capital is a collaboration with a p2p lending company to facilitate merchants for access to capital for business development. The partners include KoinWorks, Taralite, and Modalku. Since established in late 2018, it is said to distribute more than Rp40 billion for 300 merchants. They offer loans from Rp5 million to Rp2 billion with three months to 18 months tenor.

Furthermore, Moka Fresh as a marketplace to provide supply chains for culinary merchants online. The company partners with players such as Sayurbox, Blibli, Greenfields, Diamond, Unilever, Bogasari and ABC. In total, the product has owned more than 3 thousand SKUs.

“Culinary merchant spent 30%-40% on supply chain. However, as a single outlet, how you suppose to bargain with distributors. We want to support this through Moka Fresh, we aggregate order from our merchants to have the best price from the distributor.”

Next, there is Moka Pay to manage payment options in one simple cashier app. Every popular e-wallet is integrated into Moka Pay, including Akulaku and Kredivo.

MRT Jakarta partners up with Moka Connect

mokapos

The latest announcement for Moka’s product vertical is the partnership with MRT as Moka Connect‘s new merchant. This is a marketplace containing various applications provided by third parties to support merchant businesses of all business scales, including the corporate level.

Examples of applications that already joined are Jurnal and Accurate Online to help bookkeeping, Eatsy to help consumers order food and beverages before arriving at the restaurants. The order will automatically listed in the Moka system, therefore, employees don’t have to re-record orders through the Eatsy application.

Furthermore, Storelogy is a platform that helps merchants create online sites, and GrabJobs is a recruitment platform to find high-risk blue-collar workers due to the high turn-over rate.

“Inside Moka Connect, we invite developers to involve and build applications on the Moka platform. The model is more or less the same as Google Play or App Store consists of many applications available for download. Thus, Moka’s will be seen as highly-recommended by merchants.”

Haryanto continued, “Enterprises have known Moka for the small merchant, it doesn’t seem so nowadays. Enterprises with their own ERP (enterprise resource planning) system, can also use Moka Connect to integrate their POS with Moka.”

Recently, MRT Jakarta announced a collaboration with Moka for this product. Moka Connect will be integrated into the merchant’s POS machine at the MRT station, even though the merchant is using another brand.” MRT can manage transactions from its SMEs, especially MRT and its merchants with its own revenue-sharing system.”

Focusing on growth

Product innovation and service expansion have become crucial things for POS players, in fact, many players in the local arena are also trying to present similar solutions. Besides Moka, there are other startups like Qasir, Cashlez POS, Pawoon, Nuta and the latest Youtap.

Haryanto said the online cashier business is still in its early stage, or yet to mature, that there are many merchants, especially micro, are yet to educate well with the benefits to their business. Business people who have been reached by the digital world are still far behind those offline businesses.

Quoting from the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises (Kemenkop UKM), in 2017 as many as 3.79 million micro, small and medium enterprises (MSMEs) have utilized the online platform in marketing their products. This number is around 8 percent of the total SMEs in Indonesia, which is 59.2 million.

mokaplan

In terms of consumer, Moka noted that the percentage of transactions using cash still dominated the non-cash around 60%. “How to change the mindset of micro-merchants to get online is the hardest question. This requires collaborative efforts with all stakeholders, instead just Moka.”

Because the market is broad and yet to mature, Moka currently installing a mindset to focus on increasing growth. Although, in a business model, SaaS with b2b target consumers, naturally has a clearer unit of economics as to what the roadmap is to lead to profitability.

Another advantage in SaaS business is its higher gross margin, therefore, the income will stay without subsidies. Even if it does, the gross margin will remain large. The main income from SaaS is generally a subscription either monthly or annually, depending on each strategy.

“The question is whether you want profit now or later, whether you still have a mindset for growth. Revenue and profits we earn will be invested in more growth. However, we believe profitability is important. Because in the end, we have to take that way.”

On the same occasion, Haryanto avoids commenting further on the acquisition rumor of Moka by Gojek. He said the same statement as he responded to the public some time ago. “We do not comment on market speculation,” he said at the time, quoting from KrAsia.

He said the company is targeting 100 thousand merchants to join Moka this year, currently, there are more than 30 thousand merchants. Two-thirds of those are engaged in the culinary business, while the rest are from retail and service businesses.

