Broom Raih Pendanaan Rp380 Miliar Dipimpin Openspace Ventures

Broom, startup yang bergerak di bidang marketplace mobil bekas di Indonesia, telah berhasil mengamankan pendanaan Seri A+ sebesar $25 juta atau setara Rp380 miliar. Dana ini akan digunakan untuk mempercepat digitalisasi sektor otomotif tradisional di Indonesia, salah satu industri terbesar di Asia Tenggara.

Pendanaan ini dipimpin oleh Openspace, dengan partisipasi dari AC Ventures, Quona Capital, MUFG Innovation Partners, dan PKSHA Capital.

Seblumnya Broom mengumumkan pendanaan pra-seri A pada Maret 2023 lalu senilai $10 juta. Berdasarkan data yang dilaporkan ke regulator, AC Ventures dan Quona Capital (keduanya adalah investor terdahulu), serta MUFG Innovation Partners dan BRI Ventures turut berpartisipasi pada putaran ini. Di pendanaan awalnya, Broom juga telah mengantongi dana senilai $3 dipimpin oleh AC Ventures, serta partisipasi dari Quona Capital dan beberapa angel investor, termasuk pendiri Kopi Kenangan dan Lummo.

Pendanaan ini datang setelah Broom mencatat pertumbuhan bisnis yang signifikan sepanjang tahun lalu. Pada paruh pertama 2024, berbagai lini bisnis utama dan baru Broom menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Dengan investasi ini, Broom berencana memperluas pasar, melanjutkan kemitraan strategis, dan membangun tim yang solid untuk mendorong kesuksesan jangka panjang.

“Kami senang dapat terus mendukung Broom dalam proses digitalisasi sektor otomotif tradisional, dengan fokus pada penyediaan solusi pembiayaan yang lebih baik untuk dealer, yang merupakan tulang punggung industri ini,” ujar Direktur Eksekutif Openspace  Ayu Tanoesoedibjo.

Misi transformasi sektor otomotif

Co-Founder & CEO Broom Pandu Adi Laras menegaskan bahwa pendanaan ini adalah bukti kepercayaan investor terhadap misi perusahaan untuk mengubah industri otomotif. Ia menyebutkan bahwa tantangan seperti opsi pembiayaan yang ketinggalan zaman dan kurangnya integrasi digital telah menghambat perkembangan dealer dan konsumen.

“Dengan menyediakan solusi menyeluruh, termasuk pembiayaan yang lebih inovatif dan inklusif untuk dealer di seluruh Indonesia, kami berharap dapat mentransformasi industri ini dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Pandu.

Pertumbuhan Broom terlihat dari pencapaian finansial yang signifikan. Pada paruh pertama 2024, Broom mencatat peningkatan penyaluran dana dari produk Buyback—solusi bagi dealer mobil untuk menjual sementara stok kendaraan mereka guna mendapatkan modal kerja—dengan kenaikan 144,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp1,1 triliun (US$72,5 juta).

Lebih dari 7.000 dealer otomotif UMKM telah terbantu melalui produk ini. Selain itu, layanan baru Broom Leasing Channeling (BLC), yang diluncurkan pada kuartal keempat 2023, telah menghasilkan 2.300 transaksi dengan pendapatan lebih dari US$17 juta dan meraih pangsa pasar sebesar 25 persen pada paruh pertama 2024.

Langkah strategis di tengah tantangan pendanaan

Di tengah kondisi sektor pendanaan yang menantang, di mana data Asia menunjukkan pembiayaan berada pada level terendah sejak 2015, kesuksesan Broom dalam mendapatkan pendanaan ini semakin menegaskan posisi perusahaan di jalur pertumbuhan yang kuat.

Dengan total investasi yang telah diterima hingga saat ini, Broom berada dalam posisi yang kuat untuk mengeksekusi rencana pertumbuhannya. Pada paruh kedua 2024, Broom akan fokus pada ekspansi operasi ke Indonesia bagian barat dan timur, bekerja sama dengan 23 perusahaan multifinance untuk mempermudah proses transaksi melalui integrasi API, serta memperkuat kapabilitas organisasi dengan mempertahankan dan merekrut talenta terbaik.

