PropertyGuru Segera Tutup Layanan Rumah.com dan FastKey

Startup proptech PropertyGuru segera menutup layanan marketplace di Indonesia yang selama ini beroperasi melalui platform Rumah.com pada 30 November 2023. Keputusan ini berdampak pada sekitar 61 karyawan Rumah.com.

Selain itu, perusahaan juga akan menghentikan operasional layanan FastKey di seluruh pasar, termasuk Indonesia pada 31 Juli 2024, serta di Malaysia dan Singapura pada 15 Oktober 2024.

Group CEO & Managing Director Hari V. Krishnan dalam surat terbuka kepada para karyawan PropertyGuru mengungkapkan, bahwa ini merupakan keputusan yang sulit. Langkah strategis ini diambil dengan memikirkan tentang masa depan bisnis perusahaan ke depannya.

“Sangat penting untuk terus meninjau kemajuan dan secara berkala merampingkan operasional kita, sambil secara hati-hati menata kembali prioritas terhadap sumber daya kita di mana mereka diperlukan. Upaya dan fokus kita harus diarahkan pada bisnis-bisnis yang sudah berjalan atau telah menunjukkan potensi untuk mencapai pertumbuhan yang bisa terus meningkat sembari memastikan nilai unit ekonomi yang kuat.” tulisnya.

Perusahaan memastikan bahwa karyawan yang terdampak akan mendapatkan dukungan yang semestinya serta membantu mereka dalam transisi menuju peluang-peluang baru. Perusahaan juga berjanji akan mengembalikan fee yang telah dibayar sesuai dengan kontrak masing-masing. Begitu pula para mitra vendor, perusaaan akan tetap membayar kewajiban sesuai komitmen.

Didirikan pada 2011, Rumah.com merevolusi proses pembelian rumah menjadi lebih transparan dan dapat diakses secara online. Rumah.com membantu para pencari properti di Indonesia dengan menyediakan beragam pilihan yang relevan, informasi mendalam, dan solusi yang akan membuat pencari properti mengambil keputusan yang tepat.

Pada akhir tahun  2015, PropertyGuru melalui Rumah.com mengumumkan akuisisi terhadap Rumahdijual.com untuk mengukuhkan posisi sebagai pemimpin pasar situs properti. Namun, pada 17 Desember 2021, perusahaan mengumumkan langkah efisiensi bisnis dengan menghentikan operasional RumahDiJual.

PropertyGuru FastKey sendiri merupakan solusi khusus yang menawarkan serangkaian produk teknologi dan layanan terkini yang memungkinkan otomatisasi sejak sebuah proyek properti launching hingga memasuki proses closing. Beberapa fitur unggulan FastKey termasuk visualisasi kinerja, kustomisasi laporan, serta integrasi dengan sistem ERP seamless.

Dalam keterangan resmi, Grup PropertyGuru juga mengungkapkan bahwa kedua keputusan bisnis ini diperkirakan tidak akan memiliki dampak signifikan terhadap prospek keuangan di tahun 2023.

Seperti diketahui, PropertyGuru telah berhasil melakukan IPO di Bursa Saham New York (NYSE) senilai US$254 juta pada 18 Maret 2022. Aksi korporasi ini direalisasikan usai perusahaan merampungkan proses peleburannya dengan Bridgetown 2 Holdings, perusahaan akuisisi tujuan khusus yang dibentuk Pacifik Century Group dan Thiel Capital LLC.

Pasar proptech di Indonesia

Di Indonesia sendiri, Rumah.com bukan satu-satunya pemain proptech yang melakukan efisiensi. Sebelumnya, startup proptech Lamudi Indonesia juga mengumumkan perampingan bisnis mencakup pengurangan sejumlah karyawan di beberapa divisi.

Meskipun begitu, pasar proptech di Indonesia masih dianggap seksi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terbukti dari pendanaan yang masih terus mengalir untuk startup di sektor ini. Salah satunya adalah platform yang memfasilitasi kredit untuk hunian, Ringkas, yang belum lama ini mengumumkan pendanaan tahap awal lebih dari Rp52,4 miliar.

Selain itu, sektor ini juga masih melahirkan pemain baru seperti Briix yang menawarkan proses efisien untuk melakukan investasi properti. Selain Briix, ada juga platform marketplace investasi properti GORO yang belum lama ini memperoleh pendanaan pra-awal lebih dari Rp 15,2 miliar yang dipimpin oleh Iterative.

