Berbekal Drone dan Ruang Kargo Otomatis, Mercedes-Benz Vision Van Adalah Mobil Pengiriman Masa Depan

Mobil konsep, apalagi di era mobil elektrik dan mobil tanpa sopir ini, seringkali berwujud sedan mewah dengan kabin super-lega layaknya sebuah lounge berjalan. Namun Mercedes-Benz baru-baru ini mencoba melakukan hal yang berbeda. Mereka ingin menunjukkan bagaimana kemajuan teknologi otomotif bisa diterapkan pada mobil untuk kebutuhan komersial.

Di bidang ini, tipe mobil yang paling populer adalah van, terutama di industri logistik. Dijuluki Vision Van, konsep besutan Mercy ini tidak cuma mengandalkan motor elektrik sebagai nilai jual utamanya, tetapi juga konektivitas dan otomatisasi di berbagai aspek.

Penerapan teknologi elektrik menjadikan ruang kargo dalam Vision Van lebih lega ketimbang van seukurannya, mengingat bagian dasarnya benar-benar rata dan bagian depannya bisa dipendekkan karena tak perlu lagi dihuni oleh mesin. Ruang kargo yang lebih lega saja sebenarnya sudah merupakan nilai plus untuk perusahaan logistik, tapi Mercedes-Benz tidak mau berhenti sampai di situ saja.

Loading barang pada Mercedes-Benz Vision Van dikendalikan dari jauh dengan sistem berbasis cloud / Daimler
Loading barang pada Mercedes-Benz Vision Van dikendalikan dari jauh dengan sistem berbasis cloud / Daimler

Pada ruang kargonya, Mercy telah menyematkan sistem akomodasi barang yang bisa diotomatisasi. Loading barang bisa dilakukan secara lebih mudah dan lebih cepat berkat kemampuan sistem untuk menata barang-barang di atas rak secara otomatis, lalu mengeluarkannya kembali tanpa bantuan seseorang.

Semua ini bisa dikontrol dari kejauhan dengan mengandalkan konektivitas cloud, dan lagi perusahaan logistik juga bisa mengintegrasikannya ke sistem mereka sendiri.

Setelah mengerjakan tugasnya, drone akan kembali ke 'rumahnya' di atap Mercedes-Benz Vision Van / Daimler
Setelah mengerjakan tugasnya, drone akan kembali ke ‘rumahnya’ di atap Mercedes-Benz Vision Van / Daimler

Lebih lanjut, Mercedes turut membekali Vision Van dengan sepasang drone yang masing-masing sanggup menggotong objek berbobot 2 kilogram dan mengantarkannya hingga sejauh 10 kilometer. Drone ini dimaksudkan untuk menjangkau area dimana mobil tidak diperbolehkan masuk, atau sekadar mempermudah pekerjaan petugas pengiriman saat tiba di tujuan.

Mercedes-Benz Vision Van ini merupakan bagian dari strategi baru bernama adVANce, dimana pabrikan asal Jerman tersebut ke depannya tidak mau sekadar menjadi produsen mobil saja, tetapi juga penyedia sistem inovatif seperti ini untuk industri.

Sumber: Digital Trends.

Tesla Perkenalkan Varian Baru Model S dengan Jarak Tempuh dan Akselerasi Fenomenal

Pionir mobil elektrik komersial Tesla Motors baru-baru ini memperkenalkan varian baru dari salah satu sedan elektrik terpopuler di industri otomotif, Model S. Mengusung label P100D, varian ini punya jarak tempuh dan akselerasi yang fenomenal.

Sedikit penjelasan soal huruf dan angka tersebut: “P” menandakan “Performance”, sedangkan “D” berarti motor elektrik yang digunakan ada dua yaitu di depan dan di belakang. Angka “100” sendiri mengindikasikan kapasitas baterainya, yakni 100 kWh.

Kapasitas baterai yang lebih besar otomatis berdampak pada jarak tempuh mobil. Pada kenyataannya, Tesla Model S P100D adalah mobil elektrik komersial pertama yang bisa menempuh jarak lebih dari 600 km dalam satu kali charge.

