Semua yang Intel Umumkan di CES 2022

AMD bukan satu-satunya raksasa industri komputer yang menyiapkan banyak kejutan di CES 2022. Rival bebuyutannya, Intel, juga punya sederet pengumuman yang tak kalah menarik.

Sebagian dari produk-produk baru yang Intel umumkan bakal bersaing langsung melawan produk-produk yang AMD perkenalkan, termasuk (untuk pertama kalinya) di segmen kartu grafis. Berikut adalah rangkuman dari semua yang Intel umumkan di CES 2022, atau Anda juga bisa menonton siaran ulangnya di YouTube.

Prosesor laptop 12th Gen Intel Core

Pasar laptop tahun ini sepertinya bakal amat sengit, sebab kita bisa memilih antara yang ditenagai prosesor AMD Ryzen 6000 Series atau 12th Gen Intel Core (Alder Lake). Intel telah menyiapkan sebanyak 28 model prosesor, delapan di antaranya adalah prosesor H-Series yang ditargetkan untuk kategori laptop gaming.

Seperti versi desktop-nya, keluarga prosesor 12th Gen Intel Core versi laptop ini juga mengadopsi arsitektur hybrid yang mengawinkan Performance-core (P-core) dan Efficient-core (E-core), meski ada juga beberapa model yang hanya mengemas P-core saja.

Di kasta teratas, Intel punya Core i9-12900HK yang mengemas 14 core (6 P-core dan 8 E-core) dan 20 thread, serta yang menjanjikan peningkatan performa gaming sampai 28% dibandingkan prosesor generasi sebelumnya, Core i9-11980HK. Dalam konteks produktivitas, prosesor ini diklaim bisa mengerjakan tugas 3D rendering hingga 43% lebih cepat.

Keluarga prosesor baru ini juga mencakup lini prosesor U-Series, dan yang baru, lini P-Series. Lini U-Series ditujukan untuk laptop mainstream dengan TDP 9-15 watt, sementara lini P-Series dirancang untuk laptop premium yang membutuhkan dorongan performa ekstra, dengan spesifikasi hingga 14 core dan 20 thread, serta TDP sebesar 28 watt.

Nantikan saja kedatangan laptop-laptop baru yang ditenagai prosesor 12th Gen Intel Core di kuartal pertama tahun ini juga.

Pembaruan standar Intel Evo

Sehubungan dengan adanya prosesor baru, Intel pun memperbarui persyaratan yang diperlukan agar suatu laptop bisa lulus sertifikasi Intel Evo. Syarat yang paling utama tentu saja adalah laptop-nya harus menggunakan prosesor 12th Gen Intel, dan kali ini termasuk lini prosesor H-Series. Ini berarti kita bakal melihat beberapa laptop gaming yang dipasarkan dengan membawa branding Intel Evo tahun ini, asalkan laptop-nya menandemkan prosesor H-Series dengan kartu grafis Intel Arc, bukan besutan Nvidia maupun AMD.

Persyaratan lainnya berkaitan dengan pengalaman video conferencing. Standar terbaru Intel Evo mengharuskan laptop memiliki paling tidak webcam 1080p, lengkap beserta chip Wi-Fi 6E dan fitur berbasis AI untuk meminimalkan suara latar yang tertangkap mikrofon. Juga menarik adalah adanya standar khusus yang ditetapkan untuk kategori laptop foldable.

Ke depannya, Intel juga bakal menambahkan fitur-fitur yang berkaitan dengan pengalaman multi-device ke platform Evo. Fitur-fitur ini merupakan hasil karya Screenovate, startup asal Israel yang diakuisisi oleh Intel belum lama ini. Di atas panggung, Intel bahkan sempat mendemonstrasikan bagaimana laptop Intel Evo dapat dipakai untuk membaca dan membalas iMessage yang berasal dari sebuah iPhone di sebelahnya.

22 prosesor desktop 12th Gen Intel Core baru

Menyusul enam prosesor desktop 12th Gen Intel Core yang diluncurkan pada bulan Oktober 2021 lalu, Intel mengumumkan bahwa mereka telah menyiapkan 22 prosesor baru yang terdiri dari seri Core i9 sampai Pentium dan Celeron. Prosesor-prosesor ini memiliki rentang TDP minimum antara 35-65 watt, dan sebagian besar hadir tanpa dibekali E-core. Pada paket penjualannya, Intel juga akan menyertakan stock cooler baru (ada tiga model cooler yang berbeda tergantung prosesornya).

Bersamaan dengan itu, Intel turut memperkenalkan tiga chipset motherboard baru untuk prosesor 12th Gen: H670, B660, H610. Ketiganya tentu bakal membantu keluarga prosesor baru ini jadi lebih terjangkau oleh banyak kalangan, terutama mengingat harga motherboard Z690 yang ada di pasaran sekarang memang mahal-mahal.

Kartu grafis Intel Arc

2022 bakal menjadi debut Intel di ranah kartu grafis diskret, dan Intel mengumumkan bahwa generasi pertama kartu grafis Intel Arc (yang diberi codename Alchemist) sudah mereka kirim ke pihak OEM. Namun sebelum Anda khawatir kartu grafis Intel ini bakal mengalami nasib yang sama seperti Nvidia dan AMD (stoknya kosong di mana-mana dan harganya melambung tidak masuk akal), perlu diketahui juga bahwa OEM yang dimaksud turut mencakup para produsen laptop.

