GoTo Umumkan Kinerja Q2 2024: Pendapatan Naik 39 Persen, Kerugian Turun 95 Persen

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mengumumkan kinerja keuangan kuartal kedua tahun 2024 dengan sejumlah pencapaian. Grup mencatat peningkatan Gross Transaction Value (GTV) inti sebesar 54% YoY, mencapai Rp63,2 triliun, sementara pendapatan bruto tumbuh 39% YoY menjadi Rp4,3 triliun.

Rugi EBITDA yang disesuaikan dilaporkan menurun drastis sebesar 95% YoY menjadi Rp48 miliar, dinilai menunjukkan langkah yang tepat untuk mencapai target impas EBITDA untuk tahun buku 2024.

Group CEO GoTo Patrick Walujo menyatakan, “Pertumbuhan yang cepat di kuartal kedua menunjukkan strategi kami untuk fokus pada pasar massal telah tepat. Kami terus berkomitmen untuk mencapai EBITDA impas untuk tahun buku 2024.”

Kinerja segmen bisnis

  • On-Demand Services: Segmen ini mencatat rekor tertinggi sejak awal 2023 dengan peningkatan pesanan yang diselesaikan sebesar 20% YoY dan GTV tumbuh 14% YoY menjadi Rp15,5 triliun. Pendapatan bruto meningkat 17% YoY menjadi Rp3,4 triliun. Segmen ini berhasil mencatat EBITDA yang disesuaikan positif selama tiga kuartal berturut-turut.
  • Financial Technology: GTV inti segmen ini tumbuh 65% YoY mencapai Rp56,2 triliun. Pendapatan bruto meningkat 97% YoY menjadi Rp788 miliar. Nilai pinjaman yang disalurkan meningkat sekitar 3,5 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan aplikasi GoPay telah diunduh lebih dari 30 juta kali.

Group CFO GoTo Jacky Lo menambahkan, “Dengan pertumbuhan pengguna Gojek Plus yang dua kali lipat dan adopsi aplikasi GoPay yang semakin meluas, kami yakin berada di jalur yang tepat untuk mencapai target profitabilitas.”

Efisiensi dan pengelolaan biaya

Beban kas rutin tetap GoTo menurun 5% YoY menjadi Rp1,3 triliun. Pengurangan biaya ini didorong oleh efisiensi operasional dan pengelolaan beban usaha yang disiplin. GoTo juga mencatat posisi kas yang kuat dengan Rp22,0 triliun pada akhir Juni 2024.

GoTo juga menyatakan terus berkomitmen pada praktik terbaik terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Perusahaan meningkatkan jumlah armada kendaraan listrik roda dua sebesar 172% dan meluncurkan berbagai kemitraan serta produk baru untuk mitra.

Ke depan, GoTo berencana untuk terus fokus pada pengembangan bisnis Financial Technology dan On-Demand Services, dengan target mencapai EBITDA impas pada akhir tahun 2024.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Kondisi Keuangan GOTO Q1 2024 Membaik Setelah Lepas Tokopedia

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kinerja keuangan kuartal pertama 2024. Terdapat beberapa catatan menarik yang dapat disimak.

Pertama, dari sisi bottom line, GOTO mampu melanjutkan tren penurunan rugi bersih menuju profitabilitas. Rugi bersih atribusi entitas induk terpangkas hingga 78% menjadi Rp861,91 miliar dari sebelumnya Rp3,86 triliun. Penurunan rugi ini menjadi terendah sepanjang perusahaan didirikan sejak Desember 2015.

Sebagai perbandingan, Q1 2022 rugi atribusi GOTO sebesar Rp6,47 triliun. Q1 2021 rugi sebesar Rp1,81 triliun. Sementara, rugi GOTO dalam satu tahun sebesar Rp90,39 triliun akibat goodwill senilai Rp78,77 triliun.

Jika mengeluarkan penurunan nilai goodwill itu, sebenarnya rugi GOTO dari bisnis yang tercatat hanya Rp11,75 triliun (2023), turun 60,04% dari kerugian di tahun sebelumnya sebesar Rp29,4 triliun.

Kedua, dari sisi top line, pendapatan bersih meningkat 22% menjadi Rp4,07 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp3,33 triliun. Berikut rinciannya:

  • Pendapatan bruto lini on-demand tumbuh 12% menjadi Rp3,34 triliun, EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp246 miliar menjadi Rp166 miliar.
  • Pendapatan dari e-commerce service fee Rp110 miliar dari periode Februari-Maret 2024. Kini Tokopedia dicatatkan sebagai entitas asosiasi perseroan per 1 Februari 2024. Capaian ini dianggap menjanjikan, bersamaan dengan pemenuhan kepatuhan terhadap regulasi.
  • Pendapatan bruto dari lini fintech naik 57% menjadi Rp666 miliar. EBITDA yang disesuaikan menyusut sebesar 52% menjadi Rp248 miliar.

Dalam keterangan resmi, Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo menyampaikan sepanjang tahun lalu, pihaknya telah meletakkan landasan yang kuat serta menentukan strategi pertumbuhan dengan memperluas basis pengguna, memperdalam wallet share pengguna ekosistem, menurunkan beban operasional, serta memperkuat kemitraan dengan TikTok.

“Pada kuartal pertama 2024, kami telah mempercepat pelaksanaan strategi tersebut serta kembali melakukan investasi pada produk-produk andalan, yang hasilnya mulai terlihat di bulan Maret dan April 2024. Seiring implementasi strategi tersebut, kami berharap dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat di tahun ini, dan di saat yang sama tetap berkomitmen kepada tujuan profitabilitas yang telah kami tetapkan,” terang dia.

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo melanjutkan, pada Q1 2024 GOTO mencatatkan pertumbuhan top line kuat. Hal ini tercermin pada pertumbuhan GTV inti grup sebesar 32% dibandingkan tahun sebelumnya, serta pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 18%.

“Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga kami berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan pedoman EBITDA yang disesuaikan untuk tahun buku 2024. Kami akan tetap berinvestasi dengan hati-hati, mempertahankan pengelolaan beban usaha secara disiplin, seiring langkah mempertahankan pertumbuhan bisnis jangka panjang,” kata Lo.

GOTO secara konsolidasian memangkas kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar 89% menjadi Rp102 miliar. Disampaikan pencapaian ini berada dalam jalur yang tepat untuk memenuhi pedoman kinerja EBITDA yang disesuaikan impas untuk keseluruhan tahun buku 2024.

Kerugian EBITDA disesuaikan ini disebabkan oleh pelaksanaan rencana peningkatan investasi untuk ekspansi bisnis fintech GoTo, serta perlambatan yang disebabkan oleh kondisi musiman pada segmen on-demand services di bulan Januari dan Februari 2024.

“Faktor-faktor tersebut telah dipertimbangkan sebelumnya, dan GoTo tetap berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai pedoman kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan impas (break even) untuk keseluruhan tahun buku 2024.”

Dekonsolidasi GoTo Logistics

Grup GoTo juga telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi kepemilikannya terhadap bisnis pengiriman dan pemenuhan (fulfillment) pendukung Tokopedia yang berada di bawah GoTo Logistics. Pada saat penyelesaian transaksi tersebut, GoTo Logistics juga akan didekonsolidasi dari Grup GoTo.