With diverse business verticals, companies are confident to attract new merchants. Although, the POS business is currently Moka’s core business for it is the connecting bridge to other Moka verticals.

Since established in 2014, Moka currently has more than 800 employees and is entirely local talent.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Perjalanan Lima Tahun Moka dan Ambisinya Menjadi “Merchant Super App”

Gempuran pemain point-of-sales (POS) yang semakin ramai sebenarnya bukan menjadi soal, karena musuh terbesarnya adalah pembayaran tunai yang inefisien. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan semua stakeholder untuk menyelesaikan berbagai isu dalam mendukung bisnis, khususnya UKM, memberikan kenyamanan bagi pelanggannya bertransaksi.

Moka jadi salah satu pemain di sektor tersebut. Kini mereka tidak hanya ingin dikenal penyedia POS saja, namun telah mengukuhkan diri sebagai “merchant super app”, dibarengi ekspansi perusahaan ke vertikal produk lain yang berfungsi mendukung bisnis merchant itu sendiri.

Merchant super app adalah istilah baru yang ingin digencarkan perusahaan, lantaran selama ini publik lebih familiar dengan super app, namun lebih mengarah pada produk yang digunakan oleh konsumen akhir.

“Pada tiga tahun pertama kita perkuat POS karena itu kompleks untuk bisa melayani merchant kecil sampai besar; mulai dari POS, manajemen, CRM, inventory. Lalu di 2019 kita mulai scale up produk baru, seperti Moka Capital, Moka Pay, Moka Connect dan Moka Fresh,” ujar Co-Founder dan CEO Moka Haryanto Tanjo, dalam wawancara terbatas bersama beberapa media di kantornya, kemarin (20/2).

Menjadi super app, artinya perusahaan menekankan pada unsur kolaborasi dengan para mitra untuk membangun ekosistem. Hampir seluruh vertikal produk di Moka adalah hasil kolaborasi. Menurut Haryanto, untuk menarik banyak mitra, makanya bisnisnya mengadopsi konsep ekosistem terbuka agar integrasi API lebih jauh mudah.

Moka Capital adalah hasil kolaborasi dengan perusahaan p2p lending yang memudahkan merchant mendapat akses permodalan untuk pengembangan usaha. Mitranya ada KoinWorks, Taralite dan Modalku. Disebutkan, sejak dirilis pada akhir 2018, telah menyalurkan lebih dari Rp40 miliar untuk 300 merchant. Pinjaman yang ditawarkan mulai dari Rp5 juta sampai Rp2 miliar dan tenor tiga bulan sampai 18 bulan.

Berikutnya, Moka Fresh berupa marketplace untuk bantu merchant kuliner menyuplai pasokan bahan baku secara online. Perusahaan bermitra dengan pemain seperti Sayurbox, Blibli, Greenfields, Diamond, Unilever, Bogasari dan ABC. Secara total, dalam produk ini telah memiliki lebih dari 3 ribu SKU.

Merchant kuliner sekitar 30%-40% cost terbesarnya adalah belanja bahan baku. Kalau mau increase gross margin atau profit, pasti harus reduce cost bahan baku. Tapi kalau merchant yang hanya ada single outlet, bagaimana mau nego harga ke distributor. Itu yang mau kita bantu lewat Moka Fresh, kita aggregate order dari merchant kami untuk dapat harga terbaik dari distributor.”

Selanjutnya, ada Moka Pay untuk mengelola berbagai metode pembayaran dalam satu aplikasi kasir versi sederhana. Seluruh aplikasi e-wallet ternama sudah masuk dalam Moka Pay, ditambah Akulaku dan Kredivo.

MRT Jakarta bergabung sebagai mitra Moka Connect

Pengumuman terbaru untuk vertikal produk Moka adalah bergabungnya MRT sebagai merchant  Moka Connect. Ini adalah marketplace berisi berbagai aplikasi yang disediakan pihak ketiga untuk dukung bisnis merchant dari semua skala bisnis, termasuk level korporasi.

Contoh aplikasi yang sudah bergabung ada Jurnal dan Accurate Online untuk bantu pembukuan, Eatsy untuk bantu konsumen memesan makanan dan minuman sebelum datang ke restoran. Pesanan tersebut akan masuk secara otomatis ke sistem kasir Moka, sehingga karyawan tidak perlu mencatat ulang untuk pesanan yang masuk melalui aplikasi Eatsy.