Ya, beberapa produsen seperti Acer dan Alienware sudah mengumumkan laptop baru yang dibekali kartu grafis diskret Intel Arc di CES 2022, dan peluncurannya pun hanya tinggal menunggu waktu. Selain menjanjikan teknologi terkini macam ray tracing, Intel Arc juga dibekali teknologi upscaling berbasis AI bernama XeSS yang berpotensi menjadi rival sepadan terhadap teknologi DLSS milik Nvidia. Beberapa judul game yang telah dikonfirmasi bakal mendukung XeSS di antaranya adalah Hitman 3, Riftbreaker, Death Stranding Director’s Cut, dan Grid Legends.

Seperti AMD, Intel juga menjanjikan harmonisasi antara prosesor dan kartu grafis bikinannya lewat sekumpulan teknologi yang diberi nama Intel Deep Link. Salah satu bagian dari Deep Link adalah Dynamic Power Share, yang memungkinkan penyesuaian alokasi daya ke CPU dan GPU secara otomatis berdasarkan skenario penggunaan, sangat mirip seperti teknologi AMD SmartShift yang terdapat di laptop AMD Advantage.

Tidak kalah menarik adalah teknologi Deep Link Hyper Encode, yang memungkinkan chip grafis milik prosesor dan kartu grafis diskret Intel Arc untuk bekerja bersama-sama demi semakin menggenjot performa. Pada software seperti DaVinci Resolve misalnya, Intel mengklaim fitur ini mampu mempersingkat waktu transcoding hingga 1,4x.

Sumber: Intel.

Semua yang AMD Umumkan di CES 2022

AMD mengawali tahun 2022 dengan sederet pengumuman yang mencuri perhatian. Di panggung CES, Lisa Su dan timnya memperkenalkan produk-produk baru yang siap AMD luncurkan tahun ini, baik untuk ranah laptop maupun desktop.

Mulai dari prosesor dan kartu grafis laptop baru, sampai keluarga prosesor Zen 4, ada banyak hal menarik yang bisa disoroti dari acara peluncuran AMD di CES 2022. Anda bisa menonton video lengkapnya di YouTube, atau Anda juga bisa membaca rangkumannya di sini.

Prosesor laptop AMD Ryzen 6000 Series

Dalam presentasinya, Lisa Su memaparkan bahwa keluarga prosesor laptop Ryzen 6000 Series dibangun di atas arsitektur Zen 3+ dengan proses pabrikasi 6 nm, sekaligus mengemas chip grafis terintegrasi dari arsitektur RDNA 2. Total ada sekitar 20 model prosesor yang bakal dirilis, dan seperti biasa, AMD bakal membaginya menjadi seri U untuk laptop mainstream dan seri H untuk laptop gaming.

Dibanding generasi sebelumnya, Ryzen 6000 Series menjanjikan peningkatan kinerja CPU hingga 1,3x dan kinerja GPU hingga 2x lebih cepat. Lebih lanjut soal performa grafisnya, AMD mencontohkan bahwa performa GPU yang tertanam di Ryzen 6800U mampu melampaui chip Intel Xe milik prosesor Intel Core i7-1165G7 dan bahkan Nvidia GeForce MX450 yang merupakan kartu grafis diskret.

Selain lebih gegas dari generasi sebelumnya, Ryzen 6000 Series juga lebih irit daya. Dalam skenario video conferencing menggunakan Microsoft Teams misalnya, AMD mengklaim ada penurunan konsumsi daya hingga 30%. Lalu saat dipakai untuk streaming Netflix, konsumsi dayanya bisa lebih irit sampai 40%.

AMD pun tidak lupa melengkapi keluarga prosesor Ryzen 6000 Series dengan dukungan teknologi-teknologi terbaru seperti RAM DDR5, PCIe 4.0, Wi-Fi 6E, USB 4, serta chip pengaman terintegrasi Microsoft Pluton. Kapan laptop yang ditenagai prosesor Ryzen 6000 Series bakal muncul di pasaran? Paling cepat Februari 2022 kalau kata AMD.

Kartu grafis laptop AMD Radeon RX 6000M Series dan RX 6000S Series

Prosesor laptop sudah, saatnya membahas kartu grafis diskret yang AMD persiapkan untuk beragam laptop tahun ini. Untuk laptop gaming di kasta flagship, AMD kini punya Radeon RX 6850M XT yang menjanjikan pengalaman gaming yang mulus di resolusi 1440p, dengan klaim peningkatan performa hingga 7% dibanding model flagship sebelumnya, RX 6800M. Di bawah itu, beberapa opsi kartu grafis baru AMD meliputi RX 6650M XT, RX 6650M, RX 6500M, dan RX 6300M.

Namun yang kedengarannya lebih menarik justru adalah keluarga kartu grafis baru RX 6000S Series. Huruf “S” di sini mengacu pada kata “Slim”, dan AMD secara spesifik merancangnya untuk digunakan di laptop-laptop gaming yang punya bodi hingga 20% lebih tipis dari biasanya, serta yang bobotnya kurang dari 2 kilogram.

Sejauh ini sudah ada tiga model yang AMD persiapkan: RX 6800S, RX 6700S, dan RX 6600S. Untuk mengilustrasikan performanya, AMD bilang bahwa RX 6800S dengan TGP 100 W sanggup menjalankan beberapa judul game AAA di 100 fps pada resolusi 1080p dan dengan pengaturan grafis rata kanan. Lalu jika dibandingkan dengan GPU laptop pesaing macam RTX 3080, AMD meyakini RX 6800S mampu mencatatkan performa hingga 10% lebih kencang di beberapa judul game pada resolusi 1080p.