Transaksi ini tidak akan berdampak kepada GoSend, layanan pengiriman konsumen-ke-konsumen yang pada saat ini tersedia melalui aplikasi Gojek yang merupakan bagian dari segmen bisnis On-Demand Services Grup GoTo.

Patrick menjelaskan GoTo Logistics memiliki bisnis yang berkaitan dengan layanan di Tokopedia, seperti pengiriman dan fulfilment. Operasional GoTo Logistics yang berkaitan dengan Tokopedia tersebut menurutnya akan kembali ke Tokopedia.

“Bagian kedua dari bisnis tersebut adalah yang tidak terkait dengan layanan Tokopedia, dan ini adalah bagian bisnis B2B yang akan tetap bersama GOTO,” kata Patrick dalam earning calls GOTO seperti dikutip dari Bisnis.com.

Selain itu, lanjut Patrick, dekonsolidasi ini juga tidak terkait dengan GoSend. Dia menjelaskan GoSend tidak pernah menjadi bagian dari GoTo Logistics dan merupakan bagian dari bisnis On-Demand Service GoTo.

“GoSend tidak pernah menjadi bagian dari GoTo Logistics. Itu [GoSend] selalu menjadi bagian dari bisnis ODS kami dan akan tetap bersama kami,” tutur Patrick.

Dekonsolidasi Tokopedia, GOTO Cetak Rugi Bersih Rp90,5 Triliun pada 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) merealisasikan EBITDA yang disesuaikan positif untuk pertama kalinya sebesar Rp77 miliar pada kuartal keempat. EBITDA yang disesuaikan positif di sepanjang 2023 tercatat menyusut 77% menjadi minus Rp3,6 triliun dari minus Rp16 triliun di 2022.

Berdasarkan laporan keuangan 2023, GOTO memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp14,7 triliun atau tumbuh 30% (YoY). Dirinci berdasarkan lini bisnisnya:

  • Pendapatan bruto lini On-demand tumbuh 4% menjadi Rp12,1 triliun (YoY); EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp4,7 triliun menjadi minus Rp219 miliar.
  • Pendapatan bruto lini E-commerce tumbuh 11% menjadi Rp9,1 triliun (YoY), EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp6,2 triliun menjadi minus Rp751 miliar.
  • Lini Fintech mencatat pertumbuhan terbesar pada pendapatan bruto dengan 15% menjadi Rp1,8 triliun; EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp3,2 triliun menjadi minus Rp1,5 triliun.
  • Pendapatan bruto Logistic turun 7% menjadi Rp2,1 triliun (YoY); EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp1 triliun menjadi minus Rp477 miliar.

Namun, GOTO masih merugi bersih hingga Rp90,5 triliun di sepanjang 2023 disebabkan pencatatan pembalikan nilai goodwill senilai Rp78,8 triliun dari dampak pelepasan kendali atas Tokopedia yang bergabung dengan TikTok. Kemudian, rugi usaha GOTO menyusut 66,1% menjadi Rp10,2 triliun dari posisi rugi Rp30,3 triliun di 2022.

Pihaknya menyatakan rugi bersih yang diakibatkan pembalikan nilai goodwill tersebut bersifat tidak berulang (non-recurring), nonkas, dan tidak berdampak kepada EBITDA yang disesuaikan maupun arus kas perseroan.

Dalam konferensi paparan kinerjanya, Selasa (19/3), CEO GOTO Patrick Walujo mengungkap bahwa perseroan mengawali 2023 dengan masalah yang signifikan, utamanya bakar uang yang sangat besar sehingga mengakibatkan kerugian Rp16 triliun untuk EBITDA yang disesuaikan pada 2022.

“Jika melihat estimasi [pengamatan] pasar, runway kami hanya tersisa satu setengah tahun. Untuk itu, kami tetapkan target untuk mendorong EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV 2023. Sepanjang tahun itu juga kami melihat persaingan industri e-commerce semakin kompetitif. Upaya kami untuk mengejar profitabilitas dan mengurangi insentif mungkin tidak dapat terealisasi secepat itu. Artinya, [proyeksi] pertumbuhan dan pangsa pasar Tokopedia merosot karena pesaing punya dana lebih besar untuk bisa bertumbuh,” papar Patrick.

Pelepasan kendali saham GOTO atas Tokopedia dimaksudkan untuk menekan bakar uang dan menjadikannya arus kas yang positif lewat kemitraan dengan TikTok. Dengan pelepasan kendali saham atas Tokopedia, GOTO akan memperoleh pendapatan dari biaya layanan e-commerce yang akan tercatat per 1 Februari 2024.

“Ringkasnya, pada tahun 2023, kami membangun basis operasional yang kokoh, mencapai profitabilitas EBITDA yang disesuaikan pada kuartal keempat, sambil memperdalam kemitraan kami dengan Bank Jago dan TikTok.”

Rencana buyback saham

Sejalan dengan perbaikan arus kas dan kinerja di 2023, GOTO juga mengungkap akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham maksimal $200 juta (sekitar Rp3,1 triliun).

Rencana tersebut telah disetujui oleh dewan direksi GOTO beberapa hari lalu. Namun, realisasinya akan bergantung pada persetujuan regulator dan pemegang saham yang akan diselenggarakan dalam RUPST mendatang.

“Posisi kas kami kuat, dan kami yakin akan kemampuan kami untuk terus meningkatkan arus kas kami. Program pembelian kembali ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan nilai pemegang saham dengan tetap menjaga kehati-hatian dalam alokasi modal,” ujar CFO GOTO Jacky Lo, dalam kesempatan sama.

Dengan alokasi modal baru yang tengah disusun ini, GOTO menyebut akan fokus mengakselerasi pertumbuhan sambil mempertahankan strategi efisiensi pada tahun ini. Dengan dekonsolidasi bisnis e-commerce, GOTO juga tidak perlu lagi mengucurkan investasi ke Tokopedia.

“Untuk itu, belanja modal di 2024 akan jauh lebih rendah dibandingkan pada 2022 dan 2023. Jadi dalam dua tahun terakhir, alokasi belanja modalnya kira-kira kurang dari Rp300 miliar per tahun.”

Application Information Will Show Up Here

GoTo: Pendapatan dari Biaya Layanan Tokopedia Dorong Pertumbuhan Kinerja 2024

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) memproyeksikan pendapatan dari biaya layanan e-commerce Tokopedia dapat berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangannya di 2024. Sembari kembali fokus pada bisnis inti di on-demand dan fintech, GoTo tetap bakal mengecap pemasukan usai tak lagi menjadi pemegang saham kendali Tokopedia.

Dalam kesepakatannya dengan TikTok, GoTo akan memperoleh pendapatan dari biaya layanan e-commerce Tokopedia secara kuartalan. Pendapatan dari biaya layanan e-commerce ini baru akan dicatat per 1 Februari 2024.

Chief Financial Officer GoTo Jacky Lo meyakini kontribusi pendapatan fee dari Tokopedia dapat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan bisnis GoTo tahun ini. Ia juga menambahkan bahwa kontribusi pendapatan ini akan memperkuat arus kas GoTo secara kuartalan.

“Maka itu di 2024, hasil dari [kinerja] di segmen e-commerce akan segera berubah menjadi positif dari posisi sebelumnya yang negatif sebesar $134 juta (setara Rp2 triliun) selama sembilan bulan pertama di 2023,” ungkap Jacky saat sesi Paparan Publik GoTo yang digelar hari ini (28/2).

