Dirancang Untuk Para Kreator, Lini ConceptD Resmi Diperkenalkan di Acer Day 2019

Sejak 2017, program Acer Day dilangsungkan sebagai wujud apreasiasi sang perusahaan PC asal Taiwan itu pada para konsumen di Indonesia. Ajang ketiganya kembali dimeriahkan oleh potongan harga, point reward hingga hadiah berupa paket wisata ke Korea Selatan. Untuk berpartisipasi, yang perlu Anda lakukan hanyalah membeli produk Acer atau bermain game selama program berlangsung.

Digelar pada tanggal 18 Juli hingga 30 September 2019, hal istimewa dari pelaksanaan Acer Day 2019 ialah momennya bersamaan dengan ulang tahun Acer Indonesia ke-20. Dalam presentasinya, presiden direktur Herbet Ang menyampaikan bahwa mereka sudah menyiapkan tidak kurang dari 2.222 hadiah buat konsumen. Acer juga tidak lupa membahas sejumlah perangkat yang jadi andalan mereka, di antaranya ialah Nitro 7 dan 5, Swift 3, serta Swift 7 (2019) yang saat ini memegang rekor sebagai laptop 14-inci tertipis di dunia.

Acer 1

Selain nama-nama familier, Acer menggunakan kesempatan Acer Day 2019 untuk memperkenalkan lini laptop baru di Indonesia. Setelah melakukan debutnya di Acer@Next New York pada bulan April 2019 silam, sang produsen akhirnya mulai membawa keluarga ConceptD ke tanah air. ConceptD adalah deretan produk yang dirancang khusus bagi para kreator konten, terdiri dari PC desktop, laptop, monitor serta head-mounted display virtual reality.

Acer 4

 

ConceptD

Kreator merupakan sebuah istilah luas yang menjangkau beragam jenis pekerja kreatif. Acer sendiri membaginya dalam tiga kategori: 2D (fotografer, desainer grafis, streamer), 3D (developer game, studio komersial TV, studio visualisasi arsitektur), dan engineering (insinyur, desain arsitektur, desain produk). Itu artinya, ConceptD harus menawarkan keseimbangan yang baik antara fungsi, presisi, performa dan desain.

Acer 6

Sebagai langkah awal kiprah ConceptD di Indonesia, Acer menyuguhkan kita dua varian, yaitu ConceptD 7 dan 5. Karena ditujukan untuk mengedepankan kinerja, dua model PC ini semuanya dibekali kartu grafis discrete dan prosesor high-end. ConceptD 5 dipersenjatai Intel Core i7-8705G plus Radeon RX Vega M GL, sedangkan ConceptD 7 menyuguhkan Intel Core i7-9750H dan GPU Nvidia GeForce RTX 2080 Max-Q.

Acer 9

Satu aspek istimewa dari ConceptD terletak pada layarnya. Acer memahami pentingnya keakuratan reproduksi warna bagi sejumlah ranah pekerjaan, misalnya fotografer dan desainer. Itu sebabnya mereka ingin memastikan konsumen mendapatkan layar berkualitas tinggi. Kedua model ini menyajikan panel seluas 15,6-inci beresolusi UHD 4K yang tersertifikasi Pantone, dengan color gamut Adobe RGB 100 persen serta Delta E kurang dari 1,5.

Acer 7

Delta E atau dE ialah sebuah cara untuk menghitung perbedaan atau kesalahan warna secara matematis. Metode ini berguna buat memilah dan membedakan warna-warna yang mirip atau ‘berdekatan’, sangat krusial di bidang komersial dan pengendalian mutu. Semakin kecil angka Delta E, maka kian baik juga kemampuan panel mereproduksi warna. Jika angka dE mencapai 0, maka dua warna yang dikomparasi betul-betul sama.

Acer 10

Acer ConceptD 5 mempunyai penampilan lebih ramping dibanding ConceptD 7, dengan rasio layar ke tubuh 80 persen, dan turut dilengkapi sensor pemindai sidik jari. Namun berkat volume yang sedikit lebih besar, ConceptD 7 mampu menyajikan spesifikasi hardware yang lebih tinggi (RAM mencapai 32GB dan memanfaatkan penyimpanan berbasis SSD NVME PCIe) serta sistem pendingin custom berbekal kipas 3D Aeroblade generasi keempat demi memastikan suaranya tidak pernah melampaui 40db ketika sedang bekerja keras.