Bagi yang sedang berburu laptop gaming baru, mungkin ada baiknya Anda sedikit bersabar mengingat deretan laptop yang ditenagai kartu grafis baru AMD ini dikabarkan siap meluncur pada kuartal pertama tahun ini juga. Juga patut dinanti adalah laptop gaming bersertifikasi AMD Advantage yang menandemkan prosesor Ryzen 6000 Series dengan kartu grafis Radeon RX 6000M Series ataupun RX 6000S Series untuk mewujudkan sejumlah teknologi eksklusif rancangan AMD.

Kartu grafis desktop AMD Radeon RX 6500 XT dan Radeon RX 6400

Buat pengguna perangkat desktop, khususnya yang memiliki bujet agak terbatas, AMD sudah menyiapkan RX 6500 XT yang akan dijual mulai 19 Januari 2022 di kisaran harga $199 — meski pada kenyataannya mungkin bakal sangat sulit bagi kita untuk mendapatkannya di kisaran harga tersebut jika melihat kondisi krisis di industri semikonduktor yang masih berkepanjangan.

Terlepas dari itu, RX 6500 XT menjanjikan performa yang cukup kapabel untuk gaming di resolusi 1080p. Spesifikasinya mencakup boost clock hingga 2,8 GHz, 16 compute unit, 16 hardware ray accelerator, 16 MB Infinity Cache, VRAM 4 GB GDDR6, memory bus width 64-bit, dan total memory bandwith sebesar 144 GB/s. TDP-nya berada di kisaran 100 W, dan PC Anda perlu minimal PSU berdaya 400 W untuk menyokongnya.

Sementara itu, untuk RX 6400, spesifikasinya jelas di bawah RX 6500 XT, namun sebagian besar dari kita tidak perlu terlalu memikirkannya karena produk ini hanya akan tersedia di PC pre-built bikinan OEM — atau ini justru bisa jadi alternatif yang menarik di saat stok kartu grafis sedang kosong di mana-mana dan harganya juga jauh dari kata rasional?

Selain kedua kartu grafis baru tersebut, AMD turut mengumumkan Radeon Super Resolution (RSR). Ini pada dasarnya merupakan teknologi upscaling FSR, tapi yang sudah diintegrasikan sampai ke tingkatan driver. Dengan begitu, asalkan Anda memakai kartu grafis AMD yang kompatibel, RSR dapat diaktifkan di hampir semua game. Mengenai kualitas visual dan peningkatan performa yang dihasilkan, sepertinya tidak ada perbedaan antara RSR dan FSR mengingat algoritma yang digunakan sama.

Prosesor desktop dengan teknologi 3D V-Cache dan arsitektur Zen 4

Di musim semi 2022 ini, AMD bakal meluncurkan prosesor pertamanya yang mengandalkan teknologi 3D V-Cache, yakni Ryzen 7 5800X3D yang memiliki 8-core dan 16-thread. Sepintas kedengarannya sepele karena arsitektur CPU yang digunakan masih sama seperti sebelumnya, akan tetapi kehadiran teknologi 3D V-Cache ini rupanya mampu meningkatkan performa gaming secara cukup signifikan.

Dibandingkan dengan Ryzen 9 5900X yang satu kasta lebih tinggi, Ryzen 7 5800X3D justru bisa mencatatkan performa gaming hingga 15% lebih tinggi jika dirata-rata. Lalu jika diadu dengan kubu sebelah, spesifiknya Intel i9-12900K, Ryzen 7 5800X3D rupanya juga sanggup menghasilkan lebih banyak fps di beberapa judul game. Di atas panggung, Lisa Su tidak lupa mengatakan bahwa lewat prosesor ini, AMD sekali lagi berhasil merebut titel prosesor gaming tercepat di dunia.

Terakhir sekaligus yang mungkin paling dinanti oleh banyak orang, AMD mengumumkan keluarga prosesor desktop Ryzen 7000 Series yang dibangun di atas arsitektur Zen 4 dengan proses pabrikasi 5 nm. Tak hanya menggunakan arsitektur baru, Zen 4 bahkan juga mengadopsi desain chip baru sekaligus soket baru AM5.

Soket baru ini bertipe LGA, mirip seperti yang digunakan oleh Intel ketimbang yang AMD pakai selama ini. AMD belum berbicara banyak soal prosesor dan platform barunya ini, tapi yang pasti dukungan terhadap teknologi-teknologi terbaru seperti DDR5 dan PCIe 5.0 bakal hadir sebagai standar. Lebih lengkapnya baru akan disingkap mendekati peluncuran resminya di babak kedua 2022.

Sumber: AMD.

Lewat Snapdragon 8cx Gen 3, Qualcomm Siap Usik Pasar Laptop di Tahun 2022

Awal Desember ini merupakan periode yang sibuk buat Qualcomm. Melalui acara tahunan Snapdragon Tech Summit, Qualcomm mengumumkan sederet chipset baru yang bakal mengotaki sejumlah perangkat di tahun 2022. Di samping chipset flagship anyar untuk smartphone dan chipset baru yang dikhususkan untuk konsol genggam, Qualcomm turut menyingkap generasi terbaru dari chipset laptop-nya yang membawa peningkatan yang amat signifikan.