“Pendekatan inovatif Broom terhadap pembiayaan otomotif tidak hanya mengubah industri konvensional, tetapi juga meningkatkan nilai bagi mitra dan pelanggan kami, dengan solusi yang lebih cepat, mudah, dan efisien,” tutup Pandu.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Qoala Umumkan Pendanaan Seri C Rp713,3 Miliar Dipimpin PayPal Ventures dan MassMutual Ventures

Startup insurtech Qoala mengumumkan telah menutup pendanaan seri C senilai $45 juta atau setara Rp713,3 miliar. Putaran ini dipimpin PayPal Ventures dan MassMutual Ventures dengan dukungan MUFG Innovation Partners, Ohana Holdings, dan investor sebelumnya termasuk Flourish Ventures, Eurazeo, dan AppWorks.

Sebelumnya Qoala berhasil menutup pendanaan seri B tahun lalu dengan total nilai $70,5 juta (dalam dua putaran). Dengan tambahan dana segar yang baru didapat, kisaran pendanaan ekuitas yang telah dibukukan perusahaan mencapai $139,5 juta atau setara Rp2,2 triliun.

Melalui modal tambahan yang didapat, Qoala berkomitmen meningkatkan bisnis embedded insurance (B2B2C) di Asia Tenggara melalui percepatan pengembangan teknologi (penerapan AI di berbagai lini), meningkatkan pengalaman pelanggan, mitra, dan agen. Qoala juga ingin mengeksplorasi varian produk dan saluran baru di platform agennya dengan menjajaki akuisisi strategis dan kemitraan lintas sektor.

“Dipandu dedikasi yang tak tergoyahkan dari tim kami yang luar biasa dan kepercayaan yang diberikan oleh investor, pendanaan seri C ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap strategi dan misi kami. Misi kami untuk mendemokratisasi asuransi tetap teguh, dan dengan suntikan dana baru ini, kami lebih siap untuk mendorong inovasi dan memberikan dampak pada kehidupan dan penghidupan,” sambut Co-Founder & CEO Qoala Harshet Lunani.

Pertumbuhan bisnis Qoala

Disampaikan perusahaan, sejak tahun 2022 Qoala telah mencatat pertumbuhan premi bruto sebesar 2,5x dan telah memproses 60% dari total klaim secara internal. Pertumbuhan bisnis dini sebagian besar ditopang oleh terdiversifikasinya saluran kemitraan yang berimplikasi pada peningkatan pesat jumlah mitra bisnis. Metrik profitabilitas perusahaan juga diklaim terus mengalami tren peningkatan, melampaui pertumbuhan GWP, dan hal ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kinerja keuangan berkelanjutan.

Sepanjang 2023, Qoala berhasil memproses 115 ribu klaim dan menjangkau 45 ribu pelanggan baru. Ini juga didukung oleh ragam produk asuransi yang dijajakan pada portal marketplace yang dimiliki, dan didukung lebih dari 60 ribu+ mitra pemasar. Sejak awal, salah satu proposisi nilai penting Qoala pada sistem keagenan digital yang dimiliki. Lewat inovasi yang digulirkan, Qoala berhasil meningkatkan aksesibilitas asuransi dan proses klaim bagi masyarakat secara lebih efisien.

“Kami sangat terkesan dengan pertumbuhan Qoala yang luar biasa sejak investasi pertama kami pada tahun 2019. Kerja keras tim yang konsisten dan kinerja tinggi terbukti dalam posisi mereka sebagai pemimpin pasar. Kami bangga melanjutkan dukungan seiring mereka terus mendefinisikan ulang standar industri dan mendorong inklusi keuangan di wilayah ini,” ujar Managing Partner MassMutual Ventures Ryan Collins.

