Bagaimana Pengaruh Liga PUBG Mobile ke Ekosistem Esports-nya?

Setelah 4 pekan pertandingan babak Regular Season PMPL ID 2020 Season 1 (6-29 Maret 2020) dan babak Grand Final yang digelar pada tanggal 3-5 April 2020, Bigetron RA akhirnya dinobatkan jadi sang juara; berkat performa gemilang mereka yang sangat konsisten sepanjang musim. Berikut adalah hasil akhir perolehan poin 3 tim teratas di hari ketiga babak Grand Final, beserta hadiah yang berhak mereka dapatkan:

Juara 1: Bigetron RA – 233 poin/4 Chicken Dinner/87 Kill – US$20.000 (sekitar Rp330,5 juta) – Berhak melaju ke PMWL 2020 dan PMPL SEA Finals 2020

Juara 2: MORPH Team – 192 poin/2 Chicken Dinner/73 Kill – US$14.000 (sekitar Rp231 juta) – Berhak melaju ke PMPL SEA Finals 2020

Juara 3: ONIC Esports – 173 poin/2 Chicken Dinner/75 Kill – US$7.0000 (sekitar Rp115 juta) – Berhak melaju ke PMPL SEA Finals 2020

PMPL ID 2020 S1 yang menyuguhkan total hadiah sebesar US$150 ribu (sekitar Rp2,2 miliar) ini adalah liga PUBG Mobile pertama yang digelar resmi oleh Tencent di Indonesia. Biasanya, sebelum ada PMPL, format turnamen lebih sering digunakan untuk ajang-ajang kompetitif PUBG Mobile di Indonesia.

Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id
Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id

Karena itulah, mungkin jadi muncul sejumlah pertanyaan tentang sistem liga dan pengaruhnya untuk ekosistem esports PUBG Mobile (PUBGM). Kenapa baru ada sekarang? Negara-negara mana lagi yang punya PMPL selain Indonesia? Apakah ada kulminasi dari liga-liga tadi di tingkat dunia? Bagaimana hubungannya dengan turnamen internasional PUBG Mobile yang sudah lebih dulu ada, seperti PMCO?

Terakhir, yang tak kalah penting, apakah sebenarnya pengaruh dari sistem kompetisi berbentuk liga ini ke ekosistem esports PUBGM?

Agung Chaniago, Indonesia Esports Manager PUBG Mobile, memberikan jawabannya. Ajang kompetitif berbentuk liga sebenarnya sudah ada sejak ekosistem esports PUBG Mobile muncul namun di tingkat Asia Tenggara. Dan saat ini, pertumbuhan esports sudah begitu pesat – khususnya di Indonesia. “Jadi, kami membuat liga di Indonesia karena kami ingin menjaga ekosistem esports dari tingkat paling bawah sampai paling atas. Liga ini juga jadi cara kami untuk menunjukkan bahwa siapapun bisa jadi bintang di PUBG Mobile.”

Selain di Indonesia, PMPL juga ada di Malaysia-Singapura, Thailand, Taiwan, Asia Selatan, dan Amerika. 3 tim teratas dari masing-masing negara di Asia Tenggara akan diundang lagi untuk bertanding kembali di tingkat yang lebih tinggi, yaitu PMPL SEA Finals 2020. 2 tim teratas dari ajang tersebut akan bertanding di tingkat dunia.

Sumber: Twitter PUBG Esports
PMCO 2019. Sumber: Twitter PUBG Esports

Lalu apa bedanya dengan PMCO? PMCO merupakan turnamen yang dijadikan jalur ke tingkat internasional buat negara-negara yang tidak memiliki PMPL. Saat ini ada PMCO untuk kawasan Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika.

Agung pun menutup perbincangan dengan menjelaskan pengaruh sistem liga ke ekosistem esports secara keseluruhan. Menurutnya, dampak dari liga ini sangat baik karena sistemnya terbuka tidak hanya untuk tim profesional, tapi juga untuk tim semi-profesional.

“Semua pemain PUBG Mobile bisa mengejar mimpinya untuk turut bertarung di PMPL Indonesia 2020 Season 2 karena kami juga membuka kesempatan seadil-adilnya lewat babak kualifikasi. Relevansinya ke tim-tim profesional juga lebih positif lagi karena setiap tim-tim besar jadi memiliki divisi PUBGM agar bisa bergabung dengan liga kami dan menjadi juara di Indonesia ataupun di dunia.” Kata Agung.