Sementara, CEO GoTo Patrick Walujo menambahkan saat ini perusahaan memiliki posisi kinerja kuat usai mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV 2023. Capaian ini baru akan diumumkan di laporan keuangan perusahaan pada Maret 2024.

“Ini menunjukkan pentingnya e-commerce service fee yang akan diterima oleh GoTo dalam mencapai kinerja perusahaan yang lebih baik tahun ini. GoTo akan terus meningkatkan kinerja dan fokus pada pelaksanaan strategi untuk investasi pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan memiliki daya saing di pasar yang dinamis,” tuturnya.

Lebih lanjut, perusahaan menargetkan proses integrasi antara TikTok dan Tokopedia dapat rampung dalam waktu 1,5 bulan ke depan sesuai dengan masa uji coba. Pengalaman belanja pengguna TikTok menjadi prioritas utama integrasi ini, di mana Tokopedia akan berperan untuk mengelola sistem elektroniknya.

“Proses belanja, pembayaran, hingga check-out transaksi, telah terpisah dari aplikasi TikTok, dan terjadi di sistem backend Tokopedia. Kami harap proses ini akan selesai paling lambat dalam 1,5 bulan. Kami terus berkonsultasi secara erat dengan Kementerian terkait dan sesuai peraturan berlaku,” tambah Chief Corporate Affairs GoTo Nila Marita.

Berdasarkan data yang diperoleh dari merchant Tokopedia dan TikTok yang terlibat dalam Kampanye Beli Lokal, mereka memperoleh pertumbuhan penjualan produk sebesar 125% dibandingkan September 2023. Per 2023, Tokopedia tercatat memiliki 18 juta Monthly Active User (MAU), sedangkan TikTok Shop memiliki MAU sebesar 125 juta.

Application Information Will Show Up Here

GoTo Catat Penyusutan Rugi Bersih dan EBITDA Disesuaikan di Q3 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) merilis kinerja keuangan di kuartal III 2023 dengan mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan perbaikan pada EBITDA yang disesuaikan.

Dalam laporan ringkasannya, GoTo mengantongi total pendapatan bersih sebesar Rp10,5 triliun atau naik 7% (YoY) di sepanjang sembilan bulan 2023. Pendapatan ini terdiri dari lini Imbalan Jasa Rp6,2 triliun atau naik 42% (YoY), Imbalan Iklan Rp1,7 triliun atau turun 6% (YoY), dan Jasa Pengiriman Rp1,5 triliun atau naik 52% (YoY).

GoTo mengalami rugi bersih Rp9,5 triliun, tetapi menyusut 54% dari rugi Rp20 triliun di periode sama tahun lalu. Sementara, EBITDA yang disesuaikan juga ikut membaik 71% menjadi minus Rp3,7 triliun dari minus Rp12,8 triliun di periode sama tahun lalu.

Pada unit bisnis On-Demand, EBITDA yang disesuaikan menyusut 89% menjadi minus Rp458 miliar dari minus Rp4 triliun. Kemudian, EBITDA yang disesuaikan pada E-commerce menyusut 81% menjadi minus Rp974 miliar. Pada Financial Technology, EBITDA yang disesuaikan juga membaik 44% menjadi minus Rp1,4 triliun.

Direktur Utama GoTo Patrick Walujo mengatakan pencapaian GTV Grup sebesar Rp151,3 triliun atau tumbuh 5% dibandingkan kuartal sebelumnya. Realisasi GTV Grup yang sempat turun dua kuartal berturut-turut ini didorong oleh pertumbuhan unit bisnis E-Commerce dan On-Demand.

Faktor lainnya juga didorong oleh strategi GoTo memperluas pasar potensial (total addressable market/TAM) lewat pengembangan produk dan layanan untuk segmen yang sensitif terhadap harga. GoTo juga tengah menggenjot kelompok konsumen inti untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang, sekaligus menurunkan biaya pengiriman dengan memanfaatkan logistik in-house.

“Sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat. Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar kami, serta di saat yang sama terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang Perseroan,” tuturnya.

Lebih lanjut, GoTo juga mencatat penurunan beban operasional tetap sebesar 19% dan biaya infrastruktur TI lebih dari 25%, yang menjadi bagian terbesar beban pokok pendapatan. Dengan penurunan biaya ini, total penghematan GoTo mencapai Rp2,5 triliun dalam bentuk penghematan beban operasional tetap dan beban cloud dan TI yang disetahunkan.

Langkah strategis dan efisiensi

Di sepanjang tahun ini, GoTo telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk mendorong efisiensi bisnis dan mengejar profitabilitas, termasuk di antaranya melepas bisnis hiburan GoTix dan GoPlay pada Agustus lalu.

Selain itu, GoTo juga melepas GoPay menjadi aplikasi terpisah. Klaimnya, GoPay telah diunduh lebih dari 5 juta kali, di mana 50% dari pengguna yang bertransaksi di aplikasi GoPay adalah pengguna baru atau aktif kembali. Kemudian, seperempat di antaranya juga bertransaksi di Gojek atau Tokopedia.

Baru-baru ini, GoTo juga memperluas kolaborasinya dengan Bank Jago lewat peluncuran produk tabungan bersama. GoPay Tabungan by Jago disebut telah menarik 200 ribu pengguna dan mencatatkan lebih dari satu juta pengguna pasca-meluncur ke publik.

Selain itu, hampir 60% dari total loan book GoTo didanai oleh Bank Jago. Pihaknya menyebut akan terus meningkatkan skala penyaluran pinjaman dengan Bank Jago pada tahun ini.

Per 30 September 2023, GoTo memiliki kas, setara kas, dan deposito jangka pendek senilai Rp25,2 triliun. Perseroan menyebut tingkat penggunaan bersih kas (net cash burn) menurun 76% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, GoTo memiliki cukup modal untuk menjalankan bisnis dan mengeksekusi rencana selanjutnya.

Saham Anjlok, Sentimen Sesaat atau Lampu Kuning Bisnis GoTo?

Anjloknya saham GOTO dalam dua minggu terakhir membuat sentimen publik terhadap perusahaan publik di bidang teknologi (yang dulunya startup) menjadi kurang baik. Harga sahamnya sempat ambles ke level Rp54,- per lembar. Bukan tanpa sebab, investasi lewat private placement dan penjualan 0,03% saham yang dimiliki William Tanuwijaya dinilai menggiring sentimen miring tersebut.

CEO baru GoTo, Patrick Walujo pun sempat turun tangan merogoh kocek sekitar Rp10 miliar untuk memborong saham perseroan. Kepada media ia juga menegaskan, bahwa penjualan saham oleh founder tidak menunjukkan kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan dan prospek bisnisnya. Itu adalah keputusan pribadi yang bergantung pada kondisi masing-masing individu dan tidak terkait sama sekali dengan strategi, kinerja, atau komitmen GoTo kepada pemegang saham.

Pertanyaan selanjutnya tentu apakah sentimen negatif ini hanya sesaat karena founder menjual sebagian sahamnya? Lalu bagaimana prospek GoTo?

