Platform StartupIndonesia Diluncurkan, Mudahkan Startup Terhubung dengan Investor dan Mentor

StartupIndonesia resmi diluncurkan untuk membantu founder mendapatkan informasi dan akses ke jaringan mitra strategis, seperti mentor atau investor. Platform online ini diinisiasi oleh Komite Tetap Digital Business, E-Commerce, & Startup Development KADIN, dan didukung oleh Kementerian Riset & Teknologi, Kementerian Telekomunikasi & Informatika, Asosiasi Modal Ventura Indonesia, dan BUBU.com.

StartupIndonesia adalah platform online berbasis gerakan kolaboratif agar setiap anak muda Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk memulai, mengembangkan, dan scale-up startup mereka, terutama yang memberikan dampak socio economic Indonesia yang lebih baik dan bahkan dunia,” ujar Shinta Dhanuwardoyo selaku Chairwoman StartupIndonesia dan Founder Bubu.com.

Mengusung semangat “connecting with impact”, StartupIndonesia ingin menghubungkan setiap pemangku kepentingan ekosistem startup di Indonesia melalui startup directory, mentoring, dan konten-konten eksklusif. Melalui startup directory, para founder dapat dengan mudah terhubung dengan venture capital, incubator, dan accelerator yang ada di Indonesia.

“Sejak soft-launching Desember 2019 lalu, sudah ada 5000 user dalam database kami, 600 founder, dan 250 startup. Founder yang mengunggah proyeknya akan mendapatkan mini landing page berisi informasi mengenai startup tersebut. Sehingga platform ini seperti LinkedIn untuk para startup,” imbuh Head of StartupIndonesia Erwin Arifin.

Selama masa pandemi Covid-19 ini, StartupIndonesia juga membantu para startup untuk tetap terkoneksi dengan venture capital dan sebaliknya, juga membantu para VC untuk mendapatkan deal flow melalui program #PitchAtHome Online Speed Dating.

“Kami ingin membantu ekosistem agar tetap berjalan meskipun sedang dalam kondisi social distancing. Tanggal 2 April kemarin, kami mengadakan online speed dating bersama beberapa venture capital ternama seperti GDP Venture, MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital Indonesia, dan Gobi Partners. Karena permintaan yang cukup tinggi baik dari sisi founder maupun VC, rencananya kami akan adakan yang kedua di bulan April ini”, tambah Erwin.

Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki banyak masalah. Anak muda era digital dari seluruh Indonesia bisa mengubah masalah di Indonesia menjadi peluang startup kelas dunia yang berdampak sosio-ekonomi. StartupIndonesia mengajak semua pihak mendukung gerakan digital ini agar seluruh anak muda dan startup di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menciptakan dampak positif demi Indonesia yang lebih baik.

Shinta juga menambahkan, “Kami mencetuskan StartupIndonesia ini karena melihat banyaknya volume startup yang membutuhkan akses mentoring, namun tidak memiliki koneksi kepada mentor yang tepat. Di sisi lain, Indonesia juga membutuhkan satu platform yang bisa menjadi one pull of information tempat semua orang dapat melihat seluruh informasi mengenai startup di Indonesia. Baik dari sisi investor, startup yang ada, dan lainnya.”

 

Disclosure: DailySocial merupakan strategic partner StartupIndonesia

Tinder is Getting Serious to Build Business in Indonesia

Tinder, a dating app, is getting serious to expand business in Indonesia. It’s discovered that the company open job vacancies for local business people. It’s said Tinder is in Indonesia as part of the global expansion. Moreover, Tinder is now providing premium subscription service.

Tinder is currently used in over 190 countries with millions of user bases. With business developer teams in each country, the company expects local support for business and user community bases. This is considered as an important step because the online dating landscape is even more challenging.