Chipset yang dimaksud adalah Snapdragon 8cx Gen 3, yang kini dibangun di atas proses pabrikasi 5 nm. Dibandingkan pendahulunya (8cx Gen 2) yang bisa dijumpai di perangkat-perangkat seperti Microsoft Surface Pro X maupun HP Elite Folio, 8cx Gen 3 menjanjikan peningkatan performa single-core hingga 40%, multi-core hingga 85%, dan peningkatan kinerja GPU hingga 60%.

Peningkatan yang substansial ini dimungkinkan berkat sejumlah faktor. Yang pertama adalah kehadiran “Prime” performance core baru pada 8cx Gen 3. Juga tidak kalah penting adalah fakta bahwa efficiency core milik 8cx Gen 3 kini mampu menyamai kinerja dari performance core milik prosesor generasi sebelumnya.

Terkait kinerja GPU-nya, Qualcomm mengklaim perangkat yang ditenagai 8cx Gen 3 sanggup menjalankan game di resolusi 1080p dengan refresh rate hingga 120 fps. Respons perangkat saat dipakai untuk mengedit foto maupun video pastinya juga bakal lebih gegas ketimbang sebelumnya. Lalu kalau untuk urusan AI, Qualcomm bilang 8cx Gen 3 punya kapabilitas AI tiga kali lebih baik dari pendahulunya.

Sebagai prosesor berarsitektur ARM, 8cx Gen 3 tentu tetap menjunjung tinggi efisiensi daya. Menurut Qualcomm, perangkat yang ditenagai 8cx Gen 3 mempunyai daya tahan baterai yang sama awetnya seperti yang dibekali 8cx Gen 2, yang dalam kasus tertentu bisa mencapai angka 25 jam atau lebih.

Perihal konektivitas, 8cx Gen 3 menjanjikan koneksi 5G yang lebih reliabel berkat penggunaan modem baru. Qualcomm juga tidak lupa menyematkan modul Wi-Fi 6E generasi terbaru yang mendukung fitur Wi-Fi Dual Station demi menekan latensi lebih jauh lagi.

Selain 8cx Gen 3, Qualcomm turut memperkenalkan Snapdragon 7c+ Gen 3 yang ditujukan untuk perangkat di segmen harga yang lebih terjangkau. Dibandingkan generasi sebelumnya, chipset 6 nm ini menjanjikan peningkatan performa CPU hingga 40% dan GPU hingga 35%. Untuk pertama kalinya di seri 7c, ia kini juga kebagian jatah modem 5G, demikian pula chip Wi-Fi 6E seperti yang digunakan oleh kakaknya.

Qualcomm optimistis kedua prosesor laptop baru ini bakal merambah konsumen lebih cepat daripada sebelumnya. Menurutnya, deretan laptop yang ditenagai Snapdragon 8cx Gen 3 dan 7c+ Gen 3 akan hadir di babak pertama 2022.

Melihat peningkatan yang dijanjikan 8cx Gen 3 dan 7c+ Gen 3, Qualcomm semestinya punya potensi yang lebih besar untuk mengusik pangsa pasar yang dikuasai Intel dan AMD di tahun 2022. Semoga saja isu kompatibilitas yang melanda Windows versi ARM bisa segera ditangani, dan jumlah laptop yang menggunakan prosesor terbaru Qualcomm ini bisa lebih banyak daripada di tahun-tahun sebelumnya.

Sumber: Windows Central dan Qualcomm.

Laptop Gaming dengan Prosesor Intel Core Seri H Generasi ke-11 Mulai Tersedia di Indonesia

Intel baru saja menggelar acara virtual yang memperkenalkan prosesor mobile Intel Core Seri H Generasi ke-11 (Tiger Lake H45) secara resmi di Indonesia. Pengumuman ini sekaligus menandai kedatangan deretan laptop gaming terbaru dari berbagai pabrikan yang mengusung prosesor mobile terkuat Intel tersebut.

Lineup lengkap prosesor mobile Intel Core Seri H Generasi ke-11 untuk laptop kelas consumer bisa dilihat di tabel berikut.

Semua prosesor di atas dibuat berdasarkan proses pabrikasi 10 nm SuperFin, dengan arsitektur Willow Cove yang mampu menghasilkan performa multithreaded hingga 19% jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Menariknya, cukup banyak hasil pengujian di lapangan yang menunjukkan peningkatan kinerja yang lebih tinggi daripada klaim Intel sendiri.

Seperti yang bisa kita lihat pada tabel di atas, beberapa model prosesor mendukung fitur overclocking. Juga menarik adalah peningkatan jumlah core dan thread di tiap seri. Untuk seri Core i7 misalnya, di generasi ke-11 ini semuanya dijamin memiliki 8-core dan 16-thread. Lalu untuk seri Core i5, bisa kita lihat bahwa semuanya kini mengemas 6-core dan 12-thread, bukan lagi 4-core dan 8-thread.

Fitur lain yang tak kalah penting adalah kemampuan CPU untuk mengakses memori GDDR6 milik kartu grafis secara langsung, yang pada akhirnya berujung pada framerate yang lebih tinggi sekaligus latensi yang lebih rendah. Intel mengklaim deretan prosesor Tiger Lake H45 ini menawarkan total bandwith PCIe ke CPU 2,5 kali lebih besar daripada generasi sebelumnya, dan 3 kali lebih besar dibandingkan dengan prosesor lain.

