Cashlez vs Mokapos, Mana yang Cocok bagi Bisnis Anda?

Cashlez dan Moka POS adalah dua dari beberapa perusahaan penyedia aplikasi kasir online atau point of sale yang ada di Indonesia. Keduanya menawarkan berbagai layanan yang memudahkan pelaku usaha dalam menghimpun transaksi bisnisnya.

Baik Moka POS maupun Cashlez memiliki perbedaan baik dari segi layanan maupun produk. Bahkan melalui sebuah press release, Cashlez hadir bukan untuk menyaingi layanan POS lainnya namun memaksimalkan layanan POS yang sudah ada.

Meski begitu, keduanya tetap dikenal oleh masyarakat sebagai dua produk yang berbeda pada pasar yang sama. Lantas, mana aplikasi kasir online atau POS yang sesuai dengan bisnis Anda? Ikuti ulasannya.

Sekilas Tentang Cashlez dan Moka POS

Cashlez

Cashlez dan moka POS

Didirikan tahun 2015, Cashlez mulanya adalah perusahaan yang berfokus sebagai aggregator pembayaran melalui e-Wallet atau pembayaran digital lainnya.

Pada tahun 2018, Cashlez belakangan ikut meramaikan pasar aplikasi kasir online di Indonesia dengan meluncurkan layanan Point of Sale (POS) atau aplikasi kasir online.

Selain sebagai penyedia layanan POS, Cashlez juga mengembangkan fitur lain seperti inventory management, laporan transaksi, hingga cash flow.

Moka POS

px Logo mokapos svg

Moka POS didirikan pada tahun 2014 oleh Haryanto Tanjo dan Grady Laksmono. Moka sendiri merupakan singkatan dari Mobile Kasir.

Pada tahun 2020, Moka POS diakuisisi oleh Gojek dengan nilai Rp2,02 triliun. Hingga tahun 2021, Moka mengakui telah memberdayakan ribuan pelaku usaha kecil dan menengah di 37 kota di Indonesia.

Perbedaan dari Sisi Fitur dan Layanan

Cashlez

Cashlez & Mokapos, Mana yang Cocok bagi Bisnis Anda?

Sebagai aplikasi kasir online atau mobile Point of Sales (POS), Cashlez memiliki fitur standar kasir online. Anda bisa menambahkan produk, kategori, hingga Universal Product Code.

Uniknya, Cashlez juga punya fitur kasir manual yang biasanya diperuntukkan untuk usaha-usaha ultra mikro atau produk yang harganya disesuaikan dengan permintaan konsumen. Misal, nasi uduk.

Anda juga bisa merekam dan menghimpun data konsumen yang telah melakukan transaksi yang bisa digunakan untuk mengadakan program loyalti.

Pada fitur pembayaran, Anda juga bisa memasukkan diskon serta berbagai metode pembayaran baik cash, e-Wallet, kartu kredit, kartu debit, maupun virtual account.

Cashlez juga memiliki fitur perhitungan pajak apabila produk yang Anda jual memiliki unsur Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Selain itu ada juga fitur service charge hingga rounding status.

Selain memiliki aplikasi standar kasir online, Cashlez menyematkan fitur inventory management, transaction report, dan Cash flow. Namun fitur tersebut hanya bisa diakses apabila Anda berlangganan.

Moka POS

Cashlez & Mokapos, Mana yang Cocok bagi Bisnis Anda?

Berbeda dengan Cashlez yang bisa Anda gunakan secara gratis, Moka POS hanya bisa digunakan secara gratis selama 14 hari. Setelah itu, bisa menggunakannya kembali apabila Anda berlangganan.

Karena aksesnya terbatas, Moka POS memiliki fitur yang lebih komprehensif dibanding Cashlez. Dari segi fitur aplikasi kasir online misalnya.

Moka POS memiliki fitur shift yang mempermudah Anda melakukan rekonsiliasi atau pencocokan data transaksi pada akhir shift dengan shift-shift sebelumnya.

Moka POS juga memiliki fitur split bill yang berguna apabila konsumen Anda ingin membayar terpisah pada satu pesanan.

Fitur lainnya yang tidak kalah penting adalah fitur billing list. Fitur ini berguna apabila Anda menerapkan sistem bayar belakangan.

Dari sisi sistem pembayaran, Moka POS juga memiliki berbagai metode pembayaran. Mulai EDC, cash, e-Wallet, hingga kartu kredit.

Fitur tambahan lainnya, Moka POS juga disematkan dengan manajemen inventory, pelanggan, meja, karyawan, dan laporan transaksi.

Fitur yang tidak kalah menarik adalah Moka POS memiliki program Moka POS Connect dan Capital.

Moka POS connect adalah fitur layanan integrasi dengan berbagai layanan di bidang lain. Misal, Anda bisa menghubungkan Moka POS dengan aplikasi akuntansi Jurnal.id.

Moka POS connect juga memiliki sistem integrasi API yang dapat dihubungkan dengan API perusahaan Anda. Sehingga proses pengolahan data dapat dilakukan dengan aman, real-time, dan lean.

Moka POS juga memiliki program capital yang memberikan Anda kesempatan untuk mendapatkan pendanaan dari partner pembiayaan. Seperti Modalku dan Koinworks.

Metode Pembayaran & Merchant

Cashlez

Screenshot com cashlez android garuda

Karena memang pada dasarnya Cashlez merupakan payment aggregator, aplikasi kasir satu ini memiliki metode pembayaran yang cukup beragam.