Lalu, Storelogy adalah platform yang membantu merchant membuat situs online, dan GrabJobs adalah platform perekrutan untuk mencari tenaga kerja blue collar yang riskan karena punya turn-over yang tinggi.

“Di dalam Moka Connect, kita invite para developer untuk masuk ke sana dan bangun aplikasi di atas platform Moka. Modelnya kurang lebih sama dengan Google Play atau App Store yang punya banyak aplikasi yang bisa diunduh. Dengan demikian, usage Moka semakin kuat di mata para merchant.”

Haryanto melanjutkan, “Selama ini enterprise mengenal Moka untuk merchant kecil, tapi sekarang sudah tidak begitu. Enterprise yang sudah punya sistem ERP (enterprise resource planning) sendiri, bisa pakai Moka Connect untuk integrasikan POS mereka dengan Moka.”

Kabar teranyarnya, MRT Jakarta mengumumkan kerja sama dengan Moka untuk produk ini sebagai mitra. Moka Connect akan tersambung ke mesin POS merchant UKM yang berjualan di stasiun MRT, meski merchant tersebut memakai mesin POS merek lain. “MRT bisa manage transaksi dari UKM-nya, terlebih di MRT dan merchant-nya ada sistem revenue sharing sendiri.”

Masih fokus pada pertumbuhan

Inovasi produk dan perluasan layanan memang jadi hal krusial yang harus dilakukan para pemain POS, pasalnya di kancah lokal pun sudah banyak pemain yang coba hadirkan solusi serupa. Selain Moka ada startup lain seperti Qasir, Cashlez POS, Pawoon, Nuta sampai yang terbaru Youtap.

Haryanto memandang, bisnis aplikasi kasir online masih dalam tahap awal alias belum dewasa (mature) karena masih ada banyak merchant, terutama mikro, yang belum teredukasi baik dengan manfaatnya terhadap pengembangan bisnisnya. Persentase pebisnis yang sudah tersentuh dengan dunia digital masih kalah jauh dengan mereka yang masih offline.

Mengutip dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), pada 2017 sebanyak 3,79 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya. Jumlah ini berkisar 8 persen dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta.

Dari sisi konsumen pun juga demikian, Moka mencatat persentase transaksi yang memakai tunai masih mendominasi sekitar 60% terhadap non tunai. “Bagaimana mengubah pola pikir merchant mikro untuk masuk ke online adalah pertanyaan tersulit. Ini butuh upaya kolaboratif dengan semua stakeholder, tidak hanya Moka saja.”

Lantaran pasar yang masih luas dan belum sampai pada tahap dewasa, Moka masih memasang mindset untuk fokus pada meningkatkan pertumbuhan. Kendati, secara model bisnis, SaaS dengan target konsumen b2b, secara alamiah punya unit economics yang lebih jelas seperti apa roadmap-nya untuk mengarah pada profitabilitas.

Kelebihan lainnya di SaaS adalah punya gross margin yang lebih tinggi, sehingga tanpa memberi subsidi pun tetap memperoleh pendapatan. Sekalipun iya, gross margin yang didapat masih tetap besar. Pemasukan utama dari SaaS umumnya adalah berlangganan entah bulanan atau tahunan, tergantung strategi masing-masing.

“Pertanyaannya mau profit sekarang atau nanti, kalau kita mindset-nya masih growth. Revenue dan profit yang kita dapat di-invest untuk more growth. Tapi kita percaya profitability itu penting karena ujung-ujungnya harus ke arah sana.”

Dalam kesempatan yang sama, Haryanto menolak untuk berkomentar terkait rumor atas akuisisi Moka oleh Gojek. Dia menuturkan, pernyataan yang ia sampaikan ke publik beberapa waktu lalu atas tanggapan tersebut masih sama. “Kami tidak mengomentari spekulasi pasar,” katanya pada saat itu, mengutip dari KrAsia.

Dia menuturkan pada tahun ini perusahaan menargetkan 100 ribu merchant bergabung ke Moka, dari saat ini ada lebih dari 30 ribu merchant. Dua pertiga yang bergabung bergerak di bisnis kuliner, sementara sisanya berasal dari bisnis ritel dan jasa.

Dengan vertikal bisnis yang beragam, perusahaan percaya diri untuk bisa menarik merchant baru. Kendati, bisnis POS masih menjadi backbone dari Moka karena menjadi jembatan penghubung menuju vertikal Moka lainnya.

