Yang Perlu Diketahui dari Smartphone Google Pixel 6, 6 Pro, dan Chip Tensor

Google akhirnya resmi mengumumkan smartphone Pixel 6 dan Pixel 6 Pro. Keduanya sudah menjalankan sistem operasi Android 12 dan ditenagai oleh chip Tensor yang dikembangkan sendiri oleh Google.

Google Tensor adalah SoC yang dibangun pada teknologi proses 5nm. Ia mengemas CPU octa-core dengan arsitektur tri-cluster yang mencakup dua core berperforma tinggi berbasis ARM Cortex-X1 2.80 GHz, dua core Cortex-A76 2.25 GHz, dan empat core hemat daya Cortex-A55 1.80 GHz.

Google Tensor

Sebagai informasi, chipset paling mutakhir dari Qualcomm yakni Snapdragon 888 series memiliki satu prosesor yang berbasis Cortex-X1 dengan clock speed sedikit lebih tinggi yakni 3 GHz pada Snapdragon 888+. Untuk olah grafis, Tensor mengandalkan GPU ARM Mali-G78.

Google mengatakan bahwa Tensor dirancang bersama Google Research yang memungkinkannya membangun platform AI/ML yang sesuai untuk masa depan. Tensor membuka pengalaman baru yang memerlukan ML canggih seperti Motion Mode, Face Unblur, Speech enhancement mode untuk video, dan menerapkan HDRnet ke video hingga resolus 4K 60 fps.

Google Tensor

Selain itu, Tensor dilengkapi chip keamanan Titan M2 bawaan untuk melindungi data sensitif milik pengguna. Google juga menjanjikan pembaruan keamanan hingga 5 tahun.

Google Pixel 6 Pro

Google Pixel 6 Pro

Pixel 6 tersedia dalam opsi warna cloudy white, sorta sunny, dan stormy black. Ia tampil cukup berbeda, terutama desain bingkai kamera belakangnya – persegi panjang dari tepi ke tepi dengan tiga kamera dan satu LED flash yang disusun secara horizontal.

Kamera utamanya 50 MP f/1.85 menggunakan sensor Samsung ISOCELL GN1 1/1.31 inci dan piksel 1.2 μm. Kedua 12 MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 114 derajat dan piksel 1.25 μm.

Ketiga kamera 48 MP f/3.5 menggunakan sensor 1/2 inci dan piksel 0.8 μm dengan lensa telephoto yang memberikan kemampuan 4x optical zoom dan hingga 20x Super Res Zoom.

Berkat image processor khusus pada Tensor, Pixel 6 series membawa fotografi komputasional ke tingkat yang baru. Fitur barunya seperti Magic Eraser yang dapat secara otomatis menghilangkan gangguan pada foto dan Face Unblur yang akan mengambil wajah tajam dari sekumpulan foto dan menempelkannya ke bidikan aksi.

Fitur kamera lain pada Pixel 6 series termasuk Motion Mode, Real Tone, Panorama, Manual white balancing, Locked Folder, Night Sight, Top Shot, Portrait Mode, Portrait Light, Super Res Zoom, Motion autofocus, Frequent Faces, Dual exposure controls, dan Live HDR+.

Beralih ke bagian depan, tersemat kamera 11.1 MP f/2.2 dengan piksel 1.22 μm pada layar LTPO OLED yang punya variable refresh rate hingga 120 Hz. Ukurannya 6,7 inci ditopang resolusi tinggi QHD+ dengan kerapatan piksel mencapai 512 ppi dalam aspek rasio 19.5:9 dan permukaannya diproteksi Corning Gorilla Glass Victus.

Google Pixel 6

Google-Pixel-6

Pixel 6 juga tersedia dalam tiga opsi warna yakni sorta seafoam, kinda coral, dan stormy black. Dibanding saudaranya, ukuran layar Pixel 6 lebih kecil yakni OLED 90Hz 6,4 inci FHD+ (411 ppi) dalam rasio 20:9 dan juga diproteksi Gorilla Glass Victus.