Metode pembayaran standar seperti cash, e-Wallet, e-Money, contactless VIsa and Mastercard, kartu kredit, Virtual Account, hingga installment bank.

Bahkan Cashlez juga menyediakan pembayaran Cashlez link yang bisa digunakan untuk kebutuhan transaksi online.

Untuk merchant discount rate (MDR) Cashlez, Anda bisa cek di sini.

Moka POS

Mobile payment POS

Sama dengan Cashlez, Moka POS juga memiliki opsi pembayaran yang cukup beragam mulai dari cash, e-Wallet, hingga fitur EDC atau Electronic Data Capture.

Perbedaan dari Sisi Produk Hardware

Cashlez

Ada tiga produk hardware yang dimiliki oleh Cashlez yaitu CashlezOne, Cashlez reader with printer, dan Cashlez reader without printer.

CashlezOne adalah perangkat smartphone yang sudah terhubung dengan sistem pembaca kartu dan printer dalam satu perangkat. Alat ini dibanderol dengan harga Rp3.800.000.

Kemudian ada Cashlez reader printer yaitu alat pembaca kartu dengan pencetakan struk yang bisa dihubungkan dengan smartphone Anda melalui Bluetooth.

Kemudian ada Cashlez reader non printer yang memiliki fungsi sama namun tidak bisa melakukan pencetakan struk.

Moka POS

Sedikit berbeda dengan Cashlez, Moka POS memiliki berbagai hardware yang bisa Anda beli. Mulai dari tablet, printer, Barcode scanner, pencetak struk, hingga laci kasir.

Masing-masing hardware tersebut dihargai mulai dari Rp550.000 hingga Rp7.000.000. Anda juga bisa membeli stand untuk tablet yang dibanderol dengan harga Rp200.000

Perbedaan Harga Langganan

Cashlez

Cashlez pada dasarnya adalah aplikasi kasir online freemium yaitu Anda bisa menggunakannya secara gratis namun perlu berlangganan untuk mengakses fitur secara penuh.

Skema langganan Cashlez yaitu 1 bulan, 3 bulan, hingga 6 bulan dengan rincian sebagai berikut: Untuk paket satu bulan, harga langganan sebesar Rp25.000. Sedangkan paket 3 bulan Rp67.500, dan paket 6 bulan Rp120.000.

Moka POS

Berbeda dengan Cashlez, Moka POS memiliki harga langganan yang jauh lebih besar dibanding Cashlez yaitu Rp299 ribu per bulan per outlet.

Bahkan dengan berlangganan Anda bisa mengakses fitur layanan pelanggan atau CRM, akses ke pinjaman modal, hingga akses ke layanan GoStore.

Kesimpulan

Dari segi harga, Cashlez lebih terjangkau dibanding Moka POS. Namun, dari segi fitur, Moka POS memiliki fungsi yang lebih profesional.

Oleh karena itu, bagi Anda yang memiliki usaha mikro, ultra mikro, atau baru merintis sebuah usaha Cashlez bisa menjadi pilihan yang tepat.

Sedangkan Moka POS bisa digunakan oleh usaha yang memiliki diversifikasi produk dan konsumen yang lebih kompleks serta nilai usaha yang lebih besar.

Namun, keduanya tidak membatasi kelas-kelas usaha tertentu. Semua kembali lagi pada kebutuhan dan kemampuan bisnis Anda.

4 Langkah Mudah Cara Daftar dan Menggunakan Aplikasi Cashlez

Cashlez adalah perusahaan financial technology (fintech) yang berfokus pada payment aggregator yang memberikan solusi bagi pelaku usaha untuk mengatur dan menumbuhkan bisnisnya dengan lebih baik.

Saat ini Cashlez memiliki sistem layanan mobile Point of sale (mPOS) yang memungkinkan Anda merekam penjualan secara otomatis langsung melalui smartphone.

Aplikasi kasir Cashlez juga bisa Anda unduh secara gratis di Appstore dan Google Play. Lalu bagaimana cara daftar dan menggunakan aplikasi Cashlez? Simak artikel berikut ini.

Cara Daftar Aplikasi Kasir Cashlez

Langkah awal untuk menggunakan aplikasi kasir online Cashlez adalah dengan mengunduh aplikasi melalui Google Playstore dan Appstore.

Setelah terinstall, buka aplikasi kasir online Cashlez dan kemudian muncul halaman log-in. Pada halaman tersebut, klik Sign Up.

cara daftar cashlez

Setelah melakukan Sign Up, kemudian akan muncul page Syarat dan Ketentuan. Di tahap ini, sebaiknya Anda perhatikan dan baca seluruh syarat dan ketentuan yang diberikan.

Screenshot com cashlez android garuda

Jika sudah dibaca dengan seksama dan menyetujui syarat-syarat yang diberikan, centang I have read and agree to the terms and condition. kemudian klik tombol NEXT.

Selanjutnya, Anda akan diminta mengisi data usaha. Mulai dari Nama lengkap, email, nomor telepon, jenis kelamin, username, nama usaha, alamat usaha, kota, dan referral code jika ada. Kemudian klik submit.

cashlez

Setelah itu akan muncul laman verification. Di sini Anda diminta untuk melakukan verifikasi akun melalui nomor telepon yang Anda cantumkan sebelumnya. Sistem nantinya akan mengirim kode OTP melalui Whatsapp maupun SMS.

Setelah Anda menerima kode OTP, masukkan 6 digit kode OTP yang Anda terima. Setelah berhasil, sistem akan mengirim informasi akun ke email terdaftar.