Secara teknis, prosesor mobile Intel Core Seri H Generasi ke-11 dibekali dengan 20 lajur PCIe Gen 4, lengkap dengan dukungan Intel Rapid Storage Technology yang bootable dalam konfigurasi RAID0. Tipe memori yang didukung maksimum bisa sampai DDR4-3200.

Tentu saja kita juga tidak boleh melupakan dukungan Thunderbolt 4 sebagai salah satu keunggulannya, yang memungkinkan kecepatan transfer data hingga 40 Gbps. Terakhir, ada Intel Killer Wi-Fi 6E (Gig+) yang menawarkan kecepatan maksimum hingga 3x lebih tinggi dengan latensi 75 persen lebih rendah.

Berikut adalah deretan laptop baru yang ditenagai prosesor mobile Intel Core Seri H Generasi ke-11 yang sudah tersedia di Indonesia. Harganya dimulai di angka 14 juta rupiah.

  • Acer Predator Triton 500 SE
  • Acer Predator Helios 500
  • Acer Predator Helios 300
  • Acer Nitro 5
  • Asus ROG Zephyrus M16
  • Asus ROG Zephyrus M17
  • Asus TUF Gaming F15
  • Asus TUF Dash F15
  • HP Omen Laptop 16
  • HP Victus 16
  • HP Pavilion Gaming 15
  • Lenovo Gaming 3i
  • Lenovo Legion 5i
  • Lenovo Legion 5i Pro
  • Lenovo Legion 7i
  • MSI Katana GF 76/66
  • MSI GP 66 Leopard
  • MSI Pulse GL 76/66
  • MSI GS 76/66 Stealth
  • MSI GE 76/66 Raider

Qualcomm Snapdragon 8cx Gen 2 5G Janjikan Performa yang Lebih Baik daripada Prosesor Sekelas Milik Intel

Hampir dua tahun sejak Snapdragon 8cx diperkenalkan, prosesor laptop tersebut akhirnya sudah punya penerus. Dalam acara IFA 2020 yang dihelat sepenuhnya secara online, Qualcomm resmi menyingkap Snapdragon 8cx Gen 2 5G yang membawa sejumlah pembaruan.

Pembaruannya boleh dibilang minor, tapi yang menarik adalah bagaimana Qualcomm tidak segan membandingkan 8cx Gen 2 dengan produk sekelas dari Intel ketimbang dengan pendahulunya sendiri. Jadi kalau dibandingkan dengan prosesor Intel Core i5 generasi ke-10 yang memiliki TDP 15 W, Qualcomm mengklaim 8cx Gen 2 mampu mencatatkan performa hingga 18% lebih kencang.

Lalu kalau dikomparasi dengan Core i5 yang menggunakan arsitektur Lakefield dengan TDP 7 W, performa 8cx Gen 2 malah bisa 50% lebih tinggi. Supaya performanya bisa konsisten, 8cx Gen 2 turut membawa dukungan terhadap storage UFS 3.0 maupun SSD tipe NVMe. Semua itu selagi menawarkan konsumsi daya yang lebih irit lagi dari sebelumnya, sampai 25 jam pemakaian secara terus-menerus kalau kata Qualcomm.

Acer Spin 7 jadi laptop pertama yang mengusung chipset Snapdragon 8cx Gen 2 / Acer
Acer Spin 7 jadi laptop pertama yang mengusung chipset Snapdragon 8cx Gen 2 / Acer

Dari segi fitur, 8cx Gen 2 datang membawa teknologi-teknologi seperti Qualcomm Aqstic maupun Qualcomm AI Engine. Aqstic pada dasarnya merupakan gabungan beberapa teknologi untuk mewujudkan kualitas audio yang lebih jernih pada saat video call, sedangkan AI Engine eksis untuk merealisasikan fitur-fitur berbasis AI macam fitur Eye Contact yang dimiliki Surface Pro X, lagi-lagi juga untuk kepentingan video call.

Terkait konektivitas, dari namanya saja sudah jelas bahwa chipset ini mendukung jaringan 5G, spesifiknya berkat modem X55 yang tersematkan. Wi-Fi 6 maupun Bluetooth 5.1 juga hadir sebagai standar, dan perangkat yang ditenagai chipset ini juga siap untuk disambungkan ke dua monitor 4K sekaligus.

Sekali lagi, peningkatan yang dihadirkan mungkin tidak sesignifikan seperti ketika 8cx generasi pertama menggantikan Snapdragon 850, namun siapa yang tidak suka dengan lonjakan performa sekaligus peningkatan daya tahan baterai? Sejauh ini, laptop yang dikonfirmasi bakal memakai 8cx Gen 2 baru Acer Spin 7, yang sendirinya juga merupakan laptop 5G pertama dari Acer.

Sumber: The Verge dan Qualcomm.

Prosesor Laptop Intel Generasi ke-11 Janjikan Peningkatan Performa Gaming yang Dramatis

Bagi Anda yang punya rencana untuk membeli laptop baru dalam waktu dekat, akan lebih bijak seandainya Anda bisa sedikit bersabar. Intel baru saja merilis prosesor laptop generasi ke-11, generasi terbaru yang selama ini dikenal dengan nama Tiger Lake, dan yang menjanjikan peningkatan performa yang cukup dramatis jika dibandingkan generasi sebelumnya.