Acer 12

Kedua laptop ConceptD mengusung chassis berbahan aluminium dengan permukaan tubuh warna putih. Perlu diingat bahwa putih bukanlah ‘warna identitas’ dari lini ConceptD karena beberapa varian seperti Desktop, Notebook dan monitor dibalut hitam.

Acer 13

Menariknya lagi, tim Acer Indonesia juga sempat menyebutkan bahwa ConceptD turut menawarkan opsi prosesor hingga Intel Xeon. Hal ini mengindikasikan bahwa ConceptD bukan hanya disiapkan khusus bagi para kreator, tapi dapat berfungsi pula sebagai workstation. Selain itu, kehadiran kartu grafis kelas GeForce RTX menegaskan kesanggupannya menangani permainan-permainan blockbuster terbaru.

Acer 15

 

Ketersediaan

Di Indonesia, Acer menjajakan ConceptD 5 dan 7 masing-masing seharga Rp 30 juta dan Rp 50 juta. Di Acer Day 2019, sepertinya hanya mereka berdua yang tidak mendapatkan potongan harga. Ketersediaannya juga kemungkinan sedikit lebih lambat dibanding model lain. Dari sesi bincang-bincang terpisah, seorang representasi Acer menyebutkan bahwa ConceptD baru betul-betul tiba di nusantara kurang lebih sebulan lagi.

Acer 2

Kembali ke Acer Day 2019, ada banyak program cashback serta hadiah langsung yang dapat Anda nikmati. Dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 6,5 juta, Anda bisa memiliki Swift 3 plus printer Canon Pixma. Potongan harga juga diterapkan pada seluruh varian Swift 3 lain, baik Acer Day Edition, Air maupun Infinity; lalu Nitro 5 (khususnya model berprosesor Ryzen) bisa dimiliki seharga mulai dari Rp 9,8 juta saja.

Acer 5

Acer 16

Status Pengapalan PC Global ‘Flat’, HP Tetap Jadi Nomor Satu

Setelah mengalami penurunan secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir, momentum pengapalan perangkat komputer personal akhirnya mulai stabil. Angkanya memang belum memperlihatkan adanya kenaikan signifikan, tapi berdasarkan laporan terbaru dari International Data Corporation, volume distribusi juga tidak menunjukkan kemerosotan.

Berdasarkan kalkulasi IDC terkait pertumbuhan year-on-year (tahun per tahun) di periode kuartal pertama 2017 ke 2018, pengapalan PC tidak menunjukkan peningkatan ataupun penurunan. Momentumnya flat di 0,0 persen. Hasil perhitungan ini jauh lebih baik dibanding perkiraan mereka sebelumnya, yang mengestimasi adanya penyusutan sebesar 1,5 persen.

Walaupun perhitungan ini bisa dibilang masih cukup dini, menurut IDC, stabilnya pengapalan PC merupakan akibat dari aktivitas di ranah komersial. Distribusi sistem spesialis bisnis racikan dengan Windows 10 racikan OEM-OEM ternama seperti HP, Dell dan Lenovo terlihat naik. Lalu kabarnya terdapat pula peningkatan permintaan dan ketertarikan terhadap produk notebook premium, baik di segmen konsumen maupun komersial.

Ranah gaming ternyata turut memberikan andil di sana. Produk di kelas inilah yang membuat PC tetap atraktif di mata konsumen. Saat ini, komunitas gaming  bertambah subur, sehingga mampu menjaga kepercayaan diri para produsen hardware. Laporan IDC ini juga mengindikasikan bahwa kawasan EMEA-lah yang paling antusias terhadap perangkat spesialis hiburan tersebut.

Ini dia rincian momentum pengapalan PC di wilayah berbeda:

Di Amerika, hampir seluruh vendor PC merasakan peningkatan penjualan notebook dengan total 13,5 juta unit di kuartal pertama 2018.

Lalu di Eropa, Timur Tengah dan Afrika, pasar PC tradisional menunjukkan pertumbuhan positif di berbagai kategori produk. Di sana, semakin banyak konsumen tertarik pada notebook-notebook premium.