Beberapa pemain di sektor ini juga terus menumbuhkan inovasi baru seperti Pinhome yang belum lama ini meluncurkan fitur pengajuan KPR berjenjang. Dengan fitur ini, calon pembeli properti akan mendapatkan informasi suku bunga terbaru di program KPR berjenjang di berbagai bank yang menawarkan program tersebut.

Terkait pasar properti di Indonesia, data Rumah.com Property Market Index menunjukkan sentimen positif pada kuartal pertama 2023 dibandingkan kuartal sebelumnya, baik dari sisi penjual maupun konsumen. Hal ini juga terlihat pada indeks harga dan permintaan.

Dalam laporan ini, indeks harga menunjukkan kenaikan 1,7% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) pada kuartal pertama 2023. Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada kuartal sebelumnya. Kenaikan harga pada kuartal ini juga terlihat secara tahunan (year-on-year/YoY) sebesar 7,1%. Kenaikan secara tahunan ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya.

Induk Perusahaan Rumah.com Segera Melantai di Bursa Saham New York

Startup proptech asal Singapura, PropertyGuru atau dikenal dengan produknya Rumah.com di Indonesia, bersiap untuk melantai di Bursa Saham New York (NYSE) pada 18 Maret 2022. Aksi korporasi ini akan direalisasikan usai perusahaan merampungkan proses peleburannya dengan Bridgetown 2 Holdings alias perusahaan cek kosong (SPAC).

Sebagaimana diberitakan oleh The Strait Times, PropertyGuru juga akan menggelar RUPS pada Selasa, 15 Maret 2022 untuk meminta persetujuan dari para pemegang saham. Adapun, aksi mergernya dengan perusahaan SPAC diperkirakan akan mendongkrak valuasi hingga $1,78 miliar. Saat ini, Bridgetown 2 Holdings disokong oleh konglomerat Peter Thiel dan Richard Li.

PropertyGuru merupakan platform listing properti dengan cakupan layanan di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan kinerja keuangan, pertumbuhan PropertyGuru tahun lalu disumbang dari tiga pasar utama, yakni Singapura, Vietnam, dan Malaysia.

Perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar $100,7 juta atau naik 22,7% dari $82,1 juta di tahun sebelumnya. Pencapaian tersebut melampaui target perusahaan yang sebesar $97,5 juta. Tahun ini, PropertyGuru memproyeksikan kenaikan pendapatan sebesar 44% menjadi $145,1 juta.

Diberitakan pula, PropertyGuru sempat menaikkan biaya langganan (agent subscription) sebesar 15% di pasar Singapura pada November 2021. CEO PropertyGuru Hari Krishnan punya andil menilai kenaikan didasarkan pada sejumlah faktor, seperti harga properti, minat konsumen, agen properti yang solid, dan posisi kuat PropertyGuru di pasar proptech.

Sekadar informasi, SPAC juga dikenal sebagai perusahaan cangkang yang mengumpulkan dana lewat penawaran umum untuk mengakuisisi perusahaan yang ditentukan. Jenis perusahaan ini tidak punya model bisnis independen selain transaksi keuangan.

Biasanya, perusahaan yang ingin go public, membidik bursa saham di Amerika Serikat. Namun, baru-baru ini bursa saham di Singapura memperkenalkan aturan terkait IPO via SPAC pada September lalu.

Di Indonesia, sejumlah startup teknologi hendak “go public” dengan menggunakan kendaraan SPAC ketimbang melakukan IPO secara konvensional. Beberapa startup yang tengah bersiap IPO dengan SPAC adalah GoTo, Kredivo, dan Traveloka.

Momentum pasar proptech

Secara umum, pasar properti sempat melesu akibat pandemi Covid-19 sejak 2020. Namun, sejumlah pihak memproyeksi ada momentum kebangkitan kembali di sektor ini meski secara perlahan. Menurut survei yang dilakukan Knight Frank Indonesia, ada tiga sektor yang diestimasi memiliki performa pertumbuhan yang baik, yakni residensial, industri & logistik, dan ritel.

Di samping itu, momentum sektor properti juga ikut diperkuat oleh bertumbuhnya kesadaran generasi milenial untuk mulai membeli properti, misalnya rumah, baik untuk kebutuhan esensial maupun investasi. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di 2019, sebanyak 81 juta milenial belum memiliki rumah.

Terlepas dari proyeksi ini, belum diketahui apakah aksi melantai di bursa akan memengaruhi pertumbuhan PropertyGuru di Indonesia atau tidak, mengingat saat ini pasar utama PropertyGuru disumbang oleh Singapura, Malaysia, dan Vietnam.

Di Indonesia, PropertyGuru beroperasi lewat Rumah.com yang merupakan perusahaan patungannya bersama EMTEK Group. Selain itu, EMTEK juga merupakan investor PropertyGuru di putaran pendanaan seri D.