Selan itu, Pixel 6 hanya dibekali dua kamera belakang – kamera utama 50 MP dan kamera dengan lensa ultrawide 12 MP, tanpa kamera dengan lensa telephoto. Kamera depannya juga disesuaikan dengan 8 MP f/2.0 dengan piksel 1.12 μm.

Sekarang berapa harganya? Di pasar Amerika Serikat, Google Pixel 6 dibanderol mulai dari US$599 atau sekitar Rp8,4 jutaan dengan konfigurasi memori 8/128GB dan 8/256GB. Sementara, Pixel 6 Pro dijual mulai dari US$899 atau Rp12,7 jutaan dengan konfigurasi memori 12/128GB, 12/256GB, dan 12/512GB.

Sumber: GSMArena, Google

Google akan Bikin SoC Sendiri untuk Pixel dan Chromebook

Selama ini, kita selalu melihat sebuah smartphone Android selalu menggunakan SoC buatan produsen lain. Misalkan saja sebuah smartphone Xiaomi akan menggunakan SoC buatan Qualcomm atau Mediatek. Samsung saat ini juga menggunakan kedua SoC tersebut dan juga milik mereka sendiri, Exynos. Untuk Google sendiri, mereka saat ini masih menggunakan Snapdragon untuk Pixel-nya.

Apple, Samsung, dan Huawei saat ini merupakan tiga perusahaan yang menggunakan SoC buatan sendiri untuk digunakan pada perangkatnya. Hal tersebut bertujuan agar mereka dapat melakukan optimalisasi secara internal sehingga sistemnya akan berjalan lebih lancar secara keseluruhan. Ternyata, Google juga punya rencana yang sama dengan ketiga perusahaan tersebut.

samsung-umumkan-sensor-gambar-isocell-gn1-beresolusi-50mp-2

Google baru-baru ini bekerja sama dengan Samsung dalam membuat sebuah chip. Dengan nama Whitechapel, ternyata Google sedang membuat sebuah SoC baru yang menggunakan delapan inti prosesor. Selain itu, ada beberapa silikon tambahan yang digunakan untuk meningkatkan AI dari Google dan juga Google Assistant. SoC ini sendiri bakal menggunakan proses pabrikasi 5LPE 5 nm buatan Samsung.

Untuk pembuatan hingga menjadi sebuah produk komersial, Whitechapel diharapkan bisa digunakan pada produk Pixel terbaru dari Google pada akhir tahun 2021 mendatang. Tidak berhenti sampai situ saja, ternyata Google juga diduga sedang mengembangkan prosesor khusus untuk Chromebook-nya. Hal ini tentu saja akan membuat Chromebook akan menjadi lebih optimal.

Dengan menggunakan chipset buatan tersendiri, Google sudah pasti bisa memasukkan segala feature yang mereka inginkan pada sisi hardware. Selama ini, Google bisa saja meminta para pembuat cip untuk memasukkan feature yang mereka buat agar bisa berjalan dengan lancar. Apple merupakan salah satu contoh yang mengimplementasikan hal tersebut sehingga membuat sistem mereka secara keseluruhan lebih lancar dibandingkan dengan platform lainnya.

Lenovo Chromebook Duet

Sistem-on-chip kelas atas dari Qualcomm atau MediaTek yang digunakan oleh sebagian besar pembuat ponsel cerdas memberikan kinerja grafis dan tujuan umum yang sangat tinggi, sehingga memungkinkan produsen untuk berinovasi dengan kamera dan perangkat lunak mereka. Namun, karena tidak dapat disimpan, perangkat tidak membawa perangkat keras eksklusif yang dirancang khusus yang dapat membedakan perangkat dalam hal kinerja dan kemampuan

Dengan membuat SoC tersendiri, tentu saja Google bakal secara langsung bersaing dengan pembuat cip lainnya yang juga merupakan mitranya seperti Qualcomm dan Mediatek. Hal ini tentu berbeda jika HiSilicon milik Huawei yang membuat cip tersendiri dan mereka hanya bersaing dengan sesama pembuat chipset. Dengan menggunakan Whitechapel, Google akan menggunakan software dan hardware buatan sendiri yang mungkin tidak akan teroptimasi pada chipset pihak ketiga.