Di saat yang bersamaan akan muncul  pop up dialogue yang bertuliskanI have received my email with PIN”. Jika email diterima, klik tulisan I have received my email with PIN tersebut.

cara daftar cashlez

Selanjutnya, Anda diminta untuk mengganti PIN dengan PIN yang Anda tentukan sendiri. Selesai, Anda kini telah terdaftar untuk bisa menggunakan aplikasi kasir Cashlez.

cara daftar cashlez

Selain itu, Anda juga bisa mengganti password yang tertera pada email dengan password sendiri.

Cara Menggunakan Aplikasi Cashlez

Setelah terdaftar, saatnya Anda siap menggunakan aplikasi kasir Cashlez. Lantas, bagaimana cara menggunakan aplikasi Cashlez?

Cara Menambahkan Produk

Untuk menambahkan produk, Anda klik Management pada menu toolbar. Kemudian klik product apabila Anda ingin langsung menambahkan produk atau klik Category apabila Anda ingin membuat Category terlebih dahulu.

tutorial

Setelah itu, klik ikon (+) yang ada di pojok kanan bawah.

tutorial

Kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini. Di bagian ini, Anda diminta untuk mengunggah foto produk, Unique Production Code (UPC) jika ada, nama produk, kategori, harga, dan deskripsi, juka sudah klik Save.

cara daftar cashlez

Cara Merekam Transaksi pada Aplikasi Cashlez

Setelah Anda menambahkan produk, secara otomatis di dashboard Payment akan muncul beberapa produk tadi. 

Apabila terdapat transaksi, Anda tinggal klik produk yang dibeli dan secara otomatis akan terhitung  ke dalam perhitungan. Untuk produk yang dibeli dua kali, Anda tinggal klik dua kali. Dibeli tiga kali, klik tiga kali, dan seterusnya.

Anda juga bisa melakukannya dengan cara scan kode QR yang tertera pada produk apabila Anda menggunakan UPC kodebar atau kode QR.

Di sini Anda juga bisa menambahkan data konsumen yang membeli produk itu untuk merekam data-data konsumen.

tutorial
Dashboard Cashlez

Jika produk yang dibeli konsumen sudah dipilih, klik tombol biru yang berisi informasi item yang dibeli dan jumlah harga.

tutorial

Selanjutnya akan muncul, informasi pembelian atau checkout information. Di bagian ini, Anda bisa menambahkan potongan diskon dan catatan. Jika sudah dicek kesesuaian produk yang dibeli, klik PAY.

Sebagai catatan, untuk versi lite Anda hanya memiliki media pembayaran QRIS e-Wallet, Cashlez Link, dan cash.

cashlez payment

Sedangkan untuk fitur pembayaran lain seperti debit and credit card, OVO, Kredivo, Virtual Account, ShopeePay, Installment bank, Atome, Indodana, dan VOSPAY, Anda harus melakukan upgrade akun dengan cara melakukan verifikasi data melalui KTP, NPWP, dan selfie.

Daftar Fitur Lainnya dari Cashlez

Cashlez merupakan aplikasi kasir online freemium. itu artinya Anda bisa mengakses fungsi utama kasir secara gratis dan harus membayar untuk mengakses fitur tambahan.

Fitur tambahan dari Cashlez berupa inventory management untuk memantau stok barang yang masuk dan keluar. Kemudian ada fitur report  dan cash flow  untuk melihat laporan kinerja transaksi.

Selain itu, pada fitur berbayar, Anda bisa menggunakan metode pembayaran lain selain dari layanan yang disediakan oleh Cashlez.

Cashlez juga memiliki mesin pembayaran yaitu CashlezONE untuk menerima pembayaran dari kartu. Seperti kartu kredit atau debit atau e-Money. Lalu ada Cashlez Reader Printer yang berfungsi juga untuk mencetak struk.

Itulah cara mudah daftar aplikasi pembayaran Cashlez. Saatnya Anda kembangkan bisnis Anda saat ini dengan aplikasi kasir online yang kini sudah banyak tersedia di Indonesia.

Startup POS Qasir Rencanakan Ekspansi Bisnis ke Asia Tenggara Tahun Ini

Startup SaaS penyedia aplikasi POS Qasir mengungkapkan rencana untuk ekspansi ke salah satu negara di Asia Tenggara pada tahun ini, membawa adopsi Qasir yang lebih luas untuk para merchant yang memiliki masalah yang sama dengan Indonesia. Persiapan sudah dilakukan oleh tim, termasuk strategi lokalisasi perusahaan karena harus bersaing dengan pemain lokal di negara tersebut.

“Banyak data yang menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan di Indonesia bisa diduplikasi dengan negara tetangga yang memiliki karakteristik yang sama. Tentu yang terdekat adalah Asia Tenggara, ada merchant yang punya masalah yang sama dengan Indonesia. Harapannya tahun ini bisa dimulai, sekarang sudah persiapan,” ucap CEO Qasir Michael Willem dalam konferensi pers virtual dihadiri sejumlah media, Selasa (27/4).

Keyakinan Qasir untuk ekspansi sebenarnya turut didukung oleh faktor perubahan strategi bisnis perusahaan akibat pandemi yang berdampak pada meningkatnya jumlah pengguna. Dalam salah satu riset dari Kemenkop yang Michael kutip, menyatakan bahwa basket size yang sanggup dikeluarkan usaha mikro untuk investasi berada di kisaran Rp300 ribu-Rp500 ribu per tahun.