Di Asia Pasifik (tak termasuk Jepang), pengapalan sedikit lebih rendah dari ekspektasi, kecuali di beberapa negara seperti Indonesia dan India. Di Tiongkok sendiri, momentumnya mengendur karena lemahnya promosi di segmen end-user dan sedikitnya permintaan di kelas komersial.

Pengapalan PC di Jepang juga tidak setinggi perkiraan sebelumnya namun tetap memperlihatkan kenaikan di triwulan pertama tahun ini.

Dilihat dari segi brand, HP masih berada di posisi pertama market share, kali ini persentasenya meningkat jadi 22,6 persen dengan pertumbuhan year-on-year 4,3 persen. Lenovo tetap berada di tempat kedua, tapi stagnan di 20,4 persen. Dell merupakan merek dengan kenaikan year-on-year tertinggi di 6,4 persen, saat ini menempati urutan ketiga.

Daftar dan kurva lengkapnya bisa Anda lihat di bawah.

IDC1

IDC2

HP Mendominasi Pasar PC di Tahun 2017

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, para analis pasar terus melihat turunnya angka pengapalan PC di 2017. Tapi hal ini juga diiringi transisi menarik: terhitung di kuartal pertama tahun lalu, Lenovo tak lagi jadi brand komputer nomor satu. Posisinya itu kini digantikan oleh Hewlett-Packard. Dan sepertinya, produsen asal Amerika itu terus mendominasi sepanjang tahun.

Berdasarkan data dari Gartner dan IDC, HP adalah produsen PC dengan angka distribusi terbesar di 2017. Selanjutnya, Lenovo berada di urutan kedua, dibuntuti oleh Dell di tempat ketiga; baru setelah itu ada Apple, Asus, kemudian Acer. Menariknya, kedua firma ini punya hasil perhitungan berbeda soal penjualan. Menurut Gartner, pasar PC masih merosot landai, sedangkan IDC melihat adanya peningkatan.

Di kuartal empat 2017, data pengapalan PC dari Gartner dan IDC tak jauh berbeda. HP menguasai pasar sebesar 22,5 (Gartner) sampai 23,5 (IDC) persen, kemudian Lenovo berada di 22-22,5 persen. Meski tampak ketat, laju pertumbuhan kedua merek sebetulnya cukup kontras. Dari komparasi di triwulan empat tahun 2016 dan 2017, distribusi PC HP meningkat antara 6,6 sampai 8,3 persen; sedangkan Lenovo dilaporkan menurun 0,7 persen (Gartner) atau stagnan (IDC).

Dari data kedua firma, hanya ada tiga merek yang mengalami kenaikan pengapalan selama setahun: HP, Dell dan Apple. Sisanya menyusut. Asus merupakan brand dengan penurunan terbesar, yaitu 10,6-11,3 persen.

Gartner memperkirakan bahwa distribusi PC global di triwulan terakhir 2017 merosot sebesar 2 persen ke 71,6 juta unit, namun menurut IDC, angkanya naik 0,7 persen dengan jumlah pengapalan 70,6 juta PC. Kedua firma sepertinya setuju penurunan tersebut hampir mencapai level paling rendah, dan dalam waktu dekat, titik baliknya akan segera tiba.

idc_pc_shipments_2017

 

gartner_pc_shipments_2017

Gartner mengabarkan ada 262,5 juta unit PC yang dikapalkan di tahun 2017, menurun 2,8 persen dibanding 2016. Mikako Kitagawa selaku principal analyst Gartner berpendapat, para brand ternama mulai memanfaatkan kemampuan operasional mereka untuk mengurangi ongkos produksi, menyingkirkan sejumlah vendor kecil hingga kelas menengah.

Menurut IDC, distribusi PC dari 2016 ke 2017 berkurang sebesar 2 persen ke 259,5 juta unit. Research manager Jay Chou menyampaikan, “Hasil di triwulan keempat menunjukkan adanya potensi peningkatan di ranah retail dan PC kelas konsumen. Hal ini dipicu oleh sejumlah produk yang menjanjikan daya tahan baterai, portabilitas tinggi, dan munculnya perangkat-perangkat dengan performa tinggi, sehingga konsumen kembali melihat segmen PC secara lebih serius.”

Sumber: VentureBeat.