Platform proptech di Indonesia

Kompetisi di ranah proptech juga semakin kuat manakala pelaku besar mulai melakukan M&A untuk diversifikasi dan memperkuat posisinya di pasar. Di antaranya, PropertyGuru melalui Rumah.com mengakuisisi platform properti RumahDijual.com. Kemudian, platform 99co mencaplok Urbanindo, dan Emerging Markets Property Group juga mengakuisisi Lamudi Global untuk Lamudi Indonesia, Filipina, dan Meksiko.

Application Information Will Show Up Here

Induk Rumah.com Kembali Dapat Pendanaan, Persaingan Bisnis Proptech Makin Menarik Disimak

Hari ini (02/9) induk perusahaan Rumah.com, yakni PropertyGuru Group, mengumumkan perolehan pendanaan baru senilai $220 juta atau setara 3,2 triliun Rupiah. Investor yang terlibat adalah TGP Capital dan KKR melalui KKR Asian Fund III. Sebelumnya pada putaran seri D tahun 2018 lalu, kedua investor tersebut juga turut terlibat, didukung EMTEK dan Square Peg Capital.

Dana segar tersebut akan difokuskan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis PropertyGuru di semua pangsa pasar. Dua layanan yang akan turut dimaksimalkan adalah pembiayaan rumah PropertuGuru Finance dan platform untuk pengembang properti PropertyGuru FastKey. Di Indonesia, selain Rumah.com mereka juga turut mengoperasikan RumahDijual.com. Merek berbeda juga dimiliki untuk mendukung bisnisnya di Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

Didasarkan pada riset sebelumnya yang dilakukan DailySocial, meninjau dari tingkat kunjungan di situs web dan aplikasi, kedua platform kelolaan PropertyGuru di Indonesia tergolong memimpin pasar. Mereka bersaing langsung dengan beberapa startup dan grup perusahaan. Misalnya dengan Emerging Markets Property Group (EMPG) yang kini hadir di Indonesia melalui akuisisinya terhadap Lamudi; atau 99.co yang saat ini terafiliasi dengan REA Group melalui joint venture, mereka turut mengoperasikan Rumah123 dan mencaplok situs listing properti Urbanindo.

Startup proptech di Indonesia
Startup proptech di Indonesia

Para pemain mencoba menangkap momentum pertumbuhan industri properti seiring dengan peningkatan perekonomian di Indonesia, khususnya saat merujuk data sebelum pandemi. Permintaan akan hunian terus meningkat, baik apartemen, rumah, sampai indekos. Sebarannya pun mulai menyeluruh, tidak hanya terpaku di ibukota, seiring dengan adanya pertumbuhan bisnis yang merata di berbagai kota.

Beberapa yang solusi yang dihadirkan proptech menyelesaikan permasalahan mendasar seperti memudahkan proses pencarian properti, transparansi proses bisnis dan transaksi properti, memberdayakan pengembang dan pebisnis lainnya dengan alat digital, hingga menyediakan alternatif solusi properti (seperti coworking atau coliving).

Sekilas startup proptech di Indonesia

Selain tiga grup perusahaan tersebut, ada banyak startup proptech di Indonesia yang berdiri secara independen, mengadopsi model bisnis yang spesifik. Misalnya yang dilakukan Travelio, selain sajikan listing apartemen untuk konsumer, mereka juga miliki bisnis Property Management yang membantu pemilik apartemen mengelola unitnya. Selain memasarkan, menerapkan standardisasi sehingga meningkatkan nilai jual apartemen yang hendak disewakan.

Yang paling anyar ada juga Pinhome, didirikan Dayu Dara Permata dan Ahmed Aljunied. Alih-alih menjadi marketplace atau situs listing, mereka mencoba menjadi platform online yang memfasilitasi interaksi antara pemilik, pembeli, dan agen properti. Di luar aplikasi berbasis sistem informasi, dari startup lokal juga sudah melahirkan platform pembiayaan untuk pembelian properti. Dua di antaranya Gradana dan Taphomes.

Juni lalu, startup proptech lokal Jendela360 juga baru bukukan pendanaan 14 miliar Rupiah. Layanan mereka unik, memadukan unsur visual dengan virtual reality untuk memudahkan pengguna melihat detail apartemen yang hendak disewa. YukStay tahun ini juga bergabung di Y Combinator, bersamaan dengan itu mereka berhasil kumpulkan pendanaan seri A senilai 65 miliar Rupiah.