Kinerja dan rencana GoTo

Pada semester I 2023, GoTo melaporkan penurunan rugi bersih sebesar 49% (YoY) menjadi Rp7,2 triliun. Pendapatan bersih meningkat 102% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp6,8 triliun, didorong oleh peningkatan monetisasi di seluruh lini bisnis dengan take rate keseluruhan mencapai 4,1%, naik 40 bps (YoY).

Meskipun adjusted EBITDA menyusut 69% menjadi -Rp2,8 triliun, GoTo tetap optimis mencapai profitabilitas pada kuartal IV 2023.

Performa keuangan GoTo di 1H 2023 / DailySocial.id
Performa keuangan GoTo di 1H 2023 / DailySocial.id

GoTo mengumumkan baru akan merilis laporan 3Q 2023 pada tanggal 30 Oktober nanti. Dari dua kuartal pertama di tahun ini, ada pertumbuhan tipis di sisi revenue dari Rp3,33 triliun di Q1 menjadi Rp3,55 triliun di Q2. Sementara untuk net income juga naik sedikit dari -Rp3.86 triliun menjadi -Rp3,30 triliun. Dibandingkan kuartal di tahun sebelumnya, rasio revenue dan net income di tahun ini tergolong lebih baik.

Strategi merealisasikan target

Untuk merealisasikan target profitabilitas di tahun ini GoTo gencarkan sejumlah strategi. Secara garis besar patokannya ke tiga aspek: mengurangi biaya transaksi, mengetatkan pengeluaran, dan ekspansi ke segmen menengah ke bawah. Dikatakan dua poin pertama telah terbukti dengan stabilnya GTV dan pengurangan rugi bersih pada 2Q 2023 kemarin.

Menurut analis, strategi ketiga juga berpotensi membawa GoTo bergerak lebih efisien dalam melakukan akuisisi pengguna. “Mode hemat” untuk kalangan yang dituju bisa dimaksimalkan pada lini on-demand yang dimiliki, dengan memanfaatkan teknologi (alih-alih promosi bakar uang). Memperbanyak segmen “bujet” ini juga akan direalisasikan di lini e-commerce dengan menambah lebih banyak katalog produk, dengan harapan bisa meningkatkan traksi layanan finansial seperti GoPaylater.

“Produk Mode Hemat dan layanan Gojek terus mencetak pengguna baru, serta membawa kembali pengguna nonaktif. Langkah ini sejalan dengan strategi pertumbuhan inti unit bisnis on-demand untuk memperluas total pasar potensial (TAM) dengan menyasar konsumen yang memprioritaskan harga,” tulis manajemen GoTo dalam keterangan resminya.

Samuel Sekuritas seperti diterbitkan Investor.id membuat proyeksi konservatif bahwa GoTo berpotensi membukukan margin kontribusi positif sebesar Rp2,1 triliun hingga akhir 2023. Hal ini didorong kenaikan gross dan net take rate masing-masing menjadi 3,8% dan 2,1%. Meski demikian, mereka menurunkan proyeksi GTV jadi Rp614 triliun.

Biaya operasional GoTo terus mengalami perbaikan (penurunan), dampak efisiensi dalam bisnis / DailySocial.id
Biaya operasional GoTo terus mengalami perbaikan (penurunan), dampak efisiensi dalam bisnis / DailySocial.id

Sebelumnya salah satu direktur GoTo, Catherine Hindra Sutjahyo, juga menyampaikan bahwa sebagai perusahaan teknologi bisnis mereka akan terus digenjot melalui inovasi teknologi, pengembangan produk, dan dukungan mitra. Upaya yang dilakukan tidak akan lagi jor-joran promo, melainkan fokus pada pembentukan model bisnis berkelanjutan. Optimasi teknologi seperti machine learning untuk rekomendasi dan personalisasi akan terus diperdalam, sehingga bisa menghasilkan penawaran layanan yang lebih hemat ke konsumen tanpa harus menggelontorkan banyak potongan.

Catherine banyak berkecimpung pada layanan on-demand transportasi dan pesan-antar. Tahun ini salah satu yang mereka prioritaskan adalah meningkatkan konektivitas layanan mobilitas, salah satunya dengan ekspansi GoTransit untuk memudahkan pengguna mendapatkan akses layanan transportasi multi-moda; serta memperbanyak variasi fitur transportasi seperti GoCar Luxe, GoRide XL, hingga GoSend Car.

Analisis lini bisnis

Secara garis besar, ada 4 lini bisnis utama yang kini dimainkan oleh grup GoTo, meliputi e-commerce, on-demand, finansial, dan logistik. Perseroan memilih untuk fokus ke area prioritas tersebut, termasuk dengan melepas unit-unit lain yang dirasa tidak terlalu berhubungan dengan model bisnis utamanya. Salah satu hasilnya spin-off layanan hiburan Goplay yang kini menjadi entitas perusahaan mandiri.

Lini e-commerce

Menurut laporan e-Conomy SEA, GMV industri e-commerce Indonesia telah mencapai $59 miliar atau setara Rp940,4 triliun pada tahun 2022. Dalam laporan 1H 2023, lini e-commerce GoTo yang dimotori Tokopedia dilaporkan membukukan GTV senilai Rp121,4 triliun Rupiah. Jika dibandingkan dengan angka GMV tersebut, capaian GoTo sudah setara 12,9% dari nilai pangsa pasar yang ada.

Sebagai catatan, ada perbedaan metriks dalam laporan tersebut. Sebagai gambaran, GMV mengukur total nilai semua transaksi dalam platform e-commerce, termasuk yang tidak menghasilkan pendapatan, sementara GTV hanya mencakup transaksi yang menghasilkan pendapatan.

Dibandingkan dengan pemain lokal yang menjadi penantang utama, yakni Bukalapak dan Blibli, capaian Tokopedia masih berada di atasnya.

Perbandingan 3 e-commerce Indonesia yang telah melantai di BEI / DailySocial.id
Perbandingan 3 e-commerce Indonesia yang telah melantai di BEI / DailySocial.id

Namun demikian, industri e-commerce lokal juga diramaikan oleh pemain regional. Di kancah lima besar, didasarkan pada statistik kunjungan web, Shopee dan Lazada menjadi penantang utama. Menurut laporan perusahaan induknya, pendapatan Shopee (di seluruh wilayah operasionalnya) meningkat 20% menjadi $2.1 miliar, dan EBITDA disesuaikan dari pasar Asia berbalik untung $204.1 juta.

Data trafik SimilarWeb untuk situs e-commerce terpopuler di Indonesia / DailySocial.id
Data trafik SimilarWeb untuk situs e-commerce terpopuler di Indonesia / DailySocial.id

Untuk menguatkan lini e-commerce, sejumlah strategi dilancarkan. Terbaru, GoTo berkomitmen untuk mempertajam model bisnis “Mitra” untuk mengoptimalkan penjualan produk digital. Ini akan menjadi lawan kuat Mitra Bukalapak – yang sedari awal perseoran memang akan memfokuskan optimasi layanan ini. Berdasarkan data Mitra Tokopedia kuartal pertama tahun ini, sejumlah produk digital tercatat mengalami pertumbuhan pesat pada kuartal I 2023, seperti biaya pendidikan, internet dan TV kabel, serta e-samsat. Rata-rata peningkatan transaksi mencapai hampir 4x lipat dibandingkan periode yang sama di 2022.