Selain perwakilan dari Tencent tadi, Agustian Hwang, CEO Mineski Global Indonesia (yang juga jadi event organizer untuk PMPL ID 2020 Season 1) dan Edwin Chia, CEO Bigetron Esports turut berbagi pandangan mereka tentang ajang kompetitif berbentuk liga.

Dari sisi penonton, jika melihat esports sebagai bentuk entertainment, Agus mengatakan bahwa sistem liga akan lebih memuaskan penonton karena tidak cuma dari segi kompetisinya saja tetapi juga dari banyak cerita dan konten yang bisa dinikmati.

Bigetron saat juara PMCO 2019. Sumber: Twitter PUBG Esports
Bigetron saat juara PMCO 2019. Sumber: Twitter PUBG Esports

Edwin juga mengatakan hal yang serupa. Menurutnya, sistem liga jauh lebih baik karena ada banyak cerita yang terjadi selama masa pertandingan. Misalnya, seperti bentuk rivalry antar tim akan lebih mudah terbangun dengan sendirinya dibanding dengan sistem turnamen yang bisa saja berakhir dalam waktu 2 hari. Dari sisi performa tim, sistem liga juga mampu menjadi indikator yang lebih baik karena ada lebih banyak pertandingan yang harus dijalani dalam durasi yang lebih lama. Sedangkan di format turnamen, sebuah tim bisa saja jadi juara jika beruntung di selama turnamen berjalan.

Itu tadi dari sisi esports sebagai tontonan. Lalu bagaimana dari sisi bisnis? Sistem seperti apakah yang lebih menguntungkan bagi sponsor kompetisi?

“Untuk perspektif bisnis, saya kira sponsor lebih yakin dalam mendukung sistem liga. Dibanding dengan sistem turnamen yang kompetisinya bisa saja berakhir dalam 2 hari, eksposur yang didapat untuk brand tentu tidak akan sebaik yang bisa ditawarkan sistem liga yang bisa berjalan setidaknya dalam waktu 1 bulan. Durasi yang lebih panjang ini juga memudahkan para sponsor untuk merancang campaign yang berjalan beriringan bersama liga tersebut.” Terang Edwin yang merintis Bigetron Esports sejak 2017.

Agus memiliki pendapat yang sedikit berbeda dalam perspektif ini. Menurutnya, perspektif bisnis ini lebih sulit digeneralisir mengingat setiap perusahaan / sponsor punya tujuan dan kondisi yang berbeda. Untuk streaming platform, misalnya, sistem liga akan lebih baik karena dapat menghasilkan jam tayang yang lebih banyak. Sedangkan untuk sponsor yang menggunakan marketing budget, mereka lebih sensitif dengan timeline kompetisi.

Bagaimana jika pengaruhnya dilihat dari sisi tim peserta (untuk Bigetron) dan event organizer (untuk Mineski)? Apakah kekurangan dari sistem liga?

Agus dan Mineski yang sudah menangani berbagai kompetisi, baik di Indonesia ataupun di tingkat internasional, mengatakan bahwa kesulitan dari sistem liga adalah mencari tempat/venue yang bisa digunakan untuk jangka waktu panjang.

Sedangkan dari sisi peserta, Edwin mengungkap bahwa sistem liga lebih banyak menguras stamina para pemainnya. Para pemain yang bertanding di sistem liga harus memberikan 80% waktunya setiap pekan untuk fokus berkompetisi. Hal ini berarti mereka jadi punya waktu luang yang lebih sedikit. Sumber daya yang harus dikeluarkan oleh manajemen dalam mendukung para pemainnya juga lebih banyak. Walaupun, memang, tim jadi punya lebih banyak konten untuk diproduksi menjadi keuntungan besar dari sistem liga.

Terakhir, bagaimana sebenarnya dampak dari sistem kompetisi ini ke ekosistem esports secara keseluruhan?

Statistik PMPL S1. Sumber: PUBG Mobile Esports Indonesia
Statistik PMPL S1. Sumber: PUBG Mobile Esports Indonesia

Edwin pun berkata, “Tentu sangat positif. Sistem liga akan memperpanjang umur game yang nantinya juga berdampak pada umur ekosistem esports-nya. Tim dan sponsor pun akan lebih yakin dan percaya diri investasi ke game yang punya rencana jangka panjang.”