Sumber: TomsHardware

 

 

Sedih, Google Photos Bakal Tidak Gratis Lagi Tahun 2021

Siapa yang tidak mengambil gambar setiap hari melalui smartphone-nya? Mungkin hanya sedikit yang tidak melakukan hal tersebut. Bagi yang melakukan, tentu saja banyak momen indah yang tertangkap dan tidak akan dilupakan. Namun semakin banyak foto yang diambil, tentu saja akan memakan ruang penyimpanan pada smartphone.

Untuk menanggulangi hal tersebut, lima tahun lalu Google mempersembahkan layanan mereka yang bernama Google Photos. Dengan Google Photos, semua orang bisa mendapatkan ruang penyimpanan foto dan video tidak terbatas dengan memilih opsi High Quality. Semua foto dan video bisa disimpan secara gratis…. setidaknya sampai tanggal 1 Juni 2021 mendatang.

Hari ini secara mengejutkan Google mengirimkan pesan kepada semua pengguna Google Photos. Google mengatakan bahwa mulai tangga 1 Juni 2021, semua foto dan video baru yang di-upload ke Google Photos akan dihitung dalam total penyimpanan gratis sebanyak 15 GB per akun Google. Hal tersebut berarti foto dan video baru yang ditaruh pada cloud Google tersebut akan bergabung dengan Gmail dan Google Drive.

Google Photos sendiri sudah meneyimpan lebih dari 4 triliun foto dan video. Per minggunya, ada sekitar 28 milyar foto dan video baru yang di-upload ke layanan gratis ini. Google sendiri mengatakan bahwa langkah yang diambil ini dilakukan guna membangun Google Photos untuk masa depan. Hal ini juga diambil karena Google berkomitmen untuk tidak menggunakan informasi pada Google Photos untuk tujuan periklanan.

Lalu bagaimana dengan foto dan video yang sudah diunggah sebelum tanggal 1 Juni 2021? Untungnya semuanya tidak akan mengambil ruang 15 GB yang sudah diberikan oleh Google. Namun, hal ini tidak berlaku untuk mereka yang memiliki smartphone Google Pixel 1 sampai 5. Mereka masih tetap akan mendapatkan layanan gratis tersebut setelah tanggal 1 Juni 2021.

Storage_Estimation_Static.max-1000x1000

Setiap perubahan pada layanan Google sudah pasti akan memengaruhi para penggunanya. Oleh karena itu pada bulan Juni 2021, pengguna akan mendapatkan fitur baru di aplikasi Foto untuk mengelola foto dan video yang sudah di-backup. Hal ini juga akan membuat penggunanya agar sadar jika ruang penyimpanan 15 GB dari Google tersebut akan penuh.

Jika ruang 15 GB tidak mencukupi kebutuhan penyimpanan data dari GMail, Drive, dan Photos, Google juga menyediakan pilihan berbayar. Metode ini berbentuk langganan, di mana para pengguna akan membayar tiap bulan sesuai dengan paket yang dipilih.

Sedih rasanya mendengar bahwa layanan ini tidak lagi gratis. Saya sendiri hampir setiap hari melakukan penyimpanan foto dan video ke Google Photos agar momen penting tidak hilang. Pilihan untuk menggunakan perangkat eksternal memang ada, namun setiap kerusakan tentu akan membuat kenangan yang kita miliki akan hilang selamanya.