Sementara, level mayoritas usaha mikro berada di tahap sukses, setelah melewati masa existence dan survival. Padahal, di atas itu ada tahap resource maturity yang memungkinkan suatu usaha membuat suatu vertikal baru. Semakin naik level suatu usaha, maka investasi yang dibutuhkan juga semakin besar.

Persepsi soal sulitnya bisnis SaaS susah melakukan monetisasi untuk merchant mikro membuat sebagian besar pemain POS tidak menjadikan mikro sebagai fokus utamanya. Sebab, kalangan usaha mikro sulit untuk dimonetisasi dan bergeser ke usaha skala korporat. Namun, Qasir berhasil mematahkannya dan meyakini dengan strategi ini mampu mengukuhkan posisi Qasir sebagai satu-satunya pemain POS yang bermain di segmen mikro.

“Dari tahun lalu, kami melakukan banyak penyesuaian untuk melihat value proposition kami di industri. Dari insight yang kami dapatkan melatarbelakangi kami untuk mengambil keputusan, termasuk untuk membuat Qasir Pro.”

Qasir merilis fitur berlangganan Qasir Pro pada tahun lalu dan berhasil menarik 22 ribu merchant jadi pengguna berlangganan dari sebelumnya gratis. Pada fitur ini, Qasir menerapkan model bisnis pay-as-you-go untuk menikmati fitur satuan yang dibutuhkan merchant. Salah satunya adalah fitur “Kelola Diskon” dan “Tiket Pesanan” yang dibanderol seharga Rp15 ribu (sekali bayar untuk pemakaian selamanya).

“Jadi dengan adanya fitur pro, jumlah user kita terus bertambah karena adopsi ke pembayaran digital semakin cepat. Bahkan dalam 30 hari setelah trial, biasanya sudah ada user yang mau berlangganan.”

Fitur Website Usaha / Qasir
Fitur Website Usaha / Qasir

Kinerja Qasir

Dipaparkan lebih jauh, Qasir saat ini memiliki lebih dari 700 ribu merchant mikro yang bergabung pada Q1 2021. Terjadi penambahan 500 ribu merchant sejak pandemi, dari posisi Q1 2020 sebanyak 250 ribu merchant. Lokasi merchant masih didominasi di sekitar Pulau Jawa. Adapun pengguna berbayar terdiri dari 22 ribu merchant dari posisi terkini.

Dari segi transaksi, Qasir telah mencatat transaksi hingga Rp1 triliun per bulan, dari posisi sebelum pandemi sebesar Rp200 miliar.

Dari segi pengembangan fitur baru, Michael mengungkapkan perusahaan telah merilis 24 fitur sepanjang tahun lalu. Fitur Website Usaha yang baru dirilis pada September 2020 adalah salah satunya. Di dalam Website Usaha ini, pengusaha dapat memasarkan produknya lewat situs dengan biaya kurang dari Rp200 ribu per tahun. Mereka cukup memasukkan data usaha, sedangkan katalog produk sudah terintegrasi secara otomatis dari aplikasi Qasir.

“Kami ingin fasilitas Website Usaha agar merchant enggak cuma jadi katalog saja, tapi bisa mengintegrasikan pembayaran dan pengiriman yang kita fasilitasi,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Produk POS dari Payfazz Kini Terintegrasi dengan Sistem Pembayaran Cashlez

Aplikasi kasir POST, bagian dari Fazz Financial Group (Payfazz), mengumumkan telah terintegrasi dengan sistem pembayaran digital yang dimiliki oleh Cashlez. Merchant POST kini dapat menerima pembayaran non-tunai, mulai dari kartu debit/kredit hingga dompet digital yang telah bekerja sama dengan Cashlez.

VP of Business POST Reza Rizky Darmawan menjelaskan, pengembangan fitur ini diharapkan dapat memanjakan para penggunanya yang kini mencapai lebih 30 ribu merchant agar dapat memberikan solusi pembayaran yang lengkap dan aman dan dapat diakses melalui smartphone konsumen.

“Keuntungan lainnya, pelanggan dapat mengajukan aktivasi pembayaran digital melalui Cashlez tanpa perlu mengajukan ke berbagai payment provider yang ada. [..] Semoga kerja sama ini berjalan dengan baik dan dapat membantu para pebisnis dalam mengembangkan bisnisnya,” terang Reza dalam keterangan resmi, Senin (31/8).

CEO Cashlezz Tee Teddy Setiawan turut menambahkan, perusahaan ingin bekerja sama dengan pemain fintech lainnya agar para pelaku usaha dapat beralih ke digital dengan mudah. “Saat ini pengguna Cahslez sudah mencapai lebih dari 7 ribu merchant. Ke depannya kami akan terus berinovasi dan memberikan layanan yang terbaik bagi merchant Cashlez maupun merchant POST,” katanya.

Rebrand dari Sellfazz

Sebagai catatan, POST merupakan produk hasil rebrand dari Sellfazz di bawah bendera PT Fazzmart Teknologi Indonesia yang diresmikan pada Februari 2020. Dibandingkan sebelumnya yang fokus pada pengusaha UKM, kini POST mengalihkan targetnya untuk pengusaha F&B, jasa, dan ritel.

Pengembangan fitur yang telah dirlis, di antaranya halaman utama yang lebih mudah digunakan, dapat digunakan online dan offline, manajemen diskon dan pajak, laporan lengkap, kelola outlet dan karyawan dengan mudah, dan lainnya. Perusahaan menggunakan model berlangganan secara bulanan sebagai monetisasinya.

