MekaMon Adalah Robot Tempur Augmented Reality yang Dapat Dioperasikan dengan Smartphone

Perkembangan pesat teknologi augmented reality melahirkan kategori baru permainan hybrid yang melebur dunia fisik dan digital. Penggemar genre balapan bisa melirik Anki Overdrive, namun mereka yang lebih suka dengan pertempuran sengit antar robot dapat melirik MekaMon.

Dikembangkan oleh Reach Robotics, MekaMon sepintas terlihat seperti unit Dragoon milik ras Protoss di franchise StarCraft. Keempat kakinya bisa bergerak dengan lincah layaknya seekor laba-laba. MekaMon bahkan bisa jungkir balik, semuanya dengan pergerakan yang terkesan amat realistis.

Setelah tersambung via Bluetooth, MekaMon dapat dioperasikan menggunakan aplikasi smartphone. Anda bebas memilih untuk bertempur melawan AI dalam arena augmented reality atau melawan MekaMon lain. Di saat yang sama, tersedia pula mode co-op untuk menumpas gempuran AI bersama pemain lain.

MekaMon

MekaMon memanfaatkan empat sensor inframerah untuk mendeteksi lawannya secara akurat. Sinyal inframerah ini merupakan cara MekaMon berkomunikasi satu sama lain, sehingga apabila salah satu robot menembakkan senjatanya dan kena, robot lawannya bakal bereaksi kesakitan di titik yang tepat.

Elemen AR merupakan sentuhan yang sangat menarik pada MekaMon. Beragam objek seperti meja atau kursi yang ada di dalam ruangan dapat dideteksi oleh MekaMon, dan bisa dimanfaatkan untuk berlindung dari serangan musuh. Dengan begitu, pemain pada dasarnya bisa menciptakan arena pertempurannya sendiri.

Modularitas merupakan aspek lain yang diunggulkan MekaMon. Konsumen nantinya dapat meng-upgrade robotnya masing-masing dengan sejumlah aksesori, macam persenjataan baru atau proteksi yang lebih baik, tanpa harus membeli robot baru. Hadir dalam dua varian warna, MekaMon memiliki dimensi 30 x 30 x 15 cm, dengan bobot 1 kilogram.

Setelah mengembangkan MekaMon selama empat tahun dan menciptakan lebih dari 27 prototipe, Reach Robotics akhrinya siap memasarkannya secara luas mulai 16 November mendatang seharga $300. Paket standarnya sudah mencakup komponen persenjataan dan proteksi mendasar.

Sumber: VentureBeat dan The Verge.

Penggemar Coba Ciptakan Versi Sungguhan Permainan Pong

Mendapatkan tempat khusus di hati para gamer veteran, Pong adalah video game arcade bertema olahraga pertama. Di sana, Atari mencoba mengadopsi permainan tenis meja ke grafis dua dimensi. Meskipun judul seperti Computer Space hadir lebih dulu darinya, Pong merupakan game yang sukses secara komersial dan mengangkat kepopularitasan arcade.

Lebih dari empat dekade semenjak perilisannya, seorang penggemar bernama Daniel Perdomo menunjukkan kecintaannya terhadap Pong dengan berupaya membuat versi sungguhannya. Upaya tersebut, Perdomo namai Table Pong Project, ternyata lebih unik dari perkiraan sang inventor. Meski awalnya terinspirasi dari tenis meja, Table Pong Project malah menyerupai mainan air hockey.

Table Pong Project 2
Versi prototype-nya menyerupai meja kopi.

Wujudnya memang seperti yang kita bayangkan. Game dinikmati di atas meja berwarna hitam, ada bola berbentuk kubus dan juga sepasang bantalan pemukul di kedua area papan. Layaknya Pong di arcade, bola dan paddle tertambat ke meja dengan menggunakan magnet, sehingga kita tetap harus memainkannya secara dua dimensi. Perdomo bermaksud untuk tetap berpegang teguh pada desain asli permainan.

Proses pembuatannya tidak mudah, Perdomo dan kawan-kawannya menghabiskan dua tahun untuk membangun versi mekanik ini, memanfaatkan 3D printing, las, serta kemahiran DIY lain. Model purwarupa sendiri membutuhkan proses pengembangan ekstensif, karena developer cuma bisa menyusunnya di waktu luang mereka. Semua informasi diperoleh dari video-video YouTube, Google dan forum online.

Table Pong Project
Table Pong Project dirancang sedemikian rupa agar menyerupai versi arcade-nya.

Dalam wawancara bersama Killscreen, ide Table Pong Project muncul setelah Daniel bermain-main dengan magnet bersama putrinya. Komponen magnet merupakan solusi sekaligus tantangan besar bagi developer. Tim harus memastikan keseimbangan antara daya tarik, jarak, bobot bola dan tipe permukaan meja. Jika magnet terlalu lemah, maka bola tidak bisa mengikuti perubahan arah tiba-tiba. Namun seandainya terlalu kuat, gaya gesek jadi besar dan bola tak dapat bergerak cepat.

Melalui kerja keras Perdomo dan timnya, Table Pong Project terhidang layaknya Pong di arcade. Ia memiliki sensasi presisi dengan gerakan yang mulus, seluruhnya bekerja secara makanik. Developer tak lupa membubuhkan unit controller terpisah (tentu saja tidak langsung dikendalikan dari paddle seperti air hockey), serta board Arduino ditambah display LED buat memperlihatkan skor.

Perdomo dan kawan-kawan masih menyempurnakan Table Pong Project, dan belum mengumumkan harga serta memberi tahu kapan perangkat itu dapat dibeli. Tapi Anda bisa mengawasi pengembangannya via Facebook mereka.

Sumber: Table Pong Project.