Saya juga menyarankan bagi Anda yang memiliki banyak foto dan video kenangan, seperti kelahiran bayi, momen bersama keluarga, dan lain sebagainya untuk di-upload mulai dari hari ini. Masih ada waktu lebih dari enam bulan untuk menyimpan semua kenangan secara gratis. Setelah itu, pilihannya adalah membayar atau membersihkan email dari Gmail dan file dari Drive Anda. Atau, Anda juga bisa membeli sebuah smartphone Google Pixel agar masih bisa merasakan layanan gratis tersebut.

Sumber dan gambar: Google

Google Merilis Smartphone Android 11 Murni Pixel 5 dan Pixel 4a 5G

Google telah memperkenalkan dua smartphone Pixel terbarunya, Pixel 5 da 4a 5G. Keduanya sudah mengusung konektivitas 5G dan menjalankan OS Android murni terbaru versi 11.

Mari bahas Pixel 5 terlebih dahulu, ada perubahan besar terjadi di sini. Pertama tidak ada versi ‘XL’ dan dibandingkan pendahulunya, Pixel 5 turun kelas. Di mana tidak lagi ditenagai chipset Snapdragon 8 series, melainkan menggunakan Snapdragon 765G.

Meski satu level di bawah Snapdragon 8 series, Snapdragon 765G masih merupakan chipset premium dengan modem 5G X52 dan AI engine generasi ke-5. SoC ini dibuat pada process technology 7nm, mengemas CPU octa-core yang terdiri dari 1×2.4 GHz Kryo 475 Prime, 1×2.2 GHz Kryo 475 Gold, dan 6×1.8 GHz Kryo 475 Silver. Serta, GPU Adreno 620, RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB.

Tentu saja, Google memiliki chip kamera khusus dengan algoritama AI Google dan konfigurasi dual camera belakangnya juga mengalami perubahan. Kamera utamanya masih sama, beresolusi 12,2MP f/1.7, dengan sensor berukuran 1/2.55″ dan piksel 1.4µm, lengkap dengan dual pixel PDAF dan OIS.

Kamera sekundernya yang berbeda, kini punya 16MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 107 derajat, sebelumnya menggunakan lensa telephoto. Sementara, perekam videonya mendukung 4K hingga 60 fps dan 1080p hingga 240 fps. Lalu, kamera depannya tetap 8MP f/2.2 dan bisa merekam video 1080p pada 30 fps.

Untuk layarnya berukuran 6 inci beresolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9 dan berlapis Corning Gorilla Glass 6. Menggunakan panel OLED dengan refresh rate 90Hz dan mendukung HDR10+. Tubuhnya bersertifikat IP68 untuk tahan debu dan air, dikatakan bodinya terbuat dari aluminium daur ulang dan memiliki finishing bertekstur untuk memberi pegangan lebih baik.

Selain itu, Pixel 5 masih memiliki kemampuan wireless charging dan reverse charging. Di bagian belakang terlihat ada sensor fingerprint, pendahulunya hanya mengandalkan face recognition. Warna yang tersedia ada dua, Sorta Sage dan Just Black. Harga Google Pixel 5 dibanderol US$700 atau sekitar Rp10,4 jutaan.

Google Pixel 4a 5G

google pixel 4a 5g

Smartphone ini tidak sekedar versi 5G dari Pixel 4a, tetapi lebih tepat dibilang versi XL dari Pixel 5G tetapi dengan harga yang lebih terjangkau yaitu US$500 atau sekitar Rp7,4 jutaan. Chipset dan konfigurasi kamera yang digunakan sama seperti Pixel 5.

Perbedaannya pada ukuran layar yang sedikit lebih besar, Pixel 4a 5G berlayar OLED 6,2 inci dengan resolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9. Tidak memiliki refresh tinggi 90Hz dan hanya diproteksi oleh Corning Gorilla Glass 3.

Selain itu, besaran RAM yang digunakan 6GB dan kapasitas baterainya 3.885 mAh dengan fast charging 18W tapi tanpa kemampuan wireless charging. Bodinya juga tidak tahan debu dan air, serta tersedia dalam satu warna saja Just Black.