Efisiensi daya sehebat itu ternyata juga dibarengi dengan dongkrakan performa. Akselerasi dari 0 – 100 km/jam dapat dicapai P100D dalam waktu 2,5 detik dalam mode Ludicrous. Menurut klaim Tesla, angka ini menjadikan P100D sebagai mobil komersial tercepat ketiga setelah LaFerrari dan Porsche 918 Spyder yang dua-duanya berharga selangit dan diproduksi secara terbatas.

Tidak cuma Model S, SUV Model X juga kebagian varian P100D. Kasusnya sama, jarak tempuhnya meningkat menjadi 542 km dalam satu kali charge, sedangkan akselerasinya naik menjadi 2,9 detik untuk 0 – 100 km/jam.

Menariknya, Tesla menawarkan opsi upgrade kepada para pemilik varian P90D seharga $20.000. Seandainya mereka telah memesan P90D tapi mobil belum dikirim, upgrade ke varian P100D bisa ditebus seharga $10.000.

Sumber: Tesla Motors.

Delphi dan Mobileye Kembangkan Sistem Kemudi Otomatis untuk Mobil Komersial

Belakangan ini industri otomotif disemarakkan oleh rencana ambisius pabrikan-pabrikan yang berkaitan dengan teknologi kemudi otomatis. Uber mengumumkan bahwa mereka siap mengoperasikan armada mobil tanpa sopir mulai bulan ini juga; sedangkan Ford punya rencana untuk merilis mobil tanpa sopir, tanpa setir dan tanpa pedal gas di tahun 2021.

Kini kabar terbaru datang dari dua pemasok komponen teknologi otomotif kenamaan, yakni Delphi dan Mobileye. Keduanya telah memutuskan untuk bekerja sama mengembangkan sistem yang benar-benar bisa menyetir dengan sendirinya tanpa perlu diawasi oleh seorang pengemudi, dan rencananya akan ditawarkan ke pabrikan mulai tahun 2019.

Yup, sepertinya kita bisa menjumpai mobil tanpa sopir murni dua tahun lebih awal ketimbang inisiatif Ford. Menurut penjelasan Delphi dan Mobileye, sistem yang mereka kembangkan akan memenuhi standar kemudi otomatis Level 4 seperti yang ditetapkan Society of Automotive Engineers (SAE).

Ini merupakan standar yang sama yang menjadi rujukan Ford, dimana sistem dapat mengendalikan mobil secara penuh di berbagai kondisi jalanan, tapi tentunya dengan catatan ada lampu hijau dari pemerintah daerah. Seandainya regulasi tidak dilanggar, mobil bisa bergerak dengan sendirinya tanpa perlu ada seorang sopir di balik lingkar kemudi.

Dijelaskan pula bahwa sistem yang digunakan akan mengandalkan radar dan kamera, plus LIDAR sebagai pelengkap. Formula ini diyakini bisa menekan ongkos produksi, sehingga biaya upgrade yang diperlukan kemungkinan hanya berkisar ribuan dolar. Faktor ini penting mengingat sistem buatan Delphi dan Mobileye ini nantinya bisa dipasangkan ke beragam jenis mobil, mulai dari hatchback sampai SUV.

Untuk mengobati rasa penasaran, Delphi dan Mobileye berencana untuk mendemonstrasikan sistem besutannya pada event Consumer Electronics Show 2017 pada bulan Januari mendatang, disusul oleh tahap pengujian di jalanan. Lagi-lagi sepertinya teknologi otomotif bakal menjadi salah satu topik terhangat di CES…

Sumber: The Verge dan Delphi.

Sony Luncurkan Head-Unit Mobil yang Kompatibel dengan Android Auto dan Apple CarPlay Sekaligus

Android Auto dan Apple CarPlay sudah berjalan selama sekitar dua tahun, akan tetapi jumlah mobil yang mendukungnya masih tergolong terbatas. Sebagian pabrikan lebih memilih Android Auto dengan alasan tersendiri, sebagian lain memilih CarPlay, sedangkan sisanya lebih nyaman menggunakan sistem buatan sendiri.

Namun yang selalu menjadi pertanyaan terpenting adalah, apakah kita harus membeli mobil baru untuk bisa menikmati salah satu dari sistem infotainment berbasis ponsel tersebut? Tidak. Sekarang kita sudah bisa membeli aftermarket head-unit yang menawarkan kompatibilitas dengan Android Auto atau Apple CarPlay sekaligus.