Reza mengungkapkan, POST adalah salah satu produk awal yang dirilis oleh Payfzz. Sebelum dibangun, para founder Payfazz melihat mayoritas pebisnis di Indonesia belum memiliki pencatatan bisnis yang baik, sehingga mengakibatkan kerugian di lima tahun pertama bisnis mereka dimulai.

Maka dari itu, POST berkomitmen untuk membantu memajukan bisnis dalam negeri meskipun tidak mudah, apalagi mengubah kebiasaan yang dahulu serba manual menggunakan teknologi digital.

“Target market dari POST adalah pemilik usaha di bidang makanan dan minuman, jasa seperti salon, pangkas rambut, dan ritel. Oleh karena itu, di aplikasi POST hadir untuk memenuhi berbagai kebutuhan para pebisnis dalam mengelola bisnis yang lebih mudah,” pungkasnya.

Lanskap di bisnis mPOS memiliki ceruk yang masih luas di Indonesia. Selain Cashlez dan POST, ada Moka, Pawoon, Majoo, Qasir, YouTap, Olsera, dan masih banyak lagi. Mereka semua menyasar pengusaha dari beragam skala usaha agar segmen tersebut dapat merasakan dampak dari digitalisasi bisnis. Contohnya Moka, saat ini juga memungkinkan merchant untuk menerima pembayaran dari berbagai sumber, termasuk dompet digital.

Untuk pengusaha mikro misalnya, mereka bisa mendapatkan catatan penjualan yang lebih rapi dan dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan. Sementara, dari sisi konsumen tentunya akan dimudahkan saat membayar transaksi dengan aplikasi uang elektronik, atau debit dan kredit, tidak perlu lagi menggunakan uang tunai.

Application Information Will Show Up Here

Samsung Galaxy XCover Pro Buktikan Bahwa Smartphone Enterprise Tak Harus Buruk Rupa

Smartphone untuk kalangan pebisnis atau enterprise umumnya jauh dari kata menarik, akan tetapi Samsung baru-baru ini membuktikan sebaliknya. Perangkat bernama Samsung Galaxy XCover Pro berikut ini bisa menjadi salah satu contoh smartphone enterprise yang dieksekusi dengan baik.

Secara fisik, XCover Pro sengaja dirancang tahan banting agar siap dioperasikan di lapangan. Sasis ekstranya memastikan XCover Pro bisa selamat meski terjatuh dari ketinggian 1,5 meter, tidak ketinggalan pula ‘serbuan’ cuaca ekstrem. Sertifikasi MIL-STD 810G maupun IP68 yang diusungnya merupakan indikasi akan ketangguhannya secara menyeluruh.

Layar model hole-punch miliknya mempunyai bentang diagonal 6,3 inci dan resolusi 1080p. Yang istimewa, layar sentuh ini tetap dapat dioperasikan meski dalam kondisi basah, atau ketika pengguna sedang mengenakan sarung tangan. Lebih lanjut, XCover Pro turut mengemas sepasang tombol fisik yang dapat diprogram sesuai kebutuhan, semisal untuk mengaktifkan fitur walkie talkie pada aplikasi Microsoft Teams.

Juga menarik adalah kemampuan XCover Pro untuk menjadi mesin point-of-sale (POS). Ini berarti pemilik usaha dapat memanfaatkannya untuk menerima pembayaran dari konsumen yang menggunakan kartu kredit, ponsel maupun smartwatch berbasis NFC. Urusan keamanan data, Samsung memastikan semuanya terjaga dengan baik berkat platform Knox rancangan mereka sendiri.

Secara teknis, XCover Pro mengemas spesifikasi macam ponsel kelas menengah: chipset octa-core Exynos 9611, RAM 4 GB, storage internal 64 GB (plus slot microSD), dan baterai 4.050 mAh yang bisa dilepas-pasang. Dua kamera belakangnya mengemas resolusi 25 megapixel dan 8 megapixel, sedangkan kamera depannya dengan sensor 13 megapixel.

Samsung berencana melepas Galaxy XCover Pro ke pasaran seharga $499 pada babak pertama tahun ini. Namun belum ada kepastian terkait negara mana saja yang bakal kebagian jatahnya.

Sumber: Samsung dan Engadget.

Upaya Hellobill Mencuri Pasar Gemuk POS di Indonesia

Industri layanan point of sales (POS) atau mesin kasir pintar tak pernah sepi pemain. Hellobill adalah salah satu startup penantang pasar POS yang berfokus pada pelanggan di bidang restoran, salon kecantikan, dan toko ritel.

CEO Hellobill Ponky Sutanto menceritakan, startup ini ia dirikan bersama dua kawannya pada 2015 silam. Lama berkarier di perusahaan distributor mesin kasir jadi pemicu Ponky dan kedua kawannya tadi untuk merebut peluang di pasar POS.

“Saya lihat mana yang harus dijadikan kiblat yakni Silicon Valley. Kita pelajari market di sana, bisnis model seperti apa, dan lain-lain. Akhirnya saya nekat tinggalkan yang lama, bareng beberapa teman kita dirikan Hellobill,” ujar Ponky di Block71, Jakarta Selatan, tempat Hellobill berkantor.

Produk Hellobill dijual dengan sistem berlangganan secara bulanan atau tahunan. Layanan Hellobill tak sekadar sebagai kasir digital, mereka juga menyajikan data yang sudah diolah dari bisnis terkait.