Kalau menurut Intel sendiri, peningkatan performanya bisa mencapai 2,7x lipat jika dipakai untuk mengedit foto, atau sampai 2x lipat untuk mengedit video. Untuk tugas-tugas produktivitas secara umum, Intel percaya konsumen bakal melihat peningkatan kinerja hingga sebesar 20%.

Beragam teknologi baru, mulai dari dukungan Thunderbolt 4, PCIe Gen 4, sampai modem Wi-Fi 6 yang terintegrasi merupakan fitur standar yang diusung Tiger Lake. Namun yang jauh lebih menarik sebenarnya adalah eksistensi chip grafis baru bernama Intel Xe pada prosesor generasi ke-11 ini, terutama untuk urusan gaming.

Intel Tiger Lake with Intel Xe gaming performance

Kalau dibandingkan dengan GPU Intel Iris Plus yang terdapat pada prosesor generasi ke-10, Intel Xe dan Tiger Lake rupanya menang banyak. Di beberapa judul game seperti PUBG, Battlefield V, atau Gears Tactics, fps yang dihasilkan bisa 1,5x – 2x lebih banyak. Di Gears Tactics misalnya, yang tadinya cuma berjalan di bawah 30 fps, sekarang bisa nyaris menyentuh 60 fps pada laptop yang ditenagai Intel Xe.

Intel bahkan tidak segan membandingkan performanya dengan chip Radeon yang terpasang pada prosesor AMD Ryzen 7 4800U (model teratas dari keluarga Ryzen Mobile 4000 U Series), atau dengan dedicated GPU seperti Nvidia MX350 yang ditandemkan dengan prosesor Intel generasi ke-10. Pada game seperti Grid (2019) misalnya, di saat chip grafis milik Ryzen 7 4800U dan Nvidia MX350 hanya bisa menghasilkan 30-an fps, Intel Xe memimpin di hampir 60 fps.

Intel Tiger Lake with Intel Xe gaming performance

Singkat cerita, Intel percaya diri laptoplaptop yang mengusung prosesor Tiger Lake dan chip grafis Intel Xe mampu menjalankan sejumlah game AAA di resolusi 1080p dengan cukup lancar. Mungkin tidak 60 fps, melainkan 30-an fps untuk judul-judul gres seperti Borderlands 3 atau Doom Eternal, namun tetap saja mengesankan untuk ukuran chip grafis terintegrasi. Pada judul yang lebih uzur seperti GTA V, Intel Xe malah bisa mencatatkan lebih dari 60 fps.

Kalau game AAA saja sanggup, apalagi game yang populer di ekosistem esports macam Dota 2 atau CS:GO. Contoh lain adalah Valorant, di mana Intel Xe bisa menghasilkan lebih dari 144 fps. Memakai laptop kerja untuk bermain ranked match sesekali, well kenapa tidak? Risiko ditanggung sendiri tentu saja.

Satu catatan penting yang harus diingat adalah, Intel Xe cuma tersedia pada model Core i5 dan Core i7 saja. Model Core i3 di sisi lain masih mengandalkan Intel UHD Graphics. Semua pencapaian di atas juga tentu saja diwujudkan dengan model teratas Core i7-1185G7. Jadi ke depannya sebelum membeli laptop baru yang ditenagai prosesor Tiger Lake, pastikan dulu varian yang dipakai bukan Core i3 kalau memang ingin menggunakannya untuk bermain game sesekali.

Sumber: Intel.

AMD Ungkap Prosesor Ryzen 9 4900H dan 4900HS untuk Laptop

Mendesain prosesor laptop itu lebih sulit ketimbang prosesor desktop. Alasannya sederhana; ruang fisik yang tersedia di balik sasis laptop tidak banyak, dan produsen seperti AMD atau Intel juga harus menyeimbangkan aspek performa dan efisiensi daya, meski keduanya sebenarnya bertolak belakang.

Itulah mengapa prosesor laptop umumnya dibagi lagi menjadi dua kategori: low-power dan high-power. Di kategori high-power, AMD baru saja memperkenalkan dua prosesor anyar, yaitu Ryzen 9 4900H dan 4900HS, dua model paling top dari seri Ryzen generasi keempat yang didedikasikan untuk laptop gaming.

Secara teknis, Ryzen 9 4900H dan 4900HS sama-sama mengemas 8-core dan 16-thread yang memanfaatkan arsitektur Zen 2. Perbedaannya cuma terdapat di clock speed dan TDP (thermal design power) masing-masing: 4900H dengan clock speed 3,3 GHz (base) – 4,4 GHz (boost) dan TDP 45 W, sedangkan 4900HS dengan clock speed 3 GHz (base) – 4,3 GHz (boost) dan TDP 35 W.

AMD Ryzen 9 4900HS

“S” pada 4900HS sebenarnya mengacu pada kata “Slim”, dan ini mengindikasikan kecocokannya terhadap laptop gaming berbodi tipis macam Asus ROG Zephyrus G14. Diumumkan pada event CES lalu, Zephyrus G14 memiliki dimensi yang tergolong ringkas untuk ukuran laptop gaming, dengan tebal 17,9 mm dan bobot sekitar 1,6 kg.

Pada kenyataannya, tidak sembarang laptop bisa menggunakan prosesor HS ini, sebab AMD sudah menetapkan kriteria-kriteria khusus, seperti misalnya tebal bodi di bawah 20 mm dan daya tahan baterai hingga 10 jam pemutaran video. Sejauh ini yang sudah memenuhi syarat adalah Zephyrus G14 itu tadi, dan di situ prosesornya akan ditandemkan dengan GPU GeForce RTX 2060 Max-Q.