The competition for similar services in Indonesia is quite crowded. Aside from Tinder, there are also other online dating apps, such as Setipe (is now under Lunch Actually Group), Paktor (fully supported by MNC Group), Flutter Asia, and Yogrt. They’re indirectly in competition with social media. In terms of business, each company has a different approach. Paktor, for example, trying to elaborate online dating service with social entertainment platform (sending gifts, etc).

DailySocial has released a research regarding the dating app’s popularity entitled “Dating Apps in Indonesia” in 2017. There are 1019 respondents involved, 51.91% among them believed that dating apps can help to solve the matchmaking problems. The other 38.57% have heard the successful case of their close acquaintance taking advantage of the dating app. The data acquired from the research has shown public’s acceptance of the dating apps usage in general.

As for Tinder business, Indonesia’s situation is currently becoming a momentum. Demographic bonus brings Indonesia’s digital market segment and smartphone usage are dominated by millennials. Supported by the rapid penetration of internet and smartphone usage, digital services are becoming a lifestyle which inseparable from daily activity. In terms of online dating, we’re still in the awareness stage. It’s a steady development and the regulation hasn’t reached the core business.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Tinder Mulai Serius Bangun Bisnis di Indonesia

Pengembang aplikasi kencan Tinder tampak makin serius untuk mengembangkan bisnis di Indonesia. Kabar tersebut terendus pasca perusahaan mulai membuka lowongan untuk pemasar dan pengembang bisnis lokal. Dalam keterangannya, Tinder hadir di Indonesia sebagai bagian dari ekspansi yang tengah digencarkan untuk menumbuhkan bisnis. Terlebih kini Tinder juga menghadirkan layanan premium dengan fitur berbayar.

Dari data yang disajikan, saat ini aplikasi Tinder sudah digunakan di lebih dari 190 negara, dengan puluhan juta basis pengguna. Adanya tim pengembang bisnis di tiap negara, perusahaan mengharapkan dukungan lokal untuk bisnis dan basis komunitas pengguna. Langkah tersebut dinilai penting, pasalnya di lanskap online dating persaingan di tingkat lokal pun makin menantang.

Peta persaingan layanan sejenis sudah cukup ramai di Indonesia. Selain Tinder, ada beberapa aplikasi lain untuk online dating, sebut saja Setipe (kini di bawah Lunch Actually Group), Paktor (didukung penuh MNC Group), Fultter Asia, hingga Yogrt. Bahkan juga bersaing secara tidak langsung dengan platform media sosial. Dalam sudut bisnis, masing-masing juga memiliki pendekatan berbeda. Misalnya Paktor, mencoba mengelaborasi layanan biro jodoh online dengan platform social entertainment (berkirim gift dll).

Sementara itu terkait popularitas aplikasi pencari jodoh, DailySocial pernah merilis hasil riset bertajuk “Dating Apps in Indonesia” di tahun 2017. Dari 1019 responden yang terlibat dalam survei, 51,91% di antaranya percaya bahwa aplikasi kencan dapat membantu menyelesaikan permasalahan tentang perjodohan. Bahkan 38,57% di antaranya pernah mendengar keberhasilan orang terdekat dalam memanfaatkan aplikasi kencan. Data-data yang didapat dalam riset menyimpulkan penerimaan masyarakat secara umum penggunaan aplikasi kencan.

Bagi bisnis seperti Tinder, kondisi Indonesia saat ini memang menjadi sebuah momentum. Bonus demografi membawa segmen pasar digital Indonesia didominasi dengan milenial. Didukung penetrasi cepat pertumbuhan jaringan internet dan penggunaan ponsel pintar, layanan digital makin menjadi gaya hidup yang tidak bisa dipisahkan dari keseharian. Untuk online dating, kami menilai masih dalam tahap awareness. Pertumbuhannya masih alami, pun regulasi belum sampai menyentuh proses bisnis inti di dalamnya.

