Android 12 Go Edition Baru Lebih Pintar, Cepat, dan Ramah Privasi

Sistem operasi Android versi terbaru telah hadir. Para pabrikan ponsel tengah sibuk menguji dan mulai menggulirkan pembaruan Android 12 ke perangkat unggulannya.

Kini Google secara resmi mengumumkan kehadiran Android 12 (Go edition). Versi ringan dari OS berfitur lengkap terbarunya ini didesain untuk perangkat entry-level yang terjangkau dengan kapasitas RAM 2GB atau kurang.

Google sendiri pertama kali meluncurkan Android Go pada tahun 2017. Sekarang lebih dari 200 juta orang secara aktif menggunakan smartphone Android Go dan iterasi berikutnya menghadirkan pengalaman yang lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih ramah privasi.

Perangkat yang menjalankan Android 12 (Go edition) akan dapat meluncurkan aplikasi hingga 30% lebih cepat dibandingkan versi sebelumnya dan dengan animasi yang lebih halus. Android 12 (Go edition) juga menambahkan API SplashScreen, yang memungkinkan pengembang membuat animasi peluncuran aplikasi yang ditampilkan saat pengguna meluncurkan aplikasi mereka.

Dengan menghibernasi aplikasi yang tidak digunakan dalam waktu lama, perangkat yang menjalankan Android 12 (Go edition) menawarkan daya tahan baterai lebih lama dan sekaligus dapat menghemat ruang penyimpanan. Anda akan diberi tahu saat aplikasi yang tidak digunakan dihibernasi.

Aplikasi Files Go yang diperbarui akan memungkinkan Anda memulihkan file dalam waktu 30 hari setelah dihapus. Anda dapat menyingkirkan barang-barang yang menurut Anda tidak perlu untuk mengosongkan ruang penyimpanan sementara waktu.

Selain itu, recent apps di Android 12 (Go edition) memberikan Anda opsi untuk mendengarkan berita dan menerjemahkan konten apa pun di layar ke dalam bahasa pilihan Anda. Melalui Nearby Share dan Google Play, Anda dapat menghemat data dengan berbagi aplikasi secara langsung dengan perangkat terdekat.

Pengguna smartphone Android 12 (Go edition) juga dapat meminjamkan perangkat mereka ke keluarga atau teman tanpa perlu khawatir privasi. Google mempermudah pengguna untuk beralih ke guest profile dan menyetel ulang profil setelah selesai menggunakannya. Guest profile juga tersedia secara langsung di layar kunci untuk menyederhanakan prosedur ini.

Privacy dashboard Android 12 yang baru juga tersedia di Android Go. Anda mendapatkan snapshot yang sama tentang aplikasi mana yang mengakses data sensitif, dengan indikator yang memberi tahu Anda saat mikrofon atau kamera sedang digunakan.

Dengan izin akses lokasi perkiraan baru, Anda dapat membatasi aplikasi untuk hanya melihat perkiraan lokasi Anda, bukan lokasi yang tepat. Semua itu akan dinikmati di perangkat Android 12 (Go edition) yang akan diluncurkan pada tahun 2022.

Sumber: Blog Google

Satu Bulan Sejak Dirilis, Ini Komentar 3 Pelaku Kreatif yang Telah Menggunakan Windows 11

Hari ini tepat satu bulan sistem operasi terbaru Microsoft – Windows 11 mulai hadir di lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. Penerus Windows 10 ini mengusung perubahan besar, termasuk dari segi antarmuka pengguna yang tampil lebih simpel dan minimalis dengan start menu di tengah taskbar, bukan lagi di samping kiri. Juga ada Windows store baru, dapat menjalankan aplikasi Android, serta peningkatan performa dan multitasking.

Kehadiran Windows 11 ini mendukung masuknya dunia pada era hybrid. Di mana bekerja, belajar, dan bermain semakin banyak dilakukan dari rumah, serta secara remote. Era ini mengubah cara masyarakat terkoneksi dan menempatkan komputer personal sebagai pusat aktivitas sehari-hari.