AMD Ryzen 4000 H-Series

Dibandingkan dengan Ryzen 7 4800H dan 4800HS, duo Ryzen 9 ini unggul dalam hal GPU terintegrasi. Selain lebih kencang – 1750 MHz dibandingkan 1600 MHz pada Ryzen 7 – jumlah compute unit-nya juga satu inti lebih banyak. GPU terintegrasi mungkin kurang begitu berarti dalam konteks laptop gaming (yang sebagian besar dibekali GPU terpisah), dan akan lebih signifikan perannya di segmen niche macam laptop untuk kreator konten.

Untuk kebutuhan komputasi secara umum, duo Ryzen 9 ini juga jagoan. Berdasarkan pengujian internal AMD, Ryzen 9 4900HS dengan TDP 35 W unggul banyak dibanding Intel Core i9-9880H yang memiliki TDP 45 W. Untuk rendering di Blender, AMD mencatatkan performa 56% lebih cepat, demikian pula transcoding video di Handbrake, yang tercatat 23% lebih kencang.

Buat saya pribadi, Ryzen 9 4900H dan 4900HS akan terdengar lebih menarik di segmen laptop non-gaming ketimbang di laptop gaming, sebab GPU terintegrasinya jauh lebih superior ketimbang yang terdapat pada prosesor Intel yang sekelas. Untuk laptop gaming, saya kira kehadiran GPU terpisah jauh lebih penting ketimbang memilih prosesor AMD atau Intel.

Sumber: 1, 2, 3.

Qualcomm Luncurkan Dua Prosesor Laptop Baru Beserta Chipset 5G untuk AR dan VR Headset

Setahun setelah Qualcomm merilis prosesor laptop-nya, Snapdragon 8cx, populasi laptop always-on bisa dibilang masih sangat kecil. Hal ini cukup wajar mengingat prosesor tersebut memang ditargetkan untuk kategori high-end, dan perangkat yang mengusungnya, macam Samsung Galaxy Book S, tidak bisa dikategorikan terjangkau.

Supaya laptop always-on bisa menjadi mainstream, penawarannya tidak bisa di kategori premium saja. Untuk itu, Qualcomm pun telah menyiapkan sepasang prosesor laptop baru, yakni Snapdragon 8c dan 7c. Keduanya bukanlah pengganti 8cx, melainkan ditujukan untuk perangkat di kelas yang lebih rendah.

Kendati demikian, Qualcomm mengklaim performanya masih cukup mumpuni. Snapdragon 8c misalnya, menjanjikan peningkatan kinerja hingga sebesar 30% jika dibandingkan dengan Snapdragon 850, yang tidak lain merupakan prosesor laptop pertama Qualcomm. Sebagai pembanding, Snapdragon 8cx menjanjikan performa dua kali lebih kencang ketimbang Snapdragon 850.

Kunci dari prinsip always-on adalah sambungan konstan ke jaringan LTE, dan ini diwujudkan lewat modem Snapdragon X24 yang terintegrasi pada Snapdragon 8c. Juga penting adalah AI Engine untuk mendongkrak kinerja fitur-fitur berbasis machine learning secara signifikan, hingga enam triliun pengoperasian per detik kata Qualcomm.

Di bawahnya lagi, ada Snapdragon 7c yang mengemas CPU octa-core Kryo 468 dan GPU Adreno 618. Qualcomm mengklaim prosesor ini dapat memberikan peningkatan performa sampai 25% kalau dibandingkan dengan chip yang sekelas. Di saat yang sama, daya tahan baterai perangkat bisa dinaikkan sampai dua kali lipat, dan tentu saja juga sudah ada modem LTE beserta AI Engine terintegrasi di sini.

Snapdragon 8cx sendiri tidak akan ke mana-mana. Qualcomm sekarang justru menawarkan varian 8cx yang dikhususkan untuk pasar enterprise, lengkap dengan optimasi dan integrasi yang dibutuhkan dari segi keamanan.

Snapdragon XR2

Konsep perangkat yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon XR2 / Qualcomm
Konsep perangkat yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon XR2 / Qualcomm

Akhir tahun 2019 juga menjadi saksi atas kelahiran Snapdragon XR2, yang diklaim sebagai chipset 5G pertama untuk platform extended reality (XR). Singkat cerita, selain menghadirkan konektivitas generasi terbaru, XR2 juga dirancang untuk menggenjot performa sekaligus fungsionalitas AR headset maupun VR headset secara dramatis.

Dibandingkan chipset generasi sebelumnya, XR2 disebut menawarkan kinerja CPU dan GPU dua kali lebih kencang. Dari segi visual, chip ini sanggup mengakomodasi display dengan resolusi 3K x 3K 90 fps per mata. Selain itu, video 360 derajat beresolusi 8K 60 fps pun juga siap ia putar dengan lancar.

Perihal fungsionalitas, XR2 mampu mengakomodasi sistem tracking pada perangkat hingga yang mengandalkan tujuh kamera sekaligus. Interaksi pengguna dengan dunia virtual juga dipastikan berlangsung mulus berkat prosesor khusus yang didedikasikan untuk teknologi computer vision, sehingga rekonstruksi 3D pun jadi lebih efisien.

AR dan VR memang sudah tidak terlalu meledak hype-nya belakangan ini. Kita lihat saja apakah XR2 dapat ‘menyelamatkannya’ dari keterpurukan.