Application Information Will Show Up Here

Suksesi Kepemimpinan di Paktor Group

Akhir tahun 2016 lalu, startup penyedia platform online dating Paktor mengumumkan akuisisinya atas pengembang aplikasi live streaming 17 Media. Akuisisi tersebut dilakukan dalam bentuk penyuntikan modal, sehingga Paktor Group mendapatkan ekuitas mayoritas di sana. Salah satu tindak lanjut dari akuisisi tersebut ialah perpindahan Joseph Phua selaku CEO Paktor Group menjadi CEO M17 Group yang membawahi langsung Paktor dan 17 Media.

Setelah memegang dua kepemimpinan, akhirnya grup perusahaan memutuskan untuk menunjuk Ng Jing Shen, yang sebelumnya bertindak sebagai CTO Paktor, menjadi CEO. Joseph sendiri akan fokus memimpin M17 Group bersama Shang Koo yang berperan sebagai CFO. Susunan kepemimpinan disebut sangat penting bagi Paktor untuk meneruskan tradisi positif yang berlangsung. Sejak tahun 2013, Paktor mengklaim sudah menjadi perusahaan yang menuai profit.

Hal tersebut diklaim mendorong kepercayaan para investor. Sampai saat ini pihaknya sudah berhasil membukukan pendanaan senilai $53 juta, MNC Media Group menjadi salah satu konglomerasi lokal yang turut berpartisipasi dalam kucuran pendanaan tersebut. Selain digunakan untuk memperkuat posisinya di sejumlah negara, pendanaan tersebut juga digunakan untuk target ekspansi, salah satunya ke wilayah Korea Selatan.

“Mengelola bisnis Paktor untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang membutuhkan proses rencana yang penuh pemikiran dan matang. Saya telah bekerja bersama Jing Shen sejak aplikasi Paktor didirikan, saya percaya penuh pada keahliannya, pengertian terhadap sistem teknologi dan nilai-nilai perusahaan, dilengkapi dengan pemahaman yang dalam mengenai tren pasar yang terus berubah, membuat Jing Shen menjadi pilihan terbaik untuk memimpin perusahaan kami secara efektif,” ungkap Joseph.

Dari sisi produk, ada beberapa perombakan terhadap aplikasi mobile Paktor yang dinilai lebih menyempurnakan aplikasi sesuai dengan product market-fit, salah satunya ditunjukkan dengan pertumbuhan pengguna dan pendekatan monetisasi yang lebih efektif.

Struktur Bisnis M17 Group / Paktor
Struktur Bisnis M17 Group / Paktor

Menurut data statistik yang dimiliki Paktor Group, saat ini ada total 19,5 juta pengguna layanan secara global. Di Indonesia sendiri, Paktor memiliki sekitar 3,5 juta pengguna dengan rasio pengguna pria dan wanita berimbang. Rata-rata umur pengguna di Indonesia adalah antara 26-40 tahun. Angka ini turut menjadikan Indonesia sebagai basis pasar terbesar Paktor, dan menjadi indikasi penerimaan masyarakat terhadap layanan atau aplikasi kencan online.

“Kami melihat bahwa terdapat ruang yang masih besar sekali untuk pertumbuhan online dating. Jelas sekali bahwa online dating dan aplikasi kencan akan terus berkembang di Indonesia. Kami juga memiliki rencana untuk meluncurkan beberapa fitur baru untuk pasar ini, kami akan memberikan update ketika sudah siap,” terang Joseph.

Sedangkan untuk 17 Media, salah satu strategi yang diterapkan ialah dengan memiliki talenta/bintang yang stabil. Pendekatannya dengan menjalin kerja sama khusus dengan para bintang untuk berbagai kegiatan pemasaran. Termasuk menjalin kemitraan dengan Tashi Media untuk proses perekrutan dan pengelolaan talenta yang akan berunjuk gigi di aplikasi 17 Media.