Windows 11 Untuk Mendukung Produktivitas

Windows 11 dikembangkan sebagai sistem operasi yang mendukung produktivitas. Termasuk untuk para pelaku kreatif yang banyak memerlukan ideasi, pengerjaan project secara teroganisir, dan kolaborasi.

Tiga orang pelaku kreatif Indonesia, yaitu Dinda Puspitasari, Faza Meonk, dan Raditya Dika pun memanfaatkan langsung berbagai fitur baru Windows 11, segera setelah Windows 11 mulai tersedia secara luas.

Mengusung tema “Membawa Anda Lebih Dekat dengan Apa yang Anda Sukai” (#BringsYouCloserToWhatYouLove), ketiga pelaku kreatif ini berbagi kisah mengenai bagaimana Windows 11 mendekatkan mereka dengan passion masing-masing.

Kami sangat senang dapat mendampingi Dinda, Faza, dan Radit untuk merasakan pengalaman upgrade ke Windows 11. Hal ini memungkinkan mereka untuk menginspirasi lebih banyak pengguna, termasuk pelaku kreatif lain, mengenai bagaimana teknologi seperti Windows 11 dapat meningkatkan produktivitas serta menginspirasi kreativitas. Kami berharap melalui kisah mereka, semakin banyak orang akan terinspirasi untuk mengembangkan passion-nya masing-masing, dan terus berkreasi,” ujar Wahjudi Purnama, Modern Work and Security Business Group Lead, Microsoft Indonesia.

Dalam prosesnya, setiap pelaku kreatif memiliki cara kerjanya masing-masing dan rangkaian fitur Windows 11 hadir untuk menjawab setiap kebutuhan tersebut. Yuk simak.

Ideasi

Untuk kebutuhan ini misalnya, Dinda Puspitasari, fashion illustrator dan founder Dinda Puspitasari Studio memanfaatkan fitur Widgets berbasis AI untuk mempermudah mencari inspirasi. Berbagai saran materi dan berita langsung disuguhkan di Widgets setelah mengatur preferensi di awal.

Saya juga jauh lebih fokus setelah memanfaatkan Focus Sessions, saya dapat menentukan sendiri target waktu untuk fokus setiap harinya, mematikan notifikasi email ataupun chat selama waktu fokus ini, dan mengintegrasikannya dengan to-do-list yang saya miliki,” tambah Dinda.

Eksekusi dan Organisir Pekerjaan

Dari sisi ini, Faza Meonk, komikus dan animator di balik Si Juki mengatakan, “Saya merasa fitur touch dan pen-nya telah menjadi begitu smooth, sehingga sangat memudahkan proses ilustrasi. Sejumlah karya saya yang keluar akhir-akhir ini, baik itu komik maupun video animasi, merupakan hasil kerja di Windows 11,” ungkap Faza.

Selain itu, ia juga terbantu dengan fitur Snap Layout yang memungkinkan untuk menyusun hingga empat window dalam satu layar melalui beberapa klik saja, sehingga memudahkannya dalam mengorganisasikan berbagai ide yang muncul.

Kolaborasi dan Work-life Balance

Terkait aspek ini, Raditya Dika, komika, sutradara, dan penulis mengatakan bahwa salah satu fitur yang paling disukai dari Windows 11 adalah kemampuannya untuk membagi satu PC hingga enam desktop – lebih banyak dibandingkan Windows 10. Hal ini memungkinkannya untuk memiliki desktop khusus komika, tulisan, belajar anak, hingga gaming.

Tidak hanya itu, dengan tombol mute dan unmute yang kini sudah langsung hadir di taskbar, lebih mudah bagi saya untuk multitasking. Misalnya saat call sambil mengerjakan draft tulisan, saya bisa mute dan unmute speaker saya dengan satu klik saja. Saya tidak perlu mencari-cari tombolnya lagi walaupun layar utama saya sebetulnya adalah draft tulisan, bukan virtual meeting room,” ucap Dika.

Penutup

Tentu tidak hanya pelaku kreatif, fitur-fitur Windows 11 ini bisa diaplikasikan pula bagi profesi atau kebutuhan personal lainnya. Memungkinkan setiap orang untuk terus berkarya menggunakan teknologi, sesuai dengan passion masing-masing.

