ONIC Esports Sah Jadi Tim Terkuat di Indonesia Berkat Kemenangan Mereka di MPL ID S3

MPL Indonesia Season 3 (MPL ID S3) akhirnya selesai digelar dan menemukan juaranya. ONIC, yang beberapa bulan terakhir selalu juara di setiap pertandingan Mobile Legends tingkat nasional, akhirnya sah menjadi tim MLBB terkuat di Indonesia musim ini.

Perjalanan ONIC menjadi juara MPL ID S3 memang terbilang mulus tanpa hambatan. Tim ini memang sudah dominan dan menempati peringkat pertama di klasemen akhir Regular Season. Sama seperti tajuk MPL ID S3 kali ini (New History), ONIC juga berhasil membuat sejarah baru dengan mematahkan ‘kutukan’.

Pasalnya, di Season 1 dan 2, posisi pertama di Regular Season justru tak berhasil jadi juara di Playoff/Grand Final. Di Season 2, ONIC juga sebenarnya yang berhasil meraih posisi pertama di klasemen akhir Regular Season. Namun, kala itu, RRQ yang berhasil jadi juara MPL ID S2.

Di Grand Final MPL ID S3 ini, ONIC berhasil melanggeng mulus di Upper Bracket tanpa kekalahan. Namun demikian, ada beberapa hal menarik yang bisa dibahas dari Grand Final Season 3 ini.

2 tim dari organisasi esports besar Indonesia, PSG.RRQ dan EVOS Esports, yang jadi finalis MPL ID S2 justru gugur di hari pertama. Keduanya memang harus memulai Playoff ini dari Lower Bracket karena performa mereka yang tak maksimal di Regular Season. Performa mereka juga tak beranjak naik di babak ini.

PSG.RRQ sebenarnya sempat memenangkan game pertama melawan Bigetron. Namun Bigetron yang sekarang diasuh oleh mantan pemain LoL legendaris asal Indonesia, Ruben “rubeN” Sutanto, berhasil membalikkan keadaan dan menutup kemenangan dengan skor 2-1. Di sisi lainnya, EVOS juga berhasil ditaklukkan oleh Alter Ego. Masuknya dua bintang, Afrindo ‘G’ Valentino dan Gustian ‘Rekt’, ke EVOS di awal musim kemarin ternyata tak membuahkan hasil yang memuaskan.

Namun demikian, menariknya lagi, Bigetron dan Alter Ego yang berhasil mengalahkan dua finalis Season 2 juga langsung kandas keesokan harinya. Bigetron harus kalah dari Tantyo ‘Doyok’ dan kawan-kawannya dari SFI Critical. Sedangkan Alter Ego harus pulang merasakan dominasi Louvre Esports yang sekarang berisikan pemain bintang seperti Kido, Watt, Marsha, Jeel, dan Yor.

Sayangnya, pemain-pemain bintang tadi masih tak mampu menundukkan Udil dan kawan-kawannya di ONIC di partai pamungkas, setelah mengalahkan SFI Critical di final Lower Bracket. ONIC Esports bahkan berhasil menuai hasil sempurna tanpa balas di pertandingan terakhir mereka dengan skor 3-0 (Bo5).

Dominasi ONIC di dunia persilatan MLBB musim ini memang begitu kental. Hybrid pun sempat bertanya ke Ryan ‘KB’ Batistuta, yang bisa dibilang sebagai shoutcaster paling aktif untuk MLBB tentang hal ini.

Ia percaya tim ONIC memiliki bonding yang unik, yang makin akrab saat bertengkar. Namun tak hanya itu, latihan, mekanik, dan skill individu mereka juga cukup stabil. “Mungkin para pemain ONIC cinta banget sama game-nya. Feeling mereka berbeda dengan tim-tim lain. ONIC mampu memberikan kejutan di saat tim-tim lain tak terpikirkan untuk melakukan hal yang sama.” Jawab KB yang juga memandu jalannya pertandingan final MPL ID S3.

Meski begitu, performa RRQ di musim kedua MPL ID juga begitu cantik. Namun, belum sampai berselang satu tahun, kedigdayaan mereka luntur. Namun justru karena itulah, dunia persilatan esports MLBB di Indonesia akan selalu menarik untuk diikuti.

Apakah ONIC masih bisa mempertahankan keperkasaannya sampai di Season 4 nanti? Bagaimana mereka akan menghadapi tim-tim tangguh di tingkat Asia Tenggara di MSC 2019? Kita tunggu saja ya!