Application Information Will Show Up Here

Tren Online Dating dan Manuver Paktor di Indonesia

Kemarin Paktor mengumumkan kucuran pendanaan baru dari MNC Media Group dan K2Global senilai $32,5 juta. Kendati tidak berbasis di Indonesia, bagi Paktor pangsa pasar online dating di Indonesia cukup menjanjikan. Hal ini tergambar jelas dari data demografi pengguna Paktor di Indonesia, didominasi oleh kaum profesional muda berusia di antara 25-35 tahun dengan perbandingan pria dan wanita hampir berimbang.

Menurut CEO Paktor Josep Phua, data tersebut menunjukkan performa yang sangat bagus dan di atas rata-rata standar industri online dating. Hal ini senada dengan makin diterimanya konsep online dating di kalangan pengguna, khususnya di Indonesia. Sejak diluncurkan satu tahun lalu, berbagai strategi penyampaian produk terus digencarkan oleh Paktor untuk mendapatkan traksi pengguna terbaiknya.

Masa depan layanan online dating di Indonesia

Indonesia adalah emerging market dan mobile-first market dengan potensi yang sangat besar di berbagai produk digital, tak terkecuali online dating. Lebih banyak orang akan memiliki smartphone sebagai perangkat pertama dan koneksi internet dan infrastruktur juga akan menjadi semakin baik.

“Kami melihat bahwa mobile dating akan menjadi salah satu cara yang paling populer dan nyaman untuk bertemu dengan orang baru dan mencari pasangan hidup. Mobile dating akan terus ada dan berkembang, serta akan bertumbuh semakin pesat karena kami telah melihat juga bahwa market ini sangat terbuka dan respektif terhadap konsep online dating,” ujar Josep.

[Baca juga: Setelah Perolehan Pendanaan, Paktor Targetkan Perluas Cakupan Layanan di Indonesia]

Jika melihat tren perkembangan saat ini, platform online dating telah berkembang menjadi format yang lebih bersifat sosial dan telah menjadi salah satu bentuk media sosial juga, dengan elemen entertainment di dalamnya.

Visi Paktor untuk menguatkan diri di sektor social entertaiment

Bersama dengan putaran pendanaan terbarunya, Paktor berencana untuk memperluas portofolio produknya sehingga mentransformasikan dirinya menjadi platform social entertainment untuk online dating yang kuat.

“Strategi yang akan Paktor adopsi adalah dengan mengambil pendekatan yang lebih inovatif dalam cara kami untuk men-delivery content untuk membantu pengguna membentuk hubungan-hubungan yang meaningful dengan orang baru,” papar Josep kepada DailySocial.

Secara tradisional Paktor bekerja menghubungkan orang melalui koneksi one-to-one, diperkuat dengan konten yang relevan dan platform teknologi mobile. Secara spesifik mengenai content sharing, terdapat perubahan tren. Content sharing bergerak lebih ke arah video. Dating App dari Tingkok, Momo, adalah salah satu contoh sukses. Mereka telah mengalami kesuksesan setelah memperkenalkan fitur live-streaming ke dalam aplikasinya.

“Sekarang kami sudah berada dalam tahap Social 2.0, di mana kami menemukan bahwa ada beberapa cara untuk pengguna dapat terhubung dengan orang baru (bisa melalui 1-to-many, 1-to1, many-to-1, dan lain-lain). Apapun caranya, denominator yang mendasar adalah content sharing,” lanjut Josep.

[Baca juga: Monetisasi Sejak Awal Mudahkan Paktor Rangkul Investor]

Tren yang terus menguat untuk pengguna online dating di sisi lain turut membuka kesempatan monetisasi bagi Paktor. Berbagai fitur premium terus digencarkan, dan terus digodok untuk menjadi revenue stream dari aplikasi.

“Semenjak kami mulai berfokus kepada monetisasi, kami telah melakukan usaha-usaha yang maksimal untuk meningkatkan fitur-fitur dalam aplikasi Paktor dan kami telah mendapatkan hasil yang signifikan, kami berhasil mencapai conversion rate yang membawa kami kepada 22x pertumbuhan revenue tahun ini,” ujar Josep.