Sony XAV-AX100 adalah salah satunya. Perangkat ini memanfaatkan konektivitas Bluetooth untuk tersambung ke ponsel Android atau iPhone, sebelum akhirnya menampilkan interface Android Auto atau CarPlay pada layar sentuh 6,4 incinya yang beresolusi 800 x 480.

Sony XAV-AX100 ketika digunakan untuk Android Auto / Sony
Sony XAV-AX100 ketika digunakan untuk Android Auto / Sony

Kenop volume dan sejumlah tombol lain di sisi kiri layar dimaksudkan supaya pengemudi tetap bisa menavigasikan perangkat dengan cara yang lebih mudah ketimbang harus teralihkan perhatiannya dari lingkar kemudi dan menyentuh layar. Cara lain yang lebih efektif lagi adalah dengan menggunakan perintah suara.

Sebagai sebuah head-unit standar, XAV-AX100 dilengkapi fitur Extra Bass dan Dynamic Stage Organizer guna mengoptimalkan reproduksi suara. Perangkat juga bisa disambungkan dengan amplifier eksternal seandainya pengguna cukup fanatik soal sound system mobilnya.

Sony rencananya akan memasarkan XAV-AX100 di Amerika mulai akhir bulan November mendatang seharga $500. Sayangnya sejauh ini belum ada informasi apakah Sony juga akan merilisnya di wilayah lain.

Sumber: Sony dan TechCrunch.

Ford Bermisi Luncurkan Mobil Tanpa Sopir, Tanpa Setir dan Tanpa Pedal Gas di Tahun 2021

Baru-baru ini, beredar kabar bahwa Uber siap mengoperasikan armada mobil tanpa sopir mulai bulan ini juga. Kendati demikian, teknologi dan regulasi yang ada sekarang masih mewajibkan kehadiran seseorang di balik lingkar kemudi seandainya terjadi apa-apa.

Lima tahun lagi, situasinya bisa benar-benar berbeda jika melihat visi yang diungkapkan Ford. Pabrikan otomotif asal AS tersebut berharap bisa meluncurkan mobil tanpa sopir murni pada tahun 2021. Maksud kata “murni” adalah mobil tersebut tidak akan dilengkapi setir maupun pedal gas dan rem.

Rencananya, Ford akan menawarkan mobil tanpa sopirnya tersebut ke perusahaan ride sharing terlebih dulu sebelum ke publik secara umum. Apakah Uber termasuk salah satunya? Tidak ada yang tahu, apalagi mengingat pionir layanan ride sharing tersebut sudah punya mobil tanpa sopirnya sendiri.

Meski kedengaran ambisius, visi Ford didasari oleh lebih dari 10 tahun pengalaman mengembangkan sistem kemudi otomatis / Ford
Meski kedengaran ambisius, visi Ford didasari oleh lebih dari 10 tahun pengalaman mengembangkan sistem kemudi otomatis / Ford

Guna mewujudkan visinya, Ford mengajak empat startup untuk berkolaborasi: Velodyne, SAIPS, Nirenberg Neuroscience dan Civil Maps. Masing-masing punya spesialisasi yang amat krusial dalam pengembangan sistem kemudi otomatis, seperti LIDAR, computer vision, machine learning dan pemetaan digital.

Pada kenyataannya, Ford sendiri sempat mendemonstrasikan bagaimana mobil tanpa sopirnya bisa melihat dan bergerak di kegelapan dengan hanya mengandalkan teknologi LIDAR dan pemetaan 3D.

Langkah lain yang juga akan diambil adalah meningkatkan jumlah armada mobil tanpa sopir yang diuji di jalanan sebanyak tiga kali lipat. Ford juga sedang dalam tahap pembangunan dua bangunan baru di kawasan Silicon Valley yang diharapkan bisa mempercepat proses riset dan pengembangan mobil tanpa sopirnya.

Sumber: Ford.

Uber Siap Operasikan Armada Mobil Tanpa Sopir Bulan Ini Juga

Sudah bukan rahasia apabila Uber tengah gencar mengembangkan mobil tanpa sopir. Terakhir kita tahu, mereka sudah mulai mengujinya di jalanan kota Pittsburgh. Kini muncul kabar bahwa Uber sudah siap mengoperasikan armada mobil tanpa sopirnya mulai bulan ini.