Sejak beroperasi pada 2014, kini Moka memiliki lebih dari 800 karyawan dan sepenuhnya adalah talenta lokal.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Moka Partners with P2P Lending Platform to Distribute Funding for SMEs

Moka’s innovation as a SaaS (Software as a Services) provider for cashiers is not limited to the features in the application. They also present services to help SMEs develop businesses. One of those is Moka Capital, a service that connects SMEs with various types of capital institutions under OJK supervision.

Moka Capital practically began operation since mid-2018. Currently, they have worked with various p2p lending platforms such as Koinworks, Taralite, and Modalku.

The Moka team is said to have distributed capital loans worth more than Rp40 billion to more than 300 business people. They offer various numbers of loans from IDR5 million to IDR2 billion with tenors from 3 to 18 months.

“Systematically, we provide access for Moka merchants to connect with the integrated fintech partners. Through the back-office, merchants can choose partners they see fit to each the requirements that have been attached,” Moka’s VP Brand & Marketing Bayu Ramadhan said.

Moka also claims the submission process through the Moka Capital system is easier than conventional loan products. In addition, funding is offered without collateral.

“Merchants can submit applications without attaching financial reports and transaction lists because all sales data have been integrated with the Moka system for the purposes of credit analysis for partners,” Bayu added.

Moka’s journey to help merchants is not without obstacles and challenges. One of which is to give an understanding that easy access to investors can help businesses to develop.

“Moka will expand collaboration with various financial institutions and the financial services industry in Indonesia, to provide relevant loan products, therefore, more business players can benefit from business development through capital funds obtained through Moka Capital. Currently, Moka is conducting a trial collaboration with various other institutions to provide funding in the form of equity crowdfunding and credit line facilities,” Bayu said.

Moka currently runs several digital ecosystems besides POS, including Moka Pay, Moka Capital, Moka Fresh, and Moka Connect. Moka Pay is a payment aggregator application, while Moka Fresh is a service that connects food suppliers for culinary merchants.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Platform P2P Lending, Moka Capital Salurkan Permodalan untuk Mitra UKM

Inovasi Moka selaku penyedia SaaS (Software as a Services) untuk kasir tidak berhenti pada fitur yang ada dalam aplikasi. Mereka juga menghadirkan layanan yang mampu membantu UKM mengembangkan bisnis. Salah satunya dengan Moka Capital, yakni layanan yang menghubungkan UKM dengan berbagai macam lembaga permodalan yang berada di bawah pengawasan OJK.

Moka Capital sejatinya mulai dijalankan sejak pertengahan tahun 2018. Hingga saat ini mereka telah bekerja sama dengan berbagai macam platform p2p lending seperti Koinworks, Taralite dan Modalku.

Klaim dari pihak Moka, mereka telah menyalurkan pinjaman modal senilai lebih dari Rp40 miliar ke lebih dari 300 pelaku usaha. Pinjaman yang ditawarkan bekisar antara Rp5 juta hingga Rp2 miliar dengan pilihan tenor mulai dari 3 hingga 18 bulan.

“Secara sistem, kami menyediakan akses bagi merchant Moka untuk langsung terhubung dengan partner fintech kami telah terintegrasi. Melalui back-office, merchant dapat memilih partner yang sesuai dengan masing-masing persyaratan yang telah dilampirkan,” VP Brand & Marketing Moka Bayu Ramadhan.

Pihak Moka juga mengklaim bahwa proses pengajuan melalui sistem Moka Capital lebih mudah dibanding produk pinjaman konvensional. Selain itu pendanaan yang ditawarkan tanpa agunan.

Merchant dapat mengajukan aplikasi tanpa melampirkan laporan keuangan serta daftar transaksi karena semua data penjualan telah terintegrasi dengan sistem Moka untuk keperluan analisis kredit bagi partner,” imbuh Bayu.

Jalan Moka untuk membantu merchant bukan tanpa halangan dan tantangan. Salah satunya adalah memberikan pengertian bahwa mudahnya akses ke pemodal bisa membantu bisnis untuk berkembang.