Sejak 5 Oktober, pembaruan gratis dari Windows 10 ke 11 digulirkan secara bertahap. Sejauh ini Windows 11 juga telah mendapatkan banyak ulasan positif dari banyak media, Microsoft juga gerak cepat dalam mengatasi masalah teknis yang muncul. Jadi, apakah Anda siap menginstal pembaruan Windows 11 ketika tersedia atau lebih memilih menunggu lebih lama untuk memastikan kestabilannya?

Google Jabarkan Enam Fitur Baru Android, Peringatan Gempa Salah Satunya

Google telah mengumumkan enam fitur baru yang dipastikan akan hadir pada perangkat berbasis OS Android. Fitur yang menjadi sorotan utama adalah sistem peringatan gempa, di mana pengguna Android di daerah yang terkena dampak akan mendapatkan peringatan beberapa detik sebelum gempa terjadi sehingga bisa mengambil tindakan perlindungan.

Sejauh ini fitur tersebut telah tersedia di New Zealand dan Yunani, kemudian berlanjut menuju Turki, Filipina, Kazakhstan, Kyrgyz Republic, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Google akan memprioritaskan ketersediaan sistem peringatan gempa di negara-negara dengan risiko gempa yang lebih tinggi.

Lima fitur lain berkaitan dengan aplikasi Google dan Android Auto. Mulai dari aplikasi Messages, yaitu Anda dapat memberi bintang pada SMS penting sehingga dikemudian hari bisa mencarinya dengan lebih mudah. Cara penggunannya cukup ketuk dan tahan pesan, lalu pilih bintang.

Kemudian ada fitur bernama Contextual Emoji Kitchen suggestion di aplikasi papan ketik Gboard di dalam bahasa Inggris, Spanyol, dan Portugis. Fitur ini membantu pengguna menemukan kombinasi emoji yang tepat sesuai dengan pesan yang diketik.

Fungsi Google Assistant juga terus menerus mendapat peningkatan, kini Anda dapat memberi perintah tugas-tugas yang lebih spesifik. Ucapkan ‘hey Google, shortcuts‘ untuk mengetahui daftar perintah yang didukung. Untuk mengakses Voice Access cukup dengan melihat layar, karena kini dapat mendeteksi tatapan pengguna.

Terakhir terkait Android Auto, mulai dari user experience yang lebih dapat disesuaikan. Bisa mempersonalisasi launcher dari smartphone dan mengatur mode gelap secara manual. Penelusuran konten menjadi lebih mudah, dengan tab baru di aplikasi media, opsi ‘back to top’, dan tombol bilah gulir dari A hingga Z. Proses menghubungkan Android Auto saat pertama kali menjadi lebih cepat dan fitur seperti EV charging, parkir, dan navigasi juga telah tersedia di Android Auto.

Sumber: GSMArena

 

Versi Beta Pertama Android 12 Dirilis, Apa Saja yang Baru?

Tahun 2020 kemarin tidak ada event Google I/O. Tahun ini, Google memutuskan untuk menggelar konferensi developer-nya itu secara online. Seperti biasa, ada banyak pengumuman mengenai produk maupun inovasi-inovasi baru yang Google ciptakan. Namun salah satu yang paling ditunggu biasanya adalah pengumuman soal versi terbaru Android.

Google baru saja merilis versi beta pertama Android 12. Meski masih jauh dari kata final, Android 12 menghadirkan banyak sekali pembaruan, terutama dari segi visual. Google bahkan tidak segan menyebut perubahannya sebagai yang paling signifikan di sepanjang sejarah sistem operasi Android.

Tampilan baru ini dibuat bukan cuma supaya kelihatan lebih ekspresif, melainkan juga memberikan kesan yang lebih dinamis sekaligus personal. Satu contoh personalisasi yang dimaksud adalah bagaimana Android 12 dapat mengubah warna-warna elemen UI (user interface) sesuai dengan warnagoo dominan pada wallpaper yang pengguna pasang. OS lain yang berbasis Android memang sudah sejak lama menawarkan fitur semacam ini, tapi ini baru untuk vanilla Android.