Pengapalan PC di Kuartal Kedua 2017 Kembali Turun, HP Salip Lenovo ke Posisi Pertama

Lesunya penjualan PC bukan lagi cerita baru. Beberapa tahun lalu, penurunan angka distribusi membuat banyak orang berpikir bahwa era komputer personal akan segera berakhir, digantikan oleh perangkat-perangkat berukuran kecil yang lebih fleksibel dan ekonomis. Nyatanya PC tidak sekarat, ekosistemnya perangkat olah data ini hanya mengalami revolusi.

Namun jika sekedar menakar dari penjualan komputer ‘tradisional’, angkanya memang menurun. Berdasarkan data dari Gartner, distribusi PC kembali melemah di kuartal kedua tahun 2017. Itu berarti, pengapalan komputer personal terpantau menyusut 11 kuartal berturut-turut. Persentasenya cukup signifikan, yakni 4,3 persen ke angka 61,1 juta unit, rekor paling buruk sejak tahun 2007.

Terhitung di triwulan pertama 2017, penurunan distribusi dialami oleh hampir semua vendor PC besar, seperti Lenovo, Apple, Asus dan Acer. Hanya HP dan Dell yang mengalami peningkatan. Menariknya lagi, dua perusahaan inilah yang merasakan efek naiknya pengapalan selama lima kuartal. Di triwulan terakhir ini, HP dan Dell memperoleh kenaikan masing-masing sebesar 3,3 persen dan 1,4 persen.

Lenovo yang dahulu menempati urutan pertama sebagai brand PC terbesar terperosok 8,4 persen, sehingga posisi bergengsi itu berhasil direbut oleh HP dengan market share 20,8 persen versus 19,9 persen. Acer dan Asus sendiri dihantam turunnya pengapalan sebesar 12,5 dan 10,3 persen.

Data dari IDC cukup serasi dengan Gartner, juga memperlihatkan keberhasilan HP menyusul Lenovo, dengan angka kenaikan/penurunan yang kurang lebih sama. Perbedaan terbesar dari kalkulasi mereka ada pada Apple. Menurut pemaparan Gartner, pengapalan komputer Apple berkurang 0,4 persen, sedangkan berdasarkan IDC, angkanya malah meningkat 1,7 persen.

Jadi sekali lagi, apakah PC betul-betul sedang sekarat? Tidak juga, jika kita beralih ke informasi dari Jon Peddie Research. Tim analis di sana menyampaikan bahwa keuntungan dari penjualan hardware PC diperkirakan bakal mencapai US$ 856 juta di tahun 2017, dengan lonjakan per tahun (CAGR) yang mencengangkan di 42 persen. Menurut JPR, faktor pendorong perkembangannya adalah eSport.

Kabarnya, kepopularitasan eSport memicu pembelian hardware dan periferal oleh konsumen-konsumen baru – misalnya layar beresolusi/refresh rate tinggi, keyboard dan mouse, headphone, hingga unit PC gaming siap pakai. Nilai transaksinya tidak tanggung-tanggung, sering kali melampaui US$ 1.000.

JPR mengestimasi, angka pembelian hardware PC berpotensi menyentuh US$ 2,2 miliar di tahun 2020. Dan jika kita memasukkan nilai dari iklan, software, dan pemasukan dari event dalam perhitungan tersebut, Jon Peddie Research yakin nilai pasar hardware PC saat ini telah menembus US$ 1,5 miliar.

Sumber: VentureBeat. Gambar header: Flickr.

‘Mini PC ala AiO’ Gole1 Plus Sajikan Hardware Lebih Canggih dan Layar Lebih Lebar

Begitu majemuknya PC, sangat mungkin bagi kita untuk menemukan sistem yang betul-betul sesuai kebutuhan, terlebih lagi setelah munculnya banyak komputer-komputer berukuran kecil. Di pertengahan tahun lalu, tim asal China menawarkan sebuah alternatif unik dengan memadukan mungilnya form factor mini PC serta AiO. Dan belum lama ini, mereka ungkap penerusnya.