Chromecast Baru dan Nest Audio

Bersama pengumuman Pixel 5 dan Pixel 4a 5G, Google juga meluncurkan Chromecast baru dengan Google TV dengan harga US$50 (Rp700 ribuan) dan speaker pintar Nest Audio US$30 (Rp400 ribuan). Chromecast merupakan dongle streaming dan pada versi terbarunya ini memiliki antarmuka dan remote sendiri.

Perangkat ini tersambung menggunakan kabel HDMI dan memiliki port USB Type-C untuk pengisian dayanya. Kemampuan juga telah diperbarui, dengan output 4K 60Hz dengan dukungan Dolby Vision, HDR10+, dan HDR 10. Dilengkapi konektivitas WiFi 802.11ac dual-band dan Bluetooth.

Beralih ke Nest Audio, ia merupakan speaker pintar penerus Google Home yang menawarkan sound system 75mm “mid-woofer” dan 19mm tweeter. Juga memiliki tiga mikrofon jarak jauh dan switch untuk mute mikrofon dua tahap.

Google mengatakan, Nest Audio 75% lebih keras dan memiliki bass 50% lebih kuat dari Google Home. Dengan fitur Media EQ, memungkinkan Nest Audio secara otomatis menyesuaikan diri dengan apapun yang ingin Anda dengar, musik, podcast, buka audio, dan lainnya. Berkat fitur Ambient IQ, ia akan menyesuakan volume yang diputar berdasarkan kebisingan latar belakang.

Google Assistant sudah ada di dalamnya dan didukung CPU quad-core Cortex-A53 1,8GHz. Speaker ini terhubung ke Wi-Fi a/b/g/n/ac dan penutupnya terbuat dari 70% plastik daur ulang dengan warna Chalk, Charcoal, Sage, Sand, dan Sky.

Sumber: GSMArena

Google Umumkan Pixel 4a, Compact dengan Layar 5,81 Inci dan Snapdragon 730G

Google telah mengumumkan smartphone Pixel terbaru mereka, Pixel 4a. Perangkat ini memiliki bodi compact dengan layar berukuran 5,81 inci dan ditawarkan dengan harga yang cukup terjangkau.

Layar 5,81 inci tersebut menggunakan panel OLED dengan resolusi 1080×2340 piksel dalam aspek rasio 19.5:9. Di pojok kiri atas layar terdapat lubang untuk kamera depan 8MP f/2.0 dengan ukuran per piksel 1,12μm.

Google Pixel 4a 3

Sementara, kamera belakangnya mengandalkan satu kamera saja beresolusi 12,2MP f/1.7 dengan sensor 1/2.55 inci dan piksel besar 1,4µm. Beberapa fitur kamera andalan Pixel 4a antara lain Night Sight, Portrait Mode, dan Top Shot.

Pixel 4a juga dilengkapi dual pixel phase detection autofocus, OIS, dan EIS untuk menghasilkan rekaman video yang stabil. Resolusi video yang didukung sampai 4K 30 fps, 1080p hingga 120 fps, dan 720p hingga 240 fps.

Soal performa, Pixel 4a ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 730G dipasangkan dengan penyimpanan internal 128GB dan RAM 6GB. Tidak ada versi penyimpanan yang lebih besar dan tanpa slot microSD. Baterainya berkapasitas 3.140 mAh dengan dukungan Power Delivery 2.0 hingga 18W.

Perangkat ini tersedia di pasar AS dengan harga US$349 atau sekitar Rp5,1 juta dalam pilihan warna Just Black. Nantinya juga akan hadir di pasar Inggris, Jerman, Australia, Kanada, Prancis, India, Irlandia, Italia, Jepang, Singapura, Spanyol, dan Taiwan.

Bersamaan dengan pengumuman Pixel 4a, Google juga mengkonfirmasi akan mengumumkan dua smartphone 5G terbarunya yaitu Pixel 4a 5G dan Pixel 5 5G. Pixel 4a 5G akan tersedia mulai US$499 atau sekitar Rp7,3 juta. Informasi detailnya belum diungkap, Google mengatakan kedua smartphone 5G ini akan tersedia di pasar AS, Kanada, Inggris, Irlandia, Prancis, Jerman, Jepang, Taiwan, dan Australia.