Tampilan yang lebih segar ini merupakan implementasi dari bahasa desain baru yang Google juluki Material You. Selain untuk software, Material You juga bakal dijadikan acuan dalam pengembangan desain hardware oleh Google.

Selain lebih manis di mata, Android 12 juga diklaim lebih responsif dan lebih irit daya. Berbagai optimasi telah diterapkan supaya waktu penggunaan CPU dapat dipangkas hingga 22%, sekaligus menurunkan penggunaan inti prosesor yang berkecepatan tinggi sampai 15%. Peningkatan kinerja sangatlah krusial jika Android 12 ingin tampil dengan lebih banyak animasi yang tampak fancy.

Juga ikut disempurnakan adalah fitur-fitur terkait privasi dan keamanan pengguna. Dari yang sepele seperti indikator kecil di status bar untuk menunjukkan aplikasi yang sedang mengakses mikrofon atau kamera milik perangkat, sampai fitur Privacy Dashboard yang memberikan akses dan kontrol lengkap terhadap segala pengaturan permission tiap-tiap aplikasi.

Masih seputar privasi, Android 12 turut memperkenalkan fitur bernama Private Compute Core. Ini merupakan bagian terpisah dari sistem operasi yang secara khusus dirancang untuk mengolah fungsi-fungsi berbasis AI maupun machine learning. Private Compute Core pada dasarnya memastikan bahwa fitur-fitur seperti Live Caption, Now Playing, maupun Smart Reply akan selalu berjalan secara lokal di perangkat, tanpa terhubung ke jaringan demi menjaga privasi pengguna.

Terkait ketersediaannya, seperti biasa semua tergantung masing-masing pabrikan smartphone. Tercatat sejauh ini sudah ada 10 pabrikan smartphone yang menawarkan Android 12 Beta (di luar Google sendiri): Asus, OnePlus, OPPO, Realme, Sharp, Tecno, TCL, Vivo, Xiaomi, dan ZTE.

Sumber: Google.

Huawei Merilis HarmonyOS 2.0 Beta, Tersedia untuk Smartphone Huawei Tipe Tertentu

Saat ini smartphone terbaru Huawei masih menggunakan sistem operasi Android meski tanpa dukungan Google Mobile Services (GMS), diganti dengan layanan Huawei Mobile Services (HMS). Namun Huawei juga tengah mengembangkan sistem operasi terbarunya yang disebut HarmonyOS.

Menurut Huawei, HarmonyOS adalah sistem operasi yang ringan dan ringkas dengan fungsi yang kuat, dan pertama-tama akan digunakan untuk perangkat pintar seperti smartwatch, smart display, smart TV, sistem di dalam kendaraan, dan smart speaker. Kini Huawei telah merilis HarmonyOS 2.0 beta untuk perangkat smartphone Huawei tipe tertentu.

Huawei

Pengguna dan developer yang menggunakan smartphone yang didukung diundang untuk uji coba. Daftar perangkat tersebut adalah Huawei P40, P40 Pro, Mate 30, Mate 30 Pro, serta satu tablet MatePad Pro.

HarmonyOS 2.0 beta dapat diunduh lewat OTA (Over The Air) bila mendaftar di webiste resmi Huawei (bahasa China). Bila disetujui, Anda akan menerima email konfirmasi dan pembaruan akan dikirimkan ke smartphone beberapa setelahnya. Nantinya pengguna dapat kembali lagi ke EMUI 11, pastikan backup data sebelum melakukannya karena akan menghapus semua data.

Dari antarmuka pengguna, HarmonyOS terlihat identik seperti EMUI. OS baru ini juga masih dapat menjalankan aplikasi Android dengan baik, namun Huawei tidak hanya mengandalkan aplikasi Android saja. Huawei mengajak para developer dan membuat kompetisi developer untuk membuat aplikasi baru yang dirancang untuk OS tersebut.

Selain itu, HarmonyOS juga menyertakan banyak fitur baru, ide desain intinya adalah untuk memberdayakan apa yang disebut Huawei sebagai “Internet of Everything“. Artinya UI HarmonyOS dan aplikasinya perlu menyesuaikan dengan banyak layar berbeda, termasuk smartphone, tablet, mobil, dan sebagainya.