Lainnya, Tokopedia juga terus kembangkan infrastruktur dan produk. Di sisi infrastruktur, pusat pemenuhan (fulfillment) juga terus didirikan di berbagai titik distribusi starategis. Sementara di sisi fitur, layanan Tokoscore juga dirilis untuk meningkatkan penetrasi layanan kredit; juga PLUS by GoTo untuk meningkatkan loyalitas pelanggan lewat sistem keanggotaan premium.

Tokopedia dan Gojek juga mulai melakukan model cross-selling, sejak pertengahan 2022 diawali dengan kehadiran GoFood di aplikasi marketplace Tokopedia.

Lini on-demand

Peluncuran inisiatif GoTransit yang disaksikan Presiden Jokowi / Gojek
Peluncuran inisiatif GoTransit yang disaksikan Presiden Jokowi / Gojek

Pasar layanan on-demand di Indonesia diproyeksikan bernilai $2,67 miliar atau setara Rp42,5 triliun pada 2023 dan akan melampaui $4,66 miliar pada 2028, dengan pertumbuhan CAGR yang kuat sebesar 8,75% selama periode tersebut. Pada 1H 2023, GoTo melaporkan lini on-demand yang diprakarsai layanan Gojek telah berhasil membukukan GTV mencapai Rp26,9 triliun – setara 63,2% dari pangsa pasar yang diproyeksikan dengan lebih dari 2,7 juta mitra pengemudi di seluruh Indonesia.

Rival terkuat Gojek tentu saja Grab. Menurut laporan yang dirilis paruh pertama tahun ini, Grab telah membukukan GMV $5,2 miliar di seluruh wilayah operasionalnya. Bisnis ini juga mengakomodasi layanan pesan-antar makanan. Menurut laporan Momentum Works, pangsa pasar food delivery lokal per 2022 dipimpin Grab Food (49%), GoFood (44%), dan lainnya (7%).

Selain mendesain interoperabilitas layanan transportasi lewat GoTransit, strategi Gojek untuk sukseskan lini on-demand juga melalui regenerasi armada pengemudi ke kendaraan ramah lingkungan. Untuk kendaraan listrik, Gojek miliki perusahaan patungan produsen motor listrik Electrum; mereka juga berinvestasi ke Gogoro, penyedia infrastruktur baterai motor listrik.

Lini keuangan

Di Juni 2023, GTV lini fintech di bawah naungan GoTo senilai Rp182 miliar. Diketahui ada sejumlah produk finansial di bawahnya, termasuk layanan dompet digital, paylater, p2p lending, dan juga bank digital. Industri fintech di Indonesia sudah cukup terfragmentasi dengan banyaknya pemain di semua lini. Inovasi di sini juga cukup gencar, mengingat keterbukaan regulator dalam menerima inovasi produk.

Namun demikian, lini ini penting menjadi supporting system untuk semua bisnis yang ada di bawah naungan grup GoTo. Layanan seperti GoPay, GoPaylater, hingga kini Bank Jago menjadi infrastruktur utama dalam sistem transaksi bisnis mereka.

Guna membuat lini ini makin gesit, pertengahan tahun ini GoTo Financial mengumumkan peralihan unit multifinance yang menaungi layanan GoPay Later. Sebelumnya platform paylater tersebut digerakkan oleh PT Mapan Global reksa (Findaya), lalu kini telah diambil alih oleh PT Multifinance Anak Bangsa (MAB).

Head of Corporate Affairs GoTo Financial Audrey Petriny menceritakan, pada November 2021 GoTo Financial resmi mengakuisisi PT Rama Multi Finance, kemudian di-rebrand dengan nama PT Multifinance Anak Bangsa. Unit tersebut sebelumnya telah memegang lisensi multifinance yang berizin dan diawasi oleh OJK.

Struktur GoPay Later sendiri sejak awal memang sudah unik. Platform BNPL ini memiliki dua produk yang bernama GoPay Later dan GoPaylater Cicil. Kendati saat ini keduanya telah terintegrasi dan dikelola penuh oleh MAB.

Fintech memang menjadi salah satu lini bisnis yang terus ditingkatkan oleh GoTo, termasuk belum lama ini mereka berupaya memperluas jangkauan Gopay dengan merilis aplikasi khusus yang bisa digunakan terpisah dari layanan Gojek — kendati demikian fitur Gopay juga masih bisa digunakan melalui aplikasi Gojek. Gopay pun kini terintegrasi dengan Bank Jago, memudahkan pengguna mengonversi saldo yang dimiliki menjadi aset tabungan.

Lini logistik

Logistik juga menjadi support system utama untuk mendukung lini bisnis GoTo. Unit GoTo Logistic per 1H 2023 ini diklaim telah melayani sekitar satu perlima pengiriman di Tokopedia. Peningkatan penetrasi layanan ini diklaim akan menurunkan biaya logistik lebih jauh. Subsidi biaya pengiriman per pesanan telah mengalami penurunan sekitar 15% sejak awal tahun 2023.

Ke depan, GoTo Logistics akan berusaha untuk terus mengurangi biaya antar bagi konsumen dengan meningkatkan layanan pengiriman in-house dan kapasitas layanan fulfillment perseroan, serta menggunakan teknologi pengalokasian in-house untuk mengarahkan pengiriman kepada layanan pengantaran pihak ketiga jika diperlukan.

GoTo awal tahun ini mengumumkan penyertaan saham baru dalam rangka pengambilalihan PT Swift Logistics Solutions (SLS). Transaksi ini dilakukan melalui anak usaha GOTO, PT Paket Anak Bangsa (PAB) atau GoSend, yang membeli saham baru senilai Rp583,12 miliar. Dalam keterbukaan, perseroan juga menyampaikan alasan di balik transaksi ini adalah untuk melakukan reorganisasi dan konsolidasi struktur grup.

Suksesi kepemimpinan dan target profitabilitas

Di tahun 2023 ini, telah terjadi 2x suksesi kepemimpinan di grup GoTo. Pertama, diumumkan pada Februari 2023, Kevin Aluwi mundur dari jabatannya sebagai komisaris, tapi tetap sebagai pemegang saham dengan hak suara multipel di GoTo. Kemudian, Juni 2023 Patrick Walujo didapuk jadi CEO GoTo, mengganti Andre Soelistyo yang menjadi Komisaris dan Deputy Chairman.

Absennya mayoritas founder Gojek dan Tokopedia di jajaran eksekutif memang banyak menjadi perhatian publik. Kendati Patrick juga bukan nama baru, namun suksesi ini di sisi lain memberikan kesan adanya struktur kepemimpinan yang goyah.

Pada akhirnya di tengah industri teknologi yang bergejolak, pasar kini melakukan penilaian bisnis secara lebih konservatif. Tidak muluk-muluk, para pemegang saham menuntut GoTo yang lebih sehat secara bisnis. Sejak awal tahun para manajemen memang sudah menyampaikan target realisasi profitabilitas tahun ini dengan sangat optimis. Bahkan efisiensi pun telah dilakukan dengan mengurangi personil dan lebih fokus ke model bisnis utamanya.

Dari tren yang ada, GoTo dalam kuartal ke kuartal menunjukkan tren perbaikan kinerja keuangan menunjuk EBITDA positif.