Kota yang dituju pertama kali lagi-lagi adalah Pittsburgh, tidak kaget mengingat di sanalah sentra R&D mobil tanpa sopir Uber berada. Dalam wawancara bersama Bloomberg, CEO Uber, Travis Kalanick, mengungkapkan rencananya untuk mengutus sekitar 100 mobil tanpa sopir guna menjemput dan mengantarkan penumpang secara cuma-cuma di kota tersebut.

Mobil yang akan digunakan berbeda dari prototipe yang diungkap di bulan Mei kemarin. Di sini Uber telah memodifikasi SUV Volvo SC90 dengan perlengkapan yang esensial untuk sistem kemudi otomatis, termasuk halnya sebuah komputer canggih di bagian bagasi untuk merekam semua data peta dan perjalanan.

Penumpang di kota Pittsburgh yang dijemput dengan mobil tanpa sopir Uber tidak akan dikenakan biaya / Bloomberg
Penumpang di kota Pittsburgh yang dijemput dengan mobil tanpa sopir Uber tidak akan dikenakan biaya / Bloomberg

Tidak seperti Google yang mengembangkan mobil tanpa sopirnya sendiri, Uber lebih memilih untuk memakai mobil komersial lalu menyematkan sistem kemudi otomatis ke dalamnya. Ini juga yang menjadi latar belakang di balik akuisisinya terhadap sebuah startup bernama Otto di bulan Mei lalu.

Otto yang didirikan oleh sejumlah mantan enginner Google tersebut bergerak di bidang sistem kemudi otomatis untuk truk. Teknologi yang mereka kembangkan bisa dipasangkan pada truk komersial, menghadirkan sistem semacam LIDAR sebagai fondasi kemudi otomatisnya.

Namun Uber tidak akan melepas mobil-mobil tersebut tanpa pengawasan begitu saja. Setiap mobil akan diisi oleh seorang engineer yang bertugas untuk mengambil alih kemudi setiap kali dirasa perlu, plus seorang co-pilot yang akan mengobservasi dan membuat catatan selama perjalanan.

Ya, seandainya inisiatif Uber ini sudah sampai dalam tahap final, sepertinya merupakan berita buruk bagi para pengemudi Uber. Di saat yang sama, armada mobil tanpa sopir Uber ini juga membuka peluang lapangan kerja yang lebih luas untuk para engineer yang mahir di bidang navigasi, pemetaan, atau apapun yang berkaitan dengan sistem kemudi otomatis.

Sumber: TechCrunch dan Bloomberg.

Otomontir Hadirkan Layanan Perawatan Kendaraan Berbasis Aplikasi

Layanan on-demand di bidang otomotif baru-baru ini banyak diperbincangkan, setelah Go-Auto dan Montir hadir untuk pengguna di Jakarta. Isu kemacetan lalu-lintas dan efisiensi dirasa menjadi sebuah kesempatan bagi layanan tersebut untuk memiliki pangsa pasar. Hal ini turut melandasi lahirnya Otomontir, sebuah startup pengembang jasa perawatan kendaraan berbasis aplikasi.

Di bawah naungan PT Otomontir Kreasi Indonesia, layanan Otomontir saat ini telah siap memberikan pelayanan bagi pengguna di ibukota. Otomontir menawarkan jasa layanan penggantian oli mesin, pemeriksaan pada sistem rem, kelistrikan, lampu kendaraan, pendinginan mesin, kondisi ban, hingga perbaikan saringan udara.

Bagi pengguna yang ingin melakukan perbaikan menggunakan jasa Otomontir bisa dilakukan di mana saja, baik di rumah, kantor ataupun kampus. Layanan yang menghindarkan konsumen dari antrian di bengkel ini resmi akan meluncur pada 17 Agustus 2016. Otomontir sendiri baru menyediakan layanan untuk pengguna Android, sedangkan aplikasi versi iOS masih dalam tahap pengembangan.

Menjembatani keterampilan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Salah satu hal unik yang ingin didayakan melalui Otomontir ialah para pekerja bengkel yang diadopsi dari lulusan SMK bidang otomotif yang telah terlatih dan terpilih. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk meminimalkan pengangguran dari lulusan SMK. Benar saja, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), lulusan SMK (terutama yang tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi) lebih rentan menjadi pengangguran.