Di Indonesia, Qoala berhadapan dengan sejumlah kompetitor, di antaranya Fuse, Igloo, PasarPolis, dan Lifepal. Sepanjang tahun 2022, Fuse menerbitkan lebih dari 150 juta polis asuransi dan membukukan pendapatan premi bruto lebih dari Rp 3 triliun. Sementara Lifepal baru saja diakuisisi Roojai Group di awal tahun 2024 ini.

Rencana selanjutnya Qoala

Salah satu fokus pengembangan berikutnya adalah peningkatan pengalaman agen dan efisiensi operasional secara signifikan dengan lebih meningkatkan penggunaan AI generatif. Investasi ini akan memungkinkan Qoala untuk menyempurnakan dan memperluas platform insurtech yang sudah ada, memastikan tetap menjadi yang terdepan dalam teknologi dan mengurangi waktu pemasaran.

Selain itu, Qoala berdedikasi untuk mengembangkan alat yang mendukung mitra asuransinya dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam penjaminan, pemrosesan klaim, dan deteksi penipuan, sehingga memperkuat komitmennya terhadap inovasi dan keunggulan dalam industri.

“Dengan memosisikan dirinya sebagai solusi pilihan bagi platform yang melayani konsumen dan agen tradisional, Qoala menyediakan alat yang sangat dibutuhkan konsumen di seluruh Asia Tenggara untuk mengatasi kesenjangan perlindungan yang terus terjadi,” ujar Principal PayPal Ventures Alexandros Bottenbruch.

Selain di Indonesia, saat ini Qoala juga sudah beroperasi di Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Ekspansinya ini didukung dengan strategi kemitraan strategis dan akuisisi. Di Thailand, mereka beroperasi dengan mengakuisisi startup insurtech lokal Fairdee.

Di tengah kondisi perekonomian makro yang tak menentu, pada pertengahan tahun lalu Qoala juga sempat mengurangi jumlah tim 80 orang di Indonesia dan Malaysia. Disebutkan langkah ini diambil untuk meningkatkan sinergi di dalam dan di setiap departemen dan unit bisnis agar efisien dan berkelanjutan.

Application Information Will Show Up Here

Broom Peroleh Dana Segar Pra-Seri A Senilai 154 Miliar Rupiah [UPDATED]

*update 10 Maret 2023: kami memperbarui informasi dengan menyesuaikan nilai dan seri pendanaan

Platform digital untuk ekosistem mobil bekas Broom dikabarkan mendapat pendanaan pra-seri A senilai $10 juta atau sekitar 154 miliar Rupiah yang dipimpin Openspace Ventures. Berita ini pertama kali dikabarkan oleh DealStreetAsia.

Berdasarkan data yang dilaporkan ke regulator, AC Ventures dan Quona Capital (keduanya adalah investor terdahulu), serta MUFG Innovation Partners dan BRI Ventures turut berpartisipasi pada putaran ini. 

Sebelumnya, Broom mengantongi pendanaan pra-awal senilai $3 juta (Rp43 miliar) yang dipimpin oleh AC Ventures, serta partisipasi dari Quona Capital dan beberapa angel investor, termasuk pendiri Kopi Kenangan dan Lummo.

DailySocial.id telah menghubungi manajemen Broom untuk mengonfirmasi berita ini, namun belum ada respons hingga berita ini diturunkan. 

Broom dirintis oleh Pandu Adi Laras (CEO), Pungky Wibawa (CBO), dan Andreas Sutanto (CFO) di 2021. Awalnya mereka mengembangkan solusi bagi pelaku UKM di bidang otomotif untuk memudahkan digitalisasi proses bisnis showroom dan memberikan fasilitas pembiayaan produktif. Kini Broom lebih fokus sebagai platform marketplace di sektor ini.

Digitalisasi proses kerja diler

Proses kerja diler kendaraan dinilai masih tradisional. Stok barang dicatat secara manual. Ketika mencoba go online, pemilik diler mengaku kesulitan menemukan pembeli yang tepat di lokasi mereka. Maka itu, solusi ini diharapkan dapat mengatasi masalah deadstock (stok yang belum terjual lebih dari satu bulan).