Tren EBITDA GoTo yang terus membaik / DailySocial.id
Tren EBITDA GoTo yang terus membaik / DailySocial.id

Kepemimpinan terus dirombak dan diperkuat. Strategi bisnis terus diramu dan dimatangkan. Kini tinggal bagaimana langkah-langkah tersebut memberikan hasil pada performa bisnis. Di tengah sentimen kurang baik ini, menurut kami satu-satunya cara GoTo untuk mengembalikan kepercayaan publik adalah merealisasikan apa yang telah ditargetkan.

Faktanya memang industri teknologi sedang mendapatkan momentum yang kurang baik. Apalagi di hampir semua lini bisnis utama GoTo terdapat kompetisi yang sangat sengit. Berbekal tim lokal yang kuat dan kehadiran yang luas, Gojek, Tokopedia, dan unit bisnis lainnya di tubuh GoTo harus mampu menciptakan konsolidasi yang apik sehingga memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.

GoTo (Gojek dan Tokopedia) di sisi lain juga menjadi simbol penting dari perusahaan (publik) teknologi di Indonesia. Bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu kiblat ekosistem startup di Indonesia. Sukses/tidaknya GoTo memberikan persepsi luas terhadap cara pandang masyarakat terhadap potensi bisnis teknologi (startup) di Indonesia ke depannya. Terlebih beberapa startup besar juga sudah mulai ancang-ancang menjadi perusahaan publik selanjutnya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GoTo Bakal Dapat Suntikan Rp2,3 Triliun Melalui Private Placement dan Obligasi

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan mendapat investasi senilai $150 juta (sekitar Rp2,3 triliun). Rinciannya, $100 juta berasal dari Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement dan penerbitan surat utang (obligasi) sebesar $50 juta.

Mengutip dari keterbukaan di Bursa Efek Indonesia, dalam mekanisme private placement ini, GOTO akan menerbitkan saham baru sejumlah 17,04 miliar lembar saham seri A (mewakili 1,42% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh) dengan harga per saham Rp90. Seluruh saham akan diambil seluruhnya oleh Bhinneka Holdings (22) Limited, entitas independen yang didirikan berdasarkan hukum Cayman Islands.

“Melalui pengeluaran saham baru tersebut, Perseroan akan memperoleh dana sebesar Rp1,53 triliun atau setara dengan $100 juta,” tulis manajemen GOTO.

Kemudian, GoTo International Finance Limited (GTIF) menerbitkan surat utang berdasarkan Notes Subscription Agreement tanggal 2 Oktober 2023. Kesepakatan ini ditandatangani oleh dan antara GTIF sebagai penerbit, GOTO sebagai pemberi jaminan, Bhinneka Holdings sebagai pengambil bagian, dan Citibank, N.A. cabang Hong Kong sebagai kustodian.

Dari transaksi tersebut, GTIF akan menerima dana bersih sebesar $50 juta yang dapat digunakan untuk modal kerja atau kebutuhan lainnya.

Dirinci lebih lanjut, Bhinneka Holdings memperoleh dana untuk melakukan pengambilbagian atas saham baru perseroan melalui penerbitan instrument obligasi bersifat ekuitas kepada International Finance Corporation (IFC) dan WAF Investments Cayman LLC, entitas yang dimiliki oleh Franke & Company, sejumlah $150 juta dapat ditukarkan menjadi saham perseroan yang dimiliki oleh Bhinneka Holdings.

Dana hasil penggalangan ini akan digunakan perseroan untuk pelunasan melalui konversi atas utang perseroan di masa yang akan datang dan untuk mendukung kebutuhan modal kerja GOTO dan anak perusahaan. Rinciannya adalah sebagai berikut:

  1. 25% dari dana PMTHMETD untuk Perseroan;
  2. 15% dari dana PMTHMETD untuk PT Tokopedia;
  3. 15% dari dana PMTHMETD untuk PT Swift Logistic Solutions;
  4. 15% dari dana PMTHMETD untuk PT Dompet Anak Bangsa;
  5. 15% dari dana PMTHMETD untuk PT Multifinance Anak Bangsa;
  6. 15% dari dana PMTHMETD untuk PT GoTo Solusi Niaga (sebelumnya PT Multi Adiprakasa Manunggal).

Pernyataan resmi

Dalam keterangan resmi perseroan pada kemarin (3/10), manajemen GOTO menyampaikan IFC menggelontorkan investasi ini untuk mendorong inklusi keuangan dan keberlanjutan di Indonesia. Kesepakatan tersebut juga menegaskan komitmen bersama dalam memperluas manfaat ekonomi digital dan menjawab tantangan perubahan iklim.

“Kami bangga dapat bermitra dengan IFC, yang merupakan pemimpin di bidang Pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan tujuan bersama kedua belah pihak untuk mewujudkan dampak signifikan bagi masyarakat dan bumi,” ujar Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo dalam keterangan resmi.

Menurutnya, kemitraan ini akan memberikan dukungan lebih lanjut bagi bisnis GoTo, seiring dengan langkah perseroan dalam menjawab kebutuhan para pengguna, termasuk konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang, dalam memenuhi kebutuhan dan mewujudkan cita-cita mereka.

IFC Country Manager untuk Indonesia dan Timor-Leste Euan Marshall menyampaikan pihaknya mengapresiasi kepemimpinan GOTO, sebagaimana ditunjukkan melalui komitmen dalam menjawab tantangan perubahan iklim, serta kontribusi GOTO dalam pembukaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

“Bagi kami, investasi ini menjadi kontribusi penting dalam memperluas upaya-upaya tersebut, dan menegaskan kekuatan yang dimiliki teknologi dan digitalisasi dalam meningkatkan taraf hidup Masyarakat di seluruh Indonesia,” kata Marshall.

Kemitraan ini mencakup komponen non-finansial untuk mendukung perusahaan dalam transisi para mitra teknologi menuju penggunaan kendaraan listrik, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengintegrasikan berbagai praktik bisnis berkelanjutan untuk mewujudkan bisnis netral karbon.

Rugi Bersih GoTo Susut di Semester Pertama 2023, Kejar Profitabilitas Lewat Strategi Terjangkau

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) mencatat penurunan rugi bersih sebesar 49% (YoY) menjadi Rp7,2 triliun di semester I 2023. Dengan perbaikan adjusted EBITDA yang menyusut 69% menjadi -Rp2,8 triliun, GoTo masih optimistis dapat mencapai target profitabilitas di kuartal IV 2023.

Dalam ringkasan kinerja keuangan semester I 2023, perusahaan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp6,8 triliun atau tumbuh 102% dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya yang sekitar Rp3,39 triliun. GoTo menyebut bahwa pertumbuhan ini turut didorong oleh peningkatan monetisasi di seluruh lini bisnis dengan take rate keseluruhan mencapai 4,1% atau naik 40 bps (YoY).

Laporan keuangan GoTo H1 2023

Lini bisnis yang dirangkum dalam ringkasan kinerja ini antara lain on-demand, e-commerce, fintech, dan logistic. Secara umum, empat bisnis mencatatkan perbaikan pada adjusted EBITDA, terutama lini on-demand menyusut 87% menjadi -Rp410 miliar; serta e-commerce menyusut 80% menjadi -Rp752 miliar.

Dari sisi Gross Transaction Value (GTV), lini on-demand dan e-commerce mengalami penurunan masing-masing sebesar 7% menjadi Rp26 triliun dan 8% menjadi Rp121 triliun. Sementara, lini e-commerce mencatatkan pertumbuhan pendapatan bruto tertinggi sebanyak 14% menjadi Rp4,4 triliun.