Sumber: GSMArena

Google Stadia Akan Tersedia di Smartphone Samsung, Asus ROG dan Razer

Pelepasan status beta GeForce Now ialah sebuah isyarat jelas bagi Google untuk meningkatkan kualitas penyajian Stadia. Walaupun kedua layanan cloud gaming ini disuguhkan secara berbeda, khalayak tampak lebih menyukai GeForce Now karena integrasinya ke sejumlah platform distribusi – seperti Steam dan Epic Games Store. Dengan begini, pengguna tidak perlu membeli game lebih dari sekali agar bisa mengaksesnya via cloud.

Sementara itu, belum lama pelanggan Stadia mengeluhkan minimnya pilihan game dan belum adanya dukungan fitur-fitur esensial. Merespons hal tersebut (dan demi menepati janji ketersediaan 120 permainan di tahun 2020), Google mengumumkan agenda peluncuran lima game baru, dan tiga dari mereka merupakan judul eksklusif. Dan setelah hanya ditunjang smartphone Pixel, minggu ini Stadia akhirnya dapat dinikmati dari lebih banyak perangkat.

Di tanggal 20 Februari besok, layanan gaming on demand Google tersebut dapat diakses dari 18 varian smartphone, terutama yang bermerek Samsung, Asus ROG dan Razer. Mayoritas dari mereka adalah model flagship, dengan usia paling tua tiga tahun. Dan karena sejauh ini baru tersedia dua tipe Asus ROG dan Razer, Samsung memang terlihat mendominasi. Daftar lengkapnya bisa dilihat di bawah.

  • ASUS ROG Phone
  • ASUS ROG Phone II
  • Razer Phone
  • Razer Phone 2
  • Samsung Galaxy S8
  • Samsung Galaxy S8+
  • Samsung Galaxy S8 Active
  • Samsung Galaxy Note8
  • Samsung Galaxy S9
  • Samsung Galaxy S9+
  • Samsung Galaxy Note9
  • Samsung Galaxy S10
  • Samsung Galaxy S10+
  • Samsung Galaxy Note10
  • Samsung Galaxy Note10+
  • Samsung Galaxy S20
  • Samsung Galaxy S20+
  • Samsung Galaxy S20 Ultra

Itu berarti, Galaxy S8 merupakan smartphone non-Google tertua yang siap menghidangkan Stadia. Di momen peluncurannya, hanya Pixel 2, Pixel 3, Pixel 3a, dan Pixel 4 yang kompatibel dengan platform cloud gaming tersebut. Di luar smartphone, Stadia disediakan pula untuk PC serta TV dengan Chromecast Ultra. Sayangnya, hingga kini Google belum mengabarkan kapan pengguna iPhone dan iPad dapat menggunakannya.

Terkait janji 120 game di tahun ini, Google menargetkan buat melepas lebih dari 10 judul di paruh pertama 2020. Buat sekarang, Stadia sudah menyuguhkan sekitar 20 permainan. Rencananya, game-game besar seperti Cyberpunk 2077, Baldur’s Gate III, Doom Eternal, Marvel’s Avengers, Watch Dogs: Legion, Gods & Monsters, hingga Orcs Must Die! 3 akan hadir di sana. Namun saya berasumsi penundaan perilisan beberapa judul tersebut memengaruhi pendaratan mereka di Stadia.

Google Stadia meluncur di bulan November 2019, tetapi layanan ini baru dapat diakses dari 14 negara saja. Belum diketahui pasti kapan Stadia akan tiba di tanah air, namun laman store berbahasa Indonesia mengindikasikan agenda Google untuk turut merilisnya di sini. Anda bisa mendaftarkan email buat mendapatkan notifikasi langsung dari Google.

Via Eurogamer.