Sumber: GSMArena

OPPO Luncurkan Versi Stabil dari ColorOS 11

September lalu, selang beberapa hari setelah Google meluncurkan Android 11 secara resmi, OPPO pun langsung bergegas memperkenalkan ColorOS 11 sekaligus merilis versi public beta-nya untuk sejumlah perangkat bikinannya.

Setelah dua bulan berlalu, OPPO sekarang sudah siap untuk melepas versi stabil dari sistem operasi terbaru tersebut buat pasar tanah air. Dalam kurun waktu yang terbilang singkat itu, OPPO tentu sudah memperbaiki sejumlah bug sekaligus mengevaluasi masukan-masukan dari ribuan pengguna di seluruh dunia yang sempat mencoba versi beta dari ColorOS 11.

Yang paling beruntung dan mendapat jatah update ColorOS 11 versi stabil pertama kali adalah para pengguna OPPO Reno4 F, yang sejatinya sudah menerima notifikasi pembaruan perangkat lunak sejak tanggal 12 November kemarin. Menyusul di gelombang perdana ini adalah update untuk Find X2, Find X2 Pro, dan Find X2 Pro Automobili Lamborghini Edition yang dijadwalkan tersedia pada tanggal 25 November.

Selebihnya, OPPO memastikan bahwa versi stabil ColorOS 11 ini bakal menjangkau lebih dari 30 perangkat besutannya, termasuk halnya seri Reno dan seri A secara bertahap hingga bulan Desember 2020. Sebuah langkah yang patut diapresiasi mengingat pengguna perangkat Android selama ini mungkin sudah terbiasa harus menunggu lama untuk mendapatkan update sistem operasi baru – atau malah tidak sama sekali karena perangkat yang digunakannya bukanlah model yang paling gres.

ColorOS 11

Sekadar mengingatkan, ColorOS 11 mengusung konsep “Make Life Flow“, mempertahankan fitur-fitur favorit yang ada pada Android, sekaligus menghadirkan opsi kustomisasi user interface (UI) yang lebih kaya dan banyak dinantikan oleh para pengguna OPPO. Bukan cuma sebatas mengganti tema, font, atau icon aplikasi saja, ColorOS 11 bahkan juga mempersilakan pengguna menciptakan tampilan always-on display-nya sendiri.

Bahkan fitur Dark Mode pun juga bisa diutak-atik lebih jauh pada ColorOS 11, sehingga pengguna dapat menyocokkan tingkat kontrasnnya sesuai dengan selera masing-masing. Juga menarik adalah pembaruan terhadap aplikasi OPPO Relax, yang kini juga dapat menyajikan suara ambience dari berbagai kota besar seperti Tokyo, Bangkok, dan Reykjavik yang sangat immersive.

Selain menawarkan kemudahan dalam hal personalisasi, ColorOS 11 juga menyuguhkan sejumlah fungsionalitas baru yang sangat menarik, salah satunya Three-Finger Translation, yang pada dasarnya merupakan perpaduan dari fitur screenshot menggunakan tiga jari dan terjemahan via Google Lens.

Buat para pengguna Reno4 F, Anda sekarang sudah bisa mendapatkan update ColorOS 11 dengan membuka menu pengaturan dan memilih opsi pembaruan perangkat lunak. Sisanya, silakan menanti peluncuran update-nya secara bertahap.

[Hands-on] Menjajal Fitur Baru iOS 14, Dari Widget Sampai PiP

Pada perhelatan Worldwide Developers Conference 2020, Apple akhirnya merilis pembaruan sistem operasi mobile terbarunya yaitu iOS 14. Mulai dari pengguna iPhone 6s (termasuk versi Plus) dan seri iPhone yang lebih baru sudah dapat mengunduh pembaruan iOS 14.

Caranya buka settings, lalu pilih menu general dan software update. Istri saya kebetulan pengguna iPhone 6s Plus dan saya membantu menginstal sekalian mencobanya.

Ukuran filenya sekitar 2,2GB dan setelah unduhannya selesai, proses pembaruannya memakan waktu cukup lama kira-kira 20 menit. Faktanya iPhone 6s Plus memang sudah cukup tua, dirilis tahun 2015 dan menggunakan chipset Apple A9. Jadi, kemungkinan iOS 14 merupakan dukungan pembaruan software terakhir.