“Produk Mode Hemat dan layanan Gojek terus mencetak pengguna baru, serta membawa kembali pengguna nonaktif. Langkah ini sejalan dengan strategi pertumbuhan inti unit bisnis on-demand untuk memperluas total pasar potensial (TAM) dengan menyasar konsumen yang memprioritaskan harga,” tulis manajemen GoTo dalam keterangan resminya.

Berdasarkan analisis internal, GoTo dapat menggandakan potensi pasar di bisnis on-demand (Gojek) apabila menjangkau lebih banyak kelompok konsumen yang memprioritaskan harga (budget customer). Maka itu, strategi ini tengah digenjot perusahaan pada layanan GoFood Hemat, GoCar Hemat, dan GoTransit Multimoda.

Pada lini e-commerce (Tokopedia), perusahaan mengklaim telah mengurangi 15% dari total biaya logistik e-commerce lewat layanan logistik in-house GoTo Logistics (GTL). Sementara di lini Financial Technology, perusahaan baru saja melepas (spin-off) aplikasi GoPay agar dapat memperluas basis pengguna secara inklusif di luar ekosistem Gojek dan Tokopedia.

Ketersediaan aplikasi GoPay juga menjadi langkah strategis GoTo untuk memperkenalkan layanan keuangan ke pengguna baru, misalnya pinjaman tunai dan kolaborasinya dengan Bank Jago dengan manajemen risiko kredit yang efektif. Pihaknya mencatat pinjaman konsumtif GoTo naik 21% (QoQ) menjadi Rp1 triliun di 2Q23

Pada lini logistic, GoTo mencatat telah melayani sekitar satu per lima pengiriman di Tokopedia. Subsidi biaya pengiriman per pesanan tercatat turun 15% sejak awal 2023. Dengan mengelola logistik secara in-house dan layanan fulfillment-nya, pihaknya dapat menurunkan biaya logistik lebih jauh.

Performa unit bisnis GoTo H1 2023

Paparan kinerja

Dalam sesi Earning Call Kinerja GoTo (16/8), Direktur Utama GoTo Patrick Walujo mengungkap bahwa cash burn masih menjadi tantangan utama mengejar profitabilitas, perusahaan telah memperketat biaya selama tiga kuartal terakhir.

Namun, GoTo mengklaim telah berhasil menekan biaya secara ekstensif, tercermin dari berkurangnya biaya insentif dan pemasaran produk sebesar 43% (YoY) atau setara dengan penghematan sebesar Rp2,7 triliun di 2Q23.

“Pemangkasan biaya berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis. Maka itu, kami tetap mengikuti guidance dengan target mencapai adjusted EBITDA positif di 4Q23. Ini bukan tujuan akhir kami, melainkan mencapai pertumbuhan profit yang berkelanjutan,” ungkap Patrick dalam sesi Q&A.

Wakil Direktur Utama GoTo Thomas Husted menambahkan bahwa perusahaan terus melakukan pemangkasan biaya yang tidak esensial bagi bisnis inti. “Kami akan fokus untuk menjadi tech independent dengan mengurangi ketergantungan pada penyedia solusi teknologi pihak ketiga. Kami sudah deep dive dan ternyata [spending-nya] besar. Kami akan deploy tim teknologi di internal dan mencari solusi untuk menjadi organisasi yang lean.”

GoTo menargetkan adjusted EBITDA di 2023 berada di kisaran -Rp3,8 triliun hingga -Rp4,5 triliun. Ini adalah revisi dari target sebelumnya, yakni antara -Rp4,6 triliun hingga -Rp5,3 triliun karena ada perbaikan kinerja di paruh pertama 2023.

Sejalan dengan perbaikan kinerja, lanjut Patrick, saat ini perusahaan tengah mengobservasi bisnis intinya, termasuk on-demand dan e-commerce. Berdasarkan hipotesis di lini on-demand, perusahaan mengobservasi produk Mode Hemat memiliki potensi profitabilitas lebih baik daripada produk existing. “Kami tengah memantau, jika hasilnya baik, kami akan berinvestasi lebih ke sana.”

Di lini e-commerce, perusahaan juga tengah memperbaiki assortment produk di platformnya untuk mendorong ketertarikan pengguna, terutama pada segmen budget customer. Dengan strategi tersebut, GoTo dapat meningkatkan penawaran layanan, misalnya melalui pinjaman (lending), dan mendorong total pasar potensial (TAM) untuk meningkatkan basis pelanggannya.

Affordability strategy menjadi fokus kami sekarang untuk membidik budget customer. Analisis kami menunjukkan strategi ini dapat mendorong pertumbuhan pasar. Mode Hemat telah terbukti hasilnya bagus. Kami akan terus mempertajam strategi agar layanan kami appealing bagi budget customer,” tambah Direktur E-Commerce GoTo Melissa Siska Juminto.

Hingga per 30 Juni 2023, GoTo memiliki posisi keuangan kas dan setara kas sebesar Rp25,4 triliun serta fasilitas kredit sekitar Rp4,65 triliun, di mana Rp3,1 triliun belum digunakan.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi GoPay Resmi Hadir, Sasar Pasar Baru di Luar Ekosistem GoTo

GoTo Financial, unit bisnis fintech GoTo, resmi meluncurkan aplikasi GoPay secara nasional. Secara bertahap, aplikasi ini akan diperkuat dengan beragam fitur finansial untuk mempermudah masyarakat mendapatkan akses, termasuk menjangkau mereka yang selama ini belum menggunakan layanan Gojek dan Tokopedia.

Perusahaan sendiri mempersiapkan aplikasi GoPay ini sejak akhir tahun lalu dan melakukan product market fit untuk memvalidasi kebutuhan pasar. GoPay sebagai platform uang elektronik selama ini terikat dengan aplikasi Gojek dan merupakan salah satu yang terpopuler menurut survei pasar yang termuat di Fintech Report 2021 yang diterbitkan DSInnovate.

Aplikasi ini dapat diunduh melalui Google Play dan App Store. Untuk platform Android, aplikasi ini berkapasitas 25 MB dan didesain ringkas dengan harapan mudah dipahami dan memberikan user experience baik bagi pengguna.

Dalam peresmiannya pada hari ini (26/7), CEO GoTo Group Patrick Walujo menyampaikan aplikasi GoPay tidak akan menggantikan layanan GoPay yang sudah ada saat ini. Masih di versi awal, ia memastikan ke depannya akan ada banyak inovasi keuangan digital di aplikasi ini.

“Kami juga banyak berinvestasi dalam security feature yang mumpuni untuk melindungi aplikasi GoPay. GoTo punya komitmen untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik, kehadiran aplikasi ini adalah salah satu dari perwujudannya,” terang Patrick.

Presiden Unit Bisnis Financial Technology GoTo Hans Patuwo menambahkan, perusahaan menyasar pengguna baru yang saat ini belum menggunakan Gojek maupun Tokopedia. Disebutkan jumlah pengguna GoTo mencapai 63 juta berdasarkan data per Desember 2022.

Menurut data Bank Indonesia, terdapat 97 juta orang dewasa di Indonesia yang masuk ke dalam kategori unbanked atau tidak memiliki akun di bank.