Data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi terjadi pada bulan Februari 2016,sebesar 9,84 persen, atau  mengalami kenaikan 0,79 persen di periode yang sama (Februari 2015). Hal ini disebabkan oleh daya saing dan kualitas lulusan yang masih rendah. Terdapat kesenjangan antara sistem belajar dan kerja praktik, dengan tantangan yang ada di dunia kerja nyata.

Melalui proses perekrutan dan pelatihan dasar otomotif, lulusan SMK tersebut diberi kesempatan untuk mencoba kemampuan mereka di dunia lapangan kerja sesungguhnya. Mereka yang lolos seleksi, akan menjadi mitra Otomontir dan memiliki kesempatan membuka jaringan untuk dirinya yang lebih luas.

Para lulusan SMK tersebut tidak saja memperoleh pendapatan berupa uang semata, tetapi mereka juga mendapat ilmu terapan baru, jaringan relasi dengan konsumen untuk membuka kesempatan dalam mengembangkan diri mereka.

Application Information Will Show Up Here

Audi Kembangkan Sistem Suspensi Adaptif yang Bisa Meregenerasi Energi Listrik

Regenerasi energi punya peran besar di ranah otomotif, apalagi mengingat perkembangan industri kini sedang mengarah ke mobil elektrik. Audi baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk mengimplementasikan sistem suspensi baru yang dapat mewujudkan konsep regenerasi energi listrik pada mobil.

Prototipe sistem suspensi bertajuk eROT ini memanfaatkan peredam berbasis putaran elektromekanik ketimbang hidrolis seperti yang ada pada sistem suspensi tradisional. Menurut salah satu pimpinan teknisi Audi; setiap lubang jalan, gundukan dan tikungan yang dilalui mobil akan menghasilkan energi kinetis. Energi ini akan diserap oleh sistem berbasis hidrolis, sedangkan inovasi terbaru Audi akan meneruskan energi tersebut ke DC converter.

Output daya listrik yang dihasilkan cukup signifikan. Berdasarkan pengujian Audi, sistem ini bisa menciptakan listrik sebesar 3 watt saat melaju di jalanan yang baru saja diaspal. Namun saat beralih ke jalanan yang sedikit bergelombang, regenerasi listriknya mencapai angka 613 watt.

Selain mampu menyumbang suplai daya listrik, sistem suspensi eROT juga bisa meningkatkan kenyamanan pengendara berkat karakteristik komponen peredam yang bisa diubah-suai via software. Sederhananya, sistem suspensi ini akan aktif beradaptasi dengan kondisi jalan dan gaya mengemudi.

Namun sebelum eROT bisa terealisasi, Audi harus lebih dulu mematangkan sistem elektrik 48-volt mereka. Sistem ini rencananya akan diimplementasikan mulai tahun depan, dan dari situ eROT juga bisa semakin ditingkatkan efisiensinya.

Sumber: Audi.

Karma Revero, Penantang Baru Tesla dengan Desain Sporty dan Atap Panel Surya

Perjalanan Fisker Automotive tidak semulus yang bisa kita bayangkan jika melihat latar belakang pendirinya, Henrik Fisker. Beliau adalah desainer mobil-mobil ikonik macam BMW Z8 dan Aston Martin DB9, dan di tahun 2007, Fisker memutuskan untuk mendirikan perusahaan otomotif di bawah namanya sendiri.

Hanya 6 tahun sejak didirikan, Fisker Automotive akhirnya bangkrut di tahun 2013. Aset-asetnya kemudian dibeli oleh perusahaan asal Tiongkok, Wanxiang, dimana mereka memutuskan untuk mengecap brand baru dan membentuk divisi kepemimpinan baru demi meneruskan kiprah Fisker.

Fisker kini telah resmi berganti nama menjadi Karma, diambil dari nama mobil pertama yang diciptakan oleh Fisker. Belum lama ini, mereka mengumumkan mobil perdananya, Karma Revero. Jika melihat gambarnya, mobil ini bisa dikatakan sebagai Fisker Karma yang bangkit dari kubur.

Atap Karma Revero merupakan panel surya / Karma Automotive
Atap Karma Revero merupakan panel surya / Karma Automotive

Desainnya tidak berubah banyak dari Fisker Karma, masih seksi dan sporty dengan lekukan-lekukan yang amat khas. Perombakan besarnya justru terjadi di dalam, tepatnya pada teknologi yang mempersenjatai Karma Revero ini.