Lini Google Pixel Kedatangan Fitur Portrait Mode Pasca Pemotretan

Di samping kualitas kameranya yang jempolan, salah satu pertimbangan lain membeli seri ponsel Google Pixel selama ini adalah sederet pembaruan yang rutin dirilis langsung oleh Google melalui software update. Yang saya maksud bukan sebatas versi terbaru Android saja, tapi juga sejumlah fitur kecil seperti berikut ini.

Yang pertama adalah Portrait Mode pasca pemotretan. Seperti yang kita tahu, seri Pixel selama ini mewujudkan efek blur pada foto dengan mengandalkan pengolahan software saja, dan ini sekarang bisa diterapkan meski fotonya sudah diambil bertahun-tahun yang lalu.

Sebelum ini, pengguna sudah bisa mengubah intensitas blur pada foto Portrait Mode yang diambil. Sekarang, pengguna dapat menyulap foto apa saja menjadi foto Portrait Mode, dan fotonya pun tidak harus yang diambil menggunakan kamera Pixel.

Yang kedua, khusus untuk Pixel 4, aplikasi video call Duo sekarang dilengkapi fitur auto-framing. Berbekal sudut pandang yang luas pada kamera depan Pixel 4, aplikasi dapat mengatur sendiri posisi framing supaya wajah pengguna selalu berada di tengah layar, dan ketika ada orang lain yang ikut nimbrung, framing kameranya juga akan disesuaikan sehingga bisa mencakup dua orang sekaligus.

Untuk pengguna Pixel generasi sebelumnya, aplikasi Recorder yang menjadi kebanggaan Pixel 4 akhirnya sudah bisa digunakan. Sesuai janji, fitur Live Caption yang akan membuatkan transkip secara real-time pada konten apapun yang dilengkapi audio akhirnya juga tersedia buat para konsumen Pixel 3a dan Pixel 3a XL.

Terakhir, update terbaru yang Google rilis juga disebut akan menghadirkan manajemen memory yang lebih baik. Pasca update, perangkat akan secara proaktif melakukan kompresi terhadap aplikasi yang tersimpan dalam cache, dan ini diyakini akan berdampak langsung pada kelancaran multitasking.

Sumber: Google.

Berkat Android 10, Alat Bantu Dengar Dapat Berfungsi Layaknya Headset Bluetooth

Google telah merilis Android 10 secara resmi, diawali dengan lini Pixel terlebih dulu. Dari sekian banyak fitur barunya, ada satu yang sangat menarik meski tidak ditujukan untuk semua orang. Namanya Audio Streaming for Hearing Aids (ASHA), didedikasikan untuk para konsumen yang menggunakan alat bantu dengar sehari-harinya.

Fitur ini sejatinya dapat menyulap alat bantu dengar yang kompatibel menjadi headset Bluetooth. Semua suara yang berasal dari ponsel, baik itu musik dari layanan streaming, ringtone maupun percakapan telepon akan diteruskan langsung ke alat bantu dengar melalui Bluetooth Low Energy (BLE).

ASHA pada dasarnya merupakan sejenis protokol baru yang Google kembangkan dari nol. Menariknya, ASHA dirancang sebagai proyek open-source, yang berarti siapapun bebas memodifikasinya sesuai kebutuhan, dan ini sangat krusial guna memperluas kompatibilitasnya dengan berbagai alat bantu dengar.

Untuk sekarang, alat bantu dengar yang kompatibel memang baru sedikit, tapi seperti yang saya bilang, itu semua hanya masalah waktu jika melihat sifat ASHA yang open-source. Selama alat bantu dengarnya dilengkapi konektivitas Bluetooth LE, semestinya tidak akan begitu sulit menambahkan dukungan terhadap ASHA.

Bluetooth LE juga sudah bisa dibilang merupakan konektivitas standar untuk smartphone saat ini, yang berarti konsumen non-Pixel hanya tinggal menunggu update Android 10 tersedia buat mereka.