Application Information Will Show Up Here

Startup Proptech di Indonesia, dari Model Bisnis hingga Peta Persaingan

Startup teknologi di bidang properti, atau biasa disebut proptech (property technology), tampaknya tengah mendulang untung di tengah pertumbuhan jumlah masyarakat urban di Indonesia. Mereka coba mengakomodasi kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal – paling banyak rumah atau apartemen. Sejauh ini, melihat yang sudah beroperasi di Indonesia, ada beberapa bentuk layanan yang ditawarkan.

Secara umum proptech  sendiri didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi untuk membantu pengguna melakukan pencarian, pembelian, penjualan, dan pengelolaan real estat. Saat ini bentuknya beragam, mulai dari situs listing properti, platform virtual reality untuk meningkatkan pengalaman pengguna, sistem penyewaan, hingga pendanaan properti.

Model bisnis dan layanan

Ditinjau dari visinya, layanan proptech terbagi menjadi tiga kategori. Pertama ialah penggunaan teknologi untuk memberikan sentuhan digital di unit propertinya itu sendiri. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari penerapan sensor internet of things (IoT) hingga sistem pemantauan otomatis memanfaatkan kamera yang dilengkapi kecerdasan buatan.

Di tingkat global, berbagai perangka pendukung untuk smart home sudah banyak diproduksi, contohnya Switchmate yakni saklar pintar yang dapat dikendalikan melalui ponsel. Perusahaan teknologi raksasa seperti Apple dan Google pun juga mulai memberikan fokus tersendiri untuk kebutuhan ini. Sementara di tingkat pengembang lokal memang belum banyak, namun sudah mulai bermunculan. Salah satunya produk kunci pintar yang diproduksi Sugar Tech.

Kedua ada platform penyewaan, ini jadi yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Mereka mencoba menyederhanakan proses bisnis dari hulu ke hilir. Mulai menyediakan wadah bagi pemilik properti untuk mempromosikan unitnya, memudahkan pengguna untuk menemukan properti sesuai kriterianya – beberapa platform menyediakan jasa konsultasi, hingga menjadi perantara dalam proses penyewaan.

Beberapa platform terkait di antaranya Lamudi, Travelio, Rumah123, 99.co, dan Rumah.com – kendati beberapa sajikan layanan dan fitur berbeda. Misalnya Travelio, berangkat dari layanan penyewaan kamar hotel, kini mereka akomodasi penyewaan rumah, vila, dan apartemen. Tidak hanya mengiklankan unit properti saja, mereka juga membantu pemilik melakukan pengelolaan dan operasional.

Baru-baru ini situs listing indekos Mamikos juga kenalkan layanan baru mereka berjuluk Mamirooms. Konsepnya sama, selain mempromosikan unit kamar yang tersedia, kini mereka membantu pemilik properti untuk melakukan pengelolaan. Termasuk di dalamnya meningkatkan standardisasi properti, operasional, hingga pemasaran.

Model Bisnis Startup Proptech

Model bisnis ketiga mengakomodasi aspek finansial. Mekanisme kredit sejauh ini masih jadi yang paling populer untuk transaksi jual-beli unit real estat. Untuk memudahkan prosesnya, beberapa startup mulai bermain di sana. Mulai dari membantu menyajikan komparasi dan kalkulasi, menjembatani akses kredit dengan perbankan, hingga menyajikan layanan p2p lending untuk membantu pembiayaan.

CicilSewa dan Gradana adalah dua contoh startup di bidang properti yang fokus pada pembiayaan. Layanan yang dihadirkan CicilSewa memberikan talangan untuk pembiayaan properti kepada pengguna. Sementara Gradana manfaatkan skema p2p lending untuk pinjaman kredit properti – termasuk memberikan pinjaman untuk melakukan pembayaran uang muka.

Peta persaingan startup proptech

Awal tahun 2018, pengembang situs properti asal Singapura 99.co resmi mengumumkan akuisisinya terhadap platform lokal Urbanindo. Berbentuk akuisisi penuh, kini tim dan produk Urbanindo dilebur ke dalam layanan 99.co Indonesia. Sejak resmikan kehadirannya di Indonesia, layanan 99.co terus tancap gas jadi platform untuk perantara transaksi jual-beli real estat.

Tak hanya berhenti di sana, pasca dapatkan pendanaan 216 miliar Rupiah, perusahaan jalin kerja sama strategi bersama REA Group, yang sebelumnya terlebih dulu akuisisi iProperty — termasuk di dalamnya platform Rumah 123. Melalui kemitraan tersebut kedua perusahaan bentuk joint venture untuk bersama-sama memenangkan bisnis proptech di Asia Tenggara.