“Kami mempersiapkan setiap aspek agar aplikasi GoPay benar-benar bisa menjangkau semua. Melalui aplikasi GoPay, kami ingin menghilangkan keterbatasan masyarakat dalam mendapatkan layanan keuangan,” ujar Hans.

Fitur GoPay yang tersedia saat ini termasuk:

  • Gratis transfer instan ke mana saja hingga 100 kali per bulan, termasuk transfer dari akun GoPay ke akun GoPay lainnya, dari akun GoPay ke rekening bank, dan dari rekening bank ke rekening bank lainnya.
  • Pengguna dapat membeli pulsa dan paket data dengan harga spesial di aplikasi GoPay dan menikmati biaya administrasi yang minim untuk pembayaran tagihan BPJS, PLN, dan lainnya.
  • Aplikasi GoPay juga memiliki fitur laporan pengeluaran yang dapat secara otomatis memberikan gambaran kepada pengguna terkait pengeluaran mereka. Hal ini membantu mereka dapat merencanakan keuangan dengan lebih baik lagi. Harapannya, kehadiran fitur ini dapat meningkatkan literasi keuangan masyarakat dalam jangka panjang.
  • Fitur keamanan lima lapis untuk akun pengguna, di antaranya verifikasi nomor handphone, pemasangan PIN, biometrik, verifikasi email, dan upgrade ke GoPay Plus.

Hans memastikan ke depannya fitur finansial lainnya dapat segera hadir. Walau tidak didetailkan lebih lanjut, ia memastikan filosofi perusahaan dalam setiap pengembangan produk selalu berorientasi pada kebutuhan pelanggan. Ia juga berharap ke depannya kontribusi bisnis dari GoPay dapat semakin signifikan untuk grup.

“Ini masih versi pertama. Kami selalu berbasis apa kebutuhan pelanggan. Filosofi kami adalah memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pelanggan dari situ mencarikan solusi terbaiknya.”

Pemakaian GoPay sejauh ini masih didominasi transaksi ekosistem GoTo, mulai dari GoFood, GoCar, dan GoRide. Walau demikian, pertumbuhan dari transaksi di luar ekosistem, misalnya untuk pembayaran langganan Netflix dan sebagainya, menunjukkan tren yang positif.

Hasil riset

Dalam riset termutakhir yang dirilis InsightAsia bertajuk “Consistency That Leads: 2023 E-Wallet Industry Outlook” menunjukkan dompet digital kini menjadi metode pembayaran yang paling banyak dipilih masyarakat digital Indonesia, dibandingkan tunai dan transfer antar rekening bank.

Sebanyak 74% responden aktif menggunakan dompet digital untuk berbagai transaksi keuangan. Sisanya, memilih uang tunai (49%), transfer bank (24%), QRIS (21%), paylater (18%), kartu debit (17%), dan VA transfer (16%). Riset ini melibatkan 1.300 responden yang tersebar di tujuh kota, meliputi Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Palembang, dan Pekanbaru, berlangsung dari tanggal 19-30 September 2022.

Dalam riset tersebut juga menunjukkan GoPay sebagai platform yang secara konsisten paling banyak digunakan oleh konsumen dalam lima tahun terakhir. Riset memperlihatkan, sebagian besar pengguna dompet digital pernah menggunakan Gopay (71%) dan terus setia menggunakannya sampai saat ini (58%).

Selain GoPay, platform e-money populer lainnya adalah OVO, DANA, dan ShopeePay.

Application Information Will Show Up Here

Patrick Walujo Didapuk Sebagai Direktur Utama GoTo yang Baru

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) mengumumkan Sugito Walujo atau lebih dikenal sebagai Patrick Walujo sebagai calon Direktur Utama perseroan menyusul pencalonan Andre Soelistyo sebagai Komisaris dan Deputy Chairman.

Agenda pencalonan akan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Juni 2023 terkait perubahan komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

GoTo menyampaikan bahwa Andre Soelistyo akan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur Utama GoTo. Selain Patrick, perseroan juga mengumumkan Thomas Husted sebagai calon Wakil Direktur Utama GoTo.

Lewat peran barunya, Andre akan mengawasi dan memberi arahan strategis menuju EBITDA disesuaikan positif yang ditargetkan terealisasi akhir 2023, serta pertumbuhan jangka panjang.

Komisaris Grup GoTo Patrick Walujo mengungkap, dalam beberapa bulan terakhir, Dewan Komisaris terus berkoordinasi erat dengan manajemen GoTo untuk memastikan pelaksanaan strategi mencapai target profitabilitas.

“Sebagai salah satu investor pertama Gojek dan Komisaris GoTo, saya selalu memiliki kepercayaan besar terhadap perseroan. Apabila nominasi saya disetujui oleh pemegang saham dalam RUPST mendatang, saya akan berdedikasi penuh kepada GoTo dan bekerja sama dengan jajaran direksi lainnya untuk mendorong kemajuan unit bisnis, mengoptimalisasi strategi menuju target profitabilitas, serta memperkokoh landasan pertumbuhan jangka panjang.”

Lebih lanjut, Patrick memiliki pengalaman mendalam mengenai GoTo dan ekosistemnya, termasuk lanskap investasi dan sektor teknologi di Indonesia dan global. Pemahaman Patrick telah dibangun sejak awal perjalanannya saat menjadi investor pertama di Gojek.

Selain itu, Thomas Husted yang juga veteran Gojek, akan mengemban tugas sebagai Chief Operating Officer (COO). Thomas sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Gojek pada periode 2017-2021, dan memegang peranan penting dalam penggabungan Gojek dan Tokopedia.

Peran baru

Sementara, Co-Founder dan Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo menyampaikan bahwa GoTo berupaya memprioritaskan pertumbuhan para pemimpin agar dapat dapat beralih dari kepemimpinan para pendiri menuju kepemimpinan oleh profesional dalam jangka panjang.

“Pencapaian GoTo hingga saat ini merupakan hasil kerja keras banyak pihak, termasuk para pemimpin kelas dunia yang kini menjalankan bisnis GoTo. Saya percaya sekarang adalah waktu yang tepat bagi para pemimpin, termasuk para presiden unit bisnis kami, Catherine, Hans, dan Melissa, untuk membawa GoTo melangkah maju,” tutur Andre dalam keterangan resmi.

Ia meyakini GoTo akan menjadi katalis perubahan positif dan mempertahankan nilai-nilai untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan membawa kemajuan dalam ekosistem, termasuk  mitra pengemudi, pedagang dan konsumen.

Merangkum perjalanannya, Andre menjabat sebagai Presiden Gojek pada 2015. Ia kemudian ditunjuk sebagai co-CEO Gojek pada 2019. Usai Gojek dan Tokopedia resmi melebur pada 2021, ia kembali ditunjuk sebagai Direktur Utama Grup GoTo.

Andre juga disebut sebagai penggagas Program Saham Gotong Royong, yang memberikan kesempatan kepada mitra pengemudi, pedagang dan konsumen, serta karyawan, untuk turut berperan serta dalam IPO GoTo.

Selain pencalonan direksi, GoTo juga mengajukan pengalihan tugas dan wewenang Dewan Komisaris dalam RUPST ini, yaitu Agus D. W. Martowardojo menjadi Komisaris Utama dan Garibaldi Thohir menjadi Komisaris.