Dokumentasi: Hybrid / Akbar Priono
Dokumentasi: Hybrid / Akbar Priono

PSG Jalin Kolaborasi bersama RRQ untuk Tim Mobile Legends

19 April 2018 yang lalu, Paris Saint-Germaine jalin kerjasama dengan salah satu organisasi terbesar asal Tiongkok, LGD. Tim utama mereka, untuk Dota 2, pun berubah nama menjadi PSG.LGD.

Hari ini, 8 Februari 2019, PSG kembali membuat kejutan dengan menjalin kerjasama dengan salah satu organisasi esports terbesar asal Indonesia, Rex Regum Qeon (RRQ). Bertempat di The Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, PSG mengumumkan kerjasama tersebut.

Namun demikian, kerjasama ini memang hanya terbatas pada tim Mobile Legends: Bang Bang dari RRQ meski organisasi ini punya lebih dari 9 divisi game. Setelah konferensi pers, kami pun sempat berbincang-bincang singkat mengenai kerjasama ini dengan CEO RRQ, Andrian Pauline yang akrab disapa AP.

RRQ.O2 saat jadi juara MPL ID S2. Sumber: MLBB
RRQ.O2 saat jadi juara MPL ID S2. Sumber: MLBB

Menurut penuturan AP, kerjasama ini terjadi karena ada kesamaan DNA antara RRQ dan PSG yang sama-sama mengincar prestasi.

Mengenai perluasan kerjasama ini ke game lainnya, AP menjelaskan PSG sendiri memang masih menghindari game-game shooter seperti PUBG Mobile; padahal tim PUBGM dari RRQ, Athena, boleh dibilang punya prestasi yang lebih baik karena berhasil menjadi juara dunia di Dubai saat PUBG Mobile Star Challenge.

Sebenarnya, prestasi tim MLBB RRQ sendiri memang tidak buruk karena mereka masih bisa mengklaim sebagai tim MLBB terbaik di Indonesia berkat kemenangan mereka di Grand Final MPL ID S2. Namun, tetap saja skala esports MLBB sendiri belum sebesar PUBGM dan RRQ pun gagal juara di kompetisi MLBB tingkat Asia Tenggara terakhir, MSC 2018.

Lebih jauh AP bercerita soal awal kerjasama ini. Menurutnya, PSG lah yang lebih dahulu mendekati RRQ via email untuk menawarkan kerjasama ini di bulan Oktober 2018. Setelah proses yang cukup panjang, beberapa bulan berselang, kerjasama ini diumumkan. Sedangkan untuk bentuknya, kerjasama ini merupakan partnership, bukan sponsorship. Jadi, memang tidak ada investasi dalam bentuk dana antara keduanya – apalagi akuisisi RRQ oleh PSG.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Saat sesi tanya jawab bersama awak media, Sébastien Wasels, Managing Director dari PSG untuk Asia Pasifik pun menjelaskan alasan mereka menggandeng RRQ. Menurutnya, Indonesia merupakan pasar yang besar dan mereka juga punya jumlah fans yang besar di Indonesia. Karena itulah, mereka ingin menggaet lebih banyak fans dari Indonesia lewat kerjasama dengan RRQ.

Sebagai klub sepak bola yang paling aktif mendukung esports, saya pribadi penasaran atas pendapat PSG tentang klub bola lain yang masih negatif soal esports (seperti Bayern Munich yang seakan masih galau soal ini). Wasels pun mengatakan, “kami menghormati pendapat seperti itu. Namun, bagi PSG, esports itu penting dan kami akan terus percaya dengan esports. Kalau tidak mau ke esports, ya bagus, berarti lebih banyak kesempatan buat kami.” Katanya sambil tertawa.


Terakhir, kerjasama ini mungkin memang menarik dan bisa mengangkat nama esports Indonesia, khususnya RRQ, di mata dunia. Namun demikian, satu hal yang bisa jadi tantangan tersendiri adalah beban moril yang harus ditanggung oleh para pemain MLBB, seperti Tuturu, Lemon, AyamJGO, dan kawan-kawannya karena membawa nama besar PSG.

Bagaimana ya kira-kira performa mereka di MPL ID S3 nanti? Melihat ke belakang, LGD justru bisa mencuri gelar juara Major (Epicenter XL) dari Team Liquid sesaat setelah berubah nama jadi PSG.LGD. Jadi, siapa tahu PSG.RRQ bisa jadi juara MSC 2019…