Di sisi lain, Agus juga menambahkan tentang pentingnya dua sistem kompetisi. “Sistem kompetisi baik liga ataupun turnamen itu sama baiknya. Menurut saya, sistem turnamen lebih terbuka dan memberikan lebih banyak kejutan karena juaranya bisa ditentukan oleh tim mana yang bisa mendapatkan momentum selama kompetisi berjalan. Sedangkan sistem liga lebih membutuhkan konsistensi untuk jadi juara. Bagi saya, baik sistem liga dan turnamen tetap penting untuk dijalankan kedua-duanya. Misalnya di sepak bola dalam satu musim selalu ada liga profesional yang diselingi oleh sistem turnamen. Keduanya memiliki keunggulan dan fungsinya masing-masing dalam memelihara ekosistem secara keseluruhan.” Tutup Agus.

Sumber Feat Image: Riedel Communication

7 Pemain PMPL ID 2020 Season 1 Paling Cemerlang Menurut Wibi “8KEN” Irbawanto

PUBG Mobile Pro League Indonesia 2020 Season 1 (PMPL ID 2020 S1) baru saja menyelesaikan pekan keduanya. Pertandingan dibuka di pekan pertama dengan aksi menawan dari 24 tim PUBG Mobile papan atas di Indonesia. Sementara pada pekan kedua, Bigetron Red Aliens membuat penonton terperangah dengan permainan dominan tanpa henti yang mereka tunjukkan.

Dari total sekitar 96 pemain yang mengikuti PMPL ID 2020 Season 1 ini, berikut adalah 7 pemain PMPL ID 2020 Season 1 yang tampil cemerlang setelah dua pekan berjalan. Menurut, shoutcaster bahasa Inggris untuk PMPL ID 2020 S1, Wibi Irbawanto (8KEN).

Zabrol – MORPH Team

Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id
Zabrol (kedua dari kiri), salah satu dari 7 pemain PMPL ID Season 1 paling cemerlang. Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id

Tim ini mungkin bisa dibilang sebagai tim paling ambisius dalam usahanya meruntuhkan dominasi Bigetron RA di kancah lokal. Berkali-kali mereka berhadapan dengan Zuxxy Luxxy dan kawan-kawan di Circle terakhir. Berkali-kali mereka kalah, tapi tetap bangkit dan dapatkan kemenangan. Dari empat pemain mereka, satu yang paling cemerlang menurut 8KEN adalah Zabrol.

Insting permainan yang dilengkapi dengan kemampuan bidik ciamik membuat Zabrol jadi luar biasa di PMPL ID 2020 S1. “Kemampuan dia juga cocok dengan gaya permainan agresif MORPH. Jadi ketika musuh ditabrak Zabrol dan kawan-kawan, jangan harap bisa bertahan lama deh.” ucap 8KEN.

Bobbs – The Pillars Slayer

Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id
Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id

Belakangan The Pillars Slayers memang sedang muncul ke permukaan. Walau kerap ‘Too Soon’ pada beberapa pertandingan, mereka juga tak jarang langsung melejit pada ronde-ronde berikutnya. Berada di peringkat 7 dengan perolehan 334 poin, satu sosok yang patut disorot dari tim ini adalah Bobbs.

Menurut 8KEN, pemain ini merupakan pemain dengan efisiensi tinggi dalam menjatuhkan tim lawan. “Semisal ada mobil menabrak compound, biasanya Bobbs akan jadi orang pertama yang keluar dan segera melakukan rushing mematikan.”

Roses – AURA Esports

Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id
Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id

AURA Esports sempat dijuluki sebagai ‘King of Miramar”. Julukan tersebut tentu tidak sembarangan dilontarkan begitu saja. Dari jajaran pemain AURA Esports, 8KEN menyebut nama Roses sebagai pemain yang cemerlang berkat kemampuannya membaca situasi.

Hal ini berhasil membuat Roses menjadi salah satu flanker yang efektif di dalam pertandingan. Serangan yang ia lakukan terbukti jitu. Jika Roses sudah menusuk ke jantung pertahanan tim tersebut, jangan harap musuh-musuh masih bisa berdaya melawannya.