Pasar yang besar

Saat ini restoran menjadi entitas pelanggan terbanyak di Hellobill denga porsi 80:20 dibanding dari sektor ritel. Secara keseluruhan, total pelanggan yang sudah mereka gaet mencapai 1.700 yang tersebar hampir di 100 kota di seluruh Indonesia.

“Kalau kita lihat sekarang industri F&B konsumsinya luar biasa. AC Nielsen saja mengatakan sektor kedua dengan spending terbesar di Indonesia ya dari F&B dan otomatis itu tercermin di kami,” imbuh Ponky.

Ponky mengatakan saat ini potensi pasar POS di Indonesia begitu besar. Sekitar 2 juta restoran, 2 juta lebih toko ritel, dan 100 ribu salon, yang tersebar di seluruh penjuru nusantara menurut Ponky mewakili betapa kompetisi di POS begitu menjanjikan. Itu pun menurutnya belum menyertakan jumlah usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) yang angkanya jauh lebih besar.

Namun di tengah besarnya potensi pasar tersebut, Hellobill masih jauh dari menguasai pasar. Mereka mengakui saat ini hanya sekitar 0,75 persen hingga 1 persen pasar yang mereka kuasai. Ponky mengatakan mereka setidaknya bersaing dengan sekitar 50 penyedia layanan POS lain di Indonesia.

“Tapi kalau melihat market posisi kami bisa di top 10 di Indonesia,” akunya.

Strategi merebut pasar

Ponky mengakui pihaknya tak punya dana untuk pemasaran besar-besaran. Secara sumber daya pun mereka belum cukup besar untuk menembus pasar yang melimpah di luar kota.

Di sisi lain, Hellobill sejatinya sudah menerima seed funding, namun mereka masih enggan membeberkan nama investor tersebut.

Kendati begitu, Ponky percaya layanan purnajual mereka dapat menjadi jurus mujarab agar produk mereka dikenal lebih luas dengan keadaan saat ini.

“Salah satu key point kami adalah aftersales karena itu marketing paling murah, makanya kami sangat perhatikan itu,” sambung Ponky.

Selain itu, Hellobill juga memperkuat layanan mereka dengan bermitra ke sejumlah penyedia layanan pendukung mulai dari sistem loyalitas, pencatatan keuangan, hingga opsi pembayaran digital. Mereka yang telah bekerja sama dengan Hellobill di antaranya adalah Tada, Stamps, Jurnal (kini menjadi bagian Mekari), Zahir, Cashlez, dan Ovo.

Sementara untuk monetisasi produk, Hellobill belum memilih belum ke arah sana karena masih berfokus pada produk utama mereka.

“Target tahun ini kami bisa masuk ke 2.500 outlet,” pungkas Ponky optimis.

Application Information Will Show Up Here

Restoku Jembatani Kebutuhan Pemilik Bisnis Kuliner UKM di Indonesia

Industri kuliner saat ini masih mengalami pertumbuhan yang positif di Indonesia. Restoran dan warung kaki lima bersaing menarik perhatian masyarakat yang semakin banyak menyukai pengalaman makan di luar rumah.

Laporan Kementerian Perindustrian mencatat pada triwulan II 2018 pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 8,67%. Angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27%. Sektor industri makanan dan minuman mampu memberikan kontribusi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas hingga 35,87%.

Melihat peluang yang ada, Restoku, sebuah startup lokal yang berbasis di Yogyakarta, menghadirkan platform berbentuk aplikasi yang mempermudah kinerja para pelaku usaha kuliner.

“Sebenarnya saya mengawali ini dari sebuah masalah yang saya temui, bahwa perlu adanya sebuah aplikasi yang menyediakan ekosistem  menyeluruh untuk UKM kuliner. Saya perlu melakukan perubahan, karena saya pribadi juga seorang pelaku usaha kuliner,” kata CEO Restoku Ageng Sajiwo kepada DailySocial.

Cara kerja Restoku

Restoku didirikan oleh Ageng Sajiwo dan R. Dimas Agil Tedjo. Kedua pendiri tersebut mengklaim telah memiliki pengalaman di industri kuliner. Secara khusus ada tiga fitur yang tersedia di platform Restoku. Pertama adalah Point of Sale (POS). Fitur ini digunakan untuk mencatat uang masuk dan uang keluar. Fitur ini juga mempermudah untuk pengaturan stok dan pengelolaan pelanggan.

Kedua adalah Fitur Point of SDM, pada fitur ini pelaku usaha kuliner khususnya pemilik restoran bisa dengan mudah mendapatkan karyawan baru tanpa perlu melakukan seleksi. Mereka bekerja sama dengan perusahaan training center yang terstandarisasi.

Ketiga adalah fitur Point of Supply, fitur yang juga mudah diakses untuk para pelaku usaha kuliner yang ingin memperoleh harga bahan baku murah. Restoku juga sudah bekerjasama dengan para supplier yang sudah di seleksi berdasarkan lokasi, jenis produksi, jenis bahan yang di supply, higienitas, dan legalitas.

“Tiga fitur terintegrasi dalam aplikasi Restoku dan tersimpan dengan aman di cloud/server Restoku. Hanya dengan satu genggaman para pelaku usaha bisa dengan mudah untuk menjalankan usaha kuliner,” kata Ageng.

Saat ini Restoku mengklaim telah memiliki 500 pengguna aktif dan aplikasi Restoku sudah diunduh 5000 kali. Pengguna Restoku saat ini masih didominasi dari Yogyakarta. Selain itu ada juga pengguna dari Jakarta, Semarang, Batam dan kota-kota lainnya. Restoku juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahun ini.