Dinamai Gole1 Plus, produk tersebut dirancang untuk menyempurnakan sejumlah kekurangan dalam device generasi sebelumnya, diungkap pertama kali di situs crowdfunding Indie Gogo. Varian Plus menyajikan layar yang lebih luas, SOC-nya lebih canggih dengan performa baterai lebih tahan lama. Dan berbeda dari Gole1 standar, cuma ada satu pilihan sistem operasi, yaitu Windows 10 64-bit.

Gole1 Plus 1

Mengusung tubuh padat dengan dimensi 19,86×13,6×2,7mm, desain Gole1 Plus tetap masuk dalam kategori mini PC, namun kehadiran layar di sisi atasnya serta dukungan baterai internal membuat potensi pemanfaatannya lebih luas. Saat diubah ke posisi berdiri (dengan memasangkan stand), panel IPS 8-inci beresolusi 1280×800 di sana memungkinkan Gole1 Plus berfungsi layakanya PC all-in-one.

Produsen tak lupa menerapkan sejumlah upgrade pada penampilannya. Pertama, mereka memindahkan tombol power dan volume ke sisi kanan. Karena tidak lagi tombol fisik di bawah layar, bingkai bisa jadi lebih ramping. Selanjutnya, mereka menghilangkan antena Wi-Fi eksternal. Sayang sekali, tim desainer memutuskan buat meniadakan port microUSB, sehingga Anda hanya bisa men-charge lewat port DC.

Gole1 Plus 2

Berbicara konektivitas, Anda bisa menemukan satu port USB 2.0, satu USB 3.0, dan colokan audio 3,5mm di kanan; lalu terdapat port LAN, HDMI, slot kartu microSD, dan sebuah USB 2.0 lagi di bagian belakang. Koneksi wireless-nya sendiri meliputi Wi-Fi dual band 2.4G/5.0G dan Bluetooth 4.0.

Gole1 Plus memanfaatkan system-on-chip Intel Atom x5-Z8350 (kecepatan maksimal 1,92GHz) sebagai otaknya, dipadu GPU Intel HD Graphics, dibekali RAM DDR3 sebesar 4GB, dengan memori internal 64GB (ada opsi 128GB). Tenaganya dipasok oleh unit baterai 5.000mAh, muatannya lebih besar dari Gole1 (2.600mAh) namun belum dijelaskan sebarapa lama ia bisa bertahan tanpa tersambung ke sumber listrik.

Gole1 Plus 3

Belum diketahui kapan tepatnya Gole1 Plus akan tersedia, tetapi Mini PC DB berhasil memperoleh info mengenai harganya, yakni US$ 200 – sekitar US$ 10 di atas Gole 1 biasa. Tak seperti sebelumnya, Gole1 Plus juga tidak (atau belum) dijajakan melalui situs crowdfunding, dan saat artikel ini ditulis, info mengenainya belum muncul di situs Gole.Tech.

Via Digital Trends.

Menilik Rangkaian Hardware High-End yang MSI Pamerkan di CES 2017

Salah satu hal menarik dari cara MSI menjalankan bisnisnya adalah komitmen dalam mendengarkan keinginan para gamer yang merupakan konsumen utama mereka. Saat ini MSI menempati urutan pertama produsen notebook gaming terbesar di dunia, tapi kita tahu perusahaan Taiwan itu memulai kiprahnya di ranah teknologi sebagai penyedia komponen PC.

CES 2017 MSI manfaatkan untuk menjadi ajang pamer beragam produk unik, dan MSI boleh merasa bangga karena beberapa dari perangkat tersebut terpilih sebagai honoree CES Innovation Awards, di antaranya ialah motherboard Z270 Gaming M, PC tas ransel VR One dan laptop GS63VR. Setelah fokus ke notebook gaming, di artikel ini saya mencoba menilik lebih jauh segmen hardware dan PC-nya.

Motherboard gaming

Peresmian Intel Core generasi ke-7 menandai dimulainya sebuah babak baru dan MSI dengan sigap mengumumkan dukungannya. Mereka menyingkap lebih dari 30 motherboard anyar (sekitar 35 tipe jika saya tidak salah dengar), terbagi dalam empat kategori – yakni Enthusiast Gaming, Performace Gaming, Arsenal Gaming, dan Pro buat konsumen non-gamer. Komponen-komponen tersebut kembali menawarkan fitur-fitur unik misalnya M.2 Shield untuk melindunginya dari panas yang dihasilkan SSD serta VR Boost untuk menghidangkan pengalaman virtual reality secara mulus.