REA turut memberikan investasi 113 miliar Rupiah untuk pengembangan bisnis. Pasalnya operasional bisnis iProperty di Singapura dan Rumah123 di Indonesia akan dikelola bersama. Co-Founder & CEO 99.co Darius Cheung akan memimpin.

Selain dua grup perusahaan tersebut, di Indonesia juga beroperasi unit bisnis milik PropertyGuru. Mereka menjalankan dua situs, yakni Rumah.com dan Rumahdijual.com yang diakuisisi pada akhir 2015 lalu. Di Indonesia, operasionalnya turut didukung konglomerasi EMTEK Group sebagai investor di putaran pendanaan seri D.

Lamudi juga turut jadi pengembang situs listing properti yang mengudara di Indonesia. Mereka hadir sejak tahun 2014. Satu tahun beroperasi, pada tahun 2015 perusahaan melakukan akuisisi platform PropertyKita. Selain di Indonesia, saat ini mereka juga beroperasi di Filipina. Sementara operasional Lamudi di Timur Tengah telah diakuisisi Emerging Markets Property Group pertengahan tahun ini.

Startup proptech di Indonesia

Jika ditarik benang merahnya, dari semua pemain yang memimpin pasar – salah satunya dinilai dari statistik kunjungan dan valuasi perusahaan – merupakan pemain regional. Model bisnisnya serupa, mengedepankan poin “sharing” dibumbui dengan menjual layanan promosi dan pemasaran bekerja sama dengan agen properti.

Pembiayaan properti

Bank BTN menjadi BUMN yang difokuskan untuk pembiayaan properti. Untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas, mereka mengembangkan konsep proptech melalui BTNProperti.co.id yang menyajikan listing lengkap dengan akses pembiayaan. Pada dasarnya situs-situs listing atau marketplace yang dibahas sebelumnya juga memberikan rekomendasi pembiayaan kredit melalui bank-bank yang menjadi mitra. Di Indonesia, hampir semua bank memiliki produk Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

Ingin hadirkan akses menyeluruh, platform asal Singapura CloseBuy Asia Pasific beberapa bulan lalu resmikan kehadiran di Indonesia. Melalui aplikasi mobile, mereka dampingi pengguna memilih unit properti dan akses pembiayaan kredit melalui perbankan mitra. Inovasi yang cukup baru juga dihadirkan pemain lokal Gradana. Seperti disinggung sebelumnya, mereka integrasikan sistem p2p lending untuk pembiayaan, dengan sasaran pengguna dari kalangan masyarakat yang belum terlayani bank (unbankable).

Induk Perusahaan Rumah.com Dapat Suntikan Dana 2,2 Triliun Rupiah

Induk perusahaan Rumah.com (Rumah), PropertyGuru berhasil mengamankan pendanaan sebesar $145 juta atau setara dengan 2,2 triliun rupiah. Putaran pendanaan Seri D ini diperoleh dari perusahaan investasi global KKR. Dengan investasi ini KKR bergabung dengan pemegang saham PropertyGuru bersama dengan TPG, Emtek dan Square Peg Capital. Pendanaan kali ini akan digunakan untuk memperkuat posisi PropertyGuru di Asia Tenggara termasuk konsolidasi penuh portal properti Batdongsan.com.vn di Vietnam.

Saat ini di Asia Tenggara PropertyGuru memiliki beberapa layanan yang memimpin pasar properti, seperti PropertyGuru di Singapura dan Malaysia, DDproperty.com di Thailand, Rumah.com di Indonesia dan yang baru saja bergabung Batdongsan.com.vn di Vietnam. Dan dengan pendanaan kali ini, pihak PropertyGuru akan terus mendorong investasi dalam teknologi dan membawa solusi yang bermanfaat bagi pencari rumah, agen real estate dan pengembang PropertyGuru.

“Investasi baru ini mengukuhkan validasi yang kuat dari pertumbuhan berbasis teknologi yang telah diberikan oleh PropertyGuru. Didukung oleh satu dekade kepemimpinan pasar di Asia Tenggara dan perkembangan bisnis dalam beberapa tahun terakhir. Hari ini Group kami sudah profitable, arus kas positif dan memiliki pendapatan yang tumbuh lebih dari 25 persen dari tahun ke tahun. Kami berbahagia menyambut KKR, investor blue-chip, bergabung menjadi dewan investor kami, karena kami miliki rencana ambisius untuk inovasi dan pertumbuhan dalam satu dekade ke depan,” terang Chief Executive Officer PropertyGuru Group Hari V Krishnan.