“Moka akan memperluas kolaborasi dengan berbagai lembaga finansial dan industri jasa keuangan di Indonesia, untuk memberikan produk pinjaman yang relevan agar lebih banyak lagi pelaku usaha dapat merasakan manfaat pengembangan bisnis melalui modal usaha yang didapat melalui Moka Capital. Saat ini, Moka sedang melakukan uji coba kerja sama dengan berbagai lembaga lainnya untuk memberikan pendanaan dalam bentuk ​equity crowdfunding dan ​credit line facility,” imbuh Bayu.

Moka saat ini memiliki beberapa ekosistem digital selain POS, mereka adalah Moka Pay, Moka Capital, Moka Fresh hingga Moka Connect. Moka Pay merupakan aplikasi agregator pembayaran sedangkan Moka Fresh merupakan layanan yang menghubungkan penyuplai bahan makanan untuk merchant kuliner.

Application Information Will Show Up Here

Melalui “Moka Fresh”, Moka Sediakan Akses Bahan Baku untuk Merchant Kuliner

Platform mesin kasir digital (point of sales – POS) Moka merambah produk baru yang menghubungkan penyuplai bahan makanan untuk merchant kuliner yang bergabung, disebut Moka Fresh. Produk teranyar ini melengkapi rangkaian ekosistem digitalisasi bisnis yang dibangun Moka, setelah Moka POS, Moka Pay, Moka Capital, dan Moka Connect.

Dalam situsnya, Moka Fresh adalah solusi kesulitan bahan baku makanan, peralatan dapur, alat kebersihan, hingga peralatan elektronik untuk mitra kuliner. Perusahaan bekerja sama dengan berbagai penyuplai ternama menyediakan bahan dan alat berkualitas tinggi dan harga terbaik. Penyuplai tersebut di antaranya Greenfields, Diamond, Unilever, Bogasari, ABC, dan SayurBox.

Seluruh pemesanan dilakukan secara online dengan mengisi daftar pesanan, berikutnya mengisi alamat pengantaran. Metode pembayaran yang tersedia saat ini adalah invoicing yang dapat dibayar tujuh hari kemudian demi menyesuaikan arus kas bisnis dari merchant tersebut.

Moka Fresh untuk sementara baru bisa diakses melalui Backoffice Moka POS dari browser. Aplikasinya sendiri akan dirilis dalam waktu dekat. Merchant yang baru menikmati produk ini adalah mereka yang memiliki toko di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya; dan sudah berlangganan Moka di atas dua bulan.

VP Brand & Marketing Moka Bayu Ramadhan menjelaskan, inovasi ini mempertegas posisinya sebagai pemimpin pasar untuk POS dengan kelengkapan produk dan layanannya secara end to end buat UKM di Indonesia. Sejak lima tahun berdiri hingga sekarang, Moka telah mengalami banyak perkembangan signifikan.

Penggunanya telah mencapai 30 ribu bisnis tersebar di lebih dari 200 kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Pertumbuhan pengguna mencapai 210% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari segi transaksi, tumbuh 126% dan nilai transaksi yang diproses merchant lebih dari Rp20 triliun.

Moka Pay turut mencatatkan kenaikan transaksi non tunai sebesar 12 kali lipat secara year on year. Opsi pembayaran non tunai yang tersedia di Moka adalah GoPay, Ovo, Dana, LinkAja, Akulaku, dan Kredivo. Sementara itu, Moka Capital telah membantu menyalurkan modal sebesar Rp26 miliar untuk para pemilik bisnis.

“Dengan meningkatnya kepercayaan dari para pelaku bisnis dan meluasnya produk dalam ekosistem yang ditawarkan, di 2020 Moka berupaya untuk fokus dalam memperluas penetrasi ke segmen grassrot dan enterprise,” kata Bayu dalam keterangan resmi, Senin (30/12).

Perusahaan, sambungnya juga mendirikan wadah pengembangan edukasi berbasis teknologi disebut A Cup of Moka. Dalam kurun setahun, program ini berhasil mengedukasi lebih dari 2 ribu pelaku usaha secara offline dan sekitar 4 ribu pelaku usaha secara online lewat berbagai rangkaian acara yang digelar. Jumlah partnernya tembus di angka 124 institusi, baik itu dari pemerintah, penyelenggara swasta, akademis, LSM, dan lainnya.