Dalam beberapa waktu ke depan, pihaknya juga tengah mempersiapkan fitur-fitur terbaru untuk aplikasinya. Estimasinya pada kuartal ke-4 tahun ini. Terkait dengan platform social entertainment, dalam beberapa minggu ke depan, akan diluncurkan pembaruan aplikasi berkaitan dengan tujuan tersebut.

Application Information Will Show Up Here

MNC Kembali Kucurkan Pendanaan untuk Startup Layanan Online Dating Paktor

Layanan online dating Paktor kembali mengumumkan perolehan pendanaan, kali ini sebesar $32,5 juta. Pendanaan tersebut dipimpin oleh MNC Media Group dan K2Global. Beberapa investor baru yang tidak disebutkan namanya juga turut dalam pendanaan ini. Sebelumnya MNC juga telah mengucurkan pendanaannya pada Paktor dan beberapa startup pada bulan Maret lalu.

Pendanaan Paktor kali ini telah membawa jumlah perolehan funding mencapai $57,5 juta. Angka ini turut mendongkrak pendapatan Paktor mengalami peningkatan 22 kali lipat dibanding tahun 2015 lalu. Fokus pendanaan kali ini akan dikonsentrasikan untuk melakukan ekspansi portofolio produk ke arah social-entertainment.

Sambutan Co-Founder dan CEO Paktor Joseph Phua dalam putaran pendanaan kali ini menyatakan optimis bahwa startupnya akan mampu memperkokoh keberadaannya sebagai platform multi-aset yang melayani kebutuhan kaum lajang di wilayah operasinya.

“Kami melihat perubahan yang kuat dalam perilaku konsumsi media hiburan interaktif di platform mobile dan akan menempatkan otot-otot di balik jaringan Paktor di Asia dan mobile expertise untuk melakukan ekspansi ke dalam lini bisnis baru di social-entertainment.”

Saat ini Paktor mengaku telah memiliki pengguna mencapai 20 juta member. Saat ini aplikasi juga telah memiliki 14 bahasa dan memperkenalkan model premium sejak akhir 2015 lalu. Pertengahan tahun lalu Paktor juga meluncurkan fitur baru berupa Paktor Rewards, Paktor Questions dan One-Touch Gifts.

[Baca juga: Monetisasi Sejak Awal Mudahkan Paktor Rangkul Investor]

Sementara itu unit bisnis layanan konsultasi dating GaiGai yang menjadi bagian dalam Paktor Group juga turut bertumbuh pada kuartal ketiga tahun ini. Rencananya tren pertumbuhan tersebut akan dijadikan modal untuk melakukan ekspansi di berbagai wilayah Asia lain yang belum terjamah layanan Paktor.

Application Information Will Show Up Here

DScussion #60: Setipe dan Tantangan Layanan Dating Online di Indonesia

Razi Thalib sebagai CEO Setipe berbagi cerita tentang tantangan membangun startup dating online yang masih kesulitan untuk mendapatkan trust dari pengguna dan melakukan monetisasi.

Di Indonesia sendiri Setipe merupakan salah satu startup dating online lokal yang menerapkan proses penyeleksian ketat untuk pengguna yang ingin menikmati layanannya. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan pengguna yang tepat dan serius memanfaatkan layanan yang ada.

Bicara mengenai tren dating online dalam waktu 5 tahun ke depan, Razi Thalib menyebutkan konsumen di Indonesia memiliki kebiasaan unik dan tidak bisa disamakan dengan tren yang ada secara global, mulai dari personalisasi layanan hingga fitur yang dibutuhkan oleh pengguna.

Simak edisi lengkapnya di DScussion berikut ini:

Setipe dan Lunch Actually Luncurkan Situs Edukasi Dating Online

Faktanya saat ini masih banyak kalangan lajang pria dan wanita yang belum mempercayai dan masih enggan untuk mencoba berbagai layanan dating service atau online dating di Indonesia. Berbagai alasan pun kemudian mulai muncul, seperti takut ditipu, ancaman keselamatan hingga perampokan.