Pihak KKR juga menyambut positif investasi ini. Bagi mereka PropertyGuru telah berhasil memantapkan diri sebagai pimpinan di industri properti online Asia Tenggara, dan berharap dengan investasi ini bisa membawa PropertyGuru ke tingkat selanjutnya.

“Kami senang berinvestasi di PropertyGuru, salah satu bisnis teknologi yang paling menarik di Asia Tenggara. Dengan migrasi online cepat yang berjalan dengan baik di banyak industri, tim PropertyGuru yang dipimpin oleh Hari V Krishnan telah dengan jelas memantapkan dirinya sebagai pemimpin di Asia Tenggara dalam industri properti online. Kami berharap dapat bermitra dengan mereka untuk membantu membawa ke tingkat selanjutnya,” terang Member & Head of Southeast Asia KKR Ashish Shastry.

Investasi KKR di PropertyGuru ini didanai melalui KKR Asian Fund III. Investasi tersebut merupakan bagian dari strategi KKR untuk berinvestasi di pasar dengan pertumbuhan yang tinggi dan diyakini bisa memperoleh manfaat dari peningkatan pesat teknologinya. Bagi PropertyGuru, selain konsolidasi penuh dengan Batdongsan dan fokus ke pasar Asia Tenggara, mereka juga berencana menembus vertikal baru dan mendongkrak penjualan di pasar.

Bagaimana Startup Menyikapi Pasar yang Riuh dan Inovasi Berkelanjutan

Selain sesi pameran untuk startup, Echelon Asia Summit juga menyajikan banyak sekali sesi diskusi dan presentasi yang dikemas dalam sesi Future Stage, Founder Stage, dan Create Stage. Pemateri dan panelis dari kalangan startup, pengusaha, investor, hingga pengambil kebijakan dihadirkan untuk membahas topik terkini seputar gejolak bisnis digital. Di antara banyak sesi, salah satu yang paling menarik untuk disimak adalah cerita pengalaman founder startup kala menjalankan bisnis dan mencapai titik prestasinya.

Berikut ini adalah beberapa rangkuman hasil pemaparan pengalaman para pelaku industri startup di Asia yang menarik dijadikan sebagai tips menjalankan bisnis digital.

Keunikan di tengah pasar yang riuh

Managing Director WeWork SEA Turochas Fuad dan Co-Founder & CEO e27 Mohan Belani dalam salah satu sesi di Founder Stage Echelon
Managing Director WeWork SEA Turochas Fuad dan Co-Founder & CEO e27 Mohan Belani dalam salah satu sesi di Founder Stage Echelon

Dari Founder Stage hadir pemateri Turochas Fuad selaku Managing Director WeWork SEA. Dipandu Co-Founder & CEO e27 Mohan Belani, ia menceritakan pengalamannya saat mendirikan tiga startup dan berhasil membawa ketiganya “exit” diakuisisi pemain besar. Sebagai informasi, Fuad pernah mendirikan WUF Network, Travelmob, dan Spacemob.

Pertama ia menceritakan tentang Spacemob, startup coworking space tersebut pada bulan Agustus 2017 lalu diakuisisi oleh WeWork. Disadari bahwa bisnis coworking space sudah sangat ramai di dunia, namun sebagai pengusaha ia menekankan bahwa cara pandang pebisnis bukan menghindari produk yang ramai di pasaran, melainkan membuat nilai unik di antara pemain yang ada.

“Tentu ingat, ketika kedai Starbucks pertama melakukan ekspansi, di berbagai negara ada banyak kedai kopi bagus. Pun demikian dengan Tesla, dia bukan pengembang mobil listrik pertama di dunia. Namun mereka berhasil, ini bukan tentang kesamaan, namun justru menekankan pada keunikan yang membuat orang-orang tertarik,” ujar Fuad.

Menariknya Fuad justru menekankan bahwa seorang founder jangan pernah terburu-buru untuk memiliki pikiran melakukan “exit. Di alam bawah sadarnya harus mengedepankan pada pengembangan bisnis yang berkelanjutan. Strategi “exit” menjadi bonus ketika startup yang didirikan sudah mencapai titik keberhasilan dan memerlukan amunisi tambahan untuk berkembang lebih lebar. Bagi Fuad, untuk melakukan semua itu startup harus memiliki dua komponen kunci: tim yang kuat dan kultur bisnis yang hemat.

“Jika saya harus kembali membangun startup yang sekarang sudah diakuisisi, maka hal yang paling saya tekankan adalah perekrutan dan pemilihan orang yang tepat. Untuk melakukan perekrutan bahkan saya rela untuk meluangkan waktu lebih, untuk menemukan orang yang benar-benar sesuai,” tambah Fuad.