CES MSI Hardware 9

CES MSI Hardware 10

Enthusiast Gaming

MSI menumpahkan segala kemahirannya demi merangkai motherboard paling high-end ini, dan buah dari upaya mereka adalah gelar honoree yang diperoleh Z270 Gaming M. Kemampuannya sangat fleksibel dan dibekali kapabilitas terlengkap sebagai ‘dasar’ dari PC gaming top-end. Dari sisi desain, MSI berkiblat pada tema pesawat luar angkasa futuristis asimetris, dipadu RGB Mystic Lights pada heat sink dan cover – Anda dipersilakan mengubah warna dan pola pencahayaannya.

CES MSI Hardware 5

Melangkapi fitur-fitur khas MSI, produsen juga melengkapi motherboard dengan Nahimic 2, Audio Boost 4 Pro, dan menyediakan dua set modul audio terpisah.

Selain itu ada Z270 XPower Gaming Titanium yang sama-sama mumpuni baik buat gaming maupun overclocking, dibangun berdasarkan konsep Titanium yang diperkenalkan pertama kali di tahun 2015. Penampilannya tampak kontras dengan Gaming M7 berkat pemilihan warna monokromatik ala titanium.

CES MSI Hardware 7

Performance Gaming

Motherboard di kelas ini dibekali berbagai tool personalisasi dan pendongkrak performa. Audio Boost 4 serta Nahimic 2 tetap ada di sana, dan Anda dapat mengutak-atik RGB Mysic Light: ada pilihan 16,8 juta warna dan 17 efek, bisa di-setup dari aplikasi mobile. Primadona di kelas ini adalah Z270 Gaming Pro Carbon selaku pewaris varian Z170A-nya, menyuguhkan fitur-fitur seperti VR Boost, M.2 Shield, Lightning USB, Gaming LAN, XBoost dan Turbo M.2.

CES MSI Hardware 4

Arsenal Gaming

Arsenal Gaming menawarkan motherboard berkapabilitas high-end di harga yang lebih terjangkau. Mereka mengusung rancangan ala alat-alat militer (sesuai namanya), ‘dipersenjatai’ dengan komponen-komponen bersertifikasi Military Class 5. PCB-nya diproteksi pelat tebal sehingga dapat bertahan dalam waktu pemakaian yang lama, serta juga diperkaya oleh daftar panjang fitur-fitur pendukung gaming. Andalan MSI di keluarga Arsenal adalah Z270 Tomahawk.

CES MSI Hardware 12

Nightblade generasi ketiga

Kesuksesan PC small form MSI mendorong mereka untuk meracik generasi ketiga dari Nightblade dan Nightblade Mi. Sang produsen meng-upgrade desain luarnya namun tetap menjaga sejumlah elemen penting yang membuat pendahulunya digemari: handle agar user mudah mengangkatnya serta kemudahan buat upgrade memori, kartu grafis dan storage berkat cover removable di sisi kiri, kanan dan atas. Seperti produk lainnya, pencahayaan RGB di Nightblade 3 dan Nightblade MI 3 bisa Anda personalisasi.

CES MSI Hardware 8

CES MSI Hardware 11

Duo MSI Aegis anyar

Jika Nightblade terlihat biasa saja untuk Anda, maka Aegis adalah alternatifnya. Rancangan ala katana-nya terlihat lebih futurustis pada Aegis TI3 dan Aegis X3. Aegis TI3 ialah versi tower yang menyimpan sepasang kartu grafis MSI GTX 1080 Gaming 8G dan prosesor Intel Core i7-7700. Spesifikasi Aegis X3 sendiri tak jauh berbeda dari TI3 dengan tubuh yang lebih padat. Efek sampingnya adalah total RAM ‘cuma’ mencapai 32GB – separuh dari varian tower-nya di 64GB.

CES MSI Hardware 1

CES MSI Hardware 13

CES MSI Hardware 3

MSI memang belum menginformasikan secara spesifik kapan hardware dan device-device di atas akan dirilis global. Beberapa kabarnya sudah bisa dipesan, dan untuk sisanya, ada indikasi kuat bahwa sang produsen berniat melepasnya sesegera mungkin.