Satu yang paling menarik perhatian adalah bagian atap mobil yang telah ditanami panel surya. Karma mengklaim komponen ini cukup untuk memasok tenaga pada mobil – secara utuh atau sekadar melengkapi daya listrik dari charger konvensionalnya masih belum ada yang tahu.

Sistem infotainment Karma Revero mengandalkan UI yang simpel, intuitif sekaligus elegan / Karma Automotive
Sistem infotainment Karma Revero mengandalkan UI yang simpel, intuitif sekaligus elegan / Karma Automotive

Di samping itu, Revero juga akan dibekali dengan sistem infotainment yang diklaim simpel sekaligus intuitif. Kalau melihat gambarnya, Karma lebih memilih layar sentuh berukuran standar ketimbang yang berukuran masif seperti milik Tesla.

Semua ini akan diungkap secara lebih mendetail saat Karma Revero diluncurkan secara resmi pada tanggal 8 September mendatang. Masuk kategori sport, kemungkinan banderol harganya bisa mencapai angka $100.000.

Jangan lupa tonton uji coba yang dilakukan oleh Wired di bawah ini.

Sumber: TechCrunch.

Montir Sajikan Layanan On-Demand di Bidang Otomotif

Sebuah layanan on-demand di bidang otomotif, Montir hadir menjadi one-stop-platform untuk jasa perawatan mobil yang menyediakan berbagai jenis layanan. Mulai dari layanan servis, ganti oli, tune-up, cuci mobil hingga layanan emergency seperti jump-start mobil dan ganti ban serep siap diakomodir. Konsep startup ini mirip dengan layanan Go-Auto yang baru-baru ini diperkenalkan oleh Go-Jek.

Montir sendiri didirikan oleh Mikhail Laurus dan rekan. Mereka melihat peluang bisnis on-demand cukup menjanjikan, terutama di bidang otomotif cukup. Setelah dirumuskan dengan baik seputar konsep bisnis, Montir resmi meluncur pada 1 Juli kemarin. Untuk saat ini layanan Montir bisa digunakan dengan melalui platform Andorid.

Disampaikan oleh sang CEO, Mikhail Laurus, bahwa Montir mencoba menjadi pelopor untuk layanan on-demand perawatan mobil di Indonesia. Tidak hanya waktu yang coba dipangkas dengan teknologi dan aplikasi, Montir mencoba memberikan layanan yang lebih hemat dari bengkel konvensional.

“Moto kami adalah memberikan layanan dengan kualitas tinggi seperti bengkel authorized, tetapi dengan harga non-authorized. Customer service juga adalah top priority kami di mana semua montir kami akan melakukan yang terbaik dari segi ketepatan waktu dan juga service quality,” ujar Mikhail kepada DailySocial.

Saat ini, di hampir satu bulan kemunculannya, “Waterless Wash & Wax” menjadi fitur unggulan dari Montir. Layanan tersebut merupakan layanan cuci mobil yang bisa dilakukan di mana saja, seperti rumah, perkantoran maupun apartemen.

Nano Ceramic Coating, salah satu layanan Montir
Nano Ceramic Coating, salah satu layanan Montir

“Tantangan Montir saat ini adalah untuk mengganti mindset customer bahwa semua hal yang berhubungan dengan mobil harus dilakukan di bengkel atau workshop. Riset kami membuktikan bahwa lebih dari 90% maintenance (bukan perbaikan) mobil bisa dilakukan di lokasi customer secara efisien. Hal ini juga termasuk cuci mobil, detailing dan coating. Dengan adanya mindset ini saja, Montir bisa menghemat waktu dan dompet customer,” terang Mikhail.

Di tahun 2016 Mikhail menuturkan bahwa Montir tengah fokus untuk melakukan beberapa hal untuk memperbaiki kualitas layanan, seperti merambah platform lain seperti web dan iOS. Pihaknya juga terus melakukan pengembangan fitur dan produk sejalan dengan makin banyaknya peminat. Selain itu perluasan wilayah juga menjadi target bisnis di tahun ini. Jika saat ini Montir baru melayani wilayah Jakarta saja, setidaknya catatan akhir tahun ini Montir diharapkan bisa beroperasi di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya.

Application Information Will Show Up Here