Hands-on iOS 14

Cantik dan elegan, kesan saya terhadap penampilan iOS tidak berubah sejak lama. Pada iOS 14, antarmukanya mendapatkan peningkatan dengan memperbolehkan kita memasang widget dan diujung sebelah kanan kini terdapat App Library.

Ya, kita bisa menyisipkan widget ke homescreen di antara ikon-ikon aplikasi. Fitur widget ini sudah ada sejak lama di Android, namun seperti biasa Apple mengemasnya dengan sangat baik.

Widget di iOS 14 tidak hanya tampil lebih kece tapi juga lebih interaktif. Untuk menambah widget, caranya tekan area kosong di homescreen dan selanjutnya klik ikon (+) di pojok kanan atas. Beberapa widget andalan antara lain Smart Stack, App Suggestions, Siri Suggestions, Screen Time, dan sebagainya.

Sementara untuk App Library ini jelas bukan App Drawer seperti di Android, fitur ini memungkinkan kita mengorganisir aplikasi menjadi grup yang sesuai dengan jenisnya atau kemauan kita. Secara default, beberapa grup diantaranya adalah suggestions, recenty added, social, entertainment, creativity, uitilities, productivity & finance, games, dan lainnya.

Fitur baru lainnya ada aplikasi penerjemah bahasa baru atau Translate yang dapat menerjemahkan percakapan secara real-time. Opsi jalur sepeda di Apple Maps, serta memungkinkan mengganti aplikasi default untuk browser dan email.

Kemudian ada fitur Picture in Picture (PiP) untuk memperkecil video supaya kita bisa membuka aplikasi lain. Saya mencoba dengan aplikasi Netflix, kita bisa menyembunyikan video tersebut dengan menggesernya ke kiri atau ke kanan tetapi audio tetap terdengar. Sayangnya, seperti rumor yang beredar fitur ini tidak bekerja di aplikasi YouTube kecuali bila Anda berlangganan YouTube premium.

iOS-14-5

Terakhir saya ingin membahas performa iOS 14 di iPhone 6s Plus yang secara mengesankan masih berjalan dengan cukup mulus. Meski begitu, saya mendapati lag saat melakukan tugas-tugas tertentu. Contohnya saat saya menandai banyak foto untuk dikirim lewat WhatsApp atau mengirim foto lewat email.

Terlepas dari beberapa fitur iOS 14 yang sudah ada di Android sebelumnya, sekali lagi kemasan Apple itu berbeda dan pengalaman pengguna yang disuguhkan pun tak sama. Saya pikir tidak ada yang lebih baik, baik Android atau iOS punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

OPPO Resmikan ColorOS 11, Bakal Tersedia di 28 Perangkat

Baru beberapa hari setelah Google meluncurkan Android 11 secara resmi, OPPO langsung tancap gas dengan menyediakan versi public beta dari ColorOS 11 untuk Find X2 dan Find X2 Pro.

Sebentar, di mana ColorOS 8, 9, dan 10? Tidak ada, dan OPPO sebenarnya punya maksud baik. Daripada dibuat bingung seperti sebelumnya – ColorOS 7, tapi versi Android-nya 10 – sekarang konsumen bisa langsung tahu bahwa ColorOS 11 memakai Android 11 sebagai basisnya.

Persoalan nama sudah beres, saatnya membahas fitur dari ColorOS 11. Selain sebagian besar fitur yang Android 11 hadirkan, ColorOS 11 tentu juga menawarkan beberapa pembaruan lainnya.

Di ColorOS 11, tema utamanya pada dasarnya adalah kustomisasi. Hampir semua dari bagian tampilan ColorOS 11 dapat dikustomisasi oleh pengguna. Wallpaper misalnya, pengguna dapat menciptakan wallpaper sendiri dengan corak yang beraneka ragam hanya dengan menjepret foto, lalu membiarkan algoritma mendeteksi warna-waran yang terkandung dalam foto tersebut.