Dalam wawancara dengan DailySocial saat itu, Co-Founder dan CEO Broom Pandu Adi Laras mengatakan bahwa platform Broom memungkinkan pemilik diler untuk mengelola inventaris, pembukuan keuangan, hingga mengelola berbagai instrumen penjualan mereka.

“Startup ini bertujuan untuk menjadi pusat bagi digitalisasi jaringan diler di Indonesia,” tuturnya. Per Maret 2022, Broom memiliki lebih dari 2.000 diler mobil bekas di wilayah Jabodetabek.

Upaya digitalisasi di sektor otomotif terus berkembang. Awalnya, sektor ini banyak diisi oleh pemain car marketplace, seperti Carro, Carsome, dan LX Autos. Bahkan Moladin yang awalnya bermain di pembelian motor, sudah pivot ke jual-beli mobil bekas. 

Namun, pelaku startup mulai mengeksplorasi pain point lain di sektor otomotif yang dapat didukung dengan teknologi seiring tingginya penggunaan kendaraan pribadi. Misalnya, solusi bengkel yang dikembangkan oleh Bengkel Mania, dan pembiayaan showroom Broom yang juga sama-sama membidik pelaku UMKM.

Adapun, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil retail di mencapai 89.651 unit per Oktober 2022.

Application Information Will Show Up Here

MUFG Alokasikan 1,5 Triliun Rupiah untuk Investasi Startup di Indonesia

Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG) melalui anak usahanya MUFG Bank Ltd dan MUFG Innovation Partners Co Ltd (MUIP) membentuk dana kelolaan bernama Garuda Fund dengan alokasi sebesar $100 juta atau sekitar 1,5 triliun Rupiah.

Dalam keterangan resminya, MUFG turut menggandeng PT Bank Danamon Indonesia Tbk (IDX: BDMN) untuk membentuk Garuda Fund atau MUFG Innovation Partners Garuda No. 1 Limited Investment Partnership.

Garuda Fund akan berfokus pada investasi di Indonesia yang juga disebut mewakili pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Target investasinya adalah startup yang akan bersinergi dengan Bank Danamon.

Managing Executive Officer dan Chief Executive of Global Commercial Banking Business Unit MUFG Bank Kenichi Yamato mengungkapkan, MUFG berupaya memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat Indonesia dari berbagai sisi, serta berkontribusi pada inklusi keuangan dalam negeri.

“Garuda Fund memungkinkan MUFG dan Danamon untuk berkolaborasi dengan startup Indonesia untuk memperkuat penawaran produk, membuka akses ke nasabah yang beragam, dan mendorong digitalisasi agar dapat melayani spektrum nasabah yang lebih luas dengan lebih baik,” tuturnya.

Sebelumnya, MUIP didirikan sebagai perusahaan fund management di 2019 dengan tujuan untuk memperkuat transfer inovasi melalui aliansi bisnis antara seluruh perusahaan di MUFG Group dan perusahaan rintisan yang berada di Jepang dan negara lain.

Garuda Fund merupakan dana kelolaan MUIP yang ketiga. Sejauh ini, MUIP telah mengucurkan investasi sebesar 40 miliar Yen di berbagai perusahaan di skala global. Kolaborasi ini menjadi strategi Bank Danamon untuk meningkatkan daya saing produk digital dan mengakuisisi nasabah baru.

Chief Strategy Officer Bank Danamon Indonesia Reza Iskandar Sardjono menambahkan, “Garuda Fund diperuntukkan bagi investasi strategis di sektor keuangan digital Indonesia yang dinamis dan kompetitif, dengan penekanan pada startup pengembang platform keuangan digital dan fintech dengan skala dan kemampuan digital yang mumpuni, guna memperluas ekosistem kolaborasi Danamon.”

MUIP selaku General Partner memiliki rasio investasi 0,1%, sedangkan MUFG Bank dan Bank Danamon sebagai Limited Partner masing-masing berkontribusi 89,9% dan 10%.