Sumber: Android Headlines dan Engadget. Gambar header: Pexels.

Google Kembangkan Sistem Speech Recognition yang Bisa Bekerja Secara Offline

Fitur speech recognition pada smartphone kita kenal sebagai fitur yang sangat bergantung pada koneksi internet. Itu dikarenakan teknologinya begitu kompleks, melibatkan sejumlah bagian dengan tugasnya masing-masing yang spesifik.

Pertama-tama, ada satu bagian dari sistem yang ‘memecah-mecah’ input audio menjadi satuan suara terkecil alias fonem. Selanjutnya, bagian sistem lain akan menghubungkan fonem demi fonem menjadi kata-kata, sebelum akhirnya frasanya ditebak oleh bagian yang lain lagi.

Itulah mengapa dibutuhkan koneksi internet yang baik agar speech recognition bisa bekerja dengan lancar, sebab smartphone perlu mengirimkan input audionya ke server terlebih dulu untuk diproses. Semua yang melibatkan server tentu tidak luput dari latency alias jeda, namun Google rupanya sudah punya solusi yang menarik.

Recurrent Neural Network Transducer

Ketimbang mengandalkan sistem speech recogntion yang tersimpan di server, Google meracik sistem berbasis AI bernama Recurrent Neural Network Transducer (RNN-T) yang bisa bekerja langsung di perangkat tanpa perlu mengandalkan koneksi internet. Alhasil, input audio dapat diproses secara instan tanpa ada jeda.

Kalau Anda lihat pada gambar GIF di atas, output yang dihasilkan RNN-T muncul per huruf, dan itu menunjukkan tidak adanya latency selama prosesnya berlangsung. Bandingkan dengan sistem speech recognition berbasis server seperti biasa, yang output-nya muncul secara tidak menentu.

RNN-T nantinya bakal hadir di Gboard pada semua ponsel Pixel, tapi seperti biasa, sementara baru bisa digunakan untuk bahasa Inggris saja. Google berharap mereka bisa menerapkan teknik yang sama untuk bahasa-bahasa lain ke depannya.

Sumber: SlashGear.

Samsung Umumkan Sensor Gambar 1/3.4 Inci 20MP dengan Form Factor Kecil

Kemampuan kamera pada smartphone terus meningkat. Setelah marak konfigurasi dual-camera, smartphone dengan triple-camera dan bahkan quad-camera di bagian belakang mulai berdatangan. Kamera depan juga mulai menjadi aspek yang sama pentingnya dengan kamera belakang.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Samsung telah mengumumkan sensor gambar baru beresolusi tinggi dengan form factor terkecil yakni ISOCELL Slim 3T2. Sensor gambar ini dirancang untuk smartphone full-screen display kelas menengah, terutama yang menggunakan desain hole-in display atau waterdrop dengan notch mini di pucuk layar.

samsung-umumkan-sensor-gambar-13-4-inci-20mp-dengan-form-factor-kecil-2

Berukuran 1/3.4 inci dengan resolusi 20-megapixel, pixel berukuran 0.8μm dan dilengkapi teknologi Tetracell. Di mana dalam kondisi cahaya rendah, empat pixel akan bekerja sebagai satu pixel 1.6μm pada resolusi 5-megapixel.

Selain untuk kamera depan, sehingga bisa menyempil manis pada noth – sensor ISOCELL Slim 3T2 juga bisa digunakan dalam konfigurasi multi-camera, misalnya sebagai modul telephoto pada kamera belakang.

Sensor akan menggunakan array filter warna RGB bukan Tetracell dan form factor yang kecil mengurangi ketinggian modul tele-camera sekitar 7 persen dibanding sensor gambar 1/3-inci 20MP Samsung.

Samsung ISOCELL Slim 3T2 juga mempertahankan resolusi efektif sebanyak 60 persen lebih tinggi pada rentang zoom digital 10x dibanding sensor gambar 13MP dengan ketinggian modul yang sama.

Sumber: news.samsung