Menjawab keresahan tersebut, premium dating service asal Singapura Lunch Actually dan biro jodoh online lokal Setipe meluncurkan situs edukatif onlinedatingaman.org yang sarat dengan informasi, tips hingga fasilitas forum untuk mengedukasi dan mensosialisasikan perilaku kencan online yang sehat dan aman.

Online dating adalah industri yang relatif baru di Indonesia dan persentase orang yang telah mencoba online dating jauh lebih kecil daripada mereka yang belum pernah mencobanya. Karena itu lebih penting bagi pemain-pemain kredibel di industri ini untuk bekerja sama membangun customer base orang yang terbuka menggunakan online dating sebagai ajang menemukan pasangan hidupnya,” kata CEO Setipe Razi Thalib.

Dalam situs tersebut calon pengguna yang ingin memanfaatkan situs dating online bisa mempelajari terlebih dahulu hal-hal yang perlu dilakukan mulai dari mendaftarkan akun di situs dating online, memilih dan menentukan janji dan pertemuan hingga proses pertemuan dilakukan. Selain itu, situs tersebut juga dilengkapi dengan forum yang bisa dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman sesama pengguna yang telah memanfaatkan layanan dating online.

“Ketika masyarakat merasakan keamanan dan kenyamanan untuk mencari teman dan pasangan di online dating, industri akan terus bergerak ke arah positif. Semoga kerja sama ini memacu kami untuk terus meningkatkan pelayanan kami dan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan industri ini di Indonesia. Dan situs kencan online menjadi pilihan bagi para lajang yang tidak punya waktu menemukan orang-orang baru di dunia nyata untuk mencoba mencari pasangan melalui dunia maya,” kata CEO Lunch Actually Group Violet Lim.

Baik Lunch Actually maupun Setipe saat ini sudah berhasil mempertemukan pasangan yang memanfaatkan layanan dating secara online. Setipe mengklaim saat ini telah berhasil mempertemukan 135 pasangan. Sementara Lunch Actually yang telah berusia 12 tahun, memiliki banyak pengalaman di bidang layanan online dating.

“Tentunya untuk meningkatkan awareness masyarakat yang masih ragu mencoba online dating, supaya mereka bisa memperlengkapi diri sebelum akhirnya bergabung online dating demi kenyamanan mereka dan juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga menciptakan pengalaman online dating yang aman, nyaman dan menyenangkan,” tuntas Razi.

Platform Sosial Singapura “Lunch Kaki” Tersedia di Indonesia

shutterstock_262335101

Layanan social dating dapat datang dalam berbagai macam pendekatan yang menarik. Salah satunya berangkat dari alasan sederhana seperti kecocokan dalam melakukan makan siang bersama seperti yang dijalankan oleh startup asal Singapura Lunch Kaki. Aplikasi mobile Lunch Kaki menghubungkan penggunanya yang ingin mencari rekan untuk makan siang bersama. Setelahnya, tergantung bagaimana masing-masing pengguna menyiasati kesempatan bertemu dengan seseorang yang baru tersebut.

Continue reading Platform Sosial Singapura “Lunch Kaki” Tersedia di Indonesia

Dongkrak Kapabilitas Layanan, Setipe Segera Luncurkan Aplikasi Mobile

Aplikasi mobile Setipe segera hadir pada akhir pekan / Shutterstock

Platform kencan daring Setipe dikabarkan segera merilis layanannya dalam aplikasi mobile di akhir pekan ini. Pihaknya mengklaim berhasil mengakuisisi sekitar 450.000 pengguna sejauh ini. Peluncuran aplikasi ini diharapkan akan memuluskan rencana mereka untuk meraih sejuta pengguna hingga akhir tahun ini.

Continue reading Dongkrak Kapabilitas Layanan, Setipe Segera Luncurkan Aplikasi Mobile