Sebelumnya MUFG menyuntik investasi sebesar sebesar $200 juta atau Rp3 triliun kepada Akulaku. Investasi ini disepakati dalam bentuk financing untuk mendukung pertumbuhan Akulaku di Asia Tenggara, terutama Indonesia.

Bank Danamon, bagian dari MUFG group, merupakan bank BUKU 4 yang menawarkan layanan keuangan ke berbagai segmen, mulai dari konsumer, UMKM, enterprise, hingga pembiayaan otomotif.

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA, nilai ekonomi digital di Indonesia diperkirakan mencapai $77 miliar atau lebih dari Rp1100 triliun di 2022. Angka tersebut menunjukkan kenaikan 22% dibandingkan tahun sebelumnya.

Carsome Umumkan Pendanaan Seri C Senilai Lebih dari 701 Miliar Rupiah

Platform perdagangan mobil bekas Carsome hari ini (11/12) mengumumkan perolehan pendanaan seri C senilai $50 juta atau setara 701,5 miliar Rupiah. Putaran investasi ini diikuti MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, Endeavour Catalyst, Ondine Capital, serta investor di putaran sebelumnya termasuk Gobi Partners dan Convergence Ventures.

Tambahan modal tersebut akan difokuskan untuk memperkuat pertumbuhan bisnis di negara-negara operasionalnya saat ini, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Juga segera lancarkan ekspansi ke negara baru di Asia Tenggara. Turut disampaikan Carsome akan meluncurkan produk finansial untuk dealer dan konsumen guna memudahkan proses transaksi.

Di tiga negara, perusahaan mengklaim telah membukukan sekitar 40 ribu transaksi jual-beli mobil per tahunnya senilai $300 juta. Portofolio layanan pinjaman yang sudah digulirkan satu tahun terakhir juga dinilai mendapat sambutan baik, untuk itu di waktu mendatang akan memperluas jumlah dan cakupan mitra, termasuk dengan perbankan dan lembaga finansial non-bank.

“Kami ingin menjadi (layaknya) jaringan Visa/Master untuk transaksi mobil dan membangun ekosistem mitra kolaboratif untuk memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen di Asia Tenggara,” sambut Co-Founder & CEO Carsome Eric Cheng.

Ia turut memaparkan, bisnisnya telah mampu membantu lebih dari 6 ribu dealer mobil. Diyakini setara memproses transaksi 1% dari seluruh penjualan mobil bekas di kawasan regional.

Carsome juga akan memanfaatkan kemitraan strategis yang dijalin bersama MUFG, salah satunya dengan menjadikan Bank Danamon sebagai mitra pembiayaan di Indonesia. Sementara MUFG juga akan mengembangkan platform pembiayaan B2B dan B2C di bidang otomotif memanfaatkan data transaksi Carsome.

“MUFG Innovation Partners bersama dengan mitra perbankannya yakni Bank Danamon di Indonesia dan Bank Krungsri di Thailand akan berkolaborasi untuk mendukung strategi pertumbuhan Carsome seiring dengan solusi inovatif yang mereka berikan ke pasar dan menjalankan visi jangka panjangnya,” ujar President & CEO MUIP Nobutake Suzuki.

Sebelumnya pada Maret 2018 lalu, Carsome telah membuka putaran pendanaan seri B senilai $19 juta dari sejumlah investor. Ditutup dengan penambahan $8 juta pada Agustus 2018. Penguatan jajaran manajemen juga terus dilakukan, baru-baru ini mereka mengumumkan CMO dan CTO baru, yakni Danny Chin dan Chet Sin.

Situs Penjualan Mobil Terfavorit
Platform penjualan mobil bekas terfavorit menurut responden / DSResearch

DSResearch pernah menerbitkan laporan bertajuk “Car Marketplace Survey 2018“. Salah satu temuannya, Carsome jadi platform favorit nomor 2 untuk penjualan mobil bekas di Indonesia setelah BeliMobilGue.

Application Information Will Show Up Here