Eksekusi tepat pada setiap ide inovasi

CEO PropertyGuru Group Hari Krishnan dan Michael I. Waitze dalam sebuah sesi di Future Stage
CEO PropertyGuru Group Hari Krishnan dan Michael I. Waitze dalam sebuah sesi di Future Stage

Di sudut lain dalam Future Stage hadir CEO PropertyGuru Group Hari Krishnan. Sesinya dipandu oleh Michael I. Waitze. Judul diskusi yang diangkat ialah menelisik bagaimana PropertyGuru akan berkembang di masa mendatang. Maka perbincangan di awal ialah soal inovasi startup. Menurut Hari banyak founder mengatakan bahwa inovasi sebagai bumbu utama untuk bertahan, pun ketika tidak memiliki permodalan dan tim yang besar. Sayangnya di era internet seperti saat ini, bisnis dituntut pada target pertumbuhan dan ekspansi pasar yang lebih besar.

“Inovasi tidak akan berarti apa-apa tanpa eksekusi yang tepat. Saat startup mencapai titik tertentu, founder akan selalu berpikir tentang cara melakukan peningkatan. Di sini berbagai kompleksitas akan ditemkan, maka letak inovasi adalah di sini, founder akan melakukan apa pun untuk mencapai target tersebut,” jelas Hari.

Berkaca pada bisnis yang dijalaninya saat ini di bidang properti, Hari menjelaskan bahwa setiap inovasi akan memiliki aktor. Mungkin saja founder muda akan banyak disorot dengan ide-ide yang diusungnya, namun di balik itu akan selalu dibutuhkan sosok senior yang benar-benar berperan menjalankan eksekusi. Industri properti bukan bidang baru, walaupun mencoba menghadirkan disrupsi dengan teknologi, namun di sana ada aspek fundamental yang perlu digarap.

Rumah.com Gaet BRI, Permudah Pengajuan KPR Secara Online

Portal properti Rumah.com mengumumkan kerja sama ekslusif dengan BRI untuk mempermudah penggunanya mendapatkan fasilitas KPR secara online. Fitur tersebut rencananya segera hadir pada Mei 2018 mendatang.

Dalam praktiknya, pengguna yang mengakses Rumah.com akan menemukan fasilitas KPR yang ditawarkan BRI beserta simulasinya dalam setiap listing. Ketika mereka tertarik, pengguna bisa memilih fasilitas kredit yang sesuai minat dan dalam waktu singkat akan dihubungi tim BRI untuk ditindaklanjuti.

“Selama ini PR-nya bank adalah follow up aplikasi dalam waktu cepat karena kalau follow up minggu depan, orang bisa jadi sudah berubah pikiran. Kita juga enggak mau kerja sama dengan terlalu banyak bank, biar konsumen bisa lebih fokus dan bagus juga untuk bank itu sendiri,” ucap Country Manager Rumah.com Marine Novita, Jumat (13/4).

Tak hanya mempermudah pengguna dan bank, strategi tersebut menjadi upaya perusahaan dalam menangkap jumlah transaksi yang terjadi dalam platform. Data tersebut dapat dimanfaatkan untuk membaca tren industri properti yang ditayangkan dalam hasil riset Rumah.com rutin terbit setiap kuartalnya.

Selama ini, perusahaan menggunakan asumsi penjualan lewat iklan yang diturunkan baik oleh agen ataupun pengembang. Sistem iklan yang berjalan di Rumah.com otomatis akan diperbarui setiap tiga bulan sekali. Dari situ, agen atau pengembang bisa memilih opsi apakah iklan yang sudah tayang ingin dinaikkan kembali atau menandainya sudah terjual.

“Nah, setiap iklan yang di-take down oleh pengembang biasanya kami asumsikan itu sudah terjual. Sekarang kami ingin bisa capture transaksinya.”

Iklan menjadi monetisasi utama dari Rumah.com. Tidak hanya beriklan di banner situs, perusahaan menyediakan berbagai model iklan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan agen atau pengembang. Salah satu model iklan yang tersedia, seperti tur vritual 360 derajat untuk permudah pengguna dalam memvisualisasikan rumah dalam bentuk sebenarnya.

“Iklan di Rumah.com bentuknya tidak melulu harus banner. Ada banyak model yang bisa dipilih tergantung dari kebutuhan masing-masing.”

Terhitung saat ini Rumah.com memiliki 300 ribu listing aktif, 5 juta pengunjung bulanan (MAU), 10 ribu agen, dan 400 pengembang, tersebar mayoritas di Jabodetabek dan sekitar Pulau Jawa. Sekitar 70% dari total listing tersebut adalah properti secondary, dan sisanya adalah properti baru.