Penjualan Game Retail Turun, Digital Malah Naik

Semua berawal dari kehebohan rendahnya penjualan retail Titanfall 2 dan Infinite Warfare. Beberapa analis percaya, tanggal rilis Titanfall 2 dan Battlefield 1 yang berdekatan adalah penyebabnya. Pakar lain berpendapat bahwa inilah dampak dari rasa frustasi gamer terhadap judul-judul sensasional yang ternyata mengecewakan, No Man’s Sky ialah salah satu contohnya.

Tapi hal itu malah tak terjadi di ranah distribusi digital. Berdasarkan informasi dari SuperData, segmen ini malah menunjukkan peningkatan signifikan, yakni lompatan sebesar 14 persen di bulan Oktober 2015 ke 2016, dengan total pemasukan US$ 6,7 miliar. Pencapaian tersebut merupakan kontribusi game-game blockbuster raksasa seperti Battlefield 1, Titanfall 2, Mafia 3 serta Gears of War 4.

Di platform home console, keuntungan per tahun (year-over-year) menunjukkan peningkatan 27 persen, mencapai angka US$ 628 juta. PC bahkan lebih luar biasa lagi, melonjak 78 persen dari tahun lalu ke US$ 529 juta – salah satu penyumbang terbesarnya adalah game strategi turn-based eksklusif, Sid Meier’s Civilization VI. Pasar mobile tentu saja adalah yang terbesar. Profitnya naik 15 persen ke US$ 3,1 miliar.

Menurut SuperData, selain larisnya permainan-permainan AAA tersebut, alasan lain kenaikan penjualan digital adalah karena agresifnya promosi sejumlah publisher di waktu Halloween, misalnya Activision Blizzard (berkat ratusan item kosmetik Overwatch), Electronic Arts (ada card Ultimate Team bertema Halloween di FIFA 17 dan Madden NFL 17), serta konten serupa dari Riot serta Niantic. SuperData menjelaskan, konten/bundel bertema khusus kini berperan jadi alat promosi berharga bagi publisher besar.

Kabar kurang gembiranya, segmen pay-to-play malah merosot cukup besar, yakni turun US$ 12 persen ke US$ 219 juta. Dari analisis SuperData, hal tersebut adalah pengaruh berkurangnya efek dorongan expansion pack – contoh yang paling signifikan ialah Legion untuk World of Warcraft. Lalu pasar game sosial juga menunjukkan keadaan yang stagnan, turun ke US$ 618 juta dari US$ 624 juta di Oktober 2015.

Ini dia game-game dengan penjualan konten digital terlaris per bulan Oktober 2016:

Mobile

  1. Pokémon Go
  2. Clash Royale
  3. Monster Strike
  4. Clash of Clans
  5. Mobile Strike
  6. Game of War: Fire Age
  7. Fantasy Westward Journey
  8. Candy Crush Saga
  9. Puzzles & Dragons
  10. Clash of Kings

Console

  1. Battlefield 1
  2. FIFA 17
  3. Mafia III
  4. Call of Duty: Black Ops III
  5. Grand Theft Auto V
  6. NBA 2K17
  7. Destiny
  8. Gears of War 4
  9. FIFA 16
  10. Star Wars Battlefront

Personal computer

  1. League of Legends
  2. Crossfire
  3. World of Warcraft
  4. Dungeon Fighter Online
  5. Sid Meier’s Civilization VI
  6. Overwatch
  7. Battlefield 1
  8. World of Tanks
  9. DOTA 2
  10. Fantasy Westward Journey Online II

Sumber: Games Industry.

PC Backpack Spesialis Virtual Reality MSI VR One Siap Dipesan, Berikut Spesifikasinya

Populer di ranah hardcore gaming tidak membuat MSI cepat merasa puas. Di era bangkitnya virtual reality, perusahaan Taiwan itu segera menyediakan notebook gaming dan mobile workstation ‘VR ready’ pertama di dunia. Tersedianya GPU Nvidia Pascal di laptop mengobarkan semangat mereka, dan Anda mungkin juga sudah tahu MSI telah menyiapkan device unik pendukung VR.