Di samping itu, menyediakan business insight untuk bantu pemilik usaha dalam mengambil keputusan strategis dalam bisnis. Contohnya, sepanjang tahun ini tren penjualan minuman boba meningkat 12 kali, khimar jadi produk ritel paling populer dengan penjualan naik 96%, facial treatment seperti facial, acne care, dan masker wajah menunjukkan transaksi dan pendapatan tertinggi.

Application Information Will Show Up Here

Kredivo dan Moka Hadirkan Platform Kredit Instan Offline

Kredivo, startup kartu kredit digital besutan FinAccel, berkolaborasi dengan Moka, penyedia aplikasi Point of Sales (PoS), memudahkan konsumen menggunakan platform kredit instan secara offline. Sebelumnya, produk serupa telah diterapkan Akulaku melalui Akulaku Pay Offline.

Co-Founder dan CEO FinAccel Akshay Garg mengungkapkan, “Kredivo membangun infrastruktur kredit ritel sedangkan Moka membangun infrastruktur penerimaan pembayaran digital. Kami memiliki visi yang sama untuk meningkatkan transaksi digital, baik diri sisi pedagang maupun pembeli.”

Program ini diharapkan bisa membantu perusahaan mencapai target pencapaian dua kali lipat tahun ini dibandingkan pencapaian selama tiga tahun terakhir.

Payment adalah salah satu pain point yang dihadapi para merchant di mana mereka hanya menerima cash. Dengan kerja sama ini, kita membantu merchant untuk bisa menambah opsi pembayaran, ujar Haryanto Tanjo, Co-Founder dan CEO Moka.

Haryanto memastikan, dari segi bisnis, Moka dan Kredivo memiliki visi yang sama, yaitu mendorong financial inclusion.

Di tahun 2018 Moka dan Kredivo sama-sama memperoleh pendanaan besar untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaannya. Kredivo memperoleh pendanaan 435 miliar Rupiah untuk aksi ekspansi regional, sementara Moka mendapatkan pendanaan 355 miliar Rupiah untuk masuk ke pasar korporasi.

Ini bukan kali pertama Kredivo meluncurkan program transaksi offline. Sebelumnya, bersama Okeshop, Kredivo sudah tersedia di 47 gerai di wilayah Jabodetabek. Kredivo menyebutkan layanannya telah hadir di 11 kota di Indonesia.

“Dengan kerja sama ini, kami juga ikut mendukung langkah pemerintah dalam gerakan nasional nontunai, membantu Kredivo menjangkau 14 ribu merchant dengan lebih cepat, membantu merchant untuk menerima opsi pembayaran yang berbeda, dan menyediakan banyak sekali promosi yang bisa dinikmati para penggunanya,” ujar VP Brand & Marketing Moka Bayu Ramadhan.

Moka Launches Payment Aggregator App Moka Pay

Moka enters the payment aggregator service by launching Moka Pay. The feature is designed to accommodate non-cash transaction for SME’s merchants using its POS (Point of Sales) service. On DailySocial observation, the beta version Moka Pay is now available to download in Google Play.

From the information provided, Moka Pay is not only acted as a payment aggregator but also has a simple POS feature to support entrepreneurs in scaling up the business.

There are employee management access, financial report, invoice making, maintaining progress for outlets in other locations, and many more. All transactions will be recorded in cloud and accessible anytime in real time.

Moka Pay
Moka Pay App

In addition, there’s a non-cash feature to accommodate transaction from various sources, such as e-wallet, credit card, and cash. Some fintech players have partnered up with Moka are Akulaku, Ovo, TCash, and Kredivo. Entrepreneurs no longer need to invest for additional tools for this payment option.

Take a closer look, Moka implements freemium business model for Moka Pay app. It means, users can work with all the available services, but there are some features available after the upgrade to Moka POS.

The strategy is considered as Moka’s initiative to acquire new user base without having to subscribe first, as usually applied for Moka POS. In terms of product segment, Moka Pay’s target is not only the micro-segments but also higher scale.

The product was mentioned briefly by Bayu Ramadhan, Moka’s VP of Brand & Marketing in #SelasaStartup session this week. He said, Moka is preparing a product for the micro-segments, it is to be released in the Q1 next year.

Moka POS is said to be used by more than 12 thousand businessmen in 200 locations all over Indonesia. Not only providing POS cashier solution, Moka has other unit includes Moka Capital for the capital loan to all businessmen of lending players. There is also Moka App Marketplace for other solutions for accounting.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here