“Dokter Badru” – Alter Ego

Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id
Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id

Belakangan, pemain ini muncul menjadi sorotan di dalam tayangan pertandingan PMPL ID 2020 Season 1. Pemain ini kerap dijuluki sebagai “Dokter Badru”, karena selalu memiliki Heal Points yang sangat besar dibanding dengan rata-rata pemain lainnya. Badru memang cermat dalam menghadapi pertarungan di dalam keadaan terdesak.

Walau terdesak, ia bisa dengan pintar memilih pertarungan yang punya kesempatan tinggi untuk dimenangkan. Badru sejauh ini sudah membantu Alter Ego mengamankan peringkat 5 dengan perolehan sebesar 373 poin.

Nerpheko – RRQ Ryu

Sumber: PUBG Mobile Official Media
Sumber: PUBG Mobile Official Media

Selain MORPH Team, penantang keras sang raja di pertandingan PMPL ID 2020 Season 1 ini adalah RRQ Ryu. Walau selisih poin dengan Bigetron RA masih cukup jauh, RRQ Ryu menduduki peringkat 3 dengan perolehan sebesar 391 poin. Salah satu pemain yang sangat menonjol dari tim ini, tak lain dan tak bukan sang Terminator, Nerpheko.

Berhasil mendapatkan 45 kill dan gelar Weekly Terminator ketiga setelah pertandingan pekan kedua kemarin, tak heran jika 8KEN memilih dia sebagai salah satu dari 7 pemain paling cemerlang di PMPL ID 2020 S1. “Salah satu momen yang paling gue ingat dari Nerpheko adalah ketika dia bisa menumpas satu Squad sekaligus dengan menggunakan UZI, walau ketika itu bertarung dalam posisi yang sulit untuk dimenangkan.” Ucapnya.

Voker – BOOM Esports

Sumber: PUBG Mobile Official Media
Voker (kedua dari kanan) salah satu pemain yang jadi eksekutor dari tim BOOM Esports. Sumber: PMPL ID Official Media

“Salah satu pemain paling panas selama dua pekan PMPL ID 2020 S1 ini.” Tukas Wibi 8KEN ketika memberikan pendapatnya soal Voker. Memang benar, selama dua pekan belakangan BOOM Esports sedang menunjukkan penampilan yang luar biasa. Terbukti, kini mereka pun menduduki peringkat 2 di klasemen keseluruhan dengan perolehan sebesar 393 poin, dan Voker menjadi pemain paling cemerlang di PMPL ID 2020 S1 sejauh ini.

Seakan kehabisan kata-kata, 8KEN cuma mengatakan bahwa kemampuan marksman yang satu ini sudah tak perlu dibahas dan diragukan lagi. Tak heran, karena ia saat ini mengisi peringkat 4 pada penobatan Weekly Terminator dengan perolehan 39 kill. Voker membuktikan diri sebagai jago tembak yang tajam dan mematikan, membuat musuh harus waspada jika ia sudah dibidik oleh Voker.

Ryzen – Bigetron Red Aliens

Sumber: PUBG Mobile Official Media
Meski semua pemain Bigetron RA punya kemampuan yang merata, namun tak bisa dipungkiri bahwa Ryzen adalah ujung tombak tim yang paling tajam. Sumber: PMPL ID Official Media

Sebenarnya sulit jika harus bertanya “siapa yang paling cemerlang dari Bigetron Red Aliens?” 8KEN berpendapat kemampuan Bigetron sebenarnya sangat merata dan bisa saling cover di berbagai keadaan. Namun jika harus menunjuk satu pemain, 8KEN menunjuk Ryzen.

“Walau kemampuan bidik tim Bigetron RA sebenarnya merata, tapi gue merasa Ryzen adalah yang paling mematikan. Ia hampir tidak pernah luput, setiap lawan yang terlihat, bisa dengan mudahnya ia pulangkan ke Lobby tanpa pandang bulu.” kata 8KEN.

PMPL ID 2020 S1 merupakan liga PUBG Mobile di Indonesia dengan total hadiah sebesar US$150.000 (sekitar Rp2,2 miliar). Babak Regular Season diselenggarakan mulai dari tanggal 6 hingga 29 Maret 2020 mendatang.