Kompetisi InCoDe Pertemukan Pengembang Aplikasi dan Isu Publik untuk Diselesaikan

Banyak aspek dalam kehidupan ini bisa dikolaborasikan dengan teknologi, tujuannya untuk meringankan atau benar-benar mengatasi permasalahan yang dihadapi. Hanya saja terkadang orang-orang berlatar belakang teknologi belum sepenuhnya paham isu-isu di luar teknologi yang sebenarnya membutuhkan teknologi. Berangkat dari sanalah kompetisi In.CoDe digelar. Sebuah kompetisi yang akan mempertemukan pihak-pihak yang paham suatu isu secara mendalam dengan para pengembang aplikasi.

Kompetisi ini sendiri digelar berkat kerja sama Open Government Indonesia dan The Asia Foundation, berkolaborasi dengan beberapa pihak seperti Pemerintah, British Council, AmCham Indonesia, Pulse Lab Indonesia, Binus International, dan perusahaan teknologi ternama Google dan Twitter.

“Tujuannya adalah mempertemukan pihak yang mengerti secara mendalam seuatu permasalahan yang ada di sekitar kita dengan para pengembang aplikasi yang mungkin bisa membantu untuk merancang sebuah solusi berbasis teknologi untuk masalah tersebut,” jelas Developer Outreach Lead The Asia Foundation Yohan Totting kepada DailySocial.

Dari informasi yang diberikan pihak Open Government Indonesia, kompetisi In.CoDe mengangkat empat isu utama untuk diselesaikan melalui kompetisi ini. Isu utama tersebut antara lain pelayanan publik, tata kelola lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam, pemberdayaan masyarakat desa dengan pemanfaatan data, dan DPR/DPRD yang lebih terbuka dan akuntabel.

Tim yang berminat mengikuti kegiatan ini bisa melakukan pendaftaran paling lambat tanggal 24 Maret 2016. Pengumuman pemenang nanti akan dilakukan tanggal 30 April dengan 3 penghargaan utama bernilai 50-100 juta Rupiah untuk pembiayaan penyelesaian dan tindak lanjut purwarupa.

Dengan kompetisi ini, diharapkan pihak-pihak yang tahu secara persis isu-isu yang dihadapi seperti pihak LSM, pemerintah, dan kampus bisa dipertemukan dengan para pengembang aplikasi dengan pemahaman teknologi yang baik untuk berkolaborasi bersama dalam menyelesaikan permasalahan dengan bantuan teknologi.

Dukungan yang didapat dari perusahaan teknologi seperti Google dan Twitter juga menjadi hal yang menarik. Untuk kerja sama dengan Google dan Twitter ini, Yohan mengatakan:

“The Asia Foundation melihat bahwa dukungan perusahaan besar seperti Google dan Twitter bisa memperlancar proses kolaborasi dan pengembangan solusi berbasis teknologi di dalam program ini. Sehingga kami meminta dukungan partisipasinya beserta partner-partner lainnya yang kita pikir bisa memberikan support bagi para kolaborator kita.”

Dorong Transparansi dan Partisipasi Publik terhadap Kinerja Pemerintah, UKP4 Rilis Satu Layanan dan Lapor!

Beberapa waktu lalu kami sempat mengulas mengenai Satu Layanan, sebuah portal informasi yang bertujuan untuk memberikan informasi layanan publik yang lengkap dalam satu atap. Satu Layanan merupakan salah satu program yang digagas oleh gerakan Open Government Indonesia, gerakan yang dikoordinir oleh UKP4 (Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan) dan bertujuan untuk mendorong aspek-aspek inovasi, transparansi dan partisipasi lembaga-lembaga kepemerintahan.
Continue reading Dorong Transparansi dan Partisipasi Publik terhadap Kinerja Pemerintah, UKP4 Rilis Satu Layanan dan Lapor!

“Satu Layanan” Sediakan Portal Informasi Publik di Satu Tempat

Open Government Indonesia yang diorganisir oleh organisasi pemerintah UKP4 (Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan) meluncurkan suatu pontal informasi bernama “Satu Layanan”. Satu Layanan berarti informasi publik di satu tempat tentang berbagai hal yang berhubungan dengan layanan masyarakat. Tampilannya mungkin tidak fancy jika dibandingkan tren UI jaman sekarang, tapi setidaknya jika kita ingin mengetahui lebih banyak soal layanan publik, Satu Layanan merupakan sebuah tempat yang tepat.

Continue reading “Satu Layanan” Sediakan Portal Informasi Publik di Satu Tempat