Pangsa pasar Rumah.com diklaim mencapai 50%, dihitung berdasarkan lama durasi kunjungan para pengguna dibandingkan dengan seluruh pemain portal properti di seluruh Indonesia.

Dampak teknologi AI

Dalam kesempatan yang sama, CMO PropertyGuru Group Bjorn Sprengers menambahkan pemanfaatan teknologi AI dan sejumlah penyegaran lainnya dalam tubuh perusahaan secara global adalah komitmen untuk terus mengembangkan fitur-fitur agar pengguna semakin yakin dengan rumah pilihannya di Rumah.com.

AI secara langsung juga membuat kualitas listing Rumah.com semakin baik karena dapat mengetahui bagaimana kualitas foto yang diunggah oleh para agen/pengembang. Ketika kualitas foto kurang baik, secara otomatis akan terdeteksi dan memberikan rekomendasi untuk diperbaiki.

Bagi konsumen, adanya AI dalam algoritma website dan aplikasi mobile dari Rumah.com jadi lebih proses pencarian properti menjadi pengalaman yang hyper personal dan intuitif. Mereka bisa lebih mandiri saat melakukan riset dengan mendalam, mulai dari proses awal hingga memutuskan untuk beli rumah.

Mesin AI akan terus mempelajari kebutuhan dan preferensi setiap pengguna, sehingga solusi yang diberikan akan semakin akurat dan spesifik.

“Semakin sering pengguna mengakses Rumah.com, mesin AI akan semakin pintar memberikan rekomendasi rumah sesuai dengan minat mereka. AI membantu pengguna dalam memberikan keputusan yang tepat saat membeli rumah.”

Kendati sudah memakai AI, pihaknya masih membutuhkan peranan dari agen broker untuk bantu pengguna mendapatkan properti impian. Pasalnya, tidak semua pengguna memiliki keluwesan yang sama sehingga mampu membeli rumah secara mandiri.

“Tahun lalu secara grup bisnis kami tumbuh double digit, Indonesia jadi kontributor utamanya. Untuk itu sebenarnya ada beberapa fitur yang hanya kami sediakan di Indonesia, sebab pada dasarnya kami ingin menyediakan fitur terbaik. Salah satunya lewat AI, untuk bantu pengguna navigasi menuju properti impiannya,” tandas Sprengers.

Application Information Will Show Up Here

Rumah.com Tambahkan Fitur Kalkulator Pembayaran KPR di Aplikasi iOS

Aplikasi kalkulator KPR Rumah.com bantu pengguna hitung kemampuan KPR secara mobile / Shutterstock

Rumah.com meluncurkan fitur baru untuk aplikasi ber-platform iOS-nya, Kalkulator Pembayaran KPR. Sebelumnya fasilitas ini sudah tersedia di situs di halaman utama dari portal website Rumah.com dan di setiap halaman listing properti yang dijual. Kalkulator ini dapat memperkirakan besar maksimum pinjaman rumah berdasarkan pendapatan tahunan dan kemampuan konsumen untuk mencicil. Fitur Kalkulator Pembayaran KPR dapat diunduh secara gratis. Continue reading Rumah.com Tambahkan Fitur Kalkulator Pembayaran KPR di Aplikasi iOS

Emtek Group Joins the Investment Round for PropertyGuru

PropertyGuru Group announced that they’ve just sealed S$175 million from a strategic consortium consists of TGP, Emtek Group, and Square Peg Capital. The investment becomes the biggest among tech startups in Southeast Asia this year. In its release, the investment will be allocated to support PropertyGuru’s innovation, including marketing strategy development and marketing area expansion. Continue reading Emtek Group Joins the Investment Round for PropertyGuru

Emtek Group Ambil Bagian dalam Investasi Besar Untuk PropertyGuru

Investasi akan dimaskimalkan pengembangan strategi pemasaran / Shutterstock

PropertyGuru Group hari ini mengumumkan telah menerima suntikan investasi sebesar S$175 juta dari konsorsium strategis tiga investor yang terdiri dari TGP, Emtek Group, dan Squre Peg Capital. Investasi ini menjadi yang terbesar di sektor tech startup Asia Tenggara tahun ini. Dari rilis yang dipublikasikan, investasi ini akan digunakan untuk dukungan inovasi PropertyGuru, termasuk pengembangan strategi pemasaran dan penguatan wilayah pemasaran. Continue reading Emtek Group Ambil Bagian dalam Investasi Besar Untuk PropertyGuru