Peneliti Kembangkan Drone yang Bisa Dikendalikan Dengan Pandangan Mata

Terbuka akses begitu lebar bagi konsumen untuk memiliki produk-produk robotik. Perangkat-perangkat ini hadir dalam beragam wujud, dari mulai drone, aksesori stabilizer untuk pembuatan foto dan video, hingga robot telepresence. Tapi satu aspek masih terus dieksplorasi oleh para produsen dan peneliti: bagaimana caranya menciptakan sistem kendali yang lebih intuitif lagi.

Kali ini satu terobosan unik dipresentasikan oleh para ahli dari New York University, University of Pennsylvania dan tim US Army Research Laboratory. Melalui sebuah video, mereka memperlihatkan bagaimana drone quadrotor dapat dikendalikan dengan gerakan mata. Anda hanya perlu melihat ke arah tujuan dan UAV tersebut akan segera mengikutinya. Satu hal menarik di sana adalah, para peneliti sebetulnya mengusung teknologi yang cukup familier di kalangan konsumen.

Kepada Digital Trends, Dr. Giuseppe Loianno selaku pemimpin tim riset menjelaskan bahwa solusi mereka ini berpotensi membuka jalan dalam upaya menciptakan cara berinteraksi baru dengan robot. Dengannya, manusia bisa menentukan rute terbang drone dalam bidang tiga dimensi cukup berbekal pandangan. Menurut Loianno, sistem tersebut berbeda dari pengendalian berbasis orientasi kepala dan penyajiannya jauh lebih simpel.

Untuk mengontrol drone, tim memanfaatkan teknologi pelacak gerakan mata yang ada di Tobii Pro Glasses 2. Tobii Technology ialah perusahaan Swedia yang punya spesialisasi pada penyediaan produk eye-tracking. Awalnya memfokuskan bisnis mereka di ranah enterprise (seperti medis), mulai beberapa tahun silam Tobii juga melebarkan sayapnya ke segmen konsumen dalam menyediakan perangkat seperti SteelSeries Sentry, Tobii Eye Tracker 4C, dan sejumlah laptop gaming serta monitor ‘eye-tracker‘.

Sesuai namanya, Tobii Pro Glasses 2 mengusung wujud seperti kacamata, dan di sana tersimpan komponen inertial measurement unit dan kamera HD. Dengan menggunakan teknologi neural network pintar serta sistem pembaca orientasi kepala yang ada di IMU, perangkat wearable itu mampu mendeteksi ke mana sang user sedang melihat serta mengukur jarak drone dari operator dan posisi tujuan.

Mengendalikan drone memang tidak mudah. Namun berkat kehadiran brand-brand seperti DJI dan Parrot di Indonesia serta teknologi ‘serba-otomatis’ yang diusung produk-produknya, menerbangkan drone tak lagi jadi hal yang mustahil bagi orang awam. Meski demikian, latihan dan disiplin dalam mengikuti peraturan penerbangan tetap diperlukan.

Eksistensi sistem pengendalian melalui pandangan akan membuat proses menerbangkan drone jadi lebih sederhana lagi. Dan tentu saja, eksplorasi yang dilakukan tim peneliti tidak berhenti sampai di sana. Mereka punya rencana untuk memperluas input-nya, sehingga UAV juga bisa merespons gerakan tubuh serta perintah suara.

Header: Yahoo News.

Masih Ragu Membuat Tato? Tinta Ephemeral Bisa Bertahan Setahun Lalu Menghilang

Bermula dari budaya orang-orang terdahulu di berbagai belahan dunia, tato kini diakui sebagai seni dan telah menjadi sebuah cara mengekspresikan diri. Tapi memutuskan buat membubuhkan gambar permanen di tubuh membutuhkan komitmen dan keberanian. Tak sedikit orang menyesal dengan keputusan mereka saat tinta sudah terlanjur masuk di kulit.

Tentu saja ada metode untuk menghapus tato, yaitu lewat bedah laser. Kendalanya, biaya serta rasa sakit jauh lebih besar dari proses tato itu sendiri, dan tak jarang menyebabkan kerusakan di kulit. Menariknya ada satu solusi mutakhir diajukan oleh perusahaan starup yang didirikan tim mahasiswa New York University: tinta unik bernama Ephemeral. Ia diaplikasikan layaknya tato standar, bertahan lama, kemudian bisa menghilang dari kulit.

Diperkenalkan perdana di acara Disrupt NY 2016 minggu ini, pada dasarnya Ephemeral mirip tato temporary dengan umur yang jauh lebih awet, namun penerapannya tetap memakai tattoo gun. Setelah ilustrasi dibubuhkan di kulit via jarum oleh seniman tato, gambar tersebut akan bertahan selama kurang lebih satu tahun, lalu segera pudar tanpa merusak kulit.

Ephemeral 3
Tinta Ephemeral bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu setahun.

Via Tech Crunch, co-founder Ephemeral Tattoos Anthony Lam menjelaskan perbedaan antara tinta biasa dan kreasi mereka. Tinta tato bersifat permanen karena molekul pewarna terlalu besar untuk dibawa oleh sistem imun tubuh kita. Developer memanfaatkan molekul berukuran lebih kecil, lalu dimasukkan ke dalam struktur bulat yang cukup besar supaya tidak terbawa sistem imun. Dengan metode ini, tato dapat bertahan lama namun komponen pewarnanya mudah dibersihkan.

Ada dua cara untuk menghapus tato. Pertama, tunggu saja sampai ia lenyap. Atau kedua: tim NYU itu sudah menyiapkan larutan removal khusus jika Anda tidak mau menunggu setahun. Implementasinya mirip seperti prosedur menato (dengan tattoo gun), tapi tinta digantikan oleh zat removal. Larutan tersebut dapat dipakai buat membersihkan seluruh tato atau bagian tertentu untuk dimodifikasi.

Ephemeral 4
Skema pemakaian Ephemeral.

Saat ini, Ephemeral Tattoos masih dalam tahap uji coba produk. Mereka telah mencobanya pada sel dan sedang mengetes tinta pada kulit babi – karena manusia dan babi mempunyai kesamaan genetik. CEO Seung Shin berharap untuk bisa segera menyediakan tinta Ephemeral di musim gugur tahun depan.

Ephemeral Tattoos masih belum menentukan seberapa harga yang mereka patok baik untuk tinta maupun larutan penghapus tato. Shin memperkirakan, konsumen akan diminta mengeluarkan uang sebesar US$ 50 sampai US$ 100 untuk gambar berukuran ‘sedang’.

Sumber: Ephemeral Tattoos.