Dilakukan bersama tim HTC Vive, upaya pengembangan PC berwujud ransel MSI singkap di ajang Computex 2016. Saat itu, produk belum memiliki nama resmi dan kabarnya lebih diarahkan ke segmen enterprise. Lalu di bulan September, sang produsen mengumumkan penjelmaan resmi dari perangkat tersebut, sebuah device bertitel VR One. Setelah dipamerkan di acara-acara gaming internasional, akhirnya MSI mulai memasarkannya.

MSI VR One 1

Micro-Star International mengklaim VR One sebagai tas virtual reality futuristis paling ringan, bobotnya kurang dari 3,6-kilogram dengan tebal hanya 54-milimeter (panjang dan lebarnya 40,4×29,2cm ). Penyajian ini memberikan kebebasan bagi user karena mereka tak lagi terkekang dalam keterbatasan area penggunaan. Tak seperti laptop, baterai VR One sanggup memberikan tenaga yang dibutuhkan untuk menangani headset virtual reality selama satu setengah jam tanpa perlu tersambung ke sumber listrik. Saat dayanya mulai habis, unit baterai bisa langsung ditukar berkat desain hot swap.

VR One

Produsen kini tidak lagi malu-malu buat menginformasikan spesifikasinya. VR One, khususnya versi 6RD-007US, dipersenjatai prosesor Intel Core i7-6820HK 2,7GHz, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060, RAM DDR4 sebesar 16GB, dan ada penyimpanan SSD seluas 256GB. Untuk menunjang virtual reality, MSI membekali VR One dengan konektivitas yang luas: empat USB 3.0, mini DisplayPort, HDMI 2.0, sepasang jack headphone dan microphone, USB type-C Thunderbolt 3, serta sambungan wireless Bluetooth 4.1 dan Wi-Fi Killer 1435.

MSI VR One 2

Menariknya lagi, device diklaim mampu beroperasi dengan hening, mengeluarkan suara kurang dari 40dBA saat full load. Lalu Anda juga tidak usah cemas rangkaian hardware berperforma tinggi VR One akan membakar punggung sewaktu dikenakan. MSI secara seksama merancang struktur mount-nya agar Anda tidak merasakan hawa panas keluar dari PC backpack tersebut.

MSI VR One 3

Selain untuk gaming dan mendukung wahana taman rekreasi berbasis VR, VR One bisa dimanfaatkan ke berbagai ranah bisnis dan edukasi: memeriksa hasil rancangan rumah sebelum dibangun, melakukan test drive, browsing produk sebelum berbelanja, sampai dimanfaatkan di pelajaran arkeologi. Device juga dapat digunakan sebagai PC biasa, dengan wujud yang padat tetapi jauh lebih bertenaga dari notebook (dapat tersambung ke tiga monitor 4K).

MSI VR One 4

MSI VR One sudah dapat dipesan oleh konsumen di wilayah Amerika, Australia, Eropa, Jepang, Taiwan dan Tiongkok seharga mulai dari US$ 2.000. Dengan menambahkan US$ 300 lagi, Anda bisa mendapatkan varian ber-GPU GeForce GTX 1070 dan SSD 512GB.

Sumber: MSI.

Intel, Microsoft, Lenovo, HP dan Dell Berkolaborasi Promosikan PC?

Kekhawatiran khalayak terhadap menghilangnya peran PC terbilang berlebihan. Hingga kini personal computer masih menjadi perangkat kebutuhan produktif paling optimal, serta diakui sebagai platform gaming terbaik. Namun tampaknya beberapa raksasa di industri terpicu buat menginformasikan kapabilitas PC lebih jauh, dan melangsungkan sebuah strategi unik.
Continue reading Intel, Microsoft, Lenovo, HP dan Dell Berkolaborasi Promosikan PC?

Paperweight Dari Paperspace Ialah PC Berukuran Biskuit Berbekal Cloud

Silakan pejamkan mata Anda dan bayangkan sebuah semesta dimana PC sekaligus perangkat sejenisnya bisa dimiliki murah, dan tak harus di-upgrade serta diganti secara berkala. Baiklah, mari kembali ke alam nyata karena hal tersebut mungkin cuma terjadi di dunia fantasi. Tapi benarkah teknologi komputer terbatas pada hardware? Tim Paperspace tidak setuju. Continue reading Paperweight Dari Paperspace Ialah PC Berukuran Biskuit Berbekal Cloud