Bahkan fitur Dark Mode di ColorOS 11 pun bisa dikustomisasi lebih lanjut. Total ada tiga opsi skema warna gelap yang ditawarkan pada ColorOS 11: gelap total, gelap agak kebiruan, dan gelap agak abu-abu. Semuanya dengan tingkat kontras yang berbeda yang dapat disesuaikan dengan selera masing-masing, serta dapat dijadwalkan untuk aktif secara otomatis.

Juga menarik adalah kustomisasi terhadap fitur always-on display. Pengguna pada dasarnya bisa menciptakan sendiri corak-corak menarik yang akan ditampilkan pada lock screen, atau bisa juga sebatas menampilkan namanya. Bahkan fitur yang sebelumnya masih berstatus eksperimental, seperti misalnya Ringtone Maker, kini sudah diintegrasikan secara penuh ke ColorOS 11.

Selain soal tampilan, ColorOS 11 tentu juga membawa peningkatan fungsionalitas. Satu fitur baru yang paling menarik kalau menurut saya adalah Three-Finger Translate, yang merupakan hasil kolaborasi OPPO dengan Google langsung. Fitur ini pada dasarnya menggabungkan kemudahan mengambil screenshot menggunakan tiga jari pada ColorOS dengan fitur pendeteksian teks dan terjemahan milik Google Lens.

Jadi semisal Anda sedang membuka situs dalam bahasa asing yang tidak Anda pahami, cukup usap layar menggunakan tiga jari, lalu pilih opsi baru bertuliskan “Translate” di bawah. Dari situ Google Lens akan langsung mendeteksi teksnya, lalu menampilkan hasil terjemahannya.

ColorOS 11 juga menjanjikan peningkatan dari sisi smoothness, terutama pada perangkat yang mengemas layar 120 Hz seperti seri Find X2. Teknologi UI First yang mereka kembangkan sudah di-upgrade lebih jauh lagi pada ColorOS 11, dan hasilnya adalah pemanfaatan RAM hingga 45% lebih efisien, serta peningkatan responsivitas sebesar 32% dan frame rate 17%.

ColorOS 11 3-Finger Translate

Terakhir, ada fitur bernama Battery Guard yang menurut OPPO terinspirasi oleh kekhawatiran berlebih pengguna smartphone di tanah air terhadap ‘kesehatan’ baterai milik perangkatnya masing-masing. Fitur ini sejatinya memanfaatkan AI untuk mempelajari kebiasaan charging pengguna, dengan tujuan untuk mengoptimalkan prosesnya dan menghindarkan perangkat dari skenario-skenario buruk yang mungkin timbul akibat tegangan listrik yang kurang stabil.

Jadi kalau misalnya pengguna rutin mengisi ulang perangkat di malam hari selagi tidur, proses charging akan dihentikan dengan sendirinya saat sudah mencapai 80% dari kapasitas total. Barulah saat pengguna sudah bangun, charging akan kembali dilanjutkan. Dengan begitu, pengguna bisa lebih diyakinkan bahwa perangkat tidak mungkin terkena risiko overcharging karena dicolok semalaman.

Oke, semua itu terdengar menarik, tapi mungkin pertanyaan yang lebih penting adalah, apakah smartphone yang saya pakai bakal kebagian? Kabar baiknya, OPPO sudah menjadwalkan total ada 28 perangkat secara global yang akan menerima update ColorOS 11 sampai kuartal kedua tahun depan. Berikut timeline lengkapnya:

  • Mulai 14 September: Find X2, Find X2 Pro, Find X2 Pro Automobili Lamborghini Edition
  • Mulai 30 September: Reno3, Reno3 Pro, F17 Pro
  • Mulai Oktober: Reno4 Pro 5G
  • Mulai November: Reno4 5G, Reno4 Pro
  • Mulai Desember: Reno4, F11, F11 Pro, F11 Pro Marvel’s Avengers Limited Edition, A9, A92, A72, A52
  • Mulai kuartal pertama 2021: Reno 10x Zoom, Reno2, Reno2 F, Reno2 Z, Reno3 Pro 5G, A91, F15
  • Mulai kuartal kedua 2021: Reno, Reno Z, A5 2020, A9 2020

Google Merilis Pembaruan Android 11 Versi Stabil, Ini Fiturnya

Google akhirnya meluncurkan versi stabil dari OS Android 11 terbarunya untuk smartphone Google Pixel, meliputi Pixel 2, 3, 3A, 4, dan 4A. Pembaruan dapat diunduh lewat Settings > System > Advanced > System update atau mengunduh factory images di sini dan full OTA images di sini.