“Dengan mengandalkan ketersediaan baik barang maupun jasa yang dibutuhkan para pelaku UKM kuliner didalam sebuah aplikasi yang saling terintegrasi. Nantinya Restoku dapat menjadi enabler teknologi yang mudah, murah, dan sekaligus bersifat edukatif,” kata Ageng.

Application Information Will Show Up Here

Moka Terintegrasi dengan Layanan OVO, TCASH, dan DANA

Moka sebagai startup penyedia layanan point-of-sale (POS) berbasis cloud mengumumkan kerja sama strategis bersama OVO, TCASH dan DANA untuk integrasi sistem pembayaran. Kini merchant yang berlangganan Moka bisa memanfaatkan layanan penjualan sekaligus pembayaran terpadu di satu platform.

Kerja sama tersebut dinilai Co-Founder & CEO Moka, Heryanto Tanjo, sebagai langkah konkret bagi startupnya dalam memasuki babak baru di industri point-of-sale Indonesia. Implementasi e-payment diharapkan dapat memobilisasi pelanggan untuk lebih nyaman bertransaksi, sehingga memberikan dampak baik kepada merchant itu sendiri.

Dengan adanya pembaruan sistem, Moka juga berambisi untuk memperluas jangkauan pelayanan di seluruh Indonesia. Hingga saat ini Moka telah menjangkau lebih dari 10 ribu pengguna di berbagai wilayah di Indonesia. Pada tahun 2017 tercatat terdapat lebih dari 50 juta transaksi senilai $600 juta.

“Besar harapan kami agar integrasi inovatif ini bisa menjadi solusi bagi pelaku bisnis untuk terus meningkatkan skala bisnisnya. Kami berkomitmen agar selalu memberikan solusi teknologi terbaik bagi seluruh merchant, dan memperluas pelayanan lainnya agar pelaku bisnis dapat tumbuh bersama Moka,” ujar Heryanto.

Layanan e-payment yang digandeng Moka merupakan yang cukup bertumbuh saat ini. Sebaran pengguna OVO mencapai 9,5 juta pengguna, sementara TCASH sudah mencapai 20 juta pengguna tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk saat ini yang sudah terintegrasi dan bisa digunakan secara penuh untuk pembayaran di Moka adalah layanan OVO, sementara untuk TCASH dan DANA akan segera menyusul dalam waktu dekat.

“Kemitraan dengan Moka adalah kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak, di mana dapat membantu kami memperluas jangkauan layanan OVO di gerai fisik serta meningkatkan transaksi. Selain itu, kami juga memiliki tujuan untuk mendukung para pemilik bisnis dengan memberi akses akan pelanggan berkualitas dan memungkinkan pembayaran elektronik, loyalty points, dan penawaran eksklusif secara lebih mudah,” ujar Adrian Suherman, Presiden Direktur OVO.

Layanan Moka sendiri sudah dihadirkan sejak tahun 2014 dalam bentuk SaaS (Software as a Services). Beberapa layanan yang disuguhkan untuk pelaku bisnis (khususnya UKM) meliputi fitur adubustrasu penjualan, inventaris, operasional, loyalty program untuk pelanggan, ingredient inventory, hingga fitur merchant intelligence yang dapat membantu merchant untuk menganalisis kinerja bisnis.

Application Information Will Show Up Here

Jubelio Hadirkan Layanan Omni-Channel yang Terhubung dengan Sistem POS dan Akuntansi

Solusi berbasis omni-channel bisa dibilang menjadi kebutuhan banyak peritel online yang ada saat ini. Layanan omni-channel memungkinkan penjual online mengelola produk dan transaksi dari berbagai marketplace di satu dasbor. Melihat kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia, Jubelio hadir.

Jubelio didirikan tiga orang co-founder yang memiliki latar belakang pengembangan produk berbasis omni-channel, yakni Susandi Putra Nst (CEO), Luthfi Makhfudz (CTO), dan Arif Budiman (CFO). Diceritakan dalam wawancara dengan DailySocial, sebelumnya para co-founder pernah mengembangkan sistem serupa untuk salah satu ritailer di Inggris, waktu itu diberi domain www.romanoriginals.co.uk.

Anggota tim Jubelio / Jubelio
Anggota tim Jubelio / Jubelio

“Selain itu kami juga punya background di accounting (www.mobiz.co.id). Sehingga kami punya keyakinan dalam product development Jubelio. Dengan menggabungkan pengalaman kami di omni-channel dan accounting menjadi satu produk yang terintegrasi,” ujar Susandi.

Hadir di pasar yang sudah ramai, Jubelio tidak ingin menyajikan produk omni-channel yang biasa-biasa saja. Pihaknya ingin mengakomodasi kebutuhan transaksi secara menyeluruh, baik yang dilakukan secara online hingga offline di satu aplikasi. Sehingga selain layanan manajemen stok barang dan transaksi, Jubelio juga terintegrasi dengan sebuah layanan Point of Sale (POS), Accounting, dan Webstore. Yang saat ini juga tengah dikembangkan ialah integrasi layanan pelanggan secara terpusat.

Sistem kerja layanan Jubelio
Sistem kerja layanan Jubelio

“Kompetitor kami kebanyakan hanya menyediakan integrasi ke marketplace-nya, tapi terputus di POS dan Accounting. Kalaupun ada integrasi ke Accounting harus membeli paket terpisah yang tentunya jadi lebih mahal dan kurang ideal,” imbuh Susandi.