Sumber: Qualcomm 1, 2.

Snapdragon 8cx Diklaim Dua Kali Lebih Kencang dari Prosesor Laptop Qualcomm Sebelumnya

Sejak Qualcomm mengumumkan chipset Snapdragon 850 pada bulan Juni lalu, laptop dengan prosesor ARM sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai ide yang tabu. Kendati demikian, secara mendasar Snapdragon 850 merupakan Snapdragon 845 yang telah dioptimalkan untuk ekosistem PC. Lalu mana chipset laptop yang benar-benar Qualcomm rancang dari nol?

Pertanyaan tersebut baru saja terjawab dengan kehadiran Snapdragon 8cx, diumumkan pada event yang sama seperti Snapdragon 855. Angka “8” pada namanya mengindikasikan bahwa masih ada banyak kemiripan di antara 8cx dan 855, akan tetapi 8cx sudah pasti jauh lebih unggul soal performa mengingat ia ditujukan buat laptop.

Sebagai perbandingan, Snapdragon 8cx mengemas prosesor octa-core Kryo 495 dan GPU Adreno 680, sedangkan Snapdragon 855 ‘cuma’ Kryo 485 dan Adreno 640. Qualcomm dengan bangga menyebut 8cx sebagai Snapdragon yang paling ekstrem (mungkin itulah mengapa ada huruf “X” pada namanya), dan performanya diklaim dua kali lebih cepat daripada Snapdragon 850 yang ada pada laptop macam Samsung Galaxy Book 2.

Di saat yang sama, konsumsi baterai 8cx 60 persen lebih irit daripada 850. Itu dikarenakan 8cx telah memanfaatkan proses fabrikasi 7 nanometer, menjadikannya sebagai prosesor PC pertama yang berhasil meraih titel tersebut, mendahului Intel maupun AMD.

Qualcomm Snapdragon 8cx

Sebagai keluarga Snapdragon, konektivitas turut menjadi nilai jual utama 8cx. Utamanya adalah dukungan jaringan 4G LTE dengan kecepatan hingga 2 Gbps, dan ini turut dibarengi prinsip always connected, yang berarti perangkat masih akan terhubung ke internet meski sedang dalam kondisi ‘tidur’ (ditutup layarnya tanpa dimatikan).

Bluetooth 5.0, NFC, dan sejumlah port USB 3.1 (Type-C) beserta PCI-E generasi ketiga juga didukung. Quick Charge 4+ pun turut tersedia. Yang absen hanyalah dukungan Thunderbolt 3, namun sepertinya ini hanyalah masalah waktu, mengingat Qualcomm harus lebih dulu mendapatkan lisensinya dari Intel.

Menurut Qualcomm, laptop dengan chipset Snapdragon 8cx diperkirakan baru akan meluncur pada kuartal ketiga 2019.

Sumber: Gizmodo dan Qualcomm.

Prosesor Intel Core i9 Kini Tersedia untuk Laptop

Belum setahun setelah memperkenalkan prosesor laptop generasi kedelapannya, Intel membuat kejutan dengan merilis versi yang lebih baru lagi. Meski masih disebut generasi kedelapan, perbedaan yang paling utama dari deretan prosesor baru ini adalah penggunaan platform Coffee Lake sebagai basisnya, sama seperti prosesor versi desktop-nya.

Tidak kalah mengejutkan adalah model teratas yang Intel ungkap, yakni Core i9-8950HK. Ya, seri Core i9 sekarang tidak cuma tersedia untuk desktop saja. Model ini adalah prosesor laptop Intel pertama yang mengemas 6-core dan 12-thread, dengan boost clock maksimum yang mencapai angka 4,8 GHz, dan dapat di-overclock sesuka hati.

Intel Core 8th Gen Mobile

Intel bilang bahwa prosesor barunya ini sanggup meningkatkan performa gaming hingga 41 persen, atau sampai 59 persen untuk mengedit video 4K. Di bawahnya, ada Core i7-8850H yang sama-sama mengemas 6-core/12-thread. Perbedaannya, base clock dan boost clock-nya lebih rendah, dan kapabilitas overclocking-nya dibatasi.

Satu hal yang perlu diperhatikan, dua prosesor di atas ini mengusung embel-embel “H”, yang berarti kemungkinan besar hanya laptoplaptop gaming yang bakal menggunakannya. Untuk laptop kelas mainstream, kansnya lebih besar yang menggunakan prosesor dengan embel-embel “U”, macam Core i7-8559U atau Core i5-8269U (sama-sama 4-core/8-thread) yang lebih memprioritaskan efisiensi daya ketimbang performa.

Intel Core Optane

Bersamaan dengan itu, Intel rupanya juga membawa teknologi memory Optane mereka ke lini prosesor laptop dan desktop-nya. Optane sederhananya berfungsi untuk meningkatkan performa HDD secara signifikan, yang paling utama untuk mempercepat proses loading, baik untuk game maupun konten multimedia.

Lalu bagaimana cara kita mengetahui mana prosesor yang mendukung Optane dan mana yang tidak? Perhatikan saja branding-nya, kalau ada simbol “+” – jadi Core i5+, i7+ dan i9+ – berarti Optane sudah tersedia pada prosesor tersebut. Ya, membeli laptop baru tampaknya bakal semakin ribet, sebab yang perlu diperhatikan bukan lagi sekadar seri dan jumlah core-nya saja.

Sumber: Intel.