Setelah pengumuman Google, sejumlah produsen smartphone bergerak cepat merilis pembaruan Android 11 mereka sendiri yaitu OnePlus, OPPO, Realme, dan Xiaomi. Namun bukan versi stabil, melainkan Android 11 versi open beta dan perangkat yang didukung sebagai berikut.

  • OnePlus 8, OnePlus 8 Pro
  • Oppo Find X2, X2 Pro, Reno3, Reno3 Pro
  • Realme X50 Pro
  • Xiaomi Mi 10, Mi 10 Pro

Android 11 hadir dengan sejumlah fitur baru, seperti Bubbles yang menampung chat terbaru dari semua aplikasi perpesanan yang kita gunakan. Notifikasi dari aplikasi perpesanan juga dikelompokkan sendiri.

Selain itu, Android 11 juga dilengkapi fitur screen recorder baru, menu tombol power dan kontrol media dirombak, hingga opsi pembayaran cepat dengan NFC. Lalu di sisi privasi, Android 11 membawa dua fitur baru.

Pertama sekarang kita bisa memberikan akses untuk izin ke aplikasi satu kali. Dengan begitu, kita tidak perlu khawatir dan menonaktifkan izin aplikasi secara manual. Kedua bila suatu aplikasi sudah lama tidak digunakan, sistem akan secara otomatis mencabut izinnya sehingga tidak bisa mengakses data di latar belakang.

Google juga meningkatkan jumlah pembaruan keamanan dan privasi ke perangkat kita lewat Google Play, sehingga tidak perlu menunggu pembaruan OS. Untuk pengguna Android Enterprise, Android 11 menyediakan profil kerja baru yang memungkinkan departemen TI mengelola perangkat tanpa mengakses informasi profil pribadi.

Sumber: GSMArena

Google Merilis Android 11 Beta 1.5, Fokus Perbaiki Beberapa Bug

Google telah merilis Android 11 Beta 1 pada awal bulan Juni lalu. Sejumlah fitur baru yang dibawa termasuk ‘bubble menu‘ yang mirip seperti Facebook chat head, menu power baru, pembaruan untuk Pixel Launcher dengan ikon baru untuk home screen seperti Pebble, Tapered Rectangle, dan Vessel, serta kontrol pemutaran musik dapat disematkan di notifikasi, dan banyak lagi.

Kini Google telah merilis Android 11 Beta 1.5 dengan nomor build RPB1.200504.020. Factory images telah siap diunduh, bila Anda tidak suka menunggu update secara OTA (over-the-air), Anda tetap bisa menginstalnya secara manual.

Tentunya Android 11 Beta ini tersedia bagi pengguna smartphone Google Pixel seperti Pixel 2, 3, 3a, dan 4 yang telah terdaftar dalam program Android Beta. Program ini cocok untuk diikuti para developer, untuk keperluan testing, atau pengguna umum yang doyan ngoprek.

Salah satu bug yang ditemukan pada Android 11 Beta 1 adalah pengguna tidak bisa melakukan pembayaran tanpa melalui Google Play Store. Google telah memperbaiki bug tersebut pada update kali ini, beserta bug lain seperti memperbaiki reboot crash saat menggunakan navigasi berbasis gesture untuk berpindah aplikasi dalam orientasi yang berbeda dan bug yang terkait dengan eSIM pada smartphone Pixel 3 dan 3a.

Saat ini sistem operasi Android 11 masih dalam pengembangan aktif. Jadi, sangat wajar bila sistem dan aplikasi di Android 11 Beta 1.5 mungkin tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bagi pengguna umum, kita tunggu saja sampai Google merilis versi final Android 11 dan dioptimasi lagi oleh brand smartphone sebelum akhirnya tiba di smartphone kita.

Sumber: GSMArena