Saat ini sudah ada beberapa marketplace yang terintegrasi dengan sistem Jubelio, di antaranya Bukalapak, Lazada, elevenia, Shopee, Zalora, dan WooCommerce. Sedangkan untuk jasa kurir meliputi JNE, TIKI, dan POS Indonesia. Untuk memastikan integrasi berjalan baik, Jubelio melakukan komunikasi intens dengan teknis di masing-masing marketplace guna memastikan integrasi kami dengan mereka berjalan lancar.

“Tantangannya lebih ke diri kami sendiri. Bagaimana agar kami bisa membuat Jubelio, dari sisi kualitas produk dan service, bisa diterima oleh customer kami. Juga melihat para pemain omni-channel yang mulai bermunculan. Jubelio harus selalu berada di depan dari sisi teknologi dan kepuasan pelanggan. Itu tantangan terbesar kami,” ujar Susandi.

Saat ini Jubelio masih berjalan dengan pendanaan sendiri, alias bootstrapping. Namun Susandi mengatakan pihaknya terbuka untuk kerja sama strategis dan pendanaan dari semua pihak yang mau menyelaraskan visinya dengan Jubelio. Beberapa target ke depan, Jubelio masih akan menyelesaikan roadmap produk. Juga memperluas kerja sama integrasi dengan marketplace, kurir, hingga pihak perbankan untuk mendukung sistem pembayaran.

Pertumbuhan Bisnis Moka POS Terdorong Inovasi Produk Berkelanjutan

Sejak berdiri dari tahun 2015 sebagai pengembang SaaS (Software as a Services) untuk sistem Point of Sale (POS), Moka mencatat pertumbuhan bisnis yang cukup meyakinkan. Per akhir tahun 2016, setidaknya ada lebih dari 5000 usaha, baik berupa cafe ataupun usaha ritel yang memanfaatkan jasanya untuk sistem pencatatan transaksi pembelian. Sementara hingga pertengahan tahun 2017 ini tercatat sudah ada sekitar 8000 merchant yang menggunakan layanannya di seluruh wilayah Indonesia.

Moka POS mengklaim sudah berhasil membangun ekosistem pelanggan di berbagai kota, seperti di Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Samarinda, Bali, dan Makassar. Salah satu yang dilakukan Moka untuk bisa scale up sejauh ini ialah menghadirkan produk intuitif yang mudah digunakan dan diadaptasi pengguna.

Bayangkan saja jika outlet harus memesan pengembangan aplikasi untuk mencatat dan mengelola transaksi harian, investasi yang dibutuhkan tidak kecil. Moka hadir dengan sistem berlangganan bulanan, yang membuat outlet tersebut lebih fleksibel. Terlebih layanan POS yang ditawarkan Moka berbasis mobile, bisa berjalan di platform iOS dan Android. Namun solusi praktis saja ternyata tidak cukup, perlu pendekatan lain yang dilakukan agar produk selalu tampil memuaskan pelanggannya.

Pembaruan fitur untuk memaksimalkan pengalaman pengguna

Setelah fitur Cost of Goods Sold yang diluncurkan bulan lalu untuk mengetahui harga pokok penjualan, hari ini Moka kembali merilis fitur baru yakni Moka Loyalty Program. Fitur ini didesain agar merchant dapat meningkatkan traksi penjualan dengan memberikan apresiasi kepada konsumen setia mereka. Sistem tersebut memungkinkan merchant memilih model layanan loyalitas, misalnya melalui poin atau reward untuk setiap transaksi. Kehadiran fitur ini diharapkan akan meningkatkan omset penjualan hingga 30 persen.

Pendekatan berbasis produk ini juga yang membuat Moka tetap mampu berdiri tegak mengembangkan bisnis, di tengah berbagai jenis layanan digital baru yang terus menggempur. Pihak Moka meyakini, selama inovasi dijalankan secara berkelanjutan maka akan memberikan kepuasan kepada pelanggan dan memberikan dampak baik pada bisnis.

Sejatinya pendekatan seperti ini bisa diaplikasikan untuk berbagai jenis startup digital. Roadmap produk harus selalu menjadi prioritas founder untuk didefinisikan dengan baik. Seiring dengan kebutuhan transformasi digital para konsumen, berbagai penyesuaian harus rutin dilakukan, karena teknologi bersifat cukup dinamis. Selalu berubah-ubah mengikuti kebutuhan pangsa pasar.

Melihat lanskap pembayaran digital saat ini, pemain seperti Moka juga dihadapkan dengan persaingan yang cukup ketat. Misalnya dengan sistem pembayaran yang disediakan oleh provider telekomunikasi atau penyedia layanan on-demand yang kian gencar melakukan integrasi di sana-sini.

“Moka optimis bahwa layanan yang diberikan oleh provider bukanlah sebuah ancaman, namun hal itu malah membuat Moka semakin jeli untuk meningkatkan kualitas produk dibarengi dengan berbagai macam kerja sama yang menggandeng produk dari provider tersebut. Terbukti saat ini Moka sedang menjalin kerja sama dengan salah satu provider terkemuka di Indonesia, dan sedang berjalan juga roadshow di berbagai kota di Indonesia untuk memberikan informasi mengenai produk Moka yang di-bundling dengan fasilitas dari provider untuk Small Medium Enterprise,” terang PR Moka Athalia Damaria.